Dokumen tersebut merangkum pentingnya meneladani sifat-sifat Rasulullah saw dalam berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, berinteraksi dengan tetangga dan manusia lain, serta memiliki akhlaq yang mulia. Dokumen tersebut juga menyinggung tentang kondisi dunia saat ini yang membutuhkan kebangkitan umat melalui pendidikan diri terlebih dahulu sebelum menyerukan orang lain.
KHUTBAH JUMAT LATIN PERSAUDARAAN ALA RASULULLAH SAW.pdf
Meneladani Rasulullah dalam Berbagai Aspek Kehidupan
1. DAKWAH
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Segala puji hanya milik Allah, dan shalawat dan salam kepada Rasulullah beserta keluarganya
dan sahabat sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan…
Berdirinya saya disini akan menyampaikan sedikit dakwah yang bertemakan meneladani kisah
kisah rasulullah, selanjutnya:
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah”. (Al-Ahzab:21)
Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku yang terpecah belah,
lenyap permusuhan antar kabilah dan kelompok serta sukuk, dan ditetapkan batasan-batasan dan
hukum-hukum dalam berperang, meletakkan dasar dasar moralitas, menyempurnakan nilai-nilai
kemuliaannya, sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan,
menegakkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan antara sesama manusia, tanpa perbedaan warna,
gender atau kelas dan tingkatan.. Dan tidak akan tegak suatu umat kecuali karena kebaikan yang
dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali
dengan meneladani Rasulullah saw.
Sesungguhnya umat Islam saat ini sangat membutuhkan untuk mengingat dan mengenang
perjalanan hidup nabi Muhammad saw yang telah menanggung beban menghadapi berbagai
cobaan, celaan dan siksaan, sabar dalam meniti jalan yang berat dan penuh onak dan duri demi
tegaknya ajaran Islam dan terbangunnya jati diri dan umat yang mulia sehingga mereka menjadi
teladan yang baik secara nyata, menghilangkan wahm (keraguan) dalam jiwa mereka dan
menghancurkan kesewenang-wenangan dan ketidakadilan di negeri mereka.
Setiap muslim dan muslimah memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah saw dalam
berbagai aspek kehidupan mereka, karena hal tersebut merupakan jalan satu-satunya untuk
mencapai keamanan dan kebahagiaan di dunia, dan keberuntungan dan nikmat di akhirat.
Meneladani Rasulullah dapat ditinjau dari berbagai hal:
- Ibadah: Bahwa beliau adalah orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling
takut dan bertaqwa, namun beliau orang yang kadang puasa kadang berbuka, tidur dan bangun,
dan menggauli wanita (istri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi posisi beliau sebagai
orang yang paling banyak beribadah.
– Berinteraksi dengan tetangga: Nabi saw bersabda:
“Jibril selalu mewasiatkan kepada saya tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa
tetangga mendapat hak warisan”. (Muttafaq alaih)
– Berinteraksi dengan sesama manusia: Beliau kadang menjual dan membeli, sangat sopan
jika menjual dan sangat ramah jika membeli, ramah saat memutuskan hukum dan ramah pula
saat menuntut hukuman.
– Akhlaq dan perilaku secara umum: Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq
dan beretika, orang yang paling mulai dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman
sambil memuji nabi saw:
2. “Sungguh dalam dirimu terdapat akhlaq yang mulia”. (Al-Qalam:4)
Manusia cenderung terjerumus pada kehancuran
Bagi para pemerhati kondisi dunia saat ini akan melihat bahwa manusia banyak yang cenderung
pada hawa nafsu yang menghinakan seakan datang kepada semua orang dan hampir semuanya,
dan dunia kini dibagi menjadi dua kelompok:
– Kekuatan yang dengan taringnya ingin mendominasi yang lain, dan memaksakan kehendak
dari apa yang mereka inginkan, membuat perjanjian yang menjadi sarana merampas sumber daya
alam mereka, dan menjadikan diri mereka sebagai pemimpin mereka, dan pada selanjutnya
mencegah mereka dari kebebasan dan kedaulatan atas tanah mereka, dan kebebasan melakukan
tindakan dari potensi yang mereka miliki.
– Adapun kelompok lainnya adalah kelompok yang lemah dan dihinaakn karena kemiskinan dan
kebodohan, dibutakan oleh penyakit, dan kelemahannya kian terus bertambah oleh adanya
pemerintah otoriter yang membatasi kebebasan, dan menurunkan berbagai macam warna dari
ketidakadilan, menutup berbagai sisi mata pencaharian, dan enggan melakukan perbaikan kecuali
harus tunduk pada kekuasaannya, menguasai segala potensi yang dimiliki, menghisap apa yang
tersisa dari darahnya, melakukan penganiayaan hingga titik maksimum hingga pada puncak
penyiksaan saat ada usaha represif rakyat yang tertindas dan tertekan, berteriak kesakitan atau
meminta pertolongan.
Perbaikilah dirimu terlebih dahulu lalu serulah orang lain
Bahwa tugas kita – sebagai umat Islam - selama di tangan ada cahaya yang terang dan sebotol
obat untuk dapat mengobati diri dan menyeru orang lain. Dan Ikhwanul Muslimin pertama kali
yang dituju dalam pembinaannya adalah mendidik diri terlebih dahulu, memperbaharui ruh,
memperteguh dan memperkokoh akhlaq serta menumbuhkan keberanian yang lurus dalam jiwa-
jiwa umat, dan mereka meyakini bahwa hal tersebut merupakan titik awal yang akan mampu
membangun kebangkitan umat dan bangsa…jika kita berhasil maka itulah yang kita inginkan,
namun jika tidak maka kita serahkan seluruhnya kepada Allah dan kita telah menyampaikan
risalah, menunaikan amanah, dan kita menginginkan kebaikan untuk manusia, dan kita tidak
putus asa melakukan perbaikan atau berhenti dalam menyebarkan risalah Rasulullah saw
sehingga tidak memiliki sama sekali pengaruh, namun dengan pengorbanan yang besar dan
darah yang banyak, cukuplah bagi para pembawa risalah mendapatkan faktor-faktor
keberhasilan. Dengannya mereka beriman, sehingga mengikhlaskan diri dalam berjuang dan di
jalannya mereka berjihad, sementara waktu telah menunggunya dan dunia selalu
memantaunya…
“… Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (At-Taubah:94)
Demikianlah dakwah singkat dari saya. Semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan
umumnya untuk kita semua. Kurang lebihnya saya mohon maaf..
Wassalamualaikum wr.wb