415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
DIGITALISASIINDUSTRIPARIWISATAINDONESIA (2).pdf
1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/341877799
DIGITALISASI INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA DALAM MENYIKAPI
PERILAKU MASYARAKAT KONTEMPORER
Chapter · February 2019
CITATION
1
READS
3,017
1 author:
Atef Fahrudin
Universitas Padjadjaran
6 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Atef Fahrudin on 03 June 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
4. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER ii
Copyright @2019, Agus Rusmana, dkk
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Cetakan 1, Februari 2019
Diterbitkan oleh Unpad Press
Grha Kandaga, Gedung Perpustakaan Unpad Jatinangor, Lt I
Jl. Raya Bandung – Sumedang (Ir. Soekarno) KM 21, Jatinangor – Sumedang 45363 –
Jawa Barat-Indonesia
Telp. (022) 84288888 ext 3806, Situs: http://press.unpad.ac.id
email:press@unpad.ac.id/pressunpad@gmail.com/ pressunpad@yahoo.co.id
Anggota IKAPI dan APPTI
Editor : Ute Lies Siti Khadijah, Rully Khairul Anwar, Agus Rusmana
Editor Ahli/ Reviewer : Pawit M. Yusup, Agus Rusmana
Tata Letak : Lutfi Khoerunnisa, Fitri Herdianti, Sendi Rustandi, Sri Mulyati
Desainer Sampul : Sendi Rustandi
Katalog
Ute Lies dkk
Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer/ Ute Lies, dkk;
Pawit M. Yusup dan Agus Rusmana, - Cet.1.Bandung; Unpad Press;
2019
Viii + 412 h. ; 18 x 26 cm
ISBN : 978-602-439-461-5
I . Judul II. Ute Lies, dkk
5. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 210
DIGITALISASI INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA DALAM
MENYIKAPI PERILAKU MASYARAKAT KONTEMPORER
Atef Fahrudin
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
E-mail: ateppahrudin@gmail.com
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia kini adalah masyarakat yang melek terhadap dunia digital.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dunia kini telah
memasuki gelombang ketiga dimana segala sesuatu di dunia yang kita tempati sekarang
akan serba terhubung dengan internet. Menurut data statistik www.aseanup.com
Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang paling banyak menggunakan
internet di Asia Tenggara. Sementara menurut data yang disajikan Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet aktif Masyarakat
indonesia pada tahun 2017 adalah sebanyak 143 juta orang.
Melihat perilaku masyarakat Indonesia kontemporer yang tidak bisa lepas dalam
menggunakan internet, maka ini adalah sebuah peluang baru bagi dunia industri dalam
membidik pasar melalui transformasi digital. Dengan melakukan transformasi digital
dalam dunia industri akan melahirkan banyak manfaat dan tantangan tersendiri bagi
para pelakunya, apalagi kita tengah bersiap menghadapi Industrial Era 4.0 dimana semua
sektor industri akan segera di digitalisasikan termasuk di dalamnya adalah industri
pariwisata.
Indonesia adalah negara kepulauan yang besar dengan total pulau 17.000 an
lebih dengan beragam keindahan dan potensi wisatanya. Dengan melihat besarnya
potensi pariwisata Indonesia, kita berpeluang meraup untung besar dari sektor
pariwisata. Akan banyak sektor ekonomi yang ikut bergerak seiring dengan potensi
pertumbuhan pariwisata Indonesia. Digitalisasi industri pariwisata merupakan salah
satu langkah yang tepat dalam menyikapi perilaku masyarakat kontemporer Indonesia
khususnya dan mancanegara secara lebih luas dalam memenuhi kebutuhan mereka
untuk berwisata.
6. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 211
PEMBAHASAN
Abad ke 21 adalah abad yang ditandai oleh suatu lingkungan budaya baru yang
ditransformasikan dengan media global dan teknologi mutakhir komputer dan internet
dimana berakibat pada menipisnya batas-batas geopolitik, ekonomi dan juga budaya di
seluruh dunia. Kajian budaya kontemporer atau sering di istilahkan sebagai cultural
studies adalah sebuah pendekatan yang muncul saat ini sebagai suatu respon intelektual
dalam menganalisa perubahan politik, ekonomi dari budaya global, transformasi
kebudayaan di seluruh dunia yang berpengaruh terhadap identitas suatu masyarakat.
Kajian budaya kontemporer kurang peduli tentang konsekuensi media jangka
panjang untuk tatanan sosial tetapi lebih peduli melihat bagaimana media
mempengaruhi kehidupan individu kita (Robert & Rutherford, 1995). Transformasi pada
kehidupan seseorang pada budaya kontemporer terjadi ketika perubahan besar di
bidang teknologi dan informasi dimana konstruksi identitas seseorang dilakukan melalui
penggunaan media sosial. Media sosial bisa menjadi sebuah sarana untuk eksistensi diri,
menampung dan melepaskan pikiran, hiburan atau untuk memenuhi kepuasan
seseorang. Oleh karenanya teknologi informasi menjadi sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan seseorang hari ini.
Pada hari ini masyarakat dan teknologi informasi menjadi bagian tak terpisahkan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kota-kota besar tak terkecuali di Indonesia.
Menurut penelitian Center of Innovation Policy and Governance (CIPG) yang dirilis awal
tahun 2018, saat ini laju penetrasi pengguna internet Indonesia merupakan yang
tertinggi di Asia yang kini sudah mencapai 51%. Angka yang lebih mengejutkan dapat
dilihat dari jumlah pengguna seluler di Indonesia. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2016 diprediksi ada sekitar 371,4 juta nomor
seluler yang aktif di indonesia. Jumlah tersebut bahkan lebih besar dari pada proyeksi
jumlah penduduk Indonesia sendiri yakni 261,89 juta penduduk.
Pesatnya laju penetrasi penggunaan teknologi informasi dibarengi oleh
perkembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, khususnya layanan data. Jika
mengingat sepuluh tahun yang lalu jaringan yang tersedia hanya edge, kini hampir di
seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau jaringan generasi ketiga (3G), bahkan
jaringan generasi keempat (4G) dan sebentar lagi kita akan merasakan jaringan generasi
kelima yaitu (5G). Dengan meningkatnya pembangunan Infrastruktur jaringan,
7. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 212
mendorong masyarakat dapat dengan mudah mencoba berbagai aplikasi dan konten
digital yang baru yang memanjakan penggunanya. Jika sebelumnya kita layanan telepon
langsung dan SMS banyak digunakan meski harus menyedot pulsa, saat ini kita bisa
menelepon dan kirim pesan dengan mudah dan tentu tanpa pulsa sekalipun misalnya
dengan aplikasi WhatsApp, Facebook Masangger, Line dan lain-lain.
Indonesia kini sedang menuju sebuah peradaban masyarakat yang berorientasi
digital. Tidak harus menunggu nanti rasanya, karena hari ini di hadapan mata kita semua
menyaksikan sebuah fenomena perilaku masyarakat Indonesia yang mulai melakukan
segala aktivitas mereka yang serba digital melalui pemanfaatan teknologi informasi yang
semakin hari semakin canggih. Mulai dari hal terkecil dalam kehidupan kita semakin
kemari semakin terjadi pergeseran ke arah serba digitalisasi. Apakah kita menyadari
bahwa kebiasaan membaca koran di pagi hari sambil meneguk kopi hampir-hampir
tergantikan dengan membaca berita digital di smart phone kita. Apakah anda lebih suka
menonton hiburan pada perangkat Televisi anda atau anda kini lebih menikmati
tontonan di layar telepon genggam anda yang bisa di akses kapan saja dan dimana saja.
Apakah ketika kita hendak melakukan transaksi keuangan lebih senang antri di teller
Bank atau melakukannya di smart phone anda dimana pun dan kapan pun anda mau.
Rasanya kita hampir-hampir tidak menyadari bahwa realitas tersebut benar-benar
terjadi pada hari ini. Kita merasa bahwa telah terjadi sebuah penyederhanaan dan
efisiensi pekerjaan manusia pada era digital ini.
Kagermann dalam (Prasetyo, 2018) Istilah Industry Era 4.0 secara resmi lahir di
Jerman pada saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011. Negara Jerman rupanya
memiliki kepentingan yang besar kaitannya dengan hal ini karena Industri 4.0 menjadi
bagian dari kebijakan rencana pembangunan dari Jerman yang disebut High-Tech
Strategy 2020. Dimana tujuan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman
supaya selalu menjadi market leader dalam dunia manufaktur. Selanjutnya negara-
negara lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 ini dengan istilah
mereka masing-masing seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart
Industry, atau Advanced Manufacturing dll. Meski dengan istilah yang berbeda-beda akan
tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing
industri tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis.
8. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 213
Pada Era Industri 4.0 nanti, akan di tandai dengan berbagai fenomena seperti IoT
(Internet of Things) yakni sebuah keadaan yang memungkinkan semua mesin
berkomunikasi dan terhubung melalui internet, AI (Artificial Intelligence), big data, hingga
munculnya pelabelan smart untuk berbagai sektor seperti smart office, smart city, smart
transformation, smart tourism, dan lain-lain. Tidak ketinggalan, Robotic Automation akan
menjadi ciri Era Industri 4.0 nanti. Berbeda dengan abad 19 an dimana melakukan
proses produksi menggunakan manusia di era ini akan banyak di ambil oleh robot,
karena dinilai lebih efektif dan efisien. Tidak mengherankan memang, pada era tersebut
akan banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga harus memiliki keterampilan digital
agar mampu beradaptasi pada era tersebut.
Kehadiran akan era revolusi industri keempat (Industri 4.0) sudah tidak bisa di
elakan lagi. Dan Indonesia harus benar-benar mempersiapkan langkah-langkah strategis
agar mampu menyesuaikan diri dengan era industri digital ini. Indonesia telah
berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui
percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making
Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia di dalam menyongsong
era digital ini. Melalui penerapan Industri 4.0, Kementerian Perindustrian telah
menargetkan aspirasi besar nasional dapat tercapai. Industri 4.0 dengan konektivitas
dan digitalisasi nya diharapkan akan mampu meningkatkan efisiensi rantai manufaktur
dan kualitas produk. Akan tetapi di sisi lain digitalisasi industri tersebut akan berdampak
negatif pada penyerapan tenaga kerja dan memporak-porandakan bisnis konvensional.
Ini adalah tugas pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif dari Industri 4.0. Dan
ketika pemerintah memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri 4.0, maka
pemerintah juga mesti memikirkan segala hal yang berkaitan dengannya di masa
mendatang. Jangan sampai industri digital ini diterapkan hanya menjadi beban karena
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada acara Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta pada 4 April silam,
Presiden Jokowidodo dalam sambutan nya mengapresiasi Kementerian Perindustrian
yang dinilai sigap dan serius mempersiapkan peta Indonesia dalam menghadapi Industry
Era 4.0. Di saat bersamaan, Kementerian Perindustrian meluncurkan buku Making
Indonesia 4.0. Dalam mendukung Industri 4.0 pemerintah bercita-cita menjadikan
Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 . Untuk
9. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 214
mengejar cita-cita tersebut pemerintah telah membangun pusat-pusat riset dan inovasi
aplikatif atau Techno Park. Langkah tersebut diharapkan mampu membentuk sebuah
kawasan ekosistem untuk pengembang industri berbasis digital agar lebih memiliki daya
saing global dan siap menghadapi Industry Era 4.0.
Dalam bidang pariwisata, Indonesia sendiri mempunyai potensi yang besar untuk
menjadi kawasan tujuan wisata dunia dikarenakan memiliki tiga unsur pokok yang
membedakan Indonesia dengan negara lainnya yaitu ; Masyarakat (people), alam
(nature), dan warisan budaya (cultural heritage) (Ri’aeni, 2010). Pertama, masyarakat
Indonesia dikenal dunia karena keramahannya dan mudah bersahabat dengan bangsa
mana pun. Kedua, alam Indonesia adalah seperti bongkahan tanah surga yang tidak
setiap negara memilikinya seperti pegunungan yang ada di setiap pulau, pesisir pantai
yang eksotik, gua-gua, hamparan sawah yang luas. Kemudian yang ketiga, adalah
budaya yang kaya. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan yang sangat beragam
dengan jumlah 1.340 suku bangsa dan 300 kelompok etnis menempatkan Indonesia
sebagai bangsa yang besar dan beragam.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar dan memiliki sumber daya
alam yang terdiri dari sea, sun, sand and mainland yang sangat memungkinkan untuk jadi
sumber devisa negara (Setiawan, 2016). Indonesia terkenal memiliki tempat-tempat
yang dianugerahi sumber daya alam yang eksotis dan diharapkan mampu berkontribusi
dalam memberikan devisa bagi daerahnya guna menuju kemandirian daerah.
Permasalahannya adalah bagaimana menjadikan sumber daya alam yang eksotis
tersebut sebagai aset yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
daerah setempat, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan
daerah tersebut sebagai tempat kunjungan wisata yang berkelanjutan.
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau
WISMAN ke Indonesia selama tahun 2017 mencapai 14,04 juta kunjungan yang pada
tahun sebelumnya hanya 11,52 juta kunjungan saja. Dikutip dari www.kompas.com
bahwa pada tahun 2016 devisa pariwisata sudah mencapai 13,5 juta dollar AS per tahun
sedikit lebih rendah dari minyak sawit mentah (CPO) yang sebesar 15,9 juta dollar AS.
Sehingga pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua untuk negara.
Di sisi lain, prestasi pariwisata Indonesia di luar negeri menjadi sebuah gambaran
betapa pariwisata Indonesia begitu diminati oleh orang luar. Tahun 2017 Indonesia
10. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 215
mendapatkan Grand Prix Award, yakni penghargaan tertinggi pada acara The XIII
International Tourism Film Festival di Bulgaria dengan menyuguhkan sebuah karya anak
bangsa yang berjudul, Wonderful Indonesia: The Journey to a Wonderful World. Indonesia
berhasil menjadi yang terbaik pada ajang tersebut dengan mengalahkan 91 film dari 18
negara. Tidak hanya itu, karya lainnya yaitu : A Visual Journey to lombok dan Visual
Journey to Wakatobi juga meraih prestasi yang membanggakan. Video tersebut sukses
menyabet penghargaan dalam kategori Nature and Ecotourism pada sub-kategori
Advertising Film.
Era digital diprediksi memainkan peranan penting dalam mendongkrak performa
industri pariwisata Indonesia. Melaui era digital ini telah benar-benar mengubah cara
wisatawan dalam membuat planning perjalanan mereka mulai dari mencari dan melihat
informasi (look), memesan tiket atau paket wisata (book), sampai membayar (pay)
dilakukan secara online. Semua hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu, yang mana semua kemudahan manusia dalam melakukan
berbagai ini dipicu oleh kehadiran internet (Setiawan, 2017).
Berbagai pengembangan aplikasi dilakukan untuk menunjang kemudahan
manusia dalam melakukan banyak hal. Ini semua tidak hanya di lakukan oleh para
pengembang aplikasi akan tetapi oleh para pelaku industri termasuk di dalamnya para
pelaku industri pariwisata. Banyak Start Up di industri pariwisata belakangan ini muncul
seiring masuknya kita ke era digital. Sebut saja Traveloka, Mister Aladin, Pegi-pegi,
tiket.com yang mana mereka semua adalah market leader nya di industri pariwisata
digital saat ini.
Tren digital yang terus berjalan seiring dengan pengembangan internet sehingga
semakin merambat ke berbagai lini kehidupan manusia rupanya telah menggeser secara
perlahan budaya pembelian tiket pesawat, memesan hotel dan paket wisata yang
awalnya dari cara konvensional ke arah digital (Megantara & Suryani, 2016). Setidaknya
ada beberapa faktor kenapa masyarakat kontemporer kini lebih senang melakukan
pemesanan paket wisata secara digital ketimbang dengan cara-cara lama; Kemudahan,
era digital rupanya menyuguhkan kemudahan hingga ke kamar-kamar rumah kita semua
sehingga seseorang bisa dengan mudahnya memesan tiket pesawat atau kereta api
misalnya hanya dengan tiduran di kasur masing-masing. Real Time, pemesanan secara
online membawa kita kepada akurasi waktu yang real time kita bisa melihat kuota atau
11. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 216
jumlah kamar yang tersedia saat ini dengan harga saat itu, dengan seperti itu kita bisa
memprediksi berapa biaya yang harus dipersiapkan dengan secara pasti. Kepercayaan
Online, tingginya tingkat kepercayaan online masyarakat dalam melakukan transaksi
tidak semata-mata bisa terbentuk dengan mudah sebab memerlukan proses yang
panjang yakni dengan adanya pengalaman pertama yang memuaskan atau bisa juga
dengan memberikan flat form ulasan atau review sehingga orang akan bisa mengulas dan
melihat ulasan tentang servis yang pernah di berikan.
Contoh real manfaat digitalisasi dalam industri pariwisata adalah dalam dunia
perhotelan, setidaknya ada 7 (tujuh) manfaat transformasi digital bagi dunia perhotelan
yang disebutkan oleh www.perantara.net :
Mengurangi waktu tunggu, dengan tersedianya servis yang ditawarkan seperti
pilihan layanan mandiri untuk check-in misalnya, ini akan mampu mengurangi antrean
untuk calon pelanggan dalam memilih kamar hotel.
Meningkatkan arus komunikasi, dengan adanya digitalisasi dalam dunia
perhotelan, pihak hotel sendiri dapat secara teratur memperbaharui informasi terbaru
untuk pelanggan mereka dan pihak hotel juga memberikan akses ke konten yang bisa
diperbaharui secara otomatis.
Inisiatif ramah lingkungan, salah satu ciri era digital adalah adanya istilah IoT
(Internet of Things), maka apabila di perhotelan diterapkan IoT maka operasionalisasi
hotel akan lebih ramah lingkungan. Hotel akan mencetak kartu kunci lebih sedikit,
mengurangi boarding pass dan kertas dikarenakan semuanya sudah dalam bentuk digital.
Lebih mengenal pelanggan, dengan bantuan analisis big data, hotel bisa memahami
lebih baik para pelanggannya dikarenakan bisa memperoleh informasi yang banyak
mengenai preferensi dan selera para calon pelanggan.
Personalisasi penawaran, dengan majunya dunia teknologi informasi tentang
profil tamu bisa di akses oleh hotel lebih cepat sehingga pihak hotel bisa memberikan
penawaran khusus secara tepat yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Menurunkan biaya, efisiensi akan diraih melalui digitalisasi dunia perhotelan.
Pihak hotel dan pelanggan nya akan dengan mudah berkomunikasi sebab transformasi
memperlancar komunikasi sehingga akan banyak menghemat biaya untuk komunikasi.
Meningkatkan kinerja, manajemen hotel bisa menawarkan layanan yang lebih baik
karena mereka memiliki akses ke informasi lebih lanjut tentang pelanggan. Pegawai juga
12. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 217
bisa melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik antar departemen.
Pembahasan tentang masyarakat kontemporer Indonesia saat ini juga menarik
apabila dikaitkan dengan perilaku millennial Indonesia. generasi millennial atau
Generasi Y adalah mereka yang lahir pada era 80-90 an (Prasetyanti, 2017). Ada banyak
istilah populer dalam penyebutan generasi millennial ini ; connected / digital generation
atau gen why yang identik dengan karakter berani, inovatif, kreatif serta modern.
Kaitannya dengan digitalisasi industri pariwisata, akhir-akhir ini ada sebuah trend baru
di dunia travelling yang merebak tahun-tahun belakangan. Menurut www.phinemo.com
menyebutkan ada sebuah trend dimana mayoritas pelaku travelling adalah para kaum
muda, generasi millennial. survei yang dilakukan Topdeck Travel terhadap 31.000 orang
dari 134 negara yang berbeda sebanyak 88 % menyatakan bahwa mereka sudah pernah
pergi keluar negeri selama tiga kali dalam setahun, dan 94 % nya merupakan usia 18-30
tahun.
Dengan ciri khas kaum millennial yang selalu update terhadap kemajuan teknologi
dan informasi, karena mereka hidup di zaman digital. Dengan melek nya generasi
millennial terhadap teknologi digital sehingga berpengaruh terhadap perilaku wisata
kaum millennial. Mereka benar-benar memanfaatkan teknologi digital dalam travelling
mereka mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan perjalanan benar-benar
dilakukan secara digital. Berdasarkan fakta-fakta tersebut tidak heran apabila perilaku
millennial dan kemajuan teknologi informasi akan mengubah industri pariwisata ke arah
digital.
SIMPULAN
Era digital sudah terasa dalam kehidupan masyarakat kontemporer saat ini, kita
tidak bisa duduk manis menjadi penonton kemajuan teknologi dan informasi yang serba
cepat ini. Era digital telah mengubah berbagai macam perilaku manusia ke arah yang
lebih maju. Semua bergerak dengan cepat dan instan tanpa dibatasi oleh waktu.
Lahirnya manusia-manusia yang memiliki wawasan digital telah mendorong sektor
industri untuk ikut bertransformasi menjadi industri digital. Salah satu nya adalah
industri pariwisata.
Di satu sisi kita telah bersiap-siap menghadapi Industry Era 4.0 dimana segala
13. KOMUNIKASI BUDAYA DAN DOKUMENTASI KONTEMPORER 218
sesuatu pada era tersebut akan serba di digitalisasikan. Sehingga dengan melakukan
transformasi industri pariwisata ke arah digital, merupakan sebuah langkah yang tepat
dalam merespons perubahan yang terjadi terutama pada era Industry Era 4.0 tersebut.
Maka dengan demikian, melalui digitalisasi industri pariwisata Indonesia dengan potensi
pariwisatanya yang luar biasa, akan mampu bersaing di Era digital ini .
BIBLIOGRAPHY
Moleong. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Riyanto. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC.
Robert, J., & Rutherford, P. H. (1995). Introduction To Cultural Studies. Himalaya
Publishing House. Mumbai.
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. In Jakarta,PT Rineka
Cipta. https://doi.org/10.1029/1998JC900010
Marzuki, C., Arikunto, S., & Nazir, M. (2009). Metode penelitian. STATISTIK DESKRIPTIF.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Hoedi Prasetyo, W. S. (2018). Industri 4.0, Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset, 13(1), 17–26.
Iwan Setiawan. (2016). Potensi Destinasi Wisata Di Indonesia Menuju Kemandirian
Ekonomi, 978–979.
Megantara, I. M. T., & Suryani, A. (2016). Penentu Niat Pembelian Kembali Tiket Pesawat
Secara Online pada Situs Traveloka.com. E-Jurnal Manajemen Unud.
https://doi.org/2302-8912
Retnayu Prasetyanti, S. P. (2017). Generasi Millennial Dan Inovasi Jejaring Demokrasi
Teman Ahok. Jurnal Polinter, 3(1), 44–52.
Ri’aeni, I. (2010). Penggunaan New Media dalam Promosi Pariwisata Daerah Situs Cagar
Budaya di Indonesia, 9(May), 1–10. https://doi.org/10.1177/1461444808099577
Setiawan, W. (2017). Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan 2017, 1–
9.
View publication stats