SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
On October 23rd, 2014, we updated our Privacy Policy and User Agreement. By continuing to use 
LinkedIn’s SlideShare service, you agree to the revised terms, so please take a few minutes to review 
them. 
 
 Explore 
 
 Upload 
 Login 
 Signup 
 
 
 
 

1 
/28 
Share 
 
 
 Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral 5730 views 
 Tugas sda mineral logam ( geografi) 9045 views 
 Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia 8255 views 
 Makalah sumber daya tambang non logam 12767 views 
 Sumberdaya logam 5543 views
 Mineral 723 views 
 PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN 
MINERAL 1967 views 
 Rangkuman mineral dan batuan 4582 views 
 Pengolongan logam, non logam, dan meta logam (semi logam) 3574 views 
 2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya 12948 views 
 Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2 7138 views 
 Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam 16349 views
 Makalah proses pembentukan 10184 views 
 Proses Pembentukan Logam 11912 views 
 Minyak bumi dan gas alam 12631 views 
 PENGENALAN BAHAN GALIAN 16996 views 
 Genesa Bahan Galian 1554 views 
 Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya 
44031 views 
 Makalah sumber daya tambang energi 9595 views
 Unsur Non Logam [kelompok4] 12122 views 
 135940908 37341732-bahan-galian-logam-dan-non-logam 1544 views 
 Tugas geografi 3683 views 
 02. genesa bahan galian 749 views 
 Kebudayaan logam di indonesia 14220 views 
 Tugas Geografi 1727 views 
 Kompetensi Dasar Geografi Kurikulum 2013 31110 views 
 Genesa bahan galian bijih nikel laterit 2859 views
 Petro metamorf 917 views 
 Sumber daya alam dan pemanfaatannya 33057 views 
 Tahapan eksplorasi 9004 views 
 Resume Kristalografi 807 views 
 PPT Contoh batuan metamorf 12755 views 
 Presentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan Edwart 3029 views 
 Bahan galian industri 2125 views 
 Silabus sma peminatan ilmu sosial 7554 views
 Kelas xi sumber daya alam 10077 views 
 02b tahap esplorasi 10 449 views 
 Power point 15373 views 
 Proses hidrotermal 2 3046 views 
 Pembentukan minyak bumi dan gas alam 788 views 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia 
Follow 
 
 
by Albert Tiar , Manager at volcom indonesia 
on Jul 01, 2014 
 4,596 views 

 
Subscribe to comments Post Comment 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia Document Transcript 
 1. 1 TUGAS INDIVIDU MAKALAH PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM DI INDONESIA Disusun untuk 
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ) Dosen Pengampu : Wahyu 
Setyaningsih,ST,MT. Disusun Oleh : Machfud Albachtiar (3201413067) JURUSAN GEOGRAFI 
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 
 2. 2 KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan 
taufik,hidayah,dan inayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan 
Makalah berjudul “PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM DI INDONESIA“ dengan tepat waktu tanpa 
ada suatu halangan yag berarti. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata 
kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ). Makalah ini berisi paparan yang menjelaskan tentang jenis - 
jenis mineral dan proses terbentuknya mineral logam serta jenis- jenis miineral yang ada di 
Indonesia. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk 
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun demi 
tercapainya kesempurnaan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat diterima 
sebagai penunjang dalam pembelejaran mata kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ) dan dapat 
bermanfaat bagi yang membaca. Amin. Semarang, 23 Mei 2014 Penulis 
 3. 3 DAFTAR ISI Kata pengantar…………………………………………………………….... 2 Daftar 
isi…………………………………………………………………..... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar 
belakang…………………………..………..…………....... 4 BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Mineral 
…………………………..………..………… 5 1.2 Penggolongan Mineral Logam………..…………........................ 
9 1.3 Proses Terbentuknya Mineral Logam……………..………..……. 11 1.4 Karakteristik Sumberdaya 
Mineral di Indonesia........................... 18 1.5 Potensi Sumberdaya Mineral Logam di 
Indonesia........................ 19 BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan……………………………………………………… 
26 DAFTAR PUSTAKA 
 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya mineral 
sebagai salah satu sumberdaya alam, merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang 
perekonomian Indonesia. Bahkan beberapa jenis mineral, yakni minyak dan gas bumi, pernah 
menjadi soko guru perekonomian Pemerintah. Dalam skala global, mineral – khususnya 
penghasil energi utama; bahkan berperan strategis dalam menentukan peta perpolitikan dunia. 
Sementara mineral dalam bentuk logam mulia emas juga memiliki posisi penting dalam 
perekonomian dunia. Dalam perkembangan peradaban umat manusia, mineral logam telah
membuat manusia selangkah lebih maju melewati peradaban zaman batu. Sejalan dengan 
kemajuan teknologi, semakin banyak pula mineral yang dieksploitasi demi memenuhi berbagai 
macam kebutuhan manusia. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia 
tidak dapat dilepaskan dari peranan berbagai macam sumberdaya mineral. Namun sayangnya 
sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui lagi, pada suatu saat 
sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi di bumi jika terus – menerus digunakan. Selain itu 
sumberdaya mineral juga memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan 
dipengaruhi oleh isu – isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam 
mengelola sumberdaya mineral dengan cara memahami seutuhnya karakteristik dan potensi 
sumberdaya mineral di Indonesia guna kemajuan dan kemakmuran bangsa. . 
 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mineral Mineral adalah padatan senyawa kimia 
homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara 
alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. 
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat 
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). 
Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Mineral adalah senyawa alami yang 
terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia 
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam 
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui 
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International Mineralogical 
Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah 
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk 
dari hasil proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Berbagai unsur 
anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral 
tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu 
mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja 
enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua 
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk 
komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah 
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral 
nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan 
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ 
tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga 
dapat menyebabkan penyakit defisiensi. 
 6. 6 Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk 
menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan kesamaan 
pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral, 
defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan 
setelah tahun 1977. Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang 
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam 
dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya 
berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu. Hal yang membedakan kedua 
defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat 
padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas 
karena mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian 
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena 
penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan 
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam 
komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks 
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineralogi 
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau 
penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal 
yang berkaitan dengan mineral. Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih 
dahulu mengetahui sifat- sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu 
sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori 
hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai 
pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral- 
 7. 7 mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat 
mineral secara teori tersebut adalah : 1. Suhu Kohesi Sifat kohesi mineral adalah kemampuan 
atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral 
yang sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut 
cenderung akan terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan 
oleh susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini 
juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau kohesi ini 
disebut suhu kohesi. 2. Reaksi Terhadap Cahaya Mineral cenderung akan bereaksi terhadap 
cahaya yang dating atau dikenai padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata 
kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena 
kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral -minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi 
yang terjadi pada mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara 
determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna. 3. Perawakan 
Kristal Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang 
sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral 
maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk 
dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. 
Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral. 
 8. 8 4. Sifat Kelistrikan Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk 
menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada 
dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak 
dapat menghantarkan listrik (isolator). 5. Sifat Radioaktivitas Sifat Radioaktivitas mineral
tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut 
dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral unsure-unsur yang dapat 
bersifat radioaktiv sepertiUranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V) dan 
Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral 
ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral -mineral radioaktiv 
adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur 
waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time). 6. Gejala Emisi Cahaya 
Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses- proses tertentu. 
Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu 
malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga 
halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya 
yang dikeluarkan oleh mineral, dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang 
daripada gelombang cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi 
cahaya seperti Phospor, Radium dan Flouride. 7. Bau dan Rasa 
 9. 9 Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas. 
Jenis-jenis bau mineral adalah: ¨ Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S). ¨ Bau 
Bituminous adalah bau yang seperti Ter ¨ Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah). 
Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral diubah 
menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral : ¨ Rasa Saline atau rasa seperti 
garam(asin). ¨ Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda. ¨ Rasa Witter atau rasa pahit. B. 
Penggolongan Mineral Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) 
dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial 
diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi 
penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut 
penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk 
proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), 
sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin 
(I), dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau 
belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari 
normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk 
hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al). 
 10. 10 Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan 
mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar, meliputi Ca, 
P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit 
dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, 
Mn, Co, I, dan Se. Mineral makro g/kg Mineral mikro g/kg Kalsium (Ca) 15 Besi (Fe) 20−80 
Fosforus (P) 10 Seng (Zn) 10−50 Kalium (K) 2 Tembaga (Cu) 1−5 Natrium (Na) 1,60 Molibdenum 
(Mo) 1−4 Klorin (Cl) 1,10 Selenium (Se) 1−2 Sulfur (S) 1,50 Iodin (I) 0,30−0,60 Magnesium (Mg) 
0,40 Mangan (Mn) 0,20−0,60 Kobalt (Co) 0,02−0,10
 11. 11 C. Proses Pembentukan Mineral Proses Pembentukan Mineral Dalam proses 
pembentukan mineral ada beberapa poin yaitu: 1. Konsentrasi magma 2. Sublimasi 3. Kontak 
metamorfosa 4. Sendimentasi 5. Proses Bakteria 6. Sub Marine extlative dan vulkanik 7. Evaporit 
(air laut menguap di dalam air laut terkandung mineral unsure logam terjadilah mineral 8. 
Residual dan mekanik konsentrasi 9. Oksida dan Supergen 10. Metamorfosa (Cont-Dinamo- 
Regional) Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang 
tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, 
keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral- mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis 
dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan 
asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, 
penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral 
tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan 
distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika. 
 12. 12 Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat 
terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral 
ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral 
hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral 
baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya 
akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral. Adapun menurut M. 
Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang 
menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya 
bersifat sebagai gangue mineral. 1. Proses Magmatis Proses ini sebagian besar berasal dari 
magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan 
membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido 
magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral 
yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat 
dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Early magmatis, yang terbagi atas: ¨ Disseminated, contohnya 
Intan ¨ Segregasi, contohnya Crhomite ¨ Injeksi, Contohnya Kiruna Kromium Kromium 
 13. 13 Kromium 2. Late magmatis, yang terbagi atas: ¨ Residual liquid segregation, contohnya 
magmatis Taberg ¨ Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack ¨ Immiscible liquid 
segregation, contohnya sulfide Insizwa ¨ Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein 2. 
Proses Pegmatisme 
 14. 14 Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang 
terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa 
larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit. 3. Proses Pneumatolisis Setelah 
temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan 
pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak 
menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan 
membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut 
dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut
mineralpneumatolitis. 4. Proses Hydrotermal Merupakan proses pembentuk mineral yang 
terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang 
terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas : 1. 
Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah : ¨ Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi. ¨ 
Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang 
besar. ¨ Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta 
oksida besi. ¨ Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z. 
 15. 15 Timbal 2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya : ¨ Tekanan dan temperatur yang 
berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal. ¨ Endapannya berasosiasi dengan 
batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi. ¨ Tekstur akibat “cavity filling” jelas 
terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification” dan 
“banding”. ¨ Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn. ¨ Proses 
pengayaan sering terjadi. 3. Endapan epitermal, ciri -cirinya sebagai berikut : ¨ Tekanan dan 
temperatur yang berpengaruh paling rendah. ¨ Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi). ¨ 
Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi. ¨ Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa 
(fissure-vein). ¨ Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”. ¨ Asosiasi mineral 
logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping 
Kuarsa. 
 16. 16 Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan 
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa 
pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral -mineral yang 
diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone 
deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, 
tektonik dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, 
Vessiculer fillings. 5. Proses Replacement (Metasomatic replacement) Adalah prsoses dalam 
pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan 
endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral 
bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses 
ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur 
endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting 
berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi 
penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral - mineral baru yang lain. Atau dapat juga 
diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara 
umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan 
zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : 
Massive, Lode fissure, dan Disseminated. 6. Proses Sedimenter Terbagi atas endapan besi, 
mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya. 
 17. 17 7. Proses Evaporasi Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah. 8. Konsentrasi Residu 
dan Mekanik Terdiri atas : ¨ Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite
dan lain-lain. ¨ Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian. 
9. Supergen enrichment 
 18. 18 10. Metamorfisme Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan 
metamorfisme. D. Karakteristik Sumberdaya Mineral di Indonesia Penyebaran mineral di 
Indonesia tidak merata sesuai kondisi geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. 
Perkembangan ilmu geologi telah memberikan gambaran tentang cara terjadinya mineral dan 
berbagai faktor yang mengendalikannya. Dengan mengetahui faktor – faktor geologi, 
penyebaran mineral itu dapat diperkirakan. Karena itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi 
geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Melalui pemetaan geologi, baik secara 
remote sensing (penginderaan jarak jauh) maupun dari hasil ground truth (kenyataan lapangan), 
Indonesia telah memiliki peta geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berdasar peta 
geologi tersebut para ahli dapat menyusun berbagai teori atau hipotesis dalam tujuan pencarian 
mineral, sebab pembentukan mineral berkaitan dengan berbagai proses geologis. Berdasar teori 
geologi terbaru yang dikenal dengan teori tektonik global dan teori tektonik lempeng, maka jalur 
– jalur magmatik yang membawa cebakan mineral di kepulauan Indonesia telah dapat diketahui 
dan diprediksi letaknya. Pemetaan geologi yang selesai pada tahun 1995 memanfaatkan teori 
tersebut dalam menelusuri penyebaran batuan, menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat 15 
jalur mineralisasi logam dasar, sebagai dasar karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia. 
Pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik. Lingkungan 
pembentukan mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Hal ini dapat 
dipahami karena proses magmatik berlangsung simultan dengan kegiatan gunung api. Sebagai 
akibat erosi yang intensif, batuan magmatik tersebut dapat muncul ke permukaan dan hanya 
menyisakan sedikit batuan 
 19. 19 vulkanik. Jika permukaan erosi tersebut tepat berada pada zona mineralisasi, maka 
mineral logam telah tersingkap dan sangat mudah untuk diperoleh. E. Potensi Sumberdaya 
Mineral Logam di Indonesia Potensi dan Sumberdaya Logam di Indonesia Mineral adalah 
material anorganik homogen yang terjadi secara alamiah serta mempunyai struktur atom dan 
komposisi kimia tertentu. Mineral dapat dibedakan menurut karakteristiknya, yaitu berdasarkan 
: warna, goresan, transparansi, kekerasan, struktur kristal dan tampilan. Sebagian besar mineral 
merupakan gabungan beberapa unsur kimia, sebagai contoh mineral Pyrite, yang disusun oleh 2 
unsur yaitu unsur besi (Fe) dan sulfur (S). Hanya sedikit sekali mineral yang disusun oleh hanya 
satu unsur. Contoh mineral yang disusun oleh hanya satu unsur adalah emas (Au), perak (Ag) 
dan tembaga (Cu). Batuan adalah kumpulan beberapa mineral. Contoh, batuan Granit yang 
terdiri dari mineral kuarsa, feldsfar, mika dan amphibole dengan rasio kimia yang bervariasi. Dari 
ribuan jenis mineral yang ada, hanya sekitar 100 jenis mineral yang merupakan komponen 
utama penyusun batuan. Beberapa sifat keterdapatan endapan mineral, diantaranya : terdapat 
dalam jumlah terbatas dan tidak merata di kulit bumi, baik dari segi mutu (kualitas) maupun 
jumlah (kuantitas). Oleh karena itu eksplorasi mineral (logam) merupakan kegiatan bersifat 
padat modal, berisiko tinggi dan saat ini semakin banyak memakai teknologi tinggi (yang sudah 
tentu relatif memerlukan biaya yang lebih tinggi. Pembentukan Mineral Mineral termasuk
sumberdaya alam yang tidak bisa diperbaharui serta terbentuk melalui proses geologi yang 
panjang. Ketika mineral habis, maka tidak ada 
 20. 20 penggantinya. Karena itu pemanfaatan mineral harus dilakukan dengan sebaik- baiknya. 
Magma adalah sumber dari berbagai jenis batuan dan mineral. Magma berasal dari mantel bumi 
atau dari batuan kerak bumi yg meleleh karena mendapat temperatur dan tekanan tinggi. 
Magma yang cair dan kental mengandung berbagai unsur kimia yang berasal dari mantel bumi 
ataupun dari batuan kerak bumi yang meleleh kembali akibat tekanan dan temperatur yang 
tinggi pada kedalaman tertentu. Karena sifatnya yang cair dan tempatnya yang dalam dengan 
tekanan dan temperatur tinggi, maka magma cenderung mengalir naik kepermukaan bumi 
melalui bagian-bagian bumi yang lemah, misalnya retakan. Atau jika tekanannya cukup, maka 
magma dapat pula menerobos batuan lain di atasnya. Dalam perjalanannya ke permukaan bumi 
inilah magma berinteraksi dengan batuan lain yang telah ada, sehingga membentuk berbagai 
mineral yang berharga bagi manusia. Mineral dapat terbentuk melalui beberapa proses, seperti: 
magmatik, sedimentasi, metamorfik, dan hidrotermal. Proses magmatik adalah ketika mineral 
terbentuk karena pembekuan magma. Proses sedimentasi (pengendapan) adalah pembentukan 
mineral sebagai akibat pelapukan atau erosi yang terjadi pada batuan induknya. Proses 
metamorphic adalah pembentukan mineral pada batuan induk yang mengalami perubahan suhu 
maupun tekanan. Adapun proses hydrothermal adalah pembentukan mineral melalui proses 
kimia yang terjadi dari interaksi antara batuan dengan aliran air panas di dalam bumi. 
Pengelompokan Mineral Logam Mineral logam dapat dikelompokan dalam 4 (empat) kelompok 
utama yaitu : Kelompok Logam Dasar; logam yang umum terdapat dan secara kimia lebih aktif, 
misalnya : Tembaga (Cu), Timbal/Timah Hitam (Pb), Timah (Sn) dan Seng (Zn) dan lain-lain. 
 21. 21 Kelompok Logam Mulia; logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak 
dibutuhkan, terdiri dari : emas (Au), Perak (Ag) dan Platina (Pt). Dalam kedua kelompok ini satu 
sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk urat maupun dalam bentuk sebaran dalam 
batuan, khusus untuk emas selain terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga 
bisa terdapat sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau tersebar 
di endapan pasir sungai yang masih aktif. Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam 
urat biasanya di Indonesia khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunungapi dan populer 
disebut Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi kriteria-kriteria 
pembentukkannya. Kelompok Logam Jarang adalah logam yang secara relatif, 
ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan 
terkonsentrasi dalam jumlah banyak. Beberapa diantaranya adalah :Lithium (Li), Yurium (Y), 
Zirconium (Zr), Logam Tanah Jarang (Rare Earth Elements; unsur yang mempunyai Nomor Atom 
57 s.d. 71), Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain- lain. Kegunaan unsur-unsur logam jarang 
umumnya untuk teknologi tinggi seperti : barang elektronik,katalis dalam pengolahan minyak 
bumi, keramik tahan panas dan lain-lain. Kelompok Mineral Logam Besi dan Campuran Besi, 
logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya, seperti : Besi (Fe), Kobal 
(Co), Kromit (Cr), Mangan (Mn) dan lain-lain
 22. 22 Logam di Jawa Keberadaan mineral logam di pulau Jawa secara geologi terkait dengan 
jalur busur magmatik Sunda-Banda. Menurut Van Bemmelen (1949), pada Jalur Busur Magmatik 
Sunda-Banda dikenal terdapat suatu endapan yang sangat luas, “favourable” sebagai tempat 
kedudukan mineralisasi logam dikenal dengan nama endapan “Old Andesite” atau endapan 
andesit tua dengan kisaran umur antara Oligosen – Miosen (Neogen). Endapan ini memiliki 
penyebaran yang sangat luas diperkirakan mulai dari Padang hingga Flores. Di Jawa mulai dari 
Cibaliung, Cikotok, Pongkor, Ciemas, Cikondang, Ciseuti, Ciarinem, Cineam-Salopa, G. Sawal, 
Bukit Menoreh, Selogiri, Purwantoro, Pacitan, Trenggalek, hingga Turen (Jember) dikenal 
sebagai jalur andesit tua 
 23. 23 Timah di Bangka Belitung Logam di Kalimantan Keterdapatan mineral logam di Pulau 
Kalimantan, secara geologi berkaitan dengan keberadaan 2 sistem busur yaitu : Busur Magmatik 
Kalimantan Tengah dan Busur Magmatik Sumatra-Meratus (Tim Kajian Sumber Daya Geologi 
Pulau Kalimantan, Pusat Sumber Daya Geologi, 2006). Potensi mineral yang terdapat di Pulau 
Kalimantan meliputi : Timbal (Timah Hitam) dan tembaga yang ditemukan di Kabupaten 
Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Emas ditemukan di daerah Kelian, di daerah Sepauk- 
Kabupaten Sintang, daerah Sekadau-Kabupaten Sanggau dan di Kabupaten Bengkayang, 
Kalimantan Barat. , Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Kutai Provinsi Kalimantan Timur dan di 
Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan 
 24. 24 Mineral yang dipakai sehari – hari dalam kehidupan umat manusia tidak semuanya 
terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 Macam mineral utama terdapat di 
Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, 
alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, berbagai garam, 
berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping dll), batu mulia, 
termasuk intan, dan bahan bangunan. Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia, 
demikian juga uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci mengenainya. Beberapa 
mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di Indonesia. Produksi dan cadangannya 
juga cukup besar. Timah, misalnya, memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara 
cadangannya lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan dunia, 
tetapi produksinya baru mencapai 10% produksi dunia. Berikut ini disampaikan beberapa angka 
mengenai mineral andalan Indonesia, disertai pula beserta cadangan potensinya. Klasifikasi yang 
dipakai adalah klasifikasi Mckelvey (1973). Angka – angka tersebut disampaikan dalam bentuk 
tabel berikut : Tabel 2.1. Perbandingan Taksiran Cadangan Mineral Indonesia dan Dunia 
 25. 25 Nama Mineral Taksiran cadangan Perbandingan Indonesia Dunia 1. Timah 865 ton 
11.100.000 ton 8% 2. Nikel 15 juta ton 100 juta ton 14% 3. Tembaga 6 juta ton 126 juta ton 5% 
4. Batubara 32 milyar ton 663 milyar ton 2% 5. Alumunium 934 juta ton 139.000 juta ton 0,7% 6. 
Minyak bumi 9,1 milyar barrel 916,6 milyar barrel 1% 7. Gas bumi 0,138 juta BSCF 6,9 juta BSCF 
2% Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang 
dieksploitasi. Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 
milyar barrel, sedangkan yang sudah diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan 
baru kurang lebih 9 – 10 milyar barrel. Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan
bertambah terus bila eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam 
batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier), karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru 
diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula potensi 
sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan. 
26. 26 BAB III KESIMPULAN 
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk 
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam 
komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai sil ikat yang sangat kompleks dengan 
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Berdasarkan 
kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu 
mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis 
hewan, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan 
dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral 
ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu 
kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi 
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam 
nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya 
dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan 
keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), 
merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al). Karakteristik sumberdaya mineral 
di Indonesia telah banyak tersingkap melalui aplikasi teori tektonik global dan teori tektonik 
lempeng. Melalui penerapan teori tersebut dapat ditelusuri jalur – jalur magmatik yang 
membawa cebakan mineral bahkan ke tempat yang belum disentuh sama sekali, umpamanya di 
dasar laut. Sebagai contoh, pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses 
magmatik, sehingga mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Dengan 
mengetahui karakteristik tersebut, pengelolaan dan eksplorasi mineral dapat direncanakan 
dengan pertimbangan yang lebih baik. Masih banyak potensi kekayaan sumberdaya mineral 
indonesia yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan sumberdaya dan cadangan 
mineral yang ada masih dapat bertambah jika eksplorasi terus dilakukan. Potensi 
 27. 27 tersebut antara lain terdapat pada batuan yang lebih tua atau Pra – Tersier. Sejauh ini 
minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier, karena lebih dangkal 
letaknya. Demikian pula halnya dengan potensi sumberdaya mineral lainnya yang ada di 
bentang kepulauan Indonesia. 
 28. 28 Daftar Pustaka 
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia 
Press. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi 
Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press 
http://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/sumberdaya-mineral-di- indonesia-
karakteristik-dan-potensinya/ http://jhem90.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-mineral. 
html http://bahangaliantambang.blogspot.com/2011/12/proses-pembentukan-mineral. 
html http://3.bp.blogspot.com/- 
O9udkNEdWLI/UWa1RwxnH_I/AAAAAAAAAEY/BNCvZ97w_y4/s1600/peta 
_barang_tambang_ri.jpg http://limpopo-mining.com/wp-content/uploads/Contoh-Mineral- 
Bijih-Besi.jpg

More Related Content

What's hot

Makalah hilda
Makalah hildaMakalah hilda
Makalah hildaHildaGL
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...YOHANIS SAHABAT
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianperdos5 cuy
 
Bahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimiaBahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimiaTiti Laily
 
Pengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimiaPengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimiaEKO SUPRIYADI
 
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjil
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjilKisi kisi soal ipa 8 smstr ganjil
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjilqiforr
 
Hakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu KimiaHakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu KimiaNSS Slide
 
Kisi kisi ipa smp kelas 8 tahun 2018
Kisi kisi  ipa  smp  kelas  8 tahun  2018  Kisi kisi  ipa  smp  kelas  8 tahun  2018
Kisi kisi ipa smp kelas 8 tahun 2018 Bagas Ar-Rosyd
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaNanda Reda
 

What's hot (20)

Makalah hilda
Makalah hildaMakalah hilda
Makalah hilda
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
SK-KD IPA SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPA SDLB – B(Tuna Rungu)SK-KD IPA SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPA SDLB – B(Tuna Rungu)
 
Energi dalam sistem kehidupan
Energi dalam sistem kehidupanEnergi dalam sistem kehidupan
Energi dalam sistem kehidupan
 
Bahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimiaBahan ajar biokimia
Bahan ajar biokimia
 
Pengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimiaPengenalan ilmu kimia
Pengenalan ilmu kimia
 
SK-KD IPA SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPA SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD IPA SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPA SMPLB – B(Tuna Rungu)
 
SK-KD IPA SMPLB – A(Tuna Netra)
SK-KD IPA SMPLB – A(Tuna Netra)SK-KD IPA SMPLB – A(Tuna Netra)
SK-KD IPA SMPLB – A(Tuna Netra)
 
Biologi M2KB1
Biologi M2KB1Biologi M2KB1
Biologi M2KB1
 
Latar belakang minop
Latar belakang minopLatar belakang minop
Latar belakang minop
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjil
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjilKisi kisi soal ipa 8 smstr ganjil
Kisi kisi soal ipa 8 smstr ganjil
 
kelautan
kelautankelautan
kelautan
 
SK-KD IPA SDLB – A(Tuna Netra)
SK-KD IPA SDLB – A(Tuna Netra)SK-KD IPA SDLB – A(Tuna Netra)
SK-KD IPA SDLB – A(Tuna Netra)
 
Hakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu KimiaHakikat Ilmu Kimia
Hakikat Ilmu Kimia
 
Kisi kisi ipa smp kelas 8 tahun 2018
Kisi kisi  ipa  smp  kelas  8 tahun  2018  Kisi kisi  ipa  smp  kelas  8 tahun  2018
Kisi kisi ipa smp kelas 8 tahun 2018
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 
SK-KD PKN SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD PKN SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD PKN SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD PKN SMPLB – B(Tuna Rungu)
 
SK-KD IPS SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPS SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD IPS SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD IPS SMPLB – B(Tuna Rungu)
 

Similar to PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM INDONESIA

Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralMira Micako
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografikurnia ramadani
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIYogiShidiq
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanFrithart Evan
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxkomarah462
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2rramdan383
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Nanda Reda
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfSiti Masula Uul
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfPT Antam Tbk
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanMirzha Rihadini
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanMirzha Rihadini
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartarieshi
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianisa saleh
 

Similar to PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM INDONESIA (20)

Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralCara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral
 
ACARA IV.docx
ACARA IV.docxACARA IV.docx
ACARA IV.docx
 
Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)Presentasi mineral (2)
Presentasi mineral (2)
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografi
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
 
laporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik minerallaporan sifat fisik mineral
laporan sifat fisik mineral
 
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuanBab 3-1+mineral+dan+batuan
Bab 3-1+mineral+dan+batuan
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
Makalah kimia unsur
Makalah kimia unsurMakalah kimia unsur
Makalah kimia unsur
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
 
Bab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galianBab 1-terminologi-bahan-galian
Bab 1-terminologi-bahan-galian
 
MINERAL.pptx
MINERAL.pptxMINERAL.pptx
MINERAL.pptx
 
Makalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alamMakalah pemanfaatan sumber daya alam
Makalah pemanfaatan sumber daya alam
 

PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM INDONESIA

  • 1. On October 23rd, 2014, we updated our Privacy Policy and User Agreement. By continuing to use LinkedIn’s SlideShare service, you agree to the revised terms, so please take a few minutes to review them.   Explore   Upload  Login  Signup     
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. 1 /28 Share    Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya Mineral 5730 views  Tugas sda mineral logam ( geografi) 9045 views  Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia 8255 views  Makalah sumber daya tambang non logam 12767 views  Sumberdaya logam 5543 views
  • 13.  Mineral 723 views  PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL 1967 views  Rangkuman mineral dan batuan 4582 views  Pengolongan logam, non logam, dan meta logam (semi logam) 3574 views  2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya 12948 views  Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2 7138 views  Persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam 16349 views
  • 14.  Makalah proses pembentukan 10184 views  Proses Pembentukan Logam 11912 views  Minyak bumi dan gas alam 12631 views  PENGENALAN BAHAN GALIAN 16996 views  Genesa Bahan Galian 1554 views  Pembuaan dan manfaat beberapa unsur logam dan senyawanya 44031 views  Makalah sumber daya tambang energi 9595 views
  • 15.  Unsur Non Logam [kelompok4] 12122 views  135940908 37341732-bahan-galian-logam-dan-non-logam 1544 views  Tugas geografi 3683 views  02. genesa bahan galian 749 views  Kebudayaan logam di indonesia 14220 views  Tugas Geografi 1727 views  Kompetensi Dasar Geografi Kurikulum 2013 31110 views  Genesa bahan galian bijih nikel laterit 2859 views
  • 16.  Petro metamorf 917 views  Sumber daya alam dan pemanfaatannya 33057 views  Tahapan eksplorasi 9004 views  Resume Kristalografi 807 views  PPT Contoh batuan metamorf 12755 views  Presentasi Kristal Mineral - Sifat Fisik Mineral - Johan Edwart 3029 views  Bahan galian industri 2125 views  Silabus sma peminatan ilmu sosial 7554 views
  • 17.  Kelas xi sumber daya alam 10077 views  02b tahap esplorasi 10 449 views  Power point 15373 views  Proses hidrotermal 2 3046 views  Pembentukan minyak bumi dan gas alam 788 views Pembentukan Mineral Logam di Indonesia Follow   by Albert Tiar , Manager at volcom indonesia on Jul 01, 2014  4,596 views 
  • 18.  Subscribe to comments Post Comment Pembentukan Mineral Logam di Indonesia Document Transcript  1. 1 TUGAS INDIVIDU MAKALAH PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM DI INDONESIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ) Dosen Pengampu : Wahyu Setyaningsih,ST,MT. Disusun Oleh : Machfud Albachtiar (3201413067) JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014  2. 2 KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik,hidayah,dan inayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah berjudul “PEMBENTUKAN MINERAL LOGAM DI INDONESIA“ dengan tepat waktu tanpa ada suatu halangan yag berarti. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ). Makalah ini berisi paparan yang menjelaskan tentang jenis - jenis mineral dan proses terbentuknya mineral logam serta jenis- jenis miineral yang ada di Indonesia. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah ini dapat diterima sebagai penunjang dalam pembelejaran mata kuliah Sumber Daya Alam ( SDA ) dan dapat bermanfaat bagi yang membaca. Amin. Semarang, 23 Mei 2014 Penulis  3. 3 DAFTAR ISI Kata pengantar…………………………………………………………….... 2 Daftar isi…………………………………………………………………..... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang…………………………..………..…………....... 4 BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Mineral …………………………..………..………… 5 1.2 Penggolongan Mineral Logam………..…………........................ 9 1.3 Proses Terbentuknya Mineral Logam……………..………..……. 11 1.4 Karakteristik Sumberdaya Mineral di Indonesia........................... 18 1.5 Potensi Sumberdaya Mineral Logam di Indonesia........................ 19 BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan……………………………………………………… 26 DAFTAR PUSTAKA  4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya mineral sebagai salah satu sumberdaya alam, merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Bahkan beberapa jenis mineral, yakni minyak dan gas bumi, pernah menjadi soko guru perekonomian Pemerintah. Dalam skala global, mineral – khususnya penghasil energi utama; bahkan berperan strategis dalam menentukan peta perpolitikan dunia. Sementara mineral dalam bentuk logam mulia emas juga memiliki posisi penting dalam perekonomian dunia. Dalam perkembangan peradaban umat manusia, mineral logam telah
  • 19. membuat manusia selangkah lebih maju melewati peradaban zaman batu. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyak pula mineral yang dieksploitasi demi memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari peranan berbagai macam sumberdaya mineral. Namun sayangnya sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui lagi, pada suatu saat sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi di bumi jika terus – menerus digunakan. Selain itu sumberdaya mineral juga memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan dipengaruhi oleh isu – isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam mengelola sumberdaya mineral dengan cara memahami seutuhnya karakteristik dan potensi sumberdaya mineral di Indonesia guna kemajuan dan kemakmuran bangsa. .  5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mineral Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.  6. 6 Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977. Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
  • 20. yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu. Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral. Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat- sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-  7. 7 mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah : 1. Suhu Kohesi Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarik-menarik ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarik-menarik atau kohesi ini disebut suhu kohesi. 2. Reaksi Terhadap Cahaya Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang dating atau dikenai padanya. Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya reaksi yang sama pada mineral -minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna. 3. Perawakan Kristal Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral, sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada perbedaan bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai struktur mineral.  8. 8 4. Sifat Kelistrikan Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak dapat menghantarkan listrik (isolator). 5. Sifat Radioaktivitas Sifat Radioaktivitas mineral
  • 21. tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar α, β, dan γ. Ada mineral-mineral unsure-unsur yang dapat bersifat radioaktiv sepertiUranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V) dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari mineral -mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu paruhnya (half time). 6. Gejala Emisi Cahaya Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam proses- proses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra). Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral, dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya seperti Phospor, Radium dan Flouride. 7. Bau dan Rasa  9. 9 Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah: ¨ Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S). ¨ Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter ¨ Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah). Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral : ¨ Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin). ¨ Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda. ¨ Rasa Witter atau rasa pahit. B. Penggolongan Mineral Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).  10. 10 Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se. Mineral makro g/kg Mineral mikro g/kg Kalsium (Ca) 15 Besi (Fe) 20−80 Fosforus (P) 10 Seng (Zn) 10−50 Kalium (K) 2 Tembaga (Cu) 1−5 Natrium (Na) 1,60 Molibdenum (Mo) 1−4 Klorin (Cl) 1,10 Selenium (Se) 1−2 Sulfur (S) 1,50 Iodin (I) 0,30−0,60 Magnesium (Mg) 0,40 Mangan (Mn) 0,20−0,60 Kobalt (Co) 0,02−0,10
  • 22.  11. 11 C. Proses Pembentukan Mineral Proses Pembentukan Mineral Dalam proses pembentukan mineral ada beberapa poin yaitu: 1. Konsentrasi magma 2. Sublimasi 3. Kontak metamorfosa 4. Sendimentasi 5. Proses Bakteria 6. Sub Marine extlative dan vulkanik 7. Evaporit (air laut menguap di dalam air laut terkandung mineral unsure logam terjadilah mineral 8. Residual dan mekanik konsentrasi 9. Oksida dan Supergen 10. Metamorfosa (Cont-Dinamo- Regional) Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral- mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika.  12. 12 Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral. Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral. 1. Proses Magmatis Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Early magmatis, yang terbagi atas: ¨ Disseminated, contohnya Intan ¨ Segregasi, contohnya Crhomite ¨ Injeksi, Contohnya Kiruna Kromium Kromium  13. 13 Kromium 2. Late magmatis, yang terbagi atas: ¨ Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg ¨ Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack ¨ Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa ¨ Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein 2. Proses Pegmatisme  14. 14 Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit. 3. Proses Pneumatolisis Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut
  • 23. mineralpneumatolitis. 4. Proses Hydrotermal Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas : 1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah : ¨ Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi. ¨ Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar. ¨ Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta oksida besi. ¨ Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.  15. 15 Timbal 2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya : ¨ Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal. ¨ Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi. ¨ Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification” dan “banding”. ¨ Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn. ¨ Proses pengayaan sering terjadi. 3. Endapan epitermal, ciri -cirinya sebagai berikut : ¨ Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah. ¨ Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi). ¨ Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi. ¨ Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein). ¨ Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”. ¨ Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.  16. 16 Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral -mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings. 5. Proses Replacement (Metasomatic replacement) Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral - mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated. 6. Proses Sedimenter Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.  17. 17 7. Proses Evaporasi Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah. 8. Konsentrasi Residu dan Mekanik Terdiri atas : ¨ Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite
  • 24. dan lain-lain. ¨ Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian. 9. Supergen enrichment  18. 18 10. Metamorfisme Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme. D. Karakteristik Sumberdaya Mineral di Indonesia Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata sesuai kondisi geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. Perkembangan ilmu geologi telah memberikan gambaran tentang cara terjadinya mineral dan berbagai faktor yang mengendalikannya. Dengan mengetahui faktor – faktor geologi, penyebaran mineral itu dapat diperkirakan. Karena itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Melalui pemetaan geologi, baik secara remote sensing (penginderaan jarak jauh) maupun dari hasil ground truth (kenyataan lapangan), Indonesia telah memiliki peta geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berdasar peta geologi tersebut para ahli dapat menyusun berbagai teori atau hipotesis dalam tujuan pencarian mineral, sebab pembentukan mineral berkaitan dengan berbagai proses geologis. Berdasar teori geologi terbaru yang dikenal dengan teori tektonik global dan teori tektonik lempeng, maka jalur – jalur magmatik yang membawa cebakan mineral di kepulauan Indonesia telah dapat diketahui dan diprediksi letaknya. Pemetaan geologi yang selesai pada tahun 1995 memanfaatkan teori tersebut dalam menelusuri penyebaran batuan, menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat 15 jalur mineralisasi logam dasar, sebagai dasar karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia. Pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik. Lingkungan pembentukan mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Hal ini dapat dipahami karena proses magmatik berlangsung simultan dengan kegiatan gunung api. Sebagai akibat erosi yang intensif, batuan magmatik tersebut dapat muncul ke permukaan dan hanya menyisakan sedikit batuan  19. 19 vulkanik. Jika permukaan erosi tersebut tepat berada pada zona mineralisasi, maka mineral logam telah tersingkap dan sangat mudah untuk diperoleh. E. Potensi Sumberdaya Mineral Logam di Indonesia Potensi dan Sumberdaya Logam di Indonesia Mineral adalah material anorganik homogen yang terjadi secara alamiah serta mempunyai struktur atom dan komposisi kimia tertentu. Mineral dapat dibedakan menurut karakteristiknya, yaitu berdasarkan : warna, goresan, transparansi, kekerasan, struktur kristal dan tampilan. Sebagian besar mineral merupakan gabungan beberapa unsur kimia, sebagai contoh mineral Pyrite, yang disusun oleh 2 unsur yaitu unsur besi (Fe) dan sulfur (S). Hanya sedikit sekali mineral yang disusun oleh hanya satu unsur. Contoh mineral yang disusun oleh hanya satu unsur adalah emas (Au), perak (Ag) dan tembaga (Cu). Batuan adalah kumpulan beberapa mineral. Contoh, batuan Granit yang terdiri dari mineral kuarsa, feldsfar, mika dan amphibole dengan rasio kimia yang bervariasi. Dari ribuan jenis mineral yang ada, hanya sekitar 100 jenis mineral yang merupakan komponen utama penyusun batuan. Beberapa sifat keterdapatan endapan mineral, diantaranya : terdapat dalam jumlah terbatas dan tidak merata di kulit bumi, baik dari segi mutu (kualitas) maupun jumlah (kuantitas). Oleh karena itu eksplorasi mineral (logam) merupakan kegiatan bersifat padat modal, berisiko tinggi dan saat ini semakin banyak memakai teknologi tinggi (yang sudah tentu relatif memerlukan biaya yang lebih tinggi. Pembentukan Mineral Mineral termasuk
  • 25. sumberdaya alam yang tidak bisa diperbaharui serta terbentuk melalui proses geologi yang panjang. Ketika mineral habis, maka tidak ada  20. 20 penggantinya. Karena itu pemanfaatan mineral harus dilakukan dengan sebaik- baiknya. Magma adalah sumber dari berbagai jenis batuan dan mineral. Magma berasal dari mantel bumi atau dari batuan kerak bumi yg meleleh karena mendapat temperatur dan tekanan tinggi. Magma yang cair dan kental mengandung berbagai unsur kimia yang berasal dari mantel bumi ataupun dari batuan kerak bumi yang meleleh kembali akibat tekanan dan temperatur yang tinggi pada kedalaman tertentu. Karena sifatnya yang cair dan tempatnya yang dalam dengan tekanan dan temperatur tinggi, maka magma cenderung mengalir naik kepermukaan bumi melalui bagian-bagian bumi yang lemah, misalnya retakan. Atau jika tekanannya cukup, maka magma dapat pula menerobos batuan lain di atasnya. Dalam perjalanannya ke permukaan bumi inilah magma berinteraksi dengan batuan lain yang telah ada, sehingga membentuk berbagai mineral yang berharga bagi manusia. Mineral dapat terbentuk melalui beberapa proses, seperti: magmatik, sedimentasi, metamorfik, dan hidrotermal. Proses magmatik adalah ketika mineral terbentuk karena pembekuan magma. Proses sedimentasi (pengendapan) adalah pembentukan mineral sebagai akibat pelapukan atau erosi yang terjadi pada batuan induknya. Proses metamorphic adalah pembentukan mineral pada batuan induk yang mengalami perubahan suhu maupun tekanan. Adapun proses hydrothermal adalah pembentukan mineral melalui proses kimia yang terjadi dari interaksi antara batuan dengan aliran air panas di dalam bumi. Pengelompokan Mineral Logam Mineral logam dapat dikelompokan dalam 4 (empat) kelompok utama yaitu : Kelompok Logam Dasar; logam yang umum terdapat dan secara kimia lebih aktif, misalnya : Tembaga (Cu), Timbal/Timah Hitam (Pb), Timah (Sn) dan Seng (Zn) dan lain-lain.  21. 21 Kelompok Logam Mulia; logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan, terdiri dari : emas (Au), Perak (Ag) dan Platina (Pt). Dalam kedua kelompok ini satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan, khusus untuk emas selain terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat kuarsa, juga bisa terdapat sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-undak sungai tua atau tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif. Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunungapi dan populer disebut Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi kriteria-kriteria pembentukkannya. Kelompok Logam Jarang adalah logam yang secara relatif, ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah banyak. Beberapa diantaranya adalah :Lithium (Li), Yurium (Y), Zirconium (Zr), Logam Tanah Jarang (Rare Earth Elements; unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71), Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain- lain. Kegunaan unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti : barang elektronik,katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas dan lain-lain. Kelompok Mineral Logam Besi dan Campuran Besi, logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya, seperti : Besi (Fe), Kobal (Co), Kromit (Cr), Mangan (Mn) dan lain-lain
  • 26.  22. 22 Logam di Jawa Keberadaan mineral logam di pulau Jawa secara geologi terkait dengan jalur busur magmatik Sunda-Banda. Menurut Van Bemmelen (1949), pada Jalur Busur Magmatik Sunda-Banda dikenal terdapat suatu endapan yang sangat luas, “favourable” sebagai tempat kedudukan mineralisasi logam dikenal dengan nama endapan “Old Andesite” atau endapan andesit tua dengan kisaran umur antara Oligosen – Miosen (Neogen). Endapan ini memiliki penyebaran yang sangat luas diperkirakan mulai dari Padang hingga Flores. Di Jawa mulai dari Cibaliung, Cikotok, Pongkor, Ciemas, Cikondang, Ciseuti, Ciarinem, Cineam-Salopa, G. Sawal, Bukit Menoreh, Selogiri, Purwantoro, Pacitan, Trenggalek, hingga Turen (Jember) dikenal sebagai jalur andesit tua  23. 23 Timah di Bangka Belitung Logam di Kalimantan Keterdapatan mineral logam di Pulau Kalimantan, secara geologi berkaitan dengan keberadaan 2 sistem busur yaitu : Busur Magmatik Kalimantan Tengah dan Busur Magmatik Sumatra-Meratus (Tim Kajian Sumber Daya Geologi Pulau Kalimantan, Pusat Sumber Daya Geologi, 2006). Potensi mineral yang terdapat di Pulau Kalimantan meliputi : Timbal (Timah Hitam) dan tembaga yang ditemukan di Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Emas ditemukan di daerah Kelian, di daerah Sepauk- Kabupaten Sintang, daerah Sekadau-Kabupaten Sanggau dan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. , Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Kutai Provinsi Kalimantan Timur dan di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan  24. 24 Mineral yang dipakai sehari – hari dalam kehidupan umat manusia tidak semuanya terdapat di Indonesia. Diperkirakan hanya 30% atau 30 Macam mineral utama terdapat di Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batubara, yodium, berbagai garam, berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping dll), batu mulia, termasuk intan, dan bahan bangunan. Mineral langka masih belum diketahui di Indonesia, demikian juga uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang rinci mengenainya. Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di Indonesia. Produksi dan cadangannya juga cukup besar. Timah, misalnya, memproduksi sekitar 15% produksi dunia, sementara cadangannya lebih kurang 8% cadangan dunia. Cadangan nikel mencapai 15% cadangan dunia, tetapi produksinya baru mencapai 10% produksi dunia. Berikut ini disampaikan beberapa angka mengenai mineral andalan Indonesia, disertai pula beserta cadangan potensinya. Klasifikasi yang dipakai adalah klasifikasi Mckelvey (1973). Angka – angka tersebut disampaikan dalam bentuk tabel berikut : Tabel 2.1. Perbandingan Taksiran Cadangan Mineral Indonesia dan Dunia  25. 25 Nama Mineral Taksiran cadangan Perbandingan Indonesia Dunia 1. Timah 865 ton 11.100.000 ton 8% 2. Nikel 15 juta ton 100 juta ton 14% 3. Tembaga 6 juta ton 126 juta ton 5% 4. Batubara 32 milyar ton 663 milyar ton 2% 5. Alumunium 934 juta ton 139.000 juta ton 0,7% 6. Minyak bumi 9,1 milyar barrel 916,6 milyar barrel 1% 7. Gas bumi 0,138 juta BSCF 6,9 juta BSCF 2% Potensi minyak dan gas bumi terkandung dalam 60 cekungan dan baru 25% yang dieksploitasi. Menurut perkiraan, sumberdaya minyak bumi mencapai lebih kurang 70 – 72 milyar barrel, sedangkan yang sudah diteliti dan sudah dapat digolongkan sebagai cadangan baru kurang lebih 9 – 10 milyar barrel. Sumberdaya dan cadangan minyak bumi Indonesia akan
  • 27. bertambah terus bila eksplorasi terus dilakukan. Belum lagi potensi yang mungkin ada di dalam batuan yang lebih tua (batuan Pra-Tersier), karena sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula potensi sumberdaya mineral lainnya yang masih bisa untuk dikembangkan. 26. 26 BAB III KESIMPULAN Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai sil ikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al). Karakteristik sumberdaya mineral di Indonesia telah banyak tersingkap melalui aplikasi teori tektonik global dan teori tektonik lempeng. Melalui penerapan teori tersebut dapat ditelusuri jalur – jalur magmatik yang membawa cebakan mineral bahkan ke tempat yang belum disentuh sama sekali, umpamanya di dasar laut. Sebagai contoh, pembentukan mineral logam sangat erat kaitannya dengan proses magmatik, sehingga mineral logam umumnya dijumpai di dalam batuan vulkanik. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, pengelolaan dan eksplorasi mineral dapat direncanakan dengan pertimbangan yang lebih baik. Masih banyak potensi kekayaan sumberdaya mineral indonesia yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan sumberdaya dan cadangan mineral yang ada masih dapat bertambah jika eksplorasi terus dilakukan. Potensi  27. 27 tersebut antara lain terdapat pada batuan yang lebih tua atau Pra – Tersier. Sejauh ini minyak dan gas bumi baru diproduksi dari batuan berumur Tersier, karena lebih dangkal letaknya. Demikian pula halnya dengan potensi sumberdaya mineral lainnya yang ada di bentang kepulauan Indonesia.  28. 28 Daftar Pustaka Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press http://antoniuspatianom.wordpress.com/2009/07/19/sumberdaya-mineral-di- indonesia-
  • 28. karakteristik-dan-potensinya/ http://jhem90.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-mineral. html http://bahangaliantambang.blogspot.com/2011/12/proses-pembentukan-mineral. html http://3.bp.blogspot.com/- O9udkNEdWLI/UWa1RwxnH_I/AAAAAAAAAEY/BNCvZ97w_y4/s1600/peta _barang_tambang_ri.jpg http://limpopo-mining.com/wp-content/uploads/Contoh-Mineral- Bijih-Besi.jpg