Jurnal ini mengkaji gaya penyelesaian konflik yang digunakan pelajar universiti dan kesan faktor umur, jantina dan kewarganegaraan. Ia mendapati banyak faktor lain seperti persekitaran dan peraturan universiti yang mempengaruhi gaya penyelesaian konflik selain tiga faktor utama kajian. Kesimpulannya, konflik dalaman pelajar juga perlu dikaji kerana mempengaruhi pilihan gaya penyelesa
Kajian ini bertujuan mengenalpasti faktor-faktor yang mempengaruhi remaja terlibat dalam masalah sosial di sebuah sekolah di Melaka. Kajian menggunakan soal selidik untuk mengumpul data dari 86 pelajar. Dapatan menunjukkan faktor diri seperti ingin mencoba hal baru dan kebebasan berperanan. Faktor keluarga seperti tidak mematuhi arahan juga berpengaruh. Teori sosial menjelaskan mas
The document is a short biography of an individual named Padlah Riyadi. He holds multiple professional qualifications including a bachelor's degree in economics, an accountancy certification, and two master's degrees. The biography provides brief information about Padlah Riyadi's educational background and professional qualifications.
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematansyaifulSaif
Artikel ini membahas program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMK. Penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan karir siswa SMK berkategori sedang. Program bimbingan karir yang dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Rekomendasi penelitian adalah memberikan dukungan sistem pada bimbingan karir di sekolah dan menggunakan wawancara dan observasi dalam pengump
Artikel tersebut membahas tentang perkelahian pelajar dan faktor-faktor yang menyebabkannya, serta solusi alternatif untuk mencegah perkelahian. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain kondisi psikologis remaja, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan. Solusi yang disarankan meliputi peran keluarga, pendidikan, dan fasilitas olahraga untuk menyalurkan energi pelajar.
Artikel tersebut membahas tentang perkelahian pelajar dan faktor-faktor yang menyebabkannya, serta solusi alternatif untuk mencegah perkelahian. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain kondisi psikologis remaja, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan. Solusi yang disarankan meliputi peran keluarga, pendidikan, dan fasilitas olahraga untuk menyalurkan energi pelajar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas masalah keganasan rumah tangga dan jenayah remaja di Malaysia berdasarkan hasil kajian.
2) Kajian tersebut menemukan faktor-faktor seperti ekonomi, komunikasi, dan urbanisasi yang berkontribusi terhadap masalah tersebut.
3) Modul intervensi dirancang untuk membantu remaja korban keganasan meningkatkan kemampuan diri dan memb
Kajian ini bertujuan mengenalpasti faktor-faktor yang mempengaruhi remaja terlibat dalam masalah sosial di sebuah sekolah di Melaka. Kajian menggunakan soal selidik untuk mengumpul data dari 86 pelajar. Dapatan menunjukkan faktor diri seperti ingin mencoba hal baru dan kebebasan berperanan. Faktor keluarga seperti tidak mematuhi arahan juga berpengaruh. Teori sosial menjelaskan mas
The document is a short biography of an individual named Padlah Riyadi. He holds multiple professional qualifications including a bachelor's degree in economics, an accountancy certification, and two master's degrees. The biography provides brief information about Padlah Riyadi's educational background and professional qualifications.
Program bimbingan karir_untuk_meningkatkan_kematansyaifulSaif
Artikel ini membahas program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMK. Penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan karir siswa SMK berkategori sedang. Program bimbingan karir yang dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Rekomendasi penelitian adalah memberikan dukungan sistem pada bimbingan karir di sekolah dan menggunakan wawancara dan observasi dalam pengump
Artikel tersebut membahas tentang perkelahian pelajar dan faktor-faktor yang menyebabkannya, serta solusi alternatif untuk mencegah perkelahian. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain kondisi psikologis remaja, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan. Solusi yang disarankan meliputi peran keluarga, pendidikan, dan fasilitas olahraga untuk menyalurkan energi pelajar.
Artikel tersebut membahas tentang perkelahian pelajar dan faktor-faktor yang menyebabkannya, serta solusi alternatif untuk mencegah perkelahian. Beberapa faktor yang disebutkan antara lain kondisi psikologis remaja, masalah keluarga, lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan. Solusi yang disarankan meliputi peran keluarga, pendidikan, dan fasilitas olahraga untuk menyalurkan energi pelajar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas masalah keganasan rumah tangga dan jenayah remaja di Malaysia berdasarkan hasil kajian.
2) Kajian tersebut menemukan faktor-faktor seperti ekonomi, komunikasi, dan urbanisasi yang berkontribusi terhadap masalah tersebut.
3) Modul intervensi dirancang untuk membantu remaja korban keganasan meningkatkan kemampuan diri dan memb
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas pola komunikasi keluarga yang dijalani oleh generasi Z berdasarkan perspektif mereka sendiri.
2) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk menganalisis data hasil Focus Group Discussion.
3) Temuan penelitian menunjukkan bahwa kebersamaan keluarga membutuhkan komitmen, setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbed
PENDEKATAN SENI DALAM MENANGAI ISU BULI:KAJIAN DI SEKOLAH RENDAH.
Buli semakin menjadi barah dalam peradapan moral insan. Mangsa buli yang mengalami trauma sukar untuk diubati dan lebih suka menyendiri daripada berhubung dengan pihak sekolah. Rasa takut dan malu membuatkan diri mereka terus merasa lemah dan menerima keadaan negatif itu dalam tempoh yang lama. Kebanyakan pengkaji melihat isu buli ini berlaku di bandar dan luar bandar yang berhampiran dengan kemudahan masyarakat setempat. Antaranya ialah kompleks membeli belah, kawasan riadah, kemudahan “access” internet dan pengangkutan awam (Ahmad, 2005). Ini secara langsung memudahkan golongan yang dianggap pembuli bersosial dan bergaul bebas tanpa kawalan. Serapan pemikiran dan budaya negatif setempat memerangkap mereka untuk berkelakuan kasar dan ganas.
Tawuran pelajar merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan yang disebabkan oleh praktik kurikulum yang terlalu berfokus pada aspek kognitif, lingkungan keluarga dan sosial yang kurang mendukung, serta kondisi psikologis pelajar yang labil. Solusinya meliputi penguatan pendidikan karakter di sekolah yang mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta keterlibatan keluarga
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah disiplin di sekolah meliputi faktor diri murid, ibu bapa atau keluarga, masyarakat, sekolah, media massa, dan kelonggaran penguatkuasaan undang-undang oleh pemerintah. Beberapa faktor utama adalah tekanan emosi akibat masalah keluarga, lingkungan sosial yang buruk, dan ketidakmampuan sekolah dalam menegakkan disiplin secara konsisten.
Tinjauan pustaka menganalisis bentuk dan dampak kekerasan dalam hubungan pacaran dari perspektif gender. Studi kualitatif menemukan perempuan cenderung bertahan dalam hubungan kekerasan karena pertimbangan sosial dan emosional meskipun harus mengorbankan waktu. Sebuah survei kuantitatif menunjukkan perempuan lebih rentan mengalami kekerasan tapi laki-laki mengalami lebih banyak dampak psikologis. Kedua studi merekomendasikan
Makalah ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola hubungan komunikasi antara individu, seperti tahap dan konteks hubungan, kebutuhan dan gaya komunikasi individu, distribusi kekuasaan, serta kehadiran konflik. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam menentukan pola komunikasi yang berkembang dalam suatu hubungan.
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas pola komunikasi keluarga yang dijalani oleh generasi Z berdasarkan perspektif mereka sendiri.
2) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk menganalisis data hasil Focus Group Discussion.
3) Temuan penelitian menunjukkan bahwa kebersamaan keluarga membutuhkan komitmen, setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbed
PENDEKATAN SENI DALAM MENANGAI ISU BULI:KAJIAN DI SEKOLAH RENDAH.
Buli semakin menjadi barah dalam peradapan moral insan. Mangsa buli yang mengalami trauma sukar untuk diubati dan lebih suka menyendiri daripada berhubung dengan pihak sekolah. Rasa takut dan malu membuatkan diri mereka terus merasa lemah dan menerima keadaan negatif itu dalam tempoh yang lama. Kebanyakan pengkaji melihat isu buli ini berlaku di bandar dan luar bandar yang berhampiran dengan kemudahan masyarakat setempat. Antaranya ialah kompleks membeli belah, kawasan riadah, kemudahan “access” internet dan pengangkutan awam (Ahmad, 2005). Ini secara langsung memudahkan golongan yang dianggap pembuli bersosial dan bergaul bebas tanpa kawalan. Serapan pemikiran dan budaya negatif setempat memerangkap mereka untuk berkelakuan kasar dan ganas.
Tawuran pelajar merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan yang disebabkan oleh praktik kurikulum yang terlalu berfokus pada aspek kognitif, lingkungan keluarga dan sosial yang kurang mendukung, serta kondisi psikologis pelajar yang labil. Solusinya meliputi penguatan pendidikan karakter di sekolah yang mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta keterlibatan keluarga
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah disiplin di sekolah meliputi faktor diri murid, ibu bapa atau keluarga, masyarakat, sekolah, media massa, dan kelonggaran penguatkuasaan undang-undang oleh pemerintah. Beberapa faktor utama adalah tekanan emosi akibat masalah keluarga, lingkungan sosial yang buruk, dan ketidakmampuan sekolah dalam menegakkan disiplin secara konsisten.
Tinjauan pustaka menganalisis bentuk dan dampak kekerasan dalam hubungan pacaran dari perspektif gender. Studi kualitatif menemukan perempuan cenderung bertahan dalam hubungan kekerasan karena pertimbangan sosial dan emosional meskipun harus mengorbankan waktu. Sebuah survei kuantitatif menunjukkan perempuan lebih rentan mengalami kekerasan tapi laki-laki mengalami lebih banyak dampak psikologis. Kedua studi merekomendasikan
Makalah ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola hubungan komunikasi antara individu, seperti tahap dan konteks hubungan, kebutuhan dan gaya komunikasi individu, distribusi kekuasaan, serta kehadiran konflik. Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam menentukan pola komunikasi yang berkembang dalam suatu hubungan.
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. University merupakan satu organisasi yang mana terdapat ramai pelajar yang berbeza latar
belakang. Persepsi, kepercayaan, nilai dan idoelogi adalah antara perkara-perkara yang
membentuk latar belakang pelajar. Perkara- perkara ini berkemungkinan besar mewujudkan
konflik.
Tujuan jurnal ini adalah untuk menyiasat gaya penyelesaian konflik yang digunakan oleh
pelajar universiti dalam menguruskan konflik , dan untuk menentukan kesan (jika
ada)terhadap umur , bangsa dan jantina dalam bagaimana pelajar bertindak balas kepada
konflik. Kajian ini dilakukakn di sebuah universiti di malaysia yang tidak dinyatakan nama.
Jurnal ini bertajuk “Jantina, umur dan kewarganegaraan : menilai kesannya terhadap gaya
penyelesaian konflik” dimana cuba untuk menilai kesan dari segi faktor umur, jantina dan
kewarganegaraan, adakah ianya mempengaruhi gaya penyelesaian konflik.
Jurnal ini cuba untuk mengenal pasti gaya penyelesaian konflik kerana dengan memahami
perkara ini ianya dapat memberikan ruang untuk menguruskan konflik dengan lebih baik.
Lima gaya penyelesaian yang telah diperkenalkan oleh Blake and Mouton (1964). Gaya
penyelesaian ini kemudiannya dikembang kan oleh Thomas-Kilmannwhich. Thomas and
Kilmannwhich telah menggariskan gaya penyelesaian atau strategi penyelesaian konflik iaitu
bertolak ansur, mengelak, bersaing, mengalah, dan bekerjasama. Thomas and Kilmannwhich
juga menyatakan bagi setiap gaya penyelesaian, terdapat dua dimensi iaitu gaya
penyelesaian yang mengambil kira diri sendiri sahaja dan gaya penyelesaian yang juga
mengambil kira orang lain.
Jurnal ini sepatutnya menfokuskan kepada Jantina, umur dan kewarganegaraan yang
menjadi topik kajian utama. Huraian terhadap 3 elemen ini adalah terlalu umum dan tidak
2. begitu terperinci. Penulis hanya memetik kesimpulan kajian terdahulu dan membuat
kesimpulan.
Reaksi individu dalamkonflik mungkin berbeza-beza bergantung kepada situasi dan
personaliti individu itu sendiri. Hasil dari kajian sebelum ini telah menunjukkan
bahawa keutamaan seseorang individu memilih gaya penyelesaian konflik bergantung
kepada ciri ciri peribadi mereka
Jantina dan gaya penyelesaian
Hasil dari kajian saikologi lelaki dan wanita di lihat cenderung untuk mengambil kira gender
dalam pemilihan gaya penyelesaian. Walaupun wanita dilihat sebagai tidak memilih untuk
bersaing, mereka bagaimana pun beranggap bahawa lelali adalah sukar untuk bekerjasama
dalam penyelesaian konflik.
Dalamkajian oleh Esin dan Ayhan (2001) , mereka mendapati lelaki lebih gemar bersaing
dalam penyelesaian konflik sesama gender tetapi tidak dengan berlainan gender. Wanita
pula di dapati tidak terpengaruh dengan gender
Emosi seharusnya menjadi salah satu faktor yang kuat dalam menilai dan menentukan
pengaruh terhadap jantina.
Dari segi sains, perbezaan utama iaitu hormon antara wanita dan lelaki adalah berbeza dan
sangat mempengaruhi tingkah laku manusia. Kajian tentang perkara ini tidak terdapat di
dalam rujukan. Penulis lebih merujuk kepada sejarah kemanusiaan, cara bagaimana wanita
dibesarkan dan diajar. Jurnal juga hanya merujuk kepada kajian dari segi saikologi yang mana
perkara-perkara ini banyak dipengaruhi juga oleh faktor faktor yang lain.
3. Kewarganegaraan dan gaya penyelesaian
Kajian Sebastian ( 1997), walaupun tidak muktamad membayangkan terdapat potensi
Bahawa wujud perbezaan berkenaan dengan tingkah laku konflik menggunakan sampel
daripada tiga negara iaitu Perancis, Jerman dan Amerika Syarikat. Walaupun beliau
menyatakan bahawa tidak ada perbezaan yang signifikan dalampenggunaan gaya
penyelesaian, Amerika Syarikat dilihat lebih cederong memilih untuk bertolak ansur dalam
penyelesaian konflik berbanding Perancis dan Jerman
Dalamkonteks Malaysia, faktor ini dilihat sangat tersasar kerana sumber rujukan kajian tidak
mengambil kira warga tempatan dan warganegara luar sebaliknya hanya memfokus kepada
kewarganegaraan. Walau pun Malaysia adalah negara berbilang kaum, tetapi kehadiran
pelajar asing di universiti tempatan di masih lagi kecil dan kemungkinan hasil kajian adalah
kurang tepat.
Kajian seharusnya mengasingkan perkara ini memandangkan status warganegara luar
mungkin mempengaruhi keputusan gaya penyelesaian memandang kan ada kebimbangan
berlaku pilih kasih andai berlaku konflik diantara pelajar warga tempatan dan pelajar warga
luar. Pelajar warga luar juga akan lebih mengutamakan nilai nilai tempatan bagi mengelak
konflik menjadi lebih buruk.
Kumpulan umur dan gaya penyelesaian
Sumber kajian jurnal telah merujuk kepada Civelek and Dincyurek (2008) yang mengambil
sekolah sebagai sumber lapangan kajian. Terdapat sedikit kejanggalan bila mana penulis
hanya merujuk kepada kajian di peringkat sekolah dan peringkat pengurusan di dalam
organisasi memandangkan dua situasi ini lebih banyak di pengaruhi oleh faktor faktor lain
seperti persekitaran dan peraturan berbanding faktor umur. Cara pengurusan sekolah juga
4. dilihat berbeza antara negara dan faktor ini sebenarnya banyak mempengaruhi gaya
penyelesaian konflik.
Tujuan Kajian dan Hepotesis
Hipotesis kedua iaitu memberikan rating yang lebih tinggi kepada pelajar yang lebih tua
adalah tidak berasas berdasarkan rujukan kajian yang kurang menepati skop kajian.
Methodologi
Hepotisis 2 dalam kajian telah membahagikan julat umur kepada empat tetapi tidak
dinyatakan dengan jelas kenapa. Tiada penerangan tentang bagaimana perbezaan julat
umur ini mempengaruhi gaya penyelesaian konflik. Sebagai contoh, kajian membahagikan
julat umur pada skala 5 tahun, iaitu 21-24, 25-30. Persoalannya ialah bagaimana perbezaan
antara 24 ke 25 tahun dinilai.
Hepotisis 3 dilihat tidak menunjukkan perbezaan dalam gaya penyelesaian konflik diantara
kewarganegaraan mungkin disebabkan oleh faktor yang telah dihuraikan iaitu faktor
persekitaran dan nilai-nilai tempatan
Perbincangan
Hasil kajian jurnal dilihat kurang impak kerana terdapat perkara perkara yang tidak
diperincikan seperti kenapa julat umur dibahagikan kepada 4 tidak dinyatakan. Terdapat
juga faktor2 lain yang lebih mempengaruhi skop kajian seperti faktor peraturan dan
persekitaran. Hasil kajian rujukan juga kurang tepat sebagai contoh hasil kajian disekolah
yang mana banyak faktor-lain lebih mempengaruhi hasil kajian
5. Kesimpulan
Terdapat banyak faktor faktor lain yang sangat mempengaruhi gaya penyelesaian konflik.
Antara faktor lain ialah persekitaran dan peraturan di dalam universiti itu sendiri. Konflik
juga tidak hanya harus dilihat secara luaran di antara dua pihak, tetapi harus juga dilihat dari
segi konflik dalaman pelajar itu sendiri. Konflik dalaman biasanya melibatkan perasaan, ego,
harga diri, nafsu, kehendak dan banyak lagi. Konflik dalaman sebenarnya lebih banyak
mempengaruhi gaya penyelesaian konflik yang akan di pilih.