SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PENGUKURAN LISTRIK :
“OSILOSKOP”
KELOMPOK 6 :
MUHAMMAD SYAFRILLAH ZAM D41114006
ASNOVITA SARI DUHRI D41114016
DZUL FATUH APRIANTO D41114025
MUH. ALFIAN AMIN D41114301
JORDY APRILLIANZA BUDIANG D41114308
Alat Ukur Osiloskop
• Osiloskop pada dasarnya adalah suatu alat penampil
grafik yang menggambarkan grafik sinyal elektrik.
• Dalam kebanyakan aplikasi, grafik memperlihatkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu: sumbu
vertikal (Y, voltage) merepresentasikan tegangan dan
sumbu horizontal (X, time) menyatakan waktu.
• Intensitas atau kecemerlangan (brightness) tampilan,
kadang kala disebut sumbu Z (intensity) (Gambar 1).
Grafik sederhana ini dapat mengatakan kepada kita
beberapa hal tentang sinyal.
Beberapa hal yang bisa dicatat:
• Penentuan nilai waktu dan tegangan sinyal;
• Penentuan frekuensi dari sinyal yang berosilasi;
• Penampilan “bagian bergerak” dari rangkaian yang
direpresentasikan oleh sinyal;
• Pengaruh malfungsi komponen terhadap sinyal;
• Seberapa jauh sinyal adalah berupa DC atau AC;
• Seberapa jauh sinyal adalah berupa derau dan apakah
derau berubah terhadap waktu.
• Suatu osiloskop akan terlihat seperti satu set televisi
kecil, kecuali bahwa ia mempunyai garis-garis grid di
layarnya dan lebih terkontrol daripada televisi.
• Panel depan dari sebuah osiloskop secara normal
mempunyai bagian kontrol yang dibagi ke dalam
seksi vertikal, horizontal dan trigger.
• Demikian juga terdapat kontrol tampilan serta
konektor masukan.
Gambar 1. Komponen X, Y dan Z dari bentuk
gelombang tampilan
Z (intensity)
X (time)
Y (voltage)
Y (voltage)
X (time)
Z (intensity)
Gambar 2. Panel depan dari osiloskop
Kegunaan Osiloskop Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku
besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar,
untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop
maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari
sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa
antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan
osiloskop lainnya, yaitu:
• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
• Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
• Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
• Membedakan arus AC dengan arus DC.
• Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya
terhadap waktu.
• Osiloskop digunakan oleh setiap orang mulai dari
teknisi perbaikanTV ke saintis.
• Kegunaan osiloskop adalah tidak terbatas pada
dunia elektronika. Dengan transduser yang tepat,
osiloskop dapat mengukur segala jenis fenomena.
• Transduser adalah alat yang membangkitkan sinyal
elektris sebagai respons dari stimulasi fisik seperti,
bunyi, tegangan mekanis, tekanan, cahaya atau
panas.
• Sebagai contoh, mikrofon adalah sebuah transduser.
Gambar 4. Data ilmiah yang mampu dihimpun oleh osiloskop
Seorang insinyur otomotif dapat menggunakan
osiloskop untuk mengukur vibrasi mesin. Peneliti
medis menggunakan osiloskop untuk mengukur
gelombang otak dan lain-lain.
Photo cell
Light
source
• Suatu osiloskop analog bekerja secara langsung menggunakan tegangan
terukur untuk membangkitkan berkas elektron yang bergerak pada layar
osiloskop.
• Tegangan akan membelokkan berkas ke atas dan ke bawah secara
proporsional, sehingga membuat jejak di layar. Ini yang akan memberikan
gambar bentuk gelombang di layar.
• Berbeda dengan yang di atas, osiloskop digital akan mencuplik (sampling)
bentuk gelombang dan menggunakan konverter-analog ke digital (ADC,
analog to digital converter) untuk mengonversi tegangan terukur ke
informasi digital.
• Ia lalu menggunakan informasi digital tersebut untuk merekonstruksi
bentuk gelombang ke layar
Analog dan Digital
• Untuk banyak aplikasi, baik yang analog maupun
digital dapat digunakan secara bergantian.
• Penggunaannya nanti bergantung pada kebutuhan.
• Biasanya, ada kecenderungan memilih tipe analog
bila kita menghendaki untuk menampilkan sinyal
yang bervariasi cepat secara ”real-time” (atau
sebagaimana kejadiannya).
• Osiloskop digital memungkinkan kita untuk
“menangkap” dan melihat kejadian-kejadian yang
hanya terjadi sekali saja.
• Ia dapat memproses bentuk gelombang digital atau
mengirim data ke komputer untuk pemprosesan.
Juga, ia dapat menyimpan data bentuk gelombang
digital untuk dilihat dan dicetak, saat dibutuhkan
kelak.
3.1. Osiloskop analog
• Ketika kita menghubungkan “probe” osiloskop ke
rangkaian, sinyal tegangan akan bergerak melalui probe
ke sistem vertikal dari osiloskop. Gambar 4 adalah
diagram balok yang memperlihatkan bagaimana
osiloskop analog menampilkan sinyal terukur.
• Bergantung pada cara kita menyetel skala vertikal
(kontrol volts/div), suatu attenuator akan mengurangi
tegangan sinyal atau sebaliknya suatu amplifier akan
memperkuat tegangan sinyal.
• Berikutnya, sinyal bergerak langsung ke plat pembelok
vertikal dari CRT (chatode ray tube). Tegangan yang
diterapkan ke plat pembelok tersebut menyebabkan
titik sinar akan bergerak (suatu berkas elektron yang
menumbuk fosfor di bagian dalam CRT menyebabkan
titik-titik sinar).
• Sinyal juga bergerak untuk men-trigger sistem start
atau “sweep” horizontal.
• Sweep horizontal adalah istilah yang mengacu kepada
aksi sitem horizontal yang menyebabkan titik-titik
sinar untuk bergerak pada layar.
• Pen-trigger-an sweep horizontal menyebabkan dasar
waktu horizontal menggerakkan titiktitik sinar pada
layar dari kiri ke kanan dalam interval waktu tertentu.
Gambar 4. Diagram balok dari osiloskop analog
CRT
Probe
• Secara bersama, aksi ayunan horizontal
dan simpangan vertikal membekaskan
grafik sinyal pada layar.
• Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal
berulang.
• Ia akan menjamin bahwa ayunan akan
dimulai pada titik yang sama dari sinyal
berulang, yang akan menghasilkan gambar
sebagaimana pada Gambar 7.
Gambar 7. Pen-trigger-an untuk menstabilisasi
gelombang berulang
Untriggered
Display
Triggered
Display
• Redaman atau amplifikasi sinyal: menggunakan kontrol
volt/div untuk mengatur amplitudo sinyal sebelum ia
diproses oleh sistem defleksi vertikal;
• Dasar waktu: menggunakan kontrol sec/div untuk
mengatur jumlah waktu per divisi yang
direpresentasikan secara horizontal pada layar;
• Pen-trigger-an osiloskop: menggunakan level trigger
untuk menstabilisasi sinyal berulang, sekaligus sebagai
pen-trigger-an atas single event.
Sebagai kesimpulan, untuk menggunakan osiloskop
analog, dibutuhkan tiga setelan (setting) dasar untuk
mengakomodasikan sinyal yang akan diukur:
Juga, pengaturan kontrol fokus dan intensitas agar
didapatkan tampilan yang jelas dan visibel.
3.2. Osiloskop digital
• Beberapa komponen pada osiloskop digital, serupa
dengan yang ada pada osiloskop analog; hanya saja,
osiloskop digital mengandung sistem pemprosesan data
(Gambar 8).
• Dengan sistem tambahan tersebut, osiloskop digital
mengumpulkan data untuk seluruh bentuk gelombang
dan menampilkannya kemudian.
• Ketika, kita memasang probe osiloskop digital ke
rangkaian, sistem vertikal mengatur amplitudo sinyal,
sebagaimana pada osiloskop analog.
• Berikutnya, ADC dalam sistem akuisisi data akan
mencuplik sinyal di titik-titik diskret dalam waktu
dan mengkonversi tegangan sinyalnya pada titik-
titik tersebut yang disebut titik-titik cuplik.
• Klok cuplik sistem horizontal menenentukan
seberapa sering ADC mencuplik.
• Kecepatan ”detikan” klok disebut kecepatan cuplik
dan terukur dalam jumlah cuplikan per detik.
• Titik-titik cuplik dari ADC disimpan dalam memori
sebagai titik-titik bentuk gelombang.
• Secara bersama, titik-titik bentuk gelombang
membangun satu rekaman bentuk gelombang.
• Jumlah titik gelombang yang dibutuhkan untuk
membangun satu gelombang disebut panjang
rekaman.
• Sistem trigger menentukan titik awal dan akhir dari
rekaman.
• Penampil (display) akan menerima titik-titik rekaman
sesudah disimpan di memori.
• Bergantung pada kemampuan osiloskop, pemprosesan
tambahan dari titik-titik cuplik adalah berperan dalam
memperbaiki tampilan.
Pada dasarnya, dengan osiloskop digital, sebagaimana
pada yang analog, dibutuhkan pengaturan setelan vetikal,
horizontal dan trigger untuk pengukuran suatu besaran.
Gambar 8. Diagram blok
dari osiloskop digital

More Related Content

Similar to fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt

Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLydia Nurkumalawati
 
Alat ukur elektronika & fungsinya
Alat ukur elektronika & fungsinyaAlat ukur elektronika & fungsinya
Alat ukur elektronika & fungsinyaafandi_latif
 
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopePengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopeRahmad Deni
 
Kendali kelompok hyperlink
Kendali kelompok hyperlink Kendali kelompok hyperlink
Kendali kelompok hyperlink Aprillia Sun
 
Tes kinerja osiloskop
Tes kinerja osiloskopTes kinerja osiloskop
Tes kinerja osiloskopkhairul jalil
 
RPP Pengoperasian CRO
RPP Pengoperasian CRORPP Pengoperasian CRO
RPP Pengoperasian CROercub
 
Penggunaan cro
Penggunaan croPenggunaan cro
Penggunaan croDewa Judi
 
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptxSENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptxRoshVLG
 
Sistem monitoring pencurian listrik
Sistem monitoring pencurian listrikSistem monitoring pencurian listrik
Sistem monitoring pencurian listrikEko Hadi Kesuma
 

Similar to fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt (20)

JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Alat ukur elektronika & fungsinya
Alat ukur elektronika & fungsinyaAlat ukur elektronika & fungsinya
Alat ukur elektronika & fungsinya
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscopePengenal frekuensi counter dan oscilloscope
Pengenal frekuensi counter dan oscilloscope
 
osiloskop.pptx
osiloskop.pptxosiloskop.pptx
osiloskop.pptx
 
4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop4. pengukuran dengan_osciloscop
4. pengukuran dengan_osciloscop
 
Osiloskop & generator
Osiloskop & generatorOsiloskop & generator
Osiloskop & generator
 
Osiloscop
OsiloscopOsiloscop
Osiloscop
 
OSILOSKOP.pptx
OSILOSKOP.pptxOSILOSKOP.pptx
OSILOSKOP.pptx
 
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
 
Osciloscope
OsciloscopeOsciloscope
Osciloscope
 
Kendali kelompok hyperlink
Kendali kelompok hyperlink Kendali kelompok hyperlink
Kendali kelompok hyperlink
 
Tes kinerja osiloskop
Tes kinerja osiloskopTes kinerja osiloskop
Tes kinerja osiloskop
 
RPP Pengoperasian CRO
RPP Pengoperasian CRORPP Pengoperasian CRO
RPP Pengoperasian CRO
 
Penggunaan cro
Penggunaan croPenggunaan cro
Penggunaan cro
 
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptxSENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
 
Sistem monitoring pencurian listrik
Sistem monitoring pencurian listrikSistem monitoring pencurian listrik
Sistem monitoring pencurian listrik
 
Modul 1.pptx
Modul 1.pptxModul 1.pptx
Modul 1.pptx
 

Recently uploaded

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

fdokumen.com_presentasi-osiloskop-570aba5676fa0.ppt

  • 1. PENGUKURAN LISTRIK : “OSILOSKOP” KELOMPOK 6 : MUHAMMAD SYAFRILLAH ZAM D41114006 ASNOVITA SARI DUHRI D41114016 DZUL FATUH APRIANTO D41114025 MUH. ALFIAN AMIN D41114301 JORDY APRILLIANZA BUDIANG D41114308
  • 2. Alat Ukur Osiloskop • Osiloskop pada dasarnya adalah suatu alat penampil grafik yang menggambarkan grafik sinyal elektrik. • Dalam kebanyakan aplikasi, grafik memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu: sumbu vertikal (Y, voltage) merepresentasikan tegangan dan sumbu horizontal (X, time) menyatakan waktu. • Intensitas atau kecemerlangan (brightness) tampilan, kadang kala disebut sumbu Z (intensity) (Gambar 1). Grafik sederhana ini dapat mengatakan kepada kita beberapa hal tentang sinyal.
  • 3. Beberapa hal yang bisa dicatat: • Penentuan nilai waktu dan tegangan sinyal; • Penentuan frekuensi dari sinyal yang berosilasi; • Penampilan “bagian bergerak” dari rangkaian yang direpresentasikan oleh sinyal; • Pengaruh malfungsi komponen terhadap sinyal; • Seberapa jauh sinyal adalah berupa DC atau AC; • Seberapa jauh sinyal adalah berupa derau dan apakah derau berubah terhadap waktu.
  • 4. • Suatu osiloskop akan terlihat seperti satu set televisi kecil, kecuali bahwa ia mempunyai garis-garis grid di layarnya dan lebih terkontrol daripada televisi. • Panel depan dari sebuah osiloskop secara normal mempunyai bagian kontrol yang dibagi ke dalam seksi vertikal, horizontal dan trigger. • Demikian juga terdapat kontrol tampilan serta konektor masukan.
  • 5. Gambar 1. Komponen X, Y dan Z dari bentuk gelombang tampilan Z (intensity) X (time) Y (voltage) Y (voltage) X (time) Z (intensity)
  • 6. Gambar 2. Panel depan dari osiloskop
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. Kegunaan Osiloskop Secara Umum Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu: • Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu. • Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi. • Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik. • Membedakan arus AC dengan arus DC. • Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
  • 12. • Osiloskop digunakan oleh setiap orang mulai dari teknisi perbaikanTV ke saintis. • Kegunaan osiloskop adalah tidak terbatas pada dunia elektronika. Dengan transduser yang tepat, osiloskop dapat mengukur segala jenis fenomena. • Transduser adalah alat yang membangkitkan sinyal elektris sebagai respons dari stimulasi fisik seperti, bunyi, tegangan mekanis, tekanan, cahaya atau panas. • Sebagai contoh, mikrofon adalah sebuah transduser.
  • 13. Gambar 4. Data ilmiah yang mampu dihimpun oleh osiloskop Seorang insinyur otomotif dapat menggunakan osiloskop untuk mengukur vibrasi mesin. Peneliti medis menggunakan osiloskop untuk mengukur gelombang otak dan lain-lain. Photo cell Light source
  • 14.
  • 15. • Suatu osiloskop analog bekerja secara langsung menggunakan tegangan terukur untuk membangkitkan berkas elektron yang bergerak pada layar osiloskop. • Tegangan akan membelokkan berkas ke atas dan ke bawah secara proporsional, sehingga membuat jejak di layar. Ini yang akan memberikan gambar bentuk gelombang di layar. • Berbeda dengan yang di atas, osiloskop digital akan mencuplik (sampling) bentuk gelombang dan menggunakan konverter-analog ke digital (ADC, analog to digital converter) untuk mengonversi tegangan terukur ke informasi digital. • Ia lalu menggunakan informasi digital tersebut untuk merekonstruksi bentuk gelombang ke layar Analog dan Digital
  • 16. • Untuk banyak aplikasi, baik yang analog maupun digital dapat digunakan secara bergantian. • Penggunaannya nanti bergantung pada kebutuhan. • Biasanya, ada kecenderungan memilih tipe analog bila kita menghendaki untuk menampilkan sinyal yang bervariasi cepat secara ”real-time” (atau sebagaimana kejadiannya). • Osiloskop digital memungkinkan kita untuk “menangkap” dan melihat kejadian-kejadian yang hanya terjadi sekali saja. • Ia dapat memproses bentuk gelombang digital atau mengirim data ke komputer untuk pemprosesan. Juga, ia dapat menyimpan data bentuk gelombang digital untuk dilihat dan dicetak, saat dibutuhkan kelak.
  • 17. 3.1. Osiloskop analog • Ketika kita menghubungkan “probe” osiloskop ke rangkaian, sinyal tegangan akan bergerak melalui probe ke sistem vertikal dari osiloskop. Gambar 4 adalah diagram balok yang memperlihatkan bagaimana osiloskop analog menampilkan sinyal terukur. • Bergantung pada cara kita menyetel skala vertikal (kontrol volts/div), suatu attenuator akan mengurangi tegangan sinyal atau sebaliknya suatu amplifier akan memperkuat tegangan sinyal. • Berikutnya, sinyal bergerak langsung ke plat pembelok vertikal dari CRT (chatode ray tube). Tegangan yang diterapkan ke plat pembelok tersebut menyebabkan titik sinar akan bergerak (suatu berkas elektron yang menumbuk fosfor di bagian dalam CRT menyebabkan titik-titik sinar).
  • 18. • Sinyal juga bergerak untuk men-trigger sistem start atau “sweep” horizontal. • Sweep horizontal adalah istilah yang mengacu kepada aksi sitem horizontal yang menyebabkan titik-titik sinar untuk bergerak pada layar. • Pen-trigger-an sweep horizontal menyebabkan dasar waktu horizontal menggerakkan titiktitik sinar pada layar dari kiri ke kanan dalam interval waktu tertentu.
  • 19. Gambar 4. Diagram balok dari osiloskop analog CRT Probe
  • 20. • Secara bersama, aksi ayunan horizontal dan simpangan vertikal membekaskan grafik sinyal pada layar. • Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang. • Ia akan menjamin bahwa ayunan akan dimulai pada titik yang sama dari sinyal berulang, yang akan menghasilkan gambar sebagaimana pada Gambar 7.
  • 21. Gambar 7. Pen-trigger-an untuk menstabilisasi gelombang berulang Untriggered Display Triggered Display
  • 22. • Redaman atau amplifikasi sinyal: menggunakan kontrol volt/div untuk mengatur amplitudo sinyal sebelum ia diproses oleh sistem defleksi vertikal; • Dasar waktu: menggunakan kontrol sec/div untuk mengatur jumlah waktu per divisi yang direpresentasikan secara horizontal pada layar; • Pen-trigger-an osiloskop: menggunakan level trigger untuk menstabilisasi sinyal berulang, sekaligus sebagai pen-trigger-an atas single event. Sebagai kesimpulan, untuk menggunakan osiloskop analog, dibutuhkan tiga setelan (setting) dasar untuk mengakomodasikan sinyal yang akan diukur: Juga, pengaturan kontrol fokus dan intensitas agar didapatkan tampilan yang jelas dan visibel.
  • 23. 3.2. Osiloskop digital • Beberapa komponen pada osiloskop digital, serupa dengan yang ada pada osiloskop analog; hanya saja, osiloskop digital mengandung sistem pemprosesan data (Gambar 8). • Dengan sistem tambahan tersebut, osiloskop digital mengumpulkan data untuk seluruh bentuk gelombang dan menampilkannya kemudian. • Ketika, kita memasang probe osiloskop digital ke rangkaian, sistem vertikal mengatur amplitudo sinyal, sebagaimana pada osiloskop analog.
  • 24. • Berikutnya, ADC dalam sistem akuisisi data akan mencuplik sinyal di titik-titik diskret dalam waktu dan mengkonversi tegangan sinyalnya pada titik- titik tersebut yang disebut titik-titik cuplik. • Klok cuplik sistem horizontal menenentukan seberapa sering ADC mencuplik. • Kecepatan ”detikan” klok disebut kecepatan cuplik dan terukur dalam jumlah cuplikan per detik. • Titik-titik cuplik dari ADC disimpan dalam memori sebagai titik-titik bentuk gelombang.
  • 25. • Secara bersama, titik-titik bentuk gelombang membangun satu rekaman bentuk gelombang. • Jumlah titik gelombang yang dibutuhkan untuk membangun satu gelombang disebut panjang rekaman. • Sistem trigger menentukan titik awal dan akhir dari rekaman. • Penampil (display) akan menerima titik-titik rekaman sesudah disimpan di memori. • Bergantung pada kemampuan osiloskop, pemprosesan tambahan dari titik-titik cuplik adalah berperan dalam memperbaiki tampilan.
  • 26. Pada dasarnya, dengan osiloskop digital, sebagaimana pada yang analog, dibutuhkan pengaturan setelan vetikal, horizontal dan trigger untuk pengukuran suatu besaran. Gambar 8. Diagram blok dari osiloskop digital