world change, history, kejadian paling bersejarah, konspirasi, kekaisaran, kerajaan, pemerintahan,

1. Tahun Masehi
1000-1099
1100-1199
1200-1299
1300-1399
1400-1499
1500-1599
1600-1699
1700-1799
1800-1899
1900-1999
2000-2099

2. 1200-1299
Genghis Khan dan Kekaisaran besar Mongol (1206-1227)
Pada tahun 1206 sebuah permusyawaratan besar antar suku-suku mongol di utara
Tiongkok memberi julukan “Jengis Khan” (artinya Kaisar Semesta) kepada Temujin.
biografiku.com
Kekuatan militer Genghis Khan mampu menguasai Eropa Tengah sampai Korea dan
perbatasan India. Ada sebuah buku menarik berjudul the Rise and Fall of the Second Largest
Empire in History: How Genghis Khan’s Mongols Almost Conquered the World (2010)
karya Thomas J.
Genghis Khan dan Bangsa Mongol telah berubah dari suku ganas yang hanya bangsa
nomaden penunggang kuda yang bahkan tidak menguasai pertanian, di utara Tembok Besar
Tiongkok menjadi imperium dunia hanya dalam beberapa tahun (tirto.id – kematian genghis
khan). Namun rupanya, keahlian menungang kuda dan hidup nomaden inilah yang jadi kunci
sukses penaklukan mongol (Aigle, 2015:123).

3. 1400-1499
Abu Ayyub al Anshori (Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Malik bin an-Najjar),
Muhamad Al-Fatih, dan runtuhnya Konstantinopel 1453 masehi
Abu Ayyub al-Anshari adalah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari
kalangan Anshar. Abu Ayyub al-Anshari adalah seorang mujahid di jalan Allah. Dikatakan,
tidak ada satu perang pun di zaman Rasulullah yang tidak ia ikuti. Setelah Rasulullah wafat,
ia tetaplah seorang mujahid. Perang terakhir yang ia ikuti adalah di zaman Kekhalifahan
Muawiyah bin Abi Sufyan. Yaitu saat Muawiyah menyiapkan pasukan di bawah pimpinan
anaknya, Yazid, untuk menyerang Konstantinopel. Saat itu umur Abu Ayyub mencapai 80
tahun. Perang tersebut menjadi perang terakhirnya. Dan ia dimakamkan di sana.
Sultan al-Ghazi Muhammad (Muhammad Al-Fatih) salah seorang raja atau sultan
Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani
Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang
mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.
Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum
musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang
membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng
Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.
Tanduk Emas atau Golden Horn, di Istanbul, Turki
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya
cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para
pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik
kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di
Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium
Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia
menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu.
Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam. Di pagi hari,
Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan
pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut

4. diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi
pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu
kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan
Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya
kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar
itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H
bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota
Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih,
penakluk Konstantinopel.
Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu
sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan
memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota,
pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang
berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan
Bizantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-
kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting
adalah berhasil mengadaptasi manajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam
Kerajaan Utsmani.

5. 1500-1599
Islam Syiah, Kekaisaran Safawi (1501 s/d <1751)
Wilayah kekaisaran safawi adalah sebagian besar wilayah Republik Islam Iran yang
kita kenal sekarang. Dinasti yang cukup kuat utk menantang dinasti-dinasti besar lainnya
seperti Ottoman (Ustmaniyah) di barat dan Mughal di Timur. Kekaisaran ini berkuasa hampir
250 tahun sejak 1501 masehi.
Pendiri kekaisaran ini adalah Ismail, lahir 1487 di kota Ardabil – Iran. Umur satu
tahun sudah kehilangan Ayah di pertempuran, dan kakak sulungnya dibunuh ketika berusia
tujuh tahun. Ismail si bocah 12 tahun yang mengaku dirinya keturunan Imam Ali (Imam Ali
merupakan menantu sekaligus sepupu Nabi Muhammad SAW, khalifah ke-4 Sunni, dan
Imam pertama Syiah), sekaligus juga sang Mahdi. Tidak main-main, dalam waktu dua tahun
dia menghimpun kekuatan dan menjadi raja Azerbaijan, kemudian menaklukan seluruh Iran,
Armenia, mayoritas Georgia, Kuwait, Irak, dan Afghanistan, serta sebagian Turki dan Suriah.
Sejak dipimpin Ismail tradisi Islam Sunni yang sudah berlangsung berabad-abad di Persia
diganti dengan Islam Syiah.
Runtuhnya dinasti ini karena dua hal: merasa besar dan digerogoti korupsi dalam
tubuh pemerintahan.
Ganaislamika.com – dinasti safawi persia (1): Ismail, bocah pendiri Kekaisaran
.

6. 1800-1899
Part 1 revolusi industri (1820-1830)
Kebangkitan industri modern mengakibatkan berkembangnya penemuan –
penemuan baru di bidang teknologi, seperti pembangunan konstruksi jalan raya, subway,
proses produksi, sampai penggunaan komputer dan robot-robot di bidang manufaktur.
Dampak lebih lanjut dari perkembangan teknologi ini adalah perkembangan organisasi dan
kegiatan bisnis di tahun 1990-an. Dengan demikian konsep persaingan juga ikut berubah.
Sementara pada periode sebelum 1990-an persaingan merupakan kegiatan pembuatan produk
sebanyak-banyaknya atau lebih dikenal dengan periode produksi masal, strategi kegiatan
produksi lebih ditujukan ke arah internal perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh
efisiensi produksi.
Sumber: “Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis”. Freddy Rangkuti. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1997. ISBN 979-605-718-2

7. 1900-1999
Pemerintahan Nazi Jerman oleh Adolf Hitler (1934-1945)
Nazi merupakan partai yang dipimpin oleh Hitler, seorang ras Arya yang
vegetarian, tidak minum alkohol, dan mengkampanyekan anti-rokok. Ketika menguasai
Jerman, Hitler menerapkan ideologi Fasisme sehingga menyulut Perang Duia II.
(internasional.kompas.com)
Sistem pemerintahnnya sangat efektif memajukan Jerman namun juga menuai
kecaman banyak pihak karena dia bertanggung jawab atas Holocaust, pembunuhan masal 11
juta orang (termasuk di dalamnya 6 juta orang Yahudi) untuk membaikkan sistem
pemerintahan.
Pemerintahan Orde Baru Indonesia (Maret 1966 - )
Orientasi pemerintahan orde baru sangat bertolak belakang dengan era sebelumnya.
Kebijakan Orba lebih berpihak kepada Barat dan menjauhi ideologi komunis.
Dengan membaiknya politik Indonesia dengan negara – negara Barat, maka arus
modal asing mulai masuk ke Indonesia, khususnya PMA dan hutang luar negeri mulai
meningkat. Menjelang awal tahun 1970-an atas kerja sama dengan dengan Bank Dunia, IMF,
ADB dibentuk suatu konsorsium Inter-Government Group on Indonesia (IGGI) yang terdiri
atas sejumlah negara industri maju termasuk Jepang untuk membiayai pembangunan di
Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah menggeser sistem ekonominya dari
sosialisme lebih ke arah semikapitalisme
(Tambunan, 1998).
Krisis Moneter Indonesia (1977-1988)