Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengambilalihan hotel dan apartemen dekat bandara oleh penulis. Hotel dan apartemen tersebut memiliki 300 kamar dan dua menara setinggi 12 lantai. Penulis mengajak jamaah untuk berpatungan usaha dengan membeli saham hotel dan apartemen tersebut untuk dioperasikan secara syariah.
Tiga kalimat ringkasan:
Nina Chattu dan Kitul melarikan diri dari bekas Ketua Menteri Tuah setelah Kitul ditikam dengan keris. Mereka berdua mencari perlindungan kepada Raja Mendeliar di pelabuhan Melaka. Nina Chattu akhirnya mengakui bahawa dirinya dan Kitul telah merancang untuk menipu dan mempergunakan Raja Mendeliar maupun Tuah untuk kepentingan mereka sendiri.
Dokumen ini menceritakan tentang seorang pengemis buta di kota Madinah yang selalu mengatakan kata-kata negatif tentang Nabi Muhammad SAW. Setiap hari ada seorang pria yang memberinya makan tanpa bicara. Suatu hari pria itu tidak datang dan pengemis buta itu merasa heran. Ketika seorang pria lain memberinya makan, pengemis buta itu menyadari bahwa pria itu bukan orang yang biasa memberinya makan.
A Review of the Pakistani Government’s
“White Paper”: Qadiyaniyyat—
A Grave Threat to Islam
Replies to Some Allegations
(4)
An English translation of
the Friday sermon delivered by
Hadrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IVrta
on February 15, 1985
at the Fadl Mosque, London
A perfect example of the cruel treatment of the
Ahmadiyyah Muslim Jama‘at by the government of
Pakistan is the White Paper. This document, published by
the government of Pakistan under the title
Qa diyaniyyat—A Grave Threat to Islam, was written in
support of the Federal ordinance dated April 26, 1984.
By publishing the White Paper, this ‘Islamic Republic’
has set aside all Islamic values and has done away with
many basic human rights including religious social freedoms
of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at. Using the
White Paper as a crutch, the government of Pakistan claims
that the beliefs of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at compel
it to impose restrictions upon the Ahmadi Muslims.
As far as the allegations and accusations made in the
White Paper are concerned, they are a repetition of the
same baseless allegations and accusations that the
Ahmadiyyah Muslim Jama‘at has responded to in the past
on the basis of the Holy Qur’an and the Ahadith.
Since much of our literature is currently being confiscated
by the government of Pakistan, sincere seekers of
truth may have difficulty finding the answers. This series of Friday sermons present the response laid out by Hadrat
Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IVrta, the then Imam
of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at, to these allegations.
This response to the White Paper was first published in
Urdu in 1985. Its English translation is being published
now. This sermon was delivered on February 15, 1985 at
the Fadl Mosque, London, and deals with the true Islamic
concept of jihad.
This document contains information about four individuals and discusses concepts related to jihad. It begins by listing four names and student identification numbers. It then quotes a verse from the Quran about not turning one's back in battle. The document discusses exceptions for strategic retreats or joining other troops. It also defines and explains four types of jihad: against one's self or desires (jihad al-nafs), through knowledge and intellectual efforts (jihad bil'ilm), through financial support (jihad bil mal), and through physical fighting or war (jihad bil saif) as a last resort in defense. It concludes by providing definitions for jihad as struggling for Allah/Islam and qital as fighting for Allah
Dokumen tersebut membahas tentang definisi jihad dalam Islam yang tidak hanya berarti perjuangan fisik melawan musuh, tetapi juga perjuangan pikiran dan melawan hawa nafsu. Dokumen tersebut juga membedah pendapat ulama salaf tentang jihad sebagai kewajiban fardhu kifayah atau fardhu ain, serta kondisi dan syarat bagi seseorang untuk diwajibkan berjihad.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pengambilalihan hotel dan apartemen dekat bandara oleh penulis. Hotel dan apartemen tersebut memiliki 300 kamar dan dua menara setinggi 12 lantai. Penulis mengajak jamaah untuk berpatungan usaha dengan membeli saham hotel dan apartemen tersebut untuk dioperasikan secara syariah.
Tiga kalimat ringkasan:
Nina Chattu dan Kitul melarikan diri dari bekas Ketua Menteri Tuah setelah Kitul ditikam dengan keris. Mereka berdua mencari perlindungan kepada Raja Mendeliar di pelabuhan Melaka. Nina Chattu akhirnya mengakui bahawa dirinya dan Kitul telah merancang untuk menipu dan mempergunakan Raja Mendeliar maupun Tuah untuk kepentingan mereka sendiri.
Dokumen ini menceritakan tentang seorang pengemis buta di kota Madinah yang selalu mengatakan kata-kata negatif tentang Nabi Muhammad SAW. Setiap hari ada seorang pria yang memberinya makan tanpa bicara. Suatu hari pria itu tidak datang dan pengemis buta itu merasa heran. Ketika seorang pria lain memberinya makan, pengemis buta itu menyadari bahwa pria itu bukan orang yang biasa memberinya makan.
A Review of the Pakistani Government’s
“White Paper”: Qadiyaniyyat—
A Grave Threat to Islam
Replies to Some Allegations
(4)
An English translation of
the Friday sermon delivered by
Hadrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IVrta
on February 15, 1985
at the Fadl Mosque, London
A perfect example of the cruel treatment of the
Ahmadiyyah Muslim Jama‘at by the government of
Pakistan is the White Paper. This document, published by
the government of Pakistan under the title
Qa diyaniyyat—A Grave Threat to Islam, was written in
support of the Federal ordinance dated April 26, 1984.
By publishing the White Paper, this ‘Islamic Republic’
has set aside all Islamic values and has done away with
many basic human rights including religious social freedoms
of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at. Using the
White Paper as a crutch, the government of Pakistan claims
that the beliefs of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at compel
it to impose restrictions upon the Ahmadi Muslims.
As far as the allegations and accusations made in the
White Paper are concerned, they are a repetition of the
same baseless allegations and accusations that the
Ahmadiyyah Muslim Jama‘at has responded to in the past
on the basis of the Holy Qur’an and the Ahadith.
Since much of our literature is currently being confiscated
by the government of Pakistan, sincere seekers of
truth may have difficulty finding the answers. This series of Friday sermons present the response laid out by Hadrat
Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IVrta, the then Imam
of the Ahmadiyyah Muslim Jama‘at, to these allegations.
This response to the White Paper was first published in
Urdu in 1985. Its English translation is being published
now. This sermon was delivered on February 15, 1985 at
the Fadl Mosque, London, and deals with the true Islamic
concept of jihad.
This document contains information about four individuals and discusses concepts related to jihad. It begins by listing four names and student identification numbers. It then quotes a verse from the Quran about not turning one's back in battle. The document discusses exceptions for strategic retreats or joining other troops. It also defines and explains four types of jihad: against one's self or desires (jihad al-nafs), through knowledge and intellectual efforts (jihad bil'ilm), through financial support (jihad bil mal), and through physical fighting or war (jihad bil saif) as a last resort in defense. It concludes by providing definitions for jihad as struggling for Allah/Islam and qital as fighting for Allah
Dokumen tersebut membahas tentang definisi jihad dalam Islam yang tidak hanya berarti perjuangan fisik melawan musuh, tetapi juga perjuangan pikiran dan melawan hawa nafsu. Dokumen tersebut juga membedah pendapat ulama salaf tentang jihad sebagai kewajiban fardhu kifayah atau fardhu ain, serta kondisi dan syarat bagi seseorang untuk diwajibkan berjihad.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
https://www.hubspot.com/state-of-marketing
· Scaling relationships and proving ROI
· Social media is the place for search, sales, and service
· Authentic influencer partnerships fuel brand growth
· The strongest connections happen via call, click, chat, and camera.
· Time saved with AI leads to more creative work
· Seeking: A single source of truth
· TLDR; Get on social, try AI, and align your systems.
· More human marketing, powered by robots
ChatGPT is a revolutionary addition to the world since its introduction in 2022. A big shift in the sector of information gathering and processing happened because of this chatbot. What is the story of ChatGPT? How is the bot responding to prompts and generating contents? Swipe through these slides prepared by Expeed Software, a web development company regarding the development and technical intricacies of ChatGPT!
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
The realm of product design is a constantly changing environment where technology and style intersect. Every year introduces fresh challenges and exciting trends that mold the future of this captivating art form. In this piece, we delve into the significant trends set to influence the look and functionality of product design in the year 2024.
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
Mental health has been in the news quite a bit lately. Dozens of U.S. states are currently suing Meta for contributing to the youth mental health crisis by inserting addictive features into their products, while the U.S. Surgeon General is touring the nation to bring awareness to the growing epidemic of loneliness and isolation. The country has endured periods of low national morale, such as in the 1970s when high inflation and the energy crisis worsened public sentiment following the Vietnam War. The current mood, however, feels different. Gallup recently reported that national mental health is at an all-time low, with few bright spots to lift spirits.
To better understand how Americans are feeling and their attitudes towards mental health in general, ThinkNow conducted a nationally representative quantitative survey of 1,500 respondents and found some interesting differences among ethnic, age and gender groups.
Technology
For example, 52% agree that technology and social media have a negative impact on mental health, but when broken out by race, 61% of Whites felt technology had a negative effect, and only 48% of Hispanics thought it did.
While technology has helped us keep in touch with friends and family in faraway places, it appears to have degraded our ability to connect in person. Staying connected online is a double-edged sword since the same news feed that brings us pictures of the grandkids and fluffy kittens also feeds us news about the wars in Israel and Ukraine, the dysfunction in Washington, the latest mass shooting and the climate crisis.
Hispanics may have a built-in defense against the isolation technology breeds, owing to their large, multigenerational households, strong social support systems, and tendency to use social media to stay connected with relatives abroad.
Age and Gender
When asked how individuals rate their mental health, men rate it higher than women by 11 percentage points, and Baby Boomers rank it highest at 83%, saying it’s good or excellent vs. 57% of Gen Z saying the same.
Gen Z spends the most amount of time on social media, so the notion that social media negatively affects mental health appears to be correlated. Unfortunately, Gen Z is also the generation that’s least comfortable discussing mental health concerns with healthcare professionals. Only 40% of them state they’re comfortable discussing their issues with a professional compared to 60% of Millennials and 65% of Boomers.
Race Affects Attitudes
As seen in previous research conducted by ThinkNow, Asian Americans lag other groups when it comes to awareness of mental health issues. Twenty-four percent of Asian Americans believe that having a mental health issue is a sign of weakness compared to the 16% average for all groups. Asians are also considerably less likely to be aware of mental health services in their communities (42% vs. 55%) and most likely to seek out information on social media (51% vs. 35%).
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
Creative operations teams expect increased AI use in 2024. Currently, over half of tasks are not AI-enabled, but this is expected to decrease in the coming year. ChatGPT is the most popular AI tool currently. Business leaders are more actively exploring AI benefits than individual contributors. Most respondents do not believe AI will impact workforce size in 2024. However, some inhibitions still exist around AI accuracy and lack of understanding. Creatives primarily want to use AI to save time on mundane tasks and boost productivity.
Organizational culture includes values, norms, systems, symbols, language, assumptions, beliefs, and habits that influence employee behaviors and how people interpret those behaviors. It is important because culture can help or hinder a company's success. Some key aspects of Netflix's culture that help it achieve results include hiring smartly so every position has stars, focusing on attitude over just aptitude, and having a strict policy against peacocks, whiners, and jerks.
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
PepsiCo provided a safe harbor statement noting that any forward-looking statements are based on currently available information and are subject to risks and uncertainties. It also provided information on non-GAAP measures and directing readers to its website for disclosure and reconciliation. The document then discussed PepsiCo's business overview, including that it is a global beverage and convenient food company with iconic brands, $91 billion in net revenue in 2023, and nearly $14 billion in core operating profit. It operates through a divisional structure with a focus on local consumers.
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
This document provides an overview of content methodology best practices. It defines content methodology as establishing objectives, KPIs, and a culture of continuous learning and iteration. An effective methodology focuses on connecting with audiences, creating optimal content, and optimizing processes. It also discusses why a methodology is needed due to the competitive landscape, proliferation of channels, and opportunities for improvement. Components of an effective methodology include defining objectives and KPIs, audience analysis, identifying opportunities, and evaluating resources. The document concludes with recommendations around creating a content plan, testing and optimizing content over 90 days.
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
The document provides guidance on preparing a job search for 2024. It discusses the state of the job market, focusing on growth in AI and healthcare but also continued layoffs. It recommends figuring out what you want to do by researching interests and skills, then conducting informational interviews. The job search should involve building a personal brand on LinkedIn, actively applying to jobs, tailoring resumes and interviews, maintaining job hunting as a habit, and continuing self-improvement. Once hired, the document advises setting new goals and keeping skills and networking active in case of future opportunities.
A report by thenetworkone and Kurio.
The contributing experts and agencies are (in an alphabetical order): Sylwia Rytel, Social Media Supervisor, 180heartbeats + JUNG v MATT (PL), Sharlene Jenner, Vice President - Director of Engagement Strategy, Abelson Taylor (USA), Alex Casanovas, Digital Director, Atrevia (ES), Dora Beilin, Senior Social Strategist, Barrett Hoffher (USA), Min Seo, Campaign Director, Brand New Agency (KR), Deshé M. Gully, Associate Strategist, Day One Agency (USA), Francesca Trevisan, Strategist, Different (IT), Trevor Crossman, CX and Digital Transformation Director; Olivia Hussey, Strategic Planner; Simi Srinarula, Social Media Manager, The Hallway (AUS), James Hebbert, Managing Director, Hylink (CN / UK), Mundy Álvarez, Planning Director; Pedro Rojas, Social Media Manager; Pancho González, CCO, Inbrax (CH), Oana Oprea, Head of Digital Planning, Jam Session Agency (RO), Amy Bottrill, Social Account Director, Launch (UK), Gaby Arriaga, Founder, Leonardo1452 (MX), Shantesh S Row, Creative Director, Liwa (UAE), Rajesh Mehta, Chief Strategy Officer; Dhruv Gaur, Digital Planning Lead; Leonie Mergulhao, Account Supervisor - Social Media & PR, Medulla (IN), Aurelija Plioplytė, Head of Digital & Social, Not Perfect (LI), Daiana Khaidargaliyeva, Account Manager, Osaka Labs (UK / USA), Stefanie Söhnchen, Vice President Digital, PIABO Communications (DE), Elisabeth Winiartati, Managing Consultant, Head of Global Integrated Communications; Lydia Aprina, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Nita Prabowo, Account Manager, Integrated Marketing and Communications; Okhi, Web Developer, PNTR Group (ID), Kei Obusan, Insights Director; Daffi Ranandi, Insights Manager, Radarr (SG), Gautam Reghunath, Co-founder & CEO, Talented (IN), Donagh Humphreys, Head of Social and Digital Innovation, THINKHOUSE (IRE), Sarah Yim, Strategy Director, Zulu Alpha Kilo (CA).
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
The search marketing landscape is evolving rapidly with new technologies, and professionals, like you, rely on innovative paid search strategies to meet changing demands.
It’s important that you’re ready to implement new strategies in 2024.
Check this out and learn the top trends in paid search advertising that are expected to gain traction, so you can drive higher ROI more efficiently in 2024.
You’ll learn:
- The latest trends in AI and automation, and what this means for an evolving paid search ecosystem.
- New developments in privacy and data regulation.
- Emerging ad formats that are expected to make an impact next year.
Watch Sreekant Lanka from iQuanti and Irina Klein from OneMain Financial as they dive into the future of paid search and explore the trends, strategies, and technologies that will shape the search marketing landscape.
If you’re looking to assess your paid search strategy and design an industry-aligned plan for 2024, then this webinar is for you.
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
From their humble beginnings in 1984, TED has grown into the world’s most powerful amplifier for speakers and thought-leaders to share their ideas. They have over 2,400 filmed talks (not including the 30,000+ TEDx videos) freely available online, and have hosted over 17,500 events around the world.
With over one billion views in a year, it’s no wonder that so many speakers are looking to TED for ideas on how to share their message more effectively.
The article “5 Public-Speaking Tips TED Gives Its Speakers”, by Carmine Gallo for Forbes, gives speakers five practical ways to connect with their audience, and effectively share their ideas on stage.
Whether you are gearing up to get on a TED stage yourself, or just want to master the skills that so many of their speakers possess, these tips and quotes from Chris Anderson, the TED Talks Curator, will encourage you to make the most impactful impression on your audience.
See the full article and more summaries like this on SpeakerHub here: https://speakerhub.com/blog/5-presentation-tips-ted-gives-its-speakers
See the original article on Forbes here:
http://www.forbes.com/forbes/welcome/?toURL=http://www.forbes.com/sites/carminegallo/2016/05/06/5-public-speaking-tips-ted-gives-its-speakers/&refURL=&referrer=#5c07a8221d9b
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
Everyone is in agreement that ChatGPT (and other generative AI tools) will shape the future of work. Yet there is little consensus on exactly how, when, and to what extent this technology will change our world.
Businesses that extract maximum value from ChatGPT will use it as a collaborative tool for everything from brainstorming to technical maintenance.
For individuals, now is the time to pinpoint the skills the future professional will need to thrive in the AI age.
Check out this presentation to understand what ChatGPT is, how it will shape the future of work, and how you can prepare to take advantage.
The document provides career advice for getting into the tech field, including:
- Doing projects and internships in college to build a portfolio.
- Learning about different roles and technologies through industry research.
- Contributing to open source projects to build experience and network.
- Developing a personal brand through a website and social media presence.
- Networking through events, communities, and finding a mentor.
- Practicing interviews through mock interviews and whiteboarding coding questions.
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
1. Core updates from Google periodically change how its algorithms assess and rank websites and pages. This can impact rankings through shifts in user intent, site quality issues being caught up to, world events influencing queries, and overhauls to search like the E-A-T framework.
2. There are many possible user intents beyond just transactional, navigational and informational. Identifying intent shifts is important during core updates. Sites may need to optimize for new intents through different content types and sections.
3. Responding effectively to core updates requires analyzing "before and after" data to understand changes, identifying new intents or page types, and ensuring content matches appropriate intents across video, images, knowledge graphs and more.
A brief introduction to DataScience with explaining of the concepts, algorithms, machine learning, supervised and unsupervised learning, clustering, statistics, data preprocessing, real-world applications etc.
It's part of a Data Science Corner Campaign where I will be discussing the fundamentals of DataScience, AIML, Statistics etc.
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
Here's my presentation on by proven best practices how to manage your work time effectively and how to improve your productivity. It includes practical tips and how to use tools such as Slack, Google Apps, Hubspot, Google Calendar, Gmail and others.
The six step guide to practical project managementMindGenius
The six step guide to practical project management
If you think managing projects is too difficult, think again.
We’ve stripped back project management processes to the
basics – to make it quicker and easier, without sacrificing
the vital ingredients for success.
“If you’re looking for some real-world guidance, then The Six Step Guide to Practical Project Management will help.”
Dr Andrew Makar, Tactical Project Management
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Jihad1
1. Cerpen: Jihad
Oleh Fudzail
2010/08/14
(1)
KUNTAY bersuara tinggi. Kedengaran memaki-maki. Kelihatan mimik mukanya merah padam.
Saya membiarkan sahaja dia melepaskan kegeramannya. Tidak dapat memahami sepenuhnya
kerana bercakap dalam bahasa Turki dengan laju. Bahasa Turki, seperti bahasa Melayu.
Mempunyai banyak bahasa Arab, sesuatu yang sedikit memudahkan saya mengagak butiran
percakapan.
Kebetulan kami tiba di stesen petrol berhampiran Shahama, penempatan warga Emirati di luar
kota raya Abu Dhabi, di lebuh raya menuju ke Dubai. Setiap keluarga Emirati yang ditempatkan
di Shahama diberi „rumah rakyat‟ yang bernilai RM1 juta. Ribuan rumah rakyat dengan 12 bilik
memenuhi Shahama. Begitu bertuah menjadi warga marhaen Emiriyah Arab Bersatu. Boleh
dikatakan setiap warga adalah jutawan, ditatang sepenuhnya daripada kekayaan hasil negara.
“Kiat berhenti, saya mahu solat dahulu!”
Saya memberhentikan kereta di depan surau. Kuntay mengangguk. Meneruskan percakapan
bernada keras. Saya tersenyum dan keluar dari kereta. Sepanjang seminggu bersama Kuntay,
saya sememangnya sudah tahu reaksi daripada Kuntay.
Tetapi terus sahaja mengajak setiap kali mahu bersolat, setiap kali itu juga, Kuntay sekadar
mengangguk. Kuntay dihantar oleh sebuah syarikat berpangkalan di Istanbul untuk meneroka
pasaran UAE dan saya dilantik sebagai konsultan.
Setelah selesai solat jamak dan qasar, saya kembali ke kereta. Kuntay terus menekan paparan
kekunci iPhonenya dengan wajah serius. Seserius setiap kali dia menatap KRA dan KPI untuk
dirinya.
“Kenapa?” Tanya saya untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.
“Saya kekadang hairan. Ramai yang bersolat setiap waktu tanpa ponteng, tidak seperti saya,
kekadang solat, kekadang tidak, tetapi yang solat tunggang terbalik itu jugalah yang banyak
terlibat dengan rasuah!”
Saya mengangguk. Bersetuju kerana memang sebegitu.
“Apakah perempuan Turki yang bekerja dengan syarikat konsultan itu minta wang?”
“Itulah yang buat saya sakit hati. Dia warga Turki, kami syarikat Turki, di bumi Emiriyah ini
sepatutnya saling membantu. Rupa-rupanya ada udang sebalik batu apabila menawarkan kontrak
2. terus, mahu komisen, persen tertentu, bayar dahulu. Melampau, kami boleh sahaja rugi kerana
harga tawaran tidak termasuk memberi duit rasuah!”
“Apa kata kamu kepadanya, dengar seperti memaki!”
“Saya beritahu dia, kalau dia mahu duit komisen, duit rasuah, saya boleh bagi dalam kain kapan
dia. Langkah mayat saya dulu. Sebab kalau saya beri apa yang dia minta, saya kena bunuh oleh
bos!”
Saya ketawa. Fenomena rasuah memang berleluasa di tanah Emiriyah, walau tidak ketara di
permukaan. Terutama di kalangan ekspatriat yang menjadi penggerak ekonomi dan majoriti
pekerja. Semua datang untuk buat duit. Ramai yang tidak kisah sama ada haram atau halal.
Selagi „masyuk‟, peduli apa. Walau pendapatan jauh tinggi, tetap tamak dan bernafsu syaitan,
tidak kira beragama Islam atau tidak. Duit menjadikan mereka hilang kewarasan, harga diri dan
nilai-nilai mulia.
“Bagaimana dengan gejala rasuah di Turki sendiri?”
“Tidak begitu berleluasa. Pasaran begitu kompetitif kerana semua mahu kurangkan kos. Bukan
tidak ada, tetapi dengan memfokuskan kepada kos, rasuah amat kurang. Rasuah menyebabkan
kos menjadi tinggi, yang membayar kos itu adalah rakyat.
Bagaimana pula dengan rasuah di negara kamu Malaysia?”
Pertanyaan itu membuatkan saya tersentak. Tergamam sambil mata memfokus kepada lebuh raya
lapan lorong yang tarnya padat dan kuat, tidak perlu penyelenggaraan atau turapan semula setiap
tahun. Tidak seperti lebuh raya di tanah air. Itu sahaja boleh menjadi ukuran tentang rasuah dan
penyelewengan.
Saya tidak pasti untuk memberi jawapan. Pastinya indeks rasuah dunia boleh menjadi penunjuk.
“Rasanya, orang Islam di Malaysia lebih alim dari kami di Turki, lebih patuh bersolat!”
Kata-kata itu sungguh menusuk. Dalam hati pun menambah, Melayu itu juga Islam dalam
perlembagaan!
(2)
BERITA penangkapan ramai peneraju syarikat berkaitan kerajaan (GLC) Emiriah Dubai
menggemparkan. Begitu sensasi. Apalagi mereka adalah CEO dan pengarah syarikat daripada
kalangan warga Emirati sendiri yang bergaji jutaan Dirham setahun.
3. Saya terkedu mendengar berita dari radio kereta.
“Adel Shirawi?”
Mengulang nama seorang kawan lama yang sama disebut telah ditangkap kerana memberi bonus
kepada diri sendiri sebanyak 200 juta dirham.
“Kamu kenal dia?” Tanya Kuntay.
“Kami sama-sama di jabatan IT sebuah GLC, dia seorang anak Emirati yang hebat, dedikasi,
komited, alim, selalu menjadi imam solat di pejabat. Oleh kerana dia hebat, cepat sekali naik
pangkat kerana itu Sheikh Mohamed, Emir Dubai memberi dia peluang untuk terajui sebuah
GLC dalam industri kewangan Islam!”
Kuntay ketawa.
“Kamu kata dia selalu menjadi imam solat?”
“Ya! Kami agak rapat dan secara peribadi, saya tidak percaya yang beliau melakukan
penyelewengan sedemikian. Dia orang baik-baik, keluarga baik-baik. Dua tahun kami bersama
dan saya cukup kenal siapa Adel!”
Kuntay terus ketawa. Menyakitkan hati pula. Gelak si anak Turki yang boleh berbahasa Itali,
Perancis dan Sepanyol kerana belajar dan bekerja di Eropah.
“Kalau ada kuasa dan peluang di depan mata untuk menyelewengkan dana syarikat, orang boleh
berubah!”
“Tidak mungkin. Kami selalu berbincang mengenai inti pati al-Quran dan hadis Nabi. Banyak
yang saya belajar daripada beliau. Mungkin ada konspirasi untuk menjatuhkan orang yang hebat
seperti Adel!”
Terasa nostalgik sekali mengenangkan tahun-tahun awal kebangkitan Dubai. Kami bekerja keras
untuk memenuhi impian seorang Sheikh. Puas apabila projek menjadi realiti dan menjadi
pemangkin kepada pembangunan pesat Dubai sebelum krisis ekonomi hampir menenggelamkan
semuanya.
Dalam berfikir, terdengar ulasan daripada pemanggil di siaran radio yang memperkatakan isu
panas tersebut.
4. “Secara amnya, semua yang ditangkap dan dipenjarakan golongan muda dan terpelajar. Mereka
ini menjadi pemimpin masa depan, nampaknya kecundang bersama kejayaan yang dicipta.”
Ketawa Kuntay semakin kuat mendengar komen yang datang daripada seorang ekspatriat India.
“Saya tidak solat lima waktu seperti kamu atau Adel, tetapi saya benci rasuah. Benci
penyelewengan. Negara akan muflis kerana rasuah, bangsa akan terhina kerana rasuah, terjual
warisan kerana rasuah. Apakah orang yang rasuah, menyeleweng, tetapi terus solat tahu yang
solat mereka sekadar sia-sia? Solat tidak membaiki mereka dan mereka merosakkan solat!”
Pertanyaan Kuntay mengisi perjalanan pagi ke Abu Dhabi dan saya berhenti di sebuah surau
stesen petrol untuk solat sunat Dhuha. Sesuatu yang saya amalkan sejak krisis ekonomi melanda.
Kali ini, Kuntay sama ke surau.
Bukan untuk solat sunat Dhuha, tetapi solat qada‟ Subuh. Memandangkan sudah bulan Syaaban,
bermakna bulan Ramadan bakal tiba. Kuntay berniat untuk cukup sebulan berpuasa di bumi
Arab, bumi yang pernah berada di bawah naungan empayar Othmaniah Turki.
“Konsistensi kamu dalam menjaga ibadah solat membuatkan saya termalu sendiri.”
Perlahan Kuntay bercakap sebaik memberi salam.
“Dan saya harap, dengan bersolat, tidak pula mengubah kebencian saya terhadap rasuah, malah
jihad saya menentang rasuah, menentang para perasuah adalah jitu!”
Saya tersenyum. Kuntay mahu bersolat sudah cukup menggembirakan. Jihad saya secara diam
agar dia bersolat mencapai hasil.
“Ingat, akan ada ujian sebab kalau kita dapat projek besar di Abu Dhabi, kamu ditugaskan untuk
memberi subkontrak. Para subkontraktor akan kejar kamu dan menawarkan pelbagai umpan.
Waktu itu, seperti kata kamu, dengan ada kuasa dan peluang di depan mata, kamu boleh berubah
dan jihad yang lebih besar ialah jihad menentang nafsu sendiri!”
(3)
TIBA-TIBA kereta sewa kami dilanggar dari belakang. Agak kuat hentakan. Kuntay segera
memberhentikan kereta di tepi lebuh raya. Kami keluar untuk melihat kesan hentakan, manakala
kereta yang melanggar kami juga berhenti.
Pemandunya seorang wanita Emirati. Keluar dengan wajah garang. Sama memeriksa kereta
mewahnya yang tidak ada apa-apa kesan seperti kereta kami yang sedikit kemek di bahagian
5. belakang.
“Ini boleh menjadi masalah. Yang melanggar adalah seorang wanita Emirati!” Aku berbisik
perlahan. Bersedia untuk berjihad melawan ketidakadilan.
“Kenapa?” Kuntay bertanya dengan wajah berkerut.
“Mereka boleh menukar laporan polis mengikut alasan warga Emirati, kita hanya penumpang di
negara ini, kekadang tidak ada suara, apalagi kalau tidak tahu berbahasa Arab!”
Wanita itu seperti dijangka bercakap dalam bahasa Arab. Satu taktik biasa untuk mengelakkan
kesalahan, walau tahu berbahasa Inggeris. Seolah-olah juga mempamerkan ketuanan, siapa tuan
di tanah Emirati.
“Kami akan panggil polis, ini kereta sewa, kami perlukan laporan polis untuk tuntutan insuran.”
Kataku dalam bahasa Arab pasar.
Wanita itu menggeleng.
“Tidak perlu, kereta saya tidak ada kemek apa-apa. Saya bayar kerosakan kereta kamu!”
“Terima kasih tawaran itu. Kami tetap akan panggil polis. Itu adalah undang-undang!”
Wanita itu terus membuat panggilan. Juga satu taktik biasa. Helah dan strategi untuk yang
pertama menghubungi polis, seolah-olah tidak bersalah, kononnya berani kerana benar.
“Kamu menghubungi polis?”
Wanita itu mengangguk. Polis mesti datang ke tempat kejadian untuk memeriksa dan membuat
laporan.
Untuk memastikan dia bercakap benar, saya sama menelefon polis. Sudah kenal perangai ramai
Emirati, bukan semua boleh dipercayai.
Seperti biasa, trafik mula bergerak perlahan di kedua arah apabila melihat kereta kami parkir di
tepi jalan. Menyebabkan pula kesesakan kerana ramai yang menyibuk untuk ambil tahu apa yang
berlaku. Cuma tiada siapa ambil nombor untuk empat nombor ekor.
Tidak berapa lama, muncul kenderaan peronda polis.
6. Wanita itu terus menerpa kepada polis yang kebanyakan berpangkat rendah dan bukan warga
asal Emiriah. Dari negara Arab lain, menjadi warga Emirati kerana menjadi polis. Dikatakan
taraf atau kasta mereka lebih rendah dari Emiriah asal, sebab itu ramai anggota polis di UAE
takut dengan warga Emiriah asal atau Bumiputera.
Dari percakapan yang saya dengar, wanita itu mempertahankan diri dengan menyalahkan kami,
kononnya kami memandu secara berbahaya, cilok sana, cilok sini sehingga dia „terlanggar‟ kami
dalam keadaan cuba mengelak.
“Itu tidak betul!”
Terkejut wanita dan polis itu apabila saya bersuara tinggi.
“Dia melanggar kami dari belakang kerana memandu terlalu laju sambil menelefon. Tidak dapat
mengawal kenderaan dan tidak sempat membrek. Kami memandu di lorong perlahan, bukan
lorong laju!”
Tiba-tiba wanita itu menjadi garang. Pertengkaran meletus. Memang pembohong wanita
ber‟abaya‟ hitam. Beriya-iya menegakkan benang basah. Bersungguh-sungguh menyatakan kami
sebagai pendatang memang banyak membawa masalah kepada negara dan penduduk UAE.
Walhal kami memang diperlukan kerana kepakaran dan pengalaman kami.
Polis itu menenangkan kami. Meminta lesen kedua-dua kami dan mengeluarkan surat laporan.
Kertas salinan warna merah untuk saya.
Saya segera membantah.
“Kenapa saya salah? Bukankah dia melanggar saya dari belakang?”
“Kamu memandu berbahaya!”
Jawab polis tidak menghiraukan bantahan.
Saya terdiam. Wanita itu tersenyum.
“Tuan polis!” Saya meninggikan suara.
Polis itu berpaling.
7. “Kamu sepatutnya bersikap adil dan saksama sebagai polis yang berkuasa. Bukan mendengar
cerita bohong dan percaya hanya kerana dia seorang Emirati. Kalau kamu melaporkan yang saya
bersalah, ingatlah di hari akhirat nanti, saya akan menuntut di depan Allah dan kamu boleh
sahaja masuk neraka!”
Polis itu terhenti dan terdiam. Memandang saya. Tangannya mula menggeletar.
“Ya! Ingatlah hari akhirat, kamu solat lima waktu, tetapi tidak adil dalam membuat keputusan!”
Polis itu menarik saya, agak jauh dari Kuntay dan wanita yang sama terkasima. Jihad di tepi
lebuh raya dengan seorang polis dan seorang wanita Emirati yang menggunakan undang-undang
untuk menyalahkan orang yang tidak bersalah.
“Kamu tahu yang wanita itu adalah Emirati, ada pertalian dengan Sheikh. Saya boleh dibuang
kerja, harap kamu faham kenapa saya terpaksa melakukan sebegini!”
“Itu kamu jawablah di depan Allah nanti!”
Berpeluh wajah polis yang memandang ke arah wanita itu.
Dari reaksi polis berpangkat rendah itu, saya tahu yang dia mempunyai keimanan yang tinggi
kerana menggigil apabila diperingatkan tentang akhirat.
Timbul rasa kasihan, tetapi saya tidak mahu kehilangan point trafik yang boleh menyebabkan
lesen memandu ditarik balik. Saya tidak bersalah dan tidak mahu mengaku bersalah hanya
kerana kasihankan seorang polis yang sepatutnya membuat keputusan adil.
Perlahan polis itu berjalan ke arah wanita Emirati yang belum apa-apa, terus sahaja kecoh
dengan makian apabila kertas salinan merah diserahkan kepadanya. Polis itu sedang berjihad
dengan suasana yang sudah menjadi budaya tidak tertulis, orang Emirati sebagai tuan dan
sentiasa betul dalam apa sahaja keadaan.
Saya memandang Kuntay, berbisik perlahan, “Alhamdulillah, solat polis ini menguatkan
imannya, takutkan hari pengadilan di padang mahsyar, tidak takut hadapi risiko walau boleh
dibuang kerja kerana melakukan keadilan!”
(4)
KAMI teruja menyambut berita kejayaan terpilih sebagai kontraktor pemasangan sistem sekuriti
di sebuah projek besar Abu Dhabi. Bersama kesyukuran.
8. Berpelukan. Kuntay mengesat air mata, kontrak pertama setelah tiga bulan berhempas pulas
untuk mencari justifikasi kenapa dia perlu ada di UAE.
Bertambah manis pada bulan Ramadan walau akan terpaksa bekerja lebih kuat lagi.
Memang cukup manis sekali. Tidak perlu merasuah sesiapa. Tidak perlu kerana produk yang
kami tawarkan memang menepati keperluan dan lebih canggih dari produk lain. Terbukti dengan
rekod hebat pemasangan di seluruh Turki.
Lebih dari itu, bagi kami, kejayaan kami kerana gabungan kepakaran Turki dan Malaysia.
Sebagai dua buah negara Islam yang dianggap maju dan berwibawa. Produk Turki dengan
pengurusan teknikal projek Malaysia. Kombinasi dan kolaborasi hebat bertaraf antarabangsa.
“Kamu mesti berterima kasih kepada Erdogan kerana berani melawan Israel dan menjadi hero
baru dunia Islam!”
Marwan, ketua pegawai operasi syarikat konsultan, di bawah pemaju sebuah GLC, yang
memberi projek bernilai 5 juta dirham itu bercakap dengan mesra. Dengan serban corak kotak
hitam putih kecil Palestin di bahu. Dia menandatangani surat tawaran dan menyerahkan dengan
penuh klimaks.
“Kami orang Palestin terhutang budi dengan orang Turki dan Malaysia yang lebih hebat daripada
orang Arab dalam membantu dan menyokong pembebasan Palestin. Berdiri teguh bersama kami
walau pemimpin kami pun saling bertelagah. Bantuan kemanusiaan kalian memang sentiasa
kami kenang.”
Saya dan Kuntay berpandangan. Ternyata, kami tersalah sangka. Urusan bisnes boleh sahaja
berhasil sebab-sebab lain. Termasuk sebab-sebab kemanusiaan dan keprihatinan. Bisnes juga
salah satu jihad. Islam telah turut berkembang kerana perdagangan dan ekonomi.
Lebih dari itu, rezeki daripada Allah datang dalam pelbagai cara. Berusaha dengan tawakal dan
sentiasa yakin dengan keadilan. Tidak sia-sia berjihad melawan rasuah. Walau penuh kesukaran
dan ganjil untuk melakukan sesuatu yang baik, Tuhan pasti memberi ruang.
Marwan adalah antara warga Palestin yang diaspora, berpasport Amerika walau katanya sentiasa
pasti untuk kembali ke tanah air sendiri. Bila-bila masa sahaja.
Marwan pun memeluk kami dengan penuh mesra.
“Sebab itu pembidaan kamu diberi pilihan utama walau lebih mahal daripada yang lain. Ini juga
satu jihad!”
9. PROFIL
FUDZAIL berkelulusan sains komputer dan matematik dari New Zealand, pernah menjadi
pengurus IT di TV3 dan kini ekspatriat Malaysia yang bermastautin di Eemiriah Arab Bersatu
(UAE) sejak 2000. Terbabit dalam pembinaan projek mega seperti Dubai Internet City dan Palm
Jumeirah. Kini menjadi pakar runding kepada syarikat dari China, Turki, Hungary dan Perancis
di UAE. Pernah memenangi Hadiah Sastera Utusan, Johor dan Hadiah Sastera Malaysia 2006/7.
Antologi puisi Waikato diterbitkan oleh DBP pada 2001 dan antologi cerpen Dotkomania (DBP 2009). Trilogi Aotearoa diterbitkan pada Julai 2010 oleh Oasisbuku. Pada Ramadan ini, beliau
menyertai misi kemanusiaan di Gaza. Beliau boleh dihubungi melalui emel fudzail@gmail.com
dan blog 1426.blogspot.com