1. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
TOWARDS ENHANCEMENT OF
THE INDONESIAN’S SPIRITUALPRENEURSHIP:
THE RED AND WHITE MANAGEMENT
Wakhid Slamet Ciptono
Faculty of Economics & Business
Department of Management
Gadjah Mada University, Jogjakarta, INDONESIA
wakhidsciptono@yahoo.com
ABSTRACT
Change in the political regime and the conditions under which the global
challenges provided courage to Indonesia during 1998-2010 brought an era of political
change and reform—the transition to a reformation era. New government policies under
four presidents (the former Presidents B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, and
Megawati Soekarnoputri, and the second period of the existing President Susilo
Bambang Yudhoyono) were introduced to remedy the huge problems that had plagued
Indonesia’s business system in the past. A major change affecting the business
environment was the political instability and uncertainty accompanying the resignation
of long-time President Soeharto in May 1998. The high general expectations of the
reformation would bring may have caused business entities to adopt a wait-and-see
attitude towards changes in government’s policy consistency.
By definition, reformation is an intended improvement in the existing form or
condition of institutions or practices; intended to make a striking change for the better in
social or political or religious affairs. The issues involved in understanding the
reformation of management in Indonesian’s perspective is presented in this paper. The
paper displays: (1) A brief story of global quality-innovation-knowledgemetaknowledge
management evolution, (2) View and history of Indonesian Management, and (3) The
Red and White Management as the philosophy of the Indonesian’s spiritualpreneurship.
Indonesia, as one of the high potential country but with a complicated problem
(i.e the acute corruption, collusion, nepotism or CCN, illegal logging, illegal fishing,
uncivilized behavior), must recognize the power of the Indonesian’s
spiritualpreneurship to solve multi dimensional crises and to put the nation on a fair
footing in the globalization era. One way to maintain the global competitiveness of
organizations is by improving public-business management and maintaining
organizational performance, thereby providing the global customer with high quality
goods and services. The right way to become competitive nation is by implementing the
philosophy of the Indonesian’s spiritualpreneurship—The Red and White Management,
with its credo of: Managing with honesty and courage in facing up to global challenges
(promote the good and prevent the bad philosophy with Ing-Ing-Tut Leadership,
Managership, Spiritualpreneurship).
Keywords: The Indonesian’s spiritualpreneurship, The Red and White Management.
A-1
2. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERAN AUDIT TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA
SAING PERUSAHAAN
STUDI KASUS: SISTEM PEMELIHARAAN JALAN KERETA API
Y. Sugiharto
PT PAL Indonesia (Persero)
Email: yantosgh@yahoo.com
ABSTRAK
Peran Teknologi sebagai alat bantu dalam meningkatkan daya saing perusahaan
sudah bukan hal yang dipungkiri dan telah menjadi keharusan memiliki teknologi bagi
perusahaan yang ingin meningkatkan daya saingnya. Penggunaan teknologi harus
diikuti dengan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi dari manajemen termasuk
konsekuensi biaya investasi yang dibutuhkan serta pemanfaatan yang maksimal. Audit
teknologi diperlukan dalam rangka melakukan evaluasi atas teknologi yang digunakan
dan dimanfaatkan agar dapat membantu perusahaan dalam merencanakan
pengembangan teknologinya kedepan. Audit teknologi biasanya dilaksanakan mengikuti
tata laksana audit teknologi yang telah ditetapkan dan terbagi dalam tiga kelompok
tahapan, yaitu: Tahap persiapan (pre-audit); Tahap pelaksanaan lapangan (onsite audit)
dan Tahap pengolahan dan pelaporan (post audit). Tingginya kecelakaan Kereta Api
menumbuhkan keingintahuan kami untuk melakukan Audit Teknologi pada Prasarana
KA khususnya Sistem Pemeliharaan Jalan KA dan untuk itu disusunlah suatu lingkup
auditek yang meliputi empat hal, yaitu: prosedur dan organisasi pemeliharaan, sumber
daya manusia pemeliharaan, fasilitas pemeliharaan dan manajemen data pemeliharaan.
Obyek Auditek adalah Daerah Operasi (DAOPS) yang telah mendapatkan persetujuan
dari perusahaan. Dari hasil auditek diperoleh beberapa kesimpulan bahwa permasalahan
utama penyebab pemeliharaan jalan kereta tidak dapat optimal adalah: tidak adanya
prosedur pemeliharaan yang sesuai dengan kebutuhan yang menyebabkan ketidak
sesuaian SDM dan fasilitas pemeliharaan dengan kebutuhan pemeliharaan.
Kata kunci: audit teknologi, kereta api, daya saing
A-2
3. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI SERVQUAL, LEAN
DAN SIX SIGMA UNTUK MENGEMBANGKAN METODE
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
(STUDI KASUS : PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR,
APJ SURABAYA SELATAN-UPJ NGAGEL)
Wiwik Sulistiyowati
Jurusan Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(w2kblue@yahoo.com)
ABSTRAK
Kualitas layanan sangat mempengaruhi kepuasan konsumen. Jika kualitas
layanan yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen tidak
akan puas dan hal itu secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas layanan yang
dihasilkan oleh perusahaan. Kepuasan konsumen sangat dipengaruhi oleh kualitas
layanan yang diterima, karena akan menimbulkan persepsi terhadap kualitas layanan
yang telah diterimanya.
Penelitian ini merancang sistem integrasi metode servqual, lean dan six sigma
untuk mengembangkan metode peningkatan kualitas layanan. Untuk menguji apakah
perancangan integrasi metode servqual, lean, dan six sigma untuk mengembangkan
metode peningkatan kualitas layanan sehingga akan meningkatkan kualitas layanan bagi
suatu industri jasa atau perusahaan yang mempunyai produk berupa layanan.
Dan uji coba dilakukan dengan melakukan penelitian di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur,APJ Surabaya Selatan-UPJ Ngagel. Dimana metode ServQual
merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari atribut
masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang
merupakam selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima
dengan harapan terhadap layanan yang akan diterima. Metode Lean Six Sigma suatu
metode yang fokus pada bebas kesalahan (zero defect) dan mengurangi variasi serta
mempercepat proses eliminasi waste sepanjang value stream sehingga akan
memberikan nilai tambah (value added).
Hasil yang didapatkan setelah penelitian di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur, APJ Surabaya Selatan-UPJ Ngagel. Untuk bmengetahui tingkat kepuasan
konsumen digunakan metode servqual dan didapatkan data atribut yang mempunyai
nilai negatif tertinggi adalah atribut terdapat pada dimensi reliability yaitu kesiagaan
petugas gangguan 24 jam sebesar -0,045, sedangkan untuk mengidentifikasi waste yang
sering terjadi berdasarkan atribut tertinggi terdapat pada produk layanan pelayanan
teknik, sehingga untuk produk pelayanan teknik akan dilakukan improve. Hasil dari
identifikasi waste yang mempunyai prioritas utama diperbaiki adalah waste defect. Hasil
pembobotan waste defect adalah 9,02, dan dari waste defect dilakukan identifikasi
critical to quality untuk menghitung nilai tingkat kinerja dengan menghitung kapabilitas
proses yang dikonversikan ke nilai sigma sebesar 4,29. Hal ini menunjukkan bahwa
perancangan mengintegrasikan metode servqual, lean, dan six sigma didapatkan hasil
yang optimal serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan dilihat dari perspektif
internal dan eksternal, rancangan ini dapat diimplementasikan di industry jasa/layanan .
Kata kunci : Kepuasan konsumen, Kualitas Layanan, Servqual, Lean, Six Sigma, gap
waste, Integrasi
A-3
4. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
STRATEGI PENCAPAIAN WORLD CLASS UNIVERSITY (WCU) :
STUDI KASUS INSTITUT MANAJEMEN TELKOM DALAM
PENCAPAIAN WCU 2017
Agung Riksana
Politeknik Telkom Bandung
Email: ara@politekniktelkom.ac.id
ABSTRAK
Kinerja Institut Manajemen Telkom masih rendah jika dikaitkan dengan sasaran
kebijakan nasional bahwa pada tahun 2012 perguruan tinggi harus mencapai standar
Asean University Network Program (AUNP) dan mencapai standar internasional
(WCU) pada tahun 2020. Sehubungan dengan itu studi ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat hubungan faktor faktor penentu kinerja PT terhadap pencapaian mutu dan daya
saing dalam menuju WCU.
Penelitian diawali dengan memperoleh data dan menganalisis Strength,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) aspek mutu dalam kriteria Malcolm Balgride,
dilanjutkan dengan menganalisa leadership capacity, dan Renstra IMT. Penelitian
dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan wawancara, studi dokumentasi, yang
didukung data kuantitatif. Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah memperoleh
model Manajemen Mutu Perguruan Tinggi (MMPT). Terkait pencapaian WCU, aspek
Leadership dan Strategic Planning merupakan aspek utama dalam model MMPT.
Kata kunci: World Class University, SWOT, MMPT
A-4
5. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MAGANG KEWIRAUSAHAAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA
SAING PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) MEBEL
M. Imron Mustajib
Laboratorium Sistem Manufaktur
Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo
Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal, Bangkalan Madura 69162, Indonesia
Telp: (031) 3011147, Fax: (031) 3011506, E-mail: imron_mustajib@yahoo.co.id
ABSTRAK
Universitas Trunojoyo telah bertekad untuk mengembangkan program andalan
universitas sebagai pusat pengembang kewirausahaan (entrepreneur university), baik
dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni maupun pengembangan
kualitas sumber daya manusia yang secara nyata dibutuhkan serta di rasakan manfaatnya
oleh lingkungan. Program magang kewirausahaan (MKU) pada IKM mebel antara lain
bertujuan memotivasi mahasiswa dalam untuk berwirausaha dalam IKM mebel yang
memiliki peluang pasar lokal maupun internasional dan melatih mahasiswa peserta
magang dalam proses produksi mebel, maupun membantu memecahkan permasalahan
IKM mitra.
Hasil analisis dalam program MKU mendeskripsikan IKM mitra perlu
memfokuskan pada upaya peningkatan daya saing dengan menggunakan strategi
kompetitif dalam aspek kualitas, biaya, delivery (QCD). Rekomendasi lain yang
diberikan dalam MKU dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi IKM mebel di
Kabupaten Bangkalan untuk memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan
kompetitornya adalah dengan melakukan kompetensi inovasi desain dan segmentasi
pasar yang sesuai keunikan lokal Madura.
Kata kunci: magang kewirausahaan, industri kecil menengah, mebel.
A-5
6. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MENINGKATKAN OCB KARYAWAN MELALUI KOMITMEN
ORGANISASIONAL DAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
BERORIENTASI TUGAS
Pieter Sahertian
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Email: pieter_porto@hotmail.com
ABSTRACT
This study is aimed at analyzing the employee’s perception about task-
orientated leadership behaviour that is orientated towards the organizational
commitment and organizational citizenship behaviour (OCB). This study shows that the
influence of task-orientated leadership behaviour towards OCB is not significant.
This study has shown that in the banking-working atmosphere, which has a
standard manual procedure, the role of leader for giving any guidance to his employee is
getting less. Considering that OCB is an exceeding individual work from the standard
one, optional, and without any reward system being applied, the more the leader be
involved in the form of giving firm instruction, the weaker the employee OCB will be.
This study has also shown that the employee who works with the leader who has
duty-orientated behaviour will not make the employees fulfil their job more than the
standard duty and responsibility being given to them if those employees do not have
high commitment toward the organization. Another finding of this study is mechanical
working atmosphere and management behaviour is more effective than the leadership
behaviour.
Keywords: leadership behaviour, organizational commitment, organizational
citizenship behaviour (OCB)
A-6
7. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MODEL PREDIKSI KESUKSESAN PRODUK
Fitri Trapsilawati dan Subagyo
Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Email: fitri.trapsilawati@gmail.com, subagyo@ugm.ac.id
ABSTRACT
The objective of this research is to build a model for predicting a success of a
product. In this research, affinity diagram approach was used for identifying the
relation between major blocks and indicators. There were 3 major blocks,i.e.: image
dimensions, product support and system support and 16 indicators were evaluated to
build the model. The model correlation between major blocks and success indicators
was built by three methods, which were Partial Least Square, Ordinary Least Square
and Weighted Least Square. The models were tested by validation test. The selection
process of model was done based on the highest R 2 value and the highest prediction
percentage which was given from the evaluation of canvas data that consist of 37
different products. The result showed that the best model gives accuracy of up to 85,7%.
Keywords: model of a success product, partial least square, success factors.
A-7
8. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LOGISTIK PEMESANAN
RUANGAN DAN KENDARAAN
(STUDI KASUS : UNIT LOGISTIK POLITEKNIK TELKOM)
Heidi Apriyanti Koeswardani,Sari Dewi Budiwati, Ahmad Suryan, Budi Laksono Putro,
Risnandar
Politeknik Telkom
heidi_sudibyo@yahoo.co.id, dewi.chan@gmail.com, yansur_a@yahoo.com,
putromail@yahoo.com, rnd@politekniktelkom.ac.id
ABSTRAK
Unit Logistik merupakan salah satu unit di Politeknik Telkom yang bertugas untuk
memonitor dan mengevaluasi peminjaman barang, ruangan, dan kendaraan.
Permasalahan yang terjadi pada Unit Logistik saat memantau pemesanan ruangan dan
kendaraan yang akan dipinjam untuk keperluan dinas. Kesulitan ini mengakibatkan
terhambatnya Unit Logistik dalam mengelola pemesanan ruangan dan
kendaraan.Tulisan ini akan menjelaskan mengenai perencanaan dan strategi sistem
informasi manajemen logistik saat pemesanan ruangan dan kendaraan. Proses bisnis
yang terjadi akan digambarkan dengan UML (Unified Modeling Language) dan E/R
Diagram untuk merancang database. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan
ialah JSP (Java Servlet Programming) untuk membangun sistem informasinya dan
query SQL Server 2005 untuk membuat database. Sistem informasi manajemen logistik
untuk pemesanan ruangan dan kendaraan ini dapat digunakan oleh unit peminjam untuk
memesan, memonitor penjadwalan, dan mengevaluasi data pemesanan ruangan dan
kendaraan yang telah dilakukan oleh unit tersebut. Selain itu, Unit Logistik juga dapat
mengelola sekaligus memvalidasi data peminjamandan membuat laporan pemesanan
ruangan dan kendaraan. Hasil yang diharapkan dari sistem informasi manajemen
logistik ini dibuat untuk memudahkan Unit Logistik dalam memonitor pekerjaannya
dengan cara menyimpan dan menampilkan data pemesanan ruangan dan kendaraan
secara praktis dan sistematis. Dengan demikian, Unit Logistik dapat meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan layanan peminjaman ruangan dan kendaraan di
Politeknik Telkom.
Kata kunci: unit logistik, ruangan, kendaraan, proses bisnis
A-8
9. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SIMULASI DISTRIBUSI PELUMAS PT.PERTAMINA UPms V
Rasky Sahnan Pilpala, Abdullah Shahab
Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS
email: rasky_mmt_its@yahoo.co.id
ABSTRAK
Sejak awal berdirinya PT.PERTAMINA (Persero) tidak hanya memproduksi
bahan bakar minyak (BBM) maupun gas tetapi juga memproduksi berbagai macam
pelumas. Permintaan berbagai jenis pelumas terutama pelumas yang digunakan untuk
otomotif di wilayah Jawa Timur terus mengalami kenaikan dan penurunan yang
fluktuatif tiap waktunya. Ketidakpastian ini mengakibatkan sulitnya menentukan
produksi/minggu (konstan) dan juga mengakibatkan biaya operasional dan jumlah alat
transportasi menjadi tidak optimal. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk
mengantisipasi permasalahan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi distribusi dengan menentukan
strategi distribusi yang tepat berdasarkan biaya operasional yang terendah dalam proses
pelayanan pengiriman pelumas-pelumas PT.PERTAMINA (Persero), dan menentukan
berapa banyak jumlah alat transportasi yang seharusnya digunakan. Metode yang
digunakan sebagai pertimbangan terhadap masukan untuk menentukan keputusan dari
strategi-strategi yang diterapkan pada perusahaan adalah model simulasi dengan metode
Discrete-Event Simulation dan metode Monte Carl. Seluruh strategi yang diaplikasikan
dalam model simulasi menggunakan bahasa pemrograman Delphi 6.0 dengan database
SQL 7.0
Dari 6 (enam) strategi yang digunakan dikombinasikan dengan variabel
penelitian yang telah ditentukan, menghasilkan variabel-variabel biaya yang
mendukung terbentuknya total biaya operasional yang menjadi tolak ukur dalam
pemilihan strategi dan variabel penelitian yang tepat.
Kata kunci : Simulasi, Monte Carlo dan Discrete-Event Simulation.
A-9
10. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
KENDALA MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING
USAHA KECIL MENENGAH BATIK MELALUI INOVASI
PRODUK, KUALITAS PRODUK, DAN EKUITAS MEREK
Gendut Sukarno
UPN”Veteran” Jatim
E-mail : sukarnogendut@yahoo.co.id
ABSTRAK
Perputaran bisnis dan persaingan yang ketat mengharuskan perusahaan perlu
menerapkan strategi yang tepat. Dalam strategi dijelaskan bagaimana perusahaan
mencapai keunggulan bersaing. Berkaitan dengan pentingnya upaya meningkatkan
keunggulan bersaing, terdapat beberapa alternatif pendekatan yang perlu dilakukan
perusahaan agar unggul dengan pesaing lain, yaitu dengan melakukan inovasi produk,
memperbaiki kualitas produk dan menguatkan ekuitas merek. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis konsep inovasi produk, kualitas produk, dan ekuitas merek.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap Pemerintah dalam
mengambil kebijakan dalam menggerakkan Perekonomian Nasional, terutama kebijakan
yang terkait dengan usaha kecil menengah [UKM].
Sampel dalam penelitian ini adalah pelaku UKM Batik di Surakarta
[pemilik/karyawan bagian pemasaran] sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis SEM (Struktural Equation Modelling). Teknik pengukuran
variabel menggunakan skala interval, dengan memakai metode perbedaan semantic
(semantic differentials scale).
Dari hasil uji kausalitas didapatkan hasil bahwa faktor inovasi produk tidak
mempunyai kontribusi signifikan terhadap keunggulan bersaing, faktor kualitas produk
tidak mempunyai kontribusi signifikan terhadap keunggulan bersaing, dan faktor
ekuitas merek tidak mempunyai kontribusi signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Kata kunci : Inovasi Produk, Kualitas Produk, Ekuitas Merek, dan Keunggulan
Bersaing
A-10
11. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MANAJEMEN MUTU
DENGAN POLITEL SCORECARD
Studi Kasus : Politeknik Telkom
Heriyono Lalu
Politeknik Telkom
Jln. Telekomunikasi Ters. Buah Batu Bandung 40257
Email : hll@politekniktelkom.ac.id ; menggerhilir23@gmail.com
ABSTRAK
Manajemen mutu memiliki dua arah pengelolaan, yaitu manajemen mutu
internal yang mengarahkan pada pencapaian visi dan misi, dan manajemen mutu
eksternal yang mengarahkan pada pemenuhan kebutuhan atau harapan pelanggan (main
stakeholder). Pencapaian dan pemenuhan mutu tersebut tentunya harus disesuaikan
dengan kemampuan atau kapabilitas organisasi.
Politel Scorecard adalah manajemen mutu Politeknik Telkom yang
menunjukkan posisi institusi dalam ruang tiga dimensi, dimana dengan posisi tersebut
dapat dijadikan informasi untuk perencanaan strategis, penentuan sasaran strategis,
penganggaran organisasi, manajemen kendali, dan fokus operasional harian (rencana
aksi). Ketiga dimensi tersebut adalah : dimensi kesehatan organisasi (sustainability),
dimensi pertumbuhan (growth), dan dimensi mutu (quality).
Setiap dimensi terdiri dari seperangkat diskriptor yang mendefinisikan sasaran
mutu vertikal dan sasaran mutu horizontal. Setiap sasaran mutu diimplementasikan
secara periodik melalui target setting dan prioritas mutu, dimana target setting
mengarahkan pada sasaran mutu yang mencerminkan visi dan misi, serta harapan dari
pelanggan (main customer). Dengan sistem ini diharapkan tercipta organisasi pada
tingkat manajemen yang bersifat quantitative control.
Kata kunci: Manajemen mutu, sistem kendali, sasaran strategis, scorecard.
A-11
12. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
REENGINEERING PROSES REGISTRASI AKADEMIK
DENGAN AKTIVASI RENCANA STUDI
Studi Kasus : Politeknik Telkom
Heriyono Lalu
Politeknik Telkom
Jln. Telekomunikasi Ters. Buah Batu Bandung 40257
Email : hll@politekniktelkom.ac.id ; menggerhilir23@gmail.com.
ABSTRAK
Registrasi mahasiswa selalu menjadi “hajatan” rutin yang harus dilakukan oleh
sivitas akademika perguruan tinggi termasuk Politeknik Telkom, dimana di dalamnya
berkolaborasi antara kegiatan akademik dan kegiatan administratif yang melibatkan
banyak peran mulai dari mahasiswa, dosen wali, staf administrasi, bank, sampai pada
pengambil keputusan.
Masalah okupansi ruang, perwalian mahasiswa, perubahan status mahasiswa,
kesediaan mengajar dosen, dan penjadwalan perkuliahan akan menjadi kompleks ketika
dihadapkan pada prilaku mahasiswa, karena sistem registrasi eksisting menuntut peran
aktif mahasiswa. Ketika mahasiswa tidak berperan aktif, maka keseluruhan proses bisa
terganggu, dan salah satu indikasinya adalah pelanggaran terhadap kalender akademik
yang sudah direncanakan.
Proses eksisting ini dapat dipandang sebagai proses dengan sistem dorong,
dimana peran mahasiswa akan mendorong berjalannya proses-proses berikutnya sampai
pada proses utama (perkuliahan). Dalam tulisan ini diusulkan penggantian atau
reengineering proses dengan sistem tarik, dan melibatkan peran teknologi informasi
sehingga proses registrasi akademik khususnya bagi perguruan tinggi dengan student
body besar menjadi lebih mudah, dan efektif baik secara akademik maupun
administratif. Proses baru ini pada dasarnya adalah membalik proses eksisting yang
diharapkan memberikan optimalitas proses dan juga meningkatkan service of excellence
institusi pendidikan tinggi.
Kata kunci: Registrasi akademik, rekayasa proses, sistem informasi, service of
excellence.
A-12
13. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SPIRITUALPRENEURSHIP SEBAGAI STRATEGI POSITIONING
DAN KEUNGGULAN BERSAING
Widji Astuti S.
Universitas Merdeka Malang
Email: widji_asttk@yahoo.com
ABSTRAK
Competitive Advantage (Keunggulan bersaing) merupakan salah satu isu
sentral dalam berbagai skenario pemasaran untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang
baik. Konsep ini sangat menonjol setelah diartikulasikan oleh Porter (1980, 1985).
Dalam pasar yang bersaing, kemampuan sebuah perusahaan menghasilkan kinerja
pemasaran yang baik sangat bergantung pada derajad keunggulan yang dimiliki.
Dengan demikian manajemen harus terus menerus menggali, meneliti/mengkaji,
merencanakan dan melakukan suatu terobosan keunggulan yang dapat dipersaingan
sebagai Strategi. Strategi akan berhasil, manakala dapat memposisikan produk,
pencitraan, kesan merek atau perusahaannya, dll di mindset konsumen. Dalam
terminologi pemasaran, unggulan tersebut akan tercermin pada positioningnya di
market competition. Banyak studi telah menempatkan konsepsi positioning dalam
menghasilkan keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran, namun demikian masih
tertinggal sejumlah pertanyaan, misalnya mengenai : Bagaimana atributisasi
positioning?, Bagaimana hal-hal kontekstual ini dapat memberi dampak perusahaan
membuat pilihan-pilihan rasional yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomis dan
keunggulan bersaing ( Ries & Trout, 2003; Clancy & Shulman, 1994)?. Dalam kaitan
ini, unggulan dapat dikreasi dari Spiritualpreneurship yaitu menciptakan suatu
keunggulan untuk keberhasilan positioning dengan pinsip-prinsip keTuhanan (ilahiyah).
Konsep ini masih berada pada tataran awal, masih berupa kajian teoritik, sementara
penelitian empirik masih sangat sangat terbatas, sehingga makalah ini merupakan
perspektif eksplorasi dengan telaah pustaka dan kompilasi berbagai penelitian untuk
memberikan dimensi-dimensi spiritualpreneurship, yang kemudian menjadi dasar
pembentuk proposisi-proposisi yang menjadi dasar penelitian selanjutnya.
Kata kunci : positioning, competitive advantage, spiritualpreneurship.
A-13
14. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SPESIALISASI DAN KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI TPT DI
KOTA SURAKARTA DAN KARANGANYAR
Bambang Suhardi
Staff Pengajar Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: bambangsuhardi_ugm@yahoo.co.id
ABSTRAK
Berdasarkan indeks LQ, industri TPT di Surakarta dan Karanganyar periode 1998 –
2006 terspesialisasi di kecamatan: Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jaten,
Kebakkramat. Spesialisasi industri TPT di Laweyan dan Pasar Kliwon karena faktor
sejarah, dan adanya tenaga kerja yang mempunyai keahlian turun menurun dalam
membatik. Khusus Pasar Kliwon ditambah adanya kemudahan akses untuk memasarkan
produk TPT. Spesialisasi industri TPT di Serengan karena faktor geografis yang
berdekatan dengan Laweyan dan Pasar Kliwon. Kecamatan Jaten dan Kebakkramat
merupakan kawasan industri, sehingga mempunyai infrastruktur yang baik. Daerah
kawasan industri menimbulkan tenaga kerja terlatih. Kondisi ini menjadi daya tarik bagi
industri TPT untuk didirikan di daerah tersebut. Konsentrasi spasial industri TPT
diketahui dengan cara: pertama, memberikan peringkat untuk seluruh kecamatan di
Surakarta dan Karanganyar berdasarkan jumlah tenaga kerja/jumlah industri TPT.
Kedua, memakai kriteria jumlah tenaga kerja/jumlah industri untuk mengelompokkan
lokasi industri secara spasial. Industri TPT dikelompokkan berdasarkan kriteria tinggi,
sedang, dan rendah. Pengelompokan menggunakan metode K-Mean Cluster. Ketiga,
membuat peta aglomerasi industri TPT dengan menggunakan SIG. Hasilnya sebagai
berikut: konsentrasi spasial industri TPT dengan tingkat kepadatan tinggi mengelompok
di Jaten, kepadatan sedang mengelompok di Kebakkramat dan Laweyan. Khusus tahun
2004 tingkat kepadatan sedang hanya di Kebakkramat. Kecamatan yang lain masuk
kelompok dengan tingkat kepadatan rendah.
Kata kunci: Spesialisasi, Konsentrasi Spasial, LQ
A-14
15. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM
DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING
Dimas Ismunandar dan Suparno
Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS
Bidang Keahlian Manajemen Industri
Email: bacardims@yahoo.com
ABSTRAK
TPPI adalah salah satu perusahaan swasta Petrokimia yang bergerak di bidang
pengolahan minyak bumi menjadi produk Chemical atau yang lebih dikenal dengan
BTX product (Benzene, Toluene and Xylene). Di samping itu ada side products yang
dihasilkan yaitu produk Petroleum yang terdiri dari Light Naphta, Kerosene, Diesel Oil
dan Reformate. Bahan baku yang digunakan adalah Condensate, Condensate tersebut
diperoleh dari beberapa tempat, antara lain: Bintulu, Handil, Margham, Northwest Shelf
(NWS), Qatar, Senipah, Sharjah, Arun, Bontang, Terranganu, Bayu Undan dan
Laminaria. Harga bahan baku yang digunakan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu
mengikuti harga minyak bumi dunia, begitupun dengan harga jual produk yang
dihasilkan. Harga jual produk Chemical cenderung lebih tinggi dari harga jual produk
Petroleum.
Dengan memperhatikan produk-produk yang dihasilkan dan mempertimbangkan
kontribusinya terhadap pendapatan, maka perlu dilakukan penentuan bauran produk
yang tepat antara produk Chemical dan produk Petroleum dengan tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan. Sering kali perusahaan menentukan goal-goal yang harus
dicapai, kadang goal-goal tersebut tidak setaraf atau bertentangan. Untuk itu maka
digunakan metode Goal Programming untuk menentukan bauran produk yang tepat
sekaligus mencapai goal-goal yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan metode Goal
Programming ini didapatkan formulasi atau model yang dapat dipakai pada kondisi
sesuai dengan harga bahan baku dan harga jual produk yang berubah-ubah sewaktu-
waktu.
Kata kunci: Petrokimia, Bauran Produk, Condensate, Goal, Chemical Product,
Petroleum Product, Goal Programming, Keuntungan
A-15
16. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE
JUST IN TIME (JIT)
Henny Wunas, I Nyoman Pujawan
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id
ABSTRAK
Pengelolaan persediaan merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan
perusahaan manufaktur dalam menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan tepat
waktu. Permasalahan ketidaktepatan waktu kedatangan bahan baku dan permasalahan
jumlah persediaan yang berlebihan sangat berpengaruh terhadap tingginya biaya
operasional pabrik.
Kendala yang ada pada PT. Djabes Sejati adalah sistem pengadaan bahan baku
pipa PVC berdasarkan estimasi rencana produksi sehingga menyebabkan jumlah
produksi tidak sesuai dengan rencana, mengakibatkan sering terjadi jumlah persediaan
yang berlebihan atau kekurangan. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan dalam
menentukan jumlah pengadaan bahan baku pipa PVC dengan melakukan penerapan
sistem Just In Time (JIT). Dalam penerapan sistem pengadaan berdasarkan Just In Time
(JIT), bahan baku pipa PVC akan didatangkan berdasarkan kebutuhan bahan baku pipa
PVC di bagian produksi, dengan menggunakan Pull system (Sistem tarik). Dasar
pemilihan bahan baku yang akan diterapkan dalam sistem Just In Time adalah bahan
baku yang jumlah permintaannya mempunyai Koefisien variansi (Coefficient of
Varians) CV< 15%.
Dari hasil penerapan sistem Just In Time (JIT) didapat penurunan Holding Cost
sebesar 41,2% serta penurunan sebesar 9,8 % pada Total Cost.
Kata kunci : Sistem Pengadaan, Just In Time, Pull System, Coefficient of Varians,
Holding Cost, Total Cost
A-16
17. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN
DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN
BAHAN BAKU
Wakhid Ahmad Jauhari
Jurusan Teknik Industri
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : wakhid_jauhari@yahoo.com
ABSTRACT
In this paper we consider integrated stochastic production-inventory model for a
three-stage supply chain model consisting of a supplier, a manufacturer and a buyer.
The model contributes to the current literature by incorporating raw material
procurement decisions which has not been used for almost all integrated stochastic
inventory models. The manufacturer orders a lot of raw material from supplier and
converted it to finished product. The finished product is then delivered with equal-sized
shipment over a number of shipment to the buyer. We consider two different models in
determining raw material lot size. We develope an efficient algorithm to determine the
optimal shipment-sized, safety factor, number of raw material replenishment and
number of shipment based on minimum expected total cost. The results from numerical
examples indicate that moving from making inventory decisions individually to jointly
results a significant total cost saving.
Keywords: stochastic, raw material, equal-sized shipment, safety factor, total cost.
A-17
18. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL
HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG
UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA
(Studi Kasus: Agen Gas LPG Rutin Makmur Grogol, Sukoharjo)
Taufiq Rochman, Rahmaniyah Dwi Astuti , Afiq Jati Purnomo
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS, Telp/fax.0271-632110
e-mail : Tofiqrochman@yahoo.com
ABSTRAK
Manual material handling adalah salah satu komponen dari banyak pekerjaan
dan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari mencakup pengangkatan, penurunan,
mendorong, menarik, dan membawa objek dengan tangan. Di Agen Gas LPG Rutin
Makmur juga terjadi aktivitas MMH yaitu aktivitas pengangkatan atau pemindahan
beban kerja yang dilakukan oleh pekerja di bagian gudang yaitu aktivitas saat
pemindahan tabung LPG jenis 3 kg isi dan kosong dari tempat bongkar muat tabung
dari truk ke gudang ataupun sebaliknya. Mekanisme kerja operator dalam memindah
material (tabung gas) secara manual masih terdapat kekurangan diantaranya teknik
pemindahan material yang kurang benar, waktu siklus kerja yang tidak optimal serta
masih tingginya tingkat beban kerja yang dialami pekerja. Hal tersebut timbul karena
mekanisme kerja operator yang tidak mengindahkan kaidah kerja yang ergonomis.
Dampak yang ditimbulkan waktu pelayanan kerja operator kurang optimal dan beban
kerja operator menjadi lebih berat. Berdasarkan permasalahan yang timbul perlu adanya
perbaikan fasiltas fisik kerja yang mempertimbangka mekanisme kerja yang benar dan
perbaikan alat bantu pemindah material secara manual yang disesuaikan dengan data
antropometri operator. Tahapan dalam perancangan alat bantu pemindah material secara
manual (MMH) tabung gas LPG 3 kg terdiri dari identifikasi kebutuhan perancangan
alat, perencanaan mekanisme kerja alat, perencanaan spesifikasi teknis, penentuan
dimensi alat berdasarkan data anthhropometri, perhitungan energy expenditure,
evaluasi gerakan tangan saat kerja. Output dari penelitian ini adalah alat bantu
pemindah material secara manual (troli) yang digunakan untuk memindah tabung LPG
3 kg yang mampu mengurangi gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga
waktu kerja lebih optimal (loading dan unloading) serta mampu mengurangi rata-rata
tingkat beban kerja.
Kata kunci: Manual Material Handling, Ergonomi, Waktu proses , Beban kerja,
Energy expenditure.
A-18
19. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
SIMULASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PELAYANAN
PERMINTAAN SARUNG TENUN
(STUDI KASUS DI PT. ASEANTEX MOJOKERTO)
Weny Indah Kusumawati, Abdullah Shahab
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: weny@stikom.edu
ABSTRAK
PT. ASEANTEX Mojokerto merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri tekstil, yaitu sarung tenun. PT. ASEANTEX memiliki sub perusahaan yang
terdapat di sekitar Mojokerto. Saat ini perusahaan mengalami kesulitan menentukan
strategi pelayanan permintaan terhadap pasar eksport dan domestik yang selalu
berfluktuasi.
Berdasarkan permasalahan diatas perusahaan ingin menangani masalah yang
terjadi dengan menggunakan program simulasi, yang mencakup hasil produksi, dan
permintaan pasar (eksport maupun domestik). Program simulasi tersebut menggunakan
beberapa uji statistik dan pembangkit bilangan random yang disesuaikan dengan teori
yang digunakan. Hasil dari program simulasi diharapkan dapat membantu memecahkan
masalah bagi pihak manajemen PT. ASEANTEX, sehingga keuntungan yang
didapatkan akan menjadi lebih baik.
Dari 4 (empat) strategi yang dilaksanakan ada beberapa strategi yang memiliki
model strategi sama tetapi cara pelayanannya yang berbeda, serta dari pendapatan yang
berbeda-beda tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
Kata kunci : produksi sarung, fluktuasi produk, fluktuasi permintaan, simulasi.
A-19
20. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
OPTIMASI KEUNTUNGAN BAURAN PRODUK AUTOMOTIVE
BATTERY (ACCU) DI PT. GRAMITRAMA BATTERY INDONESIA
DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING
Birendra Satrya Tama*, Bobby Oedy. P. Soepangkat**
*Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi ITS
e-mail: birendra.satrya@ymail.com
**Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS
Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya
ABSTRACT
PT. Gramitrama Battery Indonesia (GBI) is a manufacturing company
engaged in the field of automotive battery (accu). The company produced 11 types of
accu. In the production of accu planning, PT. GBI is just makes aggregate planning
based on sales order information by marketing division. As a result, the amount of accu
that are made often excessive, resulting in inventory, while the limited warehouse
capacity. The presence of stock in warehouse will affect at corporate profits. To solve
the problem that has been described, the planning required product mixture so that the
right to obtain the maximum profit. The first step is make forecasting the demand for
accu product based on past data. The second step is to do with the maximize profit by
Linear Programming method. As a decision variable is the number of accu product that
must be produced. The limitations as capacity injection machines to make plastic
component of each type from accu product, assembly capacity, limited warehouse
capacity for finish goods product, and the amount of stock accu past period and will be
sold in the period this month and same equal part of accu for each type was made at
injection process.
Keywords: Automotive battery (accu), injection, assembly, maximizing profits, linear
programming method, and sensitivity analysis.
A-20
21. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MODEL PENENTUAN LOKASI FASILITAS GUDANG
KESIAPSIAGAAN UNTUK BENCANA ALAM DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KERENTANAN WILAYAH
Wifqi Azlia, I Nyoman Pujawan, dan Nani Kurniati
Program Pasca Sarjana, Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: wifqi.azlia@gmail.com; pujawan@ie.its.ac.id; nanikur@ie.its.ac.id
ABSTRAK
Kondisi geologi Indonesia menjadikan daerah-daerah di Indonesia rawan
terhadap bencana alam. Bencana alam sulit diketahui kapan terjadi, namun daerah
potensial bencana alam dan berapa besar kemungkinan terjadinya bencana alam dapat
diperkirakan. Agar dampak yang ditimbulkan bencana alam terhadap suatu daerah
beserta penduduknya dapat diminimalkan, dirasa penting untuk melakukan tindakan
preventif, seperti kesiapsiagaan (preparedness) dalam menghadapi bencana alam. Salah
satu cara yang dilakukan untuk kesiapsiagaan adalah menentukan lokasi
warehouse/gudang untuk menyimpan logistik bencana. Selama ini penentuan lokasi
fasilitas dilakukan setelah bencana alam terjadi. Kenyataan yang ada bahwa penentuan
lokasi fasilitas setelah bencana alam terjadi menyebabkan banyak korban tidak terpenuhi
kebutuhannya. Hal ini yang mendorong penelitian ini untuk menentukan lokasi fasilitas
pra-bencana. Dalam menentukan lokasi fasilitas pra-bencana mempertimbangkan aspek
kerentanan yang didekati dengan konsep risiko. Pengembangan model matematis pada
metode Covering dilakukan untuk menentukan lokasi gudang penyimpan barang-barang
sebagai persiapan penaganan korban bencana alam berdasarkan aspek kerentanan daerah
akan tiga jenis bencana alam yaitu banjir, gempa, dan tanah longsor. Percobaan numerik
untuk menunjukkan bagaimana model yang diusulkan dapat digunakan untuk
mengoptimalkan lokasi fasilitas di Propinsi Jawa Timur. Dari hasil percobaan numerik
didapatkan hasil bahwa semakin besar persentase kemampuan layanan suatu fasilitas,
maka semakin besar potensi dampak daerah yang ter-cover, semakin banyak Kabupaten
dan Kota yang di-cover, serta semakin sedikit Kabupaten dan Kota tidak yang di-cover.
Sebaliknya semakin kecil persentase kemampuan layanan suatu fasilitas, maka semakin
sedikit potensi dampak daerah yang ter-cover. Hal ini disebabkan karena satu fasilitas
tidak mampu melayani secara penuh satu daerah kebutuhan sehingga dibutuhkan lebih
dari satu fasilitas.
Kata kunci : Bencana alam, Lokasi Fasilitas, Covering model, Kerentanan.
A-21
22. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PEMODELAN POLA PERUBAHAN INDUSTRI MANUFAKTUR DI
INDONESIA MENUJU INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN
(STUDI KASUS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI
SURABAYA-JAWA TIMUR)
Pram Eliyah Yuliana, Maria Anityasari, dan Mokh. Suef
Program Pasca Sarjana Teknik Industri ITS
Email: pram@stts.edu
ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan industri ternyata menimbulkan masalah lingkungan.
Untuk mengatasi masalah tersebut sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan beberapa
peraturan seperti misalnya Perpem no. 19 tahun 1994 tentang pengelolaan limbah B3
dan Kepgub Jawa Timur no. 45 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair, padat dan
gas. Pemerintah berharap agar industri yang ada nantinya menjadi industri yang
berkelanjutan. Industri berkelanjutan disini adalah industri yang dalam operasionalnya
selalu mengacu pada tiga hal yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Dan hingga saat ini,
pemerintah belum mengetahui sampai pada level apa keberlanjutan yang diterapkan
oleh industri yang ada.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menyusun model awal kematangan
(Pre Maturity Model) industri makanan dan minuman dalam kaitannya dengan
sustainability dan mengidentifikasi beberapa kendala yang dihadapi oleh industri
makanan dan minuman sehubungan dengan level yang harus dicapai. Pre Maturity
Model yang dibuat akan mengacu pada Maturity Model pada Risk Management. Model
awal ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar bagi pemerintah dalam membimbing
industri yang ada agar menjadi industri yang berkelanjutan. Analisa yang dibuat untuk
mengetahui tingkat pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh industri makanan dan
minuman serta dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh industri
makanan dan minuman di Surabaya untuk menjadi industri yang berkelanjutan
Keywords: Pre Maturity Model dan Sustainability
A-22
23. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MODEL MULTI PRODUCT INVENTORY ROUTING PROBLEM
KAPAL TANKER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR
KOMPATIBILITAS DALAM PEMUATAN PRODUK
Fitri Karunia Rani, Ahmad Rusdianyah, Stefanus Eko Wiratno, dan Nurhadi Siswanto
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: fitri.k.r@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini mengembangkan suatu model permasalahan multi-product
Inventory Ship Routing Problem (m-ISRP) untuk menentukan jadwal dan rute kapal
tanker dengan ukuran kapasitas yang heterogen dan memiliki beberapa kompartemen,
serta untuk menetukan kuantitas pengiriman untuk memenuhi kebutuhan permintaan
beberapa produk di masing-masing lokasi customer. Tujuan yang hendak dicapai dari
model adalah untuk meminimumkan total biaya sistem namun dengan tetap menjamin
inventory level di tiap customer tidak terjadi stocked out. Dalam model penelitian ini
dipertimbangkan pula salah satu kajian dari permasalahan Tank Allocation Problem
(TAP) yakni batasan kompatibilitas. Batasan ini membatasi produk-produk yang
memiliki karakteristik khusus yang saling tidak kompatibel tidak dapat dikirimkan pada
kompartemen yang bersebelahan atau tidak dapat dimuat dengan menggunakan kapal
yang sama secara bersama-sama. Permasalahan dimodelkan dengan menggunakan
Mixed Integer Linear Programming (MILP) dan model diselesaikan dengan teknik
Branch-and-Bound dengan bantuan software. Dari hasil percobaan numerik yang
dilakukan diketahui bahwa model mampu memenuhi batasan kompatibilitas yang
diterapkan pada data percobaan.
Kata kunci: Inventory Ship Routing Problem (ISRP), Multi-product and Multi-
compartment tanker, Product Compatibility Constraint, Tank Allocation
Problem (TAP)
A-23
24. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
KLASTERING VARIETAS PADI MENGGUNAKAN MODIFIKASI
METODE K-MEANS BERBASIS ORDERED WEIGHTED
AVERAGING (OWA)
Millatul Ulya, Budi Santosa, dan Nani Kurniati
Jurusan Teknik Industri, FTI
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: qumil2307@gmail.com
ABSTRAK
Metode k-means berbasis Ordered Weighted Averaging (OWA) telah
dikembangkan oleh Cheng dkk (2009) untuk menyelesaikan kasus klasifikasi dengan
cara mengintegrasikan k-means dan OWA. K-means sebenarnya merupakan suatu
metode klastering, dan OWA adalah operator agregasi. Dengan OWA, kompleksitas
data eksperimental yang akan diklasterkan dapat dikurangi dan OWA juga dapat
mempertimbangkan keterkaitan antar kriteria dari data yang dianalisis. Dalam penelitian
ini, modifikasi k-means berbasis OWA akan diimplementasikan dalam klastering data
varietas padi, yang berisi 119 varietas padi dengan 8 atribut yang mewakili sifat
fisikokimia beras yang dihasilkan.
Penelitian ini mengaplikasikan modifikasi k-means berbasis OWA pada
klastering data set padi dengan tujuan untuk mengetahui jumlah klaster yang sesuai
untuk data varietas padi dan mengukur performansinya serta membandingkan
performansi tersebut dengan metode klastering yang lain. Ukuran performansi yang
digunakan adalah silhouette value (nilai siluet) dan Sum of Squares Error (SSE).
Metode pembanding yang digunakan adalah k-means (tanpa OWA) dan hierarchical
clustering. Penelitian dilakukan dalam 6 eksperimen yaitu klastering data padi tersebut
menjadi 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 klaster.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data set varietas padi tersebut lebih
sesuai diklasterkan menjadi 7 klaster, karena nilai siluet pada 7 klaster lebih besar dan
positif dan nilai SSEnya paling kecil dibanding yang lain. Berdasarkan Nilai SSE dan
nilai siluetnya, modifikasi k-means OWA (α = 0.8) lebih baik dari pada metode k-means
dan hierarchical clustering dalam klastering data set padi.
Kata kunci : klastering, k-means, OWA, varietas padi.
A-24
25. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP
PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
Retno Indriartiningtias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma
Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura
Email: retnoTMIITB@gmail.com
ABSTRAK
PT. Tripandu Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa maritim,
utamanya survey, perawatan, perbaikan dan modifikasi kontainer, serta pengadaan
spare-part kontainer dan kapal. Perusahaan ini membutuhkan kontribusi teknologi
cukup intensif yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan
demikian, keterlibatan dan kontribusi teknologi harus diperhitungkan secara spesifik
pada penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan. Di sisi lain, penilaian kinerja yang
selama ini dilakukan perusahaan hanya melalui pendekatan analisis finansial, yang tidak
dapat menunjukkan secara eksplisit kontribusi teknologi dalam perusahaan. Dengan
model teknometrik dapat diukur kontribusi tiap komponen teknologi yang berguna
sebagai langkah untuk mengatasi kelemahan penilaian kinerja saat ini.
Berdasarkan penelitian, tingkat intensitas kontribusi teknologi PT. Tripandu
Jayadari nilai tertinggi adalah technoware, humanware, infoware, dan orgaware.
Keempat komponen teknologi memberikan kontribusi yang tidak seimbang karena gap
(selisih) antar kontribusi komponennya terlalu jauh. Nilai Technology Contribution
Coefficient (TCC) masuk dalam skala antara buruk hingga sedang. Untuk meningkatkan
nilai TCC, upaya perbaikan dimulai dari komponen dengan intensitas tertinggi,
sehingga komponen technoware perlu mendapat prioritas untuk segera ditingkatkan
karena dengan nilai beta paling tinggi akan memberikan kontribusi terhadap nilai TCC
yang tinggi.
Kata kunci: Manajemen Teknologi, Model Teknometrik, Technology Contribution
Coefficient (TCC).
A-25
26. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
ANALISIS KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)
TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN PESISIR
Ode Siti Andini Ladamay, Maria Anityasari, Budisantoso Wirjodirdjo
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
e-mail: dear2dini@yahoo.co.uk
ABSTRAK
Fluktuasi dan ketidakstabilan harga minyak dunia serta pengaruh krisis ekonomi
global memberikan tekanan besar kepada perekonomian Indonesia. Sebagai bentuk
langkah penyesuaian terhadap harga minyak dunia dan pengurangan beban besaran
subsidi, pemerintah pada akhirnya harus menaikkan harga BBM. Kenaikan tersebut
berpengaruh besar pada hampir semua sektor, karena memicu peningkatan biaya
produksi dan operasional. Salah satu kelompok masyarakat yang memperoleh dampak
langsung dari kenaikan harga BBM adalah masyarakat nelayan pesisir. Nelayan adalah
komunitas dengan tingkat pendapatan terendah dibandingkan sektor usaha lain. Salah
satu tindakan pemerintah untuk meredam gejolak itu adalah dengan menggunakan
Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam penelitian ini akan dilakukan suatu analisis
kefektivitasan kebijakan BLT menggunakan sebuah instrumen pemodelan dinamis yang
dapat digunakan oleh pembuat kebijakan dimana model tersebut mampu memberikan
peringatan dini (early warning) atas dampak kebijakan penentuan harga BBM dalam
usaha untuk mengantisipasi terjadinya penurunan tingkat pendapatan kelompok
masyarakat nelayan pesisir. Setelah dilakukan validasi, didapatkan kesimpulan bahwa,
Pada level harga BBM saat ini (premium Rp 4500,-), kesejahteraan masyarakat nelayan
cukup rendah. Adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp. 100.000 tidak
signifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan. Salah satu solusinya
adalah dengan diberikannya subsidi BBM sekitar 28% atau Rp.1.000 agar nelayan tetap
dapat mencukupi kebutuhan hidupnya untuk harga saat ini.
Kata kunci: BLT, Sistem Dinamik, Nelayan Pesisir.
A-26
27. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS PERIODE GARANSI
DAN BIAYA GARANSI UNTUK PRODUK REUSE DENGAN
DISTRIBUSI NON HOMOGENEOUS POISSON PROCESS
Anda Iviana Juniani, Maria Anityasari, Nani Kurniati
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Email : andahome@gmail.com ; maria@ie.its.ac.id ; nanikur@ie.its.ac.id
ABSTRAK
Implementasi sustainable manufacturing menuntut perubahan di setiap lini
manufacturing system, mulai tahap perancangan pengembangan produk hingga
penanganan produk pada akhir umur hidupnya. Untuk mengoptimalkan siklus hidup
produk dan mendasarkan pada semboyan “doing more with less”, tiga strategi baru telah
diperkenalkan dalam sustainable manufacturing yaitu reuse, remanufacturing, dan
recycling. Untuk mencapai as-good-as-new, reuse product harus memberikan nomimal
level resiko kerusakan yang sama kepada konsumen dibanding dengan produk baru.
Pengukuran resiko yang akan ditanggung oleh konsumen telah dikembangkan dalam
Anityasari (2008) dan disebut dengan Nominal Customer’s Risk (NCR). Untuk
menjamin as good-as-new, produk reuse harus memiliki NCR yang sama dengan
produk baru namun tetap menjamin profitabilitas dari produsen. Untuk itu NCR harus
diintegrasikan dalam perhitungan biaya garansi dan digunakan sebagai dasar penentuan
periode garansi produk reuse yang optimal.
Penelitian ini akan mengembangkan model matematis garansi dengan platform
distribusi yang digunakan adalah Non Homogeneous Poisson Process. Model matematis
ini akan mengintegrasikan konsep Nominal Customer Risk (NCR) dalam penentuan
periode dan biaya garansi satu dimensi untuk produk reuse dengan kebijakan free
replacement warranty satu dimensi.
Kata kunci: model matematis garansi, produk reuse, free replacement warranty, Non
Homogeneous Poisson Process
A-27
28. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
ANALISA KEGAGALAN POTENSIAL PROSES PRODUKSI
DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ
PLYWOOD DALAM USAHA MENCAPAI KEPUASAN
PELANGGAN
Rakhmawati
Teknologi Industri Pertanian,Universitas Trunojoyo
Jl.Raya Telang PO BOX 2 Kamal Bangkalan Madura.
Email : rakhma_ub@yahoo.co.id
ABSTRACT
Main raw material in plywood production is large size wood which needs long
time to obtain. Therefore, the process has to be as efficient as possible to prevent waste
of raw material. PT. XYZ is a labour intensive industry in which quality of final product
depends largely on workers’ skill. The purpose of this study is to analyze potential
failure during production in order to obtain high quality product to fulfill customers
satisfaction.
Lean Six Sigma approach is used to analyze data. The aim of Lean method is to
minimalize the cause of failure during processing including all waste. In this study, data
which have been processed using Lean Method were then analysed using Six Sigma
Method to further reduce the quantity of defective products. By combining result of the
two methods, actions required to improve reduce defect were then identified.
Result showed that major potential failure at PT. XYZ were delays and defective
product, cause by collision and defect due to sander process. To solve the problem it is
suggested for the company to use suitable conveyor and troly to replace forklift. Also it
is suggested to attach surface smoothness detector onto sander machine. Lastly, The
SOP (Standard Operational Procedure) is required for worker in sander department.
Keywords: Lean, Six Sigma, Cutomer Satisfaction, Plywood
A-28
29. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
OPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN
PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK
MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK
DI SISTEM JAWA BALI
*Retno Handayani dan **Suparno
Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS
Bidang Keahlian Manajemen Industri
*Email: retno_handay@yahoo.com
**Email: suparno@ie.its.ac.id
ABSTRAK
Kebutuhan listrik yang selalu berubah setiap saat, dipasok dari pembangkit
listrik berbahan bakar gas, batubara, minyak, air dan panas bumi. Pembangkit listrik
berbahan bakar panas bumi, air, gas dan batubara sebagai base load (pemikul beban
dasar), merupakan pembangkit yang dioperasikan terlebih dahulu. Pembangkit listrik
berbahan bakar minyak (BBM) berfungsi sebagai follower (pemikul beban menengah
dan beban puncak), merupakan pembangkit yang dioperasikan sesuai dengan
kebutuhan. Peningkatan harga minyak bumi berpengaruh terhadap peningkatan biaya
produksi, sehingga untuk menekan biaya produksi tersebut dilakukan penambahan
pasokan gas dan PLTU berbahan bakar batubara.
Metode optimasi yang digunakan adalah metode LaGrange dimana fungsi
obyektif yaitu meminimalkan biaya bahan bakar dalam satuan waktu per jam selama 1
tahun dan fungsi kendala yaitu beban system Jawa Bali selama 1 tahun yang dicacah per
jam. Jumlah mesin pembangkit listrik dan transmisi yang beroperasi di Jawa Bali
sangat banyak, maka untuk mengoptimalkan produksi masing-masing pembangkit dan
simulasi penjadwalannya diperlukan program komputer, yaitu Prosym. Hasil simulasi
adalah rencana produksi energy dan biaya produksi per KWh tiap mesin pembangkit
selama 1 tahun.
Dari hasil pengolahan data tersebut, maka akan menurunkan pemakaian bahan
bakar minyak sebesar 4,8 juta KL dan menurunkan biaya bahan bakar total seJawa Bali
sebesar Rp 45 T serta merubah pola operasi pembebanan mesin pembangkit.
Kata kunci: pembebanan PLTU batubara, optimasi, biaya produksi, metode koefisien,
program Prosym.
A-29
30. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI MANAJEMEN
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI DI SEPANJANG KALI
SURABAYA DENGAN MODEL INTERVAL GOAL PROGRAMMING
(IGP)
Yusnita Aprilia, Udisubakti Ciptomulyono dan Budi Santosa
Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya, Indonesia
Email: yussie_ane@yahoo.com
ABSTRAK
Perubahan fungsi sungai dari waterfront menjadi hinterland menyebabkan
terjadinya pencemaran di Kali Surabaya. Pencemaran dari industri merupakan salah satu
penyebab yang sangat berpengaruh pada kualitas air Kali Surabaya. Penurunan kualitas
air sangat merugikan karena Kali Surabaya menjadi sumber air baku air minum di 4
kabupaten yang dilaluinya. Usaha pengelolaan limbah dikembangkan untuk
memperbaiki kualitas air Kali Surabaya. Salah satu alternatifnya yaitu membangun unit
pengolahan limbah industri. Sementara itu untuk membangun semua unit pengolahan di
masing-masing industri memerlukan biaya yang besar. Charnes dan Collomb (1972)
memperkenalkan Interval Goal Programming yaitu pengembangan dari model program
Goal dengan kelebihan yaitu memberikan kelonggaran terhadap batasan sehingga nilai
optimum yang didapat berupa interval. Hal ini yang memungkinkan pembuat keputusan
untuk melakukan perubahan-perubahan yang ingin dilakukan dalam pencapaian tujuan
tergantung pada kebutuhan dan pertimbangan lainnya. Model IGP memberikan hasil
perhitungan berupa interval biaya minimum untuk pengolahan limbah dengan
penentuan alokasi beban limbah yang akan diolah sehingga kualitas air memenuhi
standar yang ditetapkan dengan menggunakan model dasar dari model kualitas air
Ciptomulyono (1985) dan Ellida (2000). Dengan hasil interval tersebut lebih
memberikan kelonggaran bagi pengambil keputusan untuk menentukan strategi terbaik
dengan prioritas objektif yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan biaya yang
dianggarkan.
Kata kunci: IGP, Kali Surabaya, WWTP individu, WWTP komunal.
A-30
31. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PEMODELAN CONSUMER ACCEPTANCE
TERHADAP PRODUK REUSE
Theresia Liris W., Maria Anityasari, Nani Kurniati
Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email: liriswindya@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang penerimaan konsumen terhadap produk reuse.
Reuse komponen ataupun sub-sistem dari produk lama menjadi strategi yang dinilai
efektif dan efisien dalam mencapai sustainability. Namun konsumen masih memandang
produk reuse memiliki kualitas yang kurang padahal strategi reuse memiliki konsep “as
good as new”. Karena keberhasilan strategi reuse sangat tergantung pada penerimaan
pasar terhadap produk reuse, jika konsumen belum menerima produk reuse maka tidak
akan terbentuk demand produk reuse.
Penelitian ini menghasilkan model yang menggambarkan hubungan consumer
acceptance terhadap produk reuse melalui kajian faktor yang berpengaruh. Model ini
memiliki kapabilitas diagnosa sejauh mana konsumen menerima produk reuse melalui
model struktural yang dibangun berdasarkan variabel-variabel yang sesuai dengan
reuse. Penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM)
dengan bantuan software LISREL 8.80, yang merupakan teknik statistik handal dalam
membentuk model struktural (structural model) dan model pengukuran (measurement
model) untuk mengkaji hubungan yang terkait dengan tingkah laku. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesediaan konsumen dalam menerima produk reuse dilihat dari
kualitas produk reuse yang tidak mudah rusak, terdapat fasilitas garansi penggantian
komponen yang rusak, rendahnya kemungkinan kerugian yang akan dialami konsumen
jika menggunakan produk reuse, dan pertimbangan performansi produk reuse bila
dibandingkan dengan produk baru.
Kata kunci: produk reuse, consumer acceptance, SEM
A-31
32. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENERAPAN MULTI OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM
(MOGA) PADA PENJADWALAN DYNAMIC-MULTI OBJECTIVE
DAN SEQUENCE DEPENDENT SETUP TIMES COMPOUND FLOW
SHOP DI PT.X
Fredy Hartanto dan Udisubakti Ciptomulyono
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Indonesia
e-mail: fredyhartanto@gmail.com
ABSTRAK
Penjadwalan produksi merupakan salah satu hal yang vital dalam sebuah
perusahaan manufaktur. Permasalahan di PT X adalah pengembangan dari Flow Shop
yang disebut Compound Flow Shop. Ciri lain yang khas dari penjadwalan produksi di
PT X adalah adanya karakteristik sequence dependent setup times. Penjadwalan di PT X
memiliki beberapa obyektif yang dapat saling berkonflik dengan pembobotan yang
dinamis untuk masing-masing obyektif (dynamic multi objective). Obyektif-obyektif
yang perlu diperhatikan dalam penjadwalan di PT X adalah meminimalkan makespan,
total setup times. total tardiness, dan jumlah job yang tardy. Keempat obyektif yang ada
juga sering saling berkonflik satu dengan yang lain. PT X mengizinkan adanya job
splitting untuk mempercepat penyelesaian suatu job. Selama ini, PT X melakukan
penjadwalan dengan cara First In First Serve (FIFS) dan intuisi dari staff yang bertugas.
Hal ini berakibat masih adanya keterlambatan dan keluhan dari para konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan penjadwalan
di PT X sehingga dapat memenuhi obyektif-obyektif yang ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Multi Objective
Genetic Algorithm (MOGA). Kombinasi parameter yang digunakan adalah yang terbaik
dalam eksperimen yaitu Npop = 20 dan Ggen = 50. Penjadwalan demgan menggunakan
MOGA memberikan hasil yang cukup baik dengan dapat menghasilkan 496 anggota
himpunan solusi optimal Pareto dalam 10 kali replikasi dengan kualitas yang berimbang
dengan solusi dari kondisi existing dan hanya kalah dalam obyektif total tardiness.
Kata kunci: Compound Flow Shop, Multi Objective Genetic Algorithm (MOGA), job
splitting, sequence dependent setup times
A-32
33. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENGGUNAAN METODE CROSTON DALAM FIXED TIME
PERIOD WITH SAFETY STOCK
Enny Widawati1, Isti Surjandari2, Amar Rachman3
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Kampus Baru UI Depok 16242, Indonesia
E-mail: 1enny_widawati@yahoo.com,2isti@ie.ui.ac.id,3amar@ie.ui.ac.id
ABSTRAK
Sistem transportasi dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting.
Maka persediaan suatu komponen pada gudang dalam suatu perusahaan yang mengelola
transportasi sangat diperlukan. Hal tersebut mengharuskan perusahaan melakukan suatu
metode pengotrolan dalam segala bidang agar dapat memenuhi setiap terjadi
penggantian komponen.. Salah saru cara yang harus ditempuh adalah dengan
mengoptimalkan sistem persediaan komponen. Metode Croston dipakai untuk data
lumpy, dan system persediaan komponen menggunakan fixed time period with safety
stock. Dari hasil pengoalahan data menggunakan metode tersebut terbukti dapat
menurunkan tingkat persediaan ke titik yang optimal yang berdampak ke penurunan
inventory cost. Total saving cost yang diperoleh dari 12 periode penelitian adalah
sebesar Rp 62.012.640,00.
Kata kunci: metode Croston, fixed time period, safety stock,inventori
A-33
34. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN SERTA KORELASINYA
TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN STMIK
BAHRUL ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG
Muhyiddin Zainul Arifin, Nidaus Sa’adah
STMIK Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Jatim
Email: muhyiddinarifin@yahoo.com
ABSTRAK
Peranan Pimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan STMIK Bahrul
‘Ulum Jombang kadang ditemukan masalah yang banyak dihadapi oleh lembaga. Di
STMIK Bahrul ‘Ulum juga menghadapi hal yang sama. Pada penelitian yang
menggunakan analisis jalur dengan hasil sebagai berikut: 1). perhatian pimpinan pada
bawahan (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
dengan variabel motivasi (X4) sebagai intervening adalah sebesar 31.5 %. 2). kebijakan
dalam mengambil keputusan (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja (Y) dengan variable motivasi (X4) sebagai intervening adalah sebesar 21.8 %.
3). kepribadian (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y)
dengan variabel motivasi (X4) sebagai intervening adalah sebesar 23 % , 4) motivasi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja (Y) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel perhatian terhadap bawahan (X1) paling dominan
mempengaruhi kinerja karyawan dengan variabel intervening motivasi (X4). Oleh
karena itu disarankan pada para pimpinan di STMIK Bahrul ‘Ulum lebih
memperhatikan para stafnya agar meningkatkan motivasi dan kinerjanya.
Kata kunci: Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja
A-34
35. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
OPTIMASI BIAYA STOCK BERDASARKAN
PROGRAM PREVENTIF MAINTENANCE
(Studi Kasus : Belt Conveyor Sistem PLTA Sengguruh)
Dwi Wahyu Pujiarto dan Haryono
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: dwiwahyu.p@gmail.com
ABSTRAK
Pesawat Pembersih Sampah (PPS) adalah salah satu bagian dari Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) Sengguruh yang berfungsi untuk menyaring dan
mengangkat sampah untuk dibuang dari muka pintu air waduk PLTA, sehingga aliran
air yang akan masuk ke dalam turbin tidak terhambat. Untuk mendapatkan keandalan
operasional dari PPS diperlukan system pemeliharaan dan jadwal operasi sesuai jadwal
yang telah ditetapkan (sesuai SOP) disamping pemilihan material pengganti (spare part)
yang tepat pula. Metode yang akan digunakan untuk menganalisa potensi terjadinya
kegagalan dari system PPS adalah System Equipment Reability Priority (SERP),
sedangan untuk menentukan waktu pemeliharaan preventif yang optimal digunakan
pendekatan analisis reliabilitas
Dalam analisis ini diperlukan data usia pakai dari komponen Pesawat
Pembersih Sampah (PPS). Data usia pakai yang dipakai adalah data dari Belt Conveyor,
Motor dan Rantai yang masing-masing memiliki enam unit komponen. Data dari
keenam komponen tersebut digabung, setelah sebelumnya dianalisa dengan uji Kruskal
– Wallis. Kemudian dilakukan pengujian distribusi usia pakai dengan uji Anderson-
Darling, sehingga didapatkan bahwa distribusi yang sesuai adalah distribusi Weibull 2
parameter untuk Belt Conveyor dan Motor, sedangkan untuk Rantai adalah distribusi
Logistic. Parameter distribusi Weibull & Logistic dicari dengan bantuan software
MINITAB 14 dan digunakan dalam perhitungan untuk penentuan waktu penggantian
sesuai reliabilitas yang optimal, serta biaya yang paling efisien.
Analisa reliabilitas yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut : Belt
Conveyor waktu pemeliharaan optimalnya 50 hari dengan total biaya per tahun Rp
18.410.000,-, Motor waktu pemeliharaan optimalnya 40 hari dengan total biaya per
tahun Rp 45.743.000,-, Rantai waktu pemeliharaan optimalnya 40 hari dengan total
biaya per tahun Rp 7.101.000,-
Kata kunci: System Equipment Reability Priority (SERP), preventif, optimal,
reliabilitas, usia pakai.
A-35
36. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI
PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA
GENETIKA
(Studi Kasus: PT. EP)
Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti
Program Studi Teknik Industri
Institut Teknologi Telkom
Jl. Telekomunikasi No. 1 Bandung
Email: dyh@ittelkom.ac.id
ABSTRAK
PT. EP merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa distribusi produk-
produk makanan biskuit dan berlokasi di Jakarta. PT EP menghadapi permasalah
distribusi produk dengan banyaknya jumlah titik distribusi dan permintaan produk yang
bervariasi. Tanpa adanya konfigurasi jaringan distribusi yang terencana, pendistribusian
produk seringkali tertunda dan biaya distribusi menjadi membengkak. Makalah ini
bertujuan untuk memodelkan permasalahan distribusi di PT EP dan menghasilkan
rancangan konfigurasi jaringan distribusi produk dengan menggunakan metoda
Algoritma Genetika. Fungsi tujuan dari model untuk menghasilkan rancangan adalah
untuk meminimasi total biaya distribusi. Hasil rancangan berupa: cluster pasar dan
kebijakan distribusi produk dari setiap gudang i ke setiap pasar j pada periode t dengan
mempertimbangkan total biaya distribusi minimum. Solusi yang diusulkan memberikan
penghematan pada total biaya distribusi sebesar 32%.
Kata kunci: Konfigurasi Jaringan Distribusi, Algoritma Genetika
A-36
37. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN TATA LETAK DAN INVESTASI MESIN
PRODUKSI CRANK CASE DI PT. TRI RATNA DIESEL UNTUK
MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI
Ong Sutrisno dan Moses L. Singgih
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus MMT ITS Cokroaminoto, Surabaya
Email : ongsut23@yahoo.com; moseslsinggih@gmail.com
ABSTRAK
PT. Tri Ratna Diesel (PT. TRD) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang pembuatan mesin disel dan pada tahun 2010 akan meningkatkan target
produksi mesin disel seri D 700 dan D 2700 sebanyak masing-masing 500 unit per
bulan. PT. TRD memiliki divisi CNC Machining (CNC) yang bertugas untuk
memproses komponen dari mesin disel. Dari hasil analisis intern perusahaan didapatkan
bahwa pembuatan crank case pada divisi CNC memerlukan waktu terlama daripada
proses pembuatan komponen lainnya. Penelitian difokuskan pada divisi CNC dan
produk yang akan diteliti adalah pembuatan crank case mesin disel seri D 700 dan D
2700.
Permasalahan yang dihadapai perusahaan adalah tidak tersedianya fasilitas untuk
memenuhi target yang direncanakan perusahaan. Usulan perbaikan didasari pada tingkat
kebutuhan proses yang dikerjakan dengan mesin yang mengerjakan. Usulan jenis mesin
yang digunakan adalah double spindle milling machine, radial drill machine, dan
vertical milling machine. Total nilai pembiayaan selama 10 tahun dengan bunga 6,5%
dengan komposisi alternatif mesin yang dipilih apabila dilihat dari nilai sekarang adalah
sebesar Rp 10.366.353.000,-.
Penataan mesin berdasarkan pada product layout karena urutan proses produksi
usulan secara berurutan dimulai dari double spindle milling machine, radial drill
machine, kemudian vertical milling machine. Pola aliran material adalah S-
shaped karena dipengaruhi bentuk dan pemanfaatan secara maksimal ruang yang ada.
Diperlukan penambahan luasan daerah yang baru yaitu menjadi ( 9 x 20 ) m 2 dan
tambahan dua area berukuran ( 2 x 2 ) m2 sebagai buffer storage. Jarak yang ditempuh
oleh material dari awal material masuk ke dalam rangkaian proses produksi hingga
selesai diproduksi adalah sepanjang 42,5 meter.
Kata kunci : tata letak mesin produksi, ekonomi teknik.
A-37
38. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP
Paul Setyawan Dwi Cahyanto1), Brilianta Budi Nugraha2), Ririn Diar Astanti3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 42-44, Sleman
Yogyakarta
E-mail : pvnoj@hotmail.com , brilianta@mail.uajy.ac.id 2, ririn@mail.uajy.ac.id 3
1
ABSTRAK
PT. Pos Indonesia Indonesia – KSD Solo 57100 merupakan salah satu
perusahaan jasa yang melayani berbagai kebutuhan masyarakat, salah satunya dalam
bidang pengiriman paket. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan perusahaan di dalam mengelola berbagai sumber daya yang ada. Seiring
dengan waktu, perusahaan ini semakin memiliki banyak kompetitor yang bergerak di
bidang yang sama. Sehingga perusahaan dituntut untuk dapat mengetahui indikator
penentu keberhasilan di dalam menghadapi persaingan tersebut.
Perancangan instrumen yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan
metode Balanced Scorecard dan Analytic Network Process (ANP). Tujuan dari
penelitian ini adalah melakukan perancangan instrumen Balanced Scorecard di dalam
mengidentifikasi berbagai indikator penentu keberhasilan (Key Performance
Indicator/KPI) serta mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing KPI.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat 11 jenis KPI yang
berpengaruh terhadap produktivitas bagian Ritel perusahaan. Sedangkan KPI yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap produktivitas perusahaan adalah pertumbuhan
pendapatan (KPI1).
Kata kunci: Perancangan Instrumen, Key Performance Indicator (KPI), Pembobotan,
Pengukuran Produktivitas, Balanced Scorecard, Analytic Network Process
(ANP)
A-38
39. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERENCANAAN PENGUKURAN IMPLEMENTASI OHSAS 18001
BERDASARKAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN DI PT.TRAKINDO UTAMA CABANG SURABAYA
Pancanto Kuat Prabowo dan Suparno
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: pk_prabowo@yahoo.com
ABSTRAK
Dalam era globalisasi saat ini, tuntutan customers terhadap bisnis industri alat
berat bukan hanya pada brandproduct namun juga adalah aspek pelayanan dan
kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk, khususnya yang berkaitan dengan
OHSAS 18001 sebagai salah satu standar internasional dalam bidang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.
Untuk mengukur produktifitas karyawan PT. Trakindo Utama cabang Surabaya
yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja maka perlu dirancang suatu sistem
pengukuran implementasi OHSAS 18001 berdasarkan Balanced Scorecard yang
dilanjutkan dengan melakukan penilaian terhadap kinerja menggunakan metode
pengukuran Objective Matrix
Hasil dari penelitian tentang perancangan pengukuran implementasi OHSAS
18001 ini dapat diketahui bahwa indeks pencapaiaan kinerja tertinggi dicapai oleh
perspektif proses bisnis internal sebesar 2,502 disusul oleh perspektif pelanggan
(1,856), kemudian perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (0,617), dan perspektif
keuangan menempati pencapaiaan kinerja terendah sebesar 0,602. Adapun indeks
pencapaiaan kinerja keseluruhan dalam implementasi OHSAS 18001 sebesar 5.577
Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja, OHSAS 18001, balanced scorecard,
pengukuran kinerja
A-39
40. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK KELUARGA MUDA
SURABAYA
Sautma Ronni Basana
Petra Christian University
Email: sautma@peter.petra.ac.id
ABSTRAK
Dalam masyarakat yang tumbuh dan semakin kompleks setiap hari yang
berhadapan dengan tekanan-tekanan, baik dari karir di tempat kerja, keluarga, maupun
lingkungan. Sementara itu situasi pasar modal dan pasar uangpun berubah setiap saat
tergantung dengan regulasi, situasi ekonomi, perubahan pasar, maka munculah
perencana keuangan atau sering disebut sebagai financial planner. Financial planner
adalah sebuah profesi yang membantu memberikan solusi perencanaan, pemilihan,
pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi nasabah, agar kebutuhan keuangan
nasabah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang dapat tercapai. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kesadaran masyarakat yang khususnya
keluarga muda dalam melakukan perencanaan keuangan terkait dengan dana darurat,
asuransi jiwa, dan dana pensiun.
Penelitian telah dilakukan dengan melibatkan 110 (seratus sepuluh) responden
keluarga muda yang berada di Surabaya dengan masa pernikahan kurang dari tiga
tahun. Dengan teknik Convenience Sampling, dimana peneliti berusaha memperoleh
sampel dari elemen-elemen yang convenience, yaitu yang paling mudah dihubungi,
dikenal, dan mau bekerja sama atau karena sampel yang dipilih adalah orang-orang
yang mudah dihubungi dan mau memberikan keterangan sesuai kebutuhan peneliti
maka data yang diperoleh dapat dianggap memadai.
Hasil penelitin didapatkan bahwa 34 % masyarakat muda di Surabaya telah
menyediakan dana darurat dan selebihnya 66 % tidak mengadakan dana darurat
sehingga hal ini memberikan dampak bahwa belum banyak masyarakat sadar tentang
dana darurat tersebut. Sedangkan untuk dana asuransi jiwa didapatkan bahwa 53 %
responden tidak memiliki asuransi jiwa dan 47 % telah memiliki asuransi jiwa, di telaah
lebih lanjut bahwa sudah sebagian besar masyarakat sadar tentang pentingnya asuransi
jiwa. Dalam hal memepersiapkan dana pensiun, maka sebanyak 93 responden (85%)
responden tidak mempersiapkan dana pensiun, hanya 16 responden (15 %) yang secara
khusus mempersiapkan dana pensiun.
Kata kunci: perencanaan keuangan, dana pensiun, dana darurat, dana asuransi jiwa.
A-40
41. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
DAMPAK ADOPSI ISO TERHADAP PENINGKATAN DAYA
SAING RUMAH SAKIT
Zeplin Jiwa Husada Tarigan
Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra
Email : zeplin@peter.petra.ac.id
ABSTRAK
Konsep ISO 9000 memiliki delapan prinsip manajemen mutu yakni: fokus
pada pelanggan, kepemimpinan, pelibatan orang, pendekatan proses, pendekatan
sistem, perbaikan berkelanjutan, pendekatan fakta dalam membuat keputusan dan
hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan. Kedelapan prinsip pada
sistem manajemen mutu yang berkonsentrasi terhadap kualitas produk dan layanan
produk Praktek-praktek terbaik pada bisnis untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas
dan produktivitas suatu organisasi perusahaan. Dalam mencapai tujuan ini,
perusahaan-perusahaan melakukan suatu inovasi berupa proyek-proyek yang dapat
diimplementasikan. Implementasi proyek dilakukan perusahaan akhir-akhir ini
berupa penerapan sistem secara keseluruhan pada organisasi perusahaan dengan
biaya murah yakni implementasi ISO.
Penyebaran kuisioner terhadap 68 praktisi di rumah sakit berupa manajemen
rumah sakit, dokter, perawat dan tata usaha di 38 rumah sakit di berbagai daerah dan
dianalisa dengan menggunakan kesesuaian model melalui berbagai kriteria
goodness-of-fit PLS. Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang
layak (fit), maka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
Partial Least Square (PLS) dengan proses perhitungan dibantu program aplikasi
software Smart PLS. Hasil PLS didapatkan bahwa komitmen manajemen dalam
proses implementasi ISO di rumah sakit sangat diperlukan untuk menigkatkan daya
saing rumah sakit dan dapat dikenal baik di masyarakat dan peningkatan pelayanan
dan akhirnya memberikan benefit yang baik bagi perusahaan.
Kata kunci: ISO 9000, komitmen manajemen, proses implementasi dan kinerja rumah
sakit
A-41
42. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
IDENTIFIKASI WASTE PADA WHOLE STREAM PERUSAHAAN
BENANG
Mila Faila Sufa
Universitas Muhammadiyah Surakarta
mfsisonline@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan strategi bisnis saat ini menuju time based strategy yaitu agar
waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi order dari customer lebih singkat membuat
perusahaan lebih mengatur core business process lebih efektif, hal ini dilakukan dengan
mengevaluasi proses pemenuhan order dan melakukan perbaikan yang diperlukan
sehingga konsumen puas akan pelayanan yang diberikan. Untuk memenuhi harapan
konsumen maupun share holder secara bersamaan, perbaikan yang dilakukan mencakup
perbaikan kualitas tinggi (produk dan layanan), penurunan biaya bisnis,serta ketepatan
waktu penyerahan.Dalam situasi persaingan bisnis yang sangat ketat ini, mereka yang
mempunyai kemampuan untuk memproduksi produk atau jasa dalam jumlah, waktu dan
tempat yang tepat serta dengan harga yang murah yang akan mampu bertahan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang salah satu produksinya adalah
benang cotton. Identifikasi yang dilakukan menggunakan waste workshop.Tujuan dari
penelitian ini adalah membuat gambaran menyeluruh aktivitas perusahaan untuk
mengidentifikasi waste yang ada pada perusahaan dengan value stream mapping tools
yang sesuai. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemborosan tertinggi yang terjadi adalah waiting dan waste terendah adalah unecessary
motion. Nilai rata-rata untuk waste yang tertinggi adalah waiting sebesar 7.5 sedangkan
nilai rata-rata unecessary motion sebesar 2.83
Kata kunci: evaluasi, order fulfillment process, waste,waste workshop
A-42
43. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
KOMITMEN OWNER MELALUI PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
PERUSAHAAN KECIL
(Studi Kasus Pada di Jawa Timur)
Zeplin Jiwa Husada Tarigan
Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email: zeplin@peter.petra.ac.id
ABSTRAK
Pemilik pada perusahaan kecil pada umumnya langsung memiliki peranan
sebagai manajemen puncak harus berkomitmen pada waktu, biaya, dan sumber daya
untuk mendukung. Hal yang penting bagi manajemen puncak dalam menjalankan bisnis
adalah harus dapat selalu mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan
agar dapat meningkatkan kinerja oranisasi. Berdasarakan pada penelitian sebelumnya
bahwa komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak dengan cara kepemimpinan
yang baik memiliki dampak pada perencanaan dan pengendalian proses untuk
meningkatkan kinerja organisasi perusahaan.
Sedangkan berdasarkan hasil survey dengan cara wawancara dan penyebaran
kuisioner terhadap 110 praktisi industri manufaktur pada penelitian ini dan menguji
hipotesis serta menghasilkan suatu model yang layak (fit), maka analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan
proses perhitungan dibantu program aplikasi software Smart PLS. Hasil penelitian
dengan melakukan pengujian didapatkan bahwa adanya pengaruh positif dan tidak
signifikan komitmen pemilik perusahaan terhadap efektifitas perencanaan pada proses
perusahaan, dan adanya pengaruh posistif dari komitmen pemilik perusahaan terhadap
pengendalian proses di perusahaan. Perencanaan yang dilakukan oleh departemen
tertentu berdampak positif dan signifikan terhadap pengendalian proses di perusahaan
kecil di Jawa Timur. Perencanaan berdampak positif pada pengendalian proses dan
secara bersama-sama berdampak posistif dan signifikan terhadap kinerja organisasi
perusahaan. Ditelaah lebih lanjut bahwa pemilik perusahaan di Jawa Timur memiliki
kecenderungan tidak berfokus pada perencanaan proses namun lebih menekankan pada
pengendalian proses di perusahaan.
Kata kunci: komitmen owner, efektifitas perencanaan, pengendalian proses, kinerja
A-43
44. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
ANALISA SIMULASI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR HIGH
SPEED DIESEL BERBASIS PENJADWALAN OPERASI
Anggun Nan Tungga dan Ahmad Rusdiansyah
Magister Manajemen Teknologi – Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Cokroaminoto 12 A, Surabaya 60264, Indonesia
Telp: 031-5613922, 5666172, Fax: 031-5682887, E-mail: ant97knight@yahoo.com
ABSTRAK
Kebutuhan logistik bagi unsur penjaga kedaulatan dan keamanan di laut idealnya
adalah tidak terbatas, khususnya bahan bakar High Speed Diesel (HSD) yang
merupakan kebutuhan pokok Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk
mengamankan setiap wilayah laut nusantara. Dengan adanya kenaikan harga bahan
bakar yang ditetapkan pemerintah dan juga berkurangnya dana APBN yang
dialokasikan negara untuk kegiatan operasional Tentara Nasional Indonesia (TNI)
mengakibatkan semakin terbatasnya jumlah indeks liter dukungan bahan bakar yang
diterima TNI AL.
Metode penghitungan kebutuhan yang ada selama ini tidak dapat diaplikasikan
langsung pada permasalahan ini dikarenakan beberapa perbedaan khas antara bisnis dan
pertahanan keamanan, seperti demand di tiap wilayah yang berupa keamanan dan rute
yang ada. Pada penelitian ini akan dikembangkan sebuah simulasi penghitungan
kebutuhan bahan bakar berdasarkan penjadwalan operasi KRI. Metode ini diharapkan
dapat mengoptimalkan pemanfaatan dari dukungan bahan bakar yang ada sekaligus
memaksimalkan prosentase tingkat kehadiran KRI di laut.
Kata kunci: perencanaan kebutuhan, simulasi penghitungan, penjadwalan operasi KRI
A-44
45. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN
SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION
CONTROL DAN DYNAMIC PRICING
(Studi Kasus di PT Telkomsel Regional Jawa Timur)
Nurdianto dan Moses L. Singgih
Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2010
e-mail: nurdianto@telkomsel.co.id dan moses@ie.its.ac.id
ABSTRAK
Pertumbuhan yang sangat cepat permintaan layanan telepon selular akibat terjadi
perang tarif dan terbatasnya bandwidth kanal radio untuk alokasi antarmuka udara (air
interface), telah mendorong penelitian untuk mencari solusi teknologi guna
mengoptimalkan jumlah saluran yang dapat digunakan. Berbagai teknik yang telah
dikembangkan selalu melibatkan instalasi baru dan kebutuhan infrastruktur baru.
Sementara strategi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan kapasitas jaringan untuk
memenuhi permintaan jam-jam sibuk percakapan (busy hour call) dengan
memanfaatkan idle resource di jam-jam off-peak seringkali kurang mendapat perhatian.
Penerapan algorithma Call Admission Control memberikan alternatif solusi yang
memberi kemungkinan pada demand change management untuk mengendalikan trafik
panggilan dengan skema yang memperhatikan kapasitas jaringan. Sedangkan dengan
penerapan Dynamic Pricing secara bersamaan diharapkan memberikan metode baru
optimasi revenue tanpa menurunkan tingkat layanan di PT. Telkomsel Regional Jawa
Timur.
Dengan obyek penelitian zona wilayah layanan metro Surabaya PT. Telkomsel
regional Jawa timur dan hasil pengukuran profil trafik panggilan seluler rata-rata jam sibuk
(busy hour) pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010 diperoleh tingkat kenaikan
perolehan revenue sebesar 34,05% dibandingkan kondisi awal menggunakan tarif flat
Rp150 per 10 second
Kata kunci: Call Admission control, dynamic pricing, optimasi revenue
A-45
46. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS LAYANAN (STUDI KASUS BENGKEL MOBIL PT.X)
Evelyn Darmawan dan Udisubakti Ciptomulyono
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Email: evelyn_darmawan@yahoo.com
ABSTRAK
Loyalitas konsumen menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah bengkel untuk
tetap bisa bertahan. Deng, Kuo, dan Wu (2009) mengatakan bahwa kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap post-purchase intention dengan customer satisfaction
sebagai variabel perantaranya. Oleh karena itu, PT.X harus dapat memuaskan
konsumennya, yaitu dengan memberikan pelayanan yang terbaik. Tetapi banyak sekali
keluhan dari konsumen mengenai pelayanan yang diberikan oleh PT.X. seperti Service
Advisor (SA), yaitu pihak yang berhadapan dengan konsumen di bengkel, yang kurang
atau tidak ramah, waktu pengerjaan bengkel yang tidak sesuai dengan jadwal yang
dijanjikan sebelumnya, yaitu terjadi keterlambatan dari perjanjian awal yang
mengakibatkan konsumen harus menunggu lebih lama, SA yang kadang lalai atau
kurang paham mengenai layanan bengkel yang ada sehingga sering menimbulkan
kesalahpahaman pihak bengkel dengan konsumen.
Pada penelitian kali ini akan digunakan metode Servqual dan Quality Function
Deployment. Servqual digunakan untuk melihat gap atau kesenjangan antara persepsi
dan ekspektasi konsumen. Logika fuzzy digunakan sebagai usaha untuk mengurangi
”implicise” responden dalam memberikan nilai ekspektasi dan persepsi dalam Servqual.
Usulan perbaikan akan diolah dengan menggunakan Quality Funtion Deployment
(QFD).
Hasil akhir dari penelitian ini adala usulan perbaikan pada layanan Bengkel X
yang dititikberatkan pada peningkatan keahlian dari karyawan, pemberlakukan sistem
reward dan punishment, pengoptimalan sistem booking servis dan pemberian training.
Kata kunci: Fuzzy Servqual, kualitas layanan, Quality Function Deployment (QFD)
A-46
47. Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERANCANGAN MODEL CREDIT COLLECTION DASHBOARD
SYSTEM BERBASIS SPREADSHEET UNTUK PENGELOLAAN
KINERJA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Sinta Candra Sari dan Ahmad Rusdiansyah
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Industri
Email: sinta001@yahoo.com; arusdianz@gmail.com
ABSTRAK
Perusahaan pembiayaan merupakan pendukung utama dalam bidang penjualan
bisnis otomotif baik itu mobil maupun sepeda motor. Menjamurnya pertumbuhan
perusahaan pembiayaan semakin mendongkrak distribusi otomotif dan membantu
ATPM dalam memasyarakatkan produk-produknya. Apalagi semakin lama perusahaan
pembiayaan semakin banyak menawarkan kemudahan bagi siapapun yang ingin
memiliki kendaraan bermotor melalui sistem pembayaran kredit.
Agar sebuah perusahaan pembiayaan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik diperlukan portofolio dengan kualitas account receivables yang bagus. Dan ujung
tombaknya selain sistem dan manajemen yang baik juga sumber daya manusianya yaitu
kolektor. Semakin banyak jumlah kolektor tentu saja semakin banyak pendapatan bunga
yang tertagih. Untuk itu diperlukan suatu keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan
dengan pendapatan bunga yang tertagih untuk menghasilkan profit yang maksimal.
Untuk itulah dibutuhkan suatu alat yang dapat mengukur tingkat kebutuhan
kolektor serta memproyeksikan kebutuhan kolektor di masa yang akan datang. Dengan
berbasis spreadsheet diharapkan memudahkan user dalam aplikasi sehari-hari dan
membantu dalam pengambilan keputusan.
Kata kunci: collection rate, rolling rate, rolling back, kolector
A-47