1. PENGARUH PENGUASAAN TATA BAHASA DAN KOSAKATA
TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DESKRIPTIF BAHASA
INGGRIS
(Survey pada SMP Negeri di Kabupaten Bekasi)
TESIS
diajukan untuk melengkapi persyaratan
mencapai gelar magister
Nama : Arrizqi Ramadhan
NPM : 20177470093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
2.
3.
4. LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa Tesis ini adalah karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari ditemukan
seluruh atau sebagian isi Tesis ini bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia
menerima sanksi sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta, Juli 2019
Arrizqi Ramadhan
iii
5. SEMOGA
Hasilku dalam menuntut ilmu dapat
menjadikanku seseorang yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Tesis ini
Kupersembahkan sebagai bentuk
kasih dan sayang, serta pengabdian
kepada Allah SWT.
iv
6. ABSTRAK
A. Arrizqi Ramadhan, NPM: 20177470093
B. Pengaruh Penguasaan Tata Bahasa dan Kosakata terhadap Kemampuan
Pemahaman Teks Deskriptif Bahasa Inggris (Survei pada siswa SMP Negeri
di Kabupaten Bekasi). Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris:
Fakultas Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Juli 2019.
C. xii + 5 Bab + 95 halaman
D. Kata Kunci : Penguasaan Tata Bahasa, Penguasaan Kosakata, Pemahaman
Teks Deskriptif
E. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penguasaan Tata
Bahasa dan Kosakata terhadap Kemampuan Pemahaman Teks Deskriptif
Bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Bekasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei. Sampel diambil sebanyak 60 siswa dengan
teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran
angket langsung kepada sampel. Analisis data menggunakan statistika
deskriptif seperti mencari mean, median, standar deviasi, dan uji statistika.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan
penguasaan tata bahasa dan kosakata secara bersama-sama terhadap
kemampuan pemahaman teks deskriptif bahasa Inggris siswa SMP Negeri di
Kabupaten Bekasi yang dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. = 0,000 <
0,05 dan Fhitung = 42,721. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan
tata bahasa terhadap kemampuan pemahaman teks deskriptif bahasa Inggris
siswa SMP Negeri di Kabupaten Bekasi yang dibuktikan dengan perolehan
nilai Sig. = 0,000 < 0,05 dan thitung = 3,770. (3) Terdapat pengaruh yang
signifikan penguasaan kosakata terhadap kemampuan pemahaman teks
deskripsi bahasa Inggris siswa SMP Negeri di Kabupaten Bekasi yang
dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. = 0,000 < 0,05 dan thitung = 5,083.
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman teks deskripsi bahasa Inggris,
maka diperlukan upaya peningkatan penguasaan tata bahasa dan kosakata.
F. Daftar Pustaka : Buku 57 buah (tahun 1965 sampai tahun 2016)
G. Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Sumaryoto
2. Dr. Mamik Suendarti
v
7. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat AIIah SWT yang telah
melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis
.dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
Tesis ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar magister
pada Program Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pascasarjana Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, antara lain
kepada:
1. Prof. Dr. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
sekaligus sebagai Pembimbing Materi.
2. Dr. Mamik Suendarti, selaku Dekan program Pascasarjana Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta sekaligus sebagai Pembimbing Teknik.
3. Bapak dan lbu Dosen serta staff Tata Usaha dan Karyawan Program
Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
4. Kepala SMPN 7 Tambun Selatan, Hj. Suparti, S.Pd yang telah memberikan
fasilitas dan kemudahan dalam melakukan penelitian.
5. Kepala SMPN 13 Tambun Selatan, Asmah Yayususeni, M.Pd yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan dalam melakukan penelitian.
6. Kedua orang tuaku, Dodi Setiawan dan Rasih Taurusia, yang telah
memberikan doa restunya.
vi
8. 7. Adik saya Fadhila Filzy Setiawan yang selalu memberikan dukungannya.
8. Teman-teman kelas hari Minggu jurusan Bahasa Inggris Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, baik
bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan saran, usul, dan komentar dari semua pihak.
Semoga tesis ini bermanfaat dan memenuhi sasarannya.
Jakarta, Mei 2019
Penulis
vii
9. DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
LEMBAR MOTTO ................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................ 1
Identifikasi Masalah ............................................................ 7
Pembatasan Masalah ............................................................ 8
Rumusan Masalah ................................................................. 9
Tujuan Penelitian ................................................................. 9
Kegunaan Penelitian............................................................................10
Sistematika Penulisan ..........................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Landasan Teori ....................................................................................13
Hakikat Kemampuan Memahami Teks Deskriptif Bahasa
Inggris..................................................................................................13
Hakikat Penguasaan Tata Bahasa........................................................28
Hakikat Penguasaan Kosakata.............................................................36
Kerangka Berpikir ...............................................................................44
Hipotesis Penelitian .............................................................................46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................47
Metode Penelitian................................................................................48
Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................50
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................53
Instrumen Penelitian............................................................................54
Teknik Analisis Data ...........................................................................65
Hipotesis Statistik................................................................................72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data .....................................................................................74
Uji Persyaratan Data............................................................................78
viii
10. Pengujian Hipotesis .............................................................................85
Pembahasan .........................................................................................89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan..............................................................................................94
Saran....................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11. DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Konstelasi Masalah .........................................................................39
Gambar 4.1 Histogram Polygon Variabel Kemampuan Berpikir
Kritis ................................................................................. 60
Gambar 4.2 Histogram Polygon Variable Tingkat Kecemasan ................. 61
Gambar 4.3 Histogram Polygon Variabel Keterampilan Berbicara
Bahasa Inggris ................................................................. 62
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 67
x
12. DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 38
Tabel 3.2 Sebaran Responden dan Populasi Target ................................. 43
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 43
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 46
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tingkat Kecemasan ................................................... 48
Tabel 3.6 Skor Tingkat Kecemasan ........................................................ 48
Tabel 3.7 Analisis Regresi ...................................................................... 56
Tabel 3.8 Anova ................................................................................... 56
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Hasil Keterampilan
Berbicara Bahasa Inggris ...................................................... 59
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ............................................................... 63
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Linearitas Regresi Variabel
X1 dan Y ............................................................................... 65
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Linearitas Regresi Variabel
X2 dan Y ............................................................................... 65
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ............................................................... 66
Tabel 4.6 Uji Normalitas Galat ............................................................ 68
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda Variabel
X1 dan dan X2 terhadap Y ...................................................... 69
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Signifikansi Koefisien Regresi Variabel X1
dan X2 terhadap Y ................................................................. 70
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Ganda Variabel X1 dan
X2 terhadap Y ........................................................................ 70
Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Zero Order, Partial, dan Part .................... 75
xi
13. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal tes tingkat kesjahteraan keluarga
Lampiran 2 Kuesioner tingkat kecemasan
Lampiran 3 Data hasil uji coba variabel X1 dan X2
Lampiran 4 Data hasil uji coba variabel X2
Lampiran 5 Hasil uji validitas dan reabilitas variabel X1
Lampiran 6 Hasil uji validitas dan reabilitas variabel X2
Lampiran 7 Data induk variabel X1
Lampiran 8 Data induk variabel X2
Lampiran 9 Skor Total Penelitian
Lampiran 10 Output SPSS:
1. Diskripsi Data
2. Frekuensi dan histogram kemampuan berpikir kritis
3. Frekuensi dan histogram tingkat kecemasan
4. Frekuensi dan histogram keterampilan berbicara bahasa Inggris
5. Uji normalitas data
6. Uji Linieritas
7. Uji Multikolinieritas
8. Uji Heteroskedastisitas
9. Uji normalitas galat
10. Uji koefisien korelasi ganda
11. Uji hipotesis
Lampiran 11 Daftar kutipan
Lampiran 12 Surat ijin penelitian
Lampiran 13 Daftar riwayat hidup
xii
14. DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................48
Tabel 3.2 Sebaran Responden dan Populasi Target.............................................52
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................53
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penguasaan Tata Bahasa ................55
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isntrumen X1........................................................56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penguasaan Kosakata .....................59
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ........................................................60
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ........................................................62
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ........................................................63
Tabel 3.10 Analisis Regresi...................................................................................70
Tabel 3.9 ANOVA...............................................................................................71
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian ....................................................................74
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data.............................................................................78
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan
Antara Variabel X1 dengan Variabel Y ..............................................80
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan
Antara Variabel X2 dengan Variabel Y...............................................81
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas............................................................................82
Tabel 4.6 Uji Normalitas Galat............................................................................85
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda Variabel X1
dan X2 Terhadap Y .............................................................................85
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi Variabel
X1 dan X2 Terhadap Y .......................................................................86
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Ganda Variabel X1 dan X2
Terhadap Y..........................................................................................86
15. Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Zero Order, Partial, dan Part.................................92
16. DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Konstelasi Permasalahan Penelitian................................................49
Gambar 4.1 Histogram Polygon Variabel Kemampuan
Berpikir Kritis.................................................................................75
Gambar 4.2 Histogram Polygon Variabel Penguasaan
Kosakata..........................................................................................76
Gambar 4.3 Histogram Polygon Variabel Keterampilan Berbicara Bahasa
Inggris.............................................................................................77
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastistas.....................................................................83
17. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Tes Penguasaan Tata Bahasa
Lampiran 2 Instrumen Tes Penguasaan Kosakata
Lampiran 3 Instrumen Tes Pemahaman Teks Deskriptif Bahasa Inggris
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas Variabel X1
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas Variabel X2
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas Variabel Y
Lampiran 10 Skor Penelitian
Lampiran 11 Data induk variabel X1
Lampiran 12 Data induk variabel X2
Lampiran 13 Data induk variabel Y
Lampiran Data Penelitian Variabel X1, X2 dan Y
Lampiran 14 Output SPSS
1. Deskriptif Statistik Data
2. Freukensi dan Histogram Penguasaan Tata Bahasa
3. Frekuensi dan Histogram Penguasaan Kosakata
4. Frekuensi dan histogram Pemahaman Teks Deskriptif Bahasa Inggris
5. Hasil uji Normalitas
6. Hasil Uji Linieritas
7. Hasil Uji Multikolinieritas
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas
9. Hasil Uji Normalitas Galat
10. Hasil uji Hipotesis korelasi dan regresi X1 dengan Y
11. Hasil uji Hipotesis korelasi dan regresi X2 dengan Y
12. Hasil uji regresi X1 dan X2 terhadap Y
Lampiran 15 Tabel Nilai Product Moment
Lampiran 15 Tabel Nilai t
Lampiran 16 Surat ijin penelitian
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup
18. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidikan di Indonesia merupakan hal yang sangat penting
dalam mencapai salah satu tujuan bangsa yaitu menjadikan bangsa
Indonesia menjadi negara yang maju. Dengan diperolehnya pendidikan yang
baik, diharapkan dapat menjadi jalan untuk memenuhi tujuan tersebut di
masa yang akan datang.
Proses terbentuknya sumber daya manusia yang aktif, trampil, mandiri
dan profesional memerlukan waktu dan keadaan yang sesuai. Hal tersebut
menentukan perlunya kemampuan serta penguasaan dalam bidang ilmu
akademik dan teknologi pada lembaga pendidikan formal di sekolah untuk
kemudian diterapkan demi terbentuknya sikap sosial yang sesuai.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat baik dari
ilmu pengetahuan maupun teknologi, mempelajari bahasa menjadi salah
satu faktor penting untuk dapat mempelajari hal lain yang berkaitan dengan
bidang akademik.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan,
ide, pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Agar
apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh
pembicara atau orang yang diajak bicara, hendaklah bahasa yang digunakan
1
19. 2
dapat mendukung maksud atau pikiran dan perasaan pembicara dengan
jelas. Oleh karena itu, belajar bahasa mengandalkan berpikir, fungsi otak
akan bekerja sebagaimana belajar. Bahasa merupakan dasar fundamental
berpikir.Bahasa juga dapat memperluas pikiran. Otak mempunyai kapasitas
untuk menampung rangsangan-rangsangan yang masuk. Melalui bahasa
manusia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya baik secara lisan
maupun tertulis. Keraf (2009: 16) mengatakan "Bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri".
Bahasa asing khususnya Bahasa Inggris yang merupakan bahasa
internasional yang digunakan oleh semua orang di seluruh dunia untuk
berkomunikasi satu sama lain menjadi faktor penting untuk dikuasai, seperti
yang dikemukakan oleh Jack C. Richards ( 2010:196)
“English is as the world’s major second language and the
commonest language used for international business, trade, travel,
communication, and etc.”
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang paling banyak
digunakan manusia dari seluruh dunia sebagai alat komunikasi yang
kongkrit. Terdapat setidaknya 60 negara yang menuturkan Bahasa Inggris
sebagai bahasa resmi di negaranya. Di Indonesia, Bahasa Inggris menjadi
salah satu mata pelajaran prioritas bagi siswa-siswi yang belajar baik di
sekolah negeri maupun swasta, dibuktikan dengan dijadikannya Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran yang dimasukan ke dalam Ujian Nasional.
20. 3
Hal tersebut menjadi alasan kuat betapa pentingnya penguasaan Bahasa
Inggris khususnya dalam menghadapi zaman yang semakin kompetitif.
Di era digital ini, di mana setiap orang dapat dengan mudah
mengakses dan menggali informasi, Bahasa Inggris digunakan sebagai
media yang dapat dimengerti orang dari berbagai negara. Situs yang umum
digunakan seperti Google, Wikipedia, Youtube dan lainnya menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, walaupun terdapat opsi untuk
menggantinya ke dalam Bahasa Indonesia, namun dalam penggunaan secara
lengkap dan lebih jauhnya laman tersebut tetap menggunakan Bahasa
Inggris. Begitu pun dengan sumber informasi lain seperti buku, majalah
maupun koran. Terdapat banyak media cetak yang menggunakan Bahasa
Inggris seperti BBC News, Jakarta Post dan lain-lain. Begitu pun juga
dengan jurnal ilmiah yang sebagian besar ditulis menggunakan Bahasa
Inggris. Husein Shahab (2001) dalam jurnal FSU in the Limelight menulis
bahwa walaupun para siswa akan menekuni disiplin ilmu di luar bahasa
Inggris, “mereka tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan membaca
buku-buku berbahasa Inggris dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan ilmu.” Maka dari itu kemampuan seseorang dalam
memahami bacaan dalam Bahasa Inggris sangatlah mutlak untuk dikuasai.
Banyak orang yang menyatakan bahwa membaca merupakan
kemampuan akademik yang penting bagi siswa khususnya dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris. Celce-Murcia (2001) melihat banyaknya buku
atau bacaan yang tersedia di berbagai tempat dan media, membaca secara
21. 4
berkala dapat dikatakan sebagai cara yang cukup efektif dalam memahami
bahasa sumber, khususnya bagi siswa yang mempelajari Bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua seperti di Indonesia, dimana penutur asli bahasa kedua
tidak tersedia untuk memberi masukan bahasa. Namun demikian,
kemampuan membaca siswa di Indonesia dalam memahami teks Bahasa
Inggris dapat dikatakan belum cukup baik. Dikutip dalam jurnal yang sama,
Husein Shahab menyatakan beberapa hal yang menyebabkan kurang
memadainya kemampuan membaca, yaitu “para mahasiswa sendiri, metode
pengajaran, alokasi waktu yang tersedia serta bahan ajar yang dipakai
selama ini.”
Dari beberapa faktor tersebut, munculah beberapa solusi, diantaranya
adalah meningkatkan kemampuan tata bahasa. Kemampuan menguasai tata
bahasa sangatlah penting dalam proses mempelajari suatu bahasa. Bahasa
yang baik terlihat dari susunan tata bahasa yang terstruktur dan sesuai.
Dengan menguasai tata bahasa secara rinci, penutur bahasa mampu
berbicara secara halus baik menggunakan bahasa lisan maupun tulis.
Penguasaan tata bahasa tersebut dapat juga diaplikasikan ke dalam berbagai
kemampuan berbahasa, seperti mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Untuk menguasai tata bahasa, siswa memerlukan bekal sederhana
dalam prosesnya. Faktor yang identik dalam penguasaan tata bahasa yaitu
dengan menguasai kosa kata, yaitu kumpulan kata dalam suatu bahasa untuk
22. 5
membentuk suatu kalimat di dalam teks bacaan. Scott Thornbury (2006: 1)
mengungkapkan:
“All languages have words, Language emerges first as words, both
historically, and in terms of the way each of us first and any
subsequent languages. The coining of new words never stops. Not
does the acquisition of words, and learning new meanings for old
words.”
Kosakata memiliki peran yang sangat penting dalam keterampilan
bahasa. Siswa yang sedikit pembendaharaan kata akan mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran bahasa dan memiliki sedikit kemungkinan untuk
mengembangkan bahasanya. Seperti yang dikemukakan oleh Harley (1996:
173)“Vocabulary learning is now viewed as one of the most crucial
components in learning an L2. Dengan kemampuan menguasai kosa kata
yang cukup akan membuat mereka lebih mudah dalam mempelajari
kemampuan maupun keterampilan bahasa yang lain, seperti tata bahasa.
Dengan demikian, ketika seorang siswa mampu menguasai kosa kata yang
cukup tidak akan sulit bagi mereka dalam menguasai tata bahasa.
Dengan pembahasan tersebut, siswa di Indonesia perlu mempelajari
lebih dalam untuk dapat menguasai kosakata yang dimilikinya. Faktor
tersebut erat kaitannya dengan tahap selanjutnya, yaitu menguasai tata
bahasa, yang mana diperlukan penguasaan tata bahasa yang cukup sehingga
dapat mengerti isi bacaan. Salah satu komponen tata bahasa yang sering
digunakan di sekolah adalah tense. Terdapat enam belas tense yang ada di
23. 6
dalam Bahasa Inggris yang dapat di pelajari siswa, seperti simple present
tense, simple past tense, simple present futre tense, simple present perfect
tense dan lainnya. Namun dari keenam belas tense tersebut, salah satu tense
dasar yang dipelajari siswa, simple present tense masih sangat sulit
dipahami. Penguasaan simple present tense berhubungan dengan
pemahaman jenis teks Bahasa Inggris, salah satunya adalah deskriptif teks.
Dalam hal membaca, bukan hanya penguasaan tata bahasa dan
penguasaan kosakata saja yang penting, namun juga penguasaan simpe
present tense diperlukan dalam memahami suatu teks bacaan Bahasa
Inggris, khususnya teks deskriptif. Atas dasar pemikiran tersebut, maka
dalam tesis ini penulis akan melakukan penelitian lapangan. Penelitian
tersebut bukan ingin membandingkan antara efektifitas kemampuan
menguasai tata bahasa dengan kemampuan penguasaan kosakata yang
diwakili oleh simple present tense terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif Bahasa Inggris, namun ingin menggunakan keduanya sebagai dua
variabel yang saling melengkapi untuk menilai pengaruh penguasaan tata
bahasa dan kosakata terhadap kemampuan memahami teks deskriptif bahasa
Inggris (survey pada SMP Negeri di kabupaten Bekasi).
24. 7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan kemampuan memahami teks deskriptif
bahasa Inggris siswa di Sekolah Menengah Pertama?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kemampuan memahami
teks deskriptif siswa tersebut?
3. Seberapa jauh faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemampuan
memahami teks deskriptif siswa tersebut?
4. Apakah penguasaan tata bahasa dan kosakata dua di antara faktor-
faktor yang dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan memahami
teks deskriptif siswa tersebut?
5. Apakah siswa dengan penguasaan tata bahasa yang baik dapat
meningkatkan nilainya dalam memahami teks deskriptif bahasa
Inggris?
6. Apakah siswa yang memiliki kosakata yang baik dapat meningkatkan
nilainya dalam kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris?
7. Apakah terdapat pengaruh latar belakang keluarga terhadap
kemampuan memahami teks deskriptif Bahasa Inggris siswa?
8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan tata
bahasa dan kosakata terhadap kemampuan memahami teks deskriptif
Bahasa Inggris siswa di Sekolah Menengah Pertama?
25. 8
9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penguasaan tata
bahasa dan kemampuan memahami teks deskriptif Bahasa siswa di
Sekolah Menengah Pertama?
10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara peguasaan kosakata
dan kemampuan memahami teks deskriptif Bahasa siswa di Sekolah
Menengah Pertama?
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah proses penelitian maka penulis membatasi
permasalahan hanya pada masalah pengaruh penguasaan tata bahasa dan
penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami teks deskriptif
bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Bekasi.
Agar lebih terarah dalam melakukan penelitian ini diberikan batasan-
batasan penelitian yaitu : populasi yang diambil dalam penelitian adalah
siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Bekasi di mana sampelnya
adalah Kelas VII SMP Negeri 7 Tambun Selatan dan SMP Negeri 13
Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dibatasi hanya pada
penguasaan tata bahasa dan kosakata terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif siswa SMP kelas VII semester ganjil yang disesuaikan dengan
silabus kelas tersebut.
26. 9
D. Rumusan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
tulisan ini berfokus pada pertanyaan berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penguasaan tata bahasa dan penguasaan
kosakata secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris siswa SMP Negeri di Kabupaten Bekasi?
2. Apakah terdapat pengaruh penguasaan tata bahasa terhadap
kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa SMP
Negeri di Kabupaten Bekasi?
3. Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan
memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa SMP Negeri di
Kabupaten Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh penguasaan tata bahasa dan kosakata secara bersama-sama
terhadap kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa
SMP Negeri di Kabupaten Bekasi.
2. Pengaruh penguasaan tata bahasa terhadap kemampuan memahami
teks deskriptif bahasa Inggris siswa SMP Negeri di Kabupaten Bekasi.
3. Pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris siswa SMP Negeri di Kabupaten Bekasi.
27. 10
F. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai gagasan
pemikiran bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan guna
menambah nilai keilmuan tersebut khususnya dalam hal kajian teori
tentang hubungan antara penguasaan tata bahasa dan kosakata
terhadap kemampuan memahami teks deskrptif bahasa Inggris siswa
SMP.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai wacana nilai
pendidikan khususnya dalam hal meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami teks deskriptif bahasa Inggris.
b. Bagi Lembaga Pendidikan
1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para
pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan
dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara
umum.
28. 11
2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia
pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada
di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan
pendidikan yang ada.
c. Bagi peneliti berikutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau
dikembangkan lebih lanjut, serta sebagai referensi terhadap
penelitian yang sejenis.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini penulis sajikan dalam lima bab, dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini akan di bahas tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan
teori, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan
hipotesis penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian. Pada bab ini akan dibahas tentang
waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, populasi
dan sample, teknik pengumpula data, instrumen penelitian
29. 12
dan teknik analisis data.
Bab IV : Hasil Analisis dan Pembahasan. Pada bab ini akan
diuraikan tentang hasil pengolahan data yang meliputi
karakteristik responden, deskripsi data, analisis persyaratan
data, pengujian hipotesis penelitian, dan interpretasi hasil
penelitian.
Bab V : Kesimpulan dan Saran. Pada bab penutup ini akan
dikemukakan hasil penelitian yang terdiri atas simpulan dan
saran.
30. BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Hakikat Kemampuan Memahami Teks Deskriptif Bahasa Inggris
a. Pengertian Kemampuan
Setiap manusia memiliki kemampuan di dalam setiap
dirinya masing-masing. Kemampuan tersebut dapat membuat
manusia mampu melakukan kebisaan tertentu sehingga menjadi
suatu hal yang bermanfaat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 707)
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti
kuasa/sanggup melakukan sesuatu, kemudian ditambah awalan
“ke” dan akhiran “an” menjadi kemampuan yang artinya
kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
Sedangkan Soelaiman (2007:112) dalam buku “Esensi
Perilaku Organisasional” menyatakan bahwa kemampuan
adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang
memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan
pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.
Kemampuan menurut Moch Wispandono (2018: 242)
adalah suatu kapasitas atau kekuatan yang diperoleh secara sengaja
13
31. 14
atau secara natural yang memungkinkan seorang individu untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu dengan sukses.
(Noermijati, 2013: 52-54) dalam bukunya menjelaskan
beberapa pendapat mengenai kemampuan. Menurut Robbins
(2003: 24), kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Sementara
Gibson (1996: 81) mengatakan, kemampuan adalah sifat biological
dan bisa dipelajari yang memungkinkan seseorang melakukan
sesuatu baik bersifat mental maupun fisik. Sedangkan menurut
Kreitner (2003” 7) kemampuan merupakan karakteristik stabil
yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental
seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kapasitas atau
kekuatan seseorang yang diperoleh sedari lahir yang dapat
memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan baik fisik
maupun mental.
Robbins (2003: 25) dalam sumber yang sama menyatakan
bahwa seluruh kemampuan seorang individu pada hakikatnya
tersusun dari dua perangkat faktor kemampuan, yaitu kemampuan
fisik dan kemampuan intelektual.
Sugiyanto (1996: 221) menerangkan bahwa kemampuan
fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam
32. 15
melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk
mendukung mengembangkan aktifitas psikomotor. Sementara itu
kemampuan intelektual menurut Robbins (2003: 26) adalah
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental
Ditinjau berdasarkan pengertiannya, instrumen yang berhubungan
terhadap pembelajaran lebih meruju kepada kemampuan
intelektual.
Menurut Noermijati (2013:55) terdapat setidaknya lima
dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yaitu kemahiran
berhitung, pemahaman verbal, kecepatan, penalaran induktif, dan
penalaran deduktif:
1) Dimensi kecerdasan numeric adalah kemampuan untuk
berhitung dengan cepat dan tepat
2) Pemahaman verbal merupakan kemampuan memahami apa
yang dibaca atau didengar serta hubungan kata satu sama lain
3) Kecepatan perceptual adalah kemampuan untuk mengenali
kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat
4) Penalaran induktif adalah kemampuan untuk mengenali
urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan
masalah itu
5) Penalaran deduktif merupakan kemampuan dalam
menggunakan beberapa pemikiran logis dalam suatu masalah
33. 16
dan kemudian memecahkan masalah itu (Noermijati,
2013:55)
Mengacu pada teori tersebut, dimensi kemampuan
intelektual yang terkait dengan penelitian adalah pemahaman
verbal. Dimensi tersebut meliputi apa yang dibaca dan didengar
oleh penutur. Sehingga kemampuan intelektual memiliki peranan
penting dalam pemahaman bacaan.
b. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan bahasa yang
diperlukan untuk mendapatkan informasi tertentu. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:113), membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Berikut adalah penjelasan yang dikemukakan para ahli
mengenai membaca:
1) Cole dalam (Suwaryono Wiryodijoyo, 1989:42)
menyatakan membaca adalah proses psikologis untuk
menentukan arti kata-kata tertulis yang melibatkan
penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan,
pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan
34. 17
pengalaman membacanya (Suwaryono Wiryodijoyo,
1989:42).
2) Neil J. Anderson (1999:1) mengatakan bahwa membaca
adalah proses aktif yang melibatkan si pembaca dan bahan
bacaannya untuk merangkai makna. (1999:1)
3) Smith (1994:1) mendefinisikan membaca adalah suatu
aktivitas yang melibatkan diri kita secara mandiri dalam
sebuah gagasan atau kejadian dalam sebuah teks. (Frank
Smith, 1994:1)
4) Harimurti Kridalaksana (2008: 151) membuat rumusan
tentang definisi membaca sebagai berikut:
a) Menggali informasi dari teks, baik dari yang berupa
tulisan maupun dari gambar atau diagram dan
kombinasi dari keduanya;
b) Keterampilan mengenal dan memahami bahasa
tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis
dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam
bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran
keras-keras.
5) Jeremy Harmer (1991:190) mengatakan “Reading is an
exercise dominated by the eyes and the brain. The eyes
receive messages and the brain then has to work out the
significance of these messages.”
35. 18
6) Martha Rapp Ruddel berpendapat (2005:30) membaca
adalah suatu tindakan membangun makna ketika
berinteraksi dengan teks.
7) Beatrice S. Mickulecky (1990:9) menyampaikan membaca
dengan baik dalam bahasa Inggris berarti mampu
menafsirkan teks dengan cara yang diterima oleh aturan
pada umumnya.
8) Rumusan kelompok studi bahasa Indonesia (1991:3):
a) Membaca merupakan suatu proses decoding
b) Membaca adalah sebuah keterampilan latihan
c) Membaca merupakan proses merekonstruksi makna
sebuah teks
d) Membaca merupakan suatu pemindaham lambang
visual menjadi lambang bunyi.
e) Membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan
secara kritis kreatif.
9) Sabarti Akhadiah (1991:22) menerangkan bahwa
membaca merupakan kegiatan yang mencakup pengenalan
huruf dan kata yang menghubungkannya dengan bunyi
dan makna, serta menarik kesimpulan dari maksud bacaan
tersebut.
Berdasarkan beberapa penjelasan dari para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca adalah adanya
36. 19
proses komunikasi dan interaksi antara penulis dengan
pembacanya, pun demikian pembaca dengan dirinya sendiri
melalui suatu bacaan.
Dalam melakukan literasi tentunya diperlukan proses dan
waktu. Hodgson dalam buku Membaca karya Henry Guntur
Tarigan (2008:7) menyebutkan bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu menurut
Achmad (2010: 81) memahami bacaan merupakan strategi
membaca yang bertujuan memberikan penilaian terhadap bacaan
yang melibatkan diri pada bacaan dan membuat analisis yang
tepat.
Anderson dalam (H.G. Tarigan, 2008:7) menyatakan:
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and
decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis
yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-
kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral
language meaning) yang mencakup pengubahan
tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Hal yang dapat disimpulkan berdasarkan batas membaca
tersebut adalah bahwa membaca merupakan cara untuk dapat
memahami makna yang disampaikan oleh penulis melalui apa
yang ditulisnya.
37. 20
c. Pengertian Teks Deskriptif Bahasa Inggris
Mempelajari teks bahasa Inggris merupakan keterampilan
yang harus dimiliki seseorang untuk dapat memahami dengan
seksama makna yang terkandung di dalam teks tersebut.
Terdapat berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris. Farida
Hidayati (2008:2) menyampaikan ada sembilan jenis teks, yaitu:
Narrative, recount, news items, report, descriptive, explanation,
hortatory exposition, analytical exposition dan discussion. Dari
kesembilan jenis teks tersebut, yang umum digunakan adalah
descriptive text (teks deskriptif).
Tom Kindt (2003:21) mengatakan descriptive texts
represent static situations: they describe conditions, draw
pictures or portraits, portray social milieus, or categorize
natural and social phenomena.
Peni Larasati (2009:91) berpendapat descriptive teks
adalah jenis teks yang mendeskripsikan seseorang, benda,
tempat tertentu sehingga diperoleh informasi yang jelas dan
spesifik berkaitan dengan orang, benda, ataupun tempat tersebut.
Otong Setiawan (2007:24) menyatakan teks description
bertujuan untuk menggambarkan seseorang, sesuatu, suatu
tempat, seekor binatang. Teks description meng-highlight satu
orang/benda/tempat/binatang secara khusus. Teks description
menyodorkan banyak informasi tentang
38. 21
orang/benda/tempat/binatang tertentu secara gamblang, rinci,
dapat divisualisasikan.
Mengacu kepada pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa teks desfriptif adalah suatu teks yang menjelaskan
tentang suatu kejadian dan menggambarkan orang, hewan,
tempat dan lainnya untuk medapat informasi secara lengkap.
Mengutip dalam sumber yang sama, teks description
umumnya memiliki struktur:
1) Identification, pengenalan subjek atau hal yang akan
dideskripsikan.
2) Description, penginformasian ciri-ciri subjek misalnya
sifat-sifat psikologis, perilaku, tampilan fisik, fitur-fitur
khas, kualitas, dan sejenisnya.
Teks description sering menggunakan unsur kebahasaan
tertentu, antara lain:
1) Noun yang spesifik, misalnya father, school, my dog, dll.
2) Simple present tense
3) Detailed noun phrase, kata benda yang mendapatkan
perian kata sifat.
4) Beragam jenis adjective yang bersifat describing,
numbering, classifying.
39. 22
5) Relational process, menggunakan kata kerja yang dapat
menggambarkan keadaan participant, dan atau
mengisyaratkan kepemilikan.
6) Figurative language, menggunakan bahasa figurative
seperti simile atau metaphor sebagai cara untuk memberi
ilustrasi perbandingan.
Sebagaimana diketahui di dalam pembahasan di atas, salah
satu unsur kebahasaan yang digunakan di dalam teks deskrptif
adalah penggunaan simple present tense. Penggunaan simple
present tense menjadi salah satu unsur terpenting di dalam
deskriptif teks, karena hanya jenis tenses inilah yang terdapat di
dalam deskriptif teks.
Ron Cowan (2008:357) mengatakan: “The simple present
tense expresses states and habitual action. The habitual action
meaning of the simple present , the most commonly targeted one
in textbooks, generally requires the presence of time expressions
(e.g., every Friday, regularly, always + time).
Raymond Murphy (2003:4) berpendapat: We use the
present simple to talk about things in general. We use it to say
that something happens all the time or repeatedly, or that
something is true in general.
40. 23
Suci Mulyani (2014:13) menyatakan Simple Present Tense
(Waktu Sekarang) adalah bentuk waktu untuk menyatakan suatu
perbuatan yang dilakukan karena kebiasaan.
Mengacu kepada pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Simple Present Tense merupakan kejadian
yang terjadi secara berkala menurut kejadian sebenarnya. Selain
itu penggunaan simple present tense di dalam teks deskriptif
menjadi sangat penting dan krusial.
d. Pengertian Kemampuan Memahami Teks Deskriptif Bahasa
Inggris
Menurut Sudarso (2001: 58) pemahaman atau
komprehensi adalah kemampuan pembaca untuk mengerti ide
pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Oleh sebab itu
pembaca diharuskan memahami gagasan ide yang terdapat di
dalam bacaan yang dibacanya.
Tampubolon (1987:7) mengemukakan bahwa yang
dimaksudkan dengan kemampuan membaca adalah kecepatan
membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.
Kemampuan membaca menurut Harjasujana dan
Damaianti (2003:134-136) meliputi pemahaman kalimat-
kalimat. Pemahaman tentang kalimat-kalimat itu meliputi pula
kemampuan menggunakan teori tentang hubungan struktural
antarkalimat.
41. 24
Menurut Soedarso (2004:7) kemampuan membaca adalah
suatu proses kemampuan atau kesanggupan yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan melalui media kata-kata.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca adalah pemahaman terhadap isi bacaan
yang meliputi struktur kata maupun kalimat.
Kemampuan pemahaman bacaan adalah kesanggupan
seseorang untuk menangkap informasi atau ide-ide yang
disampaikan oleh penulis melalui bacaan sehingga ia dapat
menginterpretasikan ide-ide yang ditemukan, baik makna yang
tersurat maupun yang tersirat dari teks tersebut.
Josep Hayon (2007:55) mengemukakan bahwa
pemahaman sebuah wacana sangat bergantung kepada dua hal
utama, yaitu pembaca dan wacana itu sendiri. Sehingga sulit
untuk memahami suatu bacaan jika pembaca tidak
memperhatikan kedua faktor tersebut.
Meliyawati (2016:64) mengungkapkan membaca
pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan,
resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim,
prinsip-prinsip membaca pemahaman adalah sebagai berikut:
42. 25
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiraksaan adalah kerangka kerja
kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang profesional mempengaruhi belajar
siswa.
4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan
berperan aktif dalam proses membaca.
5) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari
berbagai teks pada berbagai tingkatan kelas.
6) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi
pemahaman membaca.
7) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
8) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran
membaca pemahaman (McLaughlin dan Allen dalam Farida
Rahim, 2008:3-4).
Selain itu menurut Burns (1996:208) jenis pemahaman
dalam membaca dibagi menjadi dua, yakni pemahaman literal
dan pemahaman tingkat tinggi. Selanjutnya pemahaman tingkat
tinggi menurut Burns dapat dibagi menjadi tiga tingkatan
pemahaman, yakni pemahaman interpretatif, pemahaman kritis,
dan pemahaman kreatif.
Menurut Rubin (1982:107) pemahaman literal
membutuhkan tingkat keterampilan berpikir yang lebih rendah
43. 26
daripada tiga tingkat berpikir pada tingkat pemahaman lainnya.
Menurutnya pemahaman literal menunjukkan kemampuan untuk
mendapatkan pemahaman tingkat rendah dengan hanya
menggunakan informasi yang disebutkan secara eksplisit.
Burns (1996:262) menjelaskan bahwa pemahaman urutan
yang lebih tinggi merupakan pemahaman yang lebih tinggi
daripada pemahaman literal. Jenis pemahaman ini dihasilkan
melalui proses berpikir yang lebih tinggi. Seperti interpretasi,
analisis, dan sintesis informasi.
Yang termasuk pemahaman urutan yang lebih tinggi
adalah pemahaman interpretatif, kritis, dan kreatif. Pemahaman
ini dapat diperoleh dengan kegiatan membaca pemahaman
tingkat tinggi, yakni membaca interpretatif, membaca kritis, dan
membaca kreatif.
Pemahaman interpretif menurut Burns (1996:263) adalah
membaca antar baris untuk membuat inferensi. Membaca
interpretif merupakan proses pelacakan gagasan yang
disampaikan secara tidak langsung. Membaca interpretif
meliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan utama
bacaan, hubungan sebab akibat, serta analisis 280 bacaan seperti
menemukan tujuan pengarang menulis bacaan,
penginterpretasian bahasa figuratif.
44. 27
Pemahaman kritis menurut Rubin (1982:108) merupakan
tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada dua kategori
sebelumnya, karena tingkatan ini melibatkan evaluasi, penilaian
pribadi, dan kebenaran apa yang dibaca. Pemahaman kritis
menuntut siswa menganalisis materi yang dibaca dengan
memperhatikan kata-kata kunci, mengabaikan bagian-bagian
yang tidak relevan atau memilih judul-judul yang sesuai untuk
cerita.
Menurut Burns (1996:293) membaca kreatif menuntut
pembaca untuk berpikir ketika mereka membaca dan menuntut
mereka menggunakan imajinasi mereka. Dengan membaca
seperti ini, pembaca akan menghasilkan gagasan-gagasan baru.
Rubin (1982:108) mengemukakan bahwa membaca dalam
kreatif pembaca mencoba menemukan solusi atau alternatif baru
atau solusi yang dikemukakan penulis. Untuk membaca kreatif
pembaca menggunakan skemata mengkombinasikan
pengetahuan latar ini dengan gagasan dari teks untuk
menghasilkan respon-respon baru.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan memahami bacaan teks deskriptif bahasa Inggris
adalah keterampilan siswa dalam mencerna suatu informasi dan
gagasan ide dari suatu teks deskriptif berbahasa Inggris yang
45. 28
diklasifikasikan menjadi pemahaman interpretatif, pemahaman
kritis, dan pemahaman kreatif.
2. Hakikat Penguasaan Tata Bahasa
a. Hakikat Penguasaan
Pius A Partanto (2001:384) mengemukakan bahwa
penguasaan berasal dari kata dasar kuasa yang artinya mampu,
kemampuan, hak menjalankan sesuatu, mandat.
Nurgiyantoro (2001: 162) menyatakan bahwa penguasaan
merupakan kemampuan seseorang yang dapat diwujudkan baik
dari teori maupun praktik. Seseorang dapat dikatakan menguasai
sesuatu apabila orang tersebut mengerti dan memahami materi
atau konsep tersebut sehingga dapat menerapkannya pada situasi
atau konsep baru.
Penguasaan menurut W.J.S. Poerwadarminta (2002:604).
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata yang
berasal dari kata dasar ‘kuasa’ yang memiliki arti pemahaman
atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahan atau
kepandaian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penguasaan adalah seseorang dalam memahami sesuatu secara
teoritis maupun praktis.
46. 29
b. Hakikat Tata Bahasa
Menurut Chomsky (2001:88) tata bahasa adalah sejenis
sistem aturan dasar yang secara rekursif mendefinisikan dan
membentuk transformasi kalimat. Dengan kata lain, tata bahasa
menjadi bagian penting di dalam pembentukan suatu kalimat.
Sidney (2002:1) berpendapat: Grammar is the central
component of language. It mediates between the system of
sounds or of written symbols, on the one hand, and the system of
meaning, on the other.
Selain itu Scott Thornbury (1999:1) menyatakan:
“Grammar is partly the study of what forms (or
structures) are possible in a language. Traditionally,
grammar has been concerned almost exclusively with
analysis at the level of the sentence. Thus a grammar is a
description of the rules that govern how a language's
sentences are formed.”
Geraldine Woods (2010:6) mengungkapkan: grammar is
the study of language — specifically, how words are put
together. Because of obsessive English teachers and their rules,
grammar also means a set of standards that you have to follow
in order to speak and write better.
Robert (2011: 33) menyampaikan “Grammar,” to the
language specialist, is how words and sentences are built from
meaningful components. It describes how nouns are made plural
or verbs put into the past tense; how individual words can be
47. 30
bolted together into phrases, clauses, and sentences that obey
the rules of syntax.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, diketahui
bahwa tata bahasa merupakan suatu aturan dan komponen
penting dalam pembentukan suatu kalimat dengan
mendeskripsikan kelas kata yang ada menjadi suatu bentuk
kalimat yang benar.
Tata bahasa memiliki berbagai aspek yang perlu
diperhatikan dalam pola pembentukannya. Menurut Sydney
Greenbaum (2002: 13) dalam mempelajari tata bahasa harus
menguasai aspek yang meliputi sentence, phrase, word classes
dan clause.
1) Sentence (kalimat)
Sydney (2002:13) mengatakan “a sentence
expresses a complete thought. This is a notional
definition: it defines a term by the notion or idea it
conveys.”
Dalam sumber yang sama, Sydney, (2002:16)
menyatakan terdapat empat tipe utama sentence:
a) Declaratives (or declarative sentences)
She was attracted to an open-air job.
The new proposals have galvanized the normally
disparate community into a potent fighting force.
48. 31
b) Interrogatives (or interrogative sentences)
Do you have internet access at home?
Where will you be going for your holiday?
c) Imperatives (or imperative sentences)
Open the door for me.
Take a seat.
d) Exclamatives (or exclamative sentences)
How well you look!
What a good friend you are!
2) Phrase (Frasa)
Clark (1865:178) mengungkapkan “A phrase is a
combination of words not constituting an entire
proposition, but performing a distinct office in the
structure of a sentence or another phrase.”
Sementara itu Elson dan Pickett (1969:73); Cook
(1971:91) mengatakan bahwa frasa adalah satuan
linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua
kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa.
Menurut Sydney (2002:46) terdapat lima tipe frasa:
a) noun phrase
Englishtips4u (2014:14) menyampaikan noun
phrase adalah frasa yang mempunyai kata kunci
(head) berupa kata benda.
49. 32
A peaceful result (main word: noun result)
b) verb phrase
Mengutip dari sumber yang sama, verb phrase
merupakan frasa yang mempunyai kata kunci (head)
berupa kata kerja.
Must have been dreaming (main word: verb
dreaming)
c) adjective phrase
Dalam sumber yang sama, adjective phrase
adalah frasa yang mempunyai kata kunci (head)
berupa kata sifat.
Very pleasant (main word: adjective pleasant)
d) adverb phrase
Sumber yang sama menyatakan bahwa adverb
phrase adalah frasa yang mempunyai kata kunci
(head) berupa kata keterangan.
Very carefully (main word: adverb carefully)
e) prepositional phrase
Mengutip di dalam sumber yang sama,
(englishtips4u, 2014:14-15) prepositional phrase
merupakan frasa yang memiliki kata kunci (head)
berupa preposisi.
In the shade (main word: preposition in)
50. 33
3) Tense
Suci Mulyani (2014:7) menyatakan tenses
merupakan bentuk kata yang menyatakan perubahan
waktu, kapan peristiwa, berita, pernyataan, tindakan
terjadi dalam suatu kalimat.
Randolph Quirk (1995:5) mengatakan tense adalah
hubungan antara bentuk kata kerja dan konsepsi waktu.
Hubungan tersebut ditunjukkan dengan adanya bentuk-
bentuk kata kerja dan bermacam-macam keterangan waktu
atau dengan pemakaian bentuk kata kerja tertentu sudah
dapat menunjukkan aspek waktu tertentu.
Menurut pendapat Sydney (2002:55) tense is a
grammatical category referring to the time of the
situation; the tense is indicated by the form of the verb.
There are two tense forms: present and past.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa tense merupakan bentuk kata kerja di dalam
kalimat untuk menyatakan waktu maupun kejadian
tertentu. Tense terbagi menjadi dua bentuk, present dan
past.
Mengutip dari sumber yang sama, (Sydney,
2002:55-56), semua jenis kata kerja kecuali be, terdapat
dua bentuk present: bentuk -s dan bentuk dasar. Bentuk -s
51. 34
digunakan untuk menerangkan orang ketiga, yaitu he, she,
it dan singular noun phrases sebagai subjek:
He plays football every day.
The road seems narrower.
Bentuk dasar digunakan untuk subjek lainnya: I,
you, we, they, dan plural noun phrase sebagai subjek:
I play football every day.
The roads seem narrower.
Be memiliki tiga bentuk present tense, yang ada
pada bentuk dasar be:
am – first person singular
is – third person singular
are – others
Untuk semua kata kerja kecuali be, hanya terdapat
satu bentuk past:
He (or They) played football yesterday.
The road (or roads) seemed narrower.
Be memiliki dua bentuk past:
was – first and third person singular
were – others.
4) Word Classes (Kelas Kata)
Word classes seperti noun, verb, adjective, dll juga
biasa disebut parts of speech. Word classes dapat dibagi
52. 35
menjadi open classes dan closed classes. Open classes
dapat digunakan untuk berbagai kata baru; closed classes
adalah kelas kata yang secara hanya dapat digunakan oleh
sebagian kecil kata baru.
Open classes
Noun : Paul, paper, speech, play
Adjective : young, cheerful, dark, round
Main verb : talk, become, like, play
Adverb : carefully, firmly, confidentially
Closed classes
Pronoun : she, somebody, one, who, that
Determiner : a, the, that, each, some
Auxiliary (verb): can, may, will, have, be, do
Conjunction : and, that, in order that, if, though
Preposition : of, at, to, in spite of
Terdapat juga kelas minor, seperti penyebutan angka
(one, twenty-three,first) dan interjections (oh, ah, ouch).
Begitu pula dengan kata baru yang tidak dapat digunakan
dalam bentuk apapun dan harus digunakan secara
individu, seperti kata negatif not dan penanda infinitif to
(to say). (Sydney, 2002:86)
5) Clause (Klausa)
53. 36
Zaenal Arifin (2008:34) menyatakan bahwa klausa
adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang
sekurang-kurang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa
atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
Menurut Rodney (2005:159) klausa memiliki lima
tipe yang berkorelasi dengan speech act:
Clause Type Characteristic Speech Act
Declarative making a statement
Closed interrogativeasking a closed question
Open interrogative asking an open question
Exclamative making an exclamatory statement
Imperative issuing a directive
Berdasarkan pandangan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa penguasaan tata bahasa merupakan
elemen penting untuk memahami bahasa Inggris. Aspek
penting yang harus dikuasai penutur dalam tata bahasa di
antaranya adalah penguasaan sentence, phrase, tense,
word classes dan clause.
3. Hakikat Penguasaan Kosakata
Kosakata merupakan salah satu unsur penting dalam berbahasa
baik lisan maupun tulis. Dengan memiliki kosakata yang cukup, pesan
yang hendak disampaikan dari satu orang ke orang lain, baik secara
lisan maupun tulis akan lebih mudah tersampaikan. Oleh sebab itu
54. 37
kosakata menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan di dalam
pembelajaran bahasa. Vocabulary learning is now viewed as one of
the most crucial components in learning an L2.(Harley, 1996;
Barcroft, 2004).
Menurut Alo (2002:161) kosakata (vokabulari) sebenarnya
adalah kekayaan kata-kata sebagai simbol yang dimiliki oleh sebuah
bahasa untuk menjelaskan suatu objek.
John Read (2000:16) menyatakan “Vocabulary is knowledge
involves knowing the meanings of words and therefore the purpose of
a vocabulary test is to find out whether the learners can match each
word with a synonym, a dictionary – definition tape, or an equivalent
word in their own language”. Sementara itu Valette (1977)
mengemukkan bahwa kosakata adalah kata atau kelompok kata yang
memiliki makna tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata
adalah kata yang memiliki arti dan makna yang digunakan untuk
menjelaskan ataupun mendeskripsikan suatu objek tertentu.
Nurgiyantoro (2001:213) menambahkan bahwa ada berbagai
aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kosakata yang
akan diujikan. Aspek-aspek tersebut adalah:
a. Bahan tes penguasaan kosakata yang meliputi:
1) Tingkat dan jenis sekolah
2) Tingkat kesulitan penguasaan kosakata
55. 38
3) Penguasaan kosakata pasif dan aktif
4) Penguasaan kosakata umum, khusus dan ungkapan
b. Tingkatan tes penguasaan kosakata yang digunakan dengan
menggunakan taksonomi Bloom meliputi:
1) Tes penguasaan kosakata tingkat ingatan
2) Tes penguasaan kosakata tingkat pemahaman
3) Tes penguasaan kosakata tingkat penerapan
4) Tes penguasaan kosakata tingkat analisis
Scott Thornburry (2002:3-9) berpendapat bahwasanya jenis
kosakata terdiri atas:
a. Kelas Kata
Word classes adalah kelas kata yang biasanya dipanggil
dengan sebutan part of speech. Contoh dari word classes yaitu
kata benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata depan, etc.
1) Kata Turunan
Word families adalah turunan kata yang membahas
tentang imbuhan atau pergeseran bentuk sebuah kata yang
mana bisa berupa inflection maupun derivation.
Contoh: study, studying, studied
2) Pembentukan Kata
Ada beberapa bentuk formasi kata atau gabungan kata,
yaitu:
56. 39
a) Compounding: second-hand, word processor,
typewriter
b) Blending: information + entertainment =
infotainment
c) Conversion: I always google every information I
need. Kata google sebenarnya noun tapi diubah
menjadi kata kerja.
d) Clipping: electronic mail = email, influenza = flu
3) Unit Kata Majemuk
Bentuk dari multi-word units umunya berbentuk
frase dan idioms, contoh:
a) Frase Kata Kerja: look for, look after, wipe off,
throw on
b) Idiom: eat your words, jack me around
4) Kolokasi
Jenis vocabulary yang satu ini dapat diartikan
sebagai seringnya dua kata atau lebih bersama-sama.
Contoh: either…or, once more, once again, as well.
5) Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki bentuk
yang sama tapi berbeda dalam makna. Contoh: well =
sumur, baik, sehat. left = kiri, pergi/meninggalkan. Jenis
yang berbeda seperti homophones; bunyi sama, makna
57. 40
beda dan homograph; tulisan sama makna beda termasuk
jenis yang satu ini.
6) Sinonim dan Antonim
Sinonim merupakan kata-kata yang memiliki makna
yang sama. Contoh: old, aged, elderly, antique, ancient.
Sementara antonym adalah kata-ata yang memiliki makna
berlawanan. Contoh: old >< new, old >< young, big ><
small.
Penguasaan kosakata tidak hanya dilihat dari pengertian atau arti
secara umumnya namun juga makna yang terkandung di dalamnya.
Menurut Leo Idra Ardiana (2002:5-16) makna kata terbagi menjadi
beberapa jenis seperti berikut ini: Pertama, berdasakan ada tidaknya
hubungan antar unsur bahasa dibedakan antara makna Leksikal
(makana leksikon atau kata yang berdiri sendiri, tidak berhubungan
dengan satuan gramatikal lainnya) contoh: makan (memasukkan
sesuatu ke dalam mulut) dan Gramatikal (makna yang baru muncul
akibat proses gramatikal contoh: rumah itu makan biaya yang banyak.
(makan berarti memerlukan biaya).
Kedua, berdasakan sesuai tidaknya benda atau hal yang
diacunya, makna dibedakan ke dalam makna lugas (makna yang
langsung, belum menyimpang dari acuan) contoh: hutan bambu,
rakyat jelata, jalan buntu dll,) dan makna kias (makna yang
58. 41
sesungguhnya , adanya emosi/perasan yang berperan secara tajam.
Contoh: baju hitam, orang kecil.
Ketiga, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa, makna kata
dibedakan ke dalam makna denotasi (makna dasar suatu kata yang
merujuk pada acuannya, seperti: pegawai, pemberian) dan makna
konotasi (makna tambahan yang berupa nilai rasa terhadap makna
dasarnya, seperti: labor– konotasi (-) dan employee konotasi (+),
famous bernilai rasa (+), notorious bernila rasa (-)). Konotasi
dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Konotasi positif mengandung nilai rasa hormat, tinggi, halus, sopan,
atau sakral, sedangkan konotasi negatif mengandung nilai rasa rendah,
jelek, kasar, kotor, porno, atau tidak sopan.
Keempat, berdasarkan ada tidaknya benda/hal yang diacu,
makna kata dibedakan ke dalam dua macam, yaitu makna referensial
dan makna nonreferensial. Makna referensial adalah makna kata yang
ada acuannya/referennya, seperti: chair, house, bulding, sedangkan
makna nonreferensial adalah makna yang tidak ada acuannya, seperti:
in, on, but, however, dan lain sebagainya.
Kelima, berdasarkan ruang lingkupnya, makna dibedakan ke
dalam makna umum dan makna khusus. Makna umum adalah makna
kata yang ruang lingkupnya luas, seperti: membawa, melihat, besar.
Sedangkan makna khusus adalah makna yang ruang lingkupnya
59. 42
sempit dan bersifat khusus, seperti: carry, bring; pinch, hold, grab;
grin, laugh, smile.
Keenam, makna kolakatif adalah makna yang memiliki
persandingan dengan kata tertentu secara asosiatif. Contoh: instead of,
look forward to, etc.
Ketujuh, makna idiomatis adalah makna konstruksi yang
maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dari makna
unsur-unsur pembentuknya, seperti: level headed (berkepala dingin),
bull’s eye (tepat), green thumb (berbakat alamiah dalam bercocok
tanam).
Delapan, relasi makna, yaitu satuan bahasa yang satu dengan
satuan bahasa yang lainnya memiliki hubungan makna. Hubungan
makna itu meliputi: (a) sinomin, (b) antonim, (c) polisemi, (d)
homonim, (e) hiponim. Makna dalam kalimat dapat berubah,
perubahan makna disebabkan oleh dua faktor yaitu; faktor
kebahasaan/linguistik, yang berkaitan dengan proses morfologis dan
sintaksis dan faktor nonkebahasaan/nonlinguistik, yang berkaitan
dengan faktor waktu, tempat, sosial, lingkungan dan perubahan
konotasi.
Sementara Harmer (1991:158) menyimpulkan bahwa
memahami kosakata berarti mengetahui tentang makna (meaning),
penggunaan kata, pembentukan kata, dan kata tata bahasa. Iapun
menambahkan (2001:16) bahwa ada beberapa aspek yang harus
60. 43
dibahas dalam kosa kata, yaitu: ragam makna kata (sinonim, antonim,
konotasi, dan denotasi), makna kontekstual seperti idiom, kombinasi
kata (kolokasi), dan kata dalam tata bahasa (kata benda, kata kerja,
kata sifat, dan kata keterangan). Berikut ini penjabaran aspek-aspek
kosakata menurut Harmer.
1. Ragam makna kata
a. Makna Leksikal
b. Sinonim
c. Antonim
2. Makna kontekstual
3. Makna gramatikal
Kelas kata dalam pernyataan yang disampaikan Scott
Thornburry dapat dikorelasikan dengan apa yang disampaikan oleh
Harmer, demikian pula turunan kata seperti yang diungkapkan
Ardiana. Sebagai contoh kata improve yang kelas katanya adalah kata
kerja akan menjadi kata benda jika mendapatkan penambahan akhiran
–ment menjadi improvement.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan kosakata Bahasa Inggris adalah
kemampuan siswa dalam memahami makna suatu kata dalam bahasa
tersebut berdasarkan aspek-aspek yang disesuaikan dengan tingkatan
kelas atau kemampuannya.
61. 44
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh penguasaan tata bahasa dan kosa kata secara bersama-
sama terhadap kemampuan memahami teks deskriptif Bahasa
Inggris.
Tujuan utama dalam pembelajaran bahasa adalah dapat
berkomuniasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.
Mendengarkan serta memahami isi bacaan juga menjadi keharusan
bagi penutur dalam berbahasa yang sesuai dengan ketentuannya.
Penguasaan tata bahasa yang baik dapat mengetahui maksud tertentu
dari suatu bacaan secara rinci, sehingga apa yang dimaksud dalam
suatu bacaan dapat dimengerti dengan baik.
Memilah kosakata adalah keterampilan dasar untuk komunikasi.
Dengan penguasaan kosakata yang baik, seseorang mampu
mengungkapkan ide atau gagasan-gagasan yang ia miliki, dan iapun
mampu memahami ide atau gagasan yang diungkapkan pihak lain
baik secara lisan maupun tertulis, baik secara tersirat maupun tersurat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka diduga terdapat pengaruh
yang signifikan penguasaan tata bahasa dan penguasaan kosa kata
secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami teks deskriptif
bahasa Inggris siswa.
62. 45
2. Pengaruh penguasaan tata bahasa terhadap kemampuan
memahami teks deskriptif Bahasa lnggris.
Hakikat dari penguasaan tata bahasa adalah seseorang atau
siswa mampu menggunakan suatu bahasa secara terstruktur dan tertata
dengan baik, sesuai aturan dari bahasa itu sendiri. Kemampuan
tersebut dapat diukur dari bagaimana siswa mampu menggunakan
bahasa tersebut dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam
hal ini siswa mengerti isi bacaan dalam bahasa Inggris secara
kontekstual. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa
yang mempunyai penguasaan tata bahasa yang baik maka mempunyai
kemampuan pemahaman bacaannya yang baik pula.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan maka diduga ada
pengaruh yang signifikan antara penguasaan tata bahasa siswa dengan
kemampuan membaca pemahaman. Semakin tinggi penguasaan tata
bahasanya maka diduga semakin tinggi kemampuan pemahaman
bacaannya.
3. Pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami
teks deskriptif Bahasa lnggris.
Hakikat kemampuan memahami bacaan adalah kesanggupan
seseorang atau siswa untuk memahami hal-hal yang ada dalam
bacaan. Kemampuan tersebut dapat diukur dengan keterampilan
menangkap isi yang terkandung dalam bacaan. Kemampuan ini dapat
dilakukan dengan baik jika siswa tersebut memiliki kemampuan
63. 46
kosakata yang baik. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
siswa yang mempunyai penguasaan kosakata yang baik maka
mempunyai kemampuan pemahaman bacaannya yang baik pula.
Berdasarkan penjelasan telah dijabarkan maka diduga ada
pengaruh yang signifikan antara penguasaan kosakata siswa dengan
kemampuan membaca pemahaman. Semakin tinggi penguasaan
kosakatanya maka diduga semakin tinggi kemampuan pemahaman
bacaannya.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan tata bahasa dan
kosakata secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan tata bahasa terhadap
kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan kosakata terhadap
kemampuan memahami teks deskriptif bahasa lnggris.
64. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri
yang terletak di Kabupaten Bekasi yaitu SMP Negeri 7 Tambun
Selatan dan SMP Negeri 13 Tambun Selatan. Penelitian ini dilakukan
dengan maksud tertentu dan dilakukan pada siswa kelas VII di sekolah
tersebut. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut cenderung baik dan memiliki jumlah siswa yang
cukup banyak sehingga cukup mewakili sekolah-sekolah
menengah pertama lainnya di Kabupaten Bekasi.
b. Sekolah tersebut dekat dengan peneliti bertugas sehingga
diharapkan dapat memudahkan pada saat penelitian baik dalam
hal dana maupun waktu.
2. Waktu
Proses penelitian diperkirakan akan memakan waktu sekitar 4
bulan terhitung dari bulan Maret 2019 sampai dengan Juni 2019 mulai
dari penentuan masalah, penyusunan proposal, dan menyelesaikan
laporan penelitan.
Dalam proses pelaksanaan tesis ini, peneliti menyusun jadwal
kegiatan sebagai berikut:
47
65. 48
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni
1 Studi Penjajakan
2
Penyusunan Proposal
Penelitian
3 Mengurus Perizinan
4 Instrumentasi
5 Uji Coba Instrumen
6
Penelitian Bab I, II,
dan III
7 Analisis Data
8
Penulisan Bab IV dan
V
9 Ujian Tesis
Tahapan penelitian yang dilalui meliputi:
a. Prasurvei
b. Uji Coba Instrumen
c. Pengumpulan Data
d. Analisis Data
e. Penulisan Data
B. Metode Peneletian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Abdullah (2016:27) menerangkan,
metode survei adalah pengumpulan data dengan mengambil sebagian objek
populasi tetapi dapat mencerminkan populasi dengan memperhatikan
keseimbangan antara jumlah variabel, akurasi, tenaga, waktu dan biaya.
66. 49
2
Penguasaan Tata
Bahasa
(X1) 1 Kemampuan
Memahami Bacaan
Teks Deskriptif
Penguasaan Kosakata
(X2)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi, yaitu
mencari hubungan dan pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu
variabel terikat. Metode ini memberikan gambaran tentang variabel-variabel
yang ditemukan, sekaligus menyelidiki hubungan dan pengaruh antara
variabel, karena metode ini menggunakan data faktual berdasarkan
informasi yang ditemukan.
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas yaitu:
X1 : Penguasaan Tata Bahasa
X2 : Penguasaan Kosakata
Dan 1 (satu) variabel terikat yaitu:
Y : Kemampuan Membaca
Model hubungan antara ketiga variabel penelitian ini dapat
digambarkan dalam bentuk konstelasi permasalahan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Konstelasi Permasalahan Penelitian
3
67. 50
Keterangan:
1. Korelasi antara penguasaan tata bahasa dan kosa kata secara bersama-
sama terhadap kemampuan memahami teks deskriptif.
2. Korelasi antara penguasaan tata bahasa terhadap kemampuan
memahami teks deskriptif.
3. Korelasi antara penguasaan kosa kata terhadap kemampuan
memahami teks deskriptif.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan obyek atau sasaran keseluruhan dalam
penelitian. Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data disebut populasi. Kedudukan populasi sangat
penting dalam penelitian, karena populasi adalah sumber bagi peneliti
untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam
penilitian.
Sugiyono (2016:80) mengatakan pada umumnya bahwa
populasi itu merupakan keseluruhan obyek yang menjadi sasaran
dalam penelitian, baik itu dari segi jumlah peristiwa atau kejadian
yang berlangsung dalam keseluruhan populasi itu sendiri. Yang
tentunya bahwa populasi itu bukan hanya obyek saja akan tetapi juga
suatu generalisasi yang mencakup pada subyek dari sasaran penelitian
yang tentunya akan menjadi suatu sumber data atau informasi yang
68. 51
menjadi kuantitas dan karakteristik yang terdapat pada subyek
penelitian. Disamping itu, menurut Suharsimi Arikunto (2013: 173)
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang meliputi semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian.
Pada penelitian ini, yang sebagaimana telah dilakukan
pembatasan pada bab I, populasinya adalah kelas VII SMP Negeri di
Kabupaten Bekasi, pada tahun ajaran 2018/2019, dibatasi pada dua
sekolah yang meliputi siswa kelas VII SMP Negeri 7 Tambun Selatan
dan SMP Negeri 13 Tambun Selatan. Subyek-subyek yang menjadi
populasi penelitian dari kelas-kelas tersebut dipandang cukup
homogen dan memiliki karakteristik yang cenderung sama. Akan
tetapi, untuk lebih meyakinkan hal tersebut, sebelum penelitian akan
dilakukan randomisasi yaitu dengan membandingkan nilai rata-rata
kelas dalam mata pelajaran bahasa Inggris pada semester genap tahun
pelajaran 2018/2019.
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2013: 174) “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2016:
215), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Jadi penelitian menggunakan sampel yang
diambil dari populasi.
69. 52
Dalam sebuah penelitian, besarnya sampel yang akan digunakan
tergantung dari beberapa hal, yaitu:
a. Derajat keseragaman (degree of homogencity) dari populasi, makin
seragam sebuah populasi penenlitian, maka untuk mendapatkan
hasil penelitian yang presisi dibutuhkan jumlah sampel yang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan populasi yang tidak
seragam.
b. Tingkat ketelitian analisis yang dikehendaki dalam penelitian.
Jumlah sampel yang lebih banyak dapat menghasilkan tingkat
ketelitian analisa yang lebih baik.
c. Rencana analisis.
d. Tenaga, biaya dan waktu yang tersedia.
Setelah diketahui hasil randomisasi, jika kelas-kelas yang
menjadi populasi tersebut memiliki peluang atau kesempatan yang
sama untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, maka sampel akan
ditetapkan secara simple random sampling.
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang
siswa kelas IX yang diambil dari masing-masing sekolah sebesar 10%.
Tabel 3.2
Sebaran Responden dan Populasi Target
No. Nama Sekolah Jumlah
Kelas IX
Jumlah Siswa
per Kelas
Jumlah
Keseluruhan
Sampel
1 SMP N 7 Tambun
Selatan
10 35 350 35
3 SMP N 13 Tambun
Selatan
7 35 245 25
Total 595 60
70. 53
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes. Tes
digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan tata bahasa (X1),
penguasaan kosakata (X2), dan kemampuan memahami teks deskriptif (Y).
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
No. Variabel Teknik Pengumpulan Data
1. Penguasaan Tata Bahasa Tes
2. Penguasaan Kosakata Tes
3. Kemampuan Memahami Teks
Deskriptif
Tes
Langkah-langkah menyusun soal tes adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi.
b. Mengembangkan butir-butir soal berdasarkan indikator yang telah
ditentukan.
c. Mengkonsultasikan instrumen kepada para pakar yang dianggap
kompeten untuk memeriksa instrumen.
d. Penggandaan dan disebarkan kepada sampel uji coba.
e. Memeriksa hasil dan merekap nilai.
f. Uji coba instrumen yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
E. Instrumen Penelitian
Arikunto (2013: 192) menyatakan instrumen adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan sesuatu metode. (Misalnya instrumen untuk
metode tes adalah soal tes, instrumen untuk metode questioner atau
angket/kuesioner, untuk metode observasi adalah chek list, dan seterusnya.
71. 54
Semua alat ukur instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
obyektif.
Sebelum diberikan pada responden harus diketahui terlebih dahulu
apakah instrumen tersebut baik dan sudah siap diberikan untuk diambil
datanya pada penelitian ini. Untuk mengetahui hal tersebut, maka instrumen
tersebut diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen.
1. Instrumen Penguasaan Tata Bahasa
a. Definisi Konseptual
Penguasaan tata bahasa merupakan elemen penting untuk
memahami teks bahasa Inggris. Aspek penting yang harus
dikuasai penutur dalam tata bahasa di antaranya adalah
penguasaan sentence, phrase, tense, word classes dan clause.
b. Definisi Operasional
Secara operasional, penguasaan tata bahasa dapat diukur
melalui tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 butir
soal, terdiri dari penguasaan sentence, phrase, tense, word
classes, dan clause. Tes ini ditujukan untuk mendapatkan data
tentang penguasaan tata bahasa siswa. Setiap butir soal yang
dijawab benar oleh responden diberi skor 1 (satu), sedangkan
butir tes yang dijawab salah akan diberi skor 0 (nol).
72. 55
c. Kisi-kisi Instrumen
Dalarn menentukan materi butir-butir soal instrumen,
peneliti mengacu pada indìkator yang telah dijelaskan
sebelumnya. Indikator didapat dari berbagai teori yang ada lalu
diadakan sintesis lebih lanjut. Kisi-kisi dan butir pernyataan
variabel penguasaan tata bahasa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Tata Bahasa
No Indikator Nomor Soal Jumlah
1 Sentence 1, 2, 3, 4, 5 5
2 Phrase 6, 7, 8, 9, 10 5
3 Tense 11, 12, 13, 14, 15 5
4 Word Classes 16, 17, 18, 19, 20 5
5 Clause 21, 22, 23, 24, 25 5
Jumlah 25
d. Kalibrasi (Uji Coba Instrumen)
Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji
validitas dan reliabilitas setiap butir pertanyaan dan reliabilitas
instrumen tersebut. Pengujian tersebut dilakukan pada 60
orang responden anggota populasi tetapi bukan calon anggota
sampel.
Uji validitas setiap butir dengan koefisien korelasi
pearson/product moment dengan rumus sebagai berikut:
rXY = korelasi product moment
73. 56
Hasil rXY dikonsultasikan dengan nilai r tabel product
moment, dengan kaidah keputusan jika: rhitung > rtabel berarti
valid, sebaliknya jika: rhitung<rtabel berarti tidak valid.
Setelah dihitung menggunaklan aplikasi SPSS 20.0, semua
item soal dinyatakan valid, dapat dilihat dari nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel karena nilai koefisien lebih besar dari
0.254.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen X1
Item soal r hitung r tabel valid/tidak valid
Soal 1 0,579 0,254 Valid
Soal 2 0,270 0,254 Valid
Soal 3 0,682 0,254 Valid
Soal 4 0,607 0,254 Valid
Soal 5 0,610 0,254 Valid
Soal 6 0,291 0,254 Valid
Soal 7 0,607 0,254 Valid
Soal 8 0,321 0,254 Valid
Soal 9 0,350 0,254 Valid
Soal 10 0,659 0,254 Valid
Soal 11 0,659 0,254 Valid
Soal 12 0,316 0,254 Valid
Soal 13 0,555 0,254 Valid
Soal 14 0,351 0,254 Valid
Soal 15 0,354 0,254 Valid
Soal 16 0,347 0,254 Valid
Soal 17 0,598 0,254 Valid
Soal 18 0,496 0,254 Valid
Soal 19 0,342 0,254 Valid
Soal 20 0,651 0,254 Valid
Soal 21 0,659 0,254 Valid
Soal 22 0,291 0,254 Valid
Soal 23 0,555 0,254 Valid
Soal 24 0,651 0,254 Valid
Soal 25 0,408 0,254 Valid
74. 57
Sedangkan pengujian keterhandalan (reliabilitas)
instrumen untuk soal pilihan ganda skor 1 dan 0 diuji dengan
menggunakan Kuder Richardson 20, dengan rumus :
r
k
Vt pq
11 k 1 Vt
dan :
r11 = Koefisien reliabilitas tes
k = Banyaknya butir soal
Vt = varians total
Pegujian reliabilitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi
20.0. Menurut kriteria Nunnally (1960), instrumen dikatakan
reliabel jika r hitung > 60%. Setelah dihitung, didaptkan nilai
0,868 atau sama dengan 86,8%, berarti instrumen tersebut
reliable.
2. Instrumen Penguasaan Kosakata
a. Definisi Konseptual
Secara konseptual, penguasaan kosakata adalah
kemampuan atau kesanggupan siswa dalam memahami makna
suatu kata dalam bahasa tersebut berdasarkan tingkat
pemahamannya.
75. 58
b. Definisi Operasional
Secara operasional, penguasaan kosakata dapat diukur dari
skor yang diperoleh siswa melalui tes obyektif yang terdiri dari
25 pernyataan.
c. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosa Kata
Secara operasional, penguasaan kosakata dapat diukur
melalui tes obyektìf berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 butir
soal, yang terdiri dari aspek-aspek pemahaman dalam hal:
Ragam Makna Kata (Word Meaning) yang mencakup makna
leksikal, sinonim, dan antonim; perluasan makna kata (Word-
Extended Use) mencakup idiom dan kolokasi, dan makna kata
dalam gramatika (the grammar of words). Tes ini ditujukan
untuk mendapatkan data tentang penguasaan kosakata Bahasa
lnggris siswa. Setiap butir soal yang dijawab benar oleh
responden diberi skor 1, sedangkan butir tes yang dijawab salah
akan diberi skor 0.
76. 59
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Kosakata
No. Dimensi Indikator Nomor
Butir
Soal
1. Ragam Makna Kata
(Word Meaning)
Siswa dapat memilih
jawaban yang tepat dalam
mencari makna leksikal,
sinonim, dan antonim.
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8,
9, 10, 11,
12, 13
2. Perluasan Makna
(Word-Extended Use)
Siswa dapat memilih
jawaban yang tepat dalam
mencari makna idiom dan
kolokasi.
14, 15,
16, 17,
18, 19
3. Kata dalam gramatika
(the grammar of
words)
Siswa dapat memilih
jawaban yang tepat dalam
mengenali bentuk-bentuk
kata kerja, kata, benda, kata
sifat, dsb.
20, 21,
22, 23,
24, 25
Total Butir Soal 25
d. Kalibrasi (Uji Coba Instrumen)
Uji validitas setiap butir dengan koefisien korelasi
pearson/product moment dengan rumus sebagai berikut:
rXY = korelasi product moment
Pengujian validitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi
20.0. Hasil rXY dikonsultasikan dengan nilai r tabel product
moment, dengan kaidah keputusan jika: rhitung > rtabel berarti
valid, sebaliknya jika: rhitung < rtabel berarti tidak valid.
Setelah dihitung menggunaklan aplikasi SPSS 20.0, semua
item soal dinyatakan valid, dapat dilihat dari nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel.
78. 61
Pegujian reliabilitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi
20.0. Menurut kriteria Nunnally (1960), instrumen dikatakan
reliabel jika r hitung > 60%. Setelah dihitung, didaptkan nilai
0,857 atau sama dengan 85,7%, berarti instrumen tersebut
reliable.
3. Instrumen Kemampuan Memahami Teks Deskriptif
a. Definisi Konseptual
Kemampuan memahami teks merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta
dihubungkan dengan isi bacaan. Kegiatan membaca pemahaman
atau memahami bacaan dapat diartikan sebagai salah satu jenis
kegiatan membaca yang dapat gunakan untuk memahami isi
keseluruhan bacaan baik isi yang tersurat maupun yang tersirat
dan memahami isi keseluruhan bacaan secara cermat/teliti.
b. Definisi Operasional
Secara operasional, kemampuan memahami bacaan
Bahasa Inggris dapat diukur dari skor yang diperoleh siswa
melalui tes obyektif yang mencakup pemahaman terhadap teks
79. 62
yang dibaca dengan menjawab pertanyaan dari teks,
menentukan kalimat utama dari teks, dan menyimpulkan isi teks
yang dibaca.
Teks obyektif berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari
empat pilihan jawaban (A, B, C, dan D). Satu jawaban yang
benar dan tiga jawaban lainnya sebagai pengecoh. Jawaban yang
benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 (data
dikotomis). Tes kemampuan memaharni bacaan ini berjumlah
30 butir soal. Sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi
adalah 30.
c. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Memahami Teks Deskriptif
Dalam menentukan materi butir instrumen, peneliti
mengacu pada indikator-indikator instrumen seperti yang telah
dijelaskan terdahulu. Indikator didapat dan berbagai teori yang
ada lalu diadakan sintesis lebih lanjut. Berikut ini disajikan kisi-
kisi dan instrumen kemampuan memahami bacaan:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Instrumen X2
No Indikator Nomor Soal Jumlah
1 Mengidentifikasi topic/ide utama 1, 2, 27 3
2 Menemukan fakta 3,6,12, 21, 22,24 6
3 Menarik simpulan atas bacaan 5,7, 8,13,18 5
4 Menjelaskan tentang detail 4, 10, 11, 14, 15, 8
23,25, 28,
5 Menemukan makna tersirat 9, 16, 17, 19, 20, 8
26,29,30
Jumlah 30
80. 63
d. Kalibrasi (Uji Coba Instrumen)
Uji validitas setiap butir dengan koefisien korelasi
pearson/product moment dengan rumus sebagai berikut:
rXY = korelasi product moment
Pengujian validitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi
20.0. Hasil rXY dikonsultasikan dengan nilai r tabel product
moment, dengan kaidah keputusan jika: rhitung > rtabel berarti
valid, sebaliknya jika: rhitung < rtabel berarti tidak valid.
Setelah dihitung menggunaklan aplikasi SPSS 20.0, semua
item soal dinyatakan valid, dapat dilihat dari nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen X2
Item soal r hitung r tabel valid/tidak valid
Soal 1 0,287 0,254 Valid
Soal 2 0,673 0,254 Valid
Soal 3 0,734 0,254 Valid
Soal 4 0,650 0,254 Valid
Soal 5 0,673 0,254 Valid
Soal 6 0,314 0,254 Valid
Soal 7 0,673 0,254 Valid
Soal 8 0,487 0,254 Valid
Soal 9 0,423 0,254 Valid
Soal 10 0,669 0,254 Valid
Soal 11 0,561 0,254 Valid
Soal 12 0,313 0,254 Valid
Soal 13 0,689 0,254 Valid
Soal 14 0,487 0,254 Valid
Soal 15 0,291 0,254 Valid
Soal 16 0,487 0,254 Valid
81. 64
Soal 17 0,668 0,254 Valid
Soal 18 0,669 0,254 Valid
Soal 19 0,293 0,254 Valid
Soal 20 0,676 0,254 Valid
Soal 21 0,323 0,254 Valid
Soal 22 0,375 0,254 Valid
Soal 23 0,689 0,254 Valid
Soal 24 0,323 0,254 Valid
Soal 25 0,577 0,254 Valid
Soal 26 0,705 0,254 Valid
Soal 27 0,299 0,254 Valid
Soal 28 0,458 0,254 Valid
Soal 29 0,508 0,254 Valid
Soal 30 0,383 0,254 Valid
Uji reliabilitas instrumen untuk soal pilihan ganda skor 1
dan 0 diuji dengan menggunakan Kuder Richardson 20, dengan
rumus : r
k
Vt pq
11 k 1 Vt
dan :
r11 = Koefisien reliabilitas tes
k = Banyaknya butir soal
Vt = varians total
Pegujian reliabilitas ini menggunakan aplikasi SPSS versi
20.0. Menurut kriteria Nunnally (1960), instrumen dikatakan
reliabel jika r hitung > 60%. Setelah dihitung, didaptkan nilai
0,903 atau sama dengan 90,3%, berarti instrumen tersebut
reliable.
82. 65
F. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Dalam analisis deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik/diagram batang untuk
masing-masing variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan
diolah dan dianalisis ukuran pemusatan dan letak seperti mean,
modus, dan median serta ukuran simpangan baku seperti jangkauan,
variansi, simpangan baku, kemencengan dan kurtosis.
Adapun langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi
dan penyajian data grafik polygon serta histogram dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
a. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
b. Menentukan banyak kelas (k) dengan aturan Struges, yaitu:
K = 1+ 3,3 log n
n = banyaknya data
c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu:
d. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu ≤ data
terkecil.
e. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap, dengan jalan
menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap
83. 66
interval kelas menghitung banyaknya (frekuensi) data untuk
masing-masing kelas interval.
f. Menggambarkan grafik histogram, dengan terlebih dahulu
menentukan tepi bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-
masing kelas interval, yaitu:
TB = UB – ½ satuan data
TA = UA + ½ satuan data
g. Menggambarkan grafik polygon frekuensi, dengan terlebih dahulu
menentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval,
yaitu:
Sedangkan ukuran pusat, letak dan simpangan diantaranya dapat
ditentukan dengan rumus-rumus berikut:
a. Menentukan mean/rata-rata (Y), dengan rumus:
b. Menentukan modus (Mo), dengan rumus:
Keterangan :
Mo = Modus
p = panjang kelas
b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan
frekuensi terbanyak
84. 67
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
interval terdekat sesudahnya
c. Menentukan median (Me), dengan rumus:
dan
Me = Median
n = banyaknya data
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
d. Variansi (SD) dan Simpangan Baku, dengan rumus:
Untuk mempersingkat waktu, sekaligus pemanfaatan teknologi,
maka perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini akan
diselesaikan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.0.
85. 68
2. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
hasil pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan
berpengaruh pada proses lanjutan analisis statistik, jika data
berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan
statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi
normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan
analisis Kolmogorov Smirnov dalam SPSS 20.0. Distribusi data
dikatakan normal jika nilai Sig. KS > 0,05. Perhitungan
normalitas akan dilakukan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 20.0.
b. Uji Linieritas
Sudjana (1996:327) menyampaikan bahwa pengujian
linieritas garis regresi dalam penelitian ini digunakan Uji F,
rumusnya adalah sebagai berikut :
Dalam prakteknya, akan digunakan bantuan program
SPSS 20.0 untuk menghitung uji linieritas, yaitu dengan melihat
besarnya nilai koefisien sig pada Deviation from Liniearity.
Kriteria pengujian linieritasnya adalah sebagai berikut:
86. 69
jika sig > 0,05 maka garis regresi tersebut linier dan,
jika sig ≤ 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier.
c. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah penyimpangan model regresi
yang disebabkan karena adanya korelasi diantara variabel-
variabel bebasnya. Untuk mengetahui regresi tersebut terjadi
multikolinieritas atau tidak, banyak metode yang digunakan,
salah satu metode yang populer digunakan dalam analisis
multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan
VIF(Varian Inflation Faktor). Jika nilai tolerance > 0,1 (10%)
dan VIF < 10, maka dikatakan tidak terdapat kolinieritas, dan
sebaliknya.
3. Uji Hipotesis Penelitian (Analisis Regresi)
Analisis yang digunakan dalam tesis ini adalah analisis regresi
berganda. Menurut Uyanto (2009: 243) “analisis regresi linier
berganda (multiple linear regression analysis) merupakan
pengembangan dari analisis regresi sederhana dimana terdapat lebih
dari satu variabel independen x”.
Setelah keseluruhan uji persyaratan analisis data dipenuhi dan
diketahui data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah
berikutnya adalah menguji masing-masing hipotesis yang telah
87. 70
diajukan. Pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi partial dan
korelasi ganda, serta regresi linier sederhana dan regresi linier ganda.
Dalam prakteknya, untuk perhitungan dan pengujian korelasi
dan regresi baik partial maupun ganda akan digunakan bantuan
program SPSS 20.0. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut:
a. Perhitungan Persamaan Garis Regresi
Hasil perhitungan garis regresi bisa dilihat dari output
program SPSS melalui analisis regresi yakni pada tabel
Coefficientsa
. Koefisien-koefisien persamaan garis regresi
ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang ada pada kolom B
untuk Unstandardized Coefficients.
Tabel 3.10
Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ao
X1 a1
X2 a2
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas maka persamaan regresinya
adalah:
b. Pengujian Signifikansi Regresi
88. 71
Hasil pengujian signifikansi regresi linier berganda
bisa dilihat dari output program SPSS melalui analisis
regresi yakni pada tabel ANOVAb
kolom F atau Sig.
Tabel 3.11
ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Kriteria signifikansinya adalah:
1. Jika digunakan Kolom Sig, maka kriteria
signifikansinya adalah :
“jika Sig. < 0,05 maka garis regresi tersebut
signifikan”
2. Jika digunakan Kolom F, maka kriteria
signifikansinya adalah :
“jika Fhitung > Ftabel maka garis regresi tersebut
signifikan”
Ftabel dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian
statistik pada distribusi F, yaitu pada taraf nyata α derajat
89. 72
(dk) pembilang = k dan derajat (dk) penyebut = n – k – 1,
dimana n adalah banyaknya anggota sampel dan k adalah
banyaknya variabel bebas.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hiposesis 1
H0 : 1 = 2 = 0 menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh penguasaan tata bahasa dan
kosakata secara bersama-sama
terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris.
H1 : 1 ≠ 0 dan 2 ≠ 0 menyatakan bahwa terdapat pengaruh
penguasaan tata bahasa dan kosakata
secara bersama-sama terhadap
kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris.
2. Hipotesis 2
H0 :1 = 0 menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh penguasaan tata bahasa
terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris.
H1 : 1 ≠ 0 Menyatakan bahwa terdapat pengaruh
90. 73
penguasaan tata bahasa terhadap
kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa Inggris.
3. Hipotesis 3
H0 : 2 = 0 menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh penguasaan kosakata
terhadap kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa inggris.
H1 : 2 ≠ 0 menyatakan bahwa terdapat pengaruh
penguasaan kosakata terhadap
kemampuan memahami teks
deskriptif bahasa inggris.
91. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data secara keseluruhan terdapat di lampiran, pada Bab IV
ini ditampilkan deskrpsi statistik dari hasil perhitungan dan pengujian yang
dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi SPSS 20.0,
serta analisis dan intepretasinya.
Tabel 4.1
Deskripsi Data Penelitian
Statistics
tatabahasa kosakata deskriptif
Valid 60 60 60
N
Missing 0 0 0
Mean 12.97 15.87 81.57
Std. Error of Mean .465 .419 1.083
Median 13.00 16.00 81.00
Mode 13 14 81
Std. Deviation 3.598 3.244 8.390
Skewness .233 -.499 -.323
Std. Error of Skewness .309 .309 .309
Kurtosis -.579 1.011 -.187
Std. Error of Kurtosis .608 .608 .608
Range 15 17 34
Minimum 6 5 61
Maximum 21 22 95
1. Analisis Data Variabel Penguasaan Tata Bahasa (X1)
Data nilai penguasaan tata bahasa yang diperoleh dari 60
responden dihasilkan skor terendah 6, skor tertinggi 21, skor rata-rata
74
92. 75
sebesar 12,97, median 13,00, modus sebesar 13 dan simpangan baku
sebesar 3,598.
Dari deskripsi data penelitian tersebut juga dapat dilihat bahwa
antara nilai rata – rata dan median hampir sama, yaitu 12,97 dan
13,00. Hal ini menunjukkan bahwa data penguasaan tata bahasa pada
penelitian ini cukup representatif.
Gambar 4.1
Histogram polygon variabel penguasaan tata bahasa
Dari tabel distribusi, serta histrogram dan polygon frekwensi
dapat disimpulkan bahwa data skor skala variabel penguasaan tata
bahasa dalam penelitian ini memiliki sebaran yang cenderung normal.
2. Analisis Data Penguasaan Kosakata (X2)
Data nilai penguasaan kosakata diperoleh dari 60 siswa sebagai
responden dihasilkan skor terendah 5, skor tertinggi 22, skor rata-rata
sebesar 15,87, median sebesar 16,00, modus sebesar 14 dan
simpangan baku sebesar 3,244.
93. 76
Dari deskripsi data tersebut juga dapat dilihat bahwa antara nilai
rata-rata dan dan nilai median hampir sama, yaitu 15,87 dan 16,00.
Hal ini menunjukkan bahwa data penguasaan kosakata yang diperoleh
pada penelitian ini cukup representatif.
Gambar 4.2
Histogram polygon variabel penguasaan kosakata
Dari tabel distribusi, serta histrogram dan polygon frekwensi
dapat disimpulkan bahwa data skor skala variabel penguasaan
kosakata dalam penelitian ini memiliki sebaran yang cenderung
normal.
3. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Teks Deskriptif Bahasa
Inggris (Y)
Data nilai kemampuan pemahaman teks deskriptif bahasa
Inggris diperoleh dari responden sebanyak 60 siswa yang menjadi
sampel penelitian. Nilai yang di peroleh adalah terendah 61, tertinggi
94. 77
95, rata-rata sebesar 81,57, median sebesar 81,00, modus sebesar 81
dan simpangan baku sebesar 8,390.
Bila dilihat dari hasil perhitungan di atas, maka bisa
dikatakan bahwa kemampuan pemahaman teks deskriptif bahasa
Inggris siswa tergolong baik. Hal ini diindikasikan dengan perolehan
nilai rata-rata sebesar 81,57. Dari deskripsi data tersebut juga dapat
dilihat bahwa antara nilai rata-rata dan dan nilai median hampir sama,
yaitu 81,57 dan 81,00.
Gambar 4.3
Histogram polygon variabel kemampuan pemahaman
teks deskriptif bahasa Inggris
Dari tabel distribusi, serta histrogram dan polygon frekwensi
dapat disimpulkan bahwa data skor skala variabel kemampuan
pemahaman teks deskriptif bahasa Inggris dalam penelitian ini
memiliki sebaran yang cenderung normal.
95. 78
B. Pengujian Persyaratan Data
Pengujian persyaratan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengujian normalitas, linieritas garis regresi partial antara variabel bebas
dan variabel terikat, multikolinieritas, heterodeksitas dan normalitas galat.
1. Uji Normalitas Data
Persyaratan regresi yang baik jika data penelitian mengikuti
distribusi normal. Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer
melalui program aplikasi SPSS 20.0. Menurut ketentuan yang ada
pada program tersebut maka kriteria dari normalitas data adalah “jika
p value (Sig.) > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti data pada
sampel tersebut berdistribusi normal. Nilai p value (Sig.) adalah
bilangan yang tertera pada kolom Sig. dalam tabel hasil perhitungan
pengujian normalitas oleh program SPSS. Dalam hal ini digunakan
metode Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
tatabahasa kosakata deskriptif
N 60 60 60
Normal Parametersa,b Mean 12.97 15.87 81.57
Std. Deviation 3.598 3.244 8.390
Absolute .096 .099 .076
Most Extreme Differences Positive .096 .063 .063
Negative -.069 -.099 -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .746 .768 .588
Asymp. Sig. (2-tailed) .634 .597 .880
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
96. 79
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji hipotesis yang
menyatakan distribusi data pada analisis regresi ini mengikuti
distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan semua nilai Asymp. Sig.
> 0,05 yang artinya semua data berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui
program aplikasi SPSS 20.0. Menurut ketentuan yang ada pada
program tersebut maka kriteria pengujian jika angka pada deviation
from linearity lebih besar dari 0,05 ( > 0,05), berarti hubungan antara
variabel independent dan variabel dependent adalah linear. Nilai p
value (Sig.) adalah bilangan yang tertera pada kolom sig baris
Linierity dalam tabel ANOVA hasil perhitungan pengujian linieritas
garis regresi oleh program SPSS.
a. Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara Variabel X1 dengan
Variabel Y
Hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi
hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y bisa dilihat pada
Tabel 4.3.
97. 80
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi
Hubungan Antara Variabel X1 dengan Variabel Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
(Combined) 2267.156 15 151.144 3.527 .001
Between
Groups
Linearity 1737.601 1 1737.601 40.547 .000
deskriptif *
tatabahasa
Deviation
from Linearity
529.555 14 37.825 .883 .582
Within Groups 1885.577 44 42.854
Total 4152.733 59
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig.
baris Deviation from Linierity = 0,582 lebih dari 0,05. Dengan
kata lain bahwa garis regresi hubungan antara varibel X1 dan
variabel Y linier.
b. Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara Variabel X2
dengan Variabel Y
Hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi
hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y bisa dilihat pada
Tabel 4.4.