Teks tersebut membahas tentang kurikulum merdeka yang memberikan kebebasan kepada siswa dan sekolah dalam menentukan proses pembelajaran. Kurikulum ini menitikberatkan pada kebutuhan siswa dan memberikan fleksibilitas dalam penentuan tujuan, konten, metode, evaluasi, alokasi waktu, dan asesmen pembelajaran. Paradigma baru ini bertujuan menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat siswa sesuai dengan nilai-nilai
3. KURIKULUM
Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik
akhir pengalaman belajar peserta didik.
Ada juga yang memaknai kurikulum sebagai “ jantung atau
isi pendidikan”, yaitu ‘apa saja yang akan peserta didik
pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi pendidikan, maka
tidak ada yang ‘memompa darah’ atau ‘kosong’.
Bahkan, ada juga yang menganggap kurikulum
sebagai program pendidikan. Program yang
menyediakan pengalaman-pengalaman belajar untuk
perubahan perilaku murid.
5. Alasan Perubahan
Kurikulum
“KURIKULUM YANG BAIK ADALAH KURIKULUM YANG SESUAI DENGAN ZAMANNYA”.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi
sesuai konteks dan karakteristik murid, demi membangun kompetensi
sesuai kebutuhan mereka kini dan di masa depan.
6. Alasan Perubahan
Kurikulum
KOMPETENSI TIDAK HANYA FOKUS PADA ASPEK KOGNITIF, SIKAP, PSIKOMOTORIK,
TETAPI JUGA ADA VALUE/NILAI YANG MELENGKAPI KOMPETENSI MURID.
SAAT INI, KUALITAS LITERASI DAN NUMERASI, KESEHATAN MENTAL DAN SOSIAL
EMOSIONAL MURID MERUPAKAN PONDASI ATAU PRASYARAT YANG DIPERLUKAN
MURID UNTUK MEMBANGUN KOMPETENSI TRANSFORMATIF MURID DENGAN
SIKLUS BELAJAR ANTISIPASI-AKSI-REFLEKSI MENUJU PEMELAJAR SEPANJANG
HAYAT.
7. Guru harus terus belajar memfasilitasi
pembelajaran yang sesuai,
1.
Orang tua harus terus memahami
perkembangan murid dan
kebutuhanya.
2.
Begitu juga dengan pemerintah
daerah, pemerintah pusat, dan semua
yang bergerak di bidang pendidikan
juga harus terus mengikuti
perkembangan kebutuhan murid.
3.
Ketika kita merancang
kurikulum, kita harus
menempatkan kebutuhan,
pendapat, pengalaman, hasil
belajar, serta kepentingan
murid sebagai rujukan utama.
Sejatinya, kurikulum dirancang
untuk murid. Agar dapat
mewujudkan seluruh
kompetensi yang diharapkan
dari kurikulum, semua pihak
harus berusaha secara
kolaboratif. Misalnya:
8. 1
Program intrakurikuler,
2
Program ekstrakurikuler, dan
3
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Struktur Kurikulum
Merdeka
Pembelajaran dengan
Paradigma Baru
merupakan upaya
menumbuhkan pemelajar
sepanjang hayat yang
sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila.
10. Asesmen
“Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar,
perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan Pendidikan mempunyai kewenangan untuk merancang,
menentukan teknik, dan waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan balik bagi guru, murid,
dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Asesmen juga sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar murid, tetapi juga
upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
11. Alokasi waktu
“Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Ada tiga alternatif
model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan model kolaborasi dengan
mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau strategi lainya agar pengorganisasian kegiatan
belajar berjalan lancar.
A. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran dilakukan terpisah
antara satu mapel dengan mapel lainnya
B. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1 semester mata
pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya digunakan untuk mata pelajaran IPS.
C. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara Bahasa Indonesia dan Seni Musik.
Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut.