Dokumen tersebut membahas dampak fluktuasi harga minyak dunia terhadap ekonomi Indonesia. Produksi minyak mentah Indonesia mengalami penurunan, sehingga Indonesia beralih menjadi negara importir minyak. Kenaikan harga minyak berdampak pada defisit neraca perdagangan minyak dan meningkatnya beban subsidi bagi pemerintah. Secara mikro, kenaikan harga minyak meningkatkan biaya produksi perusahaan dan menurunkan permintaan, sementara se
Tiga faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga minyak dunia ialah permintaan minyak China dan India yang tinggi akibat pertumbuhan ekonomi pesat, ketidakstabilan politik di Timur Tengah, dan penurunan nilai dolar AS. Kenaikan harga minyak memberikan impak negatif terhadap ekonomi global seperti kenaikan harga barang, inflasi, beban subsidi minyak negara yang meningkat, dan gangguan pembangunan negara.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi BBM dan subsidi BBM, mekanisme penyediaan BBM, alasan pemerintah mengurangi subsidi BBM, dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan ekonomi, serta solusi untuk menanggulangi dampak kenaikan harga BBM.
Kenaikan harga BBM berdampak pada inflasi dan perekonomian Indonesia. Biaya produksi barang dan jasa meningkat akibat kenaikan biaya transportasi, sehingga harga-harga menjadi lebih mahal dan daya beli masyarakat turun. Pemerintah berupaya mengatasi inflasi dengan mengatur jumlah uang beredar dan menaikkan suku bunga."
Industri minyak dan gas memainkan peranan penting dalam ekonomi Malaysia dengan menyediakan pendapatan negara, peluang pekerjaan, dan infrastruktur pengangkutan. Walau bagaimanapun, penurunan harga minyak dapat mengurangkan pendapatan dan meningkatkan kos pendidikan negara.
Tiga faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga minyak dunia ialah permintaan minyak China dan India yang tinggi akibat pertumbuhan ekonomi pesat, ketidakstabilan politik di Timur Tengah, dan penurunan nilai dolar AS. Kenaikan harga minyak memberikan impak negatif terhadap ekonomi global seperti kenaikan harga barang, inflasi, beban subsidi minyak negara yang meningkat, dan gangguan pembangunan negara.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi BBM dan subsidi BBM, mekanisme penyediaan BBM, alasan pemerintah mengurangi subsidi BBM, dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan ekonomi, serta solusi untuk menanggulangi dampak kenaikan harga BBM.
Kenaikan harga BBM berdampak pada inflasi dan perekonomian Indonesia. Biaya produksi barang dan jasa meningkat akibat kenaikan biaya transportasi, sehingga harga-harga menjadi lebih mahal dan daya beli masyarakat turun. Pemerintah berupaya mengatasi inflasi dengan mengatur jumlah uang beredar dan menaikkan suku bunga."
Industri minyak dan gas memainkan peranan penting dalam ekonomi Malaysia dengan menyediakan pendapatan negara, peluang pekerjaan, dan infrastruktur pengangkutan. Walau bagaimanapun, penurunan harga minyak dapat mengurangkan pendapatan dan meningkatkan kos pendidikan negara.
Krisis kewangan global 2008 bermula dengan kenaikan harga minyak dan makanan yang menyebabkan inflasi global. Krisis kredit menyebabkan kebankrapan beberapa bank besar di Amerika Syarikat. Ini memberi kesan negatif kepada ekonomi global termasuk Malaysia dalam aspek pelaburan, hartanah, pelancongan dan perdagangan luar.
1. Presiden terpilih Joko Widodo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk mengurangi defisit anggaran negara dan menyalurkan subsidi kepada program-program produktif.
2. Namun permintaan itu ditolak oleh SBY dengan alasan waktunya tidak tepat. Jokowi bersiap menaikkan harga BBM setelah dilantik untuk mengurangi beban subsidi dan men
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanikUmi Hanik
Tinjauan umum menunjukkan kinerja ekonomi tahun 2008 kurang menggembirakan akibat krisis keuangan global, perlambatan ekonomi dunia, dan kenaikan harga minyak serta pangan. Pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III mencapai 6,1% tetapi masih di bawah target 6,4%, inflasi meningkat di atas target 6,5%, dan suku bunga SBI melebihi target 7,5%.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahasikan peranan penting sektor minyak, gas dan tenaga dalam ekonomi Malaysia, yang mewakili sekitar 19% KDNK negara. Namun, sumber daya minyak dan gas domestik diperkirakan akan menurun ke depannya, sehingga pemerintah berupaya memperkuat aktivitas hilir dan beralih ke sumber energi terbarukan.
Dokumen tersebut membahas mengenai rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Jokowi yang dianggap akan mengorbankan rakyat dan menguntungkan pihak asing. Ringkasannya adalah: Kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Jokowi dianggap akan menyusahkan rakyat dengan meningkatkan inflasi dan jumlah miskin, namun akan menguntungkan pihak asing seperti perusahaan minyak internasional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh kebijakan fiskal pemerintah Indonesia terhadap perkembangan industri minyak sawit melalui instrumen pajak.
Dokumen tersebut membahas dampak kenaikan harga bahan pangan terhadap masyarakat Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya. Kenaikan harga menyebabkan penderitaan bagi masyarakat kurang mampu akibat penurunan daya beli. Solusi yang ditawarkan antara lain operasi pasar murah dan mengendalikan ekspektasi harga melalui intervensi pemerintah.
Teks tersebut membahas dampak krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis keuangan global 2008 terhadap sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi 1997 menyebabkan kontraksi ekonomi dan pengangguran, namun sektor pertanian tetap kuat. Krisis keuangan global 2008 memengaruhi sektor riil seperti infrastruktur, perumahan, dan pertanian melalui depresiasi rupiah dan keterbatasan anggaran.
Ena mudiawati (11140596) 5 pertumbuhan ekonomiEna Mudiawati
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti SDM, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya. Juga dibahas mengenai teori dan model pertumbuhan ekonomi, ciri-ciri negara berkembang, dan strategi pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh Ketepatan Penempatan Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Effect...bennyagussetiono
Hasil penelitian menunjukkan dua kesimpulan utama. Pertama, faktor yang terdiri akurasi penempatan kerja pengetahuan kebugaran, kesesuaian keterampilan, dan kesesuaian sikap karyawan terhadap prestasi kerja baik secara simultan maupun parsial mempengaruhi kinerja staf kantor Sekretariat Daerah Kediri.
Oil prices in Malaysia frequently change due to fluctuations in global demand for oil which is impacted by various political and economic factors such as subsidies cuts, a weaker US dollar, and the domestic oil needs of major oil-producing countries.
Krisis kewangan global 2008 bermula dengan kenaikan harga minyak dan makanan yang menyebabkan inflasi global. Krisis kredit menyebabkan kebankrapan beberapa bank besar di Amerika Syarikat. Ini memberi kesan negatif kepada ekonomi global termasuk Malaysia dalam aspek pelaburan, hartanah, pelancongan dan perdagangan luar.
1. Presiden terpilih Joko Widodo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk mengurangi defisit anggaran negara dan menyalurkan subsidi kepada program-program produktif.
2. Namun permintaan itu ditolak oleh SBY dengan alasan waktunya tidak tepat. Jokowi bersiap menaikkan harga BBM setelah dilantik untuk mengurangi beban subsidi dan men
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanikUmi Hanik
Tinjauan umum menunjukkan kinerja ekonomi tahun 2008 kurang menggembirakan akibat krisis keuangan global, perlambatan ekonomi dunia, dan kenaikan harga minyak serta pangan. Pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III mencapai 6,1% tetapi masih di bawah target 6,4%, inflasi meningkat di atas target 6,5%, dan suku bunga SBI melebihi target 7,5%.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahasikan peranan penting sektor minyak, gas dan tenaga dalam ekonomi Malaysia, yang mewakili sekitar 19% KDNK negara. Namun, sumber daya minyak dan gas domestik diperkirakan akan menurun ke depannya, sehingga pemerintah berupaya memperkuat aktivitas hilir dan beralih ke sumber energi terbarukan.
Dokumen tersebut membahas mengenai rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Jokowi yang dianggap akan mengorbankan rakyat dan menguntungkan pihak asing. Ringkasannya adalah: Kenaikan harga BBM oleh pemerintahan Jokowi dianggap akan menyusahkan rakyat dengan meningkatkan inflasi dan jumlah miskin, namun akan menguntungkan pihak asing seperti perusahaan minyak internasional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh kebijakan fiskal pemerintah Indonesia terhadap perkembangan industri minyak sawit melalui instrumen pajak.
Dokumen tersebut membahas dampak kenaikan harga bahan pangan terhadap masyarakat Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya. Kenaikan harga menyebabkan penderitaan bagi masyarakat kurang mampu akibat penurunan daya beli. Solusi yang ditawarkan antara lain operasi pasar murah dan mengendalikan ekspektasi harga melalui intervensi pemerintah.
Teks tersebut membahas dampak krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis keuangan global 2008 terhadap sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi 1997 menyebabkan kontraksi ekonomi dan pengangguran, namun sektor pertanian tetap kuat. Krisis keuangan global 2008 memengaruhi sektor riil seperti infrastruktur, perumahan, dan pertanian melalui depresiasi rupiah dan keterbatasan anggaran.
Ena mudiawati (11140596) 5 pertumbuhan ekonomiEna Mudiawati
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti SDM, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya. Juga dibahas mengenai teori dan model pertumbuhan ekonomi, ciri-ciri negara berkembang, dan strategi pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh Ketepatan Penempatan Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Effect...bennyagussetiono
Hasil penelitian menunjukkan dua kesimpulan utama. Pertama, faktor yang terdiri akurasi penempatan kerja pengetahuan kebugaran, kesesuaian keterampilan, dan kesesuaian sikap karyawan terhadap prestasi kerja baik secara simultan maupun parsial mempengaruhi kinerja staf kantor Sekretariat Daerah Kediri.
Oil prices in Malaysia frequently change due to fluctuations in global demand for oil which is impacted by various political and economic factors such as subsidies cuts, a weaker US dollar, and the domestic oil needs of major oil-producing countries.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penentuan harga minyak dunia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti permintaan dan pasokan minyak, kebijakan OPEC, kondisi geopolitik, serta dampak kenaikan harga minyak terhadap bisnis migas dan ekonomi negara.
Dokumen tersebut membahas tentang industri CPO Indonesia. Industri CPO merupakan industri penting di Indonesia namun sangat terpengaruh oleh perubahan ekonomi global. Dokumen ini menganalisis kondisi saat ini dari industri CPO Indonesia dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya saing industri CPO Indonesia di tingkat global seperti meningkatkan riset dan pengembangan industri hilir kelapa sawit.
Heylen Amildha Yanuarita, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dosen U...bennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen di Universitas Kadiri. Penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang mampu memberikan teladan, membuat keputusan cepat, memberikan delegasi wewenang, dan memiliki optimisme tinggi dapat meningkatkan kinerja dosen dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat."
Benny Agus Setiono Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesiabennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas dampak kebijakan tax amnesty terhadap pembangunan di Indonesia. Tax amnesty diharapkan dapat menarik kembali dana WNI yang ditanamkan di luar negeri sebesar Rp11.500 triliun melalui repatriasi. Dana ini kemudian dapat diinvestasikan pada sektor infrastruktur, pasar modal, dan deposito bank untuk mendukung pembangunan. Namun, hanya sekitar Rp500 triliun yang diperkirakan dapat
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...bennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas strategi peningkatan daya saing Indonesia melalui pendidikan entrepreneurship dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada tahun 2015. Pendidikan entrepreneurship dipandang mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing serta melatih kemampuan berinovasi. Beberapa strategi yang disarankan antara lain sosialisasi besar-besaran mengenai AEC, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...bennyagussetiono
Tesis ini meneliti pengaruh budaya organisasi, karakteristik individu, dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja karyawan di PT Pelindo III Surabaya. Penelitian menemukan bahwa ketiga faktor tersebut secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan."
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesiabennyagussetiono
Melalui kebijakan tax amnesty diharapkan dana-dana tersebut dapat kembali ke tanah air (dana repatriasi). Jika dana ini bisa masuk ke Indonesia, dana tersebut dapat ditanamkan pada instrumen-instrumen seperti saham, obligasi, dan derivatif.
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayarbennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas pengaruh peralatan keselamatan berlayar terhadap keselamatan pelayaran. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa faktor manusia hanya menyumbang 20% dari kecelakaan kapal, sementara 30% disebabkan oleh ketiadaan jaminan keselamatan yang memadai. Dokumen ini juga menganalisis tanggung jawab nakhoda dan syahbandar terkait kelayakan kapal berlayar.
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhanbennyagussetiono
PERANAN FASILITAS PELABUHAN DALAM MENUNJANG KEGIATAN BONGKAR MUAT DI DIVISI TERMINAL JAMRUD
PT. PELABUHAN INDONESIA III (Persero) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan produktivitas kerja di Terminal Jamrud Utara PT Pelindo III Tanjung Perak dengan mengoptimalisasi kegiatan bongkar muat. Terminal tersebut membeli alat bongkar baru namun mengalami kendala seperti alat rusak dan kurang mahirnya operator. Dokumen ini menganalisis masalah dan solusi untuk meningkatkan efisiensi bongkar muat di terminal tersebut.
JURNAL PDP VOL 1 NO 2 Benny Agus Setiono Kualitas Pelayananbennyagussetiono
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang analisis kualitas pelayanan pendidikan berdasarkan indeks kepuasan masyarakat pada Program Diploma Pelayaran Universitas Hang Tuah Surabaya. Penelitian ini menggunakan 14 unsur yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri PAN untuk mengukur indeks kepuasan. Hasilnya menunjukkan indeks kepuasan masyarakat berada pada tingkat 'baik' dengan nilai 62,55. Unsur kedisipl
JURNAL PDP VOL 4 NO 1 Muhammad Arief Benny Agus Setiono Efektifitas Bongkar M...bennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas efektifitas bongkar muat petikemas di PT Nilam Port Terminal Indonesia cabang Tanjung Perak Surabaya. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain sering terjadi kerusakan alat bongkar muat dan kurang memadainya lapangan penumpukan, sehingga menghambat kelancaran prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dampak dari masalah tersebut terhadap arus barang di terminal.
JURNAL PDP VOL 5 N0 1 Benny Agus Setiono Kemiskinanbennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah kemiskinan. Tulisan itu menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pendidikan, pendapatan, pengangguran, dan geografi. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan, namun jumlah penduduk miskin masih tinggi, yang menimbulkan pertanyaan mengenai
JURNAL PDP VOL 2 NO 2 Benny, Binta SISTEM WINDOWS PT. PELINDO III SURABAYAbennyagussetiono
Makalah ini membahas dampak perubahan rencana kedatangan kapal terhadap arus barang di Terminal Nilam PT Pelabuhan Indonesia III Surabaya. Sistem Windows digunakan untuk mengatur jadwal kapal dan operasi bongkar muat. Perubahan jadwal kapal dapat mengganggu efisiensi sistem ini dan menurunkan kinerja terminal. Penulis menganalisis pengaruh substitusi dan alih muatan serta solusi untuk mengurangi dampaknya.
JURNAL PDP VOL 6 NO 1 Nunuk, Benny, poli Pelayanan Jasa Pemanduanbennyagussetiono
Penelitian ini membahas pengaruh kualitas pelayanan jasa pemanduan terhadap kepuasan pelanggan di PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak Surabaya. Kualitas pelayanan diukur melalui lima dimensi yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi tersebut berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan."
Jurnal PDP Vol 5 No. 2 TEORI BAGI HASIL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI S...bennyagussetiono
Tulisan ini membahas teori perusahaan khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah. Ekonomi syariah mendasarkan pada filosofi religiusitas, institusi keadilan, dan instrumen kemaslahatan. Teori profit and loss sharing lebih sesuai dengan konsep aliran dana dibandingkan bunga yang didasarkan pada konsep stok."
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
JURNAL PDP VOL 4 NO 2 Benny Agus Setiono Fluktuasi Harga Minyak
1. 1
Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia
(Oil Price Fluctuation and Influence of Indonesian Economy)
Benny Agus Setiono
Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,
Universitas Hang Tuah
Abstrak: Produksi minyak mentah Indonesia hanya mencapai 838.000 – 895.000 bph selama 2006-
2007 padahal, pada 2001 produksi minyak pernah mencapai 1,2 juta bph. Dengan total produksi OPEC
yang mencapai 30,8 juta bph, pangsa produksi minyak Indonesia hanya sekitar 2,83 pers en. Produksi
Indonesia setara dengan negara Qatar yang memproduksi 821.000 - 840.000 bph. Kemudian selama
tahun 2008, produksi minyak mentah Indonesia terus mengalami penurunan. Pada bulan November
2008, Indonesia hanya mampu memproduksi minyak mentah sebesar 843,00 bph. Namun, secara
keseluruhan nilai total produksi minyak mentah OPEC per November 2008 memang mengalami
penurunan juga, yaitu menjadi 31.102 ribu bph dari 31.841 ribu bph per Oktober 2008. Sejalan dengan
penurunan produksi minyak mentah Indonesia, neraca perdagangan minyak dan produk minyak
Indonesia secara keseluruhan juga mengalami defisit. Pada tahun 2002, neraca perdagangan minyak
dan produk minyak sempat mengalami net ekspor sebesar US$10 juta. Kemudian tahun 2004,
US$7,365 juta pada tahun 2005, US$ 12,075 juta pada tahun 2008. Permasalahan yang akan diangkat
dalam karya ilmiah ini adalah Bagaimana fluktuasi harga minyak dan pengaruhnya bagi ekonomi
Indonesia ? Untuk menjamin daya beli masyarakat pada saat harga minyak dunia sedang melambung
tinggi, pemerintah tetap melakukan kebijakan pemberian subsidi. Beban subsidi yang harus ditanggung
pemerintah semakin besar ketika harga minyak terus meningkat. Kenaikan harga minyak dapat
memberi dampak pada menurunnya permintaan agregat karena makin memperlebar distribusi
pendapatan antara negara eksportir minyak dan negara importir minyak. Kenaikan harga minyak juga
dapat menurunkan penawaran agregat karena kenaikan harga minyak berarti perusahaan membeli
energi lebih sedikit sehingga produktivitas dan nilai output menurun.
Kata Kunci: Fluktuasi Harga Minyak
Abstract : Indonesia's crude oil production reached only 838.000-895.000 bpd during 2006-2007.
whereas, in 2001, oil production had reached 1.2 million bpd. With a total OPEC production reached
30.8 million bpd, the share of Indonesia's oil production is only about 2.83 percent. Indonesian
production is equivalent to the state of Qatar that produce 821.000-840.000 bpd. Later during 2008,
Indonesia's crude oil production continues to decline. In November 2008, Indonesia was only able to
produce crude oil amounted to 843.00 bpd. However, the overall value of total OPEC crude oil
production by November 2008 it decreased as well, which became 31,102 thousand bpd of 31.841
thousand barrels per October 2008. In line with the drop in crude oil production Indonesia, the trade
balance Indonesian oil and oil products as a whole also experienced deficit. In 2002, the trade balance
of oil and oil products suffered a net export of US $ 10 million. Then in 2004, US $ 7.365 million in
2005, US $ 12.075 million in 2008. Problems that will be raised in this paper is How fluctuations in oil
prices and the effect on the Indonesian economy? To ensure the purchasing power when world oil
prices are soaring, the government remains a policy of subsidies. Subsidy burden to be borne by the
government greater when oil prices continue to rise. The increase in oil prices could have an impact on
the decline in aggregate demand as more and widen the distribution of income between the oil
exporting countries and oil importing countries. The increase oil prices can also lower the aggregate
supply due to rising oil prices means the company buys less energy so that the productivity and value
of output decline.
Keywords: Oil Price Fluctuations
Alamat korespondensi:
Benny A. S., Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah, Jalan A. R. Hakim 150, Surabaya.
e-mail: jurnal_pdp@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Dewasa ini peranan minyak bumi
dalam kegiatan ekonomi sangat besar.
Bahan bakar minyak digunakan baik
sebagai input produksi di tingkat
perusahaan juga digunakan untuk
konsumsi di tingkat rumah tangga.
Sebagian besar negara di dunia sangat
bergantung terhadap bahan bakar
minyak untuk menggerakkan
2. 2 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
ekonominya. Bagi negara maju seperti
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang
yang unggul dalam industri dan
manufaktur sangat memerlukan minyak
sebagai input produksi.
Sejak tahun 1970 Indonesia mulai
diperhitungkan sebagai salah satu negara
penghasil minyak bumi terbesar di
dunia. Minyak bumi menjadi komoditi
penting dalam kegiatan perdagangan
internasional. Di masa itu perekonomian
Indonesia sangat bertumpu pada
komoditas minyak. Sejak tahun 1980
hingga awal 1990 pertumbuhan ekonomi
Indonesia sangat pesat hingga mencapai
level sembilan persen per tahun hingga
disebut sebagai salah satu the Asian
miracle economy karena pertumbuhan
ekonomi yang begitu fantastis.
Indonesia awalnya sebagai salah
satu pengekspor minyak bumi terbesar
dunia dan tergabung menjadi anggota
OPEC. Namun sejak tahun 2004 hingga
kini beralih menjadi net importir minyak
untuk menutupi kebutuhan minyak di
dalam negeri. Indonesia memiliki tingkat
konsumsi yang tinggi akan bahan bakar
minyak. Pada tahun 2009 Indonesia
menempati peringkat ke-17 dunia
dengan konsumsi minyak sebesar
1.115.000 barrel per hari. (Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2010)
Pada tanggal 28 Oktober 2007,
harga minyak pasar dunia diberitakan
sudah menembus US$ 81,27/barel, berita
ini menjadi headline di hampir semua
media massa dunia saat itu.Uniknya,saat
itu pemerintahan SBY seakan tenang-
tenang saja di tengah hebohnya kalangan
dunia usaha memprediksi dampak
kenaikan harga terhadap industri dan
ekonomi Indonesia. Kenyataannya,
harga minyak menembus USD100/barel
pada Maret 2008. Bahkan harga minyak
mencapai puncaknya pada Juli 2008
sebesar US$137,11/barel, meski
mengalami penurunan hingga US$40,95
pada tanggal 23 Januari 2009.
Indonesia sebagai net importir
memiliki ketergantungan yang besar
terhadap penggunaan minyak dan
produk turunannya. Penggunaan minyak
yang besar tersebut dikarenakan
tingginya konsumsi masyarakat akan
minyak. Penggunaan minyak besar
sebagian sumber energi dan konsumsi
langsung oleh masyarakat. Dampak yang
diberikan oleh fluktuasi harga minyak
dunia baik dalam jangka pendek dan
jangka panjang terhadap variabel-
variabel makroekonomi dan subsidi
Bahan Bakar Minyak sangat
membutuhkan kebijakan pemerintah
yang tepat untuk menghindari
ketidakstabilan ekonomi dan sosial di
masyarakat.
Majalah ekonomi terkemuka
terbitan inggris, The Economist, edisi 17
Oktober 2007, mengulas fenomena harga
minyak dengan judul “Oil is Not the
Only Comodity on a Tear”. Di dalamnya
disebutkan bahwa ternyata tidak hanya
harga minyak yang melonjak secara
fantastis. Harga komoditas primer seperti
tembaga, kedelai, gandum, kapas, kopi,
cokelat,dan makanan ternak mengalami
kenaikan harga dua kali lipat pada
pertengahan Oktober 2008, ini perlu
diwaspadai mengingat hampir semua
komoditas primer dunia lambat laun
akan mempengaruhi stabilitas harga di
Indonesia (Kuncoro, 2007). Selain itu
pergerakan harga minyak mengalami
tren yang meningkat terus.
Dengan “Kelangkaan yang
disengaja“ ini, harga minyak sulit turun.
Kedua, banyak yang menuding pemicu
kenaikan minyak global adalah
ketegangan di perbatasan Turki dan Irak
karena kebijakan Turki yang akan
menggunakan seluruh kekuatan
militernya guna menghadapi separatis
Kurdi di Irak. Selain itu, laju konsumsi
di China dan India yang terus meroket
dan melemahnya dolar AS ikut memicu
kenaikan harga. Masalahnya, apakah
dampak kenaikan harga minyak bagi
Indonesia ?
Produksi minyak mentah Indonesia
hanya mencapai 838.000 – 895.000 bph
3. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 3
selama 2006-2007, padahal pada 2001
produksi minyak pernah mencapai 1,2
juta bph. Dengan total produksi OPEC
yang mencapai 30,8 juta bph, pangsa
produksi minyak Indonesia hanya sekitar
2,83 persen. Produksi Indonesia setara
dengan negara Qatar yang memproduksi
821.000-840.000 bph.
Kemudian selama tahun 2008,
produksi minyak mentah Indonesia terus
mengalami penurunan. Pada bulan
November 2008, Indonesia hanya
mampu memproduksi minyak mentah
sebesar 843.00 bph. Namun, secara
keseluruhan nilai total produksi minyak
mentah OPEC per November 2008
memang mengalami penurunan juga,
yaitu menjadi 31,102 ribu bph dari
31,841 ribu bph per Oktober 2008.
Sejalan dengan penurunan
produksi minyak mentah Indonesia,
neraca perdagangan minyak dan produk
minyak Indonesia secara keseluruhan
juga mengalami defisit. Pada tahun
2002, neraca perdagangan minyak dan
produk minyak sempat mengalami net
ekspor sebesar US$10 juta. Kemudian
tahun 2004, US$7,365 juta pada tahun
2005, US$ 12,075 juta pada tahun 2008.
Jelas bahwa Indonesia bukan lagi negeri
pengekspor minyak tapi pengimpor
minyak sejak tahun 2003.
Berbeda halnya dengan minyak,
kondisi neraca perdagangan gas
Indonesia selalu mengalami surplus.
Bahkan surplus neraca perdagangan gas
Indonesia melebihi defisit neraca
perdagangan minyak dan produk minyak
selama ini, kecuali tahun 2008 karena
angka sementara baru sampai 2008. Dari
penjabaran sebelumya diketahui bahwa
kontribusi produksi minyak Indonesia
mengalami tren menurun. Kontribusi
produksi minyak Indonesia yang paling
tinggi terjadi pada 1984 dengan
perbandingan mencapai 8% dari total
produksi minyak OPEC, setelah 1984,
rekor produksi minyak tersebut tidak
pernah dicapai kembali, kontribusi
produksi minyak Indonesia terus
mengalami penurunan hingga pada 2003
mencapai angka dibawah 4% bahkan
dibawah 3% sampai bulan September
2007. Sejak 2000, Indonesia telah
menjadi net importer, menjual minyak
mentah sekaligus mengimpor BBM.
Permasalahan
Pada saat masih tergabung dalam
OPEC, Indonesia sudah memberikan
subsidi bagi produk minyak bumi dalam
negeri. Kebijakan pemberian subsidi
minyak ini merupakan insentif untuk
menumbuhkan dan mendorong kegiatan
industrialisasi domestik. Pada masa itu
perekonomian Indonesia sedang
berorientasi pada industri subtitusi impor
yakni mengupayakan kemandirian dalam
penyediaan barang dan jasa untuk
dihasilkan di dalam negeri dan
mengurangi kegiatan impor dari luar
negeri. Proses industrialisasi ini banyak
membutuhkan bahan bakar minyak
sebagai sumber energi dan faktor
produksi penting dalam industri.
Fluktuasi harga minyak ini sangat
mempengaruhi perekonomian. Dalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir
harga minyak memiliki tren yang
meningkat. Peningkatan harga minyak
disebabkan oleh ketidakstabilan politik
dan keamanan di negara kawasan Timur-
Tengah yang merupakan kawasan
penghasil minyak terbesar di dunia. Tren
peningkatan harga minyak dunia ini juga
diakibatkan oleh tingginya permintaan
akan minyak itu sendiri. Permintaan
yang tinggi terhadap minyak dalam suatu
negara mengindikasikan
ketergantungannya terhadap
ketersediaan minyak domestik dalam
kegiatan perekonomiannya.
Harga minyak yang terus
meningkat ini memberikan dampak
terhadap perekonomian secara mikro
maupun makro di suatu negara. Secara
mikro dengan meningkatkan ongkos
produksi dalam kegiatan ekonomi
berimbas pada naiknya harga jual
produk. Peningkatan harga jual ini
menurunkan tingkat permintaan
4. 4 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
konsumen sehingga perusahaan
mengalami kerugian karena barang yang
diproduksi tidak mampu diserap
sepenuhnya oleh pasar. Kerugian yang
dialami oleh perusahaan disikapi dengan
mengurangi kuantitas produksi. Hal ini
mengakibatkan perusahaan harus
mengambil tindakan efisiensi biaya
produksi berupa pengurangan jumlah
pekerja agar tetap memperoleh laba dari
proses produksi. Pada saat itu akan
terjadi Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) pada pekerja dan meningkatkan
jumlah pengangguran. Secara makro
perekonomian mengalami guncangan
akibat peningkatan harga minyak secara
terus-menerus. Hal yang terjadi di
tingkat perusahaan diakumulasikan
secara agregat dalam perekonomian
berarti memicu terjadinya inflasi dalam
perekonomian yang ditandai dengan
menurunnya tingkat daya beli
masyarakat.
Daya beli masyarakat yang terus
menurun ini berdampak terhadap produk
domestik dan pertumbuhan ekononomi
yang berjalan sangat lambat. Sebab
konsumsi masyarakat merupakan salah
satu penyusun produk domestik.
Indonesia merupakan negara dengan
ekonomi terbuka kecil, segala guncangan
yang terjadi dalam perekonomian dunia
akan memberikan dampak kepada
perekonomian Indonesia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Seperti
guncangan dari harga minyak dunia
dalam periode lima tahun terakhir ini
memberi dampak kepada perekonomian
nasional Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat kestabilan variabel ekonomi
dalam negeri seperti tingkat inflasi dan
pertumbuhan output nasional.
Berdasarkan uraian tersebut maka
rumusan masalah yang akan diangkat
dalam karya ilmiah ini adalah
Bagaimana fluktuasi harga minyak dan
pengaruhnya bagi ekonomi Indonesia?
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk Menganalisis fluktuasi harga
minyak dan pengaruhnya bagi ekonomi
Indonesia.
Manfaat Penulisan
a. Karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pemerintah menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan fiskal
maupun moneter dalam merespon harga
minyak yang berfluktuasi.
b. Karya ilmiah ini juga bermanfaat
bagi kalangan akademisi sebagai bahan
masukan, sumber bacaan dan literatur
untuk pengembangan ilmu.
PEMBAHASAN
Industri Migas Indonesia
Dengan terjadinya fluktuasi harga
minyak tersebut, dianjurkan urgensi
dilakukan dengan langkah antisipasi,
yaitu : pemerintah perlu menjelaskan
secara transparan dampak neto kenaikan
harga minyak selama enam bulan hingga
satu tahun ke depan. Langkah ini akan
memberikan kepastian bagi dunia bisnis,
selanjutnya diperlukan adanya reformasi
perbaikan iklim investasi bagi industri
hulu migas yang mengalami penurunan
produksi dari tahun ke tahun dan
selanjutnya pemerintah perlu lebih serius
dalam merumuskan strategi energi
nasional dan industri Indonesia dalam
30-50 tahun ke depan.
Faktanya Pertamina bukan lagi
pemain utama dalam industri migas
Indonesia. Chevron Pacific Indonesia
merupakan perusahaan dengan produksi
minyak paling dominan dengan produksi
mencapai 425,5 ribu bph, hampir
mendekati 44% dari total produksi
Indonesia, sedangkan PT. Pertamina
dengan produksi 108,2 ribu bph dengan
pangsa pasar produksi sebesar 10%.
Berikut adalah para pemain utama di
industri hulu migas :
a. Chevron Pasific Indonesia (CPI)
konsisten pada tahun 2002, 2004, dan
2007 menduduki peringkat pertama
untuk industri hulu minyak walau
kecenderungan produksinya turun. Hal
ini disebabkan karena memang cadangan
/reserve yang CPI miliki adalah yang
paling besar dan sumur-sumurnya yang
5. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 5
cukup dangkal kendati demikian, umur
lapangan yang dimiliki oleh Chevron
sudah mature sehinga produksi terus
turun secara alami. Penurunannya
memang tidak serta merta karena
program oil recovery dari Chevron
berjalan cukup baik sehingga dapat
menahan laju penurunan sehinga di
bawah 10 % per tahunnya (BPMIGAS,
2007).
Produksi minyak CPI memiliki
persentase yang cukup signifikan dalam
total produksi seluruh pemain yaitu rata-
rata tahun 2002, 2004, dan 2006 berkisar
sebesar 40 %.
b. Bila ditinjau CNOOC, pergerakan
peringkatnya dari tahun 2002, 2004, dan
2007 terus turun dari posisi 2 hingga
terakhir di posisi 4. Hal ini karena
lapangan minyak mereka sudah turun
secara alami akibat sudah diproduksi
sejak tahun 1968. CNOOC memang saat
ini memiliki blok baru di daerah
Batanghari namun masih belum
produksi.
c. Yang menarik adalah konsistensi
Pertamina yang relatif memliki total
produksi yang cukup stabil dan memiliki
tren meningkat sebesar 8% di tahun
2007 dibandingkan tahun 2004. Tren
produksi Pertamina dari tahun 1966
relatif tidak terlalu fluktuatif sehingga
pada tahun 2007 Pertamina berada pada
posisi ke 3 di tahun 2007. Sumber dari
LEMIGAS menyatakan dalam
analisisnya untuk BPMIGAS (2006).
Pertamina memang disinyalir
memiliki kebijakan untuk menjaga level
produksinya karena secara eksklusif
Pertamina tidak dibatasi masa kontrak
seperti KKKS pada umumnya. Respon
Pertamina terhadap kenaikan harga
minyak dunia tidak terlalu signifikan,
terlihat dari kenaikan produksi migas
mereka yang hanya 8 % pada tahun 2007
dibanding 2004. Hal ini dapat terkait
dengan kapasitas fasilitas produksi yang
dimiliki oleh Pertamina yang mungkin
tidak mencukupi bila diproduksikan
secara maksimal.
d. Medco E & P Indonesia secara
konsisten memiliki tren produksi
menurun. Penyebabnya karena pada
tahun 2001 mereka mengekploitasi
penuh produksi minyaknya, mengingat
pada saat itu kontrak Medco E&P
Indonesia telah habis dan belum jelas
tentang persetujuan perpanjangannya.
Namun ketika telah terbit kontrak
perpanjangannya, Produksi Medco E&P
Indonesia langsung terjun bebas. Medco
E&P Indonesia pada dasarnya telah
melakukan usaha oil recovery seperti
surfactan dan water fluid sehingga
diharapkan dapat menahan laju
penurunan hingga 15 % per tahunnya.
(BPMIGAS, 2007)
e. Total E & P Indonesia secara
konsisten berada di puncak peringkat
produsen gas bumi dan juga cukup
konsisten untuk produksi minyaknya.
Produksi gas Total E & P Indonesia naik
sejak diproduksinya lapangan Sisinubi
secara optimal, sehingga secara total
terdapat kenaikan produksi gas. Bahkan
bila diekuivalenkan antara minyak dan
gas, maka sesungguhnya Total E&P
Indonesia mampu menggeser CPI dari
posisi puncak.
f. Exxon Mobil Oil secara konsisten juga
selalu berada pada peringkat 2 untuk
produsen gas. Hal ini juga disebabkan
lapangan gas mereka di NAD sudah
mature karena sudah diproduksi sejak
tahun 1967. Exxon juga sempat
terkendala dengan kondisi politik di
Aceh yang sempat kurang kondusif,
sehingga pengembangan lapangannya
sempat terkendala bahkan sempat di-
shutdown sehingga mempengaruhi level
produksi gas Exxon.
Penawaran minyak Indonesia
memiliki tren yang menurun dalam
periode 1999-2009. Pada awal tahun
1999 supply minyak Indonesia sebesar
1.600.000 barrel per hari, dan terus
mengalami penurunan hingga pada tahun
2009 supply minyak menjadi hanya
sebesar 1.000.000 barrel per hari. Pola
konsumsi minyak nasional dalam
6. 6 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
periode 1999-2009 berbeda dengan
penawaran minyak, konsumsi minyak
justru selalu mengalami peningkatan.
Pada tahun 1999 konsumsi minyak
nasional sebesar 1.000.000.000 barrel
per hari. Konsumsi minyak nasional
memiliki tren yang meningkat sehingga
pada tahun 2009 konsumsi minyak
nasional menjadi 1.200.000 barrel per
hari. Pola konsumsi minyak yang terus
mengalami peningkatan tidak mampu
ditutupi oleh produksi minyak dari
dalam negeri. Sejak tahun 2004
Indonesia sudah beralih menjadi net
importir minyak, dan pada tahun 2009
Indonesia sudah secara resmi keluar dari
keanggotaan OPEC.
Dalam beberapa dekade harga
minyak memiliki tren yang terus
meningkat. Pada tahun 2005 terjadi
fluktuasi yang signifikan dari harga
minyak dunia hingga 61,2 US$ per
barrel yang sebelumnya hanya berkisar
antara 25 sampai dengan 30 US$ per
barrel. Sejak kuartal kedua tahun 2005
harga minyak dunia terus mengalami
peningkatan. Harga minyak dunia
mencapai nilai yang tertinggi di level
145,13 US$ per barrel di bulan Juli
tahun 2008 (Energy International
Administration, 2011).
Krisis finansial global yang terjadi
pada kuartal keempat tahun 2008 juga
memberi dampak terhadap tingkat harga
minyak dunia. Lesunya perekonomian
dunia mengakibatkan penurunan
terhadap permintaan minyak. Harga
minyak dunia mengalami penurunan
secara drastis hingga menyentuh level 38
US$ per barrel. Pasca krisis finansial
global perekonomian dunia mengalami
pemulihan secara perlahan. Pemulihan
perekonomian ditandai dengan kembali
berjalannya aktivitas perekonomian di
setiap negara baik negara industri
maupun negara berkembang (Energy
International Administration, 2011).
Roubini dan Setser (2004)
menyatakan bahwa fluktuasi maupun
peningkatan harga minyak dunia akan
memberikan dampak bagi perekonomian
setiap negara di dunia. Besarnya
pengaruh yang diberikan tergantung dari
beberapa hal seperti besarnya guncangan
harga minyak, durasi atau lamanya
guncangan tersebut berlangsung,
dependensi dari negara tersebut dalam
penggunaan minyak dalam kegiatan
ekonomi, serta respon kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah di negara
tersebut.
Indonesia sebagai negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka
kecil pasti terpengaruh dengan kondisi
ekonomi dunia. Salah satunya adalah
terlihat bagaimana harga minyak dunia
mempengaruhi perekonomian dalam
negeri. Harga minyak dunia yang
berfluktuasi juga akan mempengaruhi
harga dari produk turunan minyak yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat yakni
bahan bakar minyak seperti premium,
solar, kerosen, dan pertamax.
Mengingat pentingnya keberadaan
bahan bakar minyak dalam
perekonomian sehingga bahan bakar
minyak memerlukan intervensi
pemerintah untuk mengendalikan tingkat
harga bahan bakar minyak supaya dapat
dijangkau oleh masyarakat luas. Bentuk
intervensi yang diberikan oleh
pemerintah bagi penyediaan bahan bakar
minyak saat ini berupa pemberian
subsidi.
Subsidi bagi bahan bakar minyak
sudah dilakukan sejak pemerintahan
orde baru. Hingga saat ini subsidi masih
diberlakukan dan menjadi salah satu
pengeluaran rutin dalam APBN. Untuk
menjamin harga bahan bakar minyak
disaat harga minyak dunia sedang
melambung tinggi, pemerintah
melakukan kebijakan pemberian subsidi.
Dimulai sejak tahun 2005, APBN
sangat terbebani dengan pemberian
subsidi tersebut karena adanya fluktuasi
harga minyak dunia berupa peningkatan
yang sangat tinggi hingga menyentuh
level 145 US$ per barrel di tahun 2008.
Harga dan kuantitas dari bahan bakar
7. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 7
minyak yang beredar di masyarakat tidak
ditentukan oleh kekuatan mekanisme
pasar, melainkan memerlukan intervensi
dari pemerintah dalam penyediaannya.
Harga minyak dunia terus mengalami
tren peningkatan sejak tahun 2004 dan
mencapai 136,32 US$/barrell di tahun
2005. Untuk merespon harga minyak
yang semakin tinggi ini pemerintah
mengambil kebijakan untuk
meningkatkan harga jual bahan bakar
minyak. Pada tahun 2002 pemerintah
pernah mengizinkan bahan bakar minyak
untuk mengikuti harga keseimbangan
yang berasal dari harga minyak
internasional.
Kebijakan ini diikuti dengan
meningkatkan harga bahan bakar minyak
domestik agar bisa mengikuti harga
minyak internasional dan tidak
memberatkan APBN, karena pemerintah
harus memberikan subsidi lebih banyak.
Namun kebijakan ini kurang
dikomunikasikan kepada publik
sehingga banyak mengundang protes
dari masyarakat dan terjadi
ketidakstabilan keamanan dalam negeri.
Untuk menjamin daya beli
masyarakat pada saat harga minyak
dunia sedang melambung tinggi,
pemerintah tetap melakukan kebijakan
pemberian subsidi. Beban subsidi yang
harus ditanggung pemerintah semakin
besar, ketika harga minyak terus
meningkat. Peningkatan harga minyak di
tahun 2004 pemerintah mengambil
kebijakan untuk menaikkan harga jual
bahan bakar minyak kepada masyarakat
ke level Rp. 2.400,00 per liter untuk
premium.
Pada tanggal 30 September 2005
pemerintah mengeluarkan regulasi
berupa Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2005, tentang Harga Jual Eceran
Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.
Regulasi ini menjelaskan bahwa jenis
bahan bakar yang akan diberikan subsidi
adalah jenis bensin premium, kerosin,
dan minyak solar. Regulasi ini
menetapkan harga jual eceran minyak
tanah bagi rumah tangga dan usaha kecil
sebesar Rp.2000,00 per liter. Harga
eceran bensin premium menjadi Rp.
4.500,00 per liter dan minyak solar
menjadi Rp.4.300,00 per liter. Ketiga
jenis bahan bakar minyak yang diberikan
subsidi ini hanya diperuntukkan bagi
usaha kecil, transportasi, dan pelayanan
umum. Harga yang ditetapkan dalam
regulasi ini tidak berlaku bagi industri
(Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2010).
Kebijakan subsidi yang dilakukan
oleh pemerintah pada awalnya ditujukan
untuk menjaga kestabilan perekonomian.
Namun dalam realitanya pengeluaran
pemerintah untuk memberikan subsidi
bagi energi dalam hal ini bahan bakar
dan listrik jauh lebih besar dibandingkan
belanja investasi modal dan pembiayaan
untuk program sosial bagi masyarakat.
Pada saat terjadi krisis keuangan
global di tahun 2008 dan terjadi fluktuasi
harga minyak dunia perbandingan
anggaran belanja negara didominasi oleh
pengeluaran untuk subsidi BBM sebesar
14 milliar US dollar, sedangkan untuk
belanja investasi modal hanya sebesar
9,5 milliar US dollar. Alokasi
pengeluaran pemerintah untuk kegiatan
sosial lebih kecil lagi yakni sebesar 7,5
miliar US dollar. Karakteristik
perekonomian Indonesia yang
kesejahteraan masyarakatnya memiliki
ketimpangan yang sangat jauh.
Masyarakat di kota-kota besar
relatif memiliki kesejahteraan yang lebih
baik, ditandai dengan kemudahan akses
pada fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Sementara di bagian Indonesia yang lain
tidak mendapatkan akses yang sama.
Seharusnya anggaran APBN lebih
difokuskan kepada peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Pada awal tahun 2011 terdapat
wacana untuk membatasi kuantitas BBM
bersubsidi, karena semakin besarnya
pengeluaran pemerintah terhadap
subsidi. Sementara kebijakan kenaikan
harga tidak mungkin diberlakukan,
8. 8 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
karena dapat menyebabkan respon
anarkis dan ketidakstabilan keamanan
dalam negeri. Pembatasan kuantitas
BBM ini juga ditunjukkan agar
penyaluran BBM bersubsidi tepat bagi
masyarakat yang tergolong kurang
mampu. Sebab selama ini penggunaan
BBM bersubsidi justru didominasi oleh
masyarakat dengan pendapatan
menengah ke atas.
Dampak Kenaikan Harga Minyak
Terhadap Ekonomi Indonesia
Kenaikan harga minyak dapat
memberi dampak pada menurunnya
permintaan agregat, karena makin
memperlebar distribusi pendapatan
antara negara eksportir minyak dan
negara importir minyak. Kenaikan harga
minyak juga dapat menurunkan
penawaran agregat karena kenaikan
harga minyak berarti perusahaan
membeli energi lebih sedikit sehingga
produktivitas dan nilai output menurun.
Sensitivitas perekonomian
terhadap harga minyak dapat ditelusuri
oleh beberapa faktor. Pertama,
pentingnya minyak sebagai salah satu
faktor produksi (input), sehingga
kebanyakan pemerintah di negara
berkembang harus memberikan subsidi
terhadap minyak. Kedua, situasi makro
ekonomi perekonomian. Ketiga, neraca
perdagangan, baik negara eksportir
maupun negara importir.
Minyak merupakan salah satu
komponen penting dalam biaya produksi
yang harus ditanggung perusahaan.
Meningkatnya harga minyak akan
berpengaruh pada kenaikan biaya
produksi. Kenaikan produksi akan
mendorong perusahaan untuk melakukan
efisiensi dengan mengurangi jumlah
tenaga kerja. Akibatnya terjadi
penurunan penawaran. Penurunan
penawaran akan berdampak pada
kenaikan harga. Ketika harga minyak
naik menyebabkan perusahaan
meningkatkan harga produk mereka.
Perubahan harga minyak menyebabkan
garis IA bergeser ke atas. Asumsi
perekonomian dalam keseimbangan
jangka panjang. Kemudian terjadi
kenaikan harga minyak. Kenaikan harga
minyak tersebut menyebabkan kurva IA
bergeser dari IA0 ke IA1. Ekonomi
bergerak sepanjang kurva permintaan
agregat, di sisi lain bank sentral
meningkatkan suku bunga dalam
merespon kenaikan inflasi.
Kenaikan harga minyak dan
volatilitas-nya memiliki dampak yang
signifikan, bila kenaikan harga tersebut
ditransfer secara lngsung ke konsumen
(misal dengan kenaikan BBM),
kemudian hal ini akan mempengaruhi
perekonomian melalui term of trade
effect dan tekanan inflasi. Dampaknya
mungkin saja berbeda-beda di tiap
negara, tergantung pada karakteristik
permintaan dan penawaran akan minyak
negara tersebut. Dampak buruk dari
kenaikan harga minyak biasanya lebih
sering terjadi di negara - negara
berkembang yang merupakan net
importer minyak. Di negara negara
penggimpor minyak, vulnerabilitas dari
meningkatnya harga minyak bergantung
pada derajat dan intensitas
ketergantungan mereka atas minyak
yang diimpor.
Sebagai negara yang juga
mengekspor minyak, Indonesia
memperoleh keuntungan yang positif
dari meningkatnya harga minyak
Internasional. Sebagaimana nilai ekspor
yang semakin meningkat, akan
menambah cadangan devisa. Kenaikan
cadangan devisa ini, akan merangsang
perekonomian domestik dan
menyebabkan tekanan inflasi.
Efek dari harga minyak juga
menyebabkan meningkatnya biaya untuk
barang yang diimpor. Jadi, dampak
jangka panjang dari kenaikan harga
minyak akan meningkatkan
perekonomian domestik sebagaimana
meningkatnya inflasi. Dampak ekonomi
ini akan direspon oleh bank sentral
dengan menaikkan suku bunga, karena
9. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 9
salah satu tugas utama bank sentral
adalah menjaga inflasi agar tetap rendah.
Semenjak Indonesia menjadi
negara net-importer minyak pada kuartil
ketiga 2004, muncul persepsi umum,
bahwa harga minyak memiliki dampak
yang buruk terhadap perekonomian
Indonesia dan berakibat pada kenaikan
inflasi. Pandangan ini berdasarkan pada
fakta bahwa kenaikan harga minyak
mentah dunia akan berakibat pada
meningkatnya subsidi BBM oleh
pemerintah ke masyarakat. Hal ini
merupakan dampak negatif karena
sebagian besar dana yang digunakan
untuk mengembangkan sektor
perekonomian lainnya tersedot hanya
untuk menutup subsidi BBM yang
diakibatkan naiknya harga minyak
internasional dan tren konsumsi minyak
domestik yang semakin tinggi.
Karena pemerintah menemui
kesulitan dalam membiayai naiknya
subsidi minyak dengan nilai rupiah yang
terdepresiasi, akhirnya pemerintah
memutuskan untuk menurunkan subsidi
minyak dengan menaikkan harga BBM.
Kebijakan ini diikuti dengan inflasi dan
turunnya permintaan agregat karena
kenaikan biaya produksi dan suku bunga
bank sentral.
Penerimaan negara sektor energi
dan sumber daya mineral (ESDM) terdiri
dari penerimaan migas, penerimaan
pertambangan, dan penerimaan lain-lain.
Dari ketiga pos tersebut, Indonesia
mampu menghasilkan penerimaan
negara sebesar Rp284,2 Triliun pada
tahun 2008. Angka ini meningkat dari
tahun sebelumnya yang hanya sebesar
Rp214,15 triliun. Jika dibandingkan
dengan total penerimaan nasional, maka
kontribusi sektor ESDM pada tahun
2008 adalah sebesar 33,16 %.
Proporsi terbesar penerimaan
sektor ESDM pada tahun 2008 adalah
dari penerimaan migas, yaitu sebesar
Rp36,8 triliun. Kemudian diikuti oleh
penerimaan pertambangan umum
sebesar Rp246,3 triliun dan penerimaan
lain-lain sebesar Rp.1,1 triliun.
Respon Kebijakan Indonesia dan
Beberapa Negara terhadap Fluktuasi
Harga Minyak Dunia
Hingga saat ini, kebijakan
pemerintah Indonesia dalam merespon
volatilitas harga minyak adalah dengan
memberikan subsidi agar BBM dapat
terjangkau oleh masyarakat. Kebijakan
pemerintah Indonesia dalam beberapa
tahun ini adalah pengalihan dana subsidi
ke program-program sosial seperi
Bantuan Langsung Tunai (BLT), dana
pendidikan yakni Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), dana kesehatan yakni
Asuransi Kesehatan (AsKes) untuk
rumah tangga miskin. Hal- hal tersebut
di atas merupakan kebijakan yang
bersifat jangka pendek.
Pitter (2007) menyebutkan, bahwa
dalam penyusunan kebijakan jangka
panjang beberapa hal perlu diperhatikan,
yakni
a. Kebijakan harus berupa strategi
yang komprehensif.
b. Kebijakan harus memperhatikan
penggunaan teknologi yang ramah
terhadap lingkungan untuk
meningkatkan supplai energi, dan
membangun penggunaan energi
yang lebih bersih dan lebih efisien.
c. Kebijakan harus meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
kebijakan energi, kebijakan
lingkungan, kebijakan ekonomi
harus saling terintegrasi.
Dalam jangka panjang, pemerintah
akan mengurangi tingkat ketergantungan
perekonomian terhadap penggunaan
minyak dan beralih ke sumber energi
yang lebih ramah lingkungan. Hal ini
mendorong upaya pemerintah dalam
mengurangi subsidi secara perlahan-
lahan agar masyarakat mulai beralih
kepada penggunaan sumber energi yang
lebih bersih dan ramah lingkungan.
Pemerintah sudah
memformulasikan kebijakan dalam
konservasi energi sejak tahun 1979.
10. 10 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
Sejumlah program implementasi sudah
dirancang untuk mendukung kebijakan
konservasi energi di Indonesia yang
disebut sebagai National Energy
Conservation Master Plan (NECMP)
bahkan PP. No 9 Tahun 1982 tentang
Tata Ruang dan Wilayah, sudah
menginstruksikan kepada agen
pemerintah dalam hal ini kementerian
terkait untuk upaya konservasi energi.
Namun, dalam kenyaataannya saat
ini program tersebut tidak pernah
direalisasikan sepenuhnya seperti yang
diharapkan. Program yang dibuat oleh
kementerian terkait selama ini seringkali
tidak fokus sehingga efisiensi energi dan
konservasi energi hanya baru sebatas
norma dan wacana saja.
Dalam merespon guncangan
minyak yang mengakibatkan
peningkatan inflasi dan penurunan GDP
di negara-negara industri maju yang
tergabung dalam G-7 menggunakan
kebijakan moneternya dalam upaya
mengurangi guncangan dalam
perekonomian sebagai akibat dari
guncangan harga minyak. Negara
anggota G-7 memakai tidak
menggunakan kebijakan fiskal dalam
mengurangi dampak dari guncangan
harga minyak. Sebab sistem
perekonomiannya yang tidak dapat
diintervensi oleh pemerintah. Negara
anggota G-7 menganggap intervensi
pemerintah dalam perekonomian melalui
mekanisme kebijakan pasar justru akan
mengganggu keseimbangan di pasar.
Secara teoritis menurut Cologni
dan Manera (2005), seharusnya
diberlakukan kebijakan penurunan suku
bunga dalam mengurangi dampak dari
guncangan. Dalam kenyataannya negara-
negara industri maju anggota G-7 justru
meningkatkan tingkat suku bunga dalam
kebijakan moneternya. Hal yang sama
juga terjadi di Indonesia dalam merespon
guncangan harga minyak sekitar tahun
2004 hingga 2006, otoritas moneter pun
melakukan peningkatan suku bunga
dalam negeri. Ketika kuartal ketiga
tahun 2004 suku bunga sebesar 7,39
persen dan mengalami peningkatan
sebesar 5,36 persen pada lima kuartal
berikutnya suku bunga naik menjadi
12,75 persen pada kuartal keempat di
tahun 2005.
Mankiw (2007) menyatakan bawa
apabila terjadi guncangan dalam
perkonomian yang membuat terjadinya
penurunan penawaran harus dapat diatasi
dengan suatu kebijakan fiskal maupun
kebijakan moneter yang menstabilisasi
kembali perekonomian supaya kembali
pada posisi full-empolyment.
Ketika terjadi penurunan
penawaran dari SRAS1 ke SRAS2,
pemerintah harus melakukan kebijakan
yang meningkatkan kembali Aggregate
Demand agar perekonomian kembali ke
posisi full-employment. Upaya
peningkatan Aggregate Demand dapat
dilakukan melalui kebijakan fiskal
maupun kebijakan moneter. Dalam
jangka pendek kebijakan fiskal yang
dilakukan oleh pemerintah adalah
memberikan subsidi BBM untuk
meningkatkan kembali Aggregate
Demand . Kebijakan moneter Indonesia
tidak sesuai dengan teori yakni
peningkatan suku bunga ketika terjadi
fluktuasi harga minyak dunia.
Seharusnya untuk meningkatkan kembali
Aggregate Demand otoritas moneter
sebaiknya menurunkan tingkat suku
bunga. Hal ini mengakibatkan terjadinya
ketidakselarasan kebijakan.
Pada bulan Juni di tahun 2008,
lima negara konsumen minyak terbesar
dunia yakni Amerika Serikat, Jepang,
Cina, India, dan Korea Selatan
menyerukan agar bahan bakar minyak
diakhiri secara bertahap untuk
menurunkan harga minyak. Sebab
menurut mereka meyakini bahwa,
pemberian subsidi kepada minyak
sesungguhnya membuat masyarakat
tidak mau beralih untuk menggunakan
sumber energi lain yang lebih bersih dan
ramah lingkungan. Lebih lanjut mereka
menambahkan bahwa dengan adanya
11. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 11
subsidi terhadap minyak akan terus
meningkatkan konsumsi minyak
masyarakat dan melupakan efisiensi
dalam penggunaan minyak. Padahal
sesungguhnya minyak adalah sumber
energi yang tidak terbarukan dan
jumlahnya sangat terbatas.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan seperti berikut.
a. Sejak Januari sampai Oktober
2007, harga minyak tidak pernah
mengalami penurunan dalam pergerakan
bulanan. Bahkan, bila dibanding harga
tahun 2000 yang masih US$27/barel,
harga minyak dunia pada tahun 2008
lalu sudah naik tiga kali lipat. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
kenaikan tersebut. Pertama, adanya
ketidakseimbangan antara permintaan
dan penawaran. Kedua, perkembangan
harga dunia selalu mengalami fluktuasi,
mulai dari embargo yang dilakukan oleh
negara Arab, di sisi lain produksi minyak
Indonesia selalu mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, sehingga Indonesia
bukan lagi negara pengekspor minyak,
tetapi mengimpor minyak sejak tahun
2001.
b. Biaya energi masih merupakan
komponen biaya yang menentukan hajat
hidup banyak perusahaan dan industri di
Indonesia. Perlu dipikirkan secara
sungguh-sungguh upaya konservasi
energi, pengembangan energi alternatif,
pengurangan permintaan BBM, dan
kampanye hemat penggunaan BBM.
Harga minyak telah mencapai titik yang
tidak pernah terjadi sebelumnya.
Cadangan migas Indonesia memang
masih cukup untuk satu generasi ke
depan, namun jangan sampai Indonesia
tergelincir gara-gara meremehkan
dampak lonjakan harga emas hitam ini.
c. Peranan minyak bumi dalam
kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan
bakar minyak digunakan baik sebagai
input produksi di tingkat perusahaan
maupun untuk konsumsi di tingkat
rumah tangga. Sebagian besar negara di
dunia sangat bergantung terhadap bahan
bakar minyak untuk menggerakkan
perekonomian.
Indonesia merupakan salah satu
dari negara di dunia yang tingkat
kebergantungan terhadap minyak yang
tinggi (Oil Highly Dependency). Data
dari Bank Dunia menyatakan konsumsi
minyak Indonesia mencapai 46 persen
dari total konsumsi energi nasional pada
tahun 1980 dan terus mengalami
peningkatan sehingga pada tahun 2010
perbandingan konsumsi minyak menjadi
66 persen dari total konsumsi enegi
nasional.
d. Minyak merupakan salah satu
komoditi yang penting dalam
perekonomian ekonomi Indonesia.
Peranannya sangat besar karena
memberikan sumbangan yang cukup
besar terhadap penerimaan pemerintah.
Minyak menjadi andalan Indonesia
dalam kegiatan perdagangan
internasional. Pada era 1980 hingga awal
tahun 1990 pertumbuhan ekonomi
Indonesia begitu pesat, hal ini
disebabkan oleh meningkatnya harga
minyak dunia. Indonesia sangat
diuntungkan pada masa itu karena
merupakan salah satu pengekspor
minyak terbesar di dunia. Kenyataan
berubah sejak tahun 2004 Indonesia
beralih menjadi net importir minyak dan
terlepas dari keanggotaan OPEC sejak
tahun 2009.
e. Dalam beberapa dekade harga
minyak memiliki tren yang berfluktuasi.
Hal ini sangat berdampak dalam
kegiatan perekonomian dunia. Fluktuasi
harga minyak dunia akan mempengaruhi
perekonomian Indonesia sebagai negara
dengan sistem ekonomi terbuka kecil
(small-open economy). Pengaruh yang
diterima oleh Indonesia tercermin dari
variabel makroekonominya seperti
tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan
output nasional, nilai tukar mata uang,
dan tingkat suku bunga. Selain variabel
12. 12 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 4, Nomor 2, Maret 2014
makroekonomi, fluktuasi harga minyak
dunia juga mempengaruhi kebijakan
subsidi pemerintah terhadap bahan bakar
minyak premium, kerosin, dan solar
sebagai produk turunan dari minyak itu
sendiri. Variabel makroekonomi yang
menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah tingkat inflasi dan pertumbuhan
output nasional.
f. Hasil penelitian menunjukkan,
bahwa fluktuasi harga minyak dunia
memberikan dampak bagi perekonomian
Indonesia. Dalam jangka pendek
fluktuasi harga minyak dunia tidak
mempengaruhi pertumbuhan output
nasional, tingkat inflasi, dan subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) secara
signifikan.
g. Pada jangka panjang fluktuasi
harga minyak secara signifikan
mempengaruhi output nasional, tingkat
inflasi, dan subsidi BBM. Selama
periode tahun 1980-2010 fluktuasi harga
minyak dunia mempengaruhi output
nasional dan tingkat inflasi secara
positif. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa peningkatan minyak
sebagai sumber energi yang vital dalam
kegiatan produksi akan meningkatkan
tingkat harga (Cost-Push Inflation)
secara umum. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan peningkatan tingkat inflasi
dalam jangka panjang di Indonesia.
h. Pertumbuhan output nasional juga
berhubungan positif terhadap fluktuasi
harga minyak dunia dalam jangka
panjang. Selama periode 1980-2004
Indonesia masih sebagai net eksportir
minyak. Sehingga surplus dari kegiatan
perdagangan internasional mendorong
peningkatan pada output nasional
Indonesia. Sementara dalam enam tahun
terakhir ketika Indonesia beralih menjadi
net importir minyak belum berpengaruh
secara signifikan pada pertumbuhan
output nasional Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fayoumi, A N. 2009. Oil Prices and
Stock Market Returns in Oil
Importing Countries: The Case of
Turkey, Tunisia and Jordan. ISSN
1450-2275 Issue 16 EuroJournals,
Inc. [15 Mei 2011].
http://www.eurojournals.com/ejefas
_16_08.pdf
Aliyu, SUR. 2008. Impact of Oil Price
Shock and Exchange Rate Volatility
on Economic Growth in Nigeria:
An Empirical Investigation.
EuroJournals, Inc. [3 April 2011].
http://www.eurojournals.com/rjis_1
1_01.pdf
Apriani, Dian K. 2007. Analisis Dampak
Guncangan Harga Minyak Dunia
Terhadap Inflasi dan Output di
Indonesia: Periode 1990-2006
[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian
Bogor
Basri, Faisal. 2008. Prospek Ekonomi
Indonesia di Tengah Gelombang
Krisis Financial Global. Makalah
Tim Ahli Ekonomi Kadin. 12
November 2008
Budiyanto, Djoko. 2008. Analisis Industri
Hulu Minyak dan Gas Bumi Di
Indonesia Berdasarkan Struktur,
Perilaku dan Kinerja Industri.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
UGM
Bulman Tinm et. al. 2008. Indonesia’s
Oil Subsidy Opportunity. Far
Eastern Economic Review.
Christensson, J. 2009. How Inflationary
Oil Price Shocks? A Regional
Analysis. 5th Annual GRASP
Symposium [working paper],
Wichita State University. [14 Mei
2011]http://soar.wichita.edu/dspac
e/bitstream/handle/10057/2274/GR
ASP5_6.p df?sequence=1
Cologni, A and Manera, M. 2005. Oil
Price, Inflation and Interest Rates
in a Structural Cointegrated VAR
Model for G-7 Countries. Working
Paper. Italy : Departement of
Statistics. University of Milan
Bicocca.
13. Benny A. S.: Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia 13
Enders, W. 2004. Applied Econometric
Time Series. Second Edition.
University of Alabama.
Farzanegan. 2007. The Effect of Oil
Price Shocks on Iranian Economy.
Dresden University of Technology.
[10 April 2011].
http://www.ecomod.org/files/paper
s/600.pdf
Gujarati, Damonar N. 2003. Basic
Econometrics. 4th Edition.
Singapore: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hsing, Yu. 2007. Impacts of Higher
Crude Oil Prices and Changing
Macroeconomic Conditions on
Output Growth in Germany.
EuroJournal, Inc.[3 April 2011].
http://www.eurojournals.com/irjfe
11%20yu.pdf
Ito, Katsuya. 2008. Oil Price and the
Russian Economy: A VEC Model
Approach. EuroJournals, Inc.[3
April 2011].
http://www.eurojournals.com/Page
s%20from%20irjfe17ito.pdf
Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral. 2011. Indonesia Energy
Statistic 2010.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomika
Indonesia, Dinamika Lingkungan
Bisnis di Tengah Krisis Global.
UPP STIM YKPN Yogyakarta
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Apabila
Harga Minyak USD100, Seputar
Indonesia. UPP STIM YKPN
Yogyakarta
Jalil Abdul et.al. 2008. Oil Prices and
Malaysian Economy. Malaysia :
Sultan Idris Education University.
[15 Mei 2011].
http://.www.bizresearchpapers.co
m/20.%20Noras.pdf
Mankiw, Gregory. 2005. Makroekonomi.
Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga.
Mourougane, A. 2010. Phasing Out
Energy Subsidy in Indonesia
[working paper]. OECD
Economics Departement.
Ningsih, Ratna. 2010. Analisis
Keterkaitan Dinamis Inflasi di
Negara-Negara ASEAN+6
[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian
Bogor.
Nugroho, Cahyo W. 2005. Analisis
Pengaruh Harga Bahan Bakar
Minyak Terhadap Tingkat Inflasi
di Indonesia [skripsi]. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.
Pitter, A. 2007. Impact and Policy
Responses to Oil Shock in The
SEACEN. Kuala Lumpur: The
SouthEast Asian Central Banks
Research and Training Centre.
Putong, Iskandar. 2002. Pengantar
Ekonomi Mikro dan Makro. Jilid 2.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Roubini N. and Setser Brad. 2004. The
Effect of The Recent Oil Price
Shock on the U.S and Global
Economy. Oxford University. [15
Mei 2011].
http://people.stern.nyu.edu/nroubin
i/papers/Roubini-Setser-US-
External- Imbalances.pdf
Samuelson, P and Nordhaus, W. 1989.
Macroeconomic. USA : McGraw-
Hill Companies, Inc.
Todaro Michael. 1985. Ekonomi Dunia
Ketiga. Jilid I. Jakarta: Akademika
Pressindo.