Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai jenis anestesia dan sedasi yang dapat diberikan kepada pasien sebelum operasi, mencakup anestesia umum, spinal/epidural, blok perifer, dan sedasi. Anestesia umum akan membuat pasien tidak sadar selama operasi, sedangkan spinal/epidural dan blok perifer hanya membius bagian tubuh tertentu sehingga pasien tetap sadar. Sedasi hanya menyebabkan pasien mengantuk tanpa kehilangan k
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum dan lokal. Anestesi lokal diberikan secara lokal untuk menghambat hantaran impuls saraf dengan kadar obat yang cukup. Ada dua golongan anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida. Anestesi lokal bekerja dengan cara memblok konduksi aksi potensial saraf. Beberapa contoh anestesi lokal adalah lidokain, bupivakain, prokain
• Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
• Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
• Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
• Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
Ringkasan singkat dokumen tentang anestesi lokal adalah:
1. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit di bagian tubuh tertentu dengan menghambat saraf secara lokal.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu ester dan amid, dengan lidokain dan prokain sebagai contohnya.
3. Anestesi lokal digunakan untuk berbagai prosedur medis dan bedah."
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum dan lokal. Anestesi lokal diberikan secara lokal untuk menghambat hantaran impuls saraf dengan kadar obat yang cukup. Ada dua golongan anestesi lokal yaitu golongan ester dan golongan amida. Anestesi lokal bekerja dengan cara memblok konduksi aksi potensial saraf. Beberapa contoh anestesi lokal adalah lidokain, bupivakain, prokain
• Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
• Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
• Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
• Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
Ringkasan singkat dokumen tentang anestesi lokal adalah:
1. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan rasa sakit di bagian tubuh tertentu dengan menghambat saraf secara lokal.
2. Terdapat dua golongan utama anestesi lokal yaitu ester dan amid, dengan lidokain dan prokain sebagai contohnya.
3. Anestesi lokal digunakan untuk berbagai prosedur medis dan bedah."
1. Pasien laki-laki usia 48 tahun dengan diagnosis ulkus diabetes pedis dan riwayat DM dan hipertensi akan menjalani operasi dengan anestesi umum total intravena.
2. Anestesi umum total intravena melibatkan pemberian obat hipnotik, analgesik dan relaksan otot secara intravena seperti propofol, fentanyl dan ketamin.
3. Teknik anestesi ini dianggap aman karena tidak mengganggu jalan nafas dan mudah dilakukan.
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum pada pasien yang menjalani operasi tumor maksila. Terdapat penjelasan mengenai persiapan pre-anestesi seperti anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Juga dibahas mengenai teknik anestesi umum, obat-obat yang digunakan seperti narkotik, analgesik dan relaksan otot serta prosedur intubasi endotrakeal.
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat ke dalam tiga kelompok utama yaitu obat sistem saraf pusat, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
2. Obat sistem saraf pusat dibagi menjadi dua golongan yakni perangsang dan penekan, contohnya amfetamin, metilfenidat, kafein sebagai perangsang dan anestesi, hipnotik, sedatif sebagai penekan.
3. Jenis antibiot
Program S1
# KodeMK Mata Kuliah SKS Dosen Hari Mulai Selesai Ruang Kelas Pernah Semester Hapus
1 IEK6433 EKONOMI SDA & LINGKUNGAN 3 Prof. La Ode Muh. Harafah, SE. M. Si. Dr. Senin 07:30 09:59 A3.2.02 Kelas C : 101-dst 4 [Hapus: IEK6433]
2 IEK6649 KEBANKSENTRALAN 3 Djamal Nasir Baso, SE M. Si Senin 10:00 12:30 Lab Kom IE Kelas : C 121-dst 6 [Hapus: IEK6649]
3 IEK6435 BANK & LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA 3 Tibertius Nempung, SE MS Selasa 10:00 12:30 A3.2.02 Kelas : C 101-DST 4 [Hapus: IEK6435]
4 IEK6437 EKONOMI INDUSTRI 3 Abd. Azis Muthalib, SE MS Rabu 07:30 09:59 A3.2.01 Kelas : C 91-136 4 [Hapus: IEK6437]
5 IEK6438 AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 3 Mulyati Akib, SE. M. Si. Rabu 10:00 12:30 A3.1.05 Kelas Ganjil 4 [Hapus: IEK6438]
6 IEK6434 EKONOMETRIKA 3 Rosnawintang, SE. M. Si. Dr. Kamis 07:30 09:59 Lab Kom IE Kelas : C 91-136 4 [Hapus: IEK6434]
7 IEK6431 MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH 3 Fajar Saranani, SE. M.Si. Dr. Kamis 10:00 11:40 A3.1.03 Kelas Ganjil 4 [Hapus: IEK6431]
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi lokal dan komplikasinya. Definisi anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu untuk prosedur medis tanpa rasa sakit. Komplikasi anestesi lokal dapat terjadi secara lokal di area injeksi maupun sistemik seperti jarum patah, rasa sakit, atau efek samping obat. Persiapan sebelum dan peraw
Rute pemberian obat melalui hidung (intranasal) dapat memberikan efek sistemik maupun lokal. Secara sistemik, selaput lendir hidung yang memiliki kemampuan menyerap obat yang baik. Secara lokal, tetes hidung digunakan untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak menggunakan efedrin, xilometazolin, vasopresin, dan kortikosteroida.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang anestesi intravena dan jenis-jenis obat anestesi yang diberikan secara intravena seperti propofol dan tiopental.
2. Teknik anestesi intravena melibatkan pemberian obat-obatan langsung ke dalam pembuluh darah untuk mencapai efek seperti hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot.
3. Propofol dan tiopental adalah dua j
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdfssuserad091e
Dokumen tersebut membahas tentang blokade neuraksial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk barisitas dan posisi pasien. Dibahas pula komplikasi blokade neuraksial dan definisi serta tujuan pemberian adjuvan neuraksial beserta jenis obat dan dosis yang direkomendasikan.
1. Pasien laki-laki usia 48 tahun dengan diagnosis ulkus diabetes pedis dan riwayat DM dan hipertensi akan menjalani operasi dengan anestesi umum total intravena.
2. Anestesi umum total intravena melibatkan pemberian obat hipnotik, analgesik dan relaksan otot secara intravena seperti propofol, fentanyl dan ketamin.
3. Teknik anestesi ini dianggap aman karena tidak mengganggu jalan nafas dan mudah dilakukan.
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum pada pasien yang menjalani operasi tumor maksila. Terdapat penjelasan mengenai persiapan pre-anestesi seperti anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Juga dibahas mengenai teknik anestesi umum, obat-obat yang digunakan seperti narkotik, analgesik dan relaksan otot serta prosedur intubasi endotrakeal.
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dan otonom serta antibiotika.
2. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi penstimulasi atau penghambatan sistem saraf pusat, analgesik-antipiretik, antiepilepsi, psikofarmaka, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
3. Jenis obat yang dijelaskan meliputi amfetamin, metilfenidat
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan obat ke dalam tiga kelompok utama yaitu obat sistem saraf pusat, obat sistem saraf otonom, dan antibiotika.
2. Obat sistem saraf pusat dibagi menjadi dua golongan yakni perangsang dan penekan, contohnya amfetamin, metilfenidat, kafein sebagai perangsang dan anestesi, hipnotik, sedatif sebagai penekan.
3. Jenis antibiot
Program S1
# KodeMK Mata Kuliah SKS Dosen Hari Mulai Selesai Ruang Kelas Pernah Semester Hapus
1 IEK6433 EKONOMI SDA & LINGKUNGAN 3 Prof. La Ode Muh. Harafah, SE. M. Si. Dr. Senin 07:30 09:59 A3.2.02 Kelas C : 101-dst 4 [Hapus: IEK6433]
2 IEK6649 KEBANKSENTRALAN 3 Djamal Nasir Baso, SE M. Si Senin 10:00 12:30 Lab Kom IE Kelas : C 121-dst 6 [Hapus: IEK6649]
3 IEK6435 BANK & LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA 3 Tibertius Nempung, SE MS Selasa 10:00 12:30 A3.2.02 Kelas : C 101-DST 4 [Hapus: IEK6435]
4 IEK6437 EKONOMI INDUSTRI 3 Abd. Azis Muthalib, SE MS Rabu 07:30 09:59 A3.2.01 Kelas : C 91-136 4 [Hapus: IEK6437]
5 IEK6438 AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 3 Mulyati Akib, SE. M. Si. Rabu 10:00 12:30 A3.1.05 Kelas Ganjil 4 [Hapus: IEK6438]
6 IEK6434 EKONOMETRIKA 3 Rosnawintang, SE. M. Si. Dr. Kamis 07:30 09:59 Lab Kom IE Kelas : C 91-136 4 [Hapus: IEK6434]
7 IEK6431 MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH 3 Fajar Saranani, SE. M.Si. Dr. Kamis 10:00 11:40 A3.1.03 Kelas Ganjil 4 [Hapus: IEK6431]
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi lokal dan komplikasinya. Definisi anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu untuk prosedur medis tanpa rasa sakit. Komplikasi anestesi lokal dapat terjadi secara lokal di area injeksi maupun sistemik seperti jarum patah, rasa sakit, atau efek samping obat. Persiapan sebelum dan peraw
Rute pemberian obat melalui hidung (intranasal) dapat memberikan efek sistemik maupun lokal. Secara sistemik, selaput lendir hidung yang memiliki kemampuan menyerap obat yang baik. Secara lokal, tetes hidung digunakan untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak menggunakan efedrin, xilometazolin, vasopresin, dan kortikosteroida.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang anestesi intravena dan jenis-jenis obat anestesi yang diberikan secara intravena seperti propofol dan tiopental.
2. Teknik anestesi intravena melibatkan pemberian obat-obatan langsung ke dalam pembuluh darah untuk mencapai efek seperti hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot.
3. Propofol dan tiopental adalah dua j
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdfssuserad091e
Dokumen tersebut membahas tentang blokade neuraksial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk barisitas dan posisi pasien. Dibahas pula komplikasi blokade neuraksial dan definisi serta tujuan pemberian adjuvan neuraksial beserta jenis obat dan dosis yang direkomendasikan.
Similar to Formulir edukasi tindakan anestesi dan sedasi (20)
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
1. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
1. ANESTESIA UMUM (AU)
AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang
dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk AU berupa obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah
atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak. Lama kerja obat disesuaikan
dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan
mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi
pernafasan spontan atau depresi fungsi otot. Sehingga pasien sering memerlukan pemasangan alat
pernafasan untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu.
KELEBIHAN TEKNIK AU :
Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama pembiusan bisa
disesuaikan dengan lama operasi.
KEKURANGAN TEKNIK AU :
• Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum.
• Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran pembuluh janin
dalam kandungan.
KOMPLlKASl/EFEK SAMPING :
• Efek samping pasca bedah berupa mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit tenggorokan
yang bisa diatasi dengan obat-obatan
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung kejalan
nafas/paru.
• Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal
2. ANESTESIASPINAL/EPIDURAL
Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai
ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan untuk tidur
maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui suntikan. Obat bius yang dipakai adalah obat
bius lokal ( Anestesi Lokal) dan bisa ditambah dengan obat lain yang bisa menambah kekuatan obat
maupun rnenambah lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal tersebut
disuntikkan dengan jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung. Untuk
anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian obat bius lokal dan
melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan dimasukkan selang kecil kearah
pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk menyalurkan obat ke sekitar saraf yang ada
dipinggiran tulang belakang. Pada kedua teknik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam
keadaan posisi duduk membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut
dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat akan terasa hangat dipunggung. Setelah obat
masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, lama kelamaan
akan terasa berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak dapat digerakkan, seolah-
olah tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan,
dan tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini bisa berlangsung
kira-kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
2. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL /EPIDURAL :
• Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)
• Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar
• Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
• Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah (untuk
epidural bisa ditambah terus obat anti sakit sesuai kebutuhan)
• Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus menunggu flatus (buang angin)
• Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat.
KELEMAHAN SPINAL /EPIDURAL:
Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama 6 jam
KOMPLIKASI / EFEK SAMPING :
• Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah,
semua bisa diatasi dengan obat-obatan.
• Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau belakang kepala pada hari ke-2 /
ke-3 terutama pada waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak menghilang
maka akan dilakukan tindakan khusus berupa pemberian darah pasien pada tempat suntikan semula.
• Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil.
• Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
• Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak berat) sampai berat (henti nafas)
• Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh
kembali.
• Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat
ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
3. BLOK PERIFER
Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya lengan
atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan
obat bius lokal didaerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan dioperasi. Pada saat
mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf
sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian rubuh yang akan dioperasi. Demikian juga
pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang
dioperasi akan terasa kesemutan dan akhimya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius
berlangsung antara 2- 4jam tergantung jenis obat yang dipakai.
KOMPLIKASI EFEK SAMPING :
• Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang berkepanjangan tetapi bersifat sementara
• Pendarahan dibawah kulit (hematom)
• Tertusuknya lapisan paru
• Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius)
• Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
• Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala
sisa.
3. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
4. SEDASI
a. Sedasi Ringan
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih
memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan
nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi.
b. Sedasi Sedang.
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih
memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan
yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi
perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap
dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan
serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
c. Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur, serta
tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau
rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak
adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan hilangnya
sebagian atau seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi
kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam
membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun sedasi moderat.
KELEBIHAN TEKNIK SEDASI :
• Obat diberikan secara bertahap
• Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur
• Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.
KELEMAHAN TEKNIK SEDASI :
• Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
• Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai mobil, mengoperasikan mesin
dan menandatangani dokumen penting yang bersifat legal.
KOMPLIKASI SEDASI :
Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka sedasi ringan
ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam
4. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
EFEK SAMPING PASCA SEDASI :
• Mual, muntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan
nafas/paru.
• Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan keterangan diatas dan telah
dijelaskan terkait dengan prosedur anestesia dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri saya
sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu*)
Nama : ..........................................................................
Umur/Jenis Kelamin : ........................................................................ Tahun, Laki -laki / Perempuan*)
Alamat :....................................................................................................................................
No. Telp : ...................................................................................................................................
No.Rekam Medis : ...................................................................................................................................
Diagnosa :.....................................................................................................................................
Rencana Tindakan :.....................................................................................................................................
Jenis Anestesia : ....................................................................................................................................
Medan, ..................................................................
Jam ................................ .......................................
Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan,
( .........................................................) ( ........................................................ )