Berdasarkan kasus yang diberikan, preferensi Amir dalam membelanjakan uangnya antara infak dan rekreasi dapat digambarkan sebagai berikut:
- Jika jumlah uang yang dibelanjakan untuk infak naik, maka utilitasnya juga akan naik (namun dengan laju penurunan). Begitu pula sebaliknya.
- Jika jumlah uang yang dibelanjakan untuk rekreasi naik, maka utilitasnya juga akan naik (nam
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Dwi Wahyu
Materi Bab 3 Activity Cost and Behavior, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Dwi Wahyu
Materi Bab 3 Activity Cost and Behavior, Akuntansi Manajemen buku Hansen & Mowen Edisi 8. Presentasi powerpoint oleh Gail B. Wright, Professor Emeritus of Accounting, Bryant University
Materi Kuliah Pengantar Ekonomi Jurusan Ekonomi Syari'ah Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Semester II Tahun 2014
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
Abstract: Differences of Islamic economic system and capitalist economic system are not only its application but also philosophy.
Above this different philosophy is structured target, different
principles and norm. This matter because confidence of
someone influence the way of approach in forming personality,
behavioral, life style, and human being appetite. In broader
context, confidence also influence attitude to others, resource,
and environment. In capitalist system, God is retired. This
Matter is reflected in concept “faire laissez” and “invisible
hand”. Through this philosophy, we can consider the target
of capitalist economics only merely its growth for individual
satisfaction. Islamic economic philosophy in general can be
seen from al-Muthaffifin (1- 6). Allah said: 1) Woe to those
who cheat. 2) (Namely) those who, when receiving the dose
of other people they ask fulfilled. 3) And when they measure
or weigh for others, they reduce. 4) It is not the people think
that they will be resurrected Indeed. 5) On a great day. 6)
(ie) the day (when) people are standing facing the Lord of the
Worlds. But in its development has occurred mixing of two
different systems. Islamic Economics is clearly differently
from capitalist economy actually mixed the mortar in order to
gain the maximum profit.
Keywords: Capitalism, Islamic Economic
Materi Kuliah Pengantar Ekonomi Jurusan Ekonomi Syari'ah Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Semester II Tahun 2014
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
Abstract: Differences of Islamic economic system and capitalist economic system are not only its application but also philosophy.
Above this different philosophy is structured target, different
principles and norm. This matter because confidence of
someone influence the way of approach in forming personality,
behavioral, life style, and human being appetite. In broader
context, confidence also influence attitude to others, resource,
and environment. In capitalist system, God is retired. This
Matter is reflected in concept “faire laissez” and “invisible
hand”. Through this philosophy, we can consider the target
of capitalist economics only merely its growth for individual
satisfaction. Islamic economic philosophy in general can be
seen from al-Muthaffifin (1- 6). Allah said: 1) Woe to those
who cheat. 2) (Namely) those who, when receiving the dose
of other people they ask fulfilled. 3) And when they measure
or weigh for others, they reduce. 4) It is not the people think
that they will be resurrected Indeed. 5) On a great day. 6)
(ie) the day (when) people are standing facing the Lord of the
Worlds. But in its development has occurred mixing of two
different systems. Islamic Economics is clearly differently
from capitalist economy actually mixed the mortar in order to
gain the maximum profit.
Keywords: Capitalism, Islamic Economic
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
4. Bangunan Ekonomi Islam
• Tauhid:
• Allah sebagai pusat kegiatan penyembahan (51:56)
• Allah pemilik hakiki dari segala sesuatu
• Harta yang dimiliki manusia hanyalah titipan saja. Mereka yang
mempertahankan hartanya karena alasan yang haq, matinya
seperti halnya syahid
• Segala sesuatu aktivitas manusia dipertanggungjawabkannya
sendiri kepada Allah (35:18)
• Implementasi dalam muamalah: Muamalah akan bernilai ibadah
selama mengikuti syariat Allah
5. Bangunan Ekonomi Islam
• ‘Adl
• Makna ‘adl:
• Hendaknya memutuskan segala sesuatu dihadapan manusia
dengan ‘adl (4:58)
• ‘Adl cenderung kepada kebenaran dan taqwa (5:8)
• Lawan dari ‘Adl: dhalim
• Implementasi dalam muamalah:
Transaksi ditulis dengan benar (2:282)
Contoh lain dalam al-Quran
10. Madzhab Ekonomi Islam
1. Madzhab Baqir as-Shadr:
ekonomi konvensional tidak
pernah bisa sejalan dengan
Islam. Filosofinya kontradiktif
satu sama lain.
• Misal: tidak ada kelangkaan,
• menolak pendapat bahwa
keinginan manusia itu tidak
terbatas
• Menolak istilah Islamic economics
11. Madzhab Ekonomi Islam
2. Madzhab Mainstream: Hampir sama dengan ekonomi
konvensional menempatkan kelangkaan sumber daya
sebagai penyebab masalah ekonomi. Perbedaannya dalam
cara penyelesaiannya, yakni bukan dengan
mempertuhankan hawa nafsunya, sebaliknya panduan
Allah melalui Al-Quran dan Sunnah.
12. Madzhab Ekonomi Islam
• Madzhab Alternatif-Kritis:
• Madzhab Baqir dikritik menemukan sesuatu yang sudah ditemukan
orang lain.
• Madzhab mainstream dikritik jiplakan neoklasik dengan mengganti
variabel riba dengan zakat dan niat
• Kritik tidak hanya perlu dilayangkan untuk kapitalisme maupun
sosialisme, tapi juga ekonomi Islam yanag belum tentu benar
karena hasil dari tafsiran manusia.
13. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
• How People Make Decision (according to Mankiw:2012)
1. People Face Tradeoffs. To get one thing, you have to give up
something else. Making decisions requires trading off one goal
against another.
2. The Cost of Something is What You Give Up to Get It. Decision-
makers have to consider both the obvious and implicit costs of
their actions.
3. Rational People Think at the Margin. A rational decision-maker
takes action if and only if the marginal benefit of the action
exceeds the marginal cost.
4. People Respond to Incentives. Behavior changes when costs or
benefits change.
14. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
• Apa itu rasionalitas?
• Roger leRoy Miller: Anggapan bahwa manusia
berperilaku secara rasional (masuk akal) dan tidak akan
secara sengaja membuat keputusan yang akan
menjadikan mereka lebih buruk.
• Menurut Jack & David Hirshleifer, perilaku rasional ada
dua bentuk:
• Metode: tindakan yang beralasan, bukan didasarkan
kebiasaan, prasangka, atau emosi
• Hasil: tindakan yang benar-benar ditujukan untuk mencapai hasil
yang ingin dicapai
15. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
INDIVIDU
Pertimbangan utama adalah mengejar self-interest-nya.
PERUSAHAAN
Pertimbangan utamanya bagaimana perusahaan mencetak
laba (Stiglitz & Wals, 2002:26)
Rational choice: people weigh the cost and benefits of
each possibility whenever they must make a choice
16. Kasus: Menerapkan perilaku rasionalitas
• Anda seorang manager. Salah satu staf
Anda diduga memiliki masalah dengan
bau badan. Apakah yang Anda lakukan?
a. Kirimkan memo tentang dress code
bagaimana seharusnya staf
berpenampilan dalam kerja, dan lihat
apakah berdampak atau tidak
b. Ajak dia ke ruangan Anda, diskusikan
problemnya secara terbuka dan bijak, dan
minta dia menyelesaikan masalah it
dengan baik.
c. Serahkan masalah ini ke HRD
d. Lakukan poin (a). Bila masih
bermasalah, hubungi HRD untuk
membuat peraturan terkait sehingga
setiap kasus yang sama bisa diatasi
secara
Sumber: O’Connell (2001:2)
17. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
Jenis Rasionalitas
1. Self Interest rationality; menurut
Edgeworth bahwa semua pihak
digerakkan hanya oleh self interest.
2. Present-aim rationality; manusia tidak
mementingkan kepentingan pribadinya
(self interested) tapi berasumsi bahwa
manusia menyesuaikan preferensinya
dengan sejumlah aksioma. Preferensi
itu bersifat konsisten
18. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
Aksioma Pilihan Rasional:
1. Kelengkapan (completeness). Bila dihadapkan pada
pilihan A atau B, maka ada tiga pilihan:
a. A lebih disukai dari pada B
b. B lebih disukai dari pada A
c. A dan B sama-sama disukai
2. Transitivitas (transitivitiy):
a. Bila A lebih disukai dari pada B
b. Dan B lebih disukai dari pada C, maka
c. A pasti lebih disukai dari pada C
3. Kontinuitas (continuity)
Jika A lebih disukai dari pada B, maka
Situasi yang mendekati A, harusnya juga lebih disukai dari pada B
19. Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi
Asumsi-asumsi lainnya:
1. Strong Monotonicity.
Lebih banyak berarti lebih baik
2. Local non Satiation:
Seseorang bisa selalu berbuat baik sekecil apapun, bahkan bila
ia hanya menikmati sedikit perubahan saja dalam konsumsinya
3. Konveksitas ketat (Strict Convexity)
Asumsi ini menyatakan kebanyakan orang menyukai yang rata-
rata dari pada yang ekstrim.
20. Budget and Time Constraints
• Keputusan untuk
menentukan pilihan
seringkali ada batasan.
Ada dua batasan:
1. pilihan keputusan dibatasi
ketersedian uang atau
sering disebut budget
constraints
2. Pilihan keputusan dibatasi
waktu (time constraint)
21. The Production Possibility Curve
• Apakah itu
individu, perusahaan, dan
negara menghadapi
batasan (constraints).
• Jumlah produksi barang
dan jasa yang mungkin
bisa dihasilkan dengan
alat produksi yang tersedia
(tanah, pekerja, input
lainnya) disebut production
possibilities.
• Inefisiensi terjadi bila
produksi di bawah kurva
production possibilities
22. Rasionalitas: Perluasan Konsep
Perluasan Konsep Transitivitas
1. Self-interest rationality yang diperluas. Individu bukan
hanya mengejar kekayaan, tapi banyak tujuan seperti
prestise, persahabatan, cinta, kekuasaan, menolong
sesama, dst
2. Teori modern tentang keputusan rasional belum
disepakati secra universal. Namun sekurang-kurangnya
mereka menyepakati aksioma transitivitas.e
23. Kasus: Preferensi Gadis
• Contoh : Abdul
mempertimbangkan satu
diantara tiga gadis untuk
dipersunting. Varibel yang dia
gunakan sebagai penilai
adalah kecantikan dan akhlaq.
Berikut preferensinya:
1. Jika perbedaan akhlaq tidak
menentukan (<2), kecantikan
penentunya.
2. Jika perbedaan akhlaq
signifikan, yakni ≥ 2, maka
akhlaq merupakan faktor yang
menentukan.
24. Kasus: Preferensi Gadis
Menurut penilaian Abdul, skor untuk tiga gadis adalah sbg berikut:
Kemudian Abdul membuat alternatif pilihan:
Nama Kecantikan Akhlaq
A 9 5
B 8 6
C 7 7
Pilihan
antara
Perbedaan
akhlaq
penentu Pilihan
Abdul
Preferensi
A & B 1 kecantikan A A drpada
B
B & C 1 kecantikan B B drpda C
C & A 2 Akhlaq C C drpd A
25. Kasus: Preferensi sedekah
Preferensi dalam sedekah. Amir
mau membelanjakan uangnya
antara untuk infak dan rekreasi.
Fungsi utilitasnya: Ua=U(Ma,Mr)
Dimana: Ua adalah utilitas Amir, Ma
adalah uang yang bisa
disedekahkan Amir, dan Mr adalah
uang yang bisa dipakai untuk
rekreasi
sedekah
rekreasi
26. Referensi
Hamidi, M. Luthfi (2012). The Crisis. Krisis Manalagi yang
Engkau Dustakan. Jakarta: Republika
Karim, Adiwarman (2007). Ekonomi Mikro Islami. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Mankiw, N. Gregory (2012). Principles of Economics. 6th .
Mason: South-Western Cengage Learning
Hirshleifer, Jack and Hirshleifer, David (1998). Price Theory
and Application. 6th edition. New Jersey: Prentice Hall)