1. NAMA : Juwita Amalia H. M. DJUFRIE
NIM : PO7103123020
PRODI : DIII Sanitasi
Disusun oleh :
2. Lingkungan adalah semua yang ada di sekitar makhluk hidup dan mempengaruhi perkembangan kehidupan. Pengaruh
tersebut baik secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan adalah sebuah kombinasi di antara kondisi fisik.
Kondisi tersebut mencakup keadaan antara sumber daya alam. Seperti air, tanah, mineral, flora, fauna, atau energi surya.
Semua hal itu tumbuh dan hidup di dalam lingkungan. Melalui kelembagaan yang meliputi ciptaan dari manusia, seperti
keputusan bagaimana lingkungan fisik tersebut digunakan.
Lingkungan adalah sebuah media tempat makhluk hidup tinggal. Selain itu, di dalam lingkungan makhluk hidup juga
akan mencari serta memiliki karakter. Tidak hanya itu, makhluk hidup juga dapat memiliki fungsi khas yang terkait
timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang bertempat tinggal di sana, terutama manusia karena memiliki
peranan yang kompleks dan riil.
Lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan hidup manusia. Tanpa adanya lingkungan, maka ekosistem dan
perubahan cuaca kemungkinan tidak berjalan dengan baik. Hal itu karena adanya banyak unsur yang saling membentuk
lingkungan, sehingga lingkungan menjadi tempat yang lebih kompleks.
3. Kesehatan atau Sehat adalah kondisi kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak
adanya penyakit atau kelemahan. Pemahaman tentang
kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu.
Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah
memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai
diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan
promosi kesehatan Berbagai faktor sosial berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu,
kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan,
dan lingkungan fisik.
1.Pengertian kesehatan ▪WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari.
▪Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) –
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat & bahagia
2. Pengertian kesehatan lingkungan
4. Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
5. Interaksi Host, Agent, dan Lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan
Keadaan dimana agent penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan
dan terjadi pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit. Misalnya:
Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran di
ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses
pemanasan.
2. Interaksi antara Host dan Lingkungan
Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya
pada fase pre-patogenesis. Misalnya: Udara dingin, hujan, dan
kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.
3. Interaksi antara Host dan Agent penyakit
Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat
merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala
penyakit. Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh,
pembentukan kekebalan, atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya.
Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat,
ketidakmampuan, atau kematian.
4. Interaksi Agent penyakit, Host dan Lingkungan
Keadaan dimana agent penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-
sama saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain,
sehingga memudahkan agen penyakit baik secara langsung atau tidak
langsungmasuk ke dalam tubuh manusia. Misalnya: Pencemaran air
sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne
Disease.
6. Agent adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasite, jamur, atau
kapang yang merupakan agent yang ditemukan sebagai penyebab penyakit
infeksius. Pada penyakit, kondisi, ketidakmampuan, cedera, atau situasi
kematian lain, agent dapat berupa zat kimia, faktor fisik seperti radiasi atau
panas, defisiensi gizi, atau beberapa subtansi lain seperti racun ular berbisa.
Satu atau beberapa agent dapat berkontribusi pada suatu penyakit. Faktor
agent juga dapat digantikan dengan faktor penyebab, yang menyiratkan perlunya dilakukan identifikasi terhadap faktor
penyebab atau faktor etiologi
penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian.
SIfat-sifat agent biologis yaitu :
a. Patogenesis : Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu baik
Subklinis maupun klinis. Proporsi orang yang terinfeksi berkembang
menjadi penyakit klinis
b. Virulensi: derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agen
biologik. Proporsi orang dengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat
atau mati
c. Imunogenitas: suatu kemampuan menghasilkan kekabalan /imunitas.
d. Infektivitas: kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan
berkembang biak serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu dan
Patogenesis
7. Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan
penghidupan kepada suatu patogen (mikroorganisme penyebab penyakit)
dan dia bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Efek yang ditimbulkan
organisme penyebab penyakit terhadap tubuh juga ditentukan oleh tingkat
imunitas, susunan genetic, tingkat pajanan, status kesehatan, dan
kebugaran tubuh pejamu. Pejamu juga dapat berupa kelompok atau
populasi dan karakteristiknya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan
penyakit. Faktor-faktor lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial,
budaya, dan aspek fisik lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam atau
di luar pejamu (dalam masyarakat), berada di sekitar tempat hidup
organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu.
8. Ada banyak permasalahan kesehatan lingkungan di Indonesia diantaranya
seperti minimnya ketersediaan air bersih, tempat pembungan kotoran atau
tinja, kesehatan permukiman, pembuangan sampah, serangga dan
binatang
pengganggu penyebab penyakit, kelayakan makanan dan minuman, dan
lain
sebagainya.
Itulah tadi materi mengenai kesehatan lingkungan. Semoga bermanfaat
penjelasan tentang pengertian kesehatan lingkungan, tujuan,ruang
lingkup,
sasaran, dan contoh masalah kesehatan lingkungan tersebut.
9. a. Urbanisasi Penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke
kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan
terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong- bondong datang ke kota besar mencari
pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti
pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan
menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung
membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya
permukiman kumuh dimana-mana.
b. Tempat Pembuangan Sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan
secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan
pencemaran pada udara, tanah, dan air selain lahannya juga dapat menjadi
tempat berkembangbiaknya agens dan vektor penyakit menular.
c. Penyediaan Sarana Air Bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk
Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk
perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang
musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul
di mana-mana.
d. Pencemaran Udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas
normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor.
Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan
sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan
perkebunan.
10. e. Pembuangan Limbah Industri dan Rumah Tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut,
ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di
bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila di-gunakan
untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi.
f. Bencana Alam/Pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah
banyak permasalahan kesehatan lingkungan.
g. Perencanaan Tata Kota dan Kebijakan Pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan
masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat
permukinan, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi
kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir,
pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain.
11. 1.Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan serta aman.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy / keleluasaan pribadi
yang cukup, nyaman, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan
penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup,
bebas dari hama kering dan bebas dari debu / kotoran.
12. 4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya
kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun
dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir serta efisien dan hemat energi.
13. 1.Tidak mencemari air
2.Tidak mencemari tanah permukaan
3.Bebas dari serangga
4.Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
5.Aman digunakan oleh pemakainya
6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan
gangguan bagi pemakainya
7.Tidak menimbulkan pandangan yang kurang
sopan.
14. • Tidak berasa
• Tidak berbau
• Tidak berwarna
• Tidak mengandung mikroorganisme yang
berbahaya
• Tidak mengandung logam berat
16. Pengolahan air baku menjadi air minum di PDAM X termasuk partial treatment
process atau
proses pengolahan air secara sederhana, karena sumber air baku yang
digunakan sudah
memiliki kualitas yang bagus. Tahapan pengolahan air di PDAM X adalah
sebagai berikut:
▪Badan Air
▪Intake
▪Desinfeksi
▪Reservoir
▪Distribusi
17. Kegiatan pengolahan air minum diawali dengan pengambilan air dari daerah tangkapan air yang
terdiri dari 9 catchment area. Daerah tangkapan air ini merupakan aliran dari gunung di sekitar
PDAM X. Aliran air melalui catchment area ditangkap pada beberapa sumber yang mencakup
beberapa daerah layanan di Kota X. Sumber air dari PDAM X berupa mata air dan sumur (air
tanah). Oleh karena itu, kualitas air bakunya telah memenuhi persyaratan air minum. Mata air
tersebut menjadi daerah tangkapan air (Catchment area) dari 12 Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) di PDAM X.
Sumur X merupakan sumur dalam/bor yang di pompa ke tandon (reservoir) kemudian dialirkan
ke layanan. Operasional pompa sudah automatis berdasar ketinggian level air di tandon. Sumur
ini terbagi menjadi 2 tempat yaitu Sumur Bor X 1 dan Sumur Bor X 2. Sumur bor ini masing-
masing memiliki 1 pompa berjenis submersibel (pompa dalam) dengan debit 20-22 liter/detik.
Lokasi Sumur Bor X cukup unik karena berada di dalam kawasan Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA), tetapi hal tersebut tidak berdampak terhadap proses pengolahan air di PDAM X.
Pasokan air dari Sumur X juga dilengkapi dengan treatment Instalasi Pengolahan Air (IPA)
sederhana yaitu dengan sistem chlorinasi yang dimonitor secara rutin dengan menggunakan alat
Residual Chlorine Automatic (RCA) untuk menghasilkan air yang aman dan siap minum.
18. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir
seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-
negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju,
sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap
harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan
puluhan ton sampah. Membuang sampah sembarangan
merupakan hal yang sering kita lakukan padahal tidak
jauh dari tempat itu ada tempat sampah. Sampah yang
di pinggir jalan lebih banyak daripada sampah di tong
sampah. akibatnya membuang sampah sembarangan
tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa
dianggap sepele
19. Sampah-sampah itu seharusnya dibuang ke
tong sampah. Biar nanti diangkut petugas
pengangkut sampah yang nantinya dibawa ke
TPA ( Tempat Pembuangan Akhir). Sampah
yang ada di TPA nantinya diolah, atau
dihancurkan , dibentuk kembali menjadi bahan
yang berguna.
20. Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan,
mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah
sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat
mencemari lingkungan.
Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita membiasakan diri untuk
tidak membuang sampah. Apa sih susahnya membuang sampah pada
tempatnya? Hanya mengantongi sampah saja, membawa ke tong
sampah, itu mudah banget dan memberikan pengaruh efek kebaikan
yang besar.
21. Sumber sampah bias berasal dari rumah tangga,
pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit,
pasar dan sebagainya (Sejati, 2009) .
22. Jenis sampah disekitar kita sangat banyak mulai dari sampah medis,
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah industri, sampah
pertanian, sampah peternakan dan masih banyak lainnya.
Menurut Sucipto (2012), jenis-jenis sampah berdasarkan zat kimia
yang terkandung di dalamnya dibedakan menjadi dua yaitu:
23. • Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik
basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi seperti kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang
termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil seperti kertas, kayu atau ranting pohon dan
dedaunan kering.
24. • Sampah Anorganik
• Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup.
Sampah ini berasal dari bahan yang bisa diperbaharui dan
bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis yang termasuk
ke dalam kategori bisa didaur ulang
• (recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik
atau logam. Sampah kering non logam (gelas kaca, botol
kaca, kain, kayu, dll) dan juga sampah lembut yaitu
seperti sebu dan abu.
25. Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena
pengaruh manusia. Air limbah perkotaan biasanya dialirkan di saluran
air kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di fasilitas pengolahan
air limbah atau septic tank.
Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui
saluran pengeluaran. Air limbah, terutama limbah perkotaan, dapat
tercampur dengan berbagai kotoran seperti feses maupun urin.
26. Sistem pembuangan air adalah infrastruktur fisik
yang mencakup pipa, pompa, penyaring, kanal, dan
sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air
limbah dari tempatnya dihasilkan ke titik di mana ia
akan diolah atau dibuang. Sistem pembuangan air
ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah,
kecuali septic tank yang mengolah air limbah di
tempat.
27. Karakteristik fisik air limbah dapat dilihat dari suhu,
padatan, bau, warna, dan juga kekeruhan air. Berikut
penjelasannya:
• Suhu
Air limbah memiliki suhu yang relatif lebih tinggi
dibanding suhu ruangan tempatnya berada. Suhu air
yang lebih tinggi mengakibatkan lebih sedikit
oksigen yang terlarut. Hal tersebut membuat
organisme air bisa mati karena kekurangan oksigen.
28. • Padatan
Tingginya kadar padatan adalah karakteristik air limbah. Padatan
adalah zat padat yang terlalut maupun tidak terlalut dalam air.
Padatan tidak terlarut dapat terlihat dengan mudah dalam air,
namun padatan terlarut baru terlihat jelas jika air dipanaskan
hingga suhu 103°C atau 105°C.
• Bau
Karakteristik air limbah selanjutnya adalah bau. Bau
menandakan adanya limbah dalam air, karena ciri-ciri air bersih
adalah tidak berbau. Air bisa saja berbau busuk, logam, juga
menyengat tergantung polutan yang terkandung di dalamnya.
29. • Warna
Air bersih tidaklah berwarna atau bening. Maka air yang
berwarna menandakan adanya polutan di dalamnya. Air limbah
bisa berwarna apa saja, dari mulai kekuningan, kecoklatan,
kemerahan, kehitaman, hingga warna hijau yang menyala,
bergantung dengan jenis limbahnya.
• Kekeruhan
Karakteristik fisik selanjutnya dari air limbah adalah keruh.
Disadur dari Online Biology Notes, air libah keruh karena
mengandung zat terlarut, zat koloid, padatan tersuspensi, hingga
mikroba di dalamnya.
30. Air merupakan komponen penting bagi kelangsungan makhluk hidup yang saat
ini kualitasnya mulai menurun karena terkena dampak limbah cair dari industri.
Limbah industri ini berasal dari hasil buangan proses produksi banyak industri
yang sedang beroperasi. Hasil buangan ini tentu saja merugikan lingkungan
sekitarnya.
Limbah mengandung banyak zat berbahaya seperti logam berat beracun, bakteri,
zat kimia berbahaya yang jika tidak diolah melalui instalasi pengolahan air
limbah akan merusak lingkungan dan keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
31. Biasanya limbah cair ini berupa sisa pewarna pakaian cair,
limbah tempe dan tahu, kandungan besi pada air, sisa pengawet
cair, sisa cairan untuk pelumas mesin-mesin industri, sisa air
dari pengolahan bahan makanan, kebocoran minyak di laut, dan
sisa buangan bahan kimia lainnya.
Limbah cair tersebut bisa memberi dampak pada kualitas air
yang tadinya jernih, tidak berbau, bahkan bisa diminum
menjadi kotor, berbau, dan berbahaya untuk dikonsumsi.
Tidak hanya itu, komponennya bisa mengganggu perairan
secara fisik, seperti adanya timbulnya buih, zat warna, dan
keruh