Dokumen tersebut membahas tentang ilmu dalam Islam. Islam menganggap ilmu sebagai pilar penting dalam kehidupan. Nabi Muhammad SAW memiliki banyak sekretaris untuk menulis dan menyebarkan ilmu. Tokoh-tokoh Islam seperti Imam Bukhari dan Ar-Razi memiliki metode keilmuan yang sangat baik. Dokumen ini juga membahas asal usul ilmu dan penciptaan alam semesta menurut pandangan Islam.
MENGENALI DAN MEMBANGUN POLA ASUH ANAK
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pelajaran (pendidikan). Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati. Suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak
Anak-anak tumbuh dalam keluarga yang berbeda-beda. Beberapa orang tua mengasuh dan mendidik anak mereka dengan benar. Orang tua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya. Beberapa anak orang tuanya bercerai, anak lainya tinggal bersama orang tua yang lengkap tanpa perceraian. Anak lainnya ikut keluarga angkat. Beberapa keluarga hidup dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, beberapa keluarga lainnya hidup dalam kondisi ekonomi sederhana. Situasi yang bervariasi ini akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi murid didalam dan diluar lingkungan sekolah .
Ada 4 bentuk gaya pengasuhan yaitu
1. Authoritarian Parenting
Merupakan gaya asuh yang bersifat menghukum dan membatasi. Dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid, menghasilkan anak yang tidak kompeten secara sosial.
2. Authoritative Parenting
Merupakan gaya asuh yang positif yang mendorong anak untuk independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Perbincangan saling tukar pendapat diperbolehkan dan orang tua bersikap membimbing dan mendukung. Menghasilkan anak yang kompeten secara sosial. Anak cenderung mandiri, tidak cepat puas, gaul, dan memperlihatkan harga diri yang tinggi.
3. Neglectful Parenting
Gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dan tidak perduli dengan kehidupan anaknya, orang tua hanya meluangkan sedikit waktu. Hasilnya anak anak sering bertindak tidak kompeten secara sosial. Mereka cendrung kurang bisa mengontrol diri, tidak cukup termotifasi untuk berprestasi
4. Indulgen Parenting
Gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak memberikan batasan atau kekeangan pada perilaku mereka. Orang tua ini sering membiarkan anak mencari cara sendiri untuk mencapai tujuannya, bahwa orang tua model ini percaya bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan membentuk anak kreatif dan percaya diri.
Termasuk yang mana pola asuh dalam keluarga anda? Pola asuh tidak berdiri sendiri, melainkan selalu bersanding dengan pola didik. Bila pola asuh lebih pada bangunan interaksi dan komunikasi, maka pola didik lebih pada sistem edukasi dalam keluarga. Hasil pola asuh bisa dipandang sebagai outcome, sedangkan hasil pola didik bisa dipandang sebagai output.
Ada beberapa macam respon orangtua terhadap outcome dan output tersebut. Ada yang selalu merasa tidak
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
MENGENALI DAN MEMBANGUN POLA ASUH ANAK
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pelajaran (pendidikan). Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati. Suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak
Anak-anak tumbuh dalam keluarga yang berbeda-beda. Beberapa orang tua mengasuh dan mendidik anak mereka dengan benar. Orang tua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya. Beberapa anak orang tuanya bercerai, anak lainya tinggal bersama orang tua yang lengkap tanpa perceraian. Anak lainnya ikut keluarga angkat. Beberapa keluarga hidup dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan, beberapa keluarga lainnya hidup dalam kondisi ekonomi sederhana. Situasi yang bervariasi ini akan mempengaruhi perkembangan anak dan mempengaruhi murid didalam dan diluar lingkungan sekolah .
Ada 4 bentuk gaya pengasuhan yaitu
1. Authoritarian Parenting
Merupakan gaya asuh yang bersifat menghukum dan membatasi. Dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan murid, menghasilkan anak yang tidak kompeten secara sosial.
2. Authoritative Parenting
Merupakan gaya asuh yang positif yang mendorong anak untuk independen tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Perbincangan saling tukar pendapat diperbolehkan dan orang tua bersikap membimbing dan mendukung. Menghasilkan anak yang kompeten secara sosial. Anak cenderung mandiri, tidak cepat puas, gaul, dan memperlihatkan harga diri yang tinggi.
3. Neglectful Parenting
Gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dan tidak perduli dengan kehidupan anaknya, orang tua hanya meluangkan sedikit waktu. Hasilnya anak anak sering bertindak tidak kompeten secara sosial. Mereka cendrung kurang bisa mengontrol diri, tidak cukup termotifasi untuk berprestasi
4. Indulgen Parenting
Gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak memberikan batasan atau kekeangan pada perilaku mereka. Orang tua ini sering membiarkan anak mencari cara sendiri untuk mencapai tujuannya, bahwa orang tua model ini percaya bahwa kombinasi dukungan pengasuhan dan sedikit pembatasan akan membentuk anak kreatif dan percaya diri.
Termasuk yang mana pola asuh dalam keluarga anda? Pola asuh tidak berdiri sendiri, melainkan selalu bersanding dengan pola didik. Bila pola asuh lebih pada bangunan interaksi dan komunikasi, maka pola didik lebih pada sistem edukasi dalam keluarga. Hasil pola asuh bisa dipandang sebagai outcome, sedangkan hasil pola didik bisa dipandang sebagai output.
Ada beberapa macam respon orangtua terhadap outcome dan output tersebut. Ada yang selalu merasa tidak
Guna untuk memenuhi tugas IPI semester 2 Mata kuliah Ilmu pendidikan islam prodi PAI semester 2 fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Alfalah Assunniyyah
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
Ini fakta tentang syarat beramal dengan mafhum dalam kebanyakan kondisi, bahwa mafhum itu diabaikan, jika dinyatakan untuk menyatakan kondisi galibnya. Atau, jika dibatalkan oleh nash, misalnya, Allah berfirman,
]وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ[
_"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan." (TQS al-Isra’: 31)_
Takut kemiskinan (khasyyah imlaq) merupakan sifat yang memberikan pemahaman (washfun mufhimun), yaitu khasyyatul faqri (takut kemiskinan). Demikian juga pernyataan itu menunjukkan kondisi pada galibnya. Mereka membunuh anak-anak karena takut miskin. Kemudian bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan dengan nash,
]وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ[
_"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam." (TQS an-Nisa’: 93)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan bahwa "yang haram adalah membunuh anak-anak karena takut kemiskinan, dan menjadi halal jika ia membunuhnya karena kaya!" Akan tetapi pembunuhan itu tetap haram dalam dua kondisi itu, baik karena kemiskinan ataupun karena kaya.
Demikian juga ayat,
]لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً[
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda." (TQS Ali Imran: 130)_
Kata adh'afan mudha'afatan (berlipat ganda) merupakan washfun mufhimun (sifat yang memberikan pemahaman), dan demikian juga menyatakan kondisi pada galibnya. Mereka mengambil riba berlipat ganda. Kemudian mafhum ini diabaikan dengan nash,
_"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (TQS al-Baqarah: 275)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan "yang haram adalah riba yang banyak/berlipat ganda, sedangkan riba yang sedikit maka boleh!" Akan tetapi, berapa pun banyaknya riba, adalah haram, sebab mafhum (adh'afan mudha'afatan) diabaikan seperti yang kami katakan.
Begitulah. Jadi, mafhum kata "ummiyah" pada hadis di atas diabaikan seperti yang sudah kami jelaskan, yaitu bahwa rukyat hilal jika terhalang mendung atau hujan, maka wajib menggenapkan hitungan bulan menjadi tiga puluh hari, baik kita mengetahui hisab (perhitungan) ataupun tidak mengetahui.
*KEDUA,*
Pendapat mereka, jika hisab dijadikan sandaran untuk penetapan waktu-waktu shalat, dan jika demikian, maka penetapan waktu puasa juga disandarkan pada hisab, maka jawaban hal itu adalah sebagai berikut.
Siapa yang menelaah dalil-dalil yang menyatakan tentang puasa, maka ia akan mendapati hal itu berbeda dari dalil-dalil yang menyatakan tentang shalat. Artinya, dalil yang digunakan untuk penetapan puasa dan shalat itu berbeda. Puasa dikaitkan dengan berbuka dan dengan rukyat.
]مَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ (
_"Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." (TQS al-Baqarah: 185)_
Tempat yang di janjikan oleh Allah yaitu surga firdaus
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
Ini fakta tentang syarat beramal dengan mafhum dalam kebanyakan kondisi, bahwa mafhum itu diabaikan, jika dinyatakan untuk menyatakan kondisi galibnya. Atau, jika dibatalkan oleh nash, misalnya, Allah berfirman,
]وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ[
_"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan." (TQS al-Isra’: 31)_
Takut kemiskinan (khasyyah imlaq) merupakan sifat yang memberikan pemahaman (washfun mufhimun), yaitu khasyyatul faqri (takut kemiskinan). Demikian juga pernyataan itu menunjukkan kondisi pada galibnya. Mereka membunuh anak-anak karena takut miskin. Kemudian bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan dengan nash,
]وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ[
_"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam." (TQS an-Nisa’: 93)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan bahwa "yang haram adalah membunuh anak-anak karena takut kemiskinan, dan menjadi halal jika ia membunuhnya karena kaya!" Akan tetapi pembunuhan itu tetap haram dalam dua kondisi itu, baik karena kemiskinan ataupun karena kaya.
Demikian juga ayat,
]لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً[
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda." (TQS Ali Imran: 130)_
Kata adh'afan mudha'afatan (berlipat ganda) merupakan washfun mufhimun (sifat yang memberikan pemahaman), dan demikian juga menyatakan kondisi pada galibnya. Mereka mengambil riba berlipat ganda. Kemudian mafhum ini diabaikan dengan nash,
_"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (TQS al-Baqarah: 275)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan "yang haram adalah riba yang banyak/berlipat ganda, sedangkan riba yang sedikit maka boleh!" Akan tetapi, berapa pun banyaknya riba, adalah haram, sebab mafhum (adh'afan mudha'afatan) diabaikan seperti yang kami katakan.
Begitulah. Jadi, mafhum kata "ummiyah" pada hadis di atas diabaikan seperti yang sudah kami jelaskan, yaitu bahwa rukyat hilal jika terhalang mendung atau hujan, maka wajib menggenapkan hitungan bulan menjadi tiga puluh hari, baik kita mengetahui hisab (perhitungan) ataupun tidak mengetahui.
*KEDUA,*
Pendapat mereka, jika hisab dijadikan sandaran untuk penetapan waktu-waktu shalat, dan jika demikian, maka penetapan waktu puasa juga disandarkan pada hisab, maka jawaban hal itu adalah sebagai berikut.
Siapa yang menelaah dalil-dalil yang menyatakan tentang puasa, maka ia akan mendapati hal itu berbeda dari dalil-dalil yang menyatakan tentang shalat. Artinya, dalil yang digunakan untuk penetapan puasa dan shalat itu berbeda. Puasa dikaitkan dengan berbuka dan dengan rukyat.
]مَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ (
_"Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." (TQS al-Baqarah: 185)_
Tempat yang di janjikan oleh Allah yaitu surga firdaus
24. َاوَمَّسال َّنَأ واُرَفَك َينِذَّلا َرَي ْمَلَوَأ
اًقْتَر اَتَناَك َ
ضْاألرَو ِتا
َش َّلُك ِاءَمْلا َنِم اَنْلَعَجَو اَمُهاَنْقَتَفَف
َونُنِمُْْي اَفَأ ِّيََ ءْي
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah menyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman ?”. QS 21:30
26. َخ يِذَّلاِب َونُرُفْكَتَل ْمُكَّنِئَأ ْلُق
ِنْيَم ْوَي يِف َ
ضْاألر َقَل
ْلا ُّبَر َكِلَذ اًدَادْنَأ ُهَل َونُلَعْجَتَو
َينِمَلاَع
“Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah
kamu kafir kepada Yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu
adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam.“ QS 41:9
27. َو اَهِق ْوَف ْنِم َيِساَوَر اَهيِف َلَعَجَو
ِف ََّردَقَو اَهيِف َكَارَب
اَهي
ِل ًءاَوَس امَّيَأ ِةَعَبْرَأ يِف اَهَتاَوْقَأ
َينِلِئاَّسل
“Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia berkahi dan Dia tentukan padanya
makanan-makanan bagi penghuninya
dalam empat masa. Memadai untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang
memerlukannya.” QS 41:10
49. َقَف ٌانَخُد َيِهَو ِاءَمَّسال ىَلِإ ىَوَتْسا َّمُث
اَيِتْئِا ِ
ضْألرِلَو اَهَل َلا
َينِعِئاَط اَنْيَتَأ اَتَلاَق اًهْرَك ْوَأ اًع ْوَط
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit
dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa."
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati." QS 41:11
50. ًعيِمَج ِ
ضْاألر يِف اَم ْمُكَل َقَلَخ يِذَّلا َوُه
ىَلِإ ىَوَتْسا َّمُث ا
ُهَو اتَاوَمَس َعْبَس َّنُهاَّوَسَف ِاءَمَّسال
ٌميِلَع ءْيَش ِِّلُكِب َو
“Dia-lah Allah, yang menciptakan segala
yang ada di bumi untukmu dan kemudian
Dia menuju ke langit, lalu
menyempurnakannya menjadi tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS 2:29
53. َأَو ِنْيَم ْوَي يِف اتَاوَمَس َعْبَس َّنُهاَضَقَف
اَهَرْمَأ اءَمَس ِِّلُك يِف ىََ ْو
ْف ََِو َحيِباَصَمِب اَيْنُّدال َءاَمَّسال اَّنَّيَزَو
ِلَعْلا ِ
يز ِ
زَعْلا ُيرِدْقَت َكِلَذ اًظ
ِيم
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam
dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.” QS 41:12
55. َأَو ِنْيَم ْوَي يِف اتَاوَمَس َعْبَس َّنُهاَضَقَف
اَهَرْمَأ اءَمَس ِِّلُك يِف ىََ ْو
ْف ََِو َحيِباَصَمِب اَيْنُّدال َءاَمَّسال اَّنَّيَزَو
ِلَعْلا ِ
يز ِ
زَعْلا ُيرِدْقَت َكِلَذ اًظ
ِيم
“Lalu diciptakan Nya tujuh langit dalam dua
masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.” QS 41:12
78. َمَو ِتاَاوَمَّسال يِف اَم ْمُكَل َرَّخَسَو
اًعيِمَج ِ
ضْاألر يِف ا
َتَي م ْوَقِل اتَيآل َكِلَذ يِف َّنِإ ُهْنِم
َونُرَّكَف
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa
yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”
QS 45:13
96. ِهيِف ُتْخَفَنَو ُهُتْيَّوَس اَذِإَف
ْنِم
ي َِوُر
َينِد ِاجَس ُهَل واُعَقَف
“Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan kedalamnya ruh-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud.” QS 15:29
97.
98.
99. ِِّ
رُذ ْمِه ِ
ورُهُظ ْنِم َمَدآ يِنَب ْنِم َكُّبَر َذَخَأ ْذِإَو
ُفْنَأ ىَلَع ْمُهَدَهْشَأَو ْمُهَتَّي
ْمِهِس
ْنَأ اَنْدَِهش ىَلَب واُلاَق ْمُكِِّبَرِب ُتْسَلَأ
ُلوُقَت
َه َْنع اَّنُك اَّنِإ ِةَماَيِقْلا َم ْوَي وا
اَذ
َينِلِفاَغ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." QS
7:172
117. َك َ َّ
َّللا واُُركْاذَف ْمُكَكِساَنَم ْمُتْيَضَق اَذِإَف
ْكِذ َّدَشَأ ْوَأ ْمُكَءاَبآ ْمُك ِ
رْكِذ
َنِمَف اًر
ُلوُقَي ْنَم ِ
اسَّنال
َو اَيْنُّدال يِف اَنِتآ اَنَّبَر
اقَخ ْنِم ِةَر ِاآلخ يِف ُهَل اَم
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah
hajimu, maka berdzikirlah dengan
menyebut Allah, sebagaimana kamu
menyebut-nyebut (membangga-banggakan)
nenek moyangmu, atau berdzikirlah lebih
banyak dari itu. Maka di antara manusia
ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami,
berilah kami (sukses) di dunia", dan
tiadalah baginya bahagian di akhirat.” QS
2:200
131. ُلوُقَي ْنَم ْمُهْنِمَو
ِف اَنِتآ اَنَّبَر
َو ًةَنَسََ اَيْنُّدال ي
يِف
اَّنال َابَذَع اَنِقَو ًةَنَسََ ِةَر ِاآلخ
ِ
ر
“Dan di antara mereka ada orang
yang berdoa: "Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka". QS 2:201
143. َمْعِن واُُركْاذ َليِئاَرْسِإ يِنَب اَي
ُتْمَعْنَأ يِتَّلا َيِت
َع ْمُكُتْلَّضَف يِِّنَأَو ْمُكْيَلَع
َينِمَلاَعْلا ىَل
“Hai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu dan
bahwasanya Aku telah
melebihkan kamu atas segala
umat”. QS 2:47
145. “Sungguh Agama Kami Lebih
Baik daripada Ajaran yang
Kalian Serukan kepada Kami.
Kami Lebih Baik dan Lebih
Utama dari Kalian.”
(Tafsir Ibnu Katsir)
148. ْمُتْنُك
ةَّمُأ َرْيَخ
ُرُمْأَت ِ
اسَّنلِل ْتَج ِ
رْخُأ
َِنع َن ْوَهْنَتَو ِوفُرْعَمْلاِب َون
َنَمآ ْوَلَو ِ َّ
اَّللِب َونُنِمُْْتَو ِ
رَكْنُمْلا
ا ُلْهَأ
ِباَتِكْل
ُهْنِم ْمُهَل اًرْيَخ َانَكَل
ُم
َونُقِساَفْلا ُمُهُرَثْكَأَو َونُنِمُْْمْلا
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.” QS 3:110
149. ُكوُلِتاَقُي ْنِإَو ىًذَأ الِإ ْمُكوُّرُضَي ْنَل
ال َّمُث َارَبْداأل ُمُكوُّلَوُي ْم
َونُرَصْنُي
“Mereka sekali-kali tidak akan dapat
membuat mudharat kepada kamu, selain
dari gangguan-gangguan celaan saja, dan
jika mereka berperang dengan kamu,
pastilah mereka berbalik melarikan diri ke
belakang (kalah). Kemudian mereka tidak
mendapat pertolongan.” QS 3:111
150. الِإ واُفِقُث اَم َنْيَأ ُةَّلِِّذال ُمِهْيَلَع ْتَب ِ
رُض
َّنال َنِم لْبَََو ِ َّ
َّللا َنِم لْبََِب
ِ
اس
ُمِهْيَلَع ْتَب ِ
رُضَو ِ َّ
َّللا َنِم بَضَغِب واُءاَبَو
ُناَك ْمُهَّنَأِب َكِلَذ ُةَنَكْسَمْلا
وا
َءاَيِبْناأل َونُلُتْقَيَو ِ َّ
َّللا ِتاَيآِب َونُرُفْكَي
َو ا ْوَصَع اَمِب َكِلَذ ِّقََ ِ
رْيَغِب
واُناَك
َُوندَتْعَي
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
Allah dan tali dengan manusia, dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan
mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu
karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa alasan yang benar.
Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka
dan melampaui batas.” QS 3:112
156. The Protocols of the Elders
(1872) :
Sebarkan fitnah dan pecah
belah
Angkat pemimpin boneka
Kuasai ekonomi
Kuasai informasi
Sebarkan buku-buku
214. ِِّلَعُيَو َ َّ
َّللا واُقَّتاَو
ُ َّ
َّللا ُمُكُم
“…dan bertaqwalah kepada Allah,
Allah akan mengajarimu dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
( Al-Baqarah : 282 )
220. َلَو واُنِمُْْت ْمَل ْلُق اَّنَمآ ُابَرْعاأل ِتَلاَق
َّمَلَو اَنْمَلْسَأ واُلوُق ْنِك
ا
ُعيِطُت ْنِإَو ْمُكِبوُلُق يِف ُانَماإلي ِلُخْدَي
ُكْتِلَي ال ُهَلوُسَرَو َ َّ
َّللا وا
ْم
َر ٌورُفَغ َ َّ
َّللا َّنِإ ًائْيَش ْمُكِلاَمْعَأ ْنِم
ٌمي َِ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami
telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum
beriman, tapi katakanlah kami telah Islam,
karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu;
dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala
amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.“ QS 49:14
221. َو ِ َّ
اَّللِب واُنَمآ َينِذَّلا َونُنِمُْْمْلا اَمَّنِإ
واُباَتْرَي ْمَل َّمُث ِهِلوُسَر
َس يِف ْمِهِسُفْنَأَو ْمِهِلاَوْمَأِب ُوادَهاَجَو
ُمُه َكِئَلوُأ ِ َّ
َّللا ِليِب
َونُقِداَّصال
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka
itulah orang-orang yang benar”.QS 49:15
223. ا ُمُكْيَلَع َبِتُك واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأ اَي
َّلا ىَلَع َبِتُك اَمَك ُماَيِّ ِ
لص
َينِذ
َونُقَّتَت ْمُكَّلَعَل ْمُكِلْبَق ْنِم
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa.” QS 2:183
227. ‘Bilamana penduduk suatu negeri itu
beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat)
Kami, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.’
(QS 7:96)
َفَل ْاوَقَّتاَو ْاوُنَمآ ىَرُقْلا َلْهَأ َّنَأ ْوَلَو
َنِِّم اتَكَرَب مِهْيَلَع اَنََْت
َنْذَخَأَف ْاوُبَّذَك نِكـَلَو ِ
ضْرَألاَو اءَمَّسال
َونُبِسْكَي ْاوُناَك اَمِب مُها
255. ْاخَو ِ
ضْاألرَو ِتاَاوَمَّسال ِقْلَخ يِف َّنِإ
َهَّنالَو ِلْيَّلال ِ افِت
ِ
ار
ِباَبْلاأل يِلألو اتَيآل
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil
albaab”. QS 3:190
256. ىَلَعَو ًادوُعُقَو اًماَيِق َ َّ
َّللا َونُُركْذَي َينِذَّلا
َخ يِف َونَُّركَفَتَيَو ْمِهِبوُنُج
ِقْل
ِاطَب اَذَه َتْقَلَخ اَم اَنَّبَر ِ
ضْاألرَو ِتاَاوَمَّسال
َابَذَع اَنِقَف َكَناََْبُس ا
ِ
ارَّنال
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi seraya berkata: "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”. QS 3:191
275. Pemindahan penginderaan
thd fakta melalui panca
indera ke dalam otak
yg disertai adanya
informasi-informasi
terdahulu yg akan
digunakan utk menafsirkan
fakta tsb
280. Memindahkan penginderaan
thd fakta melalui panca
indera ke dalam otak
yg disertai adanya
informasi-informasi
terdahulu yg akan
digunakan utk menafsirkan
fakta tsb
284. Dgn menggunakan metode
rasional manusia akan
dapat mencapai kesadaran
tentang hal apa pun,
baik yg telah difahaminya
maupun yg hendak
difahaminya.
298. ُكَت اَف َكِِّبَر ْنِم ُّقََْلا
ِ
رَتْمُمْلا َنِم َّنَنو
َين
“Kebenaran itu adalah dari
Tuhanmu, sebab itu jangan
sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu.” QS
2:147
312. adalah menempatkan segala
sesuatu tidak pada tempatnya
yang benar, tepat dan
seimbang, akibatnya adalah
.......
kerusakan, .......
aniaya.....dhalim .....