SlideShare a Scribd company logo
Dengan memfokuskan pada percabangan filogenetik, analisis kladistik hanya menerima taksa
monofiletik saja. Sebagai akibatnya, sistematika kladistik menghasilkan beberapa kejutan dalam bidang
taksonomi. Sebagai contoh, titik percabangan antara burung dan buaya masih lebih baru dibandingkan
dengan percabangan antara buaya dan reftil lainnya; hal ini berarti bahwa burung dan buaya memiliki
sinapomorfi yang tidak ditemukan pada ular dan kadal. Sebenarnya catatan fosil memang mendukung
hipotesis bahwa baik burung maupun buaya berevolusi selama masa Mesozoikum dan satu nenek
moyang bersama, yang berbeda dari nenek moyang ular dan kadal. Dalam pandangan kladistik yang
murni, tidak ada taksa seperti kelas Aves dan Kelas Reptilia, sebagaimana umumnya kita mengenalnya,
karena pengelompokan ular, kadal dan buaya dalam kelompok taksonomik yang sama dan
mengeluarkan burung dari kelompok tersebut tidak sesuai dengan sejarah evolusi. Taksonomi seperti itu
merupakan takson parafiletik, dan hanya taksa monofiletik yang mencerminkan filogeni. Ternyata
burung sangat jauh berbeda dengan adanya pemodelan ulang yang sangat ekstensif yang berhubungan
dengan kemampuan terbangnya yang terjadi setelah burung menjadi cabang dari leluhur nenek
moyangnya. Meskipun mengenali ketidakserasian dengan analisis kladistik, banyak ahli biologi masih
menggunakan banyak Aves dan Reptilia untuk mengelompokan vertebrata yang umum ditemukan ini.

More Related Content

Similar to Evolusi reftil

Reptil hidup
Reptil hidupReptil hidup
Reptil hidup
TanChiawHooi
 
Asal usul
Asal usulAsal usul
Asal usul
Anugrahnei
 
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan VertebrataHubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Kelompok 2 sub phylum hemichordata
Kelompok 2 sub phylum hemichordataKelompok 2 sub phylum hemichordata
Kelompok 2 sub phylum hemichordataf' yagami
 
Perilaku Hewan (kupu kupu)
Perilaku Hewan (kupu kupu)Perilaku Hewan (kupu kupu)
Perilaku Hewan (kupu kupu)
Riski Putri Puspitahati
 
Aves
AvesAves
Biologi vertebrata
Biologi vertebrata Biologi vertebrata
Biologi vertebrata Siti Dewi
 
3. petunjuk evolusi
3. petunjuk evolusi3. petunjuk evolusi
3. petunjuk evolusi
retnoprihantini
 

Similar to Evolusi reftil (12)

Reptil hidup
Reptil hidupReptil hidup
Reptil hidup
 
Asal usul
Asal usulAsal usul
Asal usul
 
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan VertebrataHubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
 
tugas biogeografi
tugas  biogeografitugas  biogeografi
tugas biogeografi
 
Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Kelompok 2 sub phylum hemichordata
Kelompok 2 sub phylum hemichordataKelompok 2 sub phylum hemichordata
Kelompok 2 sub phylum hemichordata
 
Perilaku Hewan (kupu kupu)
Perilaku Hewan (kupu kupu)Perilaku Hewan (kupu kupu)
Perilaku Hewan (kupu kupu)
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Petunjuk evolusi
Petunjuk evolusiPetunjuk evolusi
Petunjuk evolusi
 
Biologi vertebrata
Biologi vertebrata Biologi vertebrata
Biologi vertebrata
 
3. petunjuk evolusi
3. petunjuk evolusi3. petunjuk evolusi
3. petunjuk evolusi
 

Evolusi reftil

  • 1. Dengan memfokuskan pada percabangan filogenetik, analisis kladistik hanya menerima taksa monofiletik saja. Sebagai akibatnya, sistematika kladistik menghasilkan beberapa kejutan dalam bidang taksonomi. Sebagai contoh, titik percabangan antara burung dan buaya masih lebih baru dibandingkan dengan percabangan antara buaya dan reftil lainnya; hal ini berarti bahwa burung dan buaya memiliki sinapomorfi yang tidak ditemukan pada ular dan kadal. Sebenarnya catatan fosil memang mendukung hipotesis bahwa baik burung maupun buaya berevolusi selama masa Mesozoikum dan satu nenek moyang bersama, yang berbeda dari nenek moyang ular dan kadal. Dalam pandangan kladistik yang murni, tidak ada taksa seperti kelas Aves dan Kelas Reptilia, sebagaimana umumnya kita mengenalnya, karena pengelompokan ular, kadal dan buaya dalam kelompok taksonomik yang sama dan mengeluarkan burung dari kelompok tersebut tidak sesuai dengan sejarah evolusi. Taksonomi seperti itu merupakan takson parafiletik, dan hanya taksa monofiletik yang mencerminkan filogeni. Ternyata burung sangat jauh berbeda dengan adanya pemodelan ulang yang sangat ekstensif yang berhubungan dengan kemampuan terbangnya yang terjadi setelah burung menjadi cabang dari leluhur nenek moyangnya. Meskipun mengenali ketidakserasian dengan analisis kladistik, banyak ahli biologi masih menggunakan banyak Aves dan Reptilia untuk mengelompokan vertebrata yang umum ditemukan ini.