Majelis ba’da Dhuhur Masjid Baitut Tarbiyah LAN-RI
Juni 2017 / Ramadhan 1438 H
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Majelis ba’da Dhuhur Masjid Baitut Tarbiyah LAN-RI
Juni 2017 / Ramadhan 1438 H
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
1
* Peringatan: kitab ini masih dalam semakan. Jika terdapat sebarang pembetulan, dari segi
ayat dan nama perawi hadis, sila maklumkan kepada kami untuk di buat pembetulan.
Sekian terima kasih.
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
1
* Peringatan: kitab ini masih dalam semakan. Jika terdapat sebarang pembetulan, dari segi
ayat dan nama perawi hadis, sila maklumkan kepada kami untuk di buat pembetulan.
Sekian terima kasih.
HADITS TENTANG PENDIDIKAN DIRI, PENDIDIKAN ANAK : HADITS TARBAWI STAIN SALATIGA11111047
Hadits tentang Pendidikan Diri, Pendidikan Anak
Disusun Guna Melengkapi Tugas Matakuliah Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Wahidin, S. Pd. I, M. Pd
Pada bab Hadits Tentang Pendidikan Diri, Pendidikan Anak ini akan dibahas 3 hadits, yaitu:
-Hadits dari Abu Hurairah tentang anak lahir atas dasar fitrah
-Hadits dari Samurah tentang hal-hal yang dilakukan terhadap anak yang baru lahir
-Hadits dari Amer bin Syu’aib tentang pendidikan shalat terhadap anak usia tujuh tahun
1. HADIST RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN ISLAM
Di Susun Oleh :
Nenden Esa KM : 111 10 006
Afif Kurnia Rohman : 111 10 007
Dwi Cahyo N : 111 10 008
Anisa Khomsiyah : 111 10 032
3. Arti Hadist
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rasulallah saw
bersabda, “Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali
dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orang tuanyalah
yang menjadikan ia Yahudi, Nashrani, dan Majusi,
sebagaimana dilahirkannya binatang ternak dengan
sempurna, apakah padanya terdapat telinga yang
terpotong atau kecacatan lainnya?. Kemudian Abu
Hurairoh membaca, Jika engkau mau hendaklah baca,
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus. (Hadits
tersebut ditakhrij oleh Bukhori, Muslim, Ibnu al-
Mundzir, Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Mardawaeh).
4. PENJELASAN
Dari hadist tentang kefitrahan manusia,
dapat disimpulkan bahwa :
Setiap manuisa dilahirkan dalam keadaan
fitrah, adapun apabila ia berubah mejadi
yahudi, nasrani, nasrani, atau lainnya, itu
dipengaruhi baik oleh orang tuanya
maupun lingkungannya.
5. Nilai pendidikan dalam hadist ini yaitu : pada
asal penciptannya semua manusia dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Dan sebaiknya kefitrahan
tersebut harus selalu dijaga sampai mati. Seperti
firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 102.
yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam Keadaan beragama Islam”.
6. Ada dua faktor yang membentuk prilaku,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
faktor internal :
- insting biologis
- keutuhan psikologis
- kebutuhan pemikiran
faktor eksternal :
- lingkungan keluarga
- lingkungan sosial
- lingkugan sosial
8. Arti Hadist :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya
bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada
kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :
“ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “.
Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya
lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan
adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak
melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang
hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika
seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan
dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau
(Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “.(Riwayat Muslim)
9. Penjelasan :
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam
maknanya, karena berasal dari dua makhluk
Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’
(kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul
Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah).
Ada 3 pokok ajaran Islam yang terkandung dalam
hadist ini, diantaranya :
1. Iman
2. Islam
3. Ihsan
10. A. Iman
Kata iman berasal dari bahasa arab, yang
merupakan masdar dari madli Amana,
Yu’minu, Imanan, yang artinya percaya.
Sedangkan menurut hadits pokok yang telah
kami paparkan sebelumnya, iman adalah
1. Percaya (adanya) Allah swt
2. Percaya kepada para malaikat-Nya
3. Percaya kepada kitab-kitabNya
4. Percaya kepada Rasul-Nya
5. Percaya kepada hari akhir
6. Percaya kepada Qada dan Qadar.
11. B. Islam
Islam berasal dari bahasa arab yaitu
Aslama yuslimu islaman, yang berarti
selamat. Sedangkan menurut hadits pokok
diatas, Islam ialah Rukun Islam, yaitu :
1. Syahadat
2. Salat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji bagi yang mampu
12. C. Ihsan
Kata ihsan,dari ahsana yuhsinu ihsanan,
yaitu bahasa arab yang berarti berbuat
baik, atau memperbaiki. Sedangkan bila
memandang dari hadits pokok diatas,
ihsan diartikan sebagai menyembah
Allah seakan akan kita melihat-Nya, atau
setidaknya kita merasa selalu diawasi
oleh Allah.
13. KESIMPULAN
Secara umum, pendidikan agama Islam
bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
14. Dari tinjauan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi
yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan
pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:
1) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran
agama Islam.
2) Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual)
serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama
Islam.
3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang
dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran
Islam.
4) Dimensi pengamalannya.