Karya Tulis Ilmiah berjudul FENOMENA PERUBAHAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO BERAGAMA PADA MASA PANDEMI COVID-19. Saya berharap dalam makalah ini akan memberikan wawasan yang lebih untuk para pembaca.
SOSIAL MEDIA CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN MENANGGULANGI MENTAL HEALTH PADA REMAJAERRYKAYUSNITARAHMADA
Penelitian menunjukkan bahwa media sosial sangat erat hubungannya dengan remaja,
apalagi penggunaan internet merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi, penggunaan
media sosial yang tidak bijak dapat meningkatkan risiko gangguan mental terutama pada remaja.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental dan cara
penggunaan media sosial yang baik. Penyebaran informasi tersebut dilakukan adalah dengan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi dan edukasi, salah satu metode penyebaran
gagasan adalah kampanye. Kampanye daring dapat berupa foto atau video penjelasan pada media
sosial yang menyajikan informasi visual maupun audio yang mudah diakses dan dipahami. Tujuan
dari penyebaran foto atau video tersebut agar para remaja membaca dan memahami pesan yang
terkandung sehingga mereka bisa menjadikan informasi tersebut sebagai motivasi dan semangat
untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Pengembangan aspek bahasa melalui daring selama masa pandemi covid 19 di ra n...EducationCommunity
Covid 19 pandemic has become a separate problem that affects all aspects of human life throughout the world, including the world of education. When implementing PSBB and establishing PJJ by the government, educational institutions starting from the lowest level up to tertiary institutions must be able to implement these provisions without giving up students' rights to receive teaching. One solution that can be done during this pandemic is the use of diverse social media. Associated with multiple intelligences of children sparked by Howard Gardner, that one of the children's language intelligence, will be accompanied by cognitive intelligence. So it can be said that the application of PJJ must be adjusted to the indicators of achievement according to its age. various types of models and methods can be done, so that the growth and development of early childhood can still be done through virtual media by giving birth to various kinds of innovations that remain standardized in accordance with government regulations.
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...adni fitria
Abstrak-Pergaulan bebas merupakan perilaku manusia sebagai makhluk sosial yang melewati batas norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Terdapat beberapa bentuk penyimpangan remaja dalam bergaul, salah satunya merupakan seks bebas. Seks bebas adalah kegiatan bersetubuh dengan lawan jenis yang dilakukan sebelum adanya pernikahan. Terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah (a) Faktor agama dan iman; (b) Faktor lingkungan yaitu orang tua, teman, tetangga, dan media; (c) Pengetahuan yang minim dan rasa ingin tahu yang berlebihan; (d) Perubahan zaman atau globalisasi. Hal ini mengakibatkan timbulnya dampak negatif yang dirasakan oleh remaja baik dalam segi kesehatan maupun psikisnya. Keluarga memiliki peran yang penting dalam upaya mencegah terjadinya hal tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga diantaranya adalah memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak dan senantiasa menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya.
Kata Kunci : pergaulan bebas, nilai-nilai agama, peran keluarga
SOSIAL MEDIA CAMPAIGN WUJUD KEPEDULIAN MENANGGULANGI MENTAL HEALTH PADA REMAJAERRYKAYUSNITARAHMADA
Penelitian menunjukkan bahwa media sosial sangat erat hubungannya dengan remaja,
apalagi penggunaan internet merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi, penggunaan
media sosial yang tidak bijak dapat meningkatkan risiko gangguan mental terutama pada remaja.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental dan cara
penggunaan media sosial yang baik. Penyebaran informasi tersebut dilakukan adalah dengan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi dan edukasi, salah satu metode penyebaran
gagasan adalah kampanye. Kampanye daring dapat berupa foto atau video penjelasan pada media
sosial yang menyajikan informasi visual maupun audio yang mudah diakses dan dipahami. Tujuan
dari penyebaran foto atau video tersebut agar para remaja membaca dan memahami pesan yang
terkandung sehingga mereka bisa menjadikan informasi tersebut sebagai motivasi dan semangat
untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Pengembangan aspek bahasa melalui daring selama masa pandemi covid 19 di ra n...EducationCommunity
Covid 19 pandemic has become a separate problem that affects all aspects of human life throughout the world, including the world of education. When implementing PSBB and establishing PJJ by the government, educational institutions starting from the lowest level up to tertiary institutions must be able to implement these provisions without giving up students' rights to receive teaching. One solution that can be done during this pandemic is the use of diverse social media. Associated with multiple intelligences of children sparked by Howard Gardner, that one of the children's language intelligence, will be accompanied by cognitive intelligence. So it can be said that the application of PJJ must be adjusted to the indicators of achievement according to its age. various types of models and methods can be done, so that the growth and development of early childhood can still be done through virtual media by giving birth to various kinds of innovations that remain standardized in accordance with government regulations.
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...adni fitria
Abstrak-Pergaulan bebas merupakan perilaku manusia sebagai makhluk sosial yang melewati batas norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Terdapat beberapa bentuk penyimpangan remaja dalam bergaul, salah satunya merupakan seks bebas. Seks bebas adalah kegiatan bersetubuh dengan lawan jenis yang dilakukan sebelum adanya pernikahan. Terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah (a) Faktor agama dan iman; (b) Faktor lingkungan yaitu orang tua, teman, tetangga, dan media; (c) Pengetahuan yang minim dan rasa ingin tahu yang berlebihan; (d) Perubahan zaman atau globalisasi. Hal ini mengakibatkan timbulnya dampak negatif yang dirasakan oleh remaja baik dalam segi kesehatan maupun psikisnya. Keluarga memiliki peran yang penting dalam upaya mencegah terjadinya hal tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga diantaranya adalah memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak dan senantiasa menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya.
Kata Kunci : pergaulan bebas, nilai-nilai agama, peran keluarga
1. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Pendidikan.
b. Apa Pengertian SDM.
c. Bagaimana Peran dan Fungsi SDM dalam Pendidikan.
d. Kenapa SDM Penting dalam Pendidikan.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahuai pengertian pendidikan.
b. Untuk mengetahui pengertian SDM.
c. Untuk mengetahui peran dan Fungsi SDM dalam pendidikan.
d. Untuk mengetahui pentingnya SDM dalam pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Batasan pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli tergantung dari sudut pandang yang dipergunakan dalam arti memberi pendidikan. Sudut pandang ini dapat bersumber dari aliran falsafah, pandangan hidup, ataupun ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
1. Secara umum dan mendasar Driyarkara mengatakan bahwa: pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkata manusia ketaraf insaniitulah yang disebut mendidik. Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda (Ditjen, 1983/1984 : 19).
2. Pengertian dalam Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Ditjen, Dikti, 1983/1984 : 19).
3. Crow and Crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan mampu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi (Suprapto, 1975).
4. John Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyebutkan bahwa proses tersebut berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan, yang terjadi didalam interakasi dengan masyarakat. Selanjutnya ia kemukakan mahwa: “in social situation the young have to refer their way of acting to what others are doing and make it fit in. This direct their action to a common result, and gives an understanding common to the participatants ”. Kalau Crow and Crow dan John Dewey memberikan arti pendidikan ditinjau dari segi kehidupan sosial, yang meneropong hubungan antara individu dengan masyarakat.
5. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Teman Siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan: pendidikan umumnya bererti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
1. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Pendidikan.
b. Apa Pengertian SDM.
c. Bagaimana Peran dan Fungsi SDM dalam Pendidikan.
d. Kenapa SDM Penting dalam Pendidikan.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahuai pengertian pendidikan.
b. Untuk mengetahui pengertian SDM.
c. Untuk mengetahui peran dan Fungsi SDM dalam pendidikan.
d. Untuk mengetahui pentingnya SDM dalam pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Batasan pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli tergantung dari sudut pandang yang dipergunakan dalam arti memberi pendidikan. Sudut pandang ini dapat bersumber dari aliran falsafah, pandangan hidup, ataupun ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
1. Secara umum dan mendasar Driyarkara mengatakan bahwa: pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkata manusia ketaraf insaniitulah yang disebut mendidik. Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda (Ditjen, 1983/1984 : 19).
2. Pengertian dalam Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Ditjen, Dikti, 1983/1984 : 19).
3. Crow and Crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan mampu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi (Suprapto, 1975).
4. John Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyebutkan bahwa proses tersebut berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan, yang terjadi didalam interakasi dengan masyarakat. Selanjutnya ia kemukakan mahwa: “in social situation the young have to refer their way of acting to what others are doing and make it fit in. This direct their action to a common result, and gives an understanding common to the participatants ”. Kalau Crow and Crow dan John Dewey memberikan arti pendidikan ditinjau dari segi kehidupan sosial, yang meneropong hubungan antara individu dengan masyarakat.
5. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Teman Siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan: pendidikan umumnya bererti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
FENOMENA PERUBAHAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO BERAGAMA PADA MASA PANDEMI COVID-19
1. FENOMENA PERUBAHAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH
DI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO BERAGAMA PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Oleh : Diga Intan Purnomo (202041042)
Dosen: Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom.
digapurnomo@gmail.com
Abstrak
Pola perilaku, sikap, dan ekspresi emosi yang menjadi bagian pada diri kita sebagian
besar berasal dari alam bawah sadar. Sesuatu yang kita peroleh bahkan sejak 1000
hari pertama, terhitung sejak usia kehamilan 24 minggu hingga 3 tahun (Wijayanti
Endah, 2019). Begitu pula pada usia balita, didikan dari orang tua juga orang sekitar
dalam mendukung masa tumbuh kembang memiliki peran yang luar biasa. Bahwa
attitude yang sejalan dengan etika merupakan salah satu dari sekian dambaan bagi
orang tua untuk kelancaran dalam keberlangsungan hidup yang layak untuk anaknya.
Lingkungan dan kebiasaan dalam kehidupan melakukan aktivitas juga berpotensi
membentuk kepribadian seseorang. Adanya perubahan drastis dalam bersosialisasi
pun berpotensi untuk membentuk suatu sikap yang baru dalam diri seseorang. Seperti
yang sedang kita alami saat ini, ketika hendak meninggalkan 2019, virus Covid-19
datang menyerang dunia. Bersama-sama beradaptasi akan keadaan dalam berbagai
aspek kehidupan, salah satunya melakukan aktivitas komunikasi di depan layar,
secara daring atau online. Padahal, sebelum munculnya virus Covid-19, hampir tiada
hari tanpa bincang tatap muka baik dengan teman, kekasih, sanak saudara bahkan
keluaga. Kehadiran yang tidak diinginkan ini membuat hampir semua umat manusia
sempat merasakan “isolasi” yang tidak sebentar. Terjadinya perubahan sifat dan
perilaku bisa jadi hadir pada masa isolasi tersebut, salah satumya adalah sifat tak acuh.
Padahal, sedari kecil orangtua yang kita hormati melatih dan membiasakan untuk
selalu menghargai lawan bicara. Dari hal-hal kecil menyapa, tersenyum dan hal
lainnya yang sampai saat ini kita lakukan, baik secara sadar ataupun tidak sadar. Perlu
di garis bawahi bahwa generasi muda saat ini merupakan angin segar bagi masa depan,
bagaikan pepohonan subur yang terus tumbuh, seharum tanah ketika dihujani
rerintikan yang turun, juga sinar matahari pagi yang hangatnya menyinari sanubari.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perubahan dlam
berperilaku dalam kehidupan sosial pasca pamdemi. Sehingga, peneliti memilih
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama atau bisa di singakat dengan UPDM(B)
sebagai tempat observasi penelitian kali ini. Etika itu sendiri memiliki pengertian
bahwa sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseoang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat (Keraf, 2005:14).
Burgoon dalam buku karya Wiryanto (2005) juga memberikan pendapatnya bahwa
komunikasi kelompok merupakan interaksi secara langsung dari beberapa individu
untuk berbagi informasi dan mendiskusikan suatu masalah, di mana antar individu
tersebut memliki keterikatan yang sama dalam interaksi tersebut. Menurut Jalaluddin
Rakhmat (2005) groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada
kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan
konsensus sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak lagi efektif lagi. Dengan
demikian, peneliti berharap akan menemukan jawaban atas perubahan yang terjadi
dalam lingkup sosial di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
2. Keyword: Etika, Generasi, Muda, Komunikasi Kelompok, Indonesia, Covid-19,
Pendidikan, Mahasiswa/I, Universitas Prof. Dr. Moestopo (B), UPDM(B).
Abstract
Patterns of behavior, attitudes, and emotional expression that are part of us mostly
come from the subconscious. Something we get even from the first 1000 days,
starting from 24 weeks of gestation to 3 years (Wijayanti Endah, 2019). Likewise, at
the age of toddlers, education from parents as well as people around in supporting the
growth and development period has an extraordinary role. That an attitude that is in
line with ethics is one of the many wishes for parents for smooth survival in a decent
life for their children. The environment and habits in life also have the potential to
shape a person's personality. The existence of drastic changes in socializing also has
the potential to form a new attitude in a person. As we are currently experiencing,
when we were about to leave 2019, the Covid-19 virus came to attack the world.
Together we adapt to conditions in various aspects of life, one of which is doing
communication activities in front of the screen, online or online. In fact, before the
emergence of the Covid-19 virus, there was almost no day without having
face-to-face conversations with friends, lovers, relatives and even family. This
unwanted presence makes almost all of humanity feel "isolated" for a while. Changes
in character and behavior may be present during the isolation period, one of which is
indifference. In fact, since childhood, the parents we respect train and get used to
always respecting the interlocutor. From small things to say hello, smile and other
things that we have done up until now, either consciously or unconsciously. It should
be underlined that today's young generation is a breath of fresh air for the future, like
fertile trees that continue to grow, smells like the earth when it is rained with
raindrops, also the warm morning sun shines on the heartstrings. Therefore, the
researcher wanted to find out whether there was a change in behavior in
post-pandemic social life. Thus, the researchers chose Prof. University. Dr. Moestopo
Religion or can be abbreviated with UPDM(B) s
as a place of observation for this research. Ethics itself has the understanding that
something related to good living habits, both in a person and in a society or
community group (Keraf, 2005:14). Burgoon in the book by Wiryanto (2005) also
gives his opinion that group communication is a direct interaction of several
individuals to share information and discuss a problem, where these individuals have
the same attachment in the interaction. According to Jalaluddin Rakhmat (2005)
groupthink is a decision-making process that occurs in very cohesive groups, where
members try to maintain consensus so that their critical abilities are no longer
effective. Thus, researchers hope to find answers to changes that occur in the social
sphere at Prof. University. Dr. Moestopo Religion.
Keyword: Ethics, Generation, Youth, Group Communication, Indonesia, Covid-19,
Education, Students, College, College Student, Prof. University. Dr. Moestopo (B),
UPDM (B).
A. PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa di masa kini juga masa depan berada di tangan generasi
muda, penerus bangsa yang akan berkontribusi pada kesuksesan negara. Pentingnya
kualitas sumber daya masa kini sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup umat
manusia. Pendidikan yang berkualitas juga harus disesuaikan dengan tujuan mulia
3. yang dimana ingin meningkatkan martabat manusia yang berakal juga berakhlak
mulia. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3
disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: Berkembangnya peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab. Secara ideal rumusan tujuan pendidikan
nasional kita sudah mencerminkan tiga domain yakni meliputi domain apektif,
psikomotor, dan cognitive (Datuk, 2020; Fajrussalam, et al., 2021; Mispani et al.,
2021). Sebagai warga bangsa tentu kita semua merasa beruntung secara normatif
pembangunan pendidikan telah menyeimbangkan antara tiga domain tersebut
(Tajuddin Noor, 2018; Ponidi, et al., 2020)
Terserangnya Indonesia dengan Coronavirus Disease (COVID-19) sejak awal
Maret 2020 berdampak ke berbagai bidang salah satunya pada pendidikan. Penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus baru ini menyebabkan penyakit pada respiratori
atau pernapasan. Seperti halnya penyakit flu, penyakit corona memiliki gejala seperti
batuk, demam dan kesulitan dalam bernafas jika kondisi sudah parah. Virus Corona
menyebar dengan cepat melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. Penyakit
Corona termasuk dalam penyakit pandemi dimana penyebaran penyakit tersebut
hampir mencapai seluruh negara di dunia (Suryawan Donny, Sisdarmanto Adinandra,
July Arifianto, Edi S Nugroho, Luthfi A Masykur, Rois H Purnama:2021).
Berdasarkan Our World in Data JHU CSSE COVID-19 Data, total kasus seluruh
dunia mencapai 275 juta dan 5,36 juta diantaranya meninggal dunia. Sedangkan total
kasus di Indonesia terdapat 4,26 juta dan 144 ribu diantaranya meninggal dunia
(update: 20-12-2021).
Sejak itu Indonesia beradaptasi dengan menerapkan sistem Lock-Down atau
karantina, baik secara baik secara mandiri (di rumah) atau dibawah pengawasan
khusus petugas medis. Dalam dunia pendidikan, Indonesia beradaptasi ketika
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama
(Kemenag) mempertimbangkan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
disesuaikan dengan perbedaan karakteristik daerah-daerah di Indonesia (Nadia,
F.A:2020).
PENGERTIAN PENDIDIKAN JARAK JAUH
Pendidikan jarak jauh (distance education) adalah pendidikan formal yang
berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah
sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan
keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya
Secara sederhana, pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan yang diajarkan dari
jarak jauh, tanpa ruang kelas secara fisik. Historisnya, istilah dari pembelajaran jarak
jauh terkait dengan program perguruan tinggi yang memungkinkan mahasiswanya
belajar dari jarak jauh. Sekarang, pembelajaran jarak jauh tidak hanya berlaku bagi
mahasiswa di tingkat perguruan tinggi, namun juga siswa sekolah menengah atas,
menengah pertama bahkan siswa sekolah dasar.
Pada dasarnya pendidikan jarak jauh merupakan metode dimana peserta didik dengan
pengajar berada di lokasi yang berbeda, sehingga diperlukan sistem telekomunikasi
4. yang interaktif untuk dapat terhubung satu dengan lainnya. Pada pembelajaran jarak
jauh, peran teknologi sangatlah dibutuhkan, mengingat pembelajaran dilakukan secara
daring atau online.
Metode pembelajaran jarak jauh sebenarnya sudah ada jauh sebelum pandemi covid
19 melanda. Misalnya di negara Amerika Serikat yang telah melakukan metode ini
sejak tahun 1892. Dimana pada waktu itu Universitas Chicago meluncurkan sistem
pembelajaran jarak jauh yang pertama. Sejak saat itu metode PJJ terus dikembangkan
dengan menggunakan beragam teknologi, mulai dari radio, televisi hingga teknologi
internet. Metode pembelajaran jarak jauh terus mengalami perkembangan dengan
menggunakan beragam teknologi komunikasi dan informasi termasuk radio, televisi,
satelit, dan internet. Dengan meluasnya penggunaan internet oleh publik di berbagai
negara pada tahun 1996 menjadi suatu fenomena yang berkembang dan diikuti oleh
kemunculan beragam konten digital di dalamnya. Di tahun yang sama, John Bourne
mengembangkan Asynchronous Learning Network Web yang merujuk kepada
kemampuan untuk memberikan pendidikan kapan saja dan di mana saja melalui
internet.
"Dengan adanya pandemi ini, secara tiba-tiba, lebih dari 4.000 institusi
pendidikan tinggi di Indonesia berpindah ke metode pembelajaran daring. Tercatat
pula lebih dari 7 juta mahasiswa dan 300.000 dosen saat ini sudah mengadakan kelas
daring," ungkap Nizam dalam Seminar Internasional bertajuk "The Future of
Indonesia Higher Education throughout this Covid-19 and Beyond", Selasa (20/10).
Dimanapun dan kapanpun, kita tidak bisa terlepas dari aktivitas kelompok, bahkan
keluarga termasuk bagian dari aktivitas kelompok yang dimana kita merupakan salah
satu anggota dari keluarga tersebut. Begitupula aktivitas belajar mengajar secara
daring atau biasa kita kenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ. Kelompok juga
memiliki cara berkomunikasi, pengaruh, klasifikasi, faktor dan lain sebagainya.
PENGERTIAN KELOMPOK
Kelompok adalah sekelompok orang yang yang anggota–angotanya merasa
terikat dengan kelompok – ada sense of belonging – yang tidak dimiliki oleh anggota
yang bukan kelompok, serta mereka merasa saling bergantung sehingga hasil setiap
orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain (Jalaluddin, 2008, p. 142).
PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK
Burgoon dalam buku karya Wiryanto (2005) juga memberikan pendapatnya
bahwa komunikasi kelompok merupakan interaksi secara langsung dari beberapa
individu untuk berbagi informasi dan mendiskusikan suatu masalah, di mana antar
individu tersebut memliki keterikatan yang sama dalam interaksi tersebut. Keterikatan
tersebut adalah, tujuan, fungsi, visi, dan misi dalam suatu kelompok tersebut.
Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011) dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi,
dan tujuan, interdependensi, dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi
kelompok adalah menyamakan suatu makna didalam suatu kelompok. Pengertian
kelompok berdasarkan diatas dapat diartikan atas dasar:
5. a) Motivasi dikemukakan Bass (dalam Hariadi 2011), menyatakan bahwa kelom- pok
adalah kumpulan individu yang keberadaanya sebagai kumpulan mem- berikan
reward kepada individu-individu.
b) Atas dasar tujuan yang dikemukakan oleh mills (dalam Hariadi 2011), kelom- pok
dipandang Mills adalah suatu kesatun yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu.
c) Segi interdependensi, Fiedler (dalam Hariadi 2011) Mengatakan bahwa kelom- pok
adalah sekumpulan orang yang saling bergantung satu dengan yang lainya. Pengertian
yang sama juga dikemukakan oleh Cartwright dan Zander (1968), bahwa kelompok
adalah kumpulan beberapa orang orang yang berhubungan satu dengan yang lainya
dan membuat mereka saling ketergantungan.
d) Dasar interaksi yang dikemukakan oleh Bouner (dalam Hariadi 2011), menya-
takan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu dengan
yang lain dan saling mempengaruhi.
Diberlakukannya sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau kelas secara daring/online
ternyata berpengaruh terhadap etika dan berubahnya kebiasaan baik dari pengajar
maupun pelajar. Kekuatan belajar online mampu membantu siswa untuk mendapatkan
pengayaan materi melalui akses internet. Kelas online juga lebih fleksibel, tidak
terbatas ruang dan waktu. Kelemahan kelas online yaitu tidak mampu membangun
motivasi belajar siswa karena keterbatasan komunikasi dua arah. Hal tersebut juga
mengakibatkan siswa pasif, berkurangnya interaksi dengan guru maupun dengan
teman. Siswa juga menilai pembelajaran tidak dinamis karena siswa maupun guru
tidak bisa menangkap pesan secara keseluruhan baik verbal dan nonverbal (Hidayat,
D., & Noeraida, N. :2020).
PENGERTIAN ETIKA
Menurut Keraf (2005:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk
jamaknya ta etha berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseoang maupun pada
suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan
yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi
ke generasi yang lain. Kebiasaan ini terungkap dalam perilaku berpola yang terus
berulang sebagai sebuah kebiasaan.
MACAM-MACAM ETIKA
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
atau buruknya perilaku manusia, menurut Keraf (2009:20- 21), adalah sebagai
berikut:
a. Etika Deskriptif
Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
6. bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
b. Etika Normatif
Etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Etika umum
Etika yang membahas mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
b. Etika Khusus
Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud, bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b. Etika sosial, berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
MANFAAT ETIKA
Beberapa manfaat etika menurut Qohar (2012), adalah sebagai berikut:
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
Dalam artikel Kompas.com Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Kemendikbud Ristek Jumeri, dalam pembelajaran online,
terkadang lupa akan etika pelaksanaan dan penyampaiannya. Sehingga etika dalam
belajar mengajar secara daring atau online perlu diterapkan. "Karena selama ini ketika
dalam kegiatan online terkadang kita melupakan aspek ini," ujar Jumeri seperti
dikutip dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Senin (4/10/2021). Jumeri
menerangkan, kelalaian etika belajar mengajar online ini disebabkan karena satuan
pendidikan terbiasa dengan interaksi belajar mengajar yang tidak direkam dan tidak
disebarluaskan secara masif.
Etika dalam pembelajaran jarak jauh tidak jarang terlupakan bahkan terlewatkan
untuk diterapkan, padahal sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia
sesuai dengan norma yang berlaku kini dan nanti. Penanaman nilai-nilai kehidupan
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya menjadi hambatan para mahasiswa/i untuk
berperilaku.
7. TEORI PEMIKIRAN KELOMPOK
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Irvin Janis (1972) bahwa ketika anggota
kelompok berbagi nasib yang sama, ada tekanan besar terhadap kesesuaian. Dia
melabeli tekanan ini sebagai Pemikiran Kelompok (Groupthink), istilah cerdik
berpola tentang kosa kata ditemukan di George Orwell 1984 (misanya, doublethink).
Kita harus menunjukkan bahwa kata Pemikiran Kelompok diciptakan pada 1952 oleh
penulis bisnis dan Editor William White di majalah Fortune. Menurut Deddy Mulyana
(1999) groupthink dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dalam proses pengambilan
keputusan yang menunjukan timbulnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian
realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok.
Menurut Jalaluddin Rakhmat (2005) groupthink adalah proses pengambilan keputusan
yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha
mempertahankan konsensus sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak lagi efektif
lagi.
Raimond Cattel (Santoso & Setiansah, 2010:66) mengembangakan tentang teori
ini dalam komunikasi kelompok yang dalam penelitiannya, ia memfokuskan pada
kepribadian kelompok sebagai tahap awal. Hasil dari penelitiannya menunjukan
bahwa pola-pola tetap dari perilaku kelompok yang dapat diprediksi, yaitu:
1.Sifat-sifat dari kepribadian kelompok.
2.Struktural internal hubungan antaranggota.
3.Sifat keanggotaan kelompok.
Temuan teoritis tersebut masih belum mampu memberikan jawaban atas suatu
pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh hubungan antarpribadi dalam kelompok.
Hal inilah yang memunculkan suatu hipotesis dari Janis untuk menguji beberapa
kasus terperinci yang ikut memfasilitasi keputusan-keputusan yang dibuat kelompok.
Berdasarkan penelitian yang berkembang pada periode selanjutnya, ada beberapa
hipotesis mengenai faktor-faktor determinan yang terdapat pada pikiran kelompok.
a. Faktor antesenden.
Kalau hal-hal yang mendahului ditujukan untuk meningkatkan pikiran kelompok,
maka keputusan yang dibuat oleh kelompok akan bernilai buruk. Akan tetapi kalau
hal-hal yang mendahului ditujukan untuk mencegah pikiran kelompok, maka
keputusan yang akan dibuat oleh kelompok akan bernilai baik.
b. Faktor kebulatan suara
Kelompok yang mengharuskan suara bulat justru lebih sering terjebak dalam pikiran
kelompok, dari pada yang menggunakan sistem suara terbanyak.
c. Faktor ikatan sosial-emosional
Kelompok yang ikatan sosial emosionalnya tinggi cenderung mengembangkan pikiran
kelompok. Sedangkan kelompok yang ikatannya lugas dan berdasarkan tugas belaka
cenderung lebih rendah pikiran kelompoknya.
d. Toleransi terhadap kesalahan
Pikiran kelompok lebih besar kalau kesalahan-kesalahan dibiarkan dari pada tidak ada
toleransi atas kesalahan-kesalahan yang ada.
8. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk memberikan sumbangan
pemikiran terhadap bidang pendidikan melalui suatu tulisan berjudul: “Fenomena
Perubahan Etika dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas Prof. Dr. Moestopo
Beragama Pada Masa Pandemi Covid-19”. Dalam penulisan ini, saya dibantu oleh
narasumber saya untuk menjawab pertanyaan seputar etika yang terjadi saat ini di
Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) yang penulis berharap akan memberikan Hasanah
baru, pandangan baru dan bermanfaat untuk khalayak banyak.
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terjadinya pandemi di dunia ini membuat para pelajar merasakan sensasi dalam
belajar yang baru, yaitu mendapatkan kesempatan belajar secara jarak jauh
(Pembelajaran Jarak Jauh/PJJ) atau simple-nya bisa dikatakan belajar dari rumah. Tak
terkecuali Mahasiswa/I Universitas Prof. Dr. Moestopo (B). Merasakan sensasi
belajar selayaknya libur, tidak bangun terlalu pagi untuk menghindari macet, begitu
juga orang tua yang menjadi teringankan untuk pemberian “uang jajan” harian pada
anak-anaknya. “Dapat belajar dimana saja dan kapan saja”, menurut Putra Ramadhan.
(21 tahun, Mahasiswa Semester 5, Ketua Divisi HRD Moestopo Radio UPDM(B)),
Minggu (20/12/21) dan jawaban yang sama oleh Ketua Senat Unversitas Prof. Dr.
Moestopo (B) bahwa “Pembelajaran mudah diakses di manapun, waktu belajar lebih
fleksibel, dan menghemat biaya.” Aldi Nurfiqriansyah (22), Senin, (21/12/2021),
selaras pula dengan Hamsinah Abdul A. S. Ag, M. Si (44 tahun, Dosen Tetap
UPDM(B) bahwa “Keuntungan pembelajaran jarak jauh adalah mata kuliah atau
pelajaran jadwal terbuka memungkinkan lebih banyak fleksibilitas, tidak hanya dari
segi lokasi belajar, namun juga waktu belajar, sehingga untuk yang memiliki aktifitas
seperti kerja part time bisa memperoleh manfaat dari pembelajaran jarak jauh.”
Jum’at (14/1/2022). Berbanding terbalik dengan Verza Maghirah (19, Mahasiswi
Semester 1), menurutnya “(karena adanya PJJ) tidak bisa berinteraksi langsung
sehingga suka ada bentrokan internet”, Senin (21/12/2021).
Diketahui, adanya perubahan dalam penempatan jumlah mahasiswa/I Jumlah
mahasiswa/I pada kelas dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau kelas daring (online)
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama bervariatif. Kisaran dari 30 – 100
mahasiswa dalam kelasnya, dimana sangat berbanding terbalik dengan jumlah
mahasiswa/I ketika kelas secara tatap muka/secara langsung di ruangan kelas dimana
hanya sekitar 30 mahasiswa sampai dengan maksimal 36 mahasiswa. Menanggapi
terkait perubahan yang terjadi dalam pada lingkup belajar mengajar, salah satu dosen
tetap UPDM(B), Prof. Dr. H. Sunarto, M. Si (74 tahun) menjawab “Dua-duanya
(Pembelajaran Online maupun Offline) merupakan bagian dari proses belajar
mengajar. Ada adat kebiasaan yang perlu ditaati,ada hak dan kewajiban mahasiswa,
juga hak dan kewajiban dosen. Secara etis baik dosen atau mahasiswa diharapkan
mentaati tata tertib yang telah diatur oleh organisasi. Contoh, ada jadwal (mata kuliah),
ada daftar hadir, juga cara berpakaian. Misal, ketika berlangsung kuliah perlu mute,
bagi yang mau tanya wajib buka video (on-cam) dan lainnya demi tertib jalanya
perkuliahan. Berbeda kalau tatap muka, biasanya kalau tidak taati tata tertib, langsung
diketahui, karena pengawasan langsung, kalau daring (online;PJJ), pelanggaran etika
sulit dilakukan. Peserta (Mahasiswa/I) lebih bebas dari pengawasan sehingga lebih
mudah melakukan pelanggaran karena tidak langsung bisa diketahui.”, Selasa
(22/12/21).
9. Diceritakan bahwa Hudzaifah Al-Adwi datang ke medan peperangan dengan
membawa secerek air. Ia ingin memberi minum kepada saudaranya yang luka parah,
ketika ingin memberikan minuman kepadanya, dari jarak yang tidak begitu jauh
terdengar orang mengaduh. “Berilah dia lebih dahulu,” kata saudara Hudzaifah.
Segera ia mendekati orang yang mengaduh itu. Ketika air sudah hampir diminumkan
kepadanya, terdengar orang lain mengaduh juga. “Berilah dia lebih daululu!” kata
orang itu. Hudzaifah berlari ke sana dan mendapatkannya sudah mati, kembali kepada
orang kedua, juga sudah mati. Ia juga mendapatkan saudaranya sudah mati. Air di
tangan masih utuh. Kiai menceritakan peristiwa itu sebagai contoh itsar -
mendahulukan orang lain. Di kalangan militer, ini disebut espirit des corpses. Para
psikolog menyebutnya Kohesi kelompok. (Rakhmat, Jalaluddin: 1996:163-164).
Cerita tersebut sedikit-banyak terjadi dalam kelas di UPDM(B). Tak jarang dijumpai
bahwa banyaknya Mahasiswa/I dalam kelas, kerap terjadi suara serentak/secara
bersamaan bagi yang hendak bertanya, maka saat itu juga mereka dengan sekejap
mengatakan “lo duluan aja” “kamu duluan saja” terlebih kepada Mahasiswa/I yang
kurang aktif dan tiba-tiba bertanya. Ditambah pula, terkadang ada beberapa dosen
yang menerapkan nilai plus ketika Mahasiswa/I-nya bertanya. Rasa mengalah yang
hadir satu sama lain supaya temannya mendapat nilai dan tidak jarang waktu kuliah
sudah terlanjut habis dan kelas akan ditutup, sehingga bisa dikatakan bahwa dia tidak
mendapatkan nilai plus karena mengalah pada kawannya dan Ia paham akan itu dan
rela berkorban dalam hal tersebut. Kohesivitas dapat menjadi hal yang baik karena
dapat membawa anggota menjadi bersatu dan mendorong hubungan interpersonal
dalam kelompok. Janis tidak membantah sisi positif kohesivitas tetapi juga melihat
bahayanya. Menurutnya, kelompok-kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi
membuang terlalu banyak energi dalam mempertahankan keinginan atau niat baik
(goodwiil) dalam kelompok yang merugikan pengambilan keputusan. Para anggota
terlalu banyak menggunakan energi karena adanya potensi untuk diberi penghargaan
seperti: persahabatan, prestise dan penegasan terhadap harga diri seseorang
(menerima pujian karena mau berkorban demi kelompok). Karena kebutuhan terhadap
penghargaan diri (selfesteem) tinggi maka anggota kelompok akan menghabiskan
banyak energi untuk membangun atau mengembangkan ikatan positif diantara mereka,
dan hal ini akan menghasilkan pemikiran kelompok.
Namun terkadang, terlalu banyaknya Mahasiswa/I juga berdampak pada perilaku,
sikap dan cara bagaimana cara individu berinteraksi baik pada dosen juga teman
sebaya antar satu sama lain. Banyaknya anggota dalam suatu kelas diharapkan bisa
memunculkan sifat aktif, juga interaktif. Namun, banyaknya anggota dalam kelas,
pada momen tertentu justru tidak menghadirkan rasa semangat dan justru menjadi
kelas yang pasif karena berbagai faktor seperti: malu menekan tombol “on mic”
karena pengurangan rasa percaya diri dengan melihat jumlah banyaknya anggota
dalam kelas tersebut. Jangankan on mic, sekadar mengaktifkan kamerapun jarang,
seperti yang disayangkan oleh Hamsinah Abdul A S. Ag, M. Si (44 tahun, Dosen
Tetap UPDM(B)) “Mahasiswa belum menerapkan etika dalam PJJ. Salah satu
contohnya tidak semua mahasiswa bersedia membuka kamera pada saat
berlangsungnya perkuliahan.” Jum’at (14/1/2022). Alasan yang sering muncul adalah
seperti “Malu kalau tidak ada yang menyalakan kamera” kata Diva Callista (19 tahun,
Mahasiswi), Selasa (18/1/2022). Serupa dengan Melika Musa (19 tahun, Mahasiswi
Semester 3) “Kalau gak ada yang palain duluan (on-cam lebih dulu), gak mau
on-cam)” Selasa (18/1/2022). Ada juga yang menjawab “Mau (menyalakan kamera)
10. kalau disuruh atau ketika tidak tega dengan dosennya”, kata Daffa Naufal R. (19,
Mahasiswa), Selasa (18/1/2022) sependapat dengan Daffa, Farras Alifhani atau yang
akrab disapa Rara (19 tahun, Mahasiswi) juga mengatakan “Dalam kelas daring,
saya biasanya mematikan kamera karena di dalam kelas tidak ada yang
menyalakannya. tetapi apabila saya direkomendasikan untuk membuka fitur kamera,
saya akan lakukan.” Senin, (10/1/2021) atau “Tergantung dosennya, kalau yang
on-cam jelas cara mengajarnya kita suka, asik, mau (on-cam duluan). Kalau yang
suka tiba-tiba nanya, skip banget deh kalau on-cam duluan” Rayhan A. M. R (19,
Mahasiswa), Selasa (18/1/2022). Dari pemikiran itu, merambat dari 1 orang ke orang
yang lainnya yang justru berdampak pada keberlangsungan proses belajar mengajar
dalam kelas secara daring. Perilaku tersebut cukup disayangkan mengingat hal
tersebut adalah salah satu etika dasar, bahwa hal kecil untuk menghormati keberadaan
dosen yang mengajar adalah mengaktifkan kamera (kecuali dosen tersebut yang
meminta para mahasiswa/I untuk menonaktifkan kamera) dan meresponnya ketika
diskusi atau hanya melontarkan pertanyaan agar tidak hanya beliau yang bicara. Tak
jarang juga terdengar permintaan seorang Mahasiswa/I pada temannya untuk
menayangkan power point tanpa mengucapkan kata “tolong” karena terlampau hectic
karena keterbatasan device anggota kelompok yang menyebabkan sulitnya
menggunakan fitur “Share Screen” atau karena dalam pengerjakan Power Point
dilakukan sendiri karena keterbatasan dalam bertemu untuk melakukan kerja
kelompok. Padahal hal tersebut merupakan dasar dari etika. Seperti yang dikatakan
oleh Hamsinah Abdul A S. Ag, M. Si (44 tahun, Dosen Tetap UPDM(B)) “Etika
adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung
jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan
bermasyarakatnya”, Jum’at (14/1/2022).
Idealnya, Aturan dan Etika dalam Pembelajaran Daring, seperti:
1. Tepat Waktu dalam mengikuti pembelajaran.
Seperti yang dikatakan oleh Diva Alifia Arumdipta (19) seorang Mahasiswi
UPDM(B) menjelaskan bahwa dirinya merupakan tipe mahasiswi yang datang tepat
waktu dalam mengikuti pembelajaran daring, karena bagaimanapun juga, tidak akan
sopan dan kurang etis apabila dosen menunda waktu pembelajaran demi menunggu
mahasiswa/I untuk hadir supaya mereka. Dengan demikian, dia termasuk Mahasiswi
yang tetap menjalankan perannya sebagai Mahasiswi yang tetap memprWalaupun
kegiatan pembelajaran bersifat daring (online), mahasiswa/I diharapkan mengikuti
pembelajaran dengan tepat waktu.
2. Berada di tempat yang kondusif
Disetiap kegiatan pembelajarannya, pasti selalu ada sesi dimana
mahasiswa/I dan dosen berdiskusi mengenai materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, sebagai Mahasiswa/I harus siap sedia untuk mengaktifkan suara untuk dapat
merespon ucapan dosen, juga mengaktifkan kamera ketika diabsen. Tak jarang ketika
ada Mahasiswa/I on-mic atau on-cam, terdengar suara bising (noises) atau sedang
jalan kaki di pinggir jalan. Alangkah lebih baik apabila melakukan pembelajaran
fokus pada perkuliahan yang sedang dosen atau yang sedang para pendidik berikan.
Saat daring ini, mayoritas dari narasumber sayapun menjawab kamar adalah pilihan
11. pertama dan tempat yang kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar karena
dapat menciptakan suasana yang nyaman namun tetap fokus.
3. Berpenampilan rapih dan sopan ( Apabila melakukan tatap muka
Virtual )
Berpenampilan rapih sangat penting ketika melakukan pembelajaran
dengan metode tatap muka virtual yang biasa menggunakan media pembelajaran
dalam kelas daring.Penampilan yang rapih akan menjadi penilaian bahwa mahasiswa/i
sudah siap untuk mengikuti pembalajaran, sehingga menjadi point lebih untuk
penilaian. “Tidak wajar saja sebenarnya dalam kelas (walaupun online) menggunakan
kaos oblong, baju tidur dan lain semacamnya karena itu menunjukkan ketidaksiapan
kita dalam belajar mata kuliah yang sedang berjalan.”, kata Farras Alifahni Z. (19
tahun, Mahasiswi) berbeda pendapat dengan yang lain, Ketua BPM Fakultas Ilmu
Komunikasi (FIKOM) UPDM(B), Rafli Setya Dharmawan (21 tahun), menurutnya,
“Sangat wajar, walaupun pada kenyataannya menunjukan hal itu kurang sopan dan
kurang menghargai dosen, tetapi itu memang wajar, ketika mahasiswa melakukan hal
itu dirumah. dan memang sering terjadi hal yang seperti itu, namun saya masih tetap
mengapresiasi mahasiswa yang masih tetap ingin oncam, dibanding yang tidak oncam
dan ketika dipanggil tidak menjawab.”.
Selain etika dalam pembelajaran daring,Mahasiswa/i pun harus memperhatikan etika
dalam menghubungi dosen/karyawan/staff jika ada keperluan, seperti:
a. Mengucapkan salam sebagai pembuka obrolan atau chat,
b. Memperkenalkan diri untuk mencairkan suasana.,
c. Sampaikan hal yang ditanyakan dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan
tidak bertele - tele,
d. Ucapkan terima kasih jika sudah mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan.
e. Perhatikan waktu, karena para dosen/karyawan/staff tidak selalu setiap saat dapat
membalas, merekapun memiliki kegiatan lain diluar pekerjaannya. Seperti yang
dikatakan oleh Ade Suryadi (39 tahun, Staff bagian keuangan) yang cukup sering
berinteraksi pada para Mahasiswa/I UPDM(B) bahwa “Mahasiswa/i sopan sopan,
cuma kadang mereka bertanya tidak pada waktu yang tepat” Beliau pun menceritakan
bahwa “(Beberapa mahasiswa) bertanya (terkait keuangan/pembayaran) di luar jam
kerja ,atau pas saya sedang istirahat, seperti bertanya pada jam 12 malam atau jam 2
pagi. Ade pun juga berpesan “kalau bertanya (terkait keuangan/pembayaran) pas jam
kerja aja diantara jam 8 pagi sampe jam 5 sore, tetapi jika masih ada yang bertanya di
atas jam itu, tetap saya layani, karena memang sudah menjadi tugas saya.”, Selasa
(21/12/2021).
KESIMPULAN
Pada dasarnya, kita paham betul bahwa kegiatan belajar mengajar secara daring
cukup berbeda dibandingkan melakukan kegiatan belajar mengajar secara
langsung/tatap muka. Dibalik banyaknya kelebihan dalam kegiatan Pembelajaran
Jarak Jauh, ternyata juga memunculkan beberapa kekurangan di dalamnya, termasuk
perubahan etika yang terjadi di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, seperti
mayoritas tidak menjawab pertanyaan atau diskusi yang diberikan oleh dosen, jarang
mengaktifkan kamera dan hadir kelas melebihi waktu. Irving Janis (1971)
12. menyatakan bahwa pemikiran kelompok (grupthink) adalah mode dari pemikiran
bahwa orang-orang bersatu pada saat pencarian persetujuan menjadi dominan dalam
kelompok kohesif yang cenderung berlebihan dalam penilaian realistis dan tingkah
alternatif, akkibatnya ketika proses pembuatan keputusan ini kurang baik maka besar
kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang merugikan (dalam Sarwono, 2001:119
dan Myers, 2012:389). 3 poin penting pada etika pun jangan sampai terlewatkan,
yaitu “Terima Kasih”, “Maaf” dan juga “Terima Kasih”. Terkadang dalam
pembelajaran online. 16. Hamsinah pun turut berpesan kepada mahasiswa sebagai
penerus bangsa, “Dimanapun kalian berada tetaplah hidup menurut etika yang
berlaku dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945.”
SARAN
Kehadiran etika sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh
karena itu, hal mulia seperti ini perlu adanya perhatian khusus antar sesama. Tidak
hanya secara online saja, namun ketika tatap muka, harus selalu diterapkan. Adanya
penyimpangan etika, dapat memicu konflik dan bisa jadi menyakiti hati orang tanpa
kita sadari, maka dari itu, ada baiknya apabila kita mencari tahu dan menelaah tingkah
laku lingkungan supaya kita bisa menyesuaikan diri atas etika yang akan
diterapkan/diimplementasikan. “Agar semua mentaati dalam arti dalam bertindak dan
bertingkah laku dengan didasari hati nurani yang paling dalam yaitu sebgai manusia
yang terdiri iman, akal dan nafsu, harus seimbang dan bertanggung jawab” Sebagai
pesan dari Prof. Dr. H. Sunarto, M. Si (74 tahun, Dosen Tetap UPDM(B)), Rabu
(22/12/2021).
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Ilham (2020) Etika Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring. Diakses melalui:
www.smakom.sch.id
Armanansti, Satya, H 2020). Transformasi Pendidikan Tinggi dan Akselerasi Inovasi
Perguruan Tinggi di Masa Pandemi. Diakses melalui: www.kemendikbud.go.id
Baihaqi, Rasyid (2016). Teori Pemikiran Kelompok. Diakses melalui:
https://rasyidbaihaqi.wordpress.com/2016/07/03/314/
Gerry (2019). Teori Pemikiran Kelompok (Groupthink Theory). Dilansir melalui:
http://gerry05.blogspot.com/2019/04/teori-pemikiran-kelompok-groupthink.html
Heru (2021). 10 Teori Komunikasi Kelompok Menurut Para Ahli dan Contohnya.
Diakses melalui: www.pakarkomunikasi.com
Hidayat, D., & Noeraida, N. (2020). PENGALAMAN KOMUNIKASI SISWA
MELAKUKAN KELAS ONLINE SELAMA PANDEMI COVID – 19. JIKE : Jurnal
Ilmu Komunikasi Efek, 3(2), 172-182. Diakses melalui:
https://doi.org/10.32534/jike.v3i2.1017
13. Leksi, VT (2015). Pengertian Etika Menurut Keraf. Diakses melalui
https://eprints.polri.ac.id
Nadia, F. A (2020). Metode: Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di
Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Diakses melalui
https://repository.cips-indonesia.org
Prastiwi, Mahas (2021), Seperti Ini Etika Mengikuti Pembelajaran Online Saat
Pandemi Covid-19. Diakses melalui: https://www.kompas.com
Rakhmat, Jalaluddin (1996). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi
Santi, Theresia (2021), Golden Age pada Anak dan Tahapan Pentingnya. Diakses
melalui: www.siloamhospitals.com
Sendari, Ayu (2021), Attitude adalah Sikap Berdasarkan pada Pendirian, Ketahui
Fungsinya. Dilansir melalui: https://hot.liputan6.com
Suryawan, Donny., Sisdarmanto Adinandra", July Arifianto, Edi S Nugroho, Luthfi A
Masykur , Rois H Purnama (2021). Metode: Rancang Bangun Robot Pelayan Medis
untuk Pasien Karantina Covid-19 dengan Kendali Berbasis Android. JTT (Jurnal
Teknologi Terapan), Volume 7, Nomor 1, Maret 2021. Diakses melalui
https://www.researchgate.net
Syafnidawaty (2020). Apa itu Pembelajaran Jarak Jauh. Dilansir melalui:
https://raharja.ac.id/2020/11/17/apa-itu-pembelajaran-jarak-jauh/
Tutiasri, Ririn P (2016), Komunikasi Dalam Komunikasi Kelompok Channel, Vol. 4,
No. 1, April 2016, hal. 81-90 ISSN: 23389176. Diakses melalui: https://core/ac/uk.pdf
Unknown (2016). Pemikiran Kelompok. Dilansir melalui:
http://sumberilmupsikologi.blogspot.com/2015/11/pemikiran-kelompok.html
West, Richard & Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi: Anaisis dan Aplikasi
| Edisi 5 | Buku 1
Wijayanti, Endah (2019). Golden Age Dimulai Pada Usia Berapa?. Dilansir melalui:
www.fimela.com
Winata, Koko A., Qiqi Yuliati Zaqiah, Supiana, Helmawati (2021). Kebijakan
Pendidikan di Masa Pandemi. Diakses melalui:
http://jurnal.um-palembang.ac.id/jaeducation
Wonodihardjo, Felicia (2014). Komunikasi Kelompok Yang Mempengaruhi Konsep
Diri Dalam Komunitas Cosplay “COSURA” Surabaya, Vol 2. No. 3 Tahun 2014.
Dilansir melalui:
https://media.neliti.com/media/publications/79506-ID-komunikasi-kelompok-yang-m
empengaruhi-ko.pdf