SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Download to read offline
Pedoman
Pelaksanaan
MONITORING
dan VERIFIKASI
STBM 5 Pilar
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2022
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Kementerian Kesehatan / 2
Kata Pengantar
Pembangunan sanitasi di
Indonesia mengacu pada
Sustainable Development
Goals di mana pada tahun 2030
ditargetkan mencapai akses
terhadap sanitasi yang aman dan
layak serta merata bagi semua,
dan menghentikan praktik buang
air besar di tempat terbuka
serta memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan kaum
perempuan dan kelompok
masyarakat rentan.
Adanya pandemi Covid-19
menjadikan sektor air bersih
dan sanitasi sangatlah penting
dalam memutus mata rantai
Covid-19. Penyediaan air minum
dan sanitasi yang aman dan
layak serta lingkungan yang
bersih menjadi penting agar
mampu melindungi kesehatan
masyarakat. Disamping itu
dilaksanakannya perubahan
perilaku higienis dan saniter
masyarakat seperti tidak ada lagi
masyarakat yang buang air besar
sembarangan, mencuci tangan
dengan benar, pengelolaan
limbah yang baik dan konsisten
baik di tingkat komunitas,
rumah tangga, sekolah, pasar,
dan fasilitas umum lainnya akan
dapat membantu pencegahan
transmisi atau penularan virus
penyakit termasuk COVID-19 .
Dalam rangka percepatan
pelaksanaan program air
minum dan sanitasi yang
layak dan aman, untuk klaim
keberhasilan diperlukan proses
verifikasi. Pedoman ini disusun
mengingat kondisi pada saat
ini mengharuskan kita untuk
melakukan adaptasi kebiasaan
baru dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk itu pedoman ini dapat
menjadi referensi bagi pemangku
kepentingan dalam melaksanakan
verifikasi Stop Buang Air Besar
Sembarangan ( SBS) dan 5 pilar
STBM yang dapat dilakukan
secara virtual dengan tetap
menjaga kualitas hasil verifikasi.
Terima kasih kepada semua pihak
yang telah mencurahkan waktu
dan pemikiran dalam penyusunan
pedoman ini. Semoga pedoman
pelaksanaan verifikasi virtual
pilar-pilar STBM ini bermanfaat
dalam upaya percepatan
pencapaian target sanitasi aman
dan layak sesuai dengan tujuan
SDGs poin 6.
Direktur Penyehatan Lingkungan,
dr. Anas Ma’ruf, MKM
Kementerian Kesehatan / 3
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi		 3
Target RPJMN 2020-2024 Bidang Perumahan dan Pemukiman 4
STBM dan program prioritas di Kementerian Kesehatan 5
Mengapa Perlu Monitoring? 7
Proses Pemantauan/Monitoring 8
MONITORING PILAR 1 STBM
PILAR 1: Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 9
Definisi Akses Sanitasi (TPB/RPJMN 2020–2024–Adaptasi) 10
Monitoring Pilar 1 STBM 12
Akses Sanitasi Aman 13
Akses Sanitasi Layak (Perkotaan) 14
Akses Sanitasi Layak (Pedesaan) 15
Akses Sanitasi Layak Bersama (Perkotaan) 16
Akses Sanitasi Layak Bersama (Pedesaan) 17
Akses Sanitasi Belum layak (Perkotaan) 18
Akses Sanitasi Belum layak (Pedesaan) 19
Akses Sanitasi Belum layak (Menggunakan sarana umum) 20
BABS Tertutup 21
BABS Terbuka 22
Catatan 23
MONITORING PILAR 2 STBM
PILAR 2: Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 25
Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun 26
		 1. Tersedia sarana, air, dan sabun 27
		 2. Mengetahui Cara mempraktikkan CTPS 28
		 3. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan
			 pakai sabun (minimal 3) 29
MONITORING PILAR 3 STBM
PILAR 3: Penyehatan Air Minum dan
Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) 30
Definisi operasional, indikator dan kriteria pilar 3 STBM 31
Air Minum Aman 33
Pangan Aman dan Sehat 36
MONITORING PILAR 4 STBM
PILAR 4: Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT) 37
Bahan interview Pilar 4 STBM 39
Pengamanan Sampah Rumah Tangga 40
Tangga perubahan perilaku pengelolaan sampah 41
MONITORING PILAR 5 STBM
PILAR 5: Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
Non Kakus (PALRTNK) 43
Bahan interview Pilar 5 STBM 45
Tangga perubahan perilaku Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga 46
Kriteria Pilar 5 STBM 47
VERIFIKASI STBM 50
Verifikasi STBM 51
Tujuan Verifikasi 52
Prinsip Verifikasi 53
Tahapan Proses Verifikasi 54
Tim dan Metode Verifikasi 55
Alur Verifikasi 5 Pilar STBM 58
Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi 59
Lampiran 1: Berita Acara Verifikasi 60
Lampiran 2: Bukti Verifikasi 5 Pilar STBM 61
Kementerian Kesehatan / 4
Target RPJMN 2020–2024 Bidang
Perumahan dan Permukiman
Rumah tangga yang
menempati rumah layak
huni (memiliki seluruh
aspek kelayakan)
52,78%
Rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi
layak dan aman
90% layak
(termasuk 15% aman)
Rumah tangga yang memiliki
akses sampah yang terkelola
dengan baik (perkotaan)
80% penanganan
(pengangkutan)
20% pengurangan
Rumah tangga memiliki
akses air minum layak
Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di
Tempat Terbuka
0%
Tersedianya layanan
sanitasi berkelanjutan di
kabupaten/kota prioritas
74,58%
Sumber: Bappenas Indonesia, 2021
Kementerian Kesehatan / 5
STBM DAN PROGRAM PRIORITAS
DI KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAM
INDONESIA SEHAT
dengan PENDEKATAN
KELUARGA (PIS–PK)
GERAKAN
MASYARAKAT HIDUP
SEHAT (GERMAS)
SANITASI
TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM)
STBM TINGKAT
KELUARGA DAN
INSTITUSI
Keluarga
sehat
Desa/
Kel
Sehat
Kecamatan
Sehat
Kabupaten/
Kota Sehat
Provinsi
Sehat
Indonesia
Sehat
Kementerian Kesehatan / 6
Indikator
TARGET RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN 2020–2024
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar
Sembarangan (SBS)
40% 50% 60% 70% 90%
Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420
Persentase sarana air minum yang diawasi/
diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar
60% 64% 68% 72% 76%
Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan
limbah medis sesuai standar
2600 3000 4850 6250 8800
Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP)
yang memenuhi syarat sesuai standar
38% 44% 50% 56% 62%
Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan
pengawasan Pasar sesuai standar
2500 3000 3500 4000 4500
Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU)
yang dilakukan pengawasan sesuai standar
60% 62% 64% 68% 70%
Kementerian Kesehatan / 7
Memastikan terjadinya proses
perubahan perilaku masyarakat
Mengetahui tahapan perubahan
perilaku masyarakat
Menyiapkan rancangan
pendampingan pendampingan/
upaya percepatan
Advokasi bagi Pimpinan dan Stake holder
terkait dalam perencanaan, implementasi
dan pengembangan program
Klaim keberhasilan 5 pilar STBM
MENGAPA
PERLU
MONITORING?
Kementerian Kesehatan / 8
PROSES PEMANTAUAN/MONITORING
•		 Panduan pengisian
form
•		 Form pemantauan
•		 Peta wilayah/desa/
kelurahan (data
rumah)
PENYIAPAN
DOKUMEN/
FORMULIR
PEMANTAUAN
•		 Penilaian
•		 Wawancara
KUNJUNGAN
KE SETIAP
RUMAH
•		 Dilakukan untuk seluruh KK
•		 Jika 1 rumah > 1 KK maka
dilakukan pada setiap KK
•		 Jika salah satu anggota
keluarga belum
melakukan perilaku pilar
1–5 maka dianggap KK tsb
belum melakukan
PEMANTAUAN
PERUBAHAN
PERILAKU
Kementerian Kesehatan / 9
MONITORING
PILAR 1 STBM
PILAR 1:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Kementerian Kesehatan / 10
SAFELY MANAGED
SANITATION
BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED
DIRECT
DISCHARGE
NO ACCESS
OPEN
DEFACATION
Klasifikasi akses sanitasi merujuk pada kuesioner BPS
AKSES SANITASI AMAN AKSES SANITASI LAYAK –
SENDIRI
AKSES SANITASI LAYAK –
BERSAMA
AKSES SANITASI
BELUM LAYAK
BABS
TERTUTUP
BABS
TERBUKA
a.		 Pengguna Fasilitas
sanitasi: rumah
tangga sendiri
b.		Bangunan
tengah: klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. 		 Bangunan bawah:
• tanki septik
(septic tank)
yang disedot
setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir;
atau
• Sistem
Pengolahan Air
Limbah (SPAL)
I. Perkotaan dan pedesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: rumah
tangga sendiri
b. Bangunan
tengah:klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah
tanki septik yang
tidak disedot
II. Khusus Perdesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: rumah
tangga sendiri
b. Bangunan
tengah: klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah:
Lubang tanah
I. Perkotaan dan pedesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
b. Bangunan
tengah: klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah
tanki septik
II. Khusus Perdesaan
a. Khusus Perdesaan
Pengguna Fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
b. Bangunan
tengah: klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah:
Lubang tanah
I. Fasilitas sanitasi dengan lubang tanah
di perkotaan
• Pengguna Fasilitas sanitasi:
sendiri atau digunakan bersama
dengan rumah tangga lain
tertentu
• Bangunan tengah klosetnya
menggunakan leher angsa
• Bangunan bawah: Lubang tanah
II. Akses Sanitasi Dasar (non leher angsa)
• Pengguna Fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri atau
digunakan bersama dengan
rumah tangga lain tertentu
• Bangunan atas: klosetnya
menggunakan plengsengan
dengan-tutup dan cubluk/
cemplung.
• Bangunan bawah tanki. IPAL,
atau Lubang Tanah
III. Fasilitas Umum
Babs
Terselubung/
Direct
discharge,
yaitu pengguna
fasilitas
sanitasi yang
memiliki
tempat
pembuangan
akhir tinja
berupa kolam/
sawah/sungai/
danau/laut dan
atau/pantai/
tanah lapang/
kebun dan
lainnya.
Buang
Air Besar
Sembarangan
(BABS)
Terbuka, yaitu
pengguna
yang tidak
memiliki
fasilitas
tempat buang
air besar dan
yang memiliki
fasilitas
tetapi tidak
menggunakan
Definisi Akses Sanitasi
(TPB/RPJMN 2020–2024–adaptasi)
Ladder sanitasi berdasarkan SDG 6
Kementerian Kesehatan / 11
Tangga Perubahan Sanitasi
(Sanitation Ladder)
SAFELY MANAGED
SANITATION
BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED
DIRECT DISCHARGE
NO ACCESS
OPEN
DEFACATION
AKSES SANITASI
AMAN
AKSES SANITASI
LAYAK – SENDIRI
AKSES SANITASI
LAYAK – BERSAMA
AKSES SANITASI
BELUM LAYAK
BABS
TERTUTUP
BABS TERBUKA
Kementerian Kesehatan / 12
Monitoring Pilar 1 STBM
1. JSP (Jamban
Sehat Permanen)
2. JSSP (Jamban
Semi Sehat
Permanen)
3. Layak Bersama
(Sharing)
4. Buang Air Besar
Sembarangan
(BABS/Open
Defecation-OD)
		
1. Akses sanitasi aman
2. Akses sanitasi layak
3. Akses sanitasi
layak bersama
(limited/sharing)
4. Akses belum layak
5. Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
		a. BABS Tertutup
		b. BABS Tertutup
E Monev STBM saat ini E Monev STBM 5 pilar STBM
Kementerian Kesehatan / 13
Akses Sanitasi Aman
(Safely Managed Sanitation)
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Bangunan tengah: klosetnya
menggunakan leher angsa.
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Kementerian Kesehatan / 14
Akses Sanitasi Layak di Perkotaan
(Basic Sanitation in Urban Setting)
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Bangunan tengah: klosetnya
menggunakan leher angsa.
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Kementerian Kesehatan / 15
Akses Sanitasi Layak di Pedesaan
(Basic Sanitation in Rural Setting)
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Bangunan tengah: klosetnya
menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
Kementerian Kesehatan / 16
Akses Sanitasi Layak Bersama di Perkotaan
(Limited Sanitation Access in Urban Setting)
Bangunan tengah: klosetnya
menggunakan leher angsa.
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Pengguna fasilitas sanitasi:
bersama rumah tangga lain tertentu
Kementerian Kesehatan / 17
Akses Sanitasi Layak Bersama di Pedesaan
(Limited Sanitation Access in Rural Setting)
Bangunan tengah: klosetnya
menggunakan leher angsa.
Pengguna fasilitas sanitasi:
bersama rumah tangga lain tertentu
Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
Kementerian Kesehatan / 18
Akses Sanitasi Belum Layak di Perkotaan
(Unimproved Sanitation in Urban Setting)
Bangunan
tengah:
klosetnya
menggunakan
leher angsa.
Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
Kementerian Kesehatan / 19
Akses Sanitasi Belum Layak di Pedesaan
slab kayu dengan penutup
20cm
Penutup dengan
pegangan
Tutup lapisan tanah
Kerangka
bambu
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna
fasilitas sanitasi:
bersama rumah
tangga lain
tertentu
Bangunan bawah: lubang cubluk/cemplung
Bangunan atas: kloset
NON Leher Angsa.
Menggunakan
plengsengan, dudukan
kayu dengan lubang
bertutup, atau cubluk/
cemplung bertutup.
Kementerian Kesehatan / 20
Akses Sanitasi Belum Layak (Menggunakan Sarana Umum)
Sanitasi belum layak (KK masih akses ke fasilitas umum)
Pemanfaatan jamban oleh KK pada fasilitas umum:
di pasar, tempat ibadah, WC umum di sekolah, WC di terminal,
WC umum di lingkungan RT/RW, dll
Kementerian Kesehatan / 21
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup
(Open Defecation)
Tempat pembuangan akhir
tinja di lokasi terbuka: sungai,
kolam, saluran irigasi, parit,
kebun, ladang, dll
Dibuang sendiri tanpa septik tank
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna
fasilitas sanitasi:
bersama rumah
tangga lain
tertentu
Kementerian Kesehatan / 22
BABS Terbuka
BABS terbuka yaitu: pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air
besar dan yang memiliki fasilitas tapi tidak menggunakannya
Kementerian Kesehatan / 23
Catatan:
No DEFINISI OPERASIONAL
1 Jika 1 rumah dengan 1 KK tersedia 1 jamban maka status kepemilikan jamban bisa menjadi status aman,
layak, belum layak atau masih OD tertutup.
2 Jika 1 rumah memiliki 2 KK hanya tersedia 1 jamban di dalam rumah tersebut maka:
1.		Catat status 1 KK utama dengan memilhat dan segera menginput no KK nya dilanjutkan dengan observasi
terhadap sarana jamban, apakah jamban yang digunakan masuk dalam kriteria: aman, layak, belum layak
atau OD tertutup.
2.		Maka 1 KK selanjutnya tetap dicatat dan ditanyakan kemana akses sanitasinya. Apalagi menggunakan
sarana pada point (1) dan point (1) tersebut masuk dalam kategori layak, maka KKk 2 masuk dalam
kategori sharing.
3.		Namun bila KK utama masuk sarananya ke dalam kategori jamban yang belum layak, maka KK 2 masuk
dalam pencatatan kategori bukan sharing tetapi masuk di jamban yang belum layak.
3 1 Jika 1 rumah ada 2 KK dan memiliki 2 sarana maka:
1.		KK utama kita anggap akses di sarana pertama dengan kategori: aman, layak, belum layak atau OD tertutup.
2.		KK ke 2 kita anggap akses ke sarana ke 2 dengan kategori: aman, layak, belum layak atau OD tertutup.
4 Jika 1 rumah ada 1 KK dan ada penyewa maka yang dicatat tetap 1 KK tersebut, penyewa harus diberikan
akses sarana terpisah (namun tidak dicatat). Pencatatan penyewa masuk di dalam KK asalnya. Sehingga tidak
akan double pencatatan.
5 Jika ada keluarga yang menetap tidak sesuai dengan alamat pada KK, maka pencatatan tetap dilakukan pada
domisili KK saat ini. Pencatatan akses sarana jamban mengikuti sarana yang digunakan di tempat menetap
saat ini.
Kementerian Kesehatan / 24
Catatan:
1. Untuk akses sanitasi aman pada emonev yang baru data akan di Nol kan dahulu.
		
2. Data JSSP pada pedesaan pada emonev yang lama akan dimasukkan kepada data
akses sanitasi layak.
		
3. Sedangkan data JSSP pada perkotaan dimasukkan kepada data akses sanitasi
belum layak.
		
4. Data sharing di Nol kan dahulu.
		
5. Data sharing akan dimasukkan semua kedata akses sanitasi belum layak.
		
6. Dan data OD dalam e monev lama akan dimasukkan ke dalam OD terbuka semua.
		
7. No KK harus diisi, jika tidak diisi maka tidak akan bisa masuk.
Kementerian Kesehatan / 25
MONITORING
PILAR 2 STBM
PILAR 2:
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Kementerian Kesehatan / 26
Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun
Tersedia sarana, air dan sabun
Mengetahui cara CTPS
Mengetahui waktu penting
Kementerian Kesehatan / 27
Memiliki sarana CTPS dengan air mengalir
dilengkapi dengan sabun, yang lokasinya
mudah dijangkau pada saat waktu-waktu
kritis CTPS.
1.Tersedia sarana, air, dan sabun
Kementerian Kesehatan / 28
2. Mengetahui cara mempraktikkan CTPS
Mampu mempraktikkan cara cuci tangan pakai sabun
Kementerian Kesehatan / 29
3. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan
		 pakai sabun (minimal 3)
Mengetahui waktu-waktu kritis
cuci tangan pakai sabun
Sebelum makan
•		Setelah BAB
•		Setelah
menceboki
anak
Sebelum
menyusui bayi
Sebelum menyiapkan/
mengolah makanan
Setelah kontak
dengan hewan
Kementerian Kesehatan / 30
MONITORING
PILAR 3 STBM
PILAR 3:
Penyehatan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAMMRT)
Kementerian Kesehatan / 31
Definisi Operasional, Indikator
dan Kriteria Pilar 3 STBM
Cakupan keluarga menerapkan Penyehatan
Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
(PAMMRT) adalah:
Jumlah KK yang menerapkan pengelolaan
air minum dan makanan yang aman dan
sehat dibagi dengan total KK
Kementerian Kesehatan / 32
No Penyehatan Air
Minum dan Makanan
Rumah Tangga
(PAMMRT)
Definisi
1 Air Minum Aman Pelaku: setiap individu anggota rumah tangga
1.		Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
atau melalui proses pengolahan (misalnya
merebus, klorin cair/klorin padat, UV, sodis,
keramik filter, atau RO)
2.		Jika air baku keruh dilakukan perbaikan kualitas
air, seperti pengendapan atau penyaring.
3.		Menyimpan air minum di dalam wadah yang
tertutup rapat, kuat, serta terbuat dari
bahan stainless steel, keramik, kaca dan jika
terbuat dari plastik (tanda gelas dan garpu)
dan diambil dengan cara yang aman (tidak
tersentuh tangan atau mulut).
2 Pangan aman
dan sehat
Menyimpan peralatan pengolah pangan dengan
aman dan menjaga kebersihannya.
1.		Peralatan makan (piring, sendok, grapu, dll)
tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di
tempat yang terlindungi dari tikus, kecoa, dll.
2.		Peralatan masak (panci, penggorengan, dll)
tidak kotor, tidak berdebu, disimpan di tempat
yang bersih
Air Kotor
Kementerian Kesehatan / 33
Air Minum Aman
Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan atau melalui proses
pengolahan (misalnya merebus, klorin cair/klorin padat,
UV, sodis, keramik filter, atau RO)
Merebus
Didihkan 3
menit
Merebus air
adalah cara
sederhana
yang telah
banyak dikenal
masyarakat.
Namun
demikian perlu
memperhatikan
waktu yang
dibutuhkan untuk
memastikan
seluruh kuman
berbahaya telah
mati dengan
membiarkan air
mendidih selama
3 menit
PUR
Cara menggunakan:
1.		Siapkan air yang
akan diolah
sebanyak 10 liter
di dalam wadah
2.		Masukkan PUR
ke dalam air
3.		Aduk selama
5 menit dan
diamkan sehingga
terpisah antara
air jernih dan
gumpalan-
gumpalan. Jika
air masih keruh,
aduk kembali dan
biarkan selama
beberapa menit.
4.		Setelah air
menjadi jernih,
saring air dengan
menggunakan
kain yang bersih
5.		Diamkan air
jernih tersebut
selama 20 menit
6.		Air siap diminum
Sodis
(Solar Disinfectant)
1.		Siapkan botol plastik yang
akan digunakan, cuci sampai
bersih
2. 		Siapkan air bersih ke dalam
botol plastik sampai penuh
dan tutup dengan rapat.
3. 		Jemur di tempat terbuka
dan di bawah terik matahari.
Boarkan selama 6 jam bila
matahari cerah, 6–7 jam bila
berawan dan 2 hari berturut-
turut bila hujan
1 2
3
Penyaringan/Filtrasi
Saringan Keramik
Merupakan penyaringan
air secara fisik dan kimiawi
dengan melewatkan air melalui
pori-pori keramik yang telah
dilapisi bahan disinfektan
Kementerian Kesehatan / 34
Jika air baku keruh dilakukan perbaikan kualitas
air, seperti pengendapan atau penyaring
Air Minum Aman
Air Kotor
Kementerian Kesehatan / 35
Menyimpan air minum di dalam wadah
yang tertutup rapat, kuat, serta
terbuat dari bahan stainless steel,
keramik, kaca dan jika terbuat dari
plastik (tanda gelas dan garpu) dan
diambil dengan cara yang aman (tidak
tersentuh tangan atau mulut).
Air Minum Aman
Kementerian Kesehatan / 36
Pangan Aman dan Sehat
Peralatan masak (panci,
penggorengan, dll) tidak kotor,
tidak berdebu dan disimpan di
tempat yang bersih
Menutup makanan
dan minuman yang
disajikan dengan
baik dan benar
Peralatan makan (piring, sendok, garpu, dll)
tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di
tempat yang terlindung dari tikus, kecoa, dll
Kementerian Kesehatan / 37
MONITORING
PILAR 4 STBM
PILAR 4:
Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Kementerian Kesehatan / 38
No Pengamanan
Sampah
Definisi
1 Pengamanan Sampah
Rumah Tangga
1. Tidak ada sampah berserakan di
lingkungan sekitar rumah
2. Ada tempat sampah yang kuat dan mudah
dibersihkan
3. Ada perlakuan yang aman (tidak dibakar,
tidak dibuang ke sungai/kebun/saluran
drainase/tempat terbuka
4. Telah melakukan pemilahan sampah
Kementerian Kesehatan / 39
Bahan Interview Pilar 4 STBM
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga
Pertanyaan Kunci Keterangan
Lingkungan rumah bersih
(tidak terlihat sampah
berserakan di lingkungan
sekitar rumah)
Amati di sekitar rumah dan lingkungannya bersih dan tidak ada
sampah berserakan
Pengamatan
Ada tempat sampah yang
kuat, terttutup dan mudah
dibersihkan
Amati apakah ada tempat sampah yang kuat, tertutup,
dan mudah dibersihkan
Pengamatan
Ada perlakuan yang
aman seperti: ditimbun,
dikomposting, buang ke
TPS (tidak dibakar, tidak
dibuang ke sungai/kebun/
saluran drainase/tempat
terbuka)
Tanyakan dan amati, untuk meastikan bahwa sampah dikelola
setiap hari secara aman
• Tidak membakar sampah
• Tidak membuang sampah ke sumber air (sungai, mata air,
saluran air hujan)
• Tidak membuang sampah di lahan kosong (kebun, pinggir jalan)
Wawancara &
Pengamatan
Telah melakukan
pemilahan sampah
Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dipilah dan
minimal melakukan salah satu dari 3R pengurangan, penggunaan
kembali, daur ulang di rumah tangga
Wawancara &
Pengamatan
Kementerian Kesehatan / 40
Pengamanan Sampah Rumah Tangga
Tempat sampah yang
tertutup, kuat dan
mudah dibersihkan
Tidak ada sampah berserakan
di lingkungan sekitar rumah
Ada perlakuan yang aman,
seperti (tidak dibakar, tidak
dibuang ke sungai/kebun/saluran
drainase/tempat terbuka)
Telah
melakukan
pemilahan
sampah
Mudah terurai Daur ulang B3 Residu
Bio Konversi
BSF/Kompos
100%
Kementerian Kesehatan / 41
Tangga perubahan perilaku
pengelolaan sampah
•		Komposting
rumah tangga
•		Komunal/
Komunitas
Sampah
non organik
dan non
komersial
Pengepul
CSR
Produsen
Bank Sampah RT
Komunal/Komunitas
Bank Sampah RT
Lingkungan
rumah bersih
(tidak terlihat
sampah
berserakan
di lingkungan
sekitar rumah)
Ada tempat
sampah
yang kuat,
dan mudah
dibersihkan
Ada perlakuan
yang aman
terhadap
sampah
(tidak dibakar,
tidak dibuang
ke sungai/
kebun/saluran
drainase/
tempat terbuka
lainnya)
Memilah
sampah
Ada
pengelolaan
sampah dalam
kelompok
masyarakat
Kondisi
sampah
berserakan
Kementerian Kesehatan / 42
Tangga Perubahan Perilaku
Pengelolaan Sampah
2 3
1
4
5
6
Kementerian Kesehatan / 43
MONITORING
PILAR 5 STBM
PILAR 5:
Pengamanan Limbah Cair
Rumah Tangga (PLCRT)
Kementerian Kesehatan / 44
No Pengelolaan Air
Limbah Rumah
Tangga
Definisi
1 Pengelolaan air
limbah rumah
tangga non kakus
• Tidak terlihat genangan air di sekitar
rumah karena limbah cair rumah tangga
(non kakus)
• Ada saluran pembuangan limbah cair
rumah tangga (non kakus) yang kedap
dan tertutup
• Terhubung dengan sumur resapan dan
atau sistem pengolahan limbah (IPAL
Komunal/sewerage system)
Kementerian Kesehatan / 45
Bahan Interview Pilar 5 STBM
Pengelolaan Limbah
cair Rumah Tangga
Pertanyaan Kunci Keterangan
Tidak terlihat genangan air di
sekitar rumah karena limbah
domestik
Tanyakan dan amati apakah ada
genangan air di sekitar rumah
(limbah domestik)?
Wawancara & Pengamatan
Tersedia saluran pembuangan
limbah cair yang kedap dan
tertutup
Tanyakan dan amati untuk
memastikan apakah ada saluran
limbah cair rumah tangga yang
kedap dan tertutup
Wawancara & Pengamatan
Terhubung dengan sistem
pengolahan air limbah cair
atau sumur resapan
Tanyakan dan amati, untuk
memastikan apakah saluran limbah
cair rumah tangga terhubung
dengan IPAL komunal dan atau
menggunakan sumur resapan
dengan jarak sumur resapan > 10m
dari sumber air
Wawancara & Pengamatan
Kementerian Kesehatan / 46
Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga
Saluran
air
limbah
terbuka
Tidak
terlihat
genangan air
disekitar
rumah
Tersedia
saluran
limbah yang
kedap dan
tertutup
Terhubung
dengan
sistem
pengolahan
limbah dan
atau
resapan
Lingkungan
rumah tidak
ada
timbunan
kaleng/botol
bekas
terbuka
yang dapat
menjadi
perindukan
nyamuk
Kementerian Kesehatan / 47
Kriteria Pilar 5 STBM
Tidak terlihat
genangan air di
sekitar rumah
karena limbah
domestik
Tidak terlihat genangan air limbah rumah tangga
(non kakus) di sekitar rumah
Kementerian Kesehatan / 48
Kriteria Pilar 5 STBM
Bak kontrol
Sumur resapan
yang diisi batu
dan pasir sebagai
saringan
Sumber air limbah
Besi penghalang
Tersedia saluran
pembuangan
limbah cair
yang kedap dan
tertutup
Kementerian Kesehatan / 49
Kriteria Pilar 5 STBM
Terhubung dengan sumur resapan dan atau sistem pengolahan limbah (IPAL Komunal/Sewerage system)
IPAL
Terhubung dengan sistem pengolahan air limbah
atau sumur resapan
Kementerian Kesehatan / 50
VERIFIKASI
STBM
Kementerian Kesehatan / 51
Verifikasi STBM
Verifikasi STBM 5 Pilar dilakukan untuk memastikan
bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat
dalam penyelenggarakan STBM 5 Pilar.
•		Verifikasi
dilaksanakan
ketika satu
tingkatan
komunitas
telah
menyatakan
•		Pilar pertama telah
mencapai 100 % untuk
status Stop Buang Air
Besar Sembarangan
100%
+
•		Empat pilar lainnya telah
mencapai minimal 50% untuk
status telah melaksanakan
STBM 5 pilar
50%
+
Kementerian Kesehatan / 52
Tujuan Verifikasi
2. Menyatakan bahwa komunitas telah mencapai
status pilar-pilar STBM
3. Bentuk strategi advokasi bagi pemangku
kepentingan untuk keberlangsungan STBM
4. Strategi untuk mempertahankan status
komunitas,masyarakat, institusi yang telah Stop
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) dan
untuk mencapai Desa STBM (5 pilar)
1.		Melakukan penilaian atas kondisi perubahan
perilaku yang telah terjadi di Masyarakat
terkait dengan 5 pilar STBM
Kementerian Kesehatan / 53
Prinsip Verifikasi
Transparan
Masyarakat
mengetahui
tentang
kondisi
sanitasi di
komunitasnya
Independen
Melibatkan
unsur dari
luar
komunitas
yang
diverifikasi
Obyektif
Hasil verifikasi
mencerminkan
kondisi
sebenarnya
yang ada di
masyarakat
Kesetaraan
Gender
Memperhatikan
keterlibatan
dan
keseimbangan
antara laki-laki
dan perempuan
Inklusi
Sosial
Memperhatikan
yang
berkebutuhan
khusus
Kementerian Kesehatan / 54
Tahapan Proses Verifikasi
•		Pleno merupakan
alat pembuktian
kepada masyarakat
tentang seberapa
besar capaian dan
kualitas perubahan
perilaku yang terjadi
terhadap pilar-pilar
STBM atas hasil
verifikasi.
•		Pleno dilaksanakan
melalui proses
analisa bersama
antara masyarakat,
tokoh masyarakat,
Tim STBM dan
pemegang kebijakan.
Kegiatan pleno ini
akan menghasilkan
berita acara hasil
verifikasi.
•		Menyamakan
persepsi antar tim
verifikasi terkait
dengan strategi
pelaksanaan
verifikasi dan alur
verifikasi.
•		Meningkatkan
keterampilan dalam
menggunakan form-
form verifikasi.
•		Menyiapkan
berbagai kebutuhan
pelaksanaan
verifikasi.
•		Membagi peran
dan tugas dalam
melakukan verifikasi
berdasarkan wilayah
administrasi yang
akan diverifikasi.
•		Melihat kondisi
sarana dan prasarana
pilar-pilar STBM
secara langsung yang
akan diverifikasi
berbekal data primer,
peta dan data WEB
untuk pilar 1
•		Mengetahui kondisi
perubahan perilaku
warga masyarakat
yang akan
diverifikasi.
•		Mengkaji ulang dan
mengevaluasi hasil
verifikasi yang telah
dilaksanakan oleh
tim verifikasi.
•		Melakukan
rekapitulasi data
bersama tim
verifikasi yang
dipergunakan dalam
proses pleno.
•		Mengidentifikasi
pembelajaran dan
tantangan dari
hasil verifikasi.
Hasil review dan
refleksi pelaksanaan
verifikasi menjadi
bahan perbaikan
dalam pelaksanaan
verifikasi berikutnya
dengan harapan akan
ada peningkatan
kualitas verifikasi
baik dari sisi proses
maupun hasil.
1.
Persiapan
2.
Pengumpulan Data
dan Informasi
3.
Rekapitulasi
Data
4.
Review Hasil
Verifikasi
5.
Pleno Hasil
Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 55
Tim dan Metode Verifikasi
Tim verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi
dilakukan.Tim verifikasi disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Tim Verifikasi.
Tingkatan Anggota Tim
Verifikasi
Pendamping Alat
Verifikasi
Metode Keterangan
DUSUN/ RW • Sanitarian Puskesmas
• PKK Desa/ Kelurahan
• Aparat Desa/
Kelurahan
• Tim dari dusun lain
dalam
• satu desa
• Perwakilan kelompok
• marginal seperti
kelompok
• disabilitas
• Sanitarian Puskesmas
• Kader
Dusun/RW
• Komite
Dusun/
• RW
• Kepala
Dusun/
• Ketua RW
lokasi
• verifikasi
• Data
Primer
• Peta Sosial
• Format
verifikasi
dan rekap
Sensus 1. Dilaksanakan pada semua KK yang ada di Dusun/RW/RT.
2. Tim verifikasi harus mengunjungi SEMUA RUMAH (100%) yang berada
di Dusun/RW/RT yang diverifikasi.
3. Verifikasi dilakukan sekaligus untuk ke lima pilar STBM.
DESA/
KELURAHAN
• Promkes Puskesmas
• UPTD Kecamatan
• PKK Kecamatan
• Tim STBM dari Desa/
• Kelurahan lain dalam
1(satu) Kecamatan
• Perwakilan kelompok
• marginal seperti
kelompok diabilitas
• Aparat Desa/
Kelurahan
• Kader Desa/
Kelurahan
• PKK Desa/
Kelurahan
• Kepala Desa/
Lurah lokasi
verifikasi
• Data
Primer
• Peta Sosial
• Data Web
STBM
• Format
verifikasi
dan rekap
Stratified
Random
Sampling
1. Seluruh Dusun/RW/RT di Desa/kelurahan yang akan diverifikasi harus
sudah terverifikasi 100% terlebih dahulu.
2. Verifikasi Desa/Kelurahan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah
dusun/RW/RT yang ada. Dari masing-masing dusun/RW/RT sampling
dipilih 30 % KK yang ada di setiap Dusun/RW/RT sebagai sampling.
3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
kelompok yang homogen, diutamakan daerah rawan, misalkan
bantaran sungai atau lokasi yang biasanya digunakan oleh masyarakat
untuk BABS, membuang sampah, mencuci peralatan makan dan minum
dan sumber air baku konsumsi.
4. Data hasil verifikasi tingkat dusun dapat digunakan refrensi bagi tim
verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk
peta desa dan data primer (digunakan data dari WEB STBM)
Kementerian Kesehatan / 56
Tingkatan Anggota Tim
Verifikasi
Pendamping Alat
Verifikasi
Metode Keterangan
KECAMATAN • Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
• POKJA Sanitasi/ AMPL
• PKK Kabupaten
• Organisasi yang
bergerak di bidang
kesehatan (Forum
Kabupaten Kota Sehat,
jika ada)
• Tim STBM dari
Kecamatan lain
• Perwakilan kelompok
marginal seperti
kelompok diabilitas
• Aparat
Kecamatan
• PKK
Kecamatan
• Tim STBM
Kecamatan
• Camat lokasi
verifikasi
• Puskesmas
• UPTD
Kecamatan
• Data Primer
• Data Web
STBM
• Format
verifikasi
dan rekap
Stratified
Random
Sampling
1. Di setiap desa dalam kecamatan tersebut harus sudah terverifikasi
100% seperti persyaratan verifikasi Desa.
Dibuktikan dengan berita acara.
2. Verifikasi Kecamatan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah
Desa/kelurahan yang ada di setiap kecamatan. Kemudian diambil
sampling 30 % jumlah KK yang ada pada desa sampling
3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
kelompok yang homogen lebih baik, untuk menguji apakah daerah
rawan tersebut misalkan bantaran sungai atau lokasi yang biasanya
digunakan oleh masyarakat untuk BABS, membuang sampah, mencuci
peralatan makan dan minum dan sumber air baku konsumsi.
4. Data hasil verifikasi tingkat Desa dapat digunakan refrensibagi tim
verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk
peta desa dan data primer (bisa digunakan data dari WEB STBM).
KABUPATEN/
KOTA
• Dinas Kesehatan
Provinsi
• Tim STBM Provinsi
• POKJA Sanitasi /
AMPL Provinsi
• Perwakilan dari
kabupaten lain
• Dinas di Provinsi yang
terkait dengan Sarana
Air Minum dan Sanitasi
• Perwakilan kelompok
marginal seperti
kelompok diabilitas
• Dinas
Kesehatan
Kabupaten/
Kota
• Tim STBM
Kabupaten/
Kota
• PKK
Kabupaten/
Kota
• Organisasi
yang bergerak
di bidang
kesehatan
(Forum
Kabupaten Kota
Sehat, jika ada)
• Data Primer
• Data Web
STBM
• Format
verifikasi dan
rekap
Evaluasi
hasil
Verifikasi
1. Di setiap Kecamatan dalam Kabupaten/Kota tersebut harus sudah
terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kecamatan.
Dibuktikan dengan berita acara.
2. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kecamatan semuanya
sudah memiliki berita acara) bisa dilaksanakan secara virtual dengan
mengundang tim perwakilan kecamatan dan sanitarian puskesmas
untuk menetapkan komunitas sasaran kunjungan lapangan.
3. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat
dan mengurangi jumlah tim dilakukan di kecamatan yang dianggap
kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi. Kunjungan
lapangan dapat mengacu pada pedoman pemicuan dan verifikasi pada
masa pandemi.
4. Pleno verifikasi secara virtual.
5. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun sampai dengan kecamatan
akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat kabupaten, jika masih
ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
maka tim STBM tingkat Kabupaten akan melakukan monitoring dan
evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
tingkat kecamatan dan desa.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang kecamatan tertentu.
7. Komunitas sasaran kunjungan adalah kecamatan yang terverifikasi SBS
paling awal (sudah lama) dan atau berada di daerah aliran sungai dan
atau yang akses ke sarana sanitasi belum layak dan atau masyarakat
marginal misalnya penyandang disabilitas dan masyarakatmiskin serta
kelompok minoritas lainnya.
Kementerian Kesehatan / 57
Tingkatan Anggota Tim
Verifikasi
Pendamping Alat
Verifikasi
Metode Keterangan
PROVINSI • Kementerian
Kesehatan
• Kementerian/Lembaga
terkait dengan sanitasi
dan air minum
• POKJA Sanitasi /
AMPL Provinsi
• Mitra STBM
• Perwakilan kelompok
marginal seperti
kelompok diabilitas
• Dinas
Kesehatan
Propinsi
• Tim STBM
Propinsi
• PKK Propinsi
• Organisasi
yang bergerak
di bidang
kesehatan
(Forum
Kabupaten
Kota Sehat,
jika ada)
• Data Primer
• Data Web
STBM
• Format
verifikasi
dan rekap
Evaluasi
hasil
Verifikasi
1. Di setiap Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut harus sudah
terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kabupaten/Kota.
Dibuktikan dengan berita acara.
2. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun, kecamatan dan kabupaten
akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat Propinsi, jika masih
ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
maka tim STBM tingkat Propinsi akan melakukan monitoring dan
evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
tingkat kecamatan,desa dan Kabupaten.
3. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kabupaten/kota
sudah memiliki berita acara) bisa dilakukan secara virtual dengan
mengundang tim perwakilan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan
dan ditetapkan lokasi kunjungan lapangan (komunitas kritis).
4. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang
ketat dan mengurangi jumlah tim dilakukan di Kabupaten/Kota yang
dianggap kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi.
5. Pleno verifikasi secara virtual.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang Kabupaten/Kota tertentu
Kementerian Kesehatan / 58
Alur Verifikasi 5 Pilar STBM
1.
Verifikasi
dokumen 2.
Pemilihan
30%
kecamatan
Sampel
stratifikasi acak
untuk verifikasi
lapangan
Mengumpulkan
semua berita
acara verifikasi
Stratification
random
sampling
•		Dikunjungi
		di lapangan
•		Dicek
kesesuaian
dengan
		berita acara
3.
Pemilihan 30%
kelurahan/desa
dari kecamatan
terpilih
4.
Pemilihan
30% RW dari
kelurahan/
desa terpilih
5.
Pemilihan
30% RT
dari RW
terpilih
6.
Pemilihan
30% KK
dari RT
terpilih
Stratification
random
sampling
Stratification
random
sampling
Kementerian Kesehatan / 59
		 Dokumen hasil verifikasi dijadikan media, referensi dan bahkan sebagai data dasar
bagi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melakukan kajian-kajian outcome dan
perencanaan program serta kajian dampak kesehatan yang lebih luas.
		 Data dan informasi hasil verifikasi menjadi dasar advokasi untuk anggaran dan
kebijakan Pemerintah Daerah. Data tersebut juga dapat dipergunakan Pemerintah
setempat dalam kegiatan sosialisasi peningkatan peran swasta dalam mendukung
STBM melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
		 Data hasil verifikasi akan mendorong peran Pemerintah Pusat maupun setempat
dalam mengeluarkan regulasi. Hal ini untuk mendorong komunitas yang sudah
mencapai status pilar STBM verifikasi akan terjaga karena adanya enabling
environment termasuk kelembagaan yang memadai.
		 Sebagai dasar dalam penerapan sanksi sebagai upaya untuk menjaga status
		 pilar- pilar STBM yang telah dicapai dan tidak kembali lagi pada perilaku lama.
Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 60
Berita Acara
Verifikasi
Lampiran 1
Kementerian Kesehatan / 61
Bukti/
Sticker
Verifikasi
5 Pilar
STBM
Lampiran 2 Verifikasi
5 Pilar STBM
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
Kementerian Kesehatan / 62
Tim Penyusun Pedoman
Pelaksanaan Monitoring
dan Verifikasi 5 Pilar STBM
Ely Setyawati, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Madya)
Yustina Tutuanita, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Muda)
Suzanna, SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda)
Aloysia Widyastuti,SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda)
Agustina Widyastuti (Pelaksana)
Muthia Fadhila,S.Tr.KL (Pelaksana)
Mita Sirait (WASH Specialist)
Emily Karyanto (Project Officer)
Martin Dima (lay out dan illustrator)
Kontributor:
Wahana Visi Indonesia
UNICEF
SIMAVI
IUWASH Plus
YPII
PLAN Indonesia
NMC Pamsimas
Kementerian Kesehatan / 63
PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING
DAN VERIFIKASI STBM 5 PILAR
Direktorat Penyehatan Lingkungan,
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan
Jl. H. R. Rasuna Said No.4-9, RT.1/RW.2
Kuningan, Kuningan Tim.
Kecamatan Setiabudi
Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950

More Related Content

Similar to Buku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 5 Pilar

2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf
2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf
2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdfarif129194
 
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptKebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptATIKATIKA16
 
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020Reza Hendrawan
 
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...infosanitasi
 
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptx
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptxPenjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptx
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptxAbdulNasser30
 
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptx
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptxSekilas tentang STBM_konsep dasar.pptx
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptxDamaiGulo
 
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptx
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptxPaparan materi air limbah 20 juli 2023.pptx
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptxssuserc34760
 
Sosialisasi Perbup.pptx
Sosialisasi Perbup.pptxSosialisasi Perbup.pptx
Sosialisasi Perbup.pptxUntungRiaman2
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)infosanitasi
 
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014infosanitasi
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutikTV Desa
 
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.pptTiyalestari3
 
MDG-bidang Cipta Karya
MDG-bidang Cipta Karya MDG-bidang Cipta Karya
MDG-bidang Cipta Karya elkana.catur
 
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021anugerapakombong
 
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...Indriany ,
 
Proposal pamstbm
Proposal pamstbmProposal pamstbm
Proposal pamstbmIsmail Bara
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukimaninfosanitasi
 

Similar to Buku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 5 Pilar (20)

2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf
2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf
2019.10.11_Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi-draft final.pdf
 
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptKebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
 
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020
WASH in Institutions Consultation Meeting BPS 2020
 
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...
Capaian Program Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan dan...
 
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
Pembangunan Sanitasi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (STBM) dan Peluang Pend...
 
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptx
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptxPenjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptx
Penjelasan SDGs Sektor Air Minum dan Sanitasi.pptx
 
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptx
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptxSekilas tentang STBM_konsep dasar.pptx
Sekilas tentang STBM_konsep dasar.pptx
 
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptx
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptxPaparan materi air limbah 20 juli 2023.pptx
Paparan materi air limbah 20 juli 2023.pptx
 
Sosialisasi Perbup.pptx
Sosialisasi Perbup.pptxSosialisasi Perbup.pptx
Sosialisasi Perbup.pptx
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 1/5)
 
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
#2- Materi gambaran capaian TFU.ppt
 
MDG-bidang Cipta Karya
MDG-bidang Cipta Karya MDG-bidang Cipta Karya
MDG-bidang Cipta Karya
 
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
 
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
 
Proposal pamstbm
Proposal pamstbmProposal pamstbm
Proposal pamstbm
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
Lembar Balik.pdf
Lembar Balik.pdfLembar Balik.pdf
Lembar Balik.pdf
 
Presentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDIIPresentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDII
 

Recently uploaded

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (9)

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Buku Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 5 Pilar

  • 1. Pedoman Pelaksanaan MONITORING dan VERIFIKASI STBM 5 Pilar DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
  • 2. Kementerian Kesehatan / 2 Kata Pengantar Pembangunan sanitasi di Indonesia mengacu pada Sustainable Development Goals di mana pada tahun 2030 ditargetkan mencapai akses terhadap sanitasi yang aman dan layak serta merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka serta memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan dan kelompok masyarakat rentan. Adanya pandemi Covid-19 menjadikan sektor air bersih dan sanitasi sangatlah penting dalam memutus mata rantai Covid-19. Penyediaan air minum dan sanitasi yang aman dan layak serta lingkungan yang bersih menjadi penting agar mampu melindungi kesehatan masyarakat. Disamping itu dilaksanakannya perubahan perilaku higienis dan saniter masyarakat seperti tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan benar, pengelolaan limbah yang baik dan konsisten baik di tingkat komunitas, rumah tangga, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya akan dapat membantu pencegahan transmisi atau penularan virus penyakit termasuk COVID-19 . Dalam rangka percepatan pelaksanaan program air minum dan sanitasi yang layak dan aman, untuk klaim keberhasilan diperlukan proses verifikasi. Pedoman ini disusun mengingat kondisi pada saat ini mengharuskan kita untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru dalam kehidupan sehari- hari. Untuk itu pedoman ini dapat menjadi referensi bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan verifikasi Stop Buang Air Besar Sembarangan ( SBS) dan 5 pilar STBM yang dapat dilakukan secara virtual dengan tetap menjaga kualitas hasil verifikasi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mencurahkan waktu dan pemikiran dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman pelaksanaan verifikasi virtual pilar-pilar STBM ini bermanfaat dalam upaya percepatan pencapaian target sanitasi aman dan layak sesuai dengan tujuan SDGs poin 6. Direktur Penyehatan Lingkungan, dr. Anas Ma’ruf, MKM
  • 3. Kementerian Kesehatan / 3 Daftar Isi Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Target RPJMN 2020-2024 Bidang Perumahan dan Pemukiman 4 STBM dan program prioritas di Kementerian Kesehatan 5 Mengapa Perlu Monitoring? 7 Proses Pemantauan/Monitoring 8 MONITORING PILAR 1 STBM PILAR 1: Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 9 Definisi Akses Sanitasi (TPB/RPJMN 2020–2024–Adaptasi) 10 Monitoring Pilar 1 STBM 12 Akses Sanitasi Aman 13 Akses Sanitasi Layak (Perkotaan) 14 Akses Sanitasi Layak (Pedesaan) 15 Akses Sanitasi Layak Bersama (Perkotaan) 16 Akses Sanitasi Layak Bersama (Pedesaan) 17 Akses Sanitasi Belum layak (Perkotaan) 18 Akses Sanitasi Belum layak (Pedesaan) 19 Akses Sanitasi Belum layak (Menggunakan sarana umum) 20 BABS Tertutup 21 BABS Terbuka 22 Catatan 23 MONITORING PILAR 2 STBM PILAR 2: Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 25 Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun 26 1. Tersedia sarana, air, dan sabun 27 2. Mengetahui Cara mempraktikkan CTPS 28 3. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan pakai sabun (minimal 3) 29 MONITORING PILAR 3 STBM PILAR 3: Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) 30 Definisi operasional, indikator dan kriteria pilar 3 STBM 31 Air Minum Aman 33 Pangan Aman dan Sehat 36 MONITORING PILAR 4 STBM PILAR 4: Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT) 37 Bahan interview Pilar 4 STBM 39 Pengamanan Sampah Rumah Tangga 40 Tangga perubahan perilaku pengelolaan sampah 41 MONITORING PILAR 5 STBM PILAR 5: Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus (PALRTNK) 43 Bahan interview Pilar 5 STBM 45 Tangga perubahan perilaku Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga 46 Kriteria Pilar 5 STBM 47 VERIFIKASI STBM 50 Verifikasi STBM 51 Tujuan Verifikasi 52 Prinsip Verifikasi 53 Tahapan Proses Verifikasi 54 Tim dan Metode Verifikasi 55 Alur Verifikasi 5 Pilar STBM 58 Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi 59 Lampiran 1: Berita Acara Verifikasi 60 Lampiran 2: Bukti Verifikasi 5 Pilar STBM 61
  • 4. Kementerian Kesehatan / 4 Target RPJMN 2020–2024 Bidang Perumahan dan Permukiman Rumah tangga yang menempati rumah layak huni (memiliki seluruh aspek kelayakan) 52,78% Rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak dan aman 90% layak (termasuk 15% aman) Rumah tangga yang memiliki akses sampah yang terkelola dengan baik (perkotaan) 80% penanganan (pengangkutan) 20% pengurangan Rumah tangga memiliki akses air minum layak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Tempat Terbuka 0% Tersedianya layanan sanitasi berkelanjutan di kabupaten/kota prioritas 74,58% Sumber: Bappenas Indonesia, 2021
  • 5. Kementerian Kesehatan / 5 STBM DAN PROGRAM PRIORITAS DI KEMENTERIAN KESEHATAN PROGRAM INDONESIA SEHAT dengan PENDEKATAN KELUARGA (PIS–PK) GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) STBM TINGKAT KELUARGA DAN INSTITUSI Keluarga sehat Desa/ Kel Sehat Kecamatan Sehat Kabupaten/ Kota Sehat Provinsi Sehat Indonesia Sehat
  • 6. Kementerian Kesehatan / 6 Indikator TARGET RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN 2020–2024 2020 2021 2022 2023 2024 Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS) 40% 50% 60% 70% 90% Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420 Persentase sarana air minum yang diawasi/ diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar 60% 64% 68% 72% 76% Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan limbah medis sesuai standar 2600 3000 4850 6250 8800 Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang memenuhi syarat sesuai standar 38% 44% 50% 56% 62% Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan pengawasan Pasar sesuai standar 2500 3000 3500 4000 4500 Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan pengawasan sesuai standar 60% 62% 64% 68% 70%
  • 7. Kementerian Kesehatan / 7 Memastikan terjadinya proses perubahan perilaku masyarakat Mengetahui tahapan perubahan perilaku masyarakat Menyiapkan rancangan pendampingan pendampingan/ upaya percepatan Advokasi bagi Pimpinan dan Stake holder terkait dalam perencanaan, implementasi dan pengembangan program Klaim keberhasilan 5 pilar STBM MENGAPA PERLU MONITORING?
  • 8. Kementerian Kesehatan / 8 PROSES PEMANTAUAN/MONITORING • Panduan pengisian form • Form pemantauan • Peta wilayah/desa/ kelurahan (data rumah) PENYIAPAN DOKUMEN/ FORMULIR PEMANTAUAN • Penilaian • Wawancara KUNJUNGAN KE SETIAP RUMAH • Dilakukan untuk seluruh KK • Jika 1 rumah > 1 KK maka dilakukan pada setiap KK • Jika salah satu anggota keluarga belum melakukan perilaku pilar 1–5 maka dianggap KK tsb belum melakukan PEMANTAUAN PERUBAHAN PERILAKU
  • 9. Kementerian Kesehatan / 9 MONITORING PILAR 1 STBM PILAR 1: Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
  • 10. Kementerian Kesehatan / 10 SAFELY MANAGED SANITATION BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED DIRECT DISCHARGE NO ACCESS OPEN DEFACATION Klasifikasi akses sanitasi merujuk pada kuesioner BPS AKSES SANITASI AMAN AKSES SANITASI LAYAK – SENDIRI AKSES SANITASI LAYAK – BERSAMA AKSES SANITASI BELUM LAYAK BABS TERTUTUP BABS TERBUKA a. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri b. Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa c. Bangunan bawah: • tanki septik (septic tank) yang disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir; atau • Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) I. Perkotaan dan pedesaan a. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri b. Bangunan tengah:klosetnya menggunakan leher angsa c. Bangunan bawah tanki septik yang tidak disedot II. Khusus Perdesaan a. Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri b. Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa c. Bangunan bawah: Lubang tanah I. Perkotaan dan pedesaan a. Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu b. Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa c. Bangunan bawah tanki septik II. Khusus Perdesaan a. Khusus Perdesaan Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu b. Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa c. Bangunan bawah: Lubang tanah I. Fasilitas sanitasi dengan lubang tanah di perkotaan • Pengguna Fasilitas sanitasi: sendiri atau digunakan bersama dengan rumah tangga lain tertentu • Bangunan tengah klosetnya menggunakan leher angsa • Bangunan bawah: Lubang tanah II. Akses Sanitasi Dasar (non leher angsa) • Pengguna Fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri atau digunakan bersama dengan rumah tangga lain tertentu • Bangunan atas: klosetnya menggunakan plengsengan dengan-tutup dan cubluk/ cemplung. • Bangunan bawah tanki. IPAL, atau Lubang Tanah III. Fasilitas Umum Babs Terselubung/ Direct discharge, yaitu pengguna fasilitas sanitasi yang memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa kolam/ sawah/sungai/ danau/laut dan atau/pantai/ tanah lapang/ kebun dan lainnya. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Terbuka, yaitu pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar dan yang memiliki fasilitas tetapi tidak menggunakan Definisi Akses Sanitasi (TPB/RPJMN 2020–2024–adaptasi) Ladder sanitasi berdasarkan SDG 6
  • 11. Kementerian Kesehatan / 11 Tangga Perubahan Sanitasi (Sanitation Ladder) SAFELY MANAGED SANITATION BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED DIRECT DISCHARGE NO ACCESS OPEN DEFACATION AKSES SANITASI AMAN AKSES SANITASI LAYAK – SENDIRI AKSES SANITASI LAYAK – BERSAMA AKSES SANITASI BELUM LAYAK BABS TERTUTUP BABS TERBUKA
  • 12. Kementerian Kesehatan / 12 Monitoring Pilar 1 STBM 1. JSP (Jamban Sehat Permanen) 2. JSSP (Jamban Semi Sehat Permanen) 3. Layak Bersama (Sharing) 4. Buang Air Besar Sembarangan (BABS/Open Defecation-OD) 1. Akses sanitasi aman 2. Akses sanitasi layak 3. Akses sanitasi layak bersama (limited/sharing) 4. Akses belum layak 5. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) a. BABS Tertutup b. BABS Tertutup E Monev STBM saat ini E Monev STBM 5 pilar STBM
  • 13. Kementerian Kesehatan / 13 Akses Sanitasi Aman (Safely Managed Sanitation) Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: tangki septik (septic tank) yang disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir.
  • 14. Kementerian Kesehatan / 14 Akses Sanitasi Layak di Perkotaan (Basic Sanitation in Urban Setting) Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: tangki septik (septic tank) yang disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir.
  • 15. Kementerian Kesehatan / 15 Akses Sanitasi Layak di Pedesaan (Basic Sanitation in Rural Setting) Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
  • 16. Kementerian Kesehatan / 16 Akses Sanitasi Layak Bersama di Perkotaan (Limited Sanitation Access in Urban Setting) Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: tangki septik (septic tank) yang disedot setidaknya sekali dalam 5 tahun terakhir. Pengguna fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu
  • 17. Kementerian Kesehatan / 17 Akses Sanitasi Layak Bersama di Pedesaan (Limited Sanitation Access in Rural Setting) Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Pengguna fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
  • 18. Kementerian Kesehatan / 18 Akses Sanitasi Belum Layak di Perkotaan (Unimproved Sanitation in Urban Setting) Bangunan tengah: klosetnya menggunakan leher angsa. Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk. Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Pengguna fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu
  • 19. Kementerian Kesehatan / 19 Akses Sanitasi Belum Layak di Pedesaan slab kayu dengan penutup 20cm Penutup dengan pegangan Tutup lapisan tanah Kerangka bambu Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Pengguna fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu Bangunan bawah: lubang cubluk/cemplung Bangunan atas: kloset NON Leher Angsa. Menggunakan plengsengan, dudukan kayu dengan lubang bertutup, atau cubluk/ cemplung bertutup.
  • 20. Kementerian Kesehatan / 20 Akses Sanitasi Belum Layak (Menggunakan Sarana Umum) Sanitasi belum layak (KK masih akses ke fasilitas umum) Pemanfaatan jamban oleh KK pada fasilitas umum: di pasar, tempat ibadah, WC umum di sekolah, WC di terminal, WC umum di lingkungan RT/RW, dll
  • 21. Kementerian Kesehatan / 21 Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup (Open Defecation) Tempat pembuangan akhir tinja di lokasi terbuka: sungai, kolam, saluran irigasi, parit, kebun, ladang, dll Dibuang sendiri tanpa septik tank Pengguna fasilitas sanitasi: rumah tangga sendiri Pengguna fasilitas sanitasi: bersama rumah tangga lain tertentu
  • 22. Kementerian Kesehatan / 22 BABS Terbuka BABS terbuka yaitu: pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar dan yang memiliki fasilitas tapi tidak menggunakannya
  • 23. Kementerian Kesehatan / 23 Catatan: No DEFINISI OPERASIONAL 1 Jika 1 rumah dengan 1 KK tersedia 1 jamban maka status kepemilikan jamban bisa menjadi status aman, layak, belum layak atau masih OD tertutup. 2 Jika 1 rumah memiliki 2 KK hanya tersedia 1 jamban di dalam rumah tersebut maka: 1. Catat status 1 KK utama dengan memilhat dan segera menginput no KK nya dilanjutkan dengan observasi terhadap sarana jamban, apakah jamban yang digunakan masuk dalam kriteria: aman, layak, belum layak atau OD tertutup. 2. Maka 1 KK selanjutnya tetap dicatat dan ditanyakan kemana akses sanitasinya. Apalagi menggunakan sarana pada point (1) dan point (1) tersebut masuk dalam kategori layak, maka KKk 2 masuk dalam kategori sharing. 3. Namun bila KK utama masuk sarananya ke dalam kategori jamban yang belum layak, maka KK 2 masuk dalam pencatatan kategori bukan sharing tetapi masuk di jamban yang belum layak. 3 1 Jika 1 rumah ada 2 KK dan memiliki 2 sarana maka: 1. KK utama kita anggap akses di sarana pertama dengan kategori: aman, layak, belum layak atau OD tertutup. 2. KK ke 2 kita anggap akses ke sarana ke 2 dengan kategori: aman, layak, belum layak atau OD tertutup. 4 Jika 1 rumah ada 1 KK dan ada penyewa maka yang dicatat tetap 1 KK tersebut, penyewa harus diberikan akses sarana terpisah (namun tidak dicatat). Pencatatan penyewa masuk di dalam KK asalnya. Sehingga tidak akan double pencatatan. 5 Jika ada keluarga yang menetap tidak sesuai dengan alamat pada KK, maka pencatatan tetap dilakukan pada domisili KK saat ini. Pencatatan akses sarana jamban mengikuti sarana yang digunakan di tempat menetap saat ini.
  • 24. Kementerian Kesehatan / 24 Catatan: 1. Untuk akses sanitasi aman pada emonev yang baru data akan di Nol kan dahulu. 2. Data JSSP pada pedesaan pada emonev yang lama akan dimasukkan kepada data akses sanitasi layak. 3. Sedangkan data JSSP pada perkotaan dimasukkan kepada data akses sanitasi belum layak. 4. Data sharing di Nol kan dahulu. 5. Data sharing akan dimasukkan semua kedata akses sanitasi belum layak. 6. Dan data OD dalam e monev lama akan dimasukkan ke dalam OD terbuka semua. 7. No KK harus diisi, jika tidak diisi maka tidak akan bisa masuk.
  • 25. Kementerian Kesehatan / 25 MONITORING PILAR 2 STBM PILAR 2: Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
  • 26. Kementerian Kesehatan / 26 Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun Tersedia sarana, air dan sabun Mengetahui cara CTPS Mengetahui waktu penting
  • 27. Kementerian Kesehatan / 27 Memiliki sarana CTPS dengan air mengalir dilengkapi dengan sabun, yang lokasinya mudah dijangkau pada saat waktu-waktu kritis CTPS. 1.Tersedia sarana, air, dan sabun
  • 28. Kementerian Kesehatan / 28 2. Mengetahui cara mempraktikkan CTPS Mampu mempraktikkan cara cuci tangan pakai sabun
  • 29. Kementerian Kesehatan / 29 3. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan pakai sabun (minimal 3) Mengetahui waktu-waktu kritis cuci tangan pakai sabun Sebelum makan • Setelah BAB • Setelah menceboki anak Sebelum menyusui bayi Sebelum menyiapkan/ mengolah makanan Setelah kontak dengan hewan
  • 30. Kementerian Kesehatan / 30 MONITORING PILAR 3 STBM PILAR 3: Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
  • 31. Kementerian Kesehatan / 31 Definisi Operasional, Indikator dan Kriteria Pilar 3 STBM Cakupan keluarga menerapkan Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) adalah: Jumlah KK yang menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman dan sehat dibagi dengan total KK
  • 32. Kementerian Kesehatan / 32 No Penyehatan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) Definisi 1 Air Minum Aman Pelaku: setiap individu anggota rumah tangga 1. Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan atau melalui proses pengolahan (misalnya merebus, klorin cair/klorin padat, UV, sodis, keramik filter, atau RO) 2. Jika air baku keruh dilakukan perbaikan kualitas air, seperti pengendapan atau penyaring. 3. Menyimpan air minum di dalam wadah yang tertutup rapat, kuat, serta terbuat dari bahan stainless steel, keramik, kaca dan jika terbuat dari plastik (tanda gelas dan garpu) dan diambil dengan cara yang aman (tidak tersentuh tangan atau mulut). 2 Pangan aman dan sehat Menyimpan peralatan pengolah pangan dengan aman dan menjaga kebersihannya. 1. Peralatan makan (piring, sendok, grapu, dll) tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di tempat yang terlindungi dari tikus, kecoa, dll. 2. Peralatan masak (panci, penggorengan, dll) tidak kotor, tidak berdebu, disimpan di tempat yang bersih Air Kotor
  • 33. Kementerian Kesehatan / 33 Air Minum Aman Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan atau melalui proses pengolahan (misalnya merebus, klorin cair/klorin padat, UV, sodis, keramik filter, atau RO) Merebus Didihkan 3 menit Merebus air adalah cara sederhana yang telah banyak dikenal masyarakat. Namun demikian perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan untuk memastikan seluruh kuman berbahaya telah mati dengan membiarkan air mendidih selama 3 menit PUR Cara menggunakan: 1. Siapkan air yang akan diolah sebanyak 10 liter di dalam wadah 2. Masukkan PUR ke dalam air 3. Aduk selama 5 menit dan diamkan sehingga terpisah antara air jernih dan gumpalan- gumpalan. Jika air masih keruh, aduk kembali dan biarkan selama beberapa menit. 4. Setelah air menjadi jernih, saring air dengan menggunakan kain yang bersih 5. Diamkan air jernih tersebut selama 20 menit 6. Air siap diminum Sodis (Solar Disinfectant) 1. Siapkan botol plastik yang akan digunakan, cuci sampai bersih 2. Siapkan air bersih ke dalam botol plastik sampai penuh dan tutup dengan rapat. 3. Jemur di tempat terbuka dan di bawah terik matahari. Boarkan selama 6 jam bila matahari cerah, 6–7 jam bila berawan dan 2 hari berturut- turut bila hujan 1 2 3 Penyaringan/Filtrasi Saringan Keramik Merupakan penyaringan air secara fisik dan kimiawi dengan melewatkan air melalui pori-pori keramik yang telah dilapisi bahan disinfektan
  • 34. Kementerian Kesehatan / 34 Jika air baku keruh dilakukan perbaikan kualitas air, seperti pengendapan atau penyaring Air Minum Aman Air Kotor
  • 35. Kementerian Kesehatan / 35 Menyimpan air minum di dalam wadah yang tertutup rapat, kuat, serta terbuat dari bahan stainless steel, keramik, kaca dan jika terbuat dari plastik (tanda gelas dan garpu) dan diambil dengan cara yang aman (tidak tersentuh tangan atau mulut). Air Minum Aman
  • 36. Kementerian Kesehatan / 36 Pangan Aman dan Sehat Peralatan masak (panci, penggorengan, dll) tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di tempat yang bersih Menutup makanan dan minuman yang disajikan dengan baik dan benar Peralatan makan (piring, sendok, garpu, dll) tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di tempat yang terlindung dari tikus, kecoa, dll
  • 37. Kementerian Kesehatan / 37 MONITORING PILAR 4 STBM PILAR 4: Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
  • 38. Kementerian Kesehatan / 38 No Pengamanan Sampah Definisi 1 Pengamanan Sampah Rumah Tangga 1. Tidak ada sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah 2. Ada tempat sampah yang kuat dan mudah dibersihkan 3. Ada perlakuan yang aman (tidak dibakar, tidak dibuang ke sungai/kebun/saluran drainase/tempat terbuka 4. Telah melakukan pemilahan sampah
  • 39. Kementerian Kesehatan / 39 Bahan Interview Pilar 4 STBM Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Pertanyaan Kunci Keterangan Lingkungan rumah bersih (tidak terlihat sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah) Amati di sekitar rumah dan lingkungannya bersih dan tidak ada sampah berserakan Pengamatan Ada tempat sampah yang kuat, terttutup dan mudah dibersihkan Amati apakah ada tempat sampah yang kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan Pengamatan Ada perlakuan yang aman seperti: ditimbun, dikomposting, buang ke TPS (tidak dibakar, tidak dibuang ke sungai/kebun/ saluran drainase/tempat terbuka) Tanyakan dan amati, untuk meastikan bahwa sampah dikelola setiap hari secara aman • Tidak membakar sampah • Tidak membuang sampah ke sumber air (sungai, mata air, saluran air hujan) • Tidak membuang sampah di lahan kosong (kebun, pinggir jalan) Wawancara & Pengamatan Telah melakukan pemilahan sampah Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dipilah dan minimal melakukan salah satu dari 3R pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang di rumah tangga Wawancara & Pengamatan
  • 40. Kementerian Kesehatan / 40 Pengamanan Sampah Rumah Tangga Tempat sampah yang tertutup, kuat dan mudah dibersihkan Tidak ada sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah Ada perlakuan yang aman, seperti (tidak dibakar, tidak dibuang ke sungai/kebun/saluran drainase/tempat terbuka) Telah melakukan pemilahan sampah Mudah terurai Daur ulang B3 Residu Bio Konversi BSF/Kompos 100%
  • 41. Kementerian Kesehatan / 41 Tangga perubahan perilaku pengelolaan sampah • Komposting rumah tangga • Komunal/ Komunitas Sampah non organik dan non komersial Pengepul CSR Produsen Bank Sampah RT Komunal/Komunitas Bank Sampah RT Lingkungan rumah bersih (tidak terlihat sampah berserakan di lingkungan sekitar rumah) Ada tempat sampah yang kuat, dan mudah dibersihkan Ada perlakuan yang aman terhadap sampah (tidak dibakar, tidak dibuang ke sungai/ kebun/saluran drainase/ tempat terbuka lainnya) Memilah sampah Ada pengelolaan sampah dalam kelompok masyarakat Kondisi sampah berserakan
  • 42. Kementerian Kesehatan / 42 Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan Sampah 2 3 1 4 5 6
  • 43. Kementerian Kesehatan / 43 MONITORING PILAR 5 STBM PILAR 5: Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
  • 44. Kementerian Kesehatan / 44 No Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Definisi 1 Pengelolaan air limbah rumah tangga non kakus • Tidak terlihat genangan air di sekitar rumah karena limbah cair rumah tangga (non kakus) • Ada saluran pembuangan limbah cair rumah tangga (non kakus) yang kedap dan tertutup • Terhubung dengan sumur resapan dan atau sistem pengolahan limbah (IPAL Komunal/sewerage system)
  • 45. Kementerian Kesehatan / 45 Bahan Interview Pilar 5 STBM Pengelolaan Limbah cair Rumah Tangga Pertanyaan Kunci Keterangan Tidak terlihat genangan air di sekitar rumah karena limbah domestik Tanyakan dan amati apakah ada genangan air di sekitar rumah (limbah domestik)? Wawancara & Pengamatan Tersedia saluran pembuangan limbah cair yang kedap dan tertutup Tanyakan dan amati untuk memastikan apakah ada saluran limbah cair rumah tangga yang kedap dan tertutup Wawancara & Pengamatan Terhubung dengan sistem pengolahan air limbah cair atau sumur resapan Tanyakan dan amati, untuk memastikan apakah saluran limbah cair rumah tangga terhubung dengan IPAL komunal dan atau menggunakan sumur resapan dengan jarak sumur resapan > 10m dari sumber air Wawancara & Pengamatan
  • 46. Kementerian Kesehatan / 46 Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Saluran air limbah terbuka Tidak terlihat genangan air disekitar rumah Tersedia saluran limbah yang kedap dan tertutup Terhubung dengan sistem pengolahan limbah dan atau resapan Lingkungan rumah tidak ada timbunan kaleng/botol bekas terbuka yang dapat menjadi perindukan nyamuk
  • 47. Kementerian Kesehatan / 47 Kriteria Pilar 5 STBM Tidak terlihat genangan air di sekitar rumah karena limbah domestik Tidak terlihat genangan air limbah rumah tangga (non kakus) di sekitar rumah
  • 48. Kementerian Kesehatan / 48 Kriteria Pilar 5 STBM Bak kontrol Sumur resapan yang diisi batu dan pasir sebagai saringan Sumber air limbah Besi penghalang Tersedia saluran pembuangan limbah cair yang kedap dan tertutup
  • 49. Kementerian Kesehatan / 49 Kriteria Pilar 5 STBM Terhubung dengan sumur resapan dan atau sistem pengolahan limbah (IPAL Komunal/Sewerage system) IPAL Terhubung dengan sistem pengolahan air limbah atau sumur resapan
  • 50. Kementerian Kesehatan / 50 VERIFIKASI STBM
  • 51. Kementerian Kesehatan / 51 Verifikasi STBM Verifikasi STBM 5 Pilar dilakukan untuk memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam penyelenggarakan STBM 5 Pilar. • Verifikasi dilaksanakan ketika satu tingkatan komunitas telah menyatakan • Pilar pertama telah mencapai 100 % untuk status Stop Buang Air Besar Sembarangan 100% + • Empat pilar lainnya telah mencapai minimal 50% untuk status telah melaksanakan STBM 5 pilar 50% +
  • 52. Kementerian Kesehatan / 52 Tujuan Verifikasi 2. Menyatakan bahwa komunitas telah mencapai status pilar-pilar STBM 3. Bentuk strategi advokasi bagi pemangku kepentingan untuk keberlangsungan STBM 4. Strategi untuk mempertahankan status komunitas,masyarakat, institusi yang telah Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) dan untuk mencapai Desa STBM (5 pilar) 1. Melakukan penilaian atas kondisi perubahan perilaku yang telah terjadi di Masyarakat terkait dengan 5 pilar STBM
  • 53. Kementerian Kesehatan / 53 Prinsip Verifikasi Transparan Masyarakat mengetahui tentang kondisi sanitasi di komunitasnya Independen Melibatkan unsur dari luar komunitas yang diverifikasi Obyektif Hasil verifikasi mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat Kesetaraan Gender Memperhatikan keterlibatan dan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan Inklusi Sosial Memperhatikan yang berkebutuhan khusus
  • 54. Kementerian Kesehatan / 54 Tahapan Proses Verifikasi • Pleno merupakan alat pembuktian kepada masyarakat tentang seberapa besar capaian dan kualitas perubahan perilaku yang terjadi terhadap pilar-pilar STBM atas hasil verifikasi. • Pleno dilaksanakan melalui proses analisa bersama antara masyarakat, tokoh masyarakat, Tim STBM dan pemegang kebijakan. Kegiatan pleno ini akan menghasilkan berita acara hasil verifikasi. • Menyamakan persepsi antar tim verifikasi terkait dengan strategi pelaksanaan verifikasi dan alur verifikasi. • Meningkatkan keterampilan dalam menggunakan form- form verifikasi. • Menyiapkan berbagai kebutuhan pelaksanaan verifikasi. • Membagi peran dan tugas dalam melakukan verifikasi berdasarkan wilayah administrasi yang akan diverifikasi. • Melihat kondisi sarana dan prasarana pilar-pilar STBM secara langsung yang akan diverifikasi berbekal data primer, peta dan data WEB untuk pilar 1 • Mengetahui kondisi perubahan perilaku warga masyarakat yang akan diverifikasi. • Mengkaji ulang dan mengevaluasi hasil verifikasi yang telah dilaksanakan oleh tim verifikasi. • Melakukan rekapitulasi data bersama tim verifikasi yang dipergunakan dalam proses pleno. • Mengidentifikasi pembelajaran dan tantangan dari hasil verifikasi. Hasil review dan refleksi pelaksanaan verifikasi menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan verifikasi berikutnya dengan harapan akan ada peningkatan kualitas verifikasi baik dari sisi proses maupun hasil. 1. Persiapan 2. Pengumpulan Data dan Informasi 3. Rekapitulasi Data 4. Review Hasil Verifikasi 5. Pleno Hasil Verifikasi
  • 55. Kementerian Kesehatan / 55 Tim dan Metode Verifikasi Tim verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan.Tim verifikasi disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Tim Verifikasi. Tingkatan Anggota Tim Verifikasi Pendamping Alat Verifikasi Metode Keterangan DUSUN/ RW • Sanitarian Puskesmas • PKK Desa/ Kelurahan • Aparat Desa/ Kelurahan • Tim dari dusun lain dalam • satu desa • Perwakilan kelompok • marginal seperti kelompok • disabilitas • Sanitarian Puskesmas • Kader Dusun/RW • Komite Dusun/ • RW • Kepala Dusun/ • Ketua RW lokasi • verifikasi • Data Primer • Peta Sosial • Format verifikasi dan rekap Sensus 1. Dilaksanakan pada semua KK yang ada di Dusun/RW/RT. 2. Tim verifikasi harus mengunjungi SEMUA RUMAH (100%) yang berada di Dusun/RW/RT yang diverifikasi. 3. Verifikasi dilakukan sekaligus untuk ke lima pilar STBM. DESA/ KELURAHAN • Promkes Puskesmas • UPTD Kecamatan • PKK Kecamatan • Tim STBM dari Desa/ • Kelurahan lain dalam 1(satu) Kecamatan • Perwakilan kelompok • marginal seperti kelompok diabilitas • Aparat Desa/ Kelurahan • Kader Desa/ Kelurahan • PKK Desa/ Kelurahan • Kepala Desa/ Lurah lokasi verifikasi • Data Primer • Peta Sosial • Data Web STBM • Format verifikasi dan rekap Stratified Random Sampling 1. Seluruh Dusun/RW/RT di Desa/kelurahan yang akan diverifikasi harus sudah terverifikasi 100% terlebih dahulu. 2. Verifikasi Desa/Kelurahan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah dusun/RW/RT yang ada. Dari masing-masing dusun/RW/RT sampling dipilih 30 % KK yang ada di setiap Dusun/RW/RT sebagai sampling. 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok- kelompok yang homogen, diutamakan daerah rawan, misalkan bantaran sungai atau lokasi yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk BABS, membuang sampah, mencuci peralatan makan dan minum dan sumber air baku konsumsi. 4. Data hasil verifikasi tingkat dusun dapat digunakan refrensi bagi tim verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk peta desa dan data primer (digunakan data dari WEB STBM)
  • 56. Kementerian Kesehatan / 56 Tingkatan Anggota Tim Verifikasi Pendamping Alat Verifikasi Metode Keterangan KECAMATAN • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota • POKJA Sanitasi/ AMPL • PKK Kabupaten • Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota Sehat, jika ada) • Tim STBM dari Kecamatan lain • Perwakilan kelompok marginal seperti kelompok diabilitas • Aparat Kecamatan • PKK Kecamatan • Tim STBM Kecamatan • Camat lokasi verifikasi • Puskesmas • UPTD Kecamatan • Data Primer • Data Web STBM • Format verifikasi dan rekap Stratified Random Sampling 1. Di setiap desa dalam kecamatan tersebut harus sudah terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Desa. Dibuktikan dengan berita acara. 2. Verifikasi Kecamatan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah Desa/kelurahan yang ada di setiap kecamatan. Kemudian diambil sampling 30 % jumlah KK yang ada pada desa sampling 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok- kelompok yang homogen lebih baik, untuk menguji apakah daerah rawan tersebut misalkan bantaran sungai atau lokasi yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk BABS, membuang sampah, mencuci peralatan makan dan minum dan sumber air baku konsumsi. 4. Data hasil verifikasi tingkat Desa dapat digunakan refrensibagi tim verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk peta desa dan data primer (bisa digunakan data dari WEB STBM). KABUPATEN/ KOTA • Dinas Kesehatan Provinsi • Tim STBM Provinsi • POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi • Perwakilan dari kabupaten lain • Dinas di Provinsi yang terkait dengan Sarana Air Minum dan Sanitasi • Perwakilan kelompok marginal seperti kelompok diabilitas • Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota • Tim STBM Kabupaten/ Kota • PKK Kabupaten/ Kota • Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota Sehat, jika ada) • Data Primer • Data Web STBM • Format verifikasi dan rekap Evaluasi hasil Verifikasi 1. Di setiap Kecamatan dalam Kabupaten/Kota tersebut harus sudah terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kecamatan. Dibuktikan dengan berita acara. 2. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kecamatan semuanya sudah memiliki berita acara) bisa dilaksanakan secara virtual dengan mengundang tim perwakilan kecamatan dan sanitarian puskesmas untuk menetapkan komunitas sasaran kunjungan lapangan. 3. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat dan mengurangi jumlah tim dilakukan di kecamatan yang dianggap kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi. Kunjungan lapangan dapat mengacu pada pedoman pemicuan dan verifikasi pada masa pandemi. 4. Pleno verifikasi secara virtual. 5. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun sampai dengan kecamatan akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat kabupaten, jika masih ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM, maka tim STBM tingkat Kabupaten akan melakukan monitoring dan evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM tingkat kecamatan dan desa. 6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa melalui virtual mengundang kecamatan tertentu. 7. Komunitas sasaran kunjungan adalah kecamatan yang terverifikasi SBS paling awal (sudah lama) dan atau berada di daerah aliran sungai dan atau yang akses ke sarana sanitasi belum layak dan atau masyarakat marginal misalnya penyandang disabilitas dan masyarakatmiskin serta kelompok minoritas lainnya.
  • 57. Kementerian Kesehatan / 57 Tingkatan Anggota Tim Verifikasi Pendamping Alat Verifikasi Metode Keterangan PROVINSI • Kementerian Kesehatan • Kementerian/Lembaga terkait dengan sanitasi dan air minum • POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi • Mitra STBM • Perwakilan kelompok marginal seperti kelompok diabilitas • Dinas Kesehatan Propinsi • Tim STBM Propinsi • PKK Propinsi • Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota Sehat, jika ada) • Data Primer • Data Web STBM • Format verifikasi dan rekap Evaluasi hasil Verifikasi 1. Di setiap Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut harus sudah terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kabupaten/Kota. Dibuktikan dengan berita acara. 2. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun, kecamatan dan kabupaten akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat Propinsi, jika masih ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM, maka tim STBM tingkat Propinsi akan melakukan monitoring dan evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM tingkat kecamatan,desa dan Kabupaten. 3. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kabupaten/kota sudah memiliki berita acara) bisa dilakukan secara virtual dengan mengundang tim perwakilan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan dan ditetapkan lokasi kunjungan lapangan (komunitas kritis). 4. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat dan mengurangi jumlah tim dilakukan di Kabupaten/Kota yang dianggap kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi. 5. Pleno verifikasi secara virtual. 6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa melalui virtual mengundang Kabupaten/Kota tertentu
  • 58. Kementerian Kesehatan / 58 Alur Verifikasi 5 Pilar STBM 1. Verifikasi dokumen 2. Pemilihan 30% kecamatan Sampel stratifikasi acak untuk verifikasi lapangan Mengumpulkan semua berita acara verifikasi Stratification random sampling • Dikunjungi di lapangan • Dicek kesesuaian dengan berita acara 3. Pemilihan 30% kelurahan/desa dari kecamatan terpilih 4. Pemilihan 30% RW dari kelurahan/ desa terpilih 5. Pemilihan 30% RT dari RW terpilih 6. Pemilihan 30% KK dari RT terpilih Stratification random sampling Stratification random sampling
  • 59. Kementerian Kesehatan / 59 Dokumen hasil verifikasi dijadikan media, referensi dan bahkan sebagai data dasar bagi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melakukan kajian-kajian outcome dan perencanaan program serta kajian dampak kesehatan yang lebih luas. Data dan informasi hasil verifikasi menjadi dasar advokasi untuk anggaran dan kebijakan Pemerintah Daerah. Data tersebut juga dapat dipergunakan Pemerintah setempat dalam kegiatan sosialisasi peningkatan peran swasta dalam mendukung STBM melalui CSR (Corporate Social Responsibility). Data hasil verifikasi akan mendorong peran Pemerintah Pusat maupun setempat dalam mengeluarkan regulasi. Hal ini untuk mendorong komunitas yang sudah mencapai status pilar STBM verifikasi akan terjaga karena adanya enabling environment termasuk kelembagaan yang memadai. Sebagai dasar dalam penerapan sanksi sebagai upaya untuk menjaga status pilar- pilar STBM yang telah dicapai dan tidak kembali lagi pada perilaku lama. Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi
  • 60. Kementerian Kesehatan / 60 Berita Acara Verifikasi Lampiran 1
  • 61. Kementerian Kesehatan / 61 Bukti/ Sticker Verifikasi 5 Pilar STBM Lampiran 2 Verifikasi 5 Pilar STBM Tgl verifikasi: Nama verifikator: Ttd verifikator: Tgl verifikasi: Nama verifikator: Ttd verifikator: Tgl verifikasi: Nama verifikator: Ttd verifikator: Tgl verifikasi: Nama verifikator: Ttd verifikator: Tgl verifikasi: Nama verifikator: Ttd verifikator:
  • 62. Kementerian Kesehatan / 62 Tim Penyusun Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Verifikasi 5 Pilar STBM Ely Setyawati, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Madya) Yustina Tutuanita, SKM,MKM (Sanitarian Ahli Muda) Suzanna, SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda) Aloysia Widyastuti,SKM,MSi (Sanitarian Ahli Muda) Agustina Widyastuti (Pelaksana) Muthia Fadhila,S.Tr.KL (Pelaksana) Mita Sirait (WASH Specialist) Emily Karyanto (Project Officer) Martin Dima (lay out dan illustrator) Kontributor: Wahana Visi Indonesia UNICEF SIMAVI IUWASH Plus YPII PLAN Indonesia NMC Pamsimas
  • 63. Kementerian Kesehatan / 63 PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING DAN VERIFIKASI STBM 5 PILAR Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Jl. H. R. Rasuna Said No.4-9, RT.1/RW.2 Kuningan, Kuningan Tim. Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950