[Ringkasan]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan fisika Semen Pozolan Kapur (SPK) yang diperkaya dengan silika dari Abu Sekam Padi (ASP) dengan variasi penambahan ASP sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ASP meningkatkan kandungan SiO2 dan menurunkan kandungan SO3 serta MgO pada SPK. Penambahan ASP sebesar 15% memberikan kuat tekan beton tert
Penelitian ini menguji penggunaan serbuk marmer sebagai pengganti sebagian semen dalam beton dengan variasi silika fume. Analisis kimia menunjukkan komposisi utama serbuk marmer adalah SiO2 dan CaCO3. Penelitian menunjukkan bahwa serbuk marmer lebih cocok digunakan sebagai bahan pengisi daripada pengganti semen. Kuat tekan terbaik 29,04 MPa dicapai pada campuran 5% serbuk marmer dan 6,22% silika f
PENGARUH BAHAN TAMBAH (POLYMER P102) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISI...Agil Handayani
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan bahan kimia polymer P102 terhadap karakteristik beton self-compacting baik segar maupun kuat tekan. Dilakukan variasi dosis polymer 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dari berat semen dengan jumlah benda uji 15 buah. Hasil pengujian slump flow menunjukkan campuran 1% polymer memenuhi syarat SCC dengan diameter aliran 661 mm. Pengujian kuat tekan menunjukkan maksimum 27
Teknologi beton membahas bahan-bahan utama pembuatan beton yaitu semen, air, dan agregat. Semen berfungsi sebagai perekat dan pengisi, air memicu proses kimia semen, sedangkan agregat hanya berfungsi sebagai pengisi namun mempengaruhi sifat mortar. Dokumen ini juga membahas syarat mutu dan penyimpanan bahan-bahan tersebut agar memenuhi standar pembuatan beton yang baik.
Tiga kalimat:
Penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi asam karbonat dan lama perendaman terhadap kekuatan tumbukan agregat batu kapur. Hasilnya menunjukkan bahwa variasi konsentrasi asam karbonat tidak berpengaruh nyata tetapi lama perendaman berpengaruh nyata terhadap kekuatan tumbukan agregat batu kapur. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi asam karbonat dengan lama perendaman.
Inovasi low cement concrete dapat diterapkan pada bidang konstruksi karena mampu menghasilkan kuat tekan beton 40-50 MPa dengan penggunaan semen yang lebih sedikit melalui penambahan fly ash sebesar 35%-40% dan penggunaan superplasticizer untuk mengurangi air.
Teks tersebut merangkum hasil pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu jerami terhadap kualitas semen dan mortar. Pengujian meliputi analisis komposisi kimia, kuat tekan mortar, kadar kapur bebas, dan kadar hilang pijar. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan abu jerami meningkatkan kandungan silika semen, kuat tekan mortar, dan kadar hilang pijar, serta menurunkan kad
Penelitian ini menguji penggunaan serbuk marmer sebagai pengganti sebagian semen dalam beton dengan variasi silika fume. Analisis kimia menunjukkan komposisi utama serbuk marmer adalah SiO2 dan CaCO3. Penelitian menunjukkan bahwa serbuk marmer lebih cocok digunakan sebagai bahan pengisi daripada pengganti semen. Kuat tekan terbaik 29,04 MPa dicapai pada campuran 5% serbuk marmer dan 6,22% silika f
PENGARUH BAHAN TAMBAH (POLYMER P102) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISI...Agil Handayani
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan bahan kimia polymer P102 terhadap karakteristik beton self-compacting baik segar maupun kuat tekan. Dilakukan variasi dosis polymer 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dari berat semen dengan jumlah benda uji 15 buah. Hasil pengujian slump flow menunjukkan campuran 1% polymer memenuhi syarat SCC dengan diameter aliran 661 mm. Pengujian kuat tekan menunjukkan maksimum 27
Teknologi beton membahas bahan-bahan utama pembuatan beton yaitu semen, air, dan agregat. Semen berfungsi sebagai perekat dan pengisi, air memicu proses kimia semen, sedangkan agregat hanya berfungsi sebagai pengisi namun mempengaruhi sifat mortar. Dokumen ini juga membahas syarat mutu dan penyimpanan bahan-bahan tersebut agar memenuhi standar pembuatan beton yang baik.
Tiga kalimat:
Penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi asam karbonat dan lama perendaman terhadap kekuatan tumbukan agregat batu kapur. Hasilnya menunjukkan bahwa variasi konsentrasi asam karbonat tidak berpengaruh nyata tetapi lama perendaman berpengaruh nyata terhadap kekuatan tumbukan agregat batu kapur. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi asam karbonat dengan lama perendaman.
Inovasi low cement concrete dapat diterapkan pada bidang konstruksi karena mampu menghasilkan kuat tekan beton 40-50 MPa dengan penggunaan semen yang lebih sedikit melalui penambahan fly ash sebesar 35%-40% dan penggunaan superplasticizer untuk mengurangi air.
Teks tersebut merangkum hasil pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu jerami terhadap kualitas semen dan mortar. Pengujian meliputi analisis komposisi kimia, kuat tekan mortar, kadar kapur bebas, dan kadar hilang pijar. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan abu jerami meningkatkan kandungan silika semen, kuat tekan mortar, dan kadar hilang pijar, serta menurunkan kad
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal skripsi mengenai pengaruh pengganti sebagian pasir dengan bubuk lava rock terhadap kuat tekan paving block.
2. Penelitian akan menguji kuat tekan dan penyerapan air paving block dengan variasi penambahan bubuk lava rock sebesar 0%, 5%, 15%, 30% terhadap berat pasir.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengganti sebag
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
Tugas ini membahas kimia kapur dan semen, termasuk proses pembentukan dan jenis-jenisnya. Kapur terbentuk dari proses pembakaran batu kapur menjadi kalsium oksida kemudian bereaksi dengan air menjadi kalsium hidroksida. Semen dibuat dari campuran batu kapur dan tanah liat yang dipanaskan hingga meleleh dan dihancurkan menjadi bubuk. Ada beberapa jenis semen seperti Portland dan putih yang digun
Dokumen tersebut membahas tentang industri semen, termasuk definisi semen, jenis-jenisnya, bahan baku dan proses pembuatannya. Semen adalah campuran kimia yang dapat mengikat bahan lain menjadi massa padat dan keras setelah dicampur air. Jenis semen antara lain Portland, Super Masonry, dan Oil Well Cement, sementara bahan bakunya meliputi batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan gypsum. Proses pembuatannya meliputi
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan bahan bangunan lainnya seperti batu bata dan batako. Semen berasal dari kata caementum dalam bahasa Latin yang berarti memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Semen pertama kali ditemukan di zaman Romawi di Puzzuoli, Italia. Sejak itu, proses pembuatan semen terus berkembang hingga ditemukannya semen Portland oleh Joseph Aspdin pada tahun 1824
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pencucian tandan kosong kelapa sawit dengan metode aliran air dapat mengurangi kadar abu dan kalium hingga 50% berat. Metode ini dilakukan dengan mengalirkan air melalui sampel TKKS dengan laju alir dan waktu kontak tertentu. Hasil uji menunjukkan pengurangan kadar abu rata-rata 30-55% berat tergantung variasi laju alir dan waktu kontaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh penambahan bubuk lumpur lapindo sebagai pengganti semen dalam pembuatan paving block. Paving block dibuat dengan variasi penambahan bubuk lumpur lapindo sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tersebut terhadap kuat tekan dan daya serap air paving block. Bubuk lumpur lapindo diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Teks tersebut membahas tentang pengaruh kandungan fly ash dalam semen. Secara singkat, fly ash dapat mempengaruhi kualitas klinker yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen. Dengan mengatur komposisi antara batubara dan bahan lainnya dalam kiln, fly ash dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan klinker berkualitas.
Buku panduan ini menjelaskan metode Jarimatika untuk mengajarkan ketrampilan berhitung kepada anak-anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari tangan sebagai alat bantu visual. Metode ini memperkenalkan lambang-lambang bilangan dan operasi hitung dasar seperti penjumlahan dan pengurangan melalui gerakan jari. Contoh soal sederhana juga diberikan untuk latihan.
The document provides operational instructions for the THERMO SPECTRONIC Genesys 20 instrument. It lists steps for warming up the instrument, selecting the concentration mode and wavelength, zeroing the blank, entering the standard concentration to calculate a factor, and displaying the calculated sample concentration. It also provides contact information for a service center for laboratory equipment in Makassar, Indonesia.
The document provides instructions for using a Polax 2L polarimeter to measure specific rotation of samples. Key steps include: setting the front panel display to 0.00, rinsing and filling the observation tube with sample solution, checking for bubbles, placing the tube in the polarimeter and adjusting brightness of fields, recording the angle of rotation and calculating specific rotation using a provided formula.
Teks ini menceritakan kisah seorang mantan petugas bea cukai yang meninggalkan pekerjaannya karena menyadari perbuatannya yang haram. Ia kemudian mengalami berbagai cobaan seperti kemiskinan dan kehilangan anaknya. Suatu malam ia mengutarakan kekesalannya karena doanya selama ini tidak dikabulkan Allah dan berniat berhenti beribadah. Ia kemudian bermimpi bertemu dengan Allah yang mengungkap
More Related Content
Similar to KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIKA SEMEN POZOLAN KAPUR YANG DIPERKAYA SILIKA ABU SEKAM PADI
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal skripsi mengenai pengaruh pengganti sebagian pasir dengan bubuk lava rock terhadap kuat tekan paving block.
2. Penelitian akan menguji kuat tekan dan penyerapan air paving block dengan variasi penambahan bubuk lava rock sebesar 0%, 5%, 15%, 30% terhadap berat pasir.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengganti sebag
makalah ini berisi tentang aplikasi dari semen yang sering digunakan dala kehidup sehari-hari bak skala kecil maupun sekala besar seperti pabrik (iindustri)
Tugas ini membahas kimia kapur dan semen, termasuk proses pembentukan dan jenis-jenisnya. Kapur terbentuk dari proses pembakaran batu kapur menjadi kalsium oksida kemudian bereaksi dengan air menjadi kalsium hidroksida. Semen dibuat dari campuran batu kapur dan tanah liat yang dipanaskan hingga meleleh dan dihancurkan menjadi bubuk. Ada beberapa jenis semen seperti Portland dan putih yang digun
Dokumen tersebut membahas tentang industri semen, termasuk definisi semen, jenis-jenisnya, bahan baku dan proses pembuatannya. Semen adalah campuran kimia yang dapat mengikat bahan lain menjadi massa padat dan keras setelah dicampur air. Jenis semen antara lain Portland, Super Masonry, dan Oil Well Cement, sementara bahan bakunya meliputi batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan gypsum. Proses pembuatannya meliputi
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan bahan bangunan lainnya seperti batu bata dan batako. Semen berasal dari kata caementum dalam bahasa Latin yang berarti memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Semen pertama kali ditemukan di zaman Romawi di Puzzuoli, Italia. Sejak itu, proses pembuatan semen terus berkembang hingga ditemukannya semen Portland oleh Joseph Aspdin pada tahun 1824
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pencucian tandan kosong kelapa sawit dengan metode aliran air dapat mengurangi kadar abu dan kalium hingga 50% berat. Metode ini dilakukan dengan mengalirkan air melalui sampel TKKS dengan laju alir dan waktu kontak tertentu. Hasil uji menunjukkan pengurangan kadar abu rata-rata 30-55% berat tergantung variasi laju alir dan waktu kontaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh penambahan bubuk lumpur lapindo sebagai pengganti semen dalam pembuatan paving block. Paving block dibuat dengan variasi penambahan bubuk lumpur lapindo sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tersebut terhadap kuat tekan dan daya serap air paving block. Bubuk lumpur lapindo diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Teks tersebut membahas tentang pengaruh kandungan fly ash dalam semen. Secara singkat, fly ash dapat mempengaruhi kualitas klinker yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen. Dengan mengatur komposisi antara batubara dan bahan lainnya dalam kiln, fly ash dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan klinker berkualitas.
Similar to KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIKA SEMEN POZOLAN KAPUR YANG DIPERKAYA SILIKA ABU SEKAM PADI (13)
Buku panduan ini menjelaskan metode Jarimatika untuk mengajarkan ketrampilan berhitung kepada anak-anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan menggunakan jari-jari tangan sebagai alat bantu visual. Metode ini memperkenalkan lambang-lambang bilangan dan operasi hitung dasar seperti penjumlahan dan pengurangan melalui gerakan jari. Contoh soal sederhana juga diberikan untuk latihan.
The document provides operational instructions for the THERMO SPECTRONIC Genesys 20 instrument. It lists steps for warming up the instrument, selecting the concentration mode and wavelength, zeroing the blank, entering the standard concentration to calculate a factor, and displaying the calculated sample concentration. It also provides contact information for a service center for laboratory equipment in Makassar, Indonesia.
The document provides instructions for using a Polax 2L polarimeter to measure specific rotation of samples. Key steps include: setting the front panel display to 0.00, rinsing and filling the observation tube with sample solution, checking for bubbles, placing the tube in the polarimeter and adjusting brightness of fields, recording the angle of rotation and calculating specific rotation using a provided formula.
Teks ini menceritakan kisah seorang mantan petugas bea cukai yang meninggalkan pekerjaannya karena menyadari perbuatannya yang haram. Ia kemudian mengalami berbagai cobaan seperti kemiskinan dan kehilangan anaknya. Suatu malam ia mengutarakan kekesalannya karena doanya selama ini tidak dikabulkan Allah dan berniat berhenti beribadah. Ia kemudian bermimpi bertemu dengan Allah yang mengungkap
KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIKA SEMEN POZOLAN KAPUR YANG DIPERKAYA SILIKA ABU SEKAM PADI
1. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 8 - 15
8
KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIKA SEMEN POZOLAN KAPUR
YANG DIPERKAYA SILIKA ABU SEKAM PADI
CHEMICAL AND PHYSICAL CHARACTERISTICS OF LIME POZOLAN CEMENT
ENRICHED WITH SILICA OF RICE HUSK ASH
Asma Assa dan Erwin Adinata
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
e-mail: emma_bbihp@yahoo.com
Diajukan: 07 Desember 2012; Dinilai: 14 Desember – 08 Februari 2013; Disetujui: 05 Juni 2013
Abstrak
Kemajuan pembangunan sarana dan prasarana konstruksi yang sangat pesat pada
beberapa dekade terakhir ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan termasuk
semen juga meningkat bahkan kadang-kadang sulit ditemukan di pasaran. Salah satu jenis
semen yaitu Semen Pozolan Kapur (SPK) dapat digunakan untuk mensubsitusi semen
portland untuk konstruksi bangunan yang menerima beban relatif lebih kecil. SPK diproduksi
dari bahan pozolan dan kapur padam tanpa proses pemanasan. Bahan pozolan yang sering
digunakan adalah tras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan
fisika SPK yang diperkaya silika dari Abu Sekam Padi (ASP). ASP ini dimaksudkan untuk
mengurangi pemakaian tras sebagai sumber silika. Metode penelitian meliputi eksperimen
dan pengujian. Penambahan ASP didalam SPK divariasikan pada level 0, 0,5, 10, 15 dan
20% (w/w). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa penambahan ASP (kontrol),
kandungan SiO2 SPK sebesar 53,94%. Dengan penambahan 5 sampai 20% ASP
kandungan SiO2 meningkat menjadi 59,54 - 65,87%. Sebaliknya kandungan SO3 yang
semula 3,43% turun menjadi 2,04 - 1,11% dan kandungan MgO turun dari 2,36% menjadi
2,29 - 1,64%. Selanjutnya penambahan ASP didalam SPK meningkatkan kuat tekan beton,
kecuali pada penambahan 15% dan 20% setelah umur beton 21 dan 28 hari. Karena itu
penambahan optimum ASP untuk sifat fisika SPK adalah 15% dengan kuat tekan 103 x 105
kg/m2
sesudah 21 hari dan 128 x 105
kg/m2
sesudah 28 hari.
Kata kunci : abu sekam padi, karakteristik kimia dan fisika, semen pozolan kapur
Abstract
Development of infrastructures intensively in the last decades has increased the demand for
building materials, such as cement. This also causes the prices of Portland Cement, the
most common type of cements has also increased and sometimes it is difficult to find it in the
markets. Another type of cement namely Lime Pozolan Cement (SPK) may be used to
substitute for Portland Cement for building construction which receives relatively low loads.
The SPK is produced from pozolan materials and lime without heating process. The common
pozolan materials used is tras. This research is aimed to investigate chemical and physical
characteristics of the SPK enriched with silica of rice hull ash (ASP). The ASP is intended to
reduce the use of trace as the source of silica. Methods used included experiments and
testing. Supplements of the ASP in the SPK were varied at the levels of 0, 5, 10, 15, and
20% (w/w). The results of the research indicated that without ASP supplement (control
treatment), SiO2 contents was 53.94%. By 5 to 20% ASP supplement increased SiO2 content
to 59.54 - 65.87%. However SO3 content was reduced from 3.43% to 2.04 - 1.11% and MgO
content from 2.36% to 2.29 - 1.64%. Furthermore, as the ASP supplement in SPK increased
the compresive strength of concrete samples also increased, except at 15% and 20% ASP
supplement after 21 and 28 days storage of the samples. Therefore, the optimum ASP
supplement in SPK in this study was 15% with compressive strength of 103 x105
kg/m2
after
21 days storage and 128 x105
kg/m2
after 28 days storage.
Keywords : chemical and physical characteristics, lime pozolan cement, rice husk ash silika
2. Asma Assa
Erwin Ardinata
Karakteristik Kimia dan Fisika Semen …
9
PENDAHULUAN
Kemajuan pembangunan sarana
dan prasarana konstruksi yang sangat
pesat dari tahun ke tahun pada beberapa
dekade terakhir ini mengakibatkan
kebutuhan akan semen semakin
meningkat sebagai komponen penting
dari material bangunan. Jenis semen
Portland yang selama ini banyak
digunakan, harganya semakin mahal dan
bahkan kadang-kadang mengalami
kelangkaan di pasaran. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menanggulangi
masalah tersebut misalnya mencari
alternatif pengganti atau penyubstitusi
semen Portland. Salah satu jenis semen
alternatif yang harganya relatif lebih
murah dan teknologi proses
pembuatannya yang lebih sederhana
adalah Semen Pozolan Kapur (SPK).
Menurut SNI 15-0301-1989, Semen
Pozolan Kapur didefinisikan sebagai
bahan perekat hidrolisis yang dibuat
dengan menggiling bersama suatu
bahan pozolan dengan kapur padam
sehingga menjadi satu kesatuan yang
kompak (Pustan, 1989). Disebut sebagai
bahan perekat hidrolisis mengingat
adanya daya rekat semen yang timbul
setelah dicampur dengan air.
Semen Pozolan Kapur dibuat dari
campuran bahan pozolan dan kapur
padam dengan tidak melalui proses
pemanasan. Bahan pozolan yang sering
digunakan adalah tras. Pada pembuatan
Semen Pozolan Kapur dengan skala
produksi di daerah Lampung Selatan
digunakan perbandingan campuran
antara tras, kapur padam dan semen
portland sebesar 3 : 1 : 0,6 (Meinarni,
2003).
Abu sekam padi (ASP) merupakan
hasil pembakaran sekam padi yang
memiliki kandungan silika yang tinggi.
Pembakaran sekam pada suhu 500 –
600 ºC dalam waktu sekitar 1 - 2 jam
akan menghasilkan abu dengan silika
berbentuk amorf. ASP ini biasanya
mengandung 85 - 90% silika sehingga
dapat digunakan sebagai bahan baku
industri pembuatan semen Pozolan,
bahan isolasi, husk board dan campuran
bata merah (Fitriadi et al., 2009).
Penambahan ASP dalam beberapa
penelitian diketahui dapat mengurangi
kebutuhan tras pada pembuatan Semen
Pozolan Kapur (SPK).
Penelitian penambahan ASP pada
beton sebagai bahan pozolan dalam
mengantisipasi kerusakan akibat agressi
magnesium sulfat air laut telah diteliti
oleh Putra (2006). Penambahan optimum
ASP adalah 16,8% dari berat semen
portland pozolan.
Sedangkan Purwandari et al.,
(2006) memperoleh perbandingan
optimum ASP dari berat semen portland
pozolan pada pembuatan beton sebesar
15 : 85. Dalam hal ini ASP diperlakukan
dengan asam klorida 0,01 M.
Ukuran butiran tras untuk
pembuatan SPK yaitu seluruhnya harus
lolos ayakan 2,5 mm, sedangkan sisa
diatas ayakan 0,25 mm masing-masing
untuk Tingkat I = 10%, Tingkat II = 10-
30%, dan Tingkat III = 30-50% (Anonim,
2009).
Sedangkan persyaratan ukuran
butiran kapur padam untuk pembuatan
SPK yaitu sisa maksimum diatas ayakan
6,7 mm; 4,75 mm; dan 0,85 mm; dan
0,106 mm masing-masing 0%, dan
diatas ayakan 0,106 mm sebanyak 15%
untuk kelas I. Sedangkan untuk kelas II,
sisa maksimum diatas ayakan 6,7 mm
dan 4,75 mm masing-masing 0,0%, dan
diatas ayakan 0,85 mm dan 0,106 mm
masing-masing tidak dipersyaratkan
(BSN, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari karakteristik kimia dan fisika
semen pozolan kapur (SPK) yang
diperkaya dengan silika abu sekam padi
(ASP).
BAHAN DAN METODE
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tras, abu sekam
padi, semen Portland, kapur padam, dan
air. Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah Alat gilingan
(grinding machine), Alat pengayak
(siever), oven, neraca, mixer, wadah
plastik, gelas ukur 250 ml; 100 ml; dan
10 ml, stopwatch. Sedangkan alat-alat
3. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 8 - 15
10
untuk analisis meliputi Atomic Absorption
Spectrophotometre (AAS), Alat Uji Kuat
Tekan dan Alat Vicat.
B. Metode Penelitian
Penelitian karakteristik fisika-kimia
semen pozolan kapur dengan
penambahan abu sekam padi ini
dilakukan pada Laboratorium Fisika-
Mekanika dan Laboratorium Kimia Balai
Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)
pada bulan Desember 2009 sampai
Maret 2010. Metode yang digunakan
pada penelitian ini terdiri dari eksperimen
dan uji kimia dan fisika (meliputi waktu
vicat, kekekalan bentuk dan kuat tekan).
Tahapan yang dilakukan terdiri dari:
1) Penentuan persentase penambahan
Abu Sekam Padi (ASP) pada semen
pozolan kapur (SPK) masing-masing:
0, 5, 10, 15, dan 20% (w/w).
2) Pembuatan Semen Pozolan Kapur
(SPK) yang diperkaya dengan ASP.
3) Karakterisasi sifat kimia dan fisika
SPK yang diperkaya ASP.
Komposisi SPK mengacu pada
SPK produksi Lampung Selatan yaitu
tras : kapur padam : semen portland = 3 :
1 : 0,6 (w/w) (Meinarni, 2003).
Ukuran butiran bahan pembuatan
SPK yang diperkaya dengan ASP
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Butiran Tras, Kapur Padam
dan ASP.
No Bahan
Ukuran
butiran
Keterangan
1
2
3
Tras
Kapur
Padam
ASP
Lolos ayakan 0,09
mm (mesh 190)
Lolos ayakan 4,75
mm (mesh 4)
Lolos ayakan 0,15
mm (mesh 100)
Memenuhi standar
Tingkat I (Anonim,
2009).
Memenuhi standar
Kelas II (BSN,
2004)
-
Prosedur pembuatan SPK yang
diperkaya ASP adalah sebagai berikut:
1. Menghaluskan tras dengan
menggunakan alat giling (grinding
machine).
2. Mengayak masing-masing butiran tras
hasil penggilingan, kapur padam, dan
ASP untuk memperoleh kehalusan
butiran yang diinginkan.
3. Mencampur butiran tras, kapur
padam, semen Portland untuk
menghasilkan SPK dengan
perbandingan tras : kapur padam :
semen Portland (3 : 1 : 0,6) (w/w).
4. Mencampur semen pozolan kapur
(SPK) dan abu sekam padi (ASP)
yang diperkaya dengan ASP masing-
masing dengan presentase
penambahan ASP yang ingin dicapai
yaitu 0, 5, 10, 15 dan 20% dari total
berat SPK secara terpisah (w/w).
5. Mengukur kehalusan butiran SPK
yang diperkaya dengan ASP.
Pembuatan SPK yang diperkaya
dengan ASP tersaji pada Gambar 1.
PENYIAPAN BAHAN
ASP Tras Kapur
Semen Pozolan Potland
Penga- Penggi- Penga-
yakan lingan yakan
Penga-
yakan
Pencampuran (Tras : Kapur
Pozolan : Semen Portland)
(3 : 1 : 0,6) (w/w)
PENCAMPURAN
SPK yang diperkaya ASP
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan SPK
yang diperkaya ASP
Prosedur dan standar pengujian
fisika SPK yang diperkaya ASP mengacu
pada SNI-15-0301-1989 (Pustan, 1989),
sedangkan pengujian kimia SPK yang
4. Asma Assa
Erwin Ardinata
Karakteristik Kimia dan Fisika Semen …
11
diperkaya ASP menggunakan metode
AAS.
Pengujian kimia mencakup
komposisi kimia hasil SPK yang
diperkaya dengan ASP. Sedangkan
pengujian fisika meliputi :
- Waktu pengikatan awal
- Kekekalan bentuk, dan
- Kuat tekan
Benda uji produk berupa adonan
mortar dan kue-kue untuk uji pengikatan
awal dan kekekalan bentuk. Sedangkan
benda uji kuat tekan berupa kubus beton
dari adonan mortar ukuran 5 x 5 x 5 cm3
(BSN, 2004).
Alur pengujian benda uji disajikan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Alir Pengujian
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Sifat Kimia
Hasil uji komposisi kimia SPK yang
diperkaya ASP disajikan pada Tabel 2.
Silika merupakan unsur kimia yang
utama pada ASP dan berpengaruh pada
abu sekam itu sendiri. Matriks semen
hidrolik (kalsium dan silika) jika bereaksi
dengan air akan menghasilkan kalsium
silikat hidrat (CSH) primer yang memiliki
sifat semen (perekat) dan membebaskan
sebagian kapur atau kalsium hidroksida
(CH) (Loly, 2004). Sedangkan CSH
merupakan gel kaku yang tersusun oleh
partikel-partikel sangat kecil dengan
susunan lapisan yang cenderung
membentuk formasi agregat yang akan
memberikan kekuatan pada semen
(Bakri et al., 2009).
Tabel 2. Karakteristik Kimia Semen Pozolan
Kapur
No Parameter
Penambahan ASP
0% 5% 10% 15% 20%
1 SiO2 53,94 59,54 63,00 63,38 65,87
2 Al2O3 02,24 02,03 01,88 01,43 01,02
3 Fe2O3 01,40 01,21 01,27 01,65 01,89
4 CaO 25,53 22,17 20,84 19,74 17,58
5 MgO 02,36 02,29 02,12 01,97 01,64
6 SO3 03,43 2,04 01,76 01,18 01,11
7 Hilang Pijar 12,94 12,83 12,36 11,88 11,49
Senyawa utama yang dapat
mempengaruhi mutu SPK diantaranya
adalah silika, SO3, dan MgO. Tabel 2
menunjukkan terdapat kenaikan oksida
silika (SiO2) pada pembuatan Semen
Pozolan Kapur dengan penambahan
ASP. Kenaikan itu dari 53,94% SiO2
tanpa penambahan ASP menjadi 59,54
sampai 65,87% dengan penambahan 5
sampai 20% ASP. Kenaikan oksida silika
ini disebabkan karena ASP kaya akan
silika bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan oksida-oksida lainnya. Menurut
Nuraidah (2009) kandungan silika ASP
sekitar 99,99%.
Penggunaan silika secara
berlebihan akan menyebabkan resiko
timbulnya reaksi alkali silika. Reaksi ini
merupakan reaksi antara silika dengan
alkali pada semen. Reaksi ini
membentuk suatu gel alkali yang
menyelimuti butiran-butiran agregat. Gel
tersebut dikelilingi oleh pasta semen dan
akibat pemuaian terjadilah tegangan
internal yang dapat menyebabkan retak
atau pecahnya pasta semen (Sitorus et
al., 2008).
Sedangkan kandungan SO3 dalam
semen berguna untuk mengatur atau
memperbaiki sifat pengikatan dari mortar
dan juga kuat tekan. Kandungan SO3
ANALISIS HASIL
SPK yang
diperkaya ASP
Uji fisika :
- Kehalusan butiran
- Waktu pengikatan
awal
- Kekekalan bentuk.
- Kuat tekan.
Uji komposisi
kimia
Penyiapan bahan
uji fisika (kue dan
kubus mortar)
5. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 8 - 15
12
yang berlebih juga akan menimbulkan
kerugian pada sifat ekspansif semen dan
dapat menurunkan kekuatan tekan.
Karena itu syarat kimia kandungan SO3
pada semen portland pozolan menurut
SNI 15-0302-2004 dipersyaratkan
maksimum 4,00% (BSN, 2004). Pada
penelitian ini penambahan ASP 5 sampai
20% pada SPK menghasilkan
kandungan SO3 antara 2,04 sampai
1,11% dibawah nilai maksimum standar
SNI tersebut (Tabel 2).
Pada umumnya senyawa MgO
didalam semen tidak diinginkan atau
setidaknya dibatasi sampai 1-2%
(Nofrita, 2011). Pada SNI 15-0302-2004
syarat kimia kandungan MgO pada
semen portland pozolan maksimum 6%
(BSN, 2004). Bila kandungan MgO
didalam semen kurang dari 2% akan
berikatan dengan klinker, tetapi apabila
lebih dari 2% maka akan terbentuk MgO
bebas (periclase) yang akan berikatan
dengan air membentuk Mg(OH)2 dalam
pembuatan beton. Karena reaksi MgO
dengan air ini relatif lebih lambat
dibandingkan dengan pengerasan massa
semen, dimana volume Mg(OH)2 lebih
besar dari volume MgO sehingga terjadi
ekspansi volume yang dikenal sebagai
“Magnesium Expansion” yang dapat
mengakibatkan keretakan pada beton
(Nofrita, 2011).
Pada penelitian ini penambahan
ASP sebesar 5 sampai 20% didalam
SPK menyebabkan kandungan MgO
menurun dari 2,36% menjadi 2,29
sampai 1,65%.
B. Hasil Uji Sifat Fisik
Tabel 3. Ukuran butiran SPK yang diperkaya
ASP
No
Sisa
diatas
Ayakan
Persentase ASP di dalam SPK,
% (w/w)
0 5 10 15 20
1 1,18 mm 0 0 0 0 0
2 0,85 mm 0 0 0 0 0
3 0,25 mm 0 0 0 0 0
4 0,15 mm 1,3 1,1 0,6 0,9 0,7
5 0,09 mm 2,4 2,7 4,3 7,0 7,2
6 PAN 96,3 96,2 95,1 92,3 92,1
Persyaratan SNI 15-0301-1998
• Sisa di atas ayakan 1,2 mm = 0%
• Sisa maksimum di atas ayakan 0,09 mm = 10%
Dari Tabel 3 terlihat bahan SPK
yang diperkaya dengan persentase
penambahan ASP 0 sampai 20%
semuanya memenuhi syarat untuk
ukuran butiran. Sisa diatas ayakan 0,25
mm semuanya lolos, apalagi diatas
ayakan 1,2 mm, sedangkan sisa diatas
ayakan 0,09 mm semuanya < 10%.
Namun semakin besar persentase ASP
relatif semakin kasar ukuran butiran hasil
produk semen.
Uji Waktu Pengikatan (Vicat)
Hasil uji untuk waktu pengikatan
awal disajikan dalam bentuk histogram
pada Gambar 3.
Waktu pengikatan adalah waktu
yang diperlukan semen untuk mengeras,
terhitung mulai bereaksi dengan air dan
menjadi pasta semen hingga pasta
semen cukup kaku untuk menahan
tekanan. Pengujian waktu ikat bertujuan
menentukan jumlah air yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pasta dengan
konsistensi normal. Waktu pengikatan
awal ini berada pada kisaran 193 sampai
406 menit.
Gambar 3. Waktu Pengikatan Awal
Terhadap Penambahan ASP
Gambar 3 menunjukkan bahwa
semakin besar persentase ASP di dalam
SPK mengganti berat SPK yang telah
diperkaya ASP maka waktu pengikatan
semen semakin lama. Hal ini sesuai
dengan Murdock et al., (1999), bahwa
kandungan silika yang menonjol pada
semen cenderung akan memperlambat
6. Asma Assa
Erwin Ardinata
Karakteristik Kimia dan Fisika Semen …
13
pengikatan semen, tetapi meningkatkan
kuat tekan pada umur yang relatif lama
dan menyebabkan SPK dengan
penambahan ASP lebih tahan terhadap
zat asam.
Uji Kekekalan Bentuk
Uji kekekalan bentuk dilakukan
secara visual dengan menggunakan dua
cara yaitu:
a. Percobaan Cepat
Hasil uji kekekalan bentuk dengan
percobaan cepat disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Kekekalan Bentuk dengan
Percobaan Cepat
Tabel 4 menunjukkan bahwa
dengan penambahan ASP terhadap
berat SPK yang telah diperkaya ASP
akan memperbaiki kekekalan bentuk
adonan mortar SPK. Penambahan 5, 10
dan 20% telah memenuhi syarat mutu
semen pozolan kapur SNI 15-0301-1989
yaitu tidak mengalami perubahan bentuk
(retak, pecah atau perubahan bentuk
lainnya) (BSN, 2004).
Pada persentase 0% (tanpa
penambahan ASP) yang semula kurang
baik dan retak, dengan penambahan
15% menjadi sangat baik dan tidak retak.
Namun pada penambahan berikutnya
menjadi 20% kekekalan bentuknya
menurun menjadi baik saja.
b. Percobaan Lambat
Hasil uji kekekalan bentuk dengan
percobaan lambat disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5 menunjukkan bahwa
kekekalan bentuk SPK yang diperkaya
ASP dengan percobaan lambat
menunjukkan hasil yang hampir sama
dengan percobaan cepat (Tabel 4).
Perbedaannya hanya pada persentase
0% (tanpa penambahan ASP) hasil uji
visualnya tidak retak.
Tabel 5. Hasil Uji Kekekalan Bentuk dengan
Percobaan Lambat.
Secara keseluruhan SPK yang
diperkaya ASP ini telah memenuhi syarat
mutu semen pozolan kapur yaitu tidak
mengalami perubahan bentuk (retak,
pecah atau perubahan bentuk lainnya).
Uji Kuat Tekan Mortar
Uji kuat tekan beton dari adonan
mortar dilakukan setelah benda uji
berumur 7, 14, 21, dan 28 hari dengan
alat tekan mekanis. Hasil uji kuat tekan
ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Hasil Uji Kuat Tekan Terhadap
Penambahan ASP
Gambar 4 menunjukkan bahwa
dengan penambahan ASP dapat
menaikkan kuat tekan semen pozolan
kapur yang dihasilkan dibandingkan
dengan tanpa penambahan ASP. Hal ini
dapat terlihat pada setiap penambahan
Penambahan
ASP
Hasil Uji Visual Analisa
0% Retak Kurang Baik
5% Tidak Retak Cukup Baik
10% Tidak Retak Baik
15% Tidak Retak Sangat Baik
20% Tidak Retak Baik
Penambahan
ASP
Hasil Uji
Visual
Analisa
0% Tidak Retak Cukup Baik
5% Tidak Retak Cukup Baik
10% Tidak Retak Baik
15% Tidak Retak Sangat Baik
20% Tidak Retak Baik
7. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 8 - 15
14
ASP terhadap berat SPK, kekuatan SPK
semakin bertambah pula. Dengan
persentase ASP sebanyak 10%, 15%,
dan 20% sudah memenuhi syarat mutu
menurut SNI 15-0301-1989, yaitu kuat
tekan setelah 7 hari minimum rata-rata
5 x 105
kg/m2
dan setelah 28 hari rata-
rata 106
kg/m2
.
Khusus untuk umur beton 28 hari,
kekuatan beton mencapai puncaknya
yaitu masing-masing 103 x 105
kg/m2
dan 128 x 105
kg/m2
pada persentase
ASP 15%.
Pada persentase ASP 20%
kekuatan beton masing-masing menurun
menjadi 101 x 105
kg/m2
pada umur
beton 21 hari dan 105 x 105
kg/m2
pada
umur 28 hari. Reaksi ASP dengan
Ca(OH)2 membentuk kalsium silikat yang
bersifat padat. Dengan penambahan
ASP semakin banyak terbentuk kalsium
silikat. Ukuran butiran ASP yang semakin
halus memudahkan ASP mengisi rongga
atau pori-pori dalam beton.
Pada persentase ASP 15%
memberikan kekuatan tekan optimum,
dimana gugus silanol yang terkandung
didalam ASP sebanding dengan
Ca(OH)2 yang dihasilkan selama proses
hidrasi. Namun dengan penambahan
ASP sampai 20% menyebabkan lebih
banyak penyerapan air oleh ASP. Pori-
pori ASP yang terisi air ini menyebabkan
kekuatan beton menjadi menurun.
Bila dikaitkan dengan kekekalan
bentuk dengan percobaan cepat terdapat
kesesuaian kekekalan bentuk mortar
yang optimum (sangat baik) terjadi pada
persentase ASP 15% (Tabel 4).
Kekuatan optimum pada
persentase ASP 15% pada penelitian ini
sama atau tidak berbeda jauh dari hasil
penelitian Purwandari et al., (2006) dan
Putra (2006) yang masing-masing
memperoleh kuat tekan beton optimum
pada penambahan sebesar ASP 15%
dan 16,8%.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penambahan abu
sekam padi (ASP) di dalam SPK (semen
pozolan kapur) akan menaikkan kadar
oksida silika (SiO2) tetapi menurunkan
kadar oksida belerang (SO3) dan
magnesium oksida (MgO) semen.
Penambahan ASP ini sampai batas
tertentu juga akan memperbaiki sifat
fisika semen, khususnya pada kekekalan
bentuk dan kuat tekan beton, dimana
prosentase optimum penambahannya
adalah 15% terhadap berat semen
pozolan kapur.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya disampaikan kepada Bapak
Muh. Ruslan Yunus, Peneliti pada Balai
Besar Industri Hasil Perkebunan yang
telah membimbing dan memberikan
masukan-masukan yang berharga pada
penulisan makalah hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Pekerjaan Profil Bidang
Usaha Bahan Galian Tras, Batu
Gamping, Feldspar dan Belerang
di Kabupaten Tapanuli Utara.
http://www.distam-propsu.go.id 12
Maret 2009.
Bakri, Baharuddin. (2009). Adsorpsi Air
Komposit Semen Sekam Padi
dengan Penambahan Pozolan Abu
Sekam Padi dan Kapur pada
Matriks Semen. Jurnal Perennial,
6(2) : 70-78. Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin.
BSN. (2004). SNI15-0302-2004. Semen
Portland Pozolan. Badan
Standardisasi Nasional.
Edianto. (2007). Pembuatan dan
Pengujian Sifat Fisik Semen
Pozolan Kapur (SPK) pada
Perbandingan Tertentu dengan
Tras dari Kabupaten Barru.
Jurusan Fisika FMIPA, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Fitriadi, Remi. (2009). Kajian
Pemanfaatan Abu Sekam Padi
Sebagai Bahan Campuran Mortar
Pasangan Bata.
http//www.diplomasipil.its.ac.d
(diakses tanggal 15 Maret 2010).
Loly S.K.L. (2004). Pengaruh
Penggunaan Abu Sekam Padi
sebagai Material Pengganti Semen
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat
8. Asma Assa
Erwin Ardinata
Karakteristik Kimia dan Fisika Semen …
15
Tarik Beton. Program Magister
Teknik Sipil. Universitas Sumatera
Utara.
Meinarni Thamrin. (2003). Analisis
Ekologi Industri Pada Pabrik
Semen Pozolan di Daerah
Lampung Selatan (Tesis). Dep.
Teknik Pertambangan ITB.
Murdock, L.J, Brook, K.M, Stephanus
Hidarto. (1999). Bahan dan Praktek
Beton, Edisi Keempat. Jakarta,
Erlangga.
Nofrita, R. (2011). Efek Penambahan
MgO Terhadap Warna dan Kualitas
Semen Portland Pozolan, Jur.
Kimia FMIPA, Universitas Andalas
Padang.
Nuraidah. (2009). Pembuatan dan
Pengujian Sifat Fisis Ekosemen
dari Bahan Semen Portland dan
Abu Sekam Padi dengan Metode
Mortar, Jurusan Fisika FMIPA,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Purwandari, R.D, Nuryono, Triyana.
(2006). Sekam Padi Hasil
Perlakuan dengan Asam Klorida
sebagai Bahan Pozolan Terhadap
Mutu Beton. Kemajuan Terkini
Penelitian Klaster Sains-Teknologi,
FMIPA UGM.
Pustan. (1989). SNI 15-0301-1989.
Semen Pozolan Kapur. Pusat
Standardisasi Industri. Dep.
Perindustrian.
Putra, D. (2006). Penambahan Abu
Sekam Padi Pada Beton dan
Mengantisipasi Kerusakan Akibat
Magnesium Sulfat Pada Air Laut,
J.Ilmiah Tek. Sipil Vol. 10 No. 2 Juli
2006.
Sitorus, Tanti K. (2008). Pengaruh
Penambahan Silika Amorf Dari
Sekam Padi Terhadap Sifat
Mekanis dan Sifat Fisis Mortar,
USU Repository.