Biografi Alamsyah Firdaus menceritakan tentang latar belakang dan perjalanan hidupnya. Ia lahir di Desa Babakan Jampang, Sukabumi pada tahun 1998. Masa kecilnya dihabiskan di kota Sukabumi hingga pindah kembali ke desa kelahirannya. Ia kehilangan cinta pertama dan sahabat-sahabatnya. Setelah pindah, ia belajar hidup mandiri bersama teman-teman barunya. Ia ber

1. BIOGRAFI ALAMSYAH FIRDAUS
Aku lahir di Sukabumi tepatnya di Desa Babakan Jampang, pada tanggal 22 Februari 1998. Dari pasangan Ayah dan Ibuku yang bernama Ayi Abdulloh dan Herlina Safitri. Kini aku tinggal di Kampung Cidahu Peuntas yang bersebrangan dengan Kampung Kelahiranku.
Sebenarnya masa kecilku banyak ku habisakan di Kota Sukabumi, daerah perkotaan yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Dan dari sinilah kisah cinta masa kecilku berawal dengan seorang gadis cantik jelita yang ku kenal di Sekolah. Menurutku Ia adalah gadis tercantik yang pernah ada. Setiap laki-laki yang melihatnya pasti akan jatuh hati padanya. Aku masih ingat tanggal lahirnya, yaitu lima hari setelah kelahiranku. Aku sering sekali membuatkan cerita humor untuknya. Sehingga aku selalu bisa melihat senyum dan tawanya.
Namun kisah menyenangkan masa kecilku telah berakhir, ketika aku dan keluargaku kembali ke Kampung halamanku, aku tidak pernah mengira bisa meninggalkan sahabat dan gadis pujaanku begitu saja tanpa kabar. Aku tidak pernah tahu alasan mengapa kami memutuskan untuk kembali ke kampung halaman kami, setelah hampir delapan tahun disana. Yang jelas aku telah kehilangan sahabat-sahabatku yang sangat kusayangi dan cinta pertamaku pada gadis yang sangat aku cintai. Kupikir aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta lagi pada gadis manapun.
Setelah kepindahan kami dari Kota Sukabumi ke Kampung Halaman. Hidup ku mulai berubah, aku tidak bisa menyebutkan diriku miskin. Namun memang begitulah keadannya. Melanjutkan sekolah dasar kelas lima di SDN 1 Tangkil. Bersama teman-teman baru dari pedalaman kampung membuatku merasakan pengalaman yang baru. Belajar hidup sederhana, mandiri, dan disiplin dari teman kampungku, walaupun sebenarnya aku di lahirkan di kampung juga.
Hal yang yang tidak akan pernah kulupakan dalam hidupku adalah saat aku telah berhasil membanggakan abah dan emakku dengan meraih rangking pertama di SD. Karena memang dari dulu abah dan emakku sangat ingin sekali punya cucu yang berprestasi. Hanya abah dan emakkulah yang selalu membantu dan menasihatiku dibandingkan dengan kedua orang tuaku. Hingga akhirnya musibah besar menimpa keluarga kami, Abahku yang sangat aku sayangi meniggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Aku tidak pernah lupa pengajaran dan perkataan abahku yang selalu membuatku termotivasi. Namun rasanya setelah kehilangannya, hancur sudah hidupku. Aku mulai melupakan sekolah, seakan-akan semangat sekolahku telah redup, padahal saat itu aku baru masuk SMP. Tiga tahun lamanya aku sekolah SMP bagaikan tiada artinya. Hanya tinggal emakkulah harapan terakhirku untuk melanjutkan sekolah ini, ia terus memotivasiku dan terkadang menyiapkan sarapan pagi untukku sekolah.
Setelah lulus SMP, aku masuk SMK YPM Cidahu, semangat sekolahku mulai terisi kembali dengan ambisi bisa membahagiakan emakku yang masih ada. Dan memulai kembali sekolahku yang telah redup. Juga Melanjutkan cita-citaku untuk menjadi seorang Presiden. Bersama dengan guru- guru dan teman-temanku yang sangat aku sayangi, aku mulai tahu bahwa hidup itu bukan untuk dipikirkan, tapi untuk dijalani. Terima kasih untuk semuanya.