INTERMESTIK Pengaruh diaspora China di Indonesia.pptx

1. PERANDANPENGARUHDIASPORACHINADIINDONESIADALAMPERTUMBUHAN
EKONOMIINDONESIA
ditinjau dari hubunganbilateralIndonesia-China

3.  Sejak dimulainya kembali hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia – China pada tahun 1985, terutama sejak
dimulainya kembali secara resmi hubungan diplomatik pada tahun 1990, pertukaran ekonomi dan perdagangan antara kedua
negara menjadi semakin sering terjadi, hubungan ekonomi dan perdagangan telah meningkat pesat, dan telah menjadi fokus
hubungan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara. Di antara mereka, Diaspora China Indonesia telah memberikan
kontribusi yang luar biasa, peran mereka sebagai "jembatan" dalam hubungan ekonomi dan perdagangan China - Indonesia
menjadi lebih menonjol, sebagai "pendiri" dan "penggerak" hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral antara Indonesia dan
China.

4. Sebagai Jembatan
dan Pendiri
Hubungan bilateral Indonesia
antara Indonesia - China
Sebagai Promotor
Perdagangan Internasional
Indonesia
Sebagai Penerima
Manfaat untuk perekonomian
Indonesia.
Sebagai Pengontrol
Memberikan kebijakan dan layanan
hukum, menghindari risiko investasi, dan
membimbing kerja sama ekonomi dan
perdagangan agar berjalan dengan
lancar

5. Diaspora China memainkan peran sebagai "pendiri” sekaligus “jembatan" dalam hubungan
ekonomi Indonesia-China.
Diaspora China di Indonesia telah membuat prestasi besar dalam perekonomian Indonesia.
bidang ekonomi dan bahkan menduduki posisi terdepan dalam industri tertentu, perusahaan China
35% dari total aset Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto. Pada saat ini, ekonomi Tionghoa
penting dalam bidang ekonomi negara ini, kekuatan ini memainkan peran penting dalam kerja sama
Indonesia dan China.

7. Diaspora China di Indonesia berperan sebagai "promotor" pengembangan hubungan ekonomi
dan perdagangan antara Indonesia dan China.
Ada sejumlah besar orang Tionghoa perantauan di Indonesia, yang tersebar luas di masyarakat
kelompok yang lebih makmur di masyarakat Indonesia. 10 dari 20 orang terkaya di Indonesia
Tionghoa dengan status ekonomi pengusaha Tionghoa Indonesia juga menentukan bahwa mereka
dalam pertumbuhan ekonomi dan perdagangan Indonesia.

9. Diaspora China Indonesia sebagai "penerima" pengembangan hubungan ekonomi dan
perdagangan antara Indonsia.
Diaspora China di Indonesia bukan hanya "pendiri" dan "promotor" hubungan ekonomi dan
"penerima" pengembangan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Cina dan Indonesia. Apa
hanya merujuk pada keuntungan komersial yang diperoleh oleh pengusaha Indonesia-China yang
dalam berbagai kegiatan ekonomi dan perdagangan khusus Indonesia.

11. Orang Tionghoa perantauan di luar negeri adalah "penerima" pengembangan hubungan
ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia.
Diaspora China di Indonesia bukan hanya "pendiri" dan "pendukung" hubungan ekonomi dan
juga "penerima" pengembangan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Cina dan Indonesia.
tidak hanya merujuk pada keuntungan komersial yang diperoleh oleh pengusaha Indonesia-China
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi dan perdagangan khusus antara Indonesia.

12. Stratifikasi politik muncul karena ketidaksamaan
kekuasaan yang dimiliki manusia. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu minat pada
politik, pengetahuan dan pengalaman politik,
kecakapan dan sumber daya politik, partisipasi
politik, kedudukan politik, dan kekuasaan politik.
Mereka yang memiliki faktor-faktor tersebut lebih
berpeluang mempengaruhi pembuatan kebijakan
pemerintah. Sedangkan mereka yang kurang atau
tidak memilikinya akan lebih kecil kemungkinannya
untuk mempengaruhi jalannya urusan
pemerintahan.
“
“

13. Ahli politik belum memtuskan bagaimana memotong piramida
tersebut menjadi bagian-bagian. Namun para elite klasik biasanya
berpikir seolah-olah hanya ada dua kelas, yaitu kelas yang berkuasa
dan yang tidak berkuasa. Ada juga yang membagi menjadi 3, yakni
terdapat kelas penengah yang terdiri dari pemimpin-pemimpin yang
menyalurkan informasi elite puncak dengan warga negara biasa
Keputusan akhir memang ada pada kelompok pembuatan keputusan,
tetapi pada penerapannya keputusan itu bisa menjadi sasaran pengaruh
tidak langsung dari lapisan-lapisan politik tersebut. Tetapi sebaliknya,
berbagai lapisan-lapisan politik itu mungkin saling memisahkan diri,
sehingga memisahkan apa yang dinamakan jurang pemisah antara elite
dan massa.