SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
HAJI
Dosen Pengampu:
Zulaiha, M.Pd.I.
Disusun Oleh: Kelompok 3
Siti aisyah (211207520125)
Siti Aisyah (211207520126)
Putri Wulandari (211207520122)
Riyan Bayu Saufi (211207520123)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
ibu Zulaiha, M.Pd.I. yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “HAJI” dan juga
terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 24 Mei 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Definisi dan hokum haji...........................................................................2
B. Latar Belakang Sejarah Haji ....................................................................3
C. Rukun dan Wajib Haji..............................................................................4
D. Larangan dan Sunnah Haji.......................................................................8
E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji................................................................11
F. Hikmah Ibadah Haji...............................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. Kesimpulan ............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan
kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali
seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan
finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka
selama ketidakhadiran mereka Sedangkan menurut syarak, haji adalah
mengunjungi atau menziarahi Baitullah (Kakbah) dengan niat beribadah kepada
Allah swt. dalam waktu yang telah ditentukan dan cara-cara yang sesuai dengan
syariat. Syarat haji adalah sesuatu yang apabila terpenuhi, maka menjadikan
orang tersebut wajib melaksanakan ibadah haji.
Hal ini berbeda dengan umrah yang bias dilaksankan sewaktu-waktu
.kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat islam
bermalam dimina, wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9
dzulhijjjah dan berakhir setelah melempar jumrah pada tanggal 10 dzulhijjah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan hokum haji ?
2. Bagaiamana latar belakang sejarah haji ?
3. Apa saja rukun sah wajib haji ?
4. Apa saja larangan dan sunnah haji ?
5. Bagaimana cara pelaksanaan ibadah haji ?
6. Apa saja hikmah ibadah haji ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan hokum haji
2. Mengetahui latar belakang sejarah haji
3. Mengetahui rukun sah wajib haji
4. Mengetahui larangan dan sunnah haji
5. Mengetahui cara pelaksanaan ibadah haji
6. Mengetahui hikmah ibadah haji
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan hokum haji
Al-hajj secara etimologi berarti tujuan, maksud dan menyengaja. Dalam
arti terminology, haji berarti bermaksud dengan sengaja mengunjungi Baitullah
(Ka'bah) menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu.karena
memenuhi panggilan Allah semata. Hukum melaksanakan ibadah haji hanyalah
diwajibkan sekali dalam seumur hidup manusia.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah: "Rasulullah Saw berkhotbah kepada kami. Katanya : Wahai manusia!
Allah telah memfardhukan haji bagi kamu, maka laksanakanlah! Kemudian
seseorang bertanya: Apakah haji itu dikerjakan setiap tahun ya Rasulullah?
Rasulullah Saw kemudian diam, sampai laki-laki itu mengulang pertanyaan itu
tiga kali. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Kalau saya katakan benar, pasti
akan wajib setiap tahun, tetapi kalian tidak akan mampu". (HR. Ahmad bin
Hanbal, Muslim dan al-Nasai).
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda: "Ikutilah amalan haji
dengan umrah karena kedua amalan itu meniadakan sifat kikir dan dosa
sebagaimana ahli logam membuang karat dari besi. perak dan emas. Tiada lain
pahala yang diterima haji yang mabrur, kecuali surga". (HR. al-Tirmidzy, al-
Nasai dan Ibnu Majah dan Ibnu Mas'ud).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara haji dan umrah. Ibadah haji
dilakukan pada waktu-waktu yang tertentu, yaitu di bulan-bulan haji.
Sedangkan umrah boleh dilakukan di bulan-bulan haji (dapat dilakukan
bebarengan dengan ibadah haji), atau dilakukan diluar bulan haji (kapan saja).
Ibadah haji melakukan wuquf di Arafah, sedangkan ibadah umrah tidak perlu
melakukannya.
3
B. Latar Belakang Sejarah Haji
Pelaksanaan ibadah haji ditetapkan sepenuhnya oleh Rasulullah Saw.
berdasarkan petunjuk Allah. Praktek pengamalannya pada prinsipnya
menapaktilasi perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As.
Setelah Nabi Ibrahim As membangun Baitullah, menyuruh anak
cucunya bertempat tinggal disekitamya. Sejak itulah orang-orang Arab
melakukan haji ke Baitullah dan hal itu dilakukan terus menerus dengan prinsip
beribadah hanya mengharap ridho Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Sebagaimana ayat berikut (QS. Al-Baqarah 2:127): "Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah
bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami). sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui".
Setelah beberapa abad kemudian, mereka melakukan perubahan tatacara
ibadah haji sebagaimana dilakukan pada Nabi Musa As. Dengan perubahan itu,
mereka mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala, mengangkat berhala
di atas Baitullah dan meletakkan di sekelilingnya. Mereka meminta pertolongan
kepada berhala dan menjadikannya sebagai pemeberi syafa'at selain Allah.
Mereka menyembelih hewan qurban untuk berhala dan menyebut nama-nama
berhala ketika menyembelih. Mereka melakukan thawaf dengan telanjang dan
sebagian mereka tidak melakukan wuquf di Arafah bersama yang lain, karena
mereka merasa derajatnya di atas derajat manusia yang lain, sebab mereka
mempunyai kewenangan mengurus Baitullah.
Hamka menjelaskan dengan lebih detail, yaitu bahwa sebelum negeri
Mekkah ditaklukan oleh Rasulullah dan kaum Muslimin pada tahun ke 8 hijriah,
maka pada tahun ke 7 hijriah sudah berlaku juga umratul qadha, pengganti
umrah yang tidak jadi pada tahun ke 6 hijriah, padahal di Mekkah masih ada
berhala, di Ka'bah masih terdapat 360 berhala.
Bahkan di bukit Shafa, masih terdapat berhala Lata sehingga
menghalangi orang Islam yang datang untuk melakukan ritual Sa'i (berjalan
cepat antara Shafa dan Marwah). Maka ada sahabat Rasulullah yang ragu-ragu
tentang Sa'i di antara Shafa dan Marwah itu karena melihat masih ada berhala
4
lata berdiri di sana. Lalu datanglah ayat, bahwa Sa'i di antara Shafa dan Marwah
itu tidak ada halangan diteruskan sebab kita melakukan Sa'i itu semata-mata
ibadah karena Allah.Kerena terdapat berbagai perubahan itulah maka diutuslah
Nabi Muhammad Saw, yang dengan tegas mengatakan bahwasannya
kedatangannya adalah hendak membangkitkan kembali ajaran asli Nabi
Ibrahim, ajaran Hanif dan Muslim. Lurus menuju Allah dan berserah diri
kepada-Nya. Maka kedatangan Nabi Muhammad adalah memperkuat kemabli
ajaran Nabi Ibrahim itu, menghidupkan kembali sendi pokok ajaran beliau.
Oleh sebab itu, Ka'bah bukanlah semata-mata sebuah rumah kuno yang
antikdan menjadi sekedar tujuan wisata rohani bagi wisatawan. Oleh sebab itu
Nabi Muhammad Saw meneruskan perintah Allah atas Nabi Ibrahim. agar
semua manusia datang ke tempat itu.
C. Rukun dan Wajib Haji
Rukun haji adalah perbuatan yang harus dikerjakan yang tidak boleh
digantikan dengan satupun. Sehingga jika tertinggal salah satunya
mengakibatkan tidak sah hajinya. Sedangkan wajib haji ialah sesuatu yang
harus dikerjakan namun bila tertinggal salah satunya karena sesuatu hal, bolch
diganti dengan membayar dam (denda yang harus dibayarkan/ditunaikan sesuai
dengan ketentuan yang telah tercapai). Rukun haji ada enam, yaitu:
1. Ihram
Thram adalah berniat mulai mengerjakan haji atau umrah, dengan memakai
pakaian ihran (warna putih). Pakaian ihram laki-laki tidak berjahit, namun
bagi wanita boleh berjahit.
2. Wuquf di Arafah
Wuquf adalah berhenti (hadir) di padang Arafah pada waktu yang
ditentukan, yang mulai dari tergelincir matahari (waktu zhuhur) tanggal 9
Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang
sedang mengerjakan haji itu wajib berada di padang arafah pada waktu
tersebut. Dalam sebuah sabda Rasulullah Saw, diterangkan :"Dari Abd al-
Rahman bin Ya'mur, bahwasannya orang-orang Nejd telah datang kepada
Raulullah Saw, sewaktu beliau sedang wuquf di Arafah. Mereka bertanya
kepada beliau, maka beliau kemudian menyuruh orang supaya
5
mengumumkan "Haji itu Arafah." Artinya, yang terpenting urusan haji
iaslah hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam sepuluh
sebelum terbit fajar sesungguhnya ia telah mendapat waktu yang sah" (HR.
Lima Ahli Hadits).
Dari hadits tersebut, bahwasannya kehadiran di padang Arafah pada waktu-
waktu yang telah ditentukan itu penting, karena inti haji adalah Arafah. Dan
Wuquf inilah yang menjadi pokok perbedaan haji dengan umrah, bahwa
dalam pelaksanaan ibadah umrah tidak diharuskan melakukan wuquf di
Arafah.
3. Thawaf
Thawaf ialah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Thawaf
rukun/thawaf yang merupakan rukun haji ini dinamakan Thawaf Ifadhah.
Cara melakukan thawaf ialah: Pertama, harus suci dari hadats dan najis.
Kedua, menutup aurat. Ketiga, Ka'bah berada di sebelah kiri orang yang
thawaf. Keempat, memulai thawaf dari Hajar al-Aswad (batu hitam) yang
ada di salah satu sudut Ka'bah yang dinamakan Rukun Yamani, dengan cara
menyapunya (kalau dapat, bahkan bolehmenciumnya, namun kalau tidak
dapat cukup dengan melambaikan tangan sewaktu berada di arah Hajar al-
Aswad tersebut). Kelima, thawaf itu dilakukan tujuh kali (dari Hajar al-
Aswad ke Hajar al-Aswad terhitung satu kali). Keenam. melakukan thawaf
hendaknya berada berada di dalam Masjid al-Haram. Sewaktu Thawaf
membaca: "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan
Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah".
4. Sa'i
Sa'i ialah berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh
kali, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Dimana pada saat ini, jarak
di antara dua bukit ini telah dibuatkan penghubung berupa atap dan berlantai
marmer, sehingga orang-orang yang melakukan sa'i tidak lagi merasa
kepanasan oleh teriknya matahari.
5. Tahallul
Tahallul ialah penghalalan atas beberapa larangan dalam ibadah haji dengan
cara menggunting rambut minimal tiga helai. Tahallul ada dua macam, yaitu
6
Tahallul pertama adalah penghalalan atas beberapa larangan haji seperti
bolehnya melepas pakaian ihram, menggunting kuku, memakai wangi-
wangian. menutup kepala. Setelah tahallul pertama. pelaksanaan rukun haji
telah selesai, namun wajib hajinya belum selesai. Tahallul kedua adalah
penghalalan atas keseluruhan larangan dalam ibadah haji, seperti melakukan
akad nikah.
6. Tertib
Yaitu menertibkan urutan pelaksanaan rukun, yang dahulu. didahulukan,
yang kemudian dikemudiankan, seperti melakukan thawaf lebih
didahulukan daripada melakukan sa'i dan seterusnya. Adapun wajib haji ada
tujuh, yaitu:
a. Ihram dari miqat Miqat ada dua macam, yaitu miqat zamani dan miqat
makani. Miqat zamani, adalah waktu berniat haji, yakni sejak awal bulan
Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Miqat makani adalah
tempat-tempat yang telah ditentukan untuk melakukan ihram, seperti
Yamlam, Dzulhulaifah, Juhfah, Qarn al-Manazil, Dzatu Irqin. Birr Ali,
Jeddah dan lain-lain.
Secara lebih terperinci, Sulaiman Rasyid menerangkan mengenai miqat
makani ini sebagai berikut:
1) Mekkah aialah miqat bagi orang-orang yang tinggal di Mekkah. Maka
penduduk Mekkah yang hendak berhaji, hendaklah mereka ihram dari
rumah masing-masing.
2) Zulhulaifah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari arah
Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
3) Juhfah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari Mesir,
Maghribi dan negeri-negeri yang sejajar dengannya. Juhfah itu sendiri
merupakan kampong di antara Mekkah dan Madinah yang kini telah
lenyap. Oleh karena itu miqat ditentukan di kampong yang dekat
dengannya yaitu kampong Rabig.
4) Yalamlam adalah suatu bukit, miqat bagi orang yang datang dari arah
Yaman, Indian, Indonesia dan negeri-negeri yang sejajar dengannya.
7
5) Qamul Manazil adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Najd
serta negeri-negeri yang sejajar dengannya.
6) Dzatu Irqin adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Iraq dan
negeri-negeri yang sejajar dengannya.
7) Bagi orang yang tinggal di daerah antara Mekah dan miqat-miqat
tersebut diatas, maka miqat mereka adalah di daerahnya masing-
masing.
b. Bermalam di Muzdalifah Maksudnya adalah setelah melakukan wuquf di
Arafah, para jama'ah melakukan perjalanan menuju Muzdalifah dan
malam itu (malam 10 Dzulhijjah) hendaknya bermalam di Muzdalifah,
jangan melanjutkan perjalanan (karena yang melanjutkan dikenakan
denda/dam). Yang dilakukan di Muzdalifah di waktu malam itu adalah
mencari/mengambil batu-batu kerikil dengan menggunakan lentera atau
lampu senter untuk melontar jumrah di Mina keesokan harinya.
c. Melontar Jumrah al-Aqabah
Melontar jumrah adalah melempar suatu jumroh yang dinamai Jumrah al-
Aqabah. Penentuan miqat ini ditetapkan oleh Rasulullah. Namun, karena
situasi dan kondisi dan demi kenyamanan jama'ah haji, maka ketentuan
berikutnya diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi dan sewaktu- waktu
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Jumrah ada tiga,
berbentuk tiga buah tugu sebagai pelambang syaitan (yang dulu
menggoda Nabi Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar. Yaitu sewaktu Ibrahim
hendak menyembelih Ismail atas perintah Allah. Ketiganya digoda oleh
syaitan agar tidak melakukannya, namun ketiga orang tersebut tidak
tergoda dan masing-masing melempari syaitan dengan batu sebanyak
tujuh lontaran batu kerikil. Pelontaran terhadap Jumrah al-Aqabah ini
dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah yakni di hari Raya Idul Adha.
d. Melontar Tiga Jumrah Ketiga jumrah dilontar masing-masing dengan
tujuh buah batu kerikil, yang dilakukan pada hari Tasyrik, yakni tanggal
11,12, dan 13 Dzulhijjah. Pelontaran terhadap ketiga jumrah itu
hendaknya berurutan, mulai Jumrah al-Ula, kemudian Jumrah al-Wushta
dan terakhir Jumrah al-Aqabah.
8
e. Bermalam di Mina
Yaitu bermalam di Mina selama tiga hari, yaitu dihari-hari tasyriq, tempat
dimana terletak ketiga jumrah. Jarak Mina dengan Mekkah sekitar 5km,
dalam sebuah hadits yang yang diriwayatkan oleh Aisyah Ummul
Mukminin, la berkata: "Rasulullah Saw, telah tinggal di Mina selama hari
tasyriq, beliau melontar jumrah apabila matahari telah cenderung ke
sebelah Barat, tiap-tiap jumrah dilontar dengan tujuh batu kerikil" (HR.
Ahmad dan Abu Daud).
f. Thawaf Wada"
Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, sebagaimana cara
melakukan Thawaf Ifadhah. Thawaf Wada ini adalah thawaf perpisahan
sebagai symbol perpisahan melakukan ibadah haji. Setelah itu para
jama'ah haji melakukan tahallul kedua, yang merupakan pembebasan atas
seluruh larangan haji.
g. Meninggalkan larangan haji Yaitu menjauhkan diri dari segala larangan
(muharramat) dalam pelaksanaan ibadah haji.
D. Larangan dan Sunnah Haji
Beberapa larangan dan konsekuensi denda karena melanggar
laranganadalah sebagai berikut:
1. Memakai pakaian yang berjahit (bagi kaum pria).
2. Menutup kepala (bagi kaum pria).
3. Menutup muka dan telapak tangan (bagi perempuan).
4. Memakai wangi-wangian setelah ihram (baik laki-laki maupun
perempuan).
5. Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain.
6. Memotong kuku.
Terhadap pelanggaran atas keenam larangan haji di atas dikenakan
denda masing-masing dengan memilih alternative di antara tiga hal, yaitu
menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban, atau puasa tiga hari,
atau bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang
miskin.
9
Hal ini didasarkan atas firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah:
196.
ۖ ‫م‬
‫ي‬‫ح‬
‫د‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ َ
‫ن‬‫م‬
‫م‬ َ
‫ر‬َ
‫س‬‫ح‬‫ي‬َ‫ت‬‫ح‬
‫اس‬ ‫ا‬َ
‫م‬َ‫ف‬ ‫ح‬ُ
‫ُت‬‫ح‬
‫ر‬‫م‬
‫ص‬‫ح‬
‫أُح‬ ‫ح‬
‫ن‬‫م‬‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ‫م‬َّ‫م‬
‫ّلِل‬ َ‫ة‬َ
‫ر‬‫ح‬
‫م‬ُ‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬َ
‫و‬ َّ
‫ج‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُّ‫م‬
‫أَِت‬َ
‫و‬
‫ا‬‫ا‬ً‫ض‬‫م‬‫ر‬َ‫م‬ ‫ح‬ُْ
‫ُك‬‫ح‬ ‫م‬
‫م‬ َ
‫ن‬‫ا‬َ
‫ا‬ ‫ح‬
‫ن‬َ
‫م‬َ‫ف‬ ۚ ُ ََّ‫م‬َ
‫ِح‬ ُ
‫ي‬‫ح‬
‫د‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ َ‫غ‬َُ‫ح‬‫ب‬َ‫ض‬ َّٰ
‫َّت‬َ
‫ح‬ ‫ح‬ُْ
‫ُك‬َ
‫وس‬ُ‫ء‬ُ
‫ر‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬‫م‬َ‫ح‬َ
‫َت‬ َ
‫َل‬َ
‫و‬
‫ا‬َ‫ذ‬‫م‬‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ٍ
‫ك‬ُ‫س‬ُ‫ن‬ ‫ح‬
‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ
‫د‬َ‫ص‬ ‫ح‬
‫َو‬‫أ‬ ٍ
‫م‬‫ا‬َ‫ي‬‫م‬
‫ص‬ ‫ح‬
‫ن‬‫م‬
‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ض‬‫ح‬
‫د‬‫م‬‫ف‬َ‫ف‬ ‫م‬ ‫م‬
‫س‬‫ح‬‫أ‬َ
‫ر‬ ‫ح‬
‫ن‬‫م‬
‫م‬ ‫ى‬‫ا‬‫ذ‬َ‫أ‬ ‫م‬‫م‬‫ب‬ ‫ح‬
‫َو‬‫أ‬
‫ح‬َ
‫ل‬ ‫ح‬
‫ن‬َ
‫م‬َ‫ف‬ ۚ ‫م‬
‫ي‬‫ح‬
‫د‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ َ
‫ن‬‫م‬
‫م‬ َ
‫ر‬َ
‫س‬‫ح‬‫ي‬َ‫ت‬‫ح‬
‫اس‬ ‫ا‬َ
‫م‬َ‫ف‬ ‫م‬
‫ج‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ َ
‫َل‬‫م‬‫إ‬ ‫م‬‫ة‬َ
‫ر‬‫ح‬
‫م‬ُ‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫م‬
‫ِب‬ َ‫َّع‬‫ت‬ََ
‫ِت‬ ‫ح‬
‫ن‬َ
‫م‬َ‫ف‬ ‫ح‬ُْ‫ت‬‫ح‬ ‫م‬
‫َم‬‫أ‬
ٌ‫ة‬َ
‫ر‬َ
‫ش‬َ‫ع‬ َ
‫ك‬‫ح‬َ‫م‬‫ت‬ ۗ ‫ح‬ُْ‫ت‬‫ح‬‫ع‬َ
‫ج‬َ
‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫م‬‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬‫ح‬‫ب‬َ
‫س‬َ
‫و‬ ‫م‬
‫ج‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ ‫م‬
‫ِف‬ ٍ
‫م‬َّ
‫ََّي‬‫أ‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ث‬ َ
‫َل‬َ‫ث‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬‫م‬
‫ص‬َ‫ف‬ ‫ح‬
‫د‬‫م‬َ
‫َي‬
‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ات‬َ
‫و‬ ۚ ‫م‬
‫م‬‫ا‬َ
‫ر‬َ‫ح‬
‫ْل‬‫ا‬ ‫م‬‫د‬ ‫م‬
‫ج‬‫ح‬‫س‬َ
‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬‫م‬‫ر‬‫م‬
‫اض‬َ
‫ح‬ َُُ‫ح‬
‫َه‬‫أ‬ ‫ح‬
‫ن‬ُ
‫ُك‬َ‫ض‬ ‫ح‬َ
‫ل‬ ‫ح‬
‫ن‬َ
‫م‬‫م‬‫ل‬ َ
‫ك‬‫م‬‫ل‬َٰ‫ذ‬ ۗ ٌ‫ة‬ََ‫م‬
‫ام‬َ
‫ا‬
‫م‬
‫اب‬َ‫ق‬‫م‬‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬ ُ
‫ضد‬‫م‬‫د‬َ
‫ش‬ ََّ
‫اّلِل‬ َّ
‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫م‬ََ‫ح‬‫اع‬َ
‫و‬ ََّ
‫اّلِل‬
"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sebelihlah)
korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu,
sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di
antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur),
maka wajiblah tas berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau
berkorban. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi siapa yang ingin
mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji). (wajiblah ia
menyembelih), korban yang mudah didapat tetapi jika ia tidak menemukan
(binatang korban atau tidak mampu). Maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah berpulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban
membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada di
(sekitar) Majidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota
Mekkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
sangat keras siksaan-Nya."
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa suatu ketika seseorang
mengadu kepada Rasulullah Saw bahwa kepalanya sakit sewaktu beribadah.
Kemudian Rasulullah Saw bersabda: "Cukurlah rambutmu itu dan
sembelihlah seekor kambing, kalau tidak puasalah tiga hari ataubersedekah
tiga gantang korma kepada enam orang miskin" (HR. Ahmad dan Muslim).
10
7. Mengadakan akad nikah (nikah, menikahkan atau menjadi wakil dalam
akad nikah). Bagi orang yang melanggar, maka hajinya tidak sah dan harus
mengulang tahun depan,
8. Bersetubuh
Hal tersebut berarti melanggar haji. maka tidak sah hajinya dan harus
menyembelih seekor kambing (menurut dalil yang kuat).
9. Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan. Bagi
pelanggar larangan haji ini wajib menggantikan hewan yang senilai dengan
binatang yang diburu/dibunuhnya, atau membayar dengan harga yang
senilai dengan binatang yang diburu dibunuhnya tersebut kemudian
dibelikannya makanan untuk orang-orang miskin atau berpuasa sebanyak
harga binatang tadi, tiap-tiap seperempat gantang makanan berpuasa satu
hari.
Adapun beberapa kesunatan dalam haji adalah sebagai beriku:
1. Melakukan Haji Ifrad, yaitu melakukan haji saja tanpa disertai/dibarengi
dengan umrah.
2. Membaca doa talbiyah (bagi laki-laki dengan suara keras, bagi perempuan
sekedar didengar oleh dirinya sendiri) selama dalam ihram sampai melontar
jumrah al-aqabah pada hari raya haji. Bacaannya sebagai berikut: "Ya Allah,
aku memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, ya Allah aku
memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji bagl-Mu dan nikmat
adalah dari-Mu, Engkaulahyang menguasai segala sesuatu, tiada sekutu
bagi-Mu".
3. Berdoa setelah membaca talbiyah, yakni dengan meminta keridhaan Allah,
supaya diberi surga dan meminta perlindungan kepada-Nya dari siksa api
neraka.
4. Membaca dzikir sewaktu thafaf (sewaktu di antara Rukun Yamani dan
Hajar Aswad), sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, yaitu
membaca doa sapujagat: "Ya Allah berilah kebaikan kepada kami di dunia
dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka".
5. Shalat dua rakaat sesudah thawaf.
11
6. Memasuki Ka'bah sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas bahwasannya Nabi Saw telah bersabda: "Barang siapa
yang masuk ke Baitullah (Ka'bah), ia telah masuk ke dalam kebaikan, serta
ia keluar mendapat ampunan" (HR. al-Baihaqy).
E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji
Ada tiga macam cara melaksanakan ibadah haji, yaitu:
1. Haji Ifrad, yaitu mendahulukan pelaksanaan ibadah haji kemudian
mengerjakan ibadah umrah. Cara pelaksanaan ibadah haji ini lebih baik
daripada cara ibadah haji yang lain. Pelaksanaan cara ini dihukumkan
sunnah, dan tidak terkena dam/denda. Hanya saja pelaksanaannya
membutuhkan waktu dan tenaga ekstra, karena harus menyelesaikan haji
terlebih dahulu, baru kemudian melakukan ibadah umrah.
2. Haji Qiran, yaitu mengerjakan ibadah haji dan umrah secara berbarengan
(serentak). Cara ini dikenakan dam/denda dengan menyembelih seekor
kambing yang sah untuk qurban, atau berpuasa sepuluh hari (tiga hari
sewaktu masih melakukan ihram sampai hari raya haji, tujuh hari dilakukan
bila telah sampai di negeri masing-masing).
3. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan melakukan ibadah umrah daripada
ibadah haji (di waktu musim haji). Cara pelaksanaan ibadah haji inipun
dikenakan denda. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 196.
F. Hikmah Ibadah Haji
Hikmah haji dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek historis-geografis
Ditinjau dari segi ini, ibadah haji mengandung pelajaran untuk
menghargai jasa-jasa para pendahulu, yaitu para Nabi terdahulu. Bahwa
diutusnya Rasulullah dan salah satu syariatnya adalah ibadah haji
menunjukkan penghargaan dan pelanjut kebrlangsungan ajaran dan jasa-
jasa perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta Siti Hajar, yang telah
mendirikan rumah ibadah pertama di muka bumi bagi manusia. Perjuangan
berat ketiga pendahulunya itu dilestarikan bukan dalam bentuk prasasti atau
peninggalan-peninggalan bentuk fisik, namun dengan menapaktilasi
12
perjalanan para pendahulunya, yaitu diwujudkan dengan perilaku perbuatan
ibadah, sehingga orang yang menunaikan ibadah haji dapat meraskan
langsung perjuangan berat dalam menunaikan ibadah haji yang
pelaksanaannya disamakan dengan jihad fisabilillah.
Di samping itu, dalam melaksanakan ibadah haji dapat secara
langsung melihat dan merasakan medan perjuangan Nabi Saw dan para
sahabat dalam menegakkan agama Allah. Menaklukan medan yang berat.
yang terdiri dari luasnya padang pasir yang kering dan tandus. Dengan
demikian, akan dapat memotivasi setiap bentuk amaliah ibadah seberat
apapun, hendaknya dilakukan dengan tabah dan penuh kesabaran, serta
selalu penuh harap mendapat pertolongan Tuhan.
2. Aspek sosiologis
Ibadah haji diperuntukkan bagi seluruh umat Islam sedunia dari
berbagai kultur dan ras. Sehingga akan dapat dirasakan keragaman budaya
umat Islam yang diikat dalam satu kesatuan aqidah Islam. Akan terlihat pula
betapa Islam mengajarkan egalitarianism, persamaan derajat HAM. Maka
wajar jika Ka'bah dilambangkan sebagai pemersatu dunia. Banyak orang
juga menyebutkan bahwa pelaksanaan ibadah haji merupakan kongres
dunia..
Dengan demikian orang yang telah berhaji adalah orang yang telah
memiliki pengalaman tingkat dunia, telah memiliki wawasan yang luas.
karena telah melihat berbagai macam corak kebudayaan dunia luar. Maka
wajar pula jika para haji setelah pulang ke negerinya masing-masing
menjadi orang yang dihormati dan mendapat tempat yang tinggi dalam
masyarakat namun tetap menjadi orang yang tawadhu karena menghayati
pakaian yang dikenakan sewaktu ibadah haji adalah warna pakaian yang
akan dikenakan sewaktu berakhir hidupnya. Kafan yang berwarna putih,
akan dapat mengingatkan bahwa manusia manakala menghadap Allahkelak,
atribut apapun yang disandangya di dunia ini akan ditinggalkan, hanya
ketaqwaan yang akan diperhitungkan di hadapan Allah SWT.
13
3. Aspek pedagogis
Ibadah haji dapat mendidik manusia untuk meningkatkan amal
perbuatan menjadi lebih baik. Dengan melakukan ibadah haji. manusia
dapat mengambil l'tibar (penjelasan) atas berbagai pengalaman yang
ditemuinya untuk selalu melakukan introspeksi dan evaluasi diri, sehingga
dirinya tidak merasa sebagai orang terbaik, karena ternyata kebaikan yang
ada pada dirinya juga didapatkan pada orang lain, bahkan mungkin orang
lain itu lebih baik dari dirinya.
Dengan ibadah haji akan memunculkan suatu sifat utama dengan
selalu menghargai orang lain dan mencintainya, sebagaimana menghargai
dan mencintai dirinya sendiri. Pada dirinya akan tertanam suatu sikap
menghargai, yang pada akhirnya akan tercipta suasana penuh kedamaian
dalam kebersamaan. Ibadah haji yang dilaksanakan dengan penuh ikhlas
karena Allah SWT akan memberikan makna penyucian diri secara
maksimal.
4. Aspek ekonomis
Ibadah haji merupakan ibadah maliah, karena umtuk melaksanakan
ibadah haji dibutuhkannya biaya yang cukup besar. Maka secara langsung
maupun tidak langsung, jumlah calon haji yang berangkat dapat dijadikan
sebagai indikasi kesejahteraan masyarakat negeri bersangkutan. Dengan
melaksanakan ibadah haji, maka cukup banyak sector ekonomi masyarakat
tergerak dinamis sehingga dapat menambah kesejahteraan ekonomi mereka,
mulai dari masyarakat di negeri sendiri juga kemakmuran masyarakat negeri
Mekkah Mukarramah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-hajj secara etimologi berarti tujuan, maksud dan menyengaja. Dalam
arti terminology, haji berarti bermaksud dengan sengaja mengunjungi Baitullah
(Ka'bah) menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu, karena
memenuhi panggilan Allah semata. Hukum melaksanakan ibadah haji hanyalah
diwajibkan sekali dalam seumur hidup manusia. Rukun haji adalah perbuatan
yang harus dikerjakan yang tidak boleh digantikan dengan satupun. Sehingga
jika tertinggal salah satunya mengakibatkan tidak sah hajinya. Sedangkan wajib
haji ialah sesuatu yang harus dikerjakan namun bila tertinggal salah satunya
karena sesuatu hal, boleh diganti dengan membayar dam. Tata cara pelaksanaan
haji harus sesuai dengan syarat, rukun dan wajib haji.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV, Pustaka Setia.
Ash shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1998. Pedoman Haji.Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra Iman
KH, Ma'rifat.,dkk. 2012. Ibadah Akhlak untuk Perguruan Tinggi.654 Jakarta:
Uhamka Press.
Rahman, Nandi. 2002. Ibadah Akhlak. Jakarta: Uhamka Press Rasyid, H. Sulaiman.
1954. Fiqih Islam. Jakarta: Attahiriyah

More Related Content

Similar to Haji.pdf

Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Anas Wibowo
 
6 da'wah nrosululloh preode makkah
6 da'wah nrosululloh preode makkah6 da'wah nrosululloh preode makkah
6 da'wah nrosululloh preode makkah
adulcharli
 
Haji mabrur full
Haji mabrur fullHaji mabrur full
Haji mabrur full
Erta Erta
 
Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2
SriWasillah
 
Shalat
ShalatShalat
Bimbingan haji dan Umrah.pptx
Bimbingan haji dan Umrah.pptxBimbingan haji dan Umrah.pptx
Bimbingan haji dan Umrah.pptx
uswatunhasanah011
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
dinanurfadhilah
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
dinanurfadhilah
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
dinanurfadhilah
 
Pidato islam
Pidato islamPidato islam
Pidato islam
Nano Wijaya
 
Manasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrahManasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrah
askary
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
Warnet Raha
 
Khutbah Idul Adha.pdf
Khutbah Idul Adha.pdfKhutbah Idul Adha.pdf
Khutbah Idul Adha.pdf
drAhmadMuhsinin
 
Bahan makalah haji
Bahan makalah hajiBahan makalah haji
Bahan makalah haji
Fajrianor Elmi Mahfuz
 
Haji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdfHaji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdf
Zukét Printing
 
Sekilas ttg umroh
Sekilas ttg umrohSekilas ttg umroh
Sekilas ttg umroh
Fori Suwargono
 
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
cheapweb
 
Umroh_1.pptx
Umroh_1.pptxUmroh_1.pptx
Umroh_1.pptx
AhmadFauziNasution
 
Tata cara haji
Tata cara hajiTata cara haji
Tata cara haji
Helmon Chan
 

Similar to Haji.pdf (20)

Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
 
6 da'wah nrosululloh preode makkah
6 da'wah nrosululloh preode makkah6 da'wah nrosululloh preode makkah
6 da'wah nrosululloh preode makkah
 
Haji mabrur full
Haji mabrur fullHaji mabrur full
Haji mabrur full
 
Falsafah haji
Falsafah hajiFalsafah haji
Falsafah haji
 
Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2Makalah agama islam 3 materi 2
Makalah agama islam 3 materi 2
 
Shalat
ShalatShalat
Shalat
 
Bimbingan haji dan Umrah.pptx
Bimbingan haji dan Umrah.pptxBimbingan haji dan Umrah.pptx
Bimbingan haji dan Umrah.pptx
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Materi bab 4
Materi bab 4Materi bab 4
Materi bab 4
 
Pidato islam
Pidato islamPidato islam
Pidato islam
 
Manasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrahManasik haji dan umrah
Manasik haji dan umrah
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Khutbah Idul Adha.pdf
Khutbah Idul Adha.pdfKhutbah Idul Adha.pdf
Khutbah Idul Adha.pdf
 
Bahan makalah haji
Bahan makalah hajiBahan makalah haji
Bahan makalah haji
 
Haji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdfHaji dan Umroh.pdf
Haji dan Umroh.pdf
 
Sekilas ttg umroh
Sekilas ttg umrohSekilas ttg umroh
Sekilas ttg umroh
 
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
12.09.2014 ( rumi ) lambaian haji dan tarbiah ilahiyyah.doc
 
Umroh_1.pptx
Umroh_1.pptxUmroh_1.pptx
Umroh_1.pptx
 
Tata cara haji
Tata cara hajiTata cara haji
Tata cara haji
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zukét Printing
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Zukét Printing
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Haji.pdf

  • 1. MAKALAH HAJI Dosen Pengampu: Zulaiha, M.Pd.I. Disusun Oleh: Kelompok 3 Siti aisyah (211207520125) Siti Aisyah (211207520126) Putri Wulandari (211207520122) Riyan Bayu Saufi (211207520123) PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni ibu Zulaiha, M.Pd.I. yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “HAJI” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian. Kraksaan, 24 Mei 2022 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................1 C. Tujuan ......................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2 A. Definisi dan hokum haji...........................................................................2 B. Latar Belakang Sejarah Haji ....................................................................3 C. Rukun dan Wajib Haji..............................................................................4 D. Larangan dan Sunnah Haji.......................................................................8 E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji................................................................11 F. Hikmah Ibadah Haji...............................................................................11 BAB III PENUTUP..............................................................................................14 A. Kesimpulan ............................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka Sedangkan menurut syarak, haji adalah mengunjungi atau menziarahi Baitullah (Kakbah) dengan niat beribadah kepada Allah swt. dalam waktu yang telah ditentukan dan cara-cara yang sesuai dengan syariat. Syarat haji adalah sesuatu yang apabila terpenuhi, maka menjadikan orang tersebut wajib melaksanakan ibadah haji. Hal ini berbeda dengan umrah yang bias dilaksankan sewaktu-waktu .kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat islam bermalam dimina, wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9 dzulhijjjah dan berakhir setelah melempar jumrah pada tanggal 10 dzulhijjah. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dan hokum haji ? 2. Bagaiamana latar belakang sejarah haji ? 3. Apa saja rukun sah wajib haji ? 4. Apa saja larangan dan sunnah haji ? 5. Bagaimana cara pelaksanaan ibadah haji ? 6. Apa saja hikmah ibadah haji ? C. Tujuan 1. Mengetahui definisi dan hokum haji 2. Mengetahui latar belakang sejarah haji 3. Mengetahui rukun sah wajib haji 4. Mengetahui larangan dan sunnah haji 5. Mengetahui cara pelaksanaan ibadah haji 6. Mengetahui hikmah ibadah haji
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan hokum haji Al-hajj secara etimologi berarti tujuan, maksud dan menyengaja. Dalam arti terminology, haji berarti bermaksud dengan sengaja mengunjungi Baitullah (Ka'bah) menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu.karena memenuhi panggilan Allah semata. Hukum melaksanakan ibadah haji hanyalah diwajibkan sekali dalam seumur hidup manusia. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: "Rasulullah Saw berkhotbah kepada kami. Katanya : Wahai manusia! Allah telah memfardhukan haji bagi kamu, maka laksanakanlah! Kemudian seseorang bertanya: Apakah haji itu dikerjakan setiap tahun ya Rasulullah? Rasulullah Saw kemudian diam, sampai laki-laki itu mengulang pertanyaan itu tiga kali. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Kalau saya katakan benar, pasti akan wajib setiap tahun, tetapi kalian tidak akan mampu". (HR. Ahmad bin Hanbal, Muslim dan al-Nasai). Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda: "Ikutilah amalan haji dengan umrah karena kedua amalan itu meniadakan sifat kikir dan dosa sebagaimana ahli logam membuang karat dari besi. perak dan emas. Tiada lain pahala yang diterima haji yang mabrur, kecuali surga". (HR. al-Tirmidzy, al- Nasai dan Ibnu Majah dan Ibnu Mas'ud). Terdapat perbedaan yang mendasar antara haji dan umrah. Ibadah haji dilakukan pada waktu-waktu yang tertentu, yaitu di bulan-bulan haji. Sedangkan umrah boleh dilakukan di bulan-bulan haji (dapat dilakukan bebarengan dengan ibadah haji), atau dilakukan diluar bulan haji (kapan saja). Ibadah haji melakukan wuquf di Arafah, sedangkan ibadah umrah tidak perlu melakukannya.
  • 6. 3 B. Latar Belakang Sejarah Haji Pelaksanaan ibadah haji ditetapkan sepenuhnya oleh Rasulullah Saw. berdasarkan petunjuk Allah. Praktek pengamalannya pada prinsipnya menapaktilasi perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As. Setelah Nabi Ibrahim As membangun Baitullah, menyuruh anak cucunya bertempat tinggal disekitamya. Sejak itulah orang-orang Arab melakukan haji ke Baitullah dan hal itu dilakukan terus menerus dengan prinsip beribadah hanya mengharap ridho Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sebagaimana ayat berikut (QS. Al-Baqarah 2:127): "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami). sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Setelah beberapa abad kemudian, mereka melakukan perubahan tatacara ibadah haji sebagaimana dilakukan pada Nabi Musa As. Dengan perubahan itu, mereka mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala, mengangkat berhala di atas Baitullah dan meletakkan di sekelilingnya. Mereka meminta pertolongan kepada berhala dan menjadikannya sebagai pemeberi syafa'at selain Allah. Mereka menyembelih hewan qurban untuk berhala dan menyebut nama-nama berhala ketika menyembelih. Mereka melakukan thawaf dengan telanjang dan sebagian mereka tidak melakukan wuquf di Arafah bersama yang lain, karena mereka merasa derajatnya di atas derajat manusia yang lain, sebab mereka mempunyai kewenangan mengurus Baitullah. Hamka menjelaskan dengan lebih detail, yaitu bahwa sebelum negeri Mekkah ditaklukan oleh Rasulullah dan kaum Muslimin pada tahun ke 8 hijriah, maka pada tahun ke 7 hijriah sudah berlaku juga umratul qadha, pengganti umrah yang tidak jadi pada tahun ke 6 hijriah, padahal di Mekkah masih ada berhala, di Ka'bah masih terdapat 360 berhala. Bahkan di bukit Shafa, masih terdapat berhala Lata sehingga menghalangi orang Islam yang datang untuk melakukan ritual Sa'i (berjalan cepat antara Shafa dan Marwah). Maka ada sahabat Rasulullah yang ragu-ragu tentang Sa'i di antara Shafa dan Marwah itu karena melihat masih ada berhala
  • 7. 4 lata berdiri di sana. Lalu datanglah ayat, bahwa Sa'i di antara Shafa dan Marwah itu tidak ada halangan diteruskan sebab kita melakukan Sa'i itu semata-mata ibadah karena Allah.Kerena terdapat berbagai perubahan itulah maka diutuslah Nabi Muhammad Saw, yang dengan tegas mengatakan bahwasannya kedatangannya adalah hendak membangkitkan kembali ajaran asli Nabi Ibrahim, ajaran Hanif dan Muslim. Lurus menuju Allah dan berserah diri kepada-Nya. Maka kedatangan Nabi Muhammad adalah memperkuat kemabli ajaran Nabi Ibrahim itu, menghidupkan kembali sendi pokok ajaran beliau. Oleh sebab itu, Ka'bah bukanlah semata-mata sebuah rumah kuno yang antikdan menjadi sekedar tujuan wisata rohani bagi wisatawan. Oleh sebab itu Nabi Muhammad Saw meneruskan perintah Allah atas Nabi Ibrahim. agar semua manusia datang ke tempat itu. C. Rukun dan Wajib Haji Rukun haji adalah perbuatan yang harus dikerjakan yang tidak boleh digantikan dengan satupun. Sehingga jika tertinggal salah satunya mengakibatkan tidak sah hajinya. Sedangkan wajib haji ialah sesuatu yang harus dikerjakan namun bila tertinggal salah satunya karena sesuatu hal, bolch diganti dengan membayar dam (denda yang harus dibayarkan/ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang telah tercapai). Rukun haji ada enam, yaitu: 1. Ihram Thram adalah berniat mulai mengerjakan haji atau umrah, dengan memakai pakaian ihran (warna putih). Pakaian ihram laki-laki tidak berjahit, namun bagi wanita boleh berjahit. 2. Wuquf di Arafah Wuquf adalah berhenti (hadir) di padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yang mulai dari tergelincir matahari (waktu zhuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang sedang mengerjakan haji itu wajib berada di padang arafah pada waktu tersebut. Dalam sebuah sabda Rasulullah Saw, diterangkan :"Dari Abd al- Rahman bin Ya'mur, bahwasannya orang-orang Nejd telah datang kepada Raulullah Saw, sewaktu beliau sedang wuquf di Arafah. Mereka bertanya kepada beliau, maka beliau kemudian menyuruh orang supaya
  • 8. 5 mengumumkan "Haji itu Arafah." Artinya, yang terpenting urusan haji iaslah hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam sepuluh sebelum terbit fajar sesungguhnya ia telah mendapat waktu yang sah" (HR. Lima Ahli Hadits). Dari hadits tersebut, bahwasannya kehadiran di padang Arafah pada waktu- waktu yang telah ditentukan itu penting, karena inti haji adalah Arafah. Dan Wuquf inilah yang menjadi pokok perbedaan haji dengan umrah, bahwa dalam pelaksanaan ibadah umrah tidak diharuskan melakukan wuquf di Arafah. 3. Thawaf Thawaf ialah mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Thawaf rukun/thawaf yang merupakan rukun haji ini dinamakan Thawaf Ifadhah. Cara melakukan thawaf ialah: Pertama, harus suci dari hadats dan najis. Kedua, menutup aurat. Ketiga, Ka'bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf. Keempat, memulai thawaf dari Hajar al-Aswad (batu hitam) yang ada di salah satu sudut Ka'bah yang dinamakan Rukun Yamani, dengan cara menyapunya (kalau dapat, bahkan bolehmenciumnya, namun kalau tidak dapat cukup dengan melambaikan tangan sewaktu berada di arah Hajar al- Aswad tersebut). Kelima, thawaf itu dilakukan tujuh kali (dari Hajar al- Aswad ke Hajar al-Aswad terhitung satu kali). Keenam. melakukan thawaf hendaknya berada berada di dalam Masjid al-Haram. Sewaktu Thawaf membaca: "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah". 4. Sa'i Sa'i ialah berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Dimana pada saat ini, jarak di antara dua bukit ini telah dibuatkan penghubung berupa atap dan berlantai marmer, sehingga orang-orang yang melakukan sa'i tidak lagi merasa kepanasan oleh teriknya matahari. 5. Tahallul Tahallul ialah penghalalan atas beberapa larangan dalam ibadah haji dengan cara menggunting rambut minimal tiga helai. Tahallul ada dua macam, yaitu
  • 9. 6 Tahallul pertama adalah penghalalan atas beberapa larangan haji seperti bolehnya melepas pakaian ihram, menggunting kuku, memakai wangi- wangian. menutup kepala. Setelah tahallul pertama. pelaksanaan rukun haji telah selesai, namun wajib hajinya belum selesai. Tahallul kedua adalah penghalalan atas keseluruhan larangan dalam ibadah haji, seperti melakukan akad nikah. 6. Tertib Yaitu menertibkan urutan pelaksanaan rukun, yang dahulu. didahulukan, yang kemudian dikemudiankan, seperti melakukan thawaf lebih didahulukan daripada melakukan sa'i dan seterusnya. Adapun wajib haji ada tujuh, yaitu: a. Ihram dari miqat Miqat ada dua macam, yaitu miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani, adalah waktu berniat haji, yakni sejak awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Miqat makani adalah tempat-tempat yang telah ditentukan untuk melakukan ihram, seperti Yamlam, Dzulhulaifah, Juhfah, Qarn al-Manazil, Dzatu Irqin. Birr Ali, Jeddah dan lain-lain. Secara lebih terperinci, Sulaiman Rasyid menerangkan mengenai miqat makani ini sebagai berikut: 1) Mekkah aialah miqat bagi orang-orang yang tinggal di Mekkah. Maka penduduk Mekkah yang hendak berhaji, hendaklah mereka ihram dari rumah masing-masing. 2) Zulhulaifah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari arah Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah. 3) Juhfah adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari Mesir, Maghribi dan negeri-negeri yang sejajar dengannya. Juhfah itu sendiri merupakan kampong di antara Mekkah dan Madinah yang kini telah lenyap. Oleh karena itu miqat ditentukan di kampong yang dekat dengannya yaitu kampong Rabig. 4) Yalamlam adalah suatu bukit, miqat bagi orang yang datang dari arah Yaman, Indian, Indonesia dan negeri-negeri yang sejajar dengannya.
  • 10. 7 5) Qamul Manazil adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Najd serta negeri-negeri yang sejajar dengannya. 6) Dzatu Irqin adalah miqat bagi orang yang datang dari arah Iraq dan negeri-negeri yang sejajar dengannya. 7) Bagi orang yang tinggal di daerah antara Mekah dan miqat-miqat tersebut diatas, maka miqat mereka adalah di daerahnya masing- masing. b. Bermalam di Muzdalifah Maksudnya adalah setelah melakukan wuquf di Arafah, para jama'ah melakukan perjalanan menuju Muzdalifah dan malam itu (malam 10 Dzulhijjah) hendaknya bermalam di Muzdalifah, jangan melanjutkan perjalanan (karena yang melanjutkan dikenakan denda/dam). Yang dilakukan di Muzdalifah di waktu malam itu adalah mencari/mengambil batu-batu kerikil dengan menggunakan lentera atau lampu senter untuk melontar jumrah di Mina keesokan harinya. c. Melontar Jumrah al-Aqabah Melontar jumrah adalah melempar suatu jumroh yang dinamai Jumrah al- Aqabah. Penentuan miqat ini ditetapkan oleh Rasulullah. Namun, karena situasi dan kondisi dan demi kenyamanan jama'ah haji, maka ketentuan berikutnya diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi dan sewaktu- waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Jumrah ada tiga, berbentuk tiga buah tugu sebagai pelambang syaitan (yang dulu menggoda Nabi Ibrahim, Ismail dan Siti Hajar. Yaitu sewaktu Ibrahim hendak menyembelih Ismail atas perintah Allah. Ketiganya digoda oleh syaitan agar tidak melakukannya, namun ketiga orang tersebut tidak tergoda dan masing-masing melempari syaitan dengan batu sebanyak tujuh lontaran batu kerikil. Pelontaran terhadap Jumrah al-Aqabah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah yakni di hari Raya Idul Adha. d. Melontar Tiga Jumrah Ketiga jumrah dilontar masing-masing dengan tujuh buah batu kerikil, yang dilakukan pada hari Tasyrik, yakni tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah. Pelontaran terhadap ketiga jumrah itu hendaknya berurutan, mulai Jumrah al-Ula, kemudian Jumrah al-Wushta dan terakhir Jumrah al-Aqabah.
  • 11. 8 e. Bermalam di Mina Yaitu bermalam di Mina selama tiga hari, yaitu dihari-hari tasyriq, tempat dimana terletak ketiga jumrah. Jarak Mina dengan Mekkah sekitar 5km, dalam sebuah hadits yang yang diriwayatkan oleh Aisyah Ummul Mukminin, la berkata: "Rasulullah Saw, telah tinggal di Mina selama hari tasyriq, beliau melontar jumrah apabila matahari telah cenderung ke sebelah Barat, tiap-tiap jumrah dilontar dengan tujuh batu kerikil" (HR. Ahmad dan Abu Daud). f. Thawaf Wada" Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, sebagaimana cara melakukan Thawaf Ifadhah. Thawaf Wada ini adalah thawaf perpisahan sebagai symbol perpisahan melakukan ibadah haji. Setelah itu para jama'ah haji melakukan tahallul kedua, yang merupakan pembebasan atas seluruh larangan haji. g. Meninggalkan larangan haji Yaitu menjauhkan diri dari segala larangan (muharramat) dalam pelaksanaan ibadah haji. D. Larangan dan Sunnah Haji Beberapa larangan dan konsekuensi denda karena melanggar laranganadalah sebagai berikut: 1. Memakai pakaian yang berjahit (bagi kaum pria). 2. Menutup kepala (bagi kaum pria). 3. Menutup muka dan telapak tangan (bagi perempuan). 4. Memakai wangi-wangian setelah ihram (baik laki-laki maupun perempuan). 5. Menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain. 6. Memotong kuku. Terhadap pelanggaran atas keenam larangan haji di atas dikenakan denda masing-masing dengan memilih alternative di antara tiga hal, yaitu menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban, atau puasa tiga hari, atau bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang miskin.
  • 12. 9 Hal ini didasarkan atas firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 196. ۖ ‫م‬ ‫ي‬‫ح‬ ‫د‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ َ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ َ ‫ر‬َ ‫س‬‫ح‬‫ي‬َ‫ت‬‫ح‬ ‫اس‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ‫ف‬ ‫ح‬ُ ‫ُت‬‫ح‬ ‫ر‬‫م‬ ‫ص‬‫ح‬ ‫أُح‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫م‬‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ‫م‬َّ‫م‬ ‫ّلِل‬ َ‫ة‬َ ‫ر‬‫ح‬ ‫م‬ُ‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬َ ‫و‬ َّ ‫ج‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُّ‫م‬ ‫أَِت‬َ ‫و‬ ‫ا‬‫ا‬ً‫ض‬‫م‬‫ر‬َ‫م‬ ‫ح‬ُْ ‫ُك‬‫ح‬ ‫م‬ ‫م‬ َ ‫ن‬‫ا‬َ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ن‬َ ‫م‬َ‫ف‬ ۚ ُ ََّ‫م‬َ ‫ِح‬ ُ ‫ي‬‫ح‬ ‫د‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ َ‫غ‬َُ‫ح‬‫ب‬َ‫ض‬ َّٰ ‫َّت‬َ ‫ح‬ ‫ح‬ُْ ‫ُك‬َ ‫وس‬ُ‫ء‬ُ ‫ر‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬‫م‬َ‫ح‬َ ‫َت‬ َ ‫َل‬َ ‫و‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫م‬‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ٍ ‫ك‬ُ‫س‬ُ‫ن‬ ‫ح‬ ‫َو‬‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ ‫د‬َ‫ص‬ ‫ح‬ ‫َو‬‫أ‬ ٍ ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬‫م‬ ‫ص‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ض‬‫ح‬ ‫د‬‫م‬‫ف‬َ‫ف‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫س‬‫ح‬‫أ‬َ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ى‬‫ا‬‫ذ‬َ‫أ‬ ‫م‬‫م‬‫ب‬ ‫ح‬ ‫َو‬‫أ‬ ‫ح‬َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ن‬َ ‫م‬َ‫ف‬ ۚ ‫م‬ ‫ي‬‫ح‬ ‫د‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ َ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ َ ‫ر‬َ ‫س‬‫ح‬‫ي‬َ‫ت‬‫ح‬ ‫اس‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ‫ف‬ ‫م‬ ‫ج‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ َ ‫َل‬‫م‬‫إ‬ ‫م‬‫ة‬َ ‫ر‬‫ح‬ ‫م‬ُ‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫م‬ ‫ِب‬ َ‫َّع‬‫ت‬ََ ‫ِت‬ ‫ح‬ ‫ن‬َ ‫م‬َ‫ف‬ ‫ح‬ُْ‫ت‬‫ح‬ ‫م‬ ‫َم‬‫أ‬ ٌ‫ة‬َ ‫ر‬َ ‫ش‬َ‫ع‬ َ ‫ك‬‫ح‬َ‫م‬‫ت‬ ۗ ‫ح‬ُْ‫ت‬‫ح‬‫ع‬َ ‫ج‬َ ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫م‬‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬‫ح‬‫ب‬َ ‫س‬َ ‫و‬ ‫م‬ ‫ج‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ِف‬ ٍ ‫م‬َّ ‫ََّي‬‫أ‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ث‬ َ ‫َل‬َ‫ث‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬‫م‬ ‫ص‬َ‫ف‬ ‫ح‬ ‫د‬‫م‬َ ‫َي‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ات‬َ ‫و‬ ۚ ‫م‬ ‫م‬‫ا‬َ ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫م‬‫د‬ ‫م‬ ‫ج‬‫ح‬‫س‬َ ‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬‫م‬‫ر‬‫م‬ ‫اض‬َ ‫ح‬ َُُ‫ح‬ ‫َه‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫ن‬ُ ‫ُك‬َ‫ض‬ ‫ح‬َ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ن‬َ ‫م‬‫م‬‫ل‬ َ ‫ك‬‫م‬‫ل‬َٰ‫ذ‬ ۗ ٌ‫ة‬ََ‫م‬ ‫ام‬َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫اب‬َ‫ق‬‫م‬‫ع‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ضد‬‫م‬‫د‬َ ‫ش‬ ََّ ‫اّلِل‬ َّ ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫م‬ََ‫ح‬‫اع‬َ ‫و‬ ََّ ‫اّلِل‬ "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sebelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah tas berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji). (wajiblah ia menyembelih), korban yang mudah didapat tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu). Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah berpulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada di (sekitar) Majidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya." Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa suatu ketika seseorang mengadu kepada Rasulullah Saw bahwa kepalanya sakit sewaktu beribadah. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: "Cukurlah rambutmu itu dan sembelihlah seekor kambing, kalau tidak puasalah tiga hari ataubersedekah tiga gantang korma kepada enam orang miskin" (HR. Ahmad dan Muslim).
  • 13. 10 7. Mengadakan akad nikah (nikah, menikahkan atau menjadi wakil dalam akad nikah). Bagi orang yang melanggar, maka hajinya tidak sah dan harus mengulang tahun depan, 8. Bersetubuh Hal tersebut berarti melanggar haji. maka tidak sah hajinya dan harus menyembelih seekor kambing (menurut dalil yang kuat). 9. Berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan. Bagi pelanggar larangan haji ini wajib menggantikan hewan yang senilai dengan binatang yang diburu/dibunuhnya, atau membayar dengan harga yang senilai dengan binatang yang diburu dibunuhnya tersebut kemudian dibelikannya makanan untuk orang-orang miskin atau berpuasa sebanyak harga binatang tadi, tiap-tiap seperempat gantang makanan berpuasa satu hari. Adapun beberapa kesunatan dalam haji adalah sebagai beriku: 1. Melakukan Haji Ifrad, yaitu melakukan haji saja tanpa disertai/dibarengi dengan umrah. 2. Membaca doa talbiyah (bagi laki-laki dengan suara keras, bagi perempuan sekedar didengar oleh dirinya sendiri) selama dalam ihram sampai melontar jumrah al-aqabah pada hari raya haji. Bacaannya sebagai berikut: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji bagl-Mu dan nikmat adalah dari-Mu, Engkaulahyang menguasai segala sesuatu, tiada sekutu bagi-Mu". 3. Berdoa setelah membaca talbiyah, yakni dengan meminta keridhaan Allah, supaya diberi surga dan meminta perlindungan kepada-Nya dari siksa api neraka. 4. Membaca dzikir sewaktu thafaf (sewaktu di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad), sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, yaitu membaca doa sapujagat: "Ya Allah berilah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka". 5. Shalat dua rakaat sesudah thawaf.
  • 14. 11 6. Memasuki Ka'bah sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasannya Nabi Saw telah bersabda: "Barang siapa yang masuk ke Baitullah (Ka'bah), ia telah masuk ke dalam kebaikan, serta ia keluar mendapat ampunan" (HR. al-Baihaqy). E. Cara Pelaksanaan Ibadah Haji Ada tiga macam cara melaksanakan ibadah haji, yaitu: 1. Haji Ifrad, yaitu mendahulukan pelaksanaan ibadah haji kemudian mengerjakan ibadah umrah. Cara pelaksanaan ibadah haji ini lebih baik daripada cara ibadah haji yang lain. Pelaksanaan cara ini dihukumkan sunnah, dan tidak terkena dam/denda. Hanya saja pelaksanaannya membutuhkan waktu dan tenaga ekstra, karena harus menyelesaikan haji terlebih dahulu, baru kemudian melakukan ibadah umrah. 2. Haji Qiran, yaitu mengerjakan ibadah haji dan umrah secara berbarengan (serentak). Cara ini dikenakan dam/denda dengan menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban, atau berpuasa sepuluh hari (tiga hari sewaktu masih melakukan ihram sampai hari raya haji, tujuh hari dilakukan bila telah sampai di negeri masing-masing). 3. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan melakukan ibadah umrah daripada ibadah haji (di waktu musim haji). Cara pelaksanaan ibadah haji inipun dikenakan denda. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 196. F. Hikmah Ibadah Haji Hikmah haji dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu: 1. Aspek historis-geografis Ditinjau dari segi ini, ibadah haji mengandung pelajaran untuk menghargai jasa-jasa para pendahulu, yaitu para Nabi terdahulu. Bahwa diutusnya Rasulullah dan salah satu syariatnya adalah ibadah haji menunjukkan penghargaan dan pelanjut kebrlangsungan ajaran dan jasa- jasa perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta Siti Hajar, yang telah mendirikan rumah ibadah pertama di muka bumi bagi manusia. Perjuangan berat ketiga pendahulunya itu dilestarikan bukan dalam bentuk prasasti atau peninggalan-peninggalan bentuk fisik, namun dengan menapaktilasi
  • 15. 12 perjalanan para pendahulunya, yaitu diwujudkan dengan perilaku perbuatan ibadah, sehingga orang yang menunaikan ibadah haji dapat meraskan langsung perjuangan berat dalam menunaikan ibadah haji yang pelaksanaannya disamakan dengan jihad fisabilillah. Di samping itu, dalam melaksanakan ibadah haji dapat secara langsung melihat dan merasakan medan perjuangan Nabi Saw dan para sahabat dalam menegakkan agama Allah. Menaklukan medan yang berat. yang terdiri dari luasnya padang pasir yang kering dan tandus. Dengan demikian, akan dapat memotivasi setiap bentuk amaliah ibadah seberat apapun, hendaknya dilakukan dengan tabah dan penuh kesabaran, serta selalu penuh harap mendapat pertolongan Tuhan. 2. Aspek sosiologis Ibadah haji diperuntukkan bagi seluruh umat Islam sedunia dari berbagai kultur dan ras. Sehingga akan dapat dirasakan keragaman budaya umat Islam yang diikat dalam satu kesatuan aqidah Islam. Akan terlihat pula betapa Islam mengajarkan egalitarianism, persamaan derajat HAM. Maka wajar jika Ka'bah dilambangkan sebagai pemersatu dunia. Banyak orang juga menyebutkan bahwa pelaksanaan ibadah haji merupakan kongres dunia.. Dengan demikian orang yang telah berhaji adalah orang yang telah memiliki pengalaman tingkat dunia, telah memiliki wawasan yang luas. karena telah melihat berbagai macam corak kebudayaan dunia luar. Maka wajar pula jika para haji setelah pulang ke negerinya masing-masing menjadi orang yang dihormati dan mendapat tempat yang tinggi dalam masyarakat namun tetap menjadi orang yang tawadhu karena menghayati pakaian yang dikenakan sewaktu ibadah haji adalah warna pakaian yang akan dikenakan sewaktu berakhir hidupnya. Kafan yang berwarna putih, akan dapat mengingatkan bahwa manusia manakala menghadap Allahkelak, atribut apapun yang disandangya di dunia ini akan ditinggalkan, hanya ketaqwaan yang akan diperhitungkan di hadapan Allah SWT.
  • 16. 13 3. Aspek pedagogis Ibadah haji dapat mendidik manusia untuk meningkatkan amal perbuatan menjadi lebih baik. Dengan melakukan ibadah haji. manusia dapat mengambil l'tibar (penjelasan) atas berbagai pengalaman yang ditemuinya untuk selalu melakukan introspeksi dan evaluasi diri, sehingga dirinya tidak merasa sebagai orang terbaik, karena ternyata kebaikan yang ada pada dirinya juga didapatkan pada orang lain, bahkan mungkin orang lain itu lebih baik dari dirinya. Dengan ibadah haji akan memunculkan suatu sifat utama dengan selalu menghargai orang lain dan mencintainya, sebagaimana menghargai dan mencintai dirinya sendiri. Pada dirinya akan tertanam suatu sikap menghargai, yang pada akhirnya akan tercipta suasana penuh kedamaian dalam kebersamaan. Ibadah haji yang dilaksanakan dengan penuh ikhlas karena Allah SWT akan memberikan makna penyucian diri secara maksimal. 4. Aspek ekonomis Ibadah haji merupakan ibadah maliah, karena umtuk melaksanakan ibadah haji dibutuhkannya biaya yang cukup besar. Maka secara langsung maupun tidak langsung, jumlah calon haji yang berangkat dapat dijadikan sebagai indikasi kesejahteraan masyarakat negeri bersangkutan. Dengan melaksanakan ibadah haji, maka cukup banyak sector ekonomi masyarakat tergerak dinamis sehingga dapat menambah kesejahteraan ekonomi mereka, mulai dari masyarakat di negeri sendiri juga kemakmuran masyarakat negeri Mekkah Mukarramah.
  • 17. 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Al-hajj secara etimologi berarti tujuan, maksud dan menyengaja. Dalam arti terminology, haji berarti bermaksud dengan sengaja mengunjungi Baitullah (Ka'bah) menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang tertentu, karena memenuhi panggilan Allah semata. Hukum melaksanakan ibadah haji hanyalah diwajibkan sekali dalam seumur hidup manusia. Rukun haji adalah perbuatan yang harus dikerjakan yang tidak boleh digantikan dengan satupun. Sehingga jika tertinggal salah satunya mengakibatkan tidak sah hajinya. Sedangkan wajib haji ialah sesuatu yang harus dikerjakan namun bila tertinggal salah satunya karena sesuatu hal, boleh diganti dengan membayar dam. Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun dan wajib haji.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Slamet. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV, Pustaka Setia. Ash shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1998. Pedoman Haji.Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra Iman KH, Ma'rifat.,dkk. 2012. Ibadah Akhlak untuk Perguruan Tinggi.654 Jakarta: Uhamka Press. Rahman, Nandi. 2002. Ibadah Akhlak. Jakarta: Uhamka Press Rasyid, H. Sulaiman. 1954. Fiqih Islam. Jakarta: Attahiriyah