Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan demam pada umumnya dengan menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, pola, dan diagnosis beberapa jenis demam seperti demam tifoid, demam dengue, dan malaria."
Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan penyebab-penyebab demam. Demam dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi suhu tubuh dan fluktuasi suhu tubuh. Penyebab umum demam meliputi penyakit sistemik, infeksi, neoplasma, gangguan termoregulatorik, uji diagnostik, obat-obatan, dan faktor lain seperti usia.
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Gejalanya antara lain demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam, dan perdarahan. Komplikasinya dapat berupa perdarahan luas dan syok yang berpotensi fatal.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan demam pada umumnya dengan menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, pola, dan diagnosis beberapa jenis demam seperti demam tifoid, demam dengue, dan malaria."
Dokumen tersebut membahas klasifikasi dan penyebab-penyebab demam. Demam dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi suhu tubuh dan fluktuasi suhu tubuh. Penyebab umum demam meliputi penyakit sistemik, infeksi, neoplasma, gangguan termoregulatorik, uji diagnostik, obat-obatan, dan faktor lain seperti usia.
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2Dodit Mujiono
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Gejalanya antara lain demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam, dan perdarahan. Komplikasinya dapat berupa perdarahan luas dan syok yang berpotensi fatal.
Demam berdarah memiliki berbagai gejala mulai dari demam, sakit kepala, nyeri sendi dan tulang, mual, muntah, hingga ruam dan pendarahan. Pencegahannya meliputi menguras tempat penampungan air, membasmi nyamuk dewasa dan larva, serta pengobatan berupa pemberian cairan, obat penurun panas, dan istirahat.
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kasus DBD sedang meningkat di Kabupaten Pelalawan dan Kecamatan Ukui. Cara mencegah bertambahnya kasus DBD adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui Gerakan 3M Plus yang mencakup menguras bak air, menutup tempat penampungan air, menggunakan kelambu, dan
Dokumen tersebut membahas identifikasi dan tatalaksana awal untuk jamaah haji yang sakit berat, termasuk penyakit seperti hipertensi, diabetes, demensia, penyakit jantung, pneumonia, tuberculosis, PPOK, asma, MERS-CoV, Covid-19, dehidrasi, dan heat stroke. Tatalaksananya meliputi rujukan ke rumah sakit, terapi suportif, dan edukasi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang demam berdarah atau dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat jika tidak ditangani dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, tanda bahaya, diagnosis, dan tindakan pencegahan demam berdarah.
Demam berdarah dengue (disingkat DBD; disebut juga demam dengue, tetapi biasanya dikenal dengan demam berdarah saja) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi) karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; serta nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Bentuk pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Bentuk kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.
Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi darah (diberikan darah dari orang lain).
Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar 50–100 juta orang terkena demam dengue.
Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.
Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.
Dokumen ini membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. DHF ditandai dengan gejala demam, nyeri otot dan sendi, diikuti perdarahan. DHF dibedakan menjadi 4 derajat berat berdasarkan gejala klinisnya, mulai dari gejala ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Pencegahannya meliputi menghindari kontak dengan
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam mendadak, nyeri sendi dan otot, serta muntah dan diare yang bisa berkembang menjadi perdarahan. Penyakit ini memiliki fase susseptibel, subklinis, klinis, kritis, dan penyembuhan.
DHF atau demam berdarah dengue adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue dan lebih sering menyerang anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, serta komplikasi perdarahan yang dapat berat seperti syok. WHO membagi DHF menjadi 4 tingkatan berat berdasarkan gejala dan manifestasi klinisnya. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan trombosit dan faktor pembekuan
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas tentang kasus anak berusia 1 tahun 10 bulan yang datang dengan keluhan demam berkepanjangan selama 2 hari disertai batuk dan pilek.
2. Pemeriksaan menemukan efusi pleura di paru kanan dan malnutrisi, diagnosa prolonged fever ditambah efusi pleura kanan dan malnutrisi.
3. Tatalaksana yang diberikan antara lain infus cairan, antibiotik, vitamin, dan suplemen zat
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam pada anak, termasuk definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan pencegahan kejang demam.
Ada 7 penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi, yaitu tuberkulosis, poliomyelitis, difteri, pertusis, tetanus, campak, dan hepatitis B. Semuanya disebabkan oleh bakteri atau virus dan memiliki gejala seperti demam, batuk, dan ruam kulit.
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Gejala klinis DBD bervariasi mulai dari demam ringan hingga sindrom syok yang berbahaya.
3. Penatalaksanaan terapeutik meliputi pemberian cairan infus, antipiretik, dan pengawasan tanda-tanda perdarahan dan syok.
Demam berdarah memiliki berbagai gejala mulai dari demam, sakit kepala, nyeri sendi dan tulang, mual, muntah, hingga ruam dan pendarahan. Pencegahannya meliputi menguras tempat penampungan air, membasmi nyamuk dewasa dan larva, serta pengobatan berupa pemberian cairan, obat penurun panas, dan istirahat.
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kasus DBD sedang meningkat di Kabupaten Pelalawan dan Kecamatan Ukui. Cara mencegah bertambahnya kasus DBD adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui Gerakan 3M Plus yang mencakup menguras bak air, menutup tempat penampungan air, menggunakan kelambu, dan
Dokumen tersebut membahas identifikasi dan tatalaksana awal untuk jamaah haji yang sakit berat, termasuk penyakit seperti hipertensi, diabetes, demensia, penyakit jantung, pneumonia, tuberculosis, PPOK, asma, MERS-CoV, Covid-19, dehidrasi, dan heat stroke. Tatalaksananya meliputi rujukan ke rumah sakit, terapi suportif, dan edukasi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang demam berdarah atau dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat jika tidak ditangani dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, tanda bahaya, diagnosis, dan tindakan pencegahan demam berdarah.
Demam berdarah dengue (disingkat DBD; disebut juga demam dengue, tetapi biasanya dikenal dengan demam berdarah saja) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi) karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; serta nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Bentuk pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Bentuk kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.
Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi darah (diberikan darah dari orang lain).
Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar 50–100 juta orang terkena demam dengue.
Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.
Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.
Dokumen ini membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. DHF ditandai dengan gejala demam, nyeri otot dan sendi, diikuti perdarahan. DHF dibedakan menjadi 4 derajat berat berdasarkan gejala klinisnya, mulai dari gejala ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Pencegahannya meliputi menghindari kontak dengan
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam mendadak, nyeri sendi dan otot, serta muntah dan diare yang bisa berkembang menjadi perdarahan. Penyakit ini memiliki fase susseptibel, subklinis, klinis, kritis, dan penyembuhan.
DHF atau demam berdarah dengue adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue dan lebih sering menyerang anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, serta komplikasi perdarahan yang dapat berat seperti syok. WHO membagi DHF menjadi 4 tingkatan berat berdasarkan gejala dan manifestasi klinisnya. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan trombosit dan faktor pembekuan
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas tentang kasus anak berusia 1 tahun 10 bulan yang datang dengan keluhan demam berkepanjangan selama 2 hari disertai batuk dan pilek.
2. Pemeriksaan menemukan efusi pleura di paru kanan dan malnutrisi, diagnosa prolonged fever ditambah efusi pleura kanan dan malnutrisi.
3. Tatalaksana yang diberikan antara lain infus cairan, antibiotik, vitamin, dan suplemen zat
Dokumen tersebut membahas tentang kejang demam pada anak, termasuk definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, faktor risiko, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan pencegahan kejang demam.
Ada 7 penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi, yaitu tuberkulosis, poliomyelitis, difteri, pertusis, tetanus, campak, dan hepatitis B. Semuanya disebabkan oleh bakteri atau virus dan memiliki gejala seperti demam, batuk, dan ruam kulit.
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Gejala klinis DBD bervariasi mulai dari demam ringan hingga sindrom syok yang berbahaya.
3. Penatalaksanaan terapeutik meliputi pemberian cairan infus, antipiretik, dan pengawasan tanda-tanda perdarahan dan syok.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. Fase Demam
• Demam timbul mendadak tinggi (dapat mencapai 40 C)
• Terus-menerus, kadang bifasik, serta berlangsung selama 2–7 hari.
• PERDARAHAN RINGAN BISA TERJADI (PTECHIA, MIMISAN, GUSI BERDARAH)
• Gejala lain:
1. Muka kemerahan (facial flushing)
2. Nyeri Kepala
3. Nyeri retroorbital
4. Anoreksia
5. Mialgia dan artralgia.
6. Nyeri ulu hati, mual, muntah, nyeri di daerah subkostal kanan atau nyeri abdomen difus
7. Nyeri tenggorokan (faring dan konjungtiva kemerahan)
6. Fase Kritis
• Demam turun (37,5–38 C) atau kurang dan tetap berada di bawah suhu tersebut,
• Perembesan plasma terjadi sehingga pasien dapat mengalami syok hipovolemik.
• Berlangsung selama 1-2 hari
• BIASANYA MULAI TERJADI WARNING SIGN ATAU SEVERE FITURES
TANDA PEREMBESAN PLASMA
LEUKOSIT TURUN
TROMBOSIT TURUN (<100.000)
HT NAIK (>20%)
KAPAN CURIGA SHOCK?
- ASITES
- EFUSI PLEURA
- HIPOALBUMIN
- HIPOPROTEINEMIA
8. Fase Pemulihan
• 2-3 hari
• Keadaan umum akan membaik, nafsu makan membaik, gejala gastrointestinal menghilang.
• Status hemodinamik stabil, dan diikuti dengan perbaikan diuresis.
• Beberapa pasien memperlihatkan tanda ”pulau putih di tengah lautan merah (white isles in the sea of red)”,
PEMBERIAN CAIRAN BERLEBIHAN MENYEBABKAN OVERLOAD
CAIRAN
(EDEMA PARU, GAGAL JANTUNG)