Akidah yang kuat memiliki dampak positif dalam kehidupan seorang Muslim. Akidah yang teguh akan menumbuhkan keyakinan yang kokoh, akhlak yang mulia, dan kontribusi sosial bermanfaat bagi sesama."
Materi kajian umum berisi penjelasan mengapa kita harus berilmu.
File bentuk PPT dan penjelasan setiap slide dalam bentuk DOCX bisa didownload di https://goo.gl/pHqizN
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu.“ (TQS Al Qashash, 28:77)
Materi kajian umum berisi penjelasan mengapa kita harus berilmu.
File bentuk PPT dan penjelasan setiap slide dalam bentuk DOCX bisa didownload di https://goo.gl/pHqizN
Tafsir al Fatihah Syekh Atha Abu RasytahWahyu Nugroho
Tafsir surat Al Fatihah karya Syaikh Atho Abu Rusytah disampaikan oleh ust Yasin saat Kajian Islam mingguan di Masjid Syubhan SMP Al Azhar Kaujon Serang
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu.“ (TQS Al Qashash, 28:77)
Tidak bisa dipungkiri saat ini umat islam terdiri dari banyak golongan dan ormas. Namun apakah hal tersebut menghalangi persatuan umat Islam?
Temukan jawabannya dalam materi Islamic Unity oleh ustadz Felix Siauw berikut ini.
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Tidak bisa dipungkiri saat ini umat islam terdiri dari banyak golongan dan ormas. Namun apakah hal tersebut menghalangi persatuan umat Islam?
Temukan jawabannya dalam materi Islamic Unity oleh ustadz Felix Siauw berikut ini.
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
4. Prolog
َ
بَ
رَ
ض َ
فْ
يَ
ك َ
رَ
ت ْ
مَ
لَ
أ
َ
ثَ
م ُ
ه
َّللا
ال
َ
جَ
شَ
ك ً
ةَ
بِ
يَ
ط ً
ةَ
مِ
لَ
ك
ٍ
ةَ
بِ
يَ
ط ٍ
ةَ
ر
ُ
عْ
رَ
فَ
و ٌ
تِ
باَ
ث اَ
هُ
لْ
صَ
أ
ِي
ف اَ
ه
ِ
ءاَ
مه
الس
.
َ
لُ
كُ
أ ِي
تْ
ؤُ
ت
ه
لُ
ك اَ
ه
َ
و اَ
هِ
بَ
ر ِ
نْ
ذِ
إِ
ب ٍ
ِين
ح
ُ
بِ
رْ
ضَ
ي
ه
نِل
ل َ
لاَ
ثْ
ماأل ُ
ه
َّللا
ْ
مُ
هه
لَ
عَ
ل ِ
اس
َ
ونُ
ره
كَ
ذَ
تَ
ي
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat
perumpamaan kalimat yang baik (iman) seperti pohon
yang baik, akarnya menancap kuat (ke dalam tanah) dan
cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu menghasilkan
buahnya pada setiap saat dengan izin Rabbnya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat (QS Ibrahim: 24-25).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
5. Akidah yang Kuat
Belief
Keyakinan/Keimanan
yang kokoh di dalam
hati
Akar menghunjam
Performa
Akhlak, Ibadah
mahdhoh, sholat,
puasa, semangat,
tidak putus asa dll
Batang
Sosial Impact
Memberikan sesuatu
yang manis, Infak,
sikap yang baik dll
Buah
QS. Al-Baqarah Ayat
3
•
َ
ْنيِذَّال
َْؤُي
َ
ِبَن ْوُنِم
َ
ِبْيغْال
َ
ن ْوُمْيِقُيو
َوةٰلَّصال
َ
و
َاَّمِم
َ
ُيَْمُهٰنْقزر
َ
ن ْوُقِفْن
َۙ
(yaitu) mereka yang
beriman kepada
yang gaib,
melaksanakan
salat, dan
menginfakkan
sebagian rezeki
yang Kami berikan
kepada mereka.
6. Secara umum: Apa yang diyakini dalam hati
seseorang sebagai sebuah keyakinan yang baku
dan kokoh, tidak ada keraguan padanya.
Secara khusus (Aqidah Islam): Iman yang kokoh
kepada Allah, serta apa saja yang termasuk pokok
agama yang bersumber dari nash yang shahih.
Disebut juga dengan istilah masalah tauhid,
sunnah, iman, ushuluddin (pokok agama).
Seperti keyakinan, Iman kepada Allah, Rasulullah,
Malaikat-malaikat, kitab-kitab Allah, qodho dan
qodar dan hari Kiamat.
Keyakinan bahwa Islam agama yang benar, Islam
Rahmatan li al Alamin, shalat itu wajib, zakat itu
wajib, puasa itu wajib, maqoshid Syariah dll
Akidah :
7. Dari Umar bin Khattab berkata:
“Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah ﷺ
. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan
pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada
seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut
nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha nabi,
Kemudian ia berkata: “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah ﷺmenjawab, ”Islam adalah,
engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad
adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke
Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata, ”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia
pula yang membenarkannya.”
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada
Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”
ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi ﷺmenjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi: “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?” Nabi menjawab, ”Yang ditanya tidaklah lebih tahu
daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab, ”Jika
seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju
(miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau,
siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang
mengajarkan kalian tentang agama kalian.”
(HR. Muslim)
8. Islam Rahmatan li al Alamiin
ِللا ُلوُسَر يِِّنِإ ُاسَّنال اَهُّيَأاَي ْلُق
َل يِذَّال اًعيِمَج ْمُكْيَلِإ
ُكْلُم ُه
َوُه َّالِإ َهَلِإ آل ِ
ض ْرَألْا َو ِتا َاوَمَّسال
ُنِامَئَف ُيتِمُي َو ِيْحُي
وا
ا ِِّيِِّمُألْا ِِّيِبَّنال ِهِلوُسَر َو ِهللاِب
َمِلَك َو ِهللاِب ُنِمْؤُي يِذَّل
ِهِتا
َُوندَتْهَت ْمُكَّلَعَل ُهوُعِبَّتا َو
Katakanlah: “Hai manusia, sesung-guhnya aku adalah utusan
Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia,
yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah
kamu kepada Alloh dan RosulNya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. [QS. Al-A’rof (7):
158]
firman Allah,
َ
َّنلِلًَةَّفآَكَّالِإَاكنْلس ْرآَأمو
َ
اَوًِيرذناَوًيرِشَب ِ
اس
ََّنِكل
َ
ونُملْعَيَال ِ
اسَّنَالرثْكأ
Dan Kami tidak mengutusmu,
melainkan kepada umat manusia
seluruhnya, sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada
menge-tahui. [QS. Saba’ (34): 28]
9. Islam Rahmatan li al Alamiin
َ
اَوًيرِشَب ِ
اسَّنلِلًَةَّفآَكَّالِإَاكنْلس ْرآَأمو
َ
َيَال ِ
اسَّنَالرثْكَأَّنِكلاَوًِيرذن
َ
ونُملْع
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-
tahui. [QS. Saba’ (34): 28]
10. Islam Rahmatan li al Alamiin
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
َ
ِديِبٍَدَّمحُمَ ُسْفيَنِذَّالو
َ
دحيَأِبَُعمْسَيَالِه
َْنِم
َ
َنالَوٌّيِدوُهَيِةَّمُألْاَِهِذه
وُمَيَّمُثٌَّيِنارْص
َُت
َ
ْلِس ْرُيَأِذَّالِبَْنِمْؤُيَْملو
َْنَِمانَكَّالِإَِهِبَُت
َِ
ارَّنَالِباحْصأ
Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad di tanganNya,
tidaklah seorangpun di kalangan umat ini, Yahudi atau
Nashrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati,
dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus
dengan-nya, kecuali dia termasuk para penghuni
neraka. [Hadits Shohih Riwayat Muslim, no: 153, dari
Abu Huroiroh]
11. Menebar Kebaikan
Kewajiban Syariat
Kebutuhan Kemanusiaan
ِوفُرْعَمْلاِب َونُرُمْأَيَو ِ
رْيَخْلا ىَلِإ َُونعْدَي ٌةَّمُأ ْمُكْنِم ُْنكَتْلَو
ِ
َركْنُمْلا َِنع َن ْوَهْنَيَو
َكِئََٰلوُأَو ۚ
ْفُمْلا ُمُه
َونُحِل
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
Ali Imron / 3 : 104
َ َّ
َّللا وُجْرَي ََانك ْنَمِل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ ِ َّ
َّللا ِلوُسَر يِف ْمُكَل ََانك ْدَقَل
ِ َك َ َّ
َّللا ََركَََو َر ِخ ْ
اِخ َم ْوَيْلاَو
ااير
.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al-
Ahzab/33 : 21]
ِةَنَسَحْلا ِةَظِع ْوَمْلاَو ِةَمْك ِحْلاِب َكِبَر ِليِبَس َٰ
ىَلِإ ُعْدا
ْلِداَجَو ۚ
ُنَسْحَأ َيِه يِتَّلاِب ْمُه
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik.” [An-Nahl/16 : 125]
َكِبَر َٰ
ىَلِإ ُعْدا
َينِك ِ
ْرشُمْلا َنِم َّنَنُوكَت َ
َلَو ۚ
“Dan serulah mereka ke (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Rabb.” [Al-Qashash/28 : 87]
12. Kekokohan akidah akan mengantarkan seseorang pada
pemahaman :
1. Akidah Islam adalah akidah yang diridhoi Allah swt.
2. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin.
3. Ummat islam adalah ummatan wasatho
4. Dakwah adalah kebutuhan kemanusian dan kewajiban syariat.
5. Setiap muslim adalah dai yang mewarnai dan tidak terwarnai.
6. Seluruh manusia adalah obyek dakwah
14. 01
Janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku, jika
kamu orang-orang beriman.
Ali Imron : 175
Diriwayatkan di dalam al-Musnad Imam Ahmad dan sunan Tirmidzi dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Aku
bertanya,
"Wahai Rasulullah, mengenai firman Allah (yang artinya), “dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
dikaruniakan kepada mereka dengan hati yang takut’ (al Mu’min : 60)”? Apakah mereka yang berbuat zina, minum
khamr, dan mencuri? Beliau menjawab, "Tidak, wahai puteri ash-Shiddiq. Akan tetapi mereka adalah orang- orang
yang berpuasa, menunaikan shalat, bersedekah, dan takut ia tidak diterima amalnya.
َِةَاآليِهِذَعنَهمََّوسلِهيَعلُ َّ
ىََّللاََّصلِ َّ
ََّللاَرسولُسألت
(
َْؤُيَِينذَّالو
َ
ةل ِجَوْمُهُبوُلُقاَو ْواَآتَمونُت
)
قالتَعائ
َُةش
:
َُمُهأ
َ
ََّالُمهَّنِكَول،َِقِيد ِ
َالصَالَياَبنتَقالقون ِ
َويسرَالخمرَيشربونذينَّال
مُهَو،َقونَّدَويتصونَُّويصلَيصومونذين
َمُهَمنلقبُتََأنَاليخافون
(
َ
هَلْمُهَِوتاْريخْيَالِفَونُع ِ
ارسُيَكِئولُأ
َ
ونُقِبااَس
)
Khouf
02
Dan hanya kepada-Ku-lah
kamu harus takut (tunduk).
Al Baqoroh :
40 03
Karena itu janganlah kamu
takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku
Al Maidah : 44 04
Sesungguhnya yang takut
(khasyyah) kepada Allah diantara
hamba-hamba-Nya hanyalah
ulama’.
Fathir : 28
15. Arti Khouf
Bersungguh-sungguh dalam berlari dari sesuatu yang
dibenci.
ROHBAH
Getaran hati karena mengingat orang yang ditakuti
kekuasaan dan hukumannya atau karena melihatnya
WAJAL
Khouf (rasa takut) yang disertai rasa ta’dzim
(penghormatan)dan ijlal (Pengagungan penuh cinta),
tetapi kebanyakan disertai dengan mahabbah (rasa cinta)
dan ma’rifah (mengetahui) siapa yang ditakuti
HAIBAH
Takut yang siertai dengan ma’rifah (mengerti) tentang
siapa yang ditakuti (ma’rifatullah)
KHOSYYAH
Bergetarnya hati karena sesuatu yang menakutkan /
membayangkan siksaaan seiring dengan hembusan
nafas
KHOUF
16. Di dalam perjalanan menuju Allah itu, kedudukan hati adalah bagaikan kedudukan burung. Mahabbah
(cinta) kepada Allahi sebagai kepalanya, sedangkan khauf dan raja’ sebagai kedua sayapnya. Apabila
kepala dan kedua sayapnya sehat, maka burung itu termasuk burung yang bagus terbangnya. Apabila
terpotong kepalanya, maka burung itu akan mati, dan apabila tidak ada sayapnya, maka ia akan ditangkap
oleh pemburu atau burung predator. Akan tetapi Ulama Salaf menyukai kalau sayap khauf lebih kuat
daripada sayap raja' (pengharapan), tetapi pada saat-saat keluar dari dunia sayap raja' lebih kuat daripada
sayap khauf. Inilah jalan yang ditempuh oleh Abu Sulaiman ad-Darani dan lainnya.
Abu Sulaiman berkata, "Kondisi yang paling sempurna ialah berimbangnya raja’ dengan khauf, dan lebih
dominannya cinta. Sehingga cinta sebagai kendaraan, raja' sebagai pemandu, dan khauf sebagai sopir”.
17. 01
Barangsiapa yang
mengharap pertemuan
dengan Allah, maka
sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti
datang. Dan Dialah Yang
Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Al Ankabut: 5
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di
antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-
Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (QS. Al Isro’ : 57)
َةَليِسَوۡٱل ُمِهِبَر َٰ
ىَلِإ َونُغَتۡبَي َُونع ۡدَي َِينََّلٱ َكِئ
َََٰٰٓل ْوُأ﴿
ُفاَخَيَو ۥُهَتَم ۡ
حَر َونُج ۡ
رَيَو ُبَرۡقَأ ۡمُهُّيَأ
َون
َكِبَر َابَََع َّنِإ َٰٓۥُهَباَََع
ا ٗ
ورَُ ۡ
حَم ََانك
﴾
[
اإلسراء
:
57
]
Roja’
02
Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia
mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
Al Kahfi : 110 03
Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, orang-orang
yang berhijrah dan berjihad
di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah,
dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Al Baqoroh :
218 04
Dari Nabi saw. beliau bersabda :
Allah swt. berfirman : Aku
menuruti persangkaan hambaKu
kepada Ku, karena itu biarlah ia
berprasangka kepadaKu sesuka
hatinya. (HR. Bukhori)
HR. Bukhori
18. Arti Khouf
Ahmad bin Ashim pernah ditanya, "Apakah
pertanda raja' pada seseorang?" beliau
menjawab, "Yaitu apabila mendapatkan kebaikan
dia bersyukur, dengan mengharapkan
kesempurnaan nikmat dari Allah di dunia dan di
akhirat, dan kesempurnaannya di akhirat."
Ahmad bin Ashim
َْيِنت ْوعاَدَمكَّنِإَمدَآْنباَاي
َُت ْرفَغْيِنت ْوجرَو
َاىَملَعكل
َِلابُالَأَفيكَوانك
“Allah berfirman: ”Wahai Bani Adam,
sesungguhnya jika engkau senantiasa berdoa
dan berharap kepada–Ku niscaya Aku akan
mengampunimu semua dosa yang ada padamu
dan Aku tidak peduli.
Raja’ adalah manzilah yang paling tinggi
Khauf dan Raja’ bagaikan dua bua sayap
burung. Apabila keduanya seimbang maka
seimbanglah burung itu dan sempurnalah
terbangnya, dan apabila satunya terdapat
kekurangan maka timpanglah terbang
burung itu; dan apabila kedua sayapnya tida
ada maka burung itu berada di ambang
kematian”.
Abu Ali Ar Rudzbari mengatakan
Merasa gembisa terhadap kemurahan dan
karunia Allah ta’ala dan merasa senang melihat
kemurahan Allah swt.
ROJA’
19. Tingkatan Roja’
1
2
3
"Raja' ada tiga tingkatan. Tingkatan pertama: Raja'
mendorong orang yang beramal untuk bersungguh-
sungguh, melahirkan kelezatan dengan berkhidmat,
menyadarkan karakter agar berkenan meninggalkan
larangan-larangan."
Tingkatan Pertama
"Tingkatan kedua ialah harapan orang-orang yang
terlatih untuk mencapai sesuatu posisi yang di sana
segala kemauannya menjadi jernih. Dengan
meninggalkan yang lezat-lezat, menetapi syarat-
syarat ilmu, dan menjauhi batas-batas himyah
(perlindungan).
Tingkatan Kedua
raja' orang-orang yang punya hati, yaitu angan untuk
bertemu al-Khalik yang mendorongnya untuk rindu
kepada Nya, membenci dan membuatnya bosan
terhadap kehidupan, dan menjadikannya zuhud
terhadap makhluk."
“Tingkatan Ketiga
20. Content A
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation. Easy to change colors, photos and Text.
Content B
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation. Easy to change colors, photos and Text.
Content C
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation. Easy to change colors, photos and Text.
Selalu Berani
22. Dari Abul ‘Abbas Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Suatu hari aku pernah
berboncengan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: ”Wahai anak kecil,
sungguh aku akan mengajarimu beberapa kalimat: ‘Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu,
jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila kamu meminta sesuatu
mintalah kepada Allah, apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah kepada
Allah. Ketahuilah, kalau seandainya umat manusia bersatu untuk memberikan kemanfaatan
kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat kepadamu kecuali
dengan sesuatu yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau seandainya mereka bersatu untuk
menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya tidak akan membahayakanmu kecuali
dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan akan menimpamu. Pena-pena telah diangkat dan
lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at Tirmidzi, dan dia berkata hadits ini hasan shahih)[1]
Dalam riwayat selain riwayat at Tirmidzi, dengan lafadz: ”Jagalah Allah niscaya engkau akan
mendapati-Nya di hadapanmu, ingatlah Allah dalam keadaan engkau lapang, niscaya Dia akan
mengingatmu dalam keadaan engkau sulit. Dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu yang Allah
tetapkan luput darimu, niscaya tidak akan pernah menimpamu. Dan segala sesuatu yang telah
ditetapkan menimpamu, maka tidak akan luput darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan itu bersama
kesabaran dan kelapangan itu bersama kesulitan dan bersama kesukaran itu ada kemudahan.”[2]
[1] Diriwayatkan oleh Tirmidzi (2516)
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al Musnad (1/307), Hannad dalam az Zuhdu (1/304), ‘Abd bin
Humaid dalam Musnadnya (hal. 214), ath Thabarani dalam al Kabir (11243), al Hakim dalam al
Mustadrak (3/623), al Lalika’i dalam I’tiqad Ahlis Sunnah (4/614) dan al Baihaqi dalam Syu’abul
Iman (2/27)
23. Tawakkal adalah
kesungguhan hati dalam bersandar
kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan
kemaslahatan serta mencegah bahaya,
baik menyangkut urusan dunia maupun
akhirat.
Ath Tholaq : 2-3
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan
barangsiapa bertaqwa kepada Allah,
niscaya Dia akan jadikan baginya jalan
keluar dan memberi rizqi dari arah yang
tiada ia sangka-sangka, dan barangsiapa
bertawakkal kepada Allah, maka Dia itu
cukup baginya.” .
Tawakkal
24. Menurut para ulama
01 Imam Ahmad mengatakan, “Tawakkal berarti
memutuskan pencarian disertai keputus-asaan
terhadap makhluk.”
Your Text Here
03 Al Hasan Al Bashri pernah ditanya tentang Tawakkal,
maka beliau menjawab, “Ridho kepada Allah Ta’ala”,
Your Text Here
02
Al Allamah Al Munawi. Beliau
mengatakan, “Tawakkal adalah menampakkan
kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang
diTawakkali.” (Faidhul Qadir, 5/311).
Your Text Here
Ibnu ‘Abbas radhiyAllahu’anhuma mengatakan
bahwa Tawakkal bermakna percaya sepenuhnya
kepada Allah Ta’ala.
Your Text Here
04 Ibnu Rojab Al Hanbali mengatakan, “Tawakkal adalah
bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada Allah
Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan
menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat
secara keseluruhan.
Your Text Here
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Tawakkal yaitu
memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab
disiapkan.”
05
06
Al Allamah Al Munawi. Beliau
mengatakan, “Tawakkal adalah menampakkan
kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang
diTawakkali.” (Faidhul Qadir, 5/311).
Your Text Here
25. Ibnul Qayyim berkata, “Tawakkal adalah faktor
paling utama yang bisa mempertahankan
seseorang ketika tidak memiliki kekuatan dari
serangan makhluk lainnya yang menindas
serta memusuhinya. Tawakkal adalah sarana
yang paling ampuh untuk menghadapi
keadaan seperti itu, karena ia telah
menjadikan Allah sebagai pelindungnya atau
yang memberinya kecukupan. Maka barang
siapa yang menjadikan Allah sebagai
pelindungnya serta yang memberinya
kecukupan, maka musuhnya itu tak akan bisa
mendatangkan bahaya padanya.” (Bada’i Al-
Fawa’id 2/268)
26. Bukti yang paling baik adalah kejadian nyata, Imam
Al Bukhori telah mencatat dalam kitab shohih beliau,
dari sahabat Ibnu Abbas rodhiyAllahu anhuma,
bahwa ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke tengah-
tengah api yang membara beliau
mengatakan, “HasbunAllahu wa ni’mal
wakiil.” (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan
Allah adalah sebaik-baik pelindung). Perkataan ini
pulalah yang diungkapkan oleh
Rosululloh ShollAllahu ‘alaihi wa sallam ketika
dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya orang-
orang musyrik telah berencana untuk memerangimu,
maka waspadalah engkau terhadap mereka.”
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam bab Tafsir.
Lihat Fathul Bari VIII/77)
Ibnu Abbas berkata, “Kata-kata terakhir yang
diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan
ke tengah bara api adalah: ‘Cukuplah Allah menjadi
penolong kami dan Allah sebaik-baik
27. Diantara yang menunjukkan bahwa tawakkal
kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha
adalah sebuah hadits. Seseorang berkata kepada
Nabi ShollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Aku lepaskan
untaku dan (lalu) aku bertawakkal ?” Nabi
bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkallah kepada
Allah.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani
dalam Shohih Jami’ush Shoghir). Dalam riwayat
Imam Al-Qudha’i disebutkan bahwa Amr bin
Umayah RadhiyAllahu ‘anhu berkata, “Aku
bertanya, ‘Wahai Rosululloh!! Apakah aku ikat
dahulu unta tungganganku lalu aku berTawakkal
kepada Allah, ataukah aku lepaskan begitu saja lalu
aku bertawakkal?’, Beliau menjawab, ‘Ikatlah
untamu lalu bertawakkallah kepada Allah.” (Musnad
Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)
28. Istiqomah adalah
Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah
mengatakan: “Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus,
yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke
kanan atau ke kiri. Dan istiqomah mencakup
melakukan semua ketaatan yang lahir dan yang batin
dan meninggalkan semua perkara yang dilarang.
Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama”
َق ِيِفَقَّ ال ِ َّ
َّللا ِدْبَع ِنْب َانَيْفُس َْنع
ْلُق ِ َّ
َّللا َلوُسَر اَي ُتْلُق َلا
يِف يِل
ْعَب اادَحَأ ُهْنَع ُلَأْسَأ َ
َل ا
َل ْوَق ِم َ
َلْسِْ
اإل
َف ِ َّ
اَّللِب ُتْنَمآ ْلُق َلاَق ََكد
ْمِقَتْسا :
Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata: Aku berkata,
“Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu
perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun
setelah Anda!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘aku beriman’,
lalu istiqomahlah”. [HR Muslim, no. 38; Ahmad 3/413; Tirmidzi,
no. 2410; Ibnu Majah, no. 3972].Referensi :
https://almanhaj.or.id/4197-istiqomah.html
Istiqomah
29. Istiqomah Hati dan Badan
Allâh Ta’ala berfirman:
َْنمَوت ْرِمُاَأمَكْمِقتْساف
َ
َتالَوكعَمابَت
َا ْوغْط
ي ِ
صَبونُلمْعاَتمِبَُهَّنِإ
َ
ر
Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan
yang benar), sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa
yang kamu kerjakan. [Hûd/11:112].
Di dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Mâlik , dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:
َ
ْسىَيَّتٍَحدْبَعُانيمِإَُميِقتْسَيال
َ
ِقتْسَيالَُوهُبْلَقيمِقت
َ
يمِقتْسىَيَّتَُحهُبْلَقُمي
َ
َيَالةَّنجَْاللُجَُرلُخْدَيالَُوهُناسِل
َ
ُهقِئاوَبُهُارَجُنمْأ
Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga
hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan
istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang
tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya,
tidak akan masuk surga. [HR Ahmad, no. 12636,
dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-
Nazhirin, 3/13].