Materi Penggunaan Obat Rasional.
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
Poster Dagusibu Ikatan Apoteker Indonesia
Dagusibu adalah sebuah akronim atau singkatan dari istilah Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang. Dagusibu adalah semacam visi misi dari Apoteker di Indonesia untuk mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang baik dan benar dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dalam segi pelayanan kefarmasian.
Dagusibu sendiri sebenarnya sudah digagas sejak lama oleh para apoteker di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya memang masih belum banyak apoteker yang sadar akan pentingnya profesi mereka sehingga mereka pun masih enggan dalam rangka mensosialisasikan Dagusibu terutama Apoteker yang bekerja dengan basis pelayanan kesehatan.
Untuk itulah dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 12 November 2015, PP IAI memberikan sebuah cara baru dalam usaha untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang pentingnya pengetahuan pengobatan dengan Dagusibu. Untuk itu di setiap apotek, rumah sakit, puskesmas, klinik dan juga beberapa tempat yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian disarankan untuk memasang banner serta poster dagusibu.
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan .
Presentasi ini biasanya dijadikan display saat pameran, misalnya saat pameran dalam rangka lomba mewarnai pas perayaan paskah (April 2014) dan pameran pembangunan (Agustus 2013)
Materi Penggunaan Obat Rasional.
Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
Poster Dagusibu Ikatan Apoteker Indonesia
Dagusibu adalah sebuah akronim atau singkatan dari istilah Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang. Dagusibu adalah semacam visi misi dari Apoteker di Indonesia untuk mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang baik dan benar dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dalam segi pelayanan kefarmasian.
Dagusibu sendiri sebenarnya sudah digagas sejak lama oleh para apoteker di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya memang masih belum banyak apoteker yang sadar akan pentingnya profesi mereka sehingga mereka pun masih enggan dalam rangka mensosialisasikan Dagusibu terutama Apoteker yang bekerja dengan basis pelayanan kesehatan.
Untuk itulah dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 12 November 2015, PP IAI memberikan sebuah cara baru dalam usaha untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang pentingnya pengetahuan pengobatan dengan Dagusibu. Untuk itu di setiap apotek, rumah sakit, puskesmas, klinik dan juga beberapa tempat yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian disarankan untuk memasang banner serta poster dagusibu.
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan .
Presentasi ini biasanya dijadikan display saat pameran, misalnya saat pameran dalam rangka lomba mewarnai pas perayaan paskah (April 2014) dan pameran pembangunan (Agustus 2013)
2. OBAT . . . . . .
MADU atau RACUN ?
● Dalam pengobatan, obat dapat digunakan
untuk pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, dan peningkatan kesehatan.
● Namun obat adalah senyawa kimia yang
dapat bekerja sebagai racun, sehingga obat
harus digunakan dalam dosis yang tepat
dan dengan cara yang benar.
3. AGAR TERHINDAR DARI BAHAYA
OBAT
1. Dapatkan Obat Dengan Benar
2. Gunakan Obat Dengan Benar
3. Simpan Obat Dengan Benar
4. Buang Obat Dengan Benar
DA GU SI BU
4. Dapatkan Obat Dengan Benar
● Obat dapat diperoleh masyarakat dari sarana pelayanan
kefarmasian yaitu:
Apotik
Toko obat berijin
Rumah Sakit
Puskesmas
dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan .
● Pada waktu menerima obat perlu dilakukan:
Pemeriksaan penandaan kemasan obat.
Pemeriksaan kualitas kemasan
DA
5. Penggolongan Obat
Obat bebas:
Dapat dibeli tanpa resep
Di apotik & toko obat berijin
Obat bebas terbatas:
Dapat dibeli tanpa resep
Di apotik & toko obat berijin
Obat keras:
Harus dengan resep
Di apotik
K
Psikotropika:
Harus dengan resep
Di apotik
Narkotika:
Hanya dengan resep
Di apotik
6. Penandaan Kemasan Obat
● Nama obat dan/atau merek dagang
● Nama produsen
● Komposisi obat
● Tata cara penggunaan
● Peringatan/ Efek samping
● Batas kadaluarsa
● Nomor batch
● Penandaan gologan obat
● Nomor registrasi obat
7. Pemeriksaan Kualitas
Kemasan
● Segel obat: segel obat palsu biasanya tidak rapi.
● Keutuhan kemasan: kemasan obat palsu biasanya tidak
utuh, rusak, atau bocor
● Desain kemasan: desain obat palsu biasanya berbeda dari
produk asli dalam hal warna, gambar, ukuran huruf, dan logo.
● Kualitas printing: kualitas printing obat palsu biasanya
lebih pudar
● Kerapian kemasan: kemasan obat palsu biasanya kurang
rapi termasuk dalam memotong dan melipat brosur
8. Gunakan Obat Dengan Benar
Sebelum menggunakan obat:
1. Pastikan obat yang akan digunakan sudah betul.
2. Pastikan obat masih baik.
3. Baca peringatan dalam kemasan.
4. Pastikan apakah obat bisa langsung digunakan atau ada
hal tertentu yang harus dilakukan dulu a.l. dilarutkan dulu
dalam air,
5. Gunakan obat sesuai ketentuan.
GU
10. 1. MELALUI MULUT
Petunjuk pemakaian yang benar, yaitu obat diminum dengan
segelas air,
saat pemakaian diikuti sesuai dengan petunjuk
Perhatikan tablet bukkal, sublingual, SR, gunakan sesuai
petunjuk
Jul-22 Sistem Pengobatan Sendiri 10
11. Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
11
Apabila sediaan berupa sediaan cair, maka harus
digunakan sendok takar. Penggunaan sendok
takar ini ditujukan untuk memberikan ukuran
dosis yang sesuai.
12. 2. MELALUI MUKOSA
TETES MATA SALEP MATA
Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
12
kantung konjungtiva dibuka
dengan menarik kelopak
mata ke bawah
sediaan diteteskan pada
kantung konjungtiva
mata ditutup 1-2 menit,
jangan mengedip.
Ujung mata dekat hidung
ditekan 1-2 menit.
kantung konjungtiva dibuka
dengan menarik kelopak
mata ke bawah
Tube salep mata ditekan hingga
salep masuk dalam
kantung konjungtiva
mata ditutup 1-2 menit. Mata
digerakkan ke kiri-kanan,
atas-bawah.
13. TETES HIDUNG
bersihkan hidung,
Tengadahkan kepala,
teteskan obat dan
tahan posisi kepala
beberapa menit agar obat
masuk ke lubang hidung.
Jul-22 Sistem Pengobatan Sendiri 13
14. SEMPROT HIDUNG
Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
14
Hidung dibersihkan dan kepala tegak.
Obat disemprotkan ke dalam lubang
hidung sambil menarik napas dengan
cepat.
Setelah digunakan, botol alat semprot
dicuci dengan air hangat, dan dijaga
jangan sampai air masuk ke dalam
botol kemudian dikeringkan dengan
tissue bersih.
15. TETES TELINGA
telinga bagian luar dibersihkan
dengan”cotton bud”.
penderita berbaring miring,
telinga menghadap ke atas.
Obat diteteskan dan dibiarkan
selama 5 menit.
Ujung penetes dibersihkan
dengan tisue bersih.
Jul-22 Sistem Pengobatan Sendiri 15
16. 3. MELALUI REKTAL
Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
16
Suppositoria
Penderita berbaring, posisi miring, supositoria
dimasukan, bagian ujung supositoria didorong dengan
ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira
1½ - 2 cm (bayi) dan 2 cm (dewasa).
Krim / Salep
Caranya adalah aplikator dihubungkan dengan wadah
salep atau krim yang sudah dibuka, kemudian
dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan
sehingga salep atau krim keluar.
17. 4. MELALUI VAGINA
Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
17
penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan,
dengan menggunakan aplikator obat dimasukkan ke
dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan
biarkan selama beberapa waktu.
18. Tanda Peringatan Pada Obat Bebas
Terbatas
P. No. 1
Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan pemakaiannya
P. No. 2
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No. 3
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan
P. No. 4
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P. No. 5
Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P. No. 6
Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
19. Informasi Umum
● Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat dan
periksalah tanggal kadaluarsanya.
● Gunakan obat sesuai aturan minum obat dalam etiket atau
anjuran dalam brosur (obat bebas atau bebas terbatas).
● Waktu minum obat sesuai waktu yang dianjurkan.
● Pengunaan obat bebas atau bebas terbatas tidak dimaksudkan
untuk penggunaan secara terus-menerus.
● Hentikan penggunaan obat bila tidak memberikan manfaat. Bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga
kesehatan terdekat.
20. Informasi Umum (lanjutan)
● Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada
etiket tercantum cara penggunaan obat dan informasi penting
lainnya.
● Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu
wadah.
● Hindari menggunakan obat orang lain walaupun gejalanya
tampak serupa.
● Tanyakan kepada apoteker atau petugas kesehatan di
poskesdes untuk mendapatkan informasi penggunaan obat
yang lebih lengkap.
21. Informasi Khusus
● Obat oral dalam bentuk padat (tablet, kaplet, kapsul, tablet
salut) umumnya dapat ditelan utuh dengan bantuan air
minum.
● Beberapa obat oral padat perlu perlakuan khusus misalnya:
Tablet kunyah: harus dikunyah dulu sebelum ditelan
Tablet buih (effervescent): dilarutkan dalam segelas air
Tablet hisap : diletakkan di rongga mulut dan dihisap
Tablet sublingual: ditaruh di bawah lidah dan tidak untuk
ditelan
● Obat oral dalam bentuk cair (sirup) dikocok dahulu sebelum
diminum.
22. Informasi Khusus (lanjutan)
● Takaran obat minum (sirup):
1 (satu) sendok takar artinya obat dituang ke sendok takar
sampai garis menunjukkan volume 5 ml
½ (setengah sendok takar artinya obat dituang ke sendok
takar sampai garis yang menunjukkan volume 2,5 ml
● Beberapa obat dalam bentuk cair hanya untuk penggunaan di
luar tubuh (tidak untuk ditelan), seperti:
Cairan tetes hidung, tetes mata, tetes telinga
Cairan obat kumur
Cairan untuk kulit (lotion)
● Obat tetes digunakan dengan alat pipet yang tersedia dalam
kemasan. Aturan pakai dinyatakan dalam tetes atau ml.
23. Informasi Khusus (lanjutan)
● Beberapa obat digunakan dengan pengaturan tertentu:
Sebelum makan, sesudah makan, atau bersama makan
Obat tidak boleh diminum bersama susu, antasida dll
Selisih waktu minum tertentu: setiap 6 jam atau 8 jam
24. Setelah Menggunakan Obat
● Perhatikan:
Apakah timbul gejala khusus misalnya mengantuk, gatal,
perih lambung, pusing dll.
Bila ya, segera hubungi tenaga kesehatan terdekat
● Kembalikan obat ke tempatnya semula.
25. Simpan Obat Dengan Benar
1.Simpan di tempat sejuk, kering dan
terhindar dari sinar matahari langsung
2.Obat tertentu seperti bentuk gel,
suppositoria disimpan di kulkas
3.Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
4.Pisahkan menyimpan obat minum
dengan obat luar
5. Simpan dalam kemasan aslinya dan
dalam wadah tertutup rapat. Jangan
pernah mengganti kemasan botol ke
botol lain.
SI
26. Simpan Obat Dengan Benar (lanjutan)
5. Jangan mencampur tablet dan kapsul dalam
satu wadah
6. Jangan menyimpan kapsul atau tablet di
tempat panas dan/atau lembab karena
dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
7. Jangan menyimpan kapsul atau tablet di
tempat panas dan/atau lembab karena
dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
8. Obat dalam bentuk cair jangan disimpan
dalam lemari pendingin kecuali disebutkan
pada etiket atau kemasan obat
9. Hindarkan agar obat dalam bentuk cair
menjadi beku
10. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil
dalam jangka waktu lama karena perubahan
suhu dapat merusak obat tersebut
27. Lanjutan…
● Sediaan aerosol/spray harus dijauhkan dari panas/suhu tinggi
karena dapat meledak.
● Bila ragu/tidak mengerti, tanyakan kepada apoteker atau tenaga
kesehatan terdekat.
28. Buang Obat Dengan Benar
● Obat yang harus dibuang adalah
1. Telah lewat tanggal kadaluwarsanya
2. Label pada obat tak terbaca lagi
3. Warna dan penampakannya sudah berubah
4. Cairan yang jernih sudah menjadi keruh
● Kerusakan obat dapat disebabkan oleh:
Udara yang lembab
Sinar matahari
Suhu
Goncangan fisik
BU
29. TANDA FISIK KERUSAKAN
OBAT
1. Tablet :
Ada perubahan warna, bau / rasa
ada noda, berbintik-bintik, lubang,
sumbing, pecah, retak dan atau
terdapat benda asing, jadi bubuk
dan lembab
2. Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan
warna
Basah dan lengket
3. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau
melekat satu sama lain
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol plastik rusak atau bocor
5. Salep
Warna berubah
Pot atau tube rusak atau bocor
Bau berubah
Jul-22
Sistem Pengobatan Sendiri
29
30. Cara Membuang Obat
● Untuk menghindari penyalahgunaan obat rusak/kadaluarsa/
bekas wadah obat:
Botol/ pot plastik: lepaskan etiket dan buka tutup botol/pot
terlebih dahulu, baru dibuang ke tempat sampah.
Boks/ dos/ tube: gunting terlebih dahulu, baru dibuang ke
tempat sampah.
● Obat juga dapat dibuang dengan cara:
Kemasan dibuka, lalu dipendam dalam-dalam.
Dibakar, pastikan pembakaran memusnahkan seluruh obat
31. KESIMPULAN
● Obat merupakan sarana atau komoditi kesehatan yang
dapat memberikan manfaat apabila cara mendapatkan,
cara menggunakan, cara menyimpan dan cara membuang
dilakukan dengan benar.
● Masyarakat banyak yang belum memahami masalah
terkait obat tersebut.
● Semua komponen bangsa, baik organisasi masyarakat,
organisasi sosial, organisasi profesi, dan juga masyarakat
sendiri harus bersinergi untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap obat.