Dokumen tersebut membahas upaya pengembangan budidaya keramba jaring tancap di Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Terdapat ketersediaan lahan sekitar 150 hektar di danau untuk kegiatan perairan, namun hanya 42 hektar yang digunakan untuk budidaya keramba dan hanya 4 hektar yang dimanfaatkan. Upaya yang dilakukan masyarakat meliputi sosialisasi kepada masyarakat setempat, sedangkan bantuan pemerint
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Blue Economy merupakan konsep yang dapat dijadikan acuan untuk pembangunan sektor perikanan budidaya di Provinsi Kepulauan Riau. Presentasi ini dibuat oleh Dr. Syamsul Akbar dan Romi Novriadi, M.Sc sebagai insan perikanan yang ingin mendedikasikan hidup untuk mendukung produksi budidaya perikanan yang berkelanjutan
Potensi kelautan dan perikanan sangat besar namun Indonesia belum pernah makmur dan sejahtera dari sektor tersebut. Diperlukan peningkatan kemampuan berproduksi dan pemasaran produk-produk kelautan dan perikanan melalui modernisasi sistem produkski dan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing tinggi dengan produk yang berkualitas agar mampu berkompetisi di pasar global. Untuk itu Industrialisasi di bidang kelautan dan perikanan adalah keniscayaan.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi.
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
pembangunan wilayah pesisir merupakan salah satu alternatif pembangunan di sektor ekonomi. dengan luas wilayah perairan darat dan laut yang lebih luas dari daratan seharusnya sektor ini dapat menyumbang devisa yang relatif besar bagi negara.
Blue Economy merupakan konsep yang dapat dijadikan acuan untuk pembangunan sektor perikanan budidaya di Provinsi Kepulauan Riau. Presentasi ini dibuat oleh Dr. Syamsul Akbar dan Romi Novriadi, M.Sc sebagai insan perikanan yang ingin mendedikasikan hidup untuk mendukung produksi budidaya perikanan yang berkelanjutan
Potensi kelautan dan perikanan sangat besar namun Indonesia belum pernah makmur dan sejahtera dari sektor tersebut. Diperlukan peningkatan kemampuan berproduksi dan pemasaran produk-produk kelautan dan perikanan melalui modernisasi sistem produkski dan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing tinggi dengan produk yang berkualitas agar mampu berkompetisi di pasar global. Untuk itu Industrialisasi di bidang kelautan dan perikanan adalah keniscayaan.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Kawasan konservasi laut merupakan areal laut yamg sangat luas yang dikelola dengan sistem zonasi, adapun zonasi tersebut antara lain zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari, zona pemanfaatan komersial terbatas, zona perlindungan ketat habitat dan zona pengembangan kepariwisataan. Tujuan dari makalah ini adalah mengidentifikasi status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi habitat terumbu karang yang merupakan bagian dari zona pemanfaatan zona pemanfaatan tradisional sumberdaya alam hayati secara lestari di Pulau Rakit dan Pulau Ganteng, Teluk Saleh Kabupaten Subawa Besar. Dengan menggunakan pendekatan survei sosial. Rensponden diambil dari secara purposive sampling dengan jumlah 10 % n+1 dari data total populasi. Alat analisis yang digunakan meliputi alat analisis keuntungan, perimbangan manfaat dan biaya (revenue cost ratio), dan produktifitas kerja. Nilai CPUE masing-masing alat tangkap dominan adalah pancing (650 kg/unit/trip), bubu (1,24 kg/unit/trip), jaring tarik (75 kg/unit/trip), bagan perahu (650 kg/unit/trip), dan rawai (10 kg/unit/trip). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di lokasi penelitian cukup menguntungkan, dimana alat tangkap rawai dasar memiliki tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang memiliki produktifitas kerja paling tinggi.
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Pada dasarnya kegiatan pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekankan dampak negatif terhadap lingkungan yang serendah-rendahnya. Pertanian ini menitikberatkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan
Manfaat pertanian berkelanjutan
Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan di dalam negeri.
Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi
Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah
Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan
Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian
Indikator
Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
Menghasilkan produk pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai.
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Menghindarkan pencemaran yang di sebabkan penerapan teknik pertanian.
Tujuan pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas alami lingkungan. Dampak pemakaian bahan kimia dalam kegiatan pertanian dapat ditekan melalui kegiatan pertanian organik yang berwawasan lingkungan.Akan tetapi,dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sering mengalami hambatan seperti persediaan modal ataupun sumber daya manusianya.
Unsur-unsur konsep wawasan berkelanjutan :
1. Melakukan penyelidikan umum (prospecting)2. Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi terperinci3. studi kelayakan terdiri atas kelayakan teknik,ekonomi,dan lingkungan4. persiapan produksi (development dan construction)5. penambangan terdiri atas pembongkaran,pemuatan,pengangkutan,dan penimbunan6. rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan7. pengolahan (mineral dressing)8. pemurnian9. pemasaran10. tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility(CSR)11. pengakhiran tambang (mine closure)
c. Industri Berkelanjutan
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang dapat menopang perekonomian nasional. Kegiatan berkelanjutan dapat memadukan antara aspek lingkungan,ekonomi,dan sosial. Pola hidup masyarakat yang konsumtif dapat perkembangan sektor industri di Indonesia terutama industri yang memengaruhi memanfaatkan sumber daya alam tidak terbarukan.
Prinsip-prinsip industri berkelanjutan :
Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
Menjamin kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi penambangan
Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system)
d. Pariwisata Berkelanjutan
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat dilihat dari berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat di budidayakan dan
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Floating net cages (KJA) is one means of marine aquaculture (mariculture) are placed in water will act as FADs or fish aggregating devices (FAD) as a gathering place for various types of fish. Similarly to the artificial reef will serve as the breeding (nursery grounds) for various types of fish.
In general, the target fish belonging -Fish economically important fishes associated with artificial reefs and floating net which interact in the mornings and afternoons differ in amount and kind, this is because of differences in the nature and behavior based on the type of fish species. The target fish population changes from day to night fish in diurnal seen mostly during the day will take refuge in the reef and replaced by a nocturnal species that are not visible during the day. The fish-eating plankton are usually widely spread around the reefs during the day and hide or take refuge in the crevices of the reef at night, it is a cause of differences in the amount of the target fish species associated with artificial reefs and floating net. Thus the association structure of the target fish around the artificial reefs and floating net can be concluded that as a shelter and as a visitor species.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Floating net cages (KJA) is one means of marine aquaculture (mariculture) are placed in water will act as FADs or fish aggregating devices (FAD) as a gathering place for various types of fish. Similarly to the artificial reef will serve as the breeding (nursery grounds) for various types of fish.
In general, the target fish belonging -Fish economically important fishes associated with artificial reefs and floating net which interact in the mornings and afternoons differ in amount and kind, this is because of differences in the nature and behavior based on the type of fish species. The target fish population changes from day to night fish in diurnal seen mostly during the day will take refuge in the reef and replaced by a nocturnal species that are not visible during the day. The fish-eating plankton are usually widely spread around the reefs during the day and hide or take refuge in the crevices of the reef at night, it is a cause of differences in the amount of the target fish species associated with artificial reefs and floating net. Thus the association structure of the target fish around the artificial reefs and floating net can be concluded that as a shelter and as a visitor species.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Ipi182554
1. UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERAMBA JARING TANCAP
(KJT) DI DANAU KERINCI KECAMATAN DANAU KERINCI
KABUPATEN KERINCI
Oleh :
Ferawati*Dasrizal**Widya Prari Keslan.**
* Geography Department of Students Education STKIP PGRI West Sumatera
** Guest Lecturer Of Geography Department Of STKIP PGRI Sumbar
ABSTRACT
The Thorough this study aimed to obtain the data, process, analyze and
discuss: land availability Lake Kerinci, Capital farmed, fish seed and fish feed,
Aquaculture development efforts Keramba step (KJT), and of the Government
towards the development of Attention Cultivation Keramba step (KJT) .
Research methods belong to the descriptive research. The study population
was a group of fishermen in Lake Kerinci Kerinci district. Sample of respondents
in the study conducted by proportional random sampling technique with 30 %
proportion of fishermen, totaling 87 samples .
The study results include: 1) views of Lake Kerinci land availability for
aquatic activities as many as 150 ha, aquaculture cages to step on the 42 ha, while
the new one is about 4 ha utilized. It can be concluded that there is still a lot of
land that could be used for activities cages step with the level of achievement of
the respondents (77.1 %). 2) The capital required for the manufacture of the cage
plots - ie five million Rupiah with the level of achievement of respondents (82.8
%). 3) Fishermen of Lake Kerinci obtain fingerlings and fish feed easily (98.9 %).
4) net cage culture development efforts carried out by the public step by step on
the cages to socialize with other people the level of achievement of the
respondents (82.8 %). 5) the government's attention to the development of the
Cage Aquaculture Fisheries Government Kerinci provide and to provide financial
assistance PUMP (Mina Rural Business Development), funding package, fish
medicine, the achievement level of the respondents (98.9 %) .
Key Word : Eforts Development Cultivation Keramba Step,At Lake
Kerinci Subdistrict Lake Kerinci Regenci Kerinci.
2. I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara
kepulauan yang begitu kaya akan
sumber daya alam, namun
banyak dari kita yang tidak
mengetahuinya dan
memanfaatkannya dengan baik.
Indonesia terdiri dari beragam
kebudayaan dan alam yang
begitu menakjubkan, seperti
pantai atau laut di Indonesia
merupakan salah satu pantai
terindah di dunia. Indonesia
memiliki keindahan alam yang
sangat banyak seperti Danau
yang bisa dijadikan sebagai objek
wisata, budidaya keramba dan
lain sebagainya.
Danau adalah massa air
dalam jumlah yang besar yang
berada dalam suatu cekungan
atau basin di wilayah daratan,
Danau Kerinci merupakan danau
vulkanik yaitu danau yang
terbentuk akibat adanya letusan
gunung api. Setelah terjadi
letusan, gunung api tersebut mati
kemudian kepundan gunung
terisi air hujan sehingga
terbentuk danau.
Keberadaan danau sangat
penting bagi kelangsungan
makhluk hidup khususnya
manusia, antara lain untuk
kepentingan perairan (irigasi),
persediaan air minum,
pembangkit listrik tenaga air,
olahraga, pencegah banjir, objek
wisata, tempat mata pencaharian
para nelayan, Penambangan
pasir, dan pembudidayaan
keramba jaring tancap (KJT).
(Review Masterplan
Minapolitan Perairan Umum
Daratan Danau Kerinci, 2011).
Kabupaten Kerinci dikenal
sebagai Kabupaten yang
memiliki panorama yang terindah
di Provinsi Jambi yang
keindahannya menjadi terkenal
dengan keberadaan Gunung
Kerinci memiliki ketinggian
3.805m dari permukaan laut yang
merupakan gunung tertinggi di
Sumatera, Air Terjun Telun
Berasap dan Danau Gunung
Tujuh di kaki Gunung Kerinci.
Keberadaan Taman Nasional
Kerinci Seblat yang merupakan
paru-paru dunia, dimana hidup
bermacam flora dan fauna yang
berguna untuk penelitian, Danau
Kerinci, Danau Lingkat dan
sejumlah peninggalan bersejarah
serta banyaknya objek menjadi
keindahan Kerinci semakin
menarik.
Danau Kerinci merupakan
danau terbesar di Kabupaten
Kerinci Propinsi Jambi, danau ini
memiliki luas 4.200 ha dengan
kedalaman 110 m dan
mempunyai ketinggian 783m dari
3. permukaan laut. Kondisi
Geomorfologis Danau Kerinci
merupakan aset yang penting
bagi perkembangan usaha dan
pendapatan masyarakat kerinci.
Danau kerinci merupakan objek
yang sangat bermanfaat baik dari
sektor perikanan maupun objek
pariwisata. Pada perairan yang
cukup luas ini, terdapat
beranekaragam sumber daya
hayati termasuk didalamnya
pengelolaan keramba jaring
tancap (KJT) yang menjadi salah
satu usaha dan pendapatan
masyarakat setempat.
Danau Kerinci juga kaya
akan sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang cukup
besar. Sumberdaya alam terdiri
dari lingkungan fisik dan biologi
(hayati). Lingkungan fisik yang
menjadi daya tarik Danau Kerinci
adalah pemandangan alamnya
yang indah seperti hamparan
danau yang luas, perbukitan,
pegunungan dan sungai.
Lingkungan biologi (hayati)
Danau Kerinci adalah adanya
pembudidayaan keramba jaring
tancap (KJT) yang
didalamnyaterdapat biota ikan
nila (oreochiromis niloticus),
ikansemah (tor douronesis) dan
ikanMas (cyprinus carpio).
Masih banyaknya lahan
Danau Kerinci Yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar Danau Kerinci seperti
Pengembangan budidaya
Keramba Jaring Tancap (KJT)
tidak dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin karena pada saat
ini masyarakat hanya
memanfaatkan potensi danau
hanya sebagai objek wisata dan
mata pencaharian para nelayan
saja, padahal lahan Danau
Kerinci untuk pengembangan
budidaya keramba jaring tancap
(KJT), menurutDinas Peternakan
dan Perikanan (2011)
mengatakan bahwa Lahan Danau
Kerinci bisa dimanfaatkan sekitar
42 ha,Sedangkan yang baru
dimanfaatkan sebesar 4 ha
(10%). Jadi dari data ini dapat
disimpulkan bahwa Kabupaten
Kerinci masih mempunyai
potensi yang cukup besar bagi
pengembangan budidaya air
tawar. Selain itu masyarakat
kerinci masih banyak
mendatangkan ikan dari sumatera
barat sekitar 250 ton/tahun.
Didalam mengembangkan
Budidaya keramba jaring tancap
bukanlah hal yang mudah,
pembuatan keramba jaring tancap
membutuhkan modal atau biaya
yang besar dan sistem
pengelolaan yang baik. Danau
Kerinci merupakan salah satu
potensi yang baik dalam
mengembangkan budidaya
keramba jaring tancap.
Ketersediaan lahan danau kerinci
untuk kegiatan budidaya keramba
jaring tancap yaitu sekitar 42 ha,
akan tetapi baru dimanfaatkan 4
4. ha atau baru mencapai 10%.
Sangat disayangkan sekali karena
potensi-potensi tersebut dapat
menjadi objek yang sangat
bermanfaat juga menguntungkan
bagi masyarakat dan pemerintah
apabila dikelola dengan baik.
Pemerintah Kabupaten
Kerinci Memberikan Bantuan
berupa Dana Pengembangan
Usaha Mina Pedesaan (PUMP),
Dana PUMP paket untuk nelayan
dan kelompok supaya masyarakat
dapat mengembangkan Budidaya
Keramba Jaring Tancap dengan
baik.
Hal ini menarik perhatian
penulis untuk melakukan
penelitian, tentang “Upaya
Pengembangan Budidaya
Keramba Jaring Tancap (KJT)
Di Danau Kerinci Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten
Kerinci”.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini tergolong
penelitian Deskriptif. Pengambilan
sampel wilayah yaitu empat desa
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 1dibawah ini :
Tabel 1 Sampel Wilayah Penilitian
No
Nama
Desa
Responden
1 Sanggaran
Agung
36
2 Koto
Tengah
168
3 Seleman 113
4 Koto Petai 333
Jumlah 650
Sumber : Kantor Camat Danau Kerinci
Berdasarkan tujuan penelitian
yang telah dikemukakan maka
variabel dalam penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu :
Ketersediaan lahan, Modal, Bibit dan
Pakan Ikan, Upaya Masyarakat,
Perhatian pemerintah.
Sesuai dengan tujuan
penelitian yang hendak dicapai,
maka pengumpulan data
menggunakan metode gabungan
yaitu mengkombinasikan beberapa
cara pengumpulan data seperti
observasi, survei, penelusuran
dokumen dan wawancara. Secara
garis besar ada dua jenis data yang
dikumpulkan yaitu data Sekunder
dan data Primer. Secara umum data
yang dikumpulkan baik Sekunder
maupun Primer dikelompokkan
menjadi 4 kategori, yaitu : (1) data
tentang upaya pengembangan
budidaya keramba jaring tancap
(KJT), (2) data sosial, (3) data
ekonomi, (4) data pendukung
lainnya.
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Data yang akan dikemukakan
yaitu hasil penelitian yang berkaitan
dengan Upaya Pengembangan
Budidaya Keramba Jaring Tancap
5. (KJT) di Danau Kerinci Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten Kerinci.
1. Ketersediaan Lahan
Berdasarkan hasil pengelolaan
data penelitian tentang ketersediaan
lahan untuk kegiatan budidaya
keramba jaring tancap di Danau
Kerinci Kecamatan Danau Kerinci
Kabupaten Kerinci, distribusi
masing-masing jawaban responden
dapat dilihat dari presentasenya.
Presentase terbesar adalah yang
menjawab (c) 150-200 ha sebanyak
(77%). Hal ini memperlihatkan
bahwa masih banyaknya lahan
Danau Kerinci yang bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan
pengembangan budidaya keramba
jaring tancap di Danau Kerinci.
2. Modal
Berdasarkan hasil pengelolaan
data penelitian tentang modal untuk
kegiatan budidaya keramba jaring
tancap di Danau Kerinci Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten Kerinci,
distribusi masing-masing jawaban
responden dapat dilihat dari
presentasenya. Presentase terbesar
adalah yang menjawab (d)
Rp.5.000.000 - Rp.6.000.000
(100%). Hal ini memperlihatkan
bahwa nelayan menghabiskan dana
untuk satu petak keramba yaitu
sebanyak Rp.5.000.000.
3. Bibit dan Pakan Ikan
Berdasarkan hasil pengelolaan
data penelitian tentang Bibit ikan dan
Pakanan ikan, Distribusi masing-
masing jawaban responden dapat
dilihat dari presentasenya. Presentase
terbesar adalah yang menjawab (c)
mudah (100%). Hal ini
memperlihatkan bahwa masyarakat
Kecamatan Danau Kerinci
memperoleh bibit ikan dengan
mudah. Bibit ikan di datangkan dari
desa tetangga yaitu dari BBI desa
talang kemulun.
4. Upaya Masyarakat
Berdasarkan hasil pengelolaan
data penelitian tentang upaya yang
dilakukan masyarakat dalam
mengembangkan budidaya keramba
jaring tancap. Distribusi masing-
masing jawaban responden dapat
dilihat dari presentasenya. Presentase
terbesar adalah yang menjawab (a)
Mensosialisasikan Budidaya
Keramba Jaring Tancap kepada
masyarakat sebanyak (82,8%) yang
berada pada kriteria Baik. hal ini
memperlihatkan bahwa Upaya
masyarakat Kecamatan Danau
kerinci dalam mengembangkan
karamba jaring tancap ini yaitu
dengan melakukan sosialisasi
keramba jaring tancap kepada
masyarakat, mengajak masyarakat
membentuk sebuah kelompok
nelayan yang terdiri dari 10 orang
6. anggota kelompok untuk
membudidayakan keramba jaring
tancap tersebut. Setelah terbentuk
satu kelompok nelayan maka
masyarakat mengumpulkan dana
untuk membeli peralatan keramba
jaring tancap berupa jaring, bambu,
paku, kawat, tali dan lain-lain.
5. Perhatian Pemerintah
Berdasarkan hasil pengolahan
data tentang bentuk perhatian dari
pemerintah dalam mengembangkan
budidaya Keramba Jaring Tancap
dilihat dari pertanyaan Apa sajakah
bentuk perhatian dari pemerintah
dalam pengembangan keramba jaring
tancap. Distribusi masing-masing
jawaban responden dapat dilihat dari
presentasenya. Presentase terbesar
adalah yang menjawab (b) bantuan
dana dan peralatan tangkap sebanyak
(98,9%) yang berada pada kriteria
Sangat Baik. Hal ini memperlihatkan
bahwa ada banyak bantuan yang
diberikan oleh pemerintah yaitu
berupa Dana PUMP (Pengembangan
Usaha Mina Pedesaan) dan peralatan
tangkap kepada masyarakat nelayan
danau kerinci, bantuan dana tersebut
diberikan kepada kelompok nelayan
untuk membeli alat dan keperluan
untuk membuat keramba. Selain
bantuan dana ada lagi bantuan sarana
dan prasarana lainnya seperti box
ikan, obat-obatan ikan, pakan ikan,
bibit ikan, perahu, dll.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tentang Upaya Pengembangan
Budidaya Keramba Jaring Tancap
(KJT) di Danau Kerinci Kecamatan
Danau Kerinci Kabupaten Kerinci
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Luas danau kerinci 4.200 ha
dengan kedalaman 110m dan
mempunyai ketinggian 783m
dari permukaan laut.
Ketersediaan Lahan untuk
kegiatan perairan yaitu 150 ha,
untuk budidaya keramba 42 ha
tetapi baru dimanfaatkan sekitar
4 ha atau baru mencapai 10%,
banyak sekali ketersediaan lahan
yang masih bisa dimanfaatkan
masyarakat dan pemerintah
untuk mengembangkan budidaya
keramba jaring tancap. Tingkat
capaian responden (77,1%) yang
berada pada kriteria Cukup Baik.
2. Dalam pembuatan satu petak
keramba Masyarakat nelayan
Danau Kerinci membutuhkan
modal sebanyak Rp.5.000.000-
6.000.000, modal tersebut
digunakan untuk membeli
peralatan seperti bambu, jaring,
paku, dll.
3. Masyarakat nelayan Danau
Kerinci memperoleh bibit ikan
dan pakan ikan dengan cara
yang mudah, bibit ikan di
datangkan dari BBI Desa Talang
Kemulun Kecamatan Danau
7. Kerinci, dan pakan ikan di
datangkan dari sungai penuh.
4. Upaya pengembangan budidaya
keramba jaring tancap dilakukan
oleh masyarakat dengan
mensosialisasikan keramba
jaring tancap kepada masyarakat
lainnya. Masyarakat
mensosialisasikan keramba
jaring tancap dengan membuat
kelompok nelayan yang
beranggotakan 10 orang. Tingkat
capaian responden (82,8%) yang
berada pada kriteria Baik.
5. Perhatian pemerintah membantu
masyarakat yang
membudidayakan keramba
berupa bantuan dana dan alat
tangkap. Dana PUMP
(Pengembangan Usaha Mina
Pedesaan) diberikan oleh
pemerintah dilihat dari
ketersediaan lahan yang masih
banyak untuk kegiatan budidaya
keramba. Dana tersebut
diberikan untuk membantu
masyarakat nelayan agar
masyarakat terus
mengembangkan keramba jaring
tancap di Danau Kerinci. Selain
dana PUMP ada lagi bantuan
berupa dana paket yaitu seperti
perahu, bibit ikan, pakan ikan,
box ikan, obat-obatan ikan, dll.
Tingkat capaian responden
(98,9%) berada pada kriteria
Sangat Baik.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan diatas maka saran yang
penulis kemukakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada para
kelompok nelayan dan
masyarakat Danau Kerinci agar
dapat melakukan sosialisasi
tentang pengembangan budidaya
keramba jaring tancap, dan
memanfaatkan ketersediaan
lahan Danau untuk budidaya
keramba dengan baik agar
keramba di Danau Kerinci
berkembang lebih banyak lagi.
2. Diharapkan kepada kelompok
nelayan agar dapat mengatur
sistem pengelolaan keramba,
sehingga dapat menambah
jumlah petak keramba lebih
banyak lagi dan meningkatkan
hasil panen ikan maupun hasil
produksi untuk mensejahterakan
kehidupan masyarakat nelayan
Danau Kerinci.
3. Diharapkan kepada Pemerintah
untuk selalu memantau dan
memperhatikan kesulitan
nelayan dalam mengembangan
budidaya keramba jaring tancap
di Danau Kerinci agar lebih
berkembang sebagaimana yang
diharapkan.
8. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
Penelitian, Edial Revisi, Jakarta.
RinekaCipta.
Budiah Sari, Siregar. 2010. “Danau
Toba Dan Potensi Yang
Dimilikinya”.
Artikel.
Danan, Wahyu. 2012. Keramba
Danau Ke rinci.
wordpress.com
http://dananwahyu.wordpress.com/20
12/06/23/keramba-danau-kerinci/
Dinas Peternakan dan Perikanan.
2011. “Review Masterplan
Minapolitan
Perairan Umum Daratan
Danau Kerinci – Kabupaten
kerinci. Laporan Akhir.
Harris, E. (1982). Beberapa Aspek
Peningkatan Produksi
Budidaya Ikan Air Tawar.
Pertemuan Teknisi Budidaya
Ikan di Bandung 23 – 26
Agustus 1982.
http://incung.blogspot.com/2009/05/
mengenal-objek-wisata-
danau-kerinci.html.
(03-02-2013).
http://balibackpacker.blogspot.com/2
012/11/pesona-danau-
kerinci jambi.html.
(02-03-2013)
Fitri, Emelia. 2009. “Alternatif
Pemanfaatan Danau Bagi
Pengembangan
Wisata Melalui Konsep
Keberlanjutan
Sumberdaya Perairan
Dan
Perikanan Di Danau
Singkarak, Sumatera
Barat”. Skripsi.
Munawir, dkk. 2003.Cakrawala
Geografi. Yudhistira.
Bogor.
Nawi, Marnis. 2002. Metodologi
Penelitian. Padang. IKIP.
Son, Billy. 2012. Pesona Danau
Kerinci.
balibackpacker.blogspot.c
om
Yani, Ahmad. 2004. Geografi Untuk
SLTP Kelas 2. Grapindo
Media Pratama:
Bandung.