SlideShare a Scribd company logo
DASAR - DASAR PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI
Rudi wijanarko
Tujuan
1. Mampu memahami istilah-istilah dalam ketenaganuklir-
an
2. Mampu memahami dasar-dasar dan azas proteksi dan
keselamatan radiasi
3. Mampu menerapkan proteksi dan keselamatan radiasi
di area kerja
Dasar Hukum
1. UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
2. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 tentang
Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan
Tenaga Nuklir
3. Peraturan Kepala BAPETEN No. 1 Tahun 2022 tentang
Penatalaksanaan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
Sektor Ketenaganukliran
Sejarah
 Akhir tahun 1895, seorang profesor fisikawan Jerman yaitu Wilhelm Conrad
Roentgen, beliau melakukan penelitian tabung sinar katoda (Pesawat Sinar-X).
 Adanya efek yang merusak dari Sinar-X disadari tidak lama setelah penemuan
Sinar-X ini. Para dokter dan pasien yang menerima radiasi ini dalam suatu
periode tertentu diketahui menderita Eritema. Dalam perkembangan lebih
lanjut, diketahui pula bahwa semua jenis radiasi pengion dapat menyebabkan
terjadinya efek yang merusak pada organ tubuh.
 Manfaat > risiko/ efeknya , maka dibuatlah standar dan prosedur untuk
meminimalisir efek atau resiko terhadap manusia dan lingkungan (proteksi dan
keselamatan radiasi).
Istilah – Istilah
 Ketenaganukliran : Hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasn kegiatan yang
berkaitan dengan tenaga nuklir.
 Tenaga Nuklir : Tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses
transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.
 Radiasi Pengion : Gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energy yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
 Pembangkit Radiasi Pengion : perangkat yang mampu menghasilkan radiasi
pengion, seperti sinar-X, neutron, elektron, atau partikel bermuatan lainnya.
(PerKa BAPETEN No. 1 Tahun 2022).
 Proteksi Radiasi : tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi. (PP Nomor 33 Tahun 2007).
Klasifikasi Radiasi Berdasar Sifatnya
1. Radiasi Pengion : Radiasi yang
menyebabkan ionisasi
terhadap materi/ benda yang
dilaluinya
2. Radiasi Non-Pengion : Radiasi
yang tidak menyebabkan
ionisasi
Manakah yang berbahaya ?
 Apa itu Radiasi Nuklir ?
 energi yang dipancarkan oleh unsur
radioaktif untuk menjadi unsur yang lebih
stabil
 Mengapa bisa terjadi ?
 Inti atom tidak stabil Stabil
Radiasi
Sumber Radiasi
Sumber Radiasi Alam : sumber radiasi yang berasal dari alam dan tersebar di
muka bumi.
a. Radiasi Kosmik : radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer
bumi yang kebanyakan dihasilkan oleh proses energy tinggi dalam galaksi,
missal ledakan supernova.
b. Radiasi Terestrial/ Primordial : radiasi yang secara natural dipancarkan oleh
radionuklida di dalam kerak bumi yang ada sejak terbentuknya bumi.
c. Radiasi Dari Dalam Tubuh : Manusia juga menerima pancaran radiasi dari
dalam tubuhnya sendiri. Unsur radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber
kerak bumi yang masuk melalui udara yang dihirup, air yang diminum
ataupun makanan.
 Radiasi Buatan
 selain berasal dari alam, radiasi juga
bersumber dari produk teknologi buatan
manusia, contoh :
 Kedokteran : Rontgen, MRI, Sterilisasi Alat
Medis, dll
 Industri : XRF, XRD, Gauging, Well logging, dll
 Penelitian : Rekayasa genetik hewan/
tumbuhan menggunakan Mesin Berkas Elektron
(MBE), dll
Jenis Radiasi Pengion
1. Alpha
2. Beta
3. Gamma & Sinar-X
4. Neutron
Alat Penunjang Proteksi Radiasi
1. Detektor/ Surveymeter
2. Dosimeter
3. Apron/ Baju Timbal
4. Plat Timbal
5. Sign Bahaya Radiasi
6. Lampu Flip-Flop/ Rotary Hazard
7. Barricade Tape/ Tali barikade, dll
Penanggungjawab Keselamatan Radiasi
Organisasi Proteksi Radiasi
1. Pemegang Izin
2. PPR
3. Pekerja radiasi
Tanggungjawab Petugas Proteksi Radiasi
1. Mengawasi pelaksanaan program PR;
2. Mengkaji ulang efektivitas penerapan program PR;
3. Memberikan instruksi teknis dan administratif kepada
Pekerja Radiasi;
4. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan
pelatihan
5. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan PR
dan memantau pemakaiannya;
Tanggungjawab Petugas Proteksi Radiasi
6. membuat dan memelihara rekaman dosis;
7. melaporkan ke PI jika PR menerima dosis melebihi
Pembatas Dosis;
8. memberitahu ke PR hasil evaluasi dosis;
9. membuat dokumen Proteksi Radiasi;
10. melakukan kendali akses di Daerah Pengendalian.
Tanggung Jawab Pekerja Radiasi
1. Mematuhi prosedur operasi;
2. Mengikuti pemantauan kesehatan dan pemantauan dosis
perorangan;
3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan;
4. Menggunakan peralatan pemantau dosis perorangan dan
peralatan protektif radiasi;
5. Menginformasikan kepada PI riwayat pekerjaan terdahulu
dan terkini
Dosimetri
 Dosimetri :
ilmu yang mempelajari
tentang perhitungan dan
pengukuran dosis radiasi.
Prinsip dasar dosimetry
membagi sumber radiasi
menjadi 2, yaitu Dosimetry
interna dan eksterna.
Dosimetri
 Intensitas radiasi adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah pancaran radiasi per detik
pada suatu posisi, baik yang dihasilkan oleh radioisotop (zat radioaktif) maupun sumber
radiasi lainnya seperti pesawat sinar-X, mesin berkas elektron, akselerator, maupun reaktor
nuklir. Hasil pengukuran intensitas radiasi biasanya menggunakan satuan CPS(counts per
second) yaitu jumlah radiasi per detik, atau CPM (counts per minute) yaitu jumlah radiasi
per menit.
 Paparan didefinisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-X atau gamma untuk menimbulkan
ionisasi di udara dalam volume tertentu. Pada sistem satuan internasional (SI), satuan
paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg). Pengertian 1 C/kg adalah besar paparan yang
dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik sebesar satu Coulomb pada suatu elemen
volume udara yang mempunyai massa 1 kg. Sedang satuan lama yang masih lebih sering
digunakan adalah Roentgen (R) dengan konversi sebagai berikut: 1 Roentgen = 2,58 x 10-
4C/kg.
 Laju paparan adalah besar paparan per satuan waktu. Satuan laju paparan yang banyak
digunakan adalah R/jam dengan turunannya seperti mR/jam atau µR/jam
 Dosis Serap (D) : jumlah energi yang diserap oleh suatu materi (termasuk tubuh
manusia) yang dikenai radiasi, dan merupakan salah satu besaran fisis paling dasar
untuk menentukan efek radiasi pada materi. Satuan: 1 Joule/Kg = 100 rad = 1 Gray
 Dosis Ekivalen (H) : besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk
menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya
sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor bobot radiasi (Wr) yang
mempengaruhinya. Satuan : 1 Sievert = 100 rem = 1 Rontgen (R) = D x Wr
 Dosis Efektif (E) : besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk
mencerminkan risiko terkait Dosis, yang nilainya adalah jumlah
perkalian Dosis Ekivalen yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan (Wt).
Satuan : 1 Sievert = 100 rem = 1 Rontgen (R) = H x Wt
Faktor Bobot Radiasi (Wr)
Tipe dan energi wR
Photon: semua energi (sinar-X, gamma) 1
Elektron dan Beta: semua energi 1
Neutron: energi < 10 keV 5
Neutron: 10 keV to 100 keV 10
Neutron: > 100 keV to 2 MeV 20
Neutron: > 2 MeV to 20 MeV 10
Neutron: > 20 MeV 5
Proton: > 2 MeV 5
Partikel Alpha , fragmen fisil 20
Faktor Bobot Jaringan (Wt)
Organ/Tissue WT Organ/Tissue WT
Bone marrow/ Sumsum
Tulang
0.12 Lung 0.12
Bladder/ Kandung Kemih 0.04 Liver 0.05
Bone surface 0.01
Oesophagus/ Saluran
pernafasan
0.04
Brain 0.01
Salivary Glands/ Kelenjar
Ludah
0.01
Breast/ Kelenjar Mamae 0.12 Skin 0.01
Colon/ Usus Besar 0.12 Stomach/ Lambung 0.12
Gonads/ Testis 0.08 Thyroid/ Kelenjar gondok 0.04
Liver 0.05 Sisa tubuh lainnya 0.12
Radiosensitivitas
 Radiosensitivitas (RS):
Probabilitas dari sebuah sel, jaringan
atau organ mengalami efek per satuan
dosis
 Bergonie and Tribondeau (1906) “HUKUM
RS”:
RS akan naik bila sel:
 Cepat membelah
 Belum berdiferensiasi
Radiosensivitas Pada Organ dan Jaringan
 Bayi/ Anak-anak akan lebih sensitif
daripada orang dewasa
 Perempuan : Kelenjar mammae dan
Tyroid
 Laki-laki : Sumsum tulang lebih sensitive
 Rata-rata perempuan 2x lebih sensitif
terhadap efek stokastik daripada laki-laki
Perkiraan Dosis Pekerja
Dosis efektif rata-rata per-tahun:
 Iradiator: 0,6 mSv
 Well Logging/ Gauging: 0,4 mSv
 Akselerator: 0,8 mSv
 Radiografi: 1,6 mSv
 Produksi Radioisotop: 1,9 mSv
 Personil Lab/Medis : 0,5 mSv
Proteksi dan Keselamatan Radiasi
 Tujuan : mencegah
terjadiya efek non stokastik
atau deterministik, dan
membatasi peluang
terjadinya efek stokastik
 Filosofi proteksi radiasi:
justifikasi, limitasi,
optimasi
Filosofi Proteksi Radiasi
 JUSTIFIKASI : Suatu kegiatan tidak akan
dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang
positif dibandingkan dengan resiko
 OPTIMASI : Paparan radiasi diusahakan pada
tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as
low as reasonably achievable, ALARA) dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial
 LIMITASI : Dosis perorangan tidak boleh
melampaui batas yang direkomendasikan oleh
ICRP (International Commission on
Radiologycal Protection) untuk suatu
lingkungan tertentu
Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis
 NBD: dosis terbesar yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan
efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.
Personil
• Dosis efektif 20 mSv rata-
rata selama 5 tahun
• Dosis efektif 50 mSv
dalam setahun tertentu
• Dosis ekivalen lensa mata
150 mSv
• Dosis ekivalen Kaki dan
tangan, atau kulit 500
mSv
Masyarakat
• Dosis efektif 1 mSv
• Dosis ekivalen lensa
mata 15 mSv
• Dosis ekivalenK aki
dan tangan, atau
kulit 50 mSv
Persyaratan Proteksi Radiasi:
Limitasi Dosis: Upaya agar NBD tidak terlampaui
Pembagian daerah kerja: Pengendalian dan Supervisi
Tingkat paparan daerah Pengendalian > Supervisi
Pemantauan paparan radiasi dengan surveymeter
• Respon energi sesuai
• Rentang pengukuran memadai
Pemantauan kontaminasi
Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar instalasi
Pemantauan dosis personil
Film badge atau TLD, dan dosimeter saku terkalibrasi
Persyaratan Proteksi Radiasi:
Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja
Daerah Pengendalian
• potensi > 3/10 NBD
• potensi kontaminasi
• Tindakan proteksi dan keselamatan radiasi
Daerah Supervisi
• Potensi < 3/10 NBD
Persyaratan Proteksi Radiasi:
Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja
Persyaratan Proteksi Radiasi:
Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja
Persyaratan Proteksi Radiasi:
Optimisasi: Pembatas Dosis ≤ NB
Personil
• Ditetapkan Pemegang Izin
• Berdasarkan hasil evaluasi
dosis setahun
• Diuraikan dalam Program
Proteksi
• Ditinjau ulang setiap
tahun
Masyarakat
• Nilai Ditetapkan
dalam Peraturan
• 0,3 mSv
Nilai Batas Dosis (NBD)
Perkembangan Nilai Batas Dosis
1925 30 R/Th (100 kV) dan 70 R/Th (200 kV)
1934 1 R/Minggu dan 50 R/Th
1951 0,3 /Minggu dan 15 R/Th
1955-1959 0,1 R/Minggu dan 5 R/Th
1959-1977 3 R/13 Minggu dan 5 R/Th
1977 50 mSv/ Th atau 5 R/Th
1990-Sekarang 20 mSv atau 2 R/Th rata-rata dalam 5 Tahun, maks 50 mSv/Th dalam
1 Th
Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi
 JARAK
 Laju paparan radiasi sinar-x dari mesin XRF pada
jarak 1 m sebesar 0.01 microSv/jam, berapa laju
paparan radiasi pada jarak 0.5 m dan 5 m ?
 Laju Dosis pada jarak 0.5 m
 0.01 x 12 = 0.52 x Laju dosis
 Laju dosis pada jarak 0.5m = √0.01x12/0.52 = 0.2
microSv/Jam
 Laju Dosis pada jarak 5 m
 0.01 x 12 = 52 x Laju Dosis
 Jarak aman pekerja non radiasi = √0.01 x 12/52 = 0.02
microSv/Jam
 Kesimpulan:
 Semakin jauh jarak kita terhadap sumber radiasi,
maka paparan radiasi yang kita terima semakin kecil
 WAKTU
 Untuk mengatasi penerimaan dosis yang berlebihan,
maka harus diusahakan menerima paparan radiasi
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
 Contoh:
 Pekerja radiasi pada jarak 4m menerima laju dosis
sebesar 2.5 microSv/Jam, berapa dosis radiasi yang
diterima pekerja selama dia bekerja : a. 30 menit ?
b. 2 Jam ?
Jawaban:
a. Dosis = Laju Dosis x Waktu = 2.5 microSv/Jam x 0.5
Jam = 1.25 microSv
b. Dosis = Laju Dosis x Waktu = 2.5 microSv/Jam x 2
Jam = 5 microSv
Kesimpulan:
Semakin singkat waktu pekerja terpapar radiasi, maka
dosis akumulasi yang diterima semakin sedikit
Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi
 PENAHAN
 Dengan bertambahnya tebal dan densitas pelindung,
maka laju paparan radiasi akan berkurang.
 Dalam penahan radiasi, dikenal dengan adanya HVL
(Half Value Layer/ Nilai Tebal Paruh)
 HVL merupakan konstanta ketebalan pelindung yang
dapat mengurangi laju paparan radiasi menjadi
saparuh dari laju paparan mula.
 Contoh:
 Laju paparan pada jarak 1m adalah 10 microSv/Jam,
dan tebal paruh (HVL) plat timbal sebesar 2mm.
Berapa laju paparan setelah dilakukan penambahan
pelindung sebesar a. 2mm b. 4mm c. 8mm ?
 Jawaban:
 a. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 2mm/2mm = 5
microSv/Jam
 b. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 4mm/2mm = 2.5
microSv/Jam
 c. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 8mm/2mm = 0.625
microSv/Jam
 Kesimpulan:
 Semakin tebal pelindung, maka akan semakin kecil
laju dosis radiasi yang lolos dari pelindung tersebut
Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi
Klasifikasi Efek Radiasi
• Efek genetik: efek radiasi yg dirasakan oleh keturunan dari individu
yang terkena paparan radiasi
• Efek somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terkena
paparan radiasi
Jenis
sel
• Efek deterministik: memiliki dosis ambang
• Efek stokastik: tidak ada dosis ambang
Dosis
radiasi
• Efek segera: kerusakan yg secara klinik sudah dapat teramati pada
individu yang terkena paparan radiasi dalam waktu singkat epilasi
(rontok rambut), eritema (kulit memerah), luka bakar
• Efek tertunda: efek radiasi yang terjadi dalam kurun watu yang lama
(bulan/tahun)  katarak dan kanker
Waktu
EFEK RADIASI NON PENGION
Radiasi Kerusakan sel Proses perbaikan
Perbaikan tidak sempurna
Modifikasi ekspresi gen Perbaikan
sempurna
Kematian sel
aktif
Mutasi
Abrasi
Kromosom
Sel mati
Efek deterministik
Disfungsi organ
Efek tunda
Efek segera
Sel tetap hidup
Sel normal
Sel abnormal
Efek stokastik
Eritema,
sterilitas Katarak
Kanker, leukimia,
efek genetik
Sel tetap hidup
dan normal
abnormal ∞ normal
EFEK RADIASI PENGION
EFEK RADIASI NON PENGION
KECELAKAAN INDUSTRI RADIOGRAFI DI YANANGO, LIMA
PERU
Ir-192 (37 CI / 1,37 TBq), 20 FEB. 1999
Hari ke-3: 23 Februari 1999
Hari ke-2: 22 Februari 1999 Hari ke-9: 1 Maret 1999
Hari ke-23: 15 Maret 1999
Terima Kasih

More Related Content

Similar to DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1.pptx

Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Warnet Raha
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
arni12345
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
Lia Ali
 
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariManfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Yukie Prima Simarmata
 
RADIASI FKG.pptx
 RADIASI FKG.pptx RADIASI FKG.pptx
RADIASI FKG.pptx
dennyandrea1
 
Ayu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptxAyu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptx
AyuHardianti5
 
Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan
Shinta Fathia
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Winniey Tillich Wahyuni
 
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptxPerkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
RudiWijanarko2
 
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
gamalrizal
 
1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx
SammyBudiyanto
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
sunarya afaf
 
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdfmateri 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
Hana949769
 
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptxKELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
Dermawaty
 
015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt
drGames3
 
Dosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan RadiasiDosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan Radiasi
Nursama Heru Apriantoro
 
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf
davidsaputra0604
 

Similar to DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1.pptx (20)

Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
 
Proteksi radiasi
Proteksi radiasiProteksi radiasi
Proteksi radiasi
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariManfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
 
RADIASI FKG.pptx
 RADIASI FKG.pptx RADIASI FKG.pptx
RADIASI FKG.pptx
 
Ayu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptxAyu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptx
 
Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
 
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptxPerkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
Perkembangan Proteksi online 2020 (industri 1).pptx
 
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
 
1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
 
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdfmateri 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
 
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptxKELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
KELOMPOK 1 PERAN FISIKA[1].pptx
 
015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt015. RADIASI 2019 (1).ppt
015. RADIASI 2019 (1).ppt
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Dosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan RadiasiDosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan Radiasi
 
04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf04_common_radiation_Indonesian.pdf
04_common_radiation_Indonesian.pdf
 

Recently uploaded

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 

Recently uploaded (10)

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 

DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1.pptx

  • 1. DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Rudi wijanarko
  • 2.
  • 3. Tujuan 1. Mampu memahami istilah-istilah dalam ketenaganuklir- an 2. Mampu memahami dasar-dasar dan azas proteksi dan keselamatan radiasi 3. Mampu menerapkan proteksi dan keselamatan radiasi di area kerja
  • 4. Dasar Hukum 1. UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran 2. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir 3. Peraturan Kepala BAPETEN No. 1 Tahun 2022 tentang Penatalaksanaan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Ketenaganukliran
  • 5. Sejarah  Akhir tahun 1895, seorang profesor fisikawan Jerman yaitu Wilhelm Conrad Roentgen, beliau melakukan penelitian tabung sinar katoda (Pesawat Sinar-X).  Adanya efek yang merusak dari Sinar-X disadari tidak lama setelah penemuan Sinar-X ini. Para dokter dan pasien yang menerima radiasi ini dalam suatu periode tertentu diketahui menderita Eritema. Dalam perkembangan lebih lanjut, diketahui pula bahwa semua jenis radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya efek yang merusak pada organ tubuh.  Manfaat > risiko/ efeknya , maka dibuatlah standar dan prosedur untuk meminimalisir efek atau resiko terhadap manusia dan lingkungan (proteksi dan keselamatan radiasi).
  • 6. Istilah – Istilah  Ketenaganukliran : Hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasn kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.  Tenaga Nuklir : Tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.  Radiasi Pengion : Gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energy yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.  Pembangkit Radiasi Pengion : perangkat yang mampu menghasilkan radiasi pengion, seperti sinar-X, neutron, elektron, atau partikel bermuatan lainnya. (PerKa BAPETEN No. 1 Tahun 2022).  Proteksi Radiasi : tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. (PP Nomor 33 Tahun 2007).
  • 7. Klasifikasi Radiasi Berdasar Sifatnya 1. Radiasi Pengion : Radiasi yang menyebabkan ionisasi terhadap materi/ benda yang dilaluinya 2. Radiasi Non-Pengion : Radiasi yang tidak menyebabkan ionisasi Manakah yang berbahaya ?
  • 8.  Apa itu Radiasi Nuklir ?  energi yang dipancarkan oleh unsur radioaktif untuk menjadi unsur yang lebih stabil  Mengapa bisa terjadi ?  Inti atom tidak stabil Stabil Radiasi
  • 9. Sumber Radiasi Sumber Radiasi Alam : sumber radiasi yang berasal dari alam dan tersebar di muka bumi. a. Radiasi Kosmik : radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer bumi yang kebanyakan dihasilkan oleh proses energy tinggi dalam galaksi, missal ledakan supernova. b. Radiasi Terestrial/ Primordial : radiasi yang secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi yang ada sejak terbentuknya bumi. c. Radiasi Dari Dalam Tubuh : Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk melalui udara yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan.
  • 10.  Radiasi Buatan  selain berasal dari alam, radiasi juga bersumber dari produk teknologi buatan manusia, contoh :  Kedokteran : Rontgen, MRI, Sterilisasi Alat Medis, dll  Industri : XRF, XRD, Gauging, Well logging, dll  Penelitian : Rekayasa genetik hewan/ tumbuhan menggunakan Mesin Berkas Elektron (MBE), dll
  • 11. Jenis Radiasi Pengion 1. Alpha 2. Beta 3. Gamma & Sinar-X 4. Neutron
  • 12. Alat Penunjang Proteksi Radiasi 1. Detektor/ Surveymeter 2. Dosimeter 3. Apron/ Baju Timbal 4. Plat Timbal 5. Sign Bahaya Radiasi 6. Lampu Flip-Flop/ Rotary Hazard 7. Barricade Tape/ Tali barikade, dll
  • 13. Penanggungjawab Keselamatan Radiasi Organisasi Proteksi Radiasi 1. Pemegang Izin 2. PPR 3. Pekerja radiasi
  • 14. Tanggungjawab Petugas Proteksi Radiasi 1. Mengawasi pelaksanaan program PR; 2. Mengkaji ulang efektivitas penerapan program PR; 3. Memberikan instruksi teknis dan administratif kepada Pekerja Radiasi; 4. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan 5. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan PR dan memantau pemakaiannya;
  • 15. Tanggungjawab Petugas Proteksi Radiasi 6. membuat dan memelihara rekaman dosis; 7. melaporkan ke PI jika PR menerima dosis melebihi Pembatas Dosis; 8. memberitahu ke PR hasil evaluasi dosis; 9. membuat dokumen Proteksi Radiasi; 10. melakukan kendali akses di Daerah Pengendalian.
  • 16. Tanggung Jawab Pekerja Radiasi 1. Mematuhi prosedur operasi; 2. Mengikuti pemantauan kesehatan dan pemantauan dosis perorangan; 3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan; 4. Menggunakan peralatan pemantau dosis perorangan dan peralatan protektif radiasi; 5. Menginformasikan kepada PI riwayat pekerjaan terdahulu dan terkini
  • 17. Dosimetri  Dosimetri : ilmu yang mempelajari tentang perhitungan dan pengukuran dosis radiasi. Prinsip dasar dosimetry membagi sumber radiasi menjadi 2, yaitu Dosimetry interna dan eksterna.
  • 18. Dosimetri  Intensitas radiasi adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah pancaran radiasi per detik pada suatu posisi, baik yang dihasilkan oleh radioisotop (zat radioaktif) maupun sumber radiasi lainnya seperti pesawat sinar-X, mesin berkas elektron, akselerator, maupun reaktor nuklir. Hasil pengukuran intensitas radiasi biasanya menggunakan satuan CPS(counts per second) yaitu jumlah radiasi per detik, atau CPM (counts per minute) yaitu jumlah radiasi per menit.  Paparan didefinisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-X atau gamma untuk menimbulkan ionisasi di udara dalam volume tertentu. Pada sistem satuan internasional (SI), satuan paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg). Pengertian 1 C/kg adalah besar paparan yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik sebesar satu Coulomb pada suatu elemen volume udara yang mempunyai massa 1 kg. Sedang satuan lama yang masih lebih sering digunakan adalah Roentgen (R) dengan konversi sebagai berikut: 1 Roentgen = 2,58 x 10- 4C/kg.  Laju paparan adalah besar paparan per satuan waktu. Satuan laju paparan yang banyak digunakan adalah R/jam dengan turunannya seperti mR/jam atau µR/jam
  • 19.  Dosis Serap (D) : jumlah energi yang diserap oleh suatu materi (termasuk tubuh manusia) yang dikenai radiasi, dan merupakan salah satu besaran fisis paling dasar untuk menentukan efek radiasi pada materi. Satuan: 1 Joule/Kg = 100 rad = 1 Gray  Dosis Ekivalen (H) : besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor bobot radiasi (Wr) yang mempengaruhinya. Satuan : 1 Sievert = 100 rem = 1 Rontgen (R) = D x Wr  Dosis Efektif (E) : besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk mencerminkan risiko terkait Dosis, yang nilainya adalah jumlah perkalian Dosis Ekivalen yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan (Wt). Satuan : 1 Sievert = 100 rem = 1 Rontgen (R) = H x Wt
  • 20. Faktor Bobot Radiasi (Wr) Tipe dan energi wR Photon: semua energi (sinar-X, gamma) 1 Elektron dan Beta: semua energi 1 Neutron: energi < 10 keV 5 Neutron: 10 keV to 100 keV 10 Neutron: > 100 keV to 2 MeV 20 Neutron: > 2 MeV to 20 MeV 10 Neutron: > 20 MeV 5 Proton: > 2 MeV 5 Partikel Alpha , fragmen fisil 20
  • 21. Faktor Bobot Jaringan (Wt) Organ/Tissue WT Organ/Tissue WT Bone marrow/ Sumsum Tulang 0.12 Lung 0.12 Bladder/ Kandung Kemih 0.04 Liver 0.05 Bone surface 0.01 Oesophagus/ Saluran pernafasan 0.04 Brain 0.01 Salivary Glands/ Kelenjar Ludah 0.01 Breast/ Kelenjar Mamae 0.12 Skin 0.01 Colon/ Usus Besar 0.12 Stomach/ Lambung 0.12 Gonads/ Testis 0.08 Thyroid/ Kelenjar gondok 0.04 Liver 0.05 Sisa tubuh lainnya 0.12
  • 22. Radiosensitivitas  Radiosensitivitas (RS): Probabilitas dari sebuah sel, jaringan atau organ mengalami efek per satuan dosis  Bergonie and Tribondeau (1906) “HUKUM RS”: RS akan naik bila sel:  Cepat membelah  Belum berdiferensiasi
  • 24.  Bayi/ Anak-anak akan lebih sensitif daripada orang dewasa  Perempuan : Kelenjar mammae dan Tyroid  Laki-laki : Sumsum tulang lebih sensitive  Rata-rata perempuan 2x lebih sensitif terhadap efek stokastik daripada laki-laki
  • 25. Perkiraan Dosis Pekerja Dosis efektif rata-rata per-tahun:  Iradiator: 0,6 mSv  Well Logging/ Gauging: 0,4 mSv  Akselerator: 0,8 mSv  Radiografi: 1,6 mSv  Produksi Radioisotop: 1,9 mSv  Personil Lab/Medis : 0,5 mSv
  • 26. Proteksi dan Keselamatan Radiasi  Tujuan : mencegah terjadiya efek non stokastik atau deterministik, dan membatasi peluang terjadinya efek stokastik  Filosofi proteksi radiasi: justifikasi, limitasi, optimasi
  • 27. Filosofi Proteksi Radiasi  JUSTIFIKASI : Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan resiko  OPTIMASI : Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial  LIMITASI : Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP (International Commission on Radiologycal Protection) untuk suatu lingkungan tertentu
  • 28. Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis  NBD: dosis terbesar yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir. Personil • Dosis efektif 20 mSv rata- rata selama 5 tahun • Dosis efektif 50 mSv dalam setahun tertentu • Dosis ekivalen lensa mata 150 mSv • Dosis ekivalen Kaki dan tangan, atau kulit 500 mSv Masyarakat • Dosis efektif 1 mSv • Dosis ekivalen lensa mata 15 mSv • Dosis ekivalenK aki dan tangan, atau kulit 50 mSv
  • 29. Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis: Upaya agar NBD tidak terlampaui Pembagian daerah kerja: Pengendalian dan Supervisi Tingkat paparan daerah Pengendalian > Supervisi Pemantauan paparan radiasi dengan surveymeter • Respon energi sesuai • Rentang pengukuran memadai Pemantauan kontaminasi Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar instalasi Pemantauan dosis personil Film badge atau TLD, dan dosimeter saku terkalibrasi
  • 30. Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja Daerah Pengendalian • potensi > 3/10 NBD • potensi kontaminasi • Tindakan proteksi dan keselamatan radiasi Daerah Supervisi • Potensi < 3/10 NBD
  • 31. Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja
  • 32. Persyaratan Proteksi Radiasi: Limitasi Dosis: Pembagian Daerah Kerja
  • 33. Persyaratan Proteksi Radiasi: Optimisasi: Pembatas Dosis ≤ NB Personil • Ditetapkan Pemegang Izin • Berdasarkan hasil evaluasi dosis setahun • Diuraikan dalam Program Proteksi • Ditinjau ulang setiap tahun Masyarakat • Nilai Ditetapkan dalam Peraturan • 0,3 mSv
  • 34. Nilai Batas Dosis (NBD) Perkembangan Nilai Batas Dosis 1925 30 R/Th (100 kV) dan 70 R/Th (200 kV) 1934 1 R/Minggu dan 50 R/Th 1951 0,3 /Minggu dan 15 R/Th 1955-1959 0,1 R/Minggu dan 5 R/Th 1959-1977 3 R/13 Minggu dan 5 R/Th 1977 50 mSv/ Th atau 5 R/Th 1990-Sekarang 20 mSv atau 2 R/Th rata-rata dalam 5 Tahun, maks 50 mSv/Th dalam 1 Th
  • 35. Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi  JARAK  Laju paparan radiasi sinar-x dari mesin XRF pada jarak 1 m sebesar 0.01 microSv/jam, berapa laju paparan radiasi pada jarak 0.5 m dan 5 m ?  Laju Dosis pada jarak 0.5 m  0.01 x 12 = 0.52 x Laju dosis  Laju dosis pada jarak 0.5m = √0.01x12/0.52 = 0.2 microSv/Jam  Laju Dosis pada jarak 5 m  0.01 x 12 = 52 x Laju Dosis  Jarak aman pekerja non radiasi = √0.01 x 12/52 = 0.02 microSv/Jam  Kesimpulan:  Semakin jauh jarak kita terhadap sumber radiasi, maka paparan radiasi yang kita terima semakin kecil
  • 36.  WAKTU  Untuk mengatasi penerimaan dosis yang berlebihan, maka harus diusahakan menerima paparan radiasi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.  Contoh:  Pekerja radiasi pada jarak 4m menerima laju dosis sebesar 2.5 microSv/Jam, berapa dosis radiasi yang diterima pekerja selama dia bekerja : a. 30 menit ? b. 2 Jam ? Jawaban: a. Dosis = Laju Dosis x Waktu = 2.5 microSv/Jam x 0.5 Jam = 1.25 microSv b. Dosis = Laju Dosis x Waktu = 2.5 microSv/Jam x 2 Jam = 5 microSv Kesimpulan: Semakin singkat waktu pekerja terpapar radiasi, maka dosis akumulasi yang diterima semakin sedikit Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi
  • 37.  PENAHAN  Dengan bertambahnya tebal dan densitas pelindung, maka laju paparan radiasi akan berkurang.  Dalam penahan radiasi, dikenal dengan adanya HVL (Half Value Layer/ Nilai Tebal Paruh)  HVL merupakan konstanta ketebalan pelindung yang dapat mengurangi laju paparan radiasi menjadi saparuh dari laju paparan mula.  Contoh:  Laju paparan pada jarak 1m adalah 10 microSv/Jam, dan tebal paruh (HVL) plat timbal sebesar 2mm. Berapa laju paparan setelah dilakukan penambahan pelindung sebesar a. 2mm b. 4mm c. 8mm ?  Jawaban:  a. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 2mm/2mm = 5 microSv/Jam  b. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 4mm/2mm = 2.5 microSv/Jam  c. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 8mm/2mm = 0.625 microSv/Jam  Kesimpulan:  Semakin tebal pelindung, maka akan semakin kecil laju dosis radiasi yang lolos dari pelindung tersebut Penerapan Filosofi Proteksi Radiasi
  • 38. Klasifikasi Efek Radiasi • Efek genetik: efek radiasi yg dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi • Efek somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terkena paparan radiasi Jenis sel • Efek deterministik: memiliki dosis ambang • Efek stokastik: tidak ada dosis ambang Dosis radiasi • Efek segera: kerusakan yg secara klinik sudah dapat teramati pada individu yang terkena paparan radiasi dalam waktu singkat epilasi (rontok rambut), eritema (kulit memerah), luka bakar • Efek tertunda: efek radiasi yang terjadi dalam kurun watu yang lama (bulan/tahun)  katarak dan kanker Waktu
  • 39. EFEK RADIASI NON PENGION
  • 40. Radiasi Kerusakan sel Proses perbaikan Perbaikan tidak sempurna Modifikasi ekspresi gen Perbaikan sempurna Kematian sel aktif Mutasi Abrasi Kromosom Sel mati Efek deterministik Disfungsi organ Efek tunda Efek segera Sel tetap hidup Sel normal Sel abnormal Efek stokastik Eritema, sterilitas Katarak Kanker, leukimia, efek genetik Sel tetap hidup dan normal abnormal ∞ normal EFEK RADIASI PENGION
  • 41. EFEK RADIASI NON PENGION
  • 42.
  • 43. KECELAKAAN INDUSTRI RADIOGRAFI DI YANANGO, LIMA PERU Ir-192 (37 CI / 1,37 TBq), 20 FEB. 1999 Hari ke-3: 23 Februari 1999 Hari ke-2: 22 Februari 1999 Hari ke-9: 1 Maret 1999 Hari ke-23: 15 Maret 1999
  • 44.