Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Laporan mingguan praktikum destilasi menjelaskan proses pemisahan campuran Nutrisari menjadi destilat murni dengan volume lebih besar melalui pemanasan dan pendinginan berdasarkan perbedaan titik didih zat. Hasil destilasi memberikan destilat bening dari larutan Nutrisari awal berwarna kuning.
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Ginanjar Puspanegara
Ekstrak kunyit menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan Bacillus sp namun tidak aktif sebagai antijamur. Uji toksisitas menunjukkan ekstrak kunyit toksik terhadap udang Artemia dengan LC-50 384,67 ppm. Ekstrak kunyit juga beraktivitas sebagai antioksidan dengan nilai IC-50 1068,46 ppm melalui uji DPPH.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Laporan mingguan praktikum destilasi menjelaskan proses pemisahan campuran Nutrisari menjadi destilat murni dengan volume lebih besar melalui pemanasan dan pendinginan berdasarkan perbedaan titik didih zat. Hasil destilasi memberikan destilat bening dari larutan Nutrisari awal berwarna kuning.
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Ginanjar Puspanegara
Ekstrak kunyit menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan Bacillus sp namun tidak aktif sebagai antijamur. Uji toksisitas menunjukkan ekstrak kunyit toksik terhadap udang Artemia dengan LC-50 384,67 ppm. Ekstrak kunyit juga beraktivitas sebagai antioksidan dengan nilai IC-50 1068,46 ppm melalui uji DPPH.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang rheologi, ilmu yang mempelajari sifat aliran bahan cair dan padat. Terdapat dua jenis aliran, yaitu sistem Newton dan non-Newton. Viskositas dan fluiditas merupakan ukuran sifat aliran bahan. Suhu berpengaruh terhadap viskositas cairan, di mana viskositas cairan akan berkurang dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun jati pada tikus putih. Hewan uji diberi karagenan untuk menimbulkan edema, kemudian diberi ekstrak etanol daun jati dan diklofenak sebagai pembanding. Volume edema diukur menggunakan pletismometer. Hasil penelitian diharapkan menentukan dosis ekstrak etanol daun jati yang efektif sebagai antiinflamasi.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang rheologi, ilmu yang mempelajari sifat aliran bahan cair dan padat. Terdapat dua jenis aliran, yaitu sistem Newton dan non-Newton. Viskositas dan fluiditas merupakan ukuran sifat aliran bahan. Suhu berpengaruh terhadap viskositas cairan, di mana viskositas cairan akan berkurang dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis volumetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Langkah-langkahnya meliputi pengambilan sampel, pengukuran volume titran dan analit, serta perhitungan konsentrasi berdasarkan reaksi stoikiometri.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun jati pada tikus putih. Hewan uji diberi karagenan untuk menimbulkan edema, kemudian diberi ekstrak etanol daun jati dan diklofenak sebagai pembanding. Volume edema diukur menggunakan pletismometer. Hasil penelitian diharapkan menentukan dosis ekstrak etanol daun jati yang efektif sebagai antiinflamasi.
2. Cairan Disinfektan
Alkohol, Mengapa 70%?
Mengapa cairan disinfektan dengan kadar alkohol 70%
lebih disarankan untuk membunuh mikroorganisme
(misalnya pada bakteri, virus dan jamur)?
Apakah kadar alkohol yang lebih tinggi berarti bisa
membunuh lebih banyak mikroorganisme?
Alkohol dengan kadar yang tepat bisa membunuh
mikroorganisme di permukaan tangan atau permukaan
material.
3. Lalu mengapa kadar alkoholnya harus 70%? Apakah
tidak bisa kurang atau lebih dari kadar itu?
Kadar alkohol 70% dianjurkan untuk digunakan sebagai
cairan disinfektan yang ampuh membunuh
mikroorganisme. Saat alkohol dengan konsentrasi 70%
mengenai mikroorganisme, maka secara lambat
alkohol akan menembus sepenuhnya ke dalam sel dan
membuat mikroorganisme mati. Kerja alkohol dalam
merusak sel mikroorganisme adalah mendenaturasi
protein. Kerja ini akan lebih efektif jika ada air di
dalamnya.
Kalau kadar alkohol kurang dari 70%, maka
pembasmian mikroorganisme tidak akan berlangsung
dengan maksimal (sangat lambat).
4. Sedangkan kalau kadar alkoholnya lebih tinggi
(misalnya 96%), maka bukan berarti bisa membunuh
mikroorganisme dengan lebih cepat dan maksimal.
Kadar alkohol yang tinggi akan membuatnya lebih
cepat menguap saat terkena udara, sehingga hanya
akan mampu mendenaturasi protein di luar sel
mikroorganisme. Tidak mampu menembus membran
sel mikroorganisme dan mendenaturasi protein di
dalam sel mikroorganisme yang sebenarnya merupakan
target utamanya. Inilah sebabnya, campuran air
diperlukan untuk membuat alkohol tidak cepat
menguap. Campuran air juga diperlukan untuk
mengurangi tingkat terbakar yang bisa ditimbulkan
alkohol.
5. Selain itu alkohol 70% lebih murah dibandingkan
dengan alkohol murni.
Pada cairan alkohol, kadar atau tingkat alkohol yang
digunakan adalah sebanyak 70% dari total cairan.
Misalnya satu botol cairan disinfektan berisi 100
mililiter cairan. Maka 70% atau 70 mililiter terdiri dari
alkohol, sedangkan sisanya, yaitu 30 mililiter atau 30%
merupakan pengencer dalam hal ini adalah air.
Waktu kontak untuk dapat optimal membunuh bakteri
(mikroorganisme) adalah minimal 10 detik.
6. Cara Membuat Alkohol
70%
Alkohol 96% mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi
daripada alkohol 70%. Larutan dengan konsentrasi yang
tinggi disebut larutan pekat, sedangkan larutan dengan
konsentrasi rendah disebut larutan encer.
Larutan encer dapat dibuat dengan menggunakan cara
pengenceran dari larutan pekat.
7. Rumus pengenceran:
V1 x K1 = V2 x K2
dimana,
V1 : volume larutan pekat yang dibutuhkan (mL);
K1 : konsentrasi larutan pekat (%);
V2 : volume larutan encer yang dibuat (mL);
K2 : konsentrasi larutan encer (%).
8. Contoh:
Pembuatan 1000 mL alkohol 70% dengan menggunakan
alkohol 96%, berapakah alkohol 96% yang dibutuhkan?
maka,
V1 x K1 = V2 x K2
V1 x 96% = 1000 mL x 70%
V1 = 70000/96
V1 = 729 mL
Jadi alkohol 96% yang dibutuhkan untuk membuat
alkohol 70% yaitu 729 mL.
9. Langkah-langkah membuat larutan alkohol 70%:
1) Diambil alkohol 96% sebanyak 729 mL dengan
menggunakan gelas ukur.
2) Kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL
dan tambah air sampai tanda batas (air 271 mL ),
homogenkan.
atau
Tambahkan air hingga volume mencapai 1000 mL,
dalam hal ini air yang ditambahkan adalah 271 mL
3) Pindahkan larutan alkohol 70% ke dalam botol
plastik (wadah yang disediakan) dan tutup rapat
agar tidak menguap.
10. Pengenceran alkohol harus menggunakan air bersih
kalau bisa air suling atau air murni, sebaiknya bukan
air biasa (seperti air keran, sumur ataupun sungai).
Untuk pembuatan alkohol 70% dalam jumlah (volume)
lainnya dapat melihat :
Tabel Perhitungan Disinfektan Etanol 70%