Sholat gerhana bulan dilakukan ketika bulan tertutup oleh bayangan bumi akibat posisi bumi di antara matahari dan bulan. Nabi Muhammad mengerjakan sholat gerhana dengan empat ruku' dalam dua rakaat, menurut riwayat Aisyah. Riwayat lain menyebutkan jumlah ruku' yang sama atau delapan ruku' untuk dua rakaat.
Sholat Tahajud Bagusnya Jam Berapa?
Waktu Sholat Tahajud dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga akhir malam, sebelum masuknya waktu Subuh. Sholat Tahajud dilakukan setelah selesai melaksanakan Sholat Isya, lalu Anda tidur terlebih dahulu, kemudian bangun untuk mengerjakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله زادكم صلاة فصلوها بين العشاء والفجر
“Sesungguhnya Allah telah memberikan kalian tambahan sholat (yaitu Sholat Witir), maka Sholat Witirlah kalian antara waktu Isya dan Fajar (Subuh)” (HR. Ahmad)
Hadis di atas dijadikan salah satu dalil tentang waktu Sholat Tahajud dikarenakan Sholat Witir merupakan bagian dari Sholat Malam, dan bahkan Sholat itu adalah penutup Sholat Malam. Sedangkan Sholat Tahajud merupakan Sholat Malam (sebagaimana yang saya jelaskan di atas). Jika Anda mengerjakan Sholat Tahajud maka penutup dari Sholat Tahajud Anda adalah Sholat Witir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malam kalian.” (HR. al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Jadi, sebaiknya kita melaksanakan Sholat Tahajud jam berapa?
Anda boleh mengerjakan Sholat Tahajud pada awal malam, pertengahan malam, atau akhir malam, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir pada awal malam, pertengahan, dan akhir malam.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dengan sanad hasan, no. 16623)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata, “Setiap malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir, sejak awal malam, pertengahan, dan akhir malam, dan Sholat Witir ini berakhir hingga waktu sahur.” (HR. al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil Witr, no. 996)
Jadi, bagusnya Sholat Tahajud jam berapa?
Jika Anda ingin melaksanakan Sholat Tahajud pada waktu yang terbaik maka kerjakanlah Sholat Tahajud pada akhir malam. Dan waktu ini direkomendasikan untuk Anda yang mampu dan yakin bisa bangun pada akhir malam. Hal ini berdasarkan Hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
من خاف أن لا يقوم آخر الليل ، فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل، فإن صلاة آخر الليل مشهودة ، وذلك أفضل
“Siapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka sebaiknya dia melakukan Sholat Witir pada awal malam. Dan siapa yang sangat berkeinginan untuk bangun pada akhir malam, maka hendaknya dia mengerjakan Sholat Witir pada akhir malam, karena Sholat Witir pada akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan (Sholat Witir pada akhir malam) itu lebih baik.” (HR. Muslim dalam kitab Sholaatil Musaafiriin, bab Man Khoofa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir Awwalahu, no. 755)
Waktu sholat dhuha: batas waktu sholat dhuha yang baikHendri Syahrial
Waktu sholat dhuha: batas waktu sholat dhuha yang baik. Waktu sholat dhuha yang benar. Waktu sholat dhuha jam berapa. Waktu sholat dhuha hari ini. Waktu sholat dhuha menurut sunnah.
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Hendri Syahrial
Bacaan Sholat Tahajud
Dalam Sholat Tahajud tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan (setelah membaca al-Fatihah). Anda boleh membaca surat apa saja dalam al-Quran setelah Anda membaca al-Fatihah. Namun, jika kita ingin mencontoh teladan kita, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beginilah gambaran Sholat Malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan panjangnya bacaan Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan lamanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika Sholat Tahajud dikarenakan panjangnya ayat dan surat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam baca.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca surat al-Quran yang panjang ketika Sholat Tahajud
Syaikh al-Albani dalam buku “Shifatu Sholaatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, minat Takbiir ilat Tasliim Ka-annaka Taroohaa”, atau yang biasa kita kenal dengan buku “Sifat Sholat Nabi”, beliau Syaikh al-Albani menulis bahwa terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaannya dan terkadang melirihkan. Terkadang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah al-Quran yang pendek dan terkadang membaca surah yang panjang, dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surah yang sangat panjang sehingga Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Saya pernah Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri sangat lama, sampai-sampai saya bermaksud melakukan sesuatu yang tidak baik.” Ada yang bertanya, “Apa maksudmu melakukan yang tidak baik itu?” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya bermaksud duduk dan meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirian.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Sholat Tahajud Bagusnya Jam Berapa?
Waktu Sholat Tahajud dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga akhir malam, sebelum masuknya waktu Subuh. Sholat Tahajud dilakukan setelah selesai melaksanakan Sholat Isya, lalu Anda tidur terlebih dahulu, kemudian bangun untuk mengerjakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله زادكم صلاة فصلوها بين العشاء والفجر
“Sesungguhnya Allah telah memberikan kalian tambahan sholat (yaitu Sholat Witir), maka Sholat Witirlah kalian antara waktu Isya dan Fajar (Subuh)” (HR. Ahmad)
Hadis di atas dijadikan salah satu dalil tentang waktu Sholat Tahajud dikarenakan Sholat Witir merupakan bagian dari Sholat Malam, dan bahkan Sholat itu adalah penutup Sholat Malam. Sedangkan Sholat Tahajud merupakan Sholat Malam (sebagaimana yang saya jelaskan di atas). Jika Anda mengerjakan Sholat Tahajud maka penutup dari Sholat Tahajud Anda adalah Sholat Witir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malam kalian.” (HR. al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Jadi, sebaiknya kita melaksanakan Sholat Tahajud jam berapa?
Anda boleh mengerjakan Sholat Tahajud pada awal malam, pertengahan malam, atau akhir malam, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir pada awal malam, pertengahan, dan akhir malam.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dengan sanad hasan, no. 16623)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata, “Setiap malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir, sejak awal malam, pertengahan, dan akhir malam, dan Sholat Witir ini berakhir hingga waktu sahur.” (HR. al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil Witr, no. 996)
Jadi, bagusnya Sholat Tahajud jam berapa?
Jika Anda ingin melaksanakan Sholat Tahajud pada waktu yang terbaik maka kerjakanlah Sholat Tahajud pada akhir malam. Dan waktu ini direkomendasikan untuk Anda yang mampu dan yakin bisa bangun pada akhir malam. Hal ini berdasarkan Hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
من خاف أن لا يقوم آخر الليل ، فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل، فإن صلاة آخر الليل مشهودة ، وذلك أفضل
“Siapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka sebaiknya dia melakukan Sholat Witir pada awal malam. Dan siapa yang sangat berkeinginan untuk bangun pada akhir malam, maka hendaknya dia mengerjakan Sholat Witir pada akhir malam, karena Sholat Witir pada akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan (Sholat Witir pada akhir malam) itu lebih baik.” (HR. Muslim dalam kitab Sholaatil Musaafiriin, bab Man Khoofa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir Awwalahu, no. 755)
Waktu sholat dhuha: batas waktu sholat dhuha yang baikHendri Syahrial
Waktu sholat dhuha: batas waktu sholat dhuha yang baik. Waktu sholat dhuha yang benar. Waktu sholat dhuha jam berapa. Waktu sholat dhuha hari ini. Waktu sholat dhuha menurut sunnah.
Bacaan Sholat Tahajud yang Benar Sesuai Sunnah Nabi (PDF)Hendri Syahrial
Bacaan Sholat Tahajud
Dalam Sholat Tahajud tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan (setelah membaca al-Fatihah). Anda boleh membaca surat apa saja dalam al-Quran setelah Anda membaca al-Fatihah. Namun, jika kita ingin mencontoh teladan kita, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beginilah gambaran Sholat Malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan panjangnya bacaan Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anda dapat membayangkan lamanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika Sholat Tahajud dikarenakan panjangnya ayat dan surat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam baca.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca surat al-Quran yang panjang ketika Sholat Tahajud
Syaikh al-Albani dalam buku “Shifatu Sholaatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, minat Takbiir ilat Tasliim Ka-annaka Taroohaa”, atau yang biasa kita kenal dengan buku “Sifat Sholat Nabi”, beliau Syaikh al-Albani menulis bahwa terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaannya dan terkadang melirihkan. Terkadang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah al-Quran yang pendek dan terkadang membaca surah yang panjang, dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surah yang sangat panjang sehingga Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Saya pernah Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri sangat lama, sampai-sampai saya bermaksud melakukan sesuatu yang tidak baik.” Ada yang bertanya, “Apa maksudmu melakukan yang tidak baik itu?” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya bermaksud duduk dan meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirian.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Amalan doa;H.DADANG DJOKO KARYANTO; Sebagai langkah yang baik dalam mengawali suatu kegiatan dan tekat untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sengaja di share agar bermanfaat bagi yang membutuhkan, amin, "BERBAGI ILMU ADALAH INDAH".
Materi Sholawat dan Sholawat Wahidiyah oleh Bapak Kyai Moh. Nafihuzzuha, M.Sy., Ketua DPP PSW dalam Acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2014 di Pantai Kenjeran Baru Surabaya, 28 Desember 2014 s/d 1 Januari 2015.
1. 1
BIDGAR DAKWAH PIMPINAN DAERAH PEMUDA PERSIS
Kab. Tasikmalaya
Dzulaqa’dah 1438 H / 2017 M
كيفيةال صالةكسوفوالخسوف
Tata Cara Sholat Kusuf/Khusuf (Gerhana)i
http://www.eclipsegeeks.com/lunar-eclipse-february-2017
Pengantar Sholat Gerhana Bulan
Pada zaman Rasulullah Saw pernah terjadi gerhana matahari, hal itu terjadi hari senin, 29 Syawwal tahun
ke-10 hijrah. Pada hari meninggalnya Ibrahim, putra Nabi Saw. Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan
27 Januari tahun 632 masehi.
Dari ‘Aisyah, Nabi Saw bersabda,
َس ْم
َّ
الش
َّ
نِإ
َ
ف
َ
كِل
َ
ذ ْم
ُ
ت
ْ
ي
َ
أ َر ا
َ
ذِإ
َ
ف ، ِهِاتَي
َ
حِل
َ
ال َو ٍد
َ
ح
َ
أ ِت ْو َمِل ِان
َ
ف ِس
َ
خ
ْ
ن
َ
ي
َ
ال ، ِ
ه
اَّلل ِات
َ
آي
ْ
ن ِم ِان
َ
ت
َ
آي َر َم
َ
ق
ْ
ال َووا
ُّ
ل َص َو ، وا ُ ر
ِّب
َ
كَو َ ه
اَّلل وا
ُ
ع
ْ
اد
وا
ُ
ق
َّ
د َص
َ
ت َو
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana
ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut,
maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)
Gerhana Bulan adalah, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis, maka lintasan
proyeksi matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan
tertutup oleh bayangan bumi.
1. Penyebab Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam dimana cahaya matahari yang jatuh ke bulan terhalang
oleh bumi. Ini terjadi saat kedudukan bumi berada satu garis lurus dengan matahari dan bulan. Gerhana
2. 2
bulan hanya bisa terjadi saat bulan purnama karena bumi akan menutupi bulan yang beruku’ran jauh
lebih besar dan memiliki jarak yang relatif dekat. Gerhana bulan bisa terjadi dalam waktu yang lumayan
lama, yaitu sekitar 5 - 6 jam.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.
Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi
karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan
matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan.
Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat
bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu
titik oposisi ke titik oposisi lainnya.
2. Jenis Gerhana Bulan
➢ Apabila seluruh Bulan berada di dalam umbra maka yang kita lihat adalah Gerhana Bulan Total
(GBT).
➢ Apabila sebagian Bulan berada di dalam umbra (sebagian lagi dalam penumbra) maka yang kita lihat
adalah Gerhana Bulan Sebagian (GBS).
➢ Apabila seluruh Bulan berada di dalam penumbra atau sebagian saja (ada bagian Bulan yang tidak
mengalami gerhana) maka yang kita lihat adalah Gerhana Bulan Penumbral (GBP).
Perhatikan bahwa GBT selalu didahului dan diikuti oleh GBS dan GBP, sedang GBS selalu didahului dan
diikuti oleh GBP.
3. Bilangan Ruku’ Dalam Sholat Gerhana Dalam Beberapa Riwayat
عنها هللا يرض
َ
ة
َ
شِائ
َ
ع ْن
َ
ع:الة َّالص : ي ِاد
َ
ن
ُ
ي
ً
يا ِاد
َ
ن ُم
َ
ث َعَب
َ
ف وسلم عليه هللا صَل ِ
ه
اَّلل ِول ُس َر ِد
ْ
ه
َ
ع
َ
َل
َ
ع
ْ
ت
َ
ف َس
َ
خ َس ْم
َّ
الش
َّ
ن
َ
أ
َ
ج َس َع
َ
ب ْر
َ
أ َو , ِ
ن ْي
َ
ت َع
ْ
كَر ي ِ
ن
ف ٍات َع
َ
كَر َع
َ
ب ْر
َ
أ
ه
َل َص َو ، َّ
ِّب
َ
ك
َ
ف ,
َ
م
َّ
د
َ
ق
َ
ت َو ، وا ُع َم
َ
ت
ْ
اج
َ
ف ، ة َع ِام
َ
جٍات
َ
د
Dari Aisyah, telah terjadi gerhana di masa Nabi Saw, lalu Beliau mengirimkan seorang untuk
menyerukan, “Ash-Sholatu Jami’ah,” (artinya: Ayo sholat dengan berjamaah), maka orang-orang
berkumpul, kemudian Beliau maju, lalu bertakbir dan melakukan sholat dengan empat kali ruku’ dalam
dua rakaat dan melakukan empat kali sujud (seperti biasa).”
وسلم عليه هللا صىل ِّ
ي ِب
َّ
الن ِن
َ
ع ، ٍاسَّب
َ
ع ِنْاب ِن
َ
ع
َ
أَر
َ
ق َّم
ُ
ث َع
َ
كَر َّم
ُ
ث
َ
أَر
َ
ق ٍوف ُس
ُ
ك ي ِ
ن
ف
ه
َل َص
ُ
ه
َّ
ن
َ
أَع
َ
كَر َّم
ُ
ث
َ
أَر
َ
ق َّم
ُ
ث َع
َ
كَر َّم
ُ
ث
َ
أَر
َ
ق َّم
ُ
ث َع
َ
كَر َّم
ُ
ث
َ
د
َ
ج َس َّم
ُ
ث.ا
َ
ه
ُ
ل
ْ
ث ِم ى َر
ْ
خ
ُ
األ َو َال
َ
ق.
Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi Saw, bahwa ketika terjadi gerhana beliau sholat. Beliau membaca ayat
kemudian ruku’, lalu membaca lagi kemudian ruku’, lalu membaca lagi kemudian ruku’, lalu membaca
lagi kemudian ruku’, setelah itu beliau sujud. Pada raka'at selanjutnya beliau melakukan seperti itu juga.
HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan Abu Dawud
ٍاسَّب
َ
ع َنْب ِ
ه
اَّلل
َ
دْب
َ
ع
َّ
ن
َ
أ
َ
ل
َ
ع ُ ه
اَّلل
ه
َل َص ِ
ه
اَّلل َول ُس َر
َّ
ن
َ
كأِ
ن ْي
َ
ت َع
ْ
كَر ٍة َع
ْ
كَر رل
ُ
ك ي ِ
ن
ف ِ
ن ْي
َ
ت َع
ْ
كَر ِس ْم
َّ
الش ِوف ُس
ُ
ك ي ِ
ن
ف
ه
َل َص َم
ه
ل َس َو ِهْي
Dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya Rasulullah Saw mengerjakan sholat gerhana matahari sebanyak
dua rakaat, dalam setiap rakaat dua kali ruku’. " Muttafaqun ‘Alaih
3. 3
Riwayat-riwayat di atas menunjukkan bahwa sholat Gerhana yang pernah dilakukan oleh Nabi Saw,
adalah yang menyatakan bahwa jumlah 4 kali ruku’(setiap rakaat 2 kali ruku’). Gerhana pada zaman
Nabi Saw hanya terjadi satu kali, hal ini menunjukkan bahwa yang paling kuat, yaitu cara yang
dicontohkan Nabi Saw.
4. Jumlah Al Fatihah dalam Sholat Gerhana
: ْ
ت
َ
ال
َ
ق
َ
ة
َ
شِائ َع ْعنَّم
ُ
ث َال
َ
ط
َ
أ
َ
ف َع
َ
كَر َّم
ُ
ث
ً
ة
َ
يل ِو
َ
ط
ً
ة َور ُس
َ
أَر
َ
ق
َ
ف َم
ه
ل َس َو ِهْي
َ
ل
َ
ع ُ ه
اَّلل
ه
َل َص ُّ
ي ِِب
َّ
الن
َ
ام
َ
ق
َ
ف ُس ْم
َّ
الش
ْ
ت
َ
ف َس
َ
خ
ُ
ه َس
ْ
أ َر َع
َ
ف َرَّم
ُ
ث
ِةَيِان
َّ
الث ي ِ
ن
ف
َ
كِل
َ
ذ َل َع
َ
ف َّم
ُ
ث
َ
د
َ
ج َس َو ا
َ
اه
َ
ض
َ
ق
ََّب
َ
ح َع
َ
كَر َّم
ُ
ث ى َر
ْ
خ
ُ
أ ٍة َور ُسِب
َ
ح
َ
ت
ْ
ف
َ
ت ْاس...) البخاري (
Dari Aisyah ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari, maka Nabi Saw sholat, (pada rakaat pertama)
beliau membaca surah yang panjang, kemudian beliau ruku’`, dan beliau panjangkan ruku’`nya,
kemudian beliau mengangkat kepalanya (bangkit dari ruku’`), lalu memulai membaca surat yang lain,
lalu ruku’' kembali sampai menyempurnakannya dan kemudian sujud. Kemudian Beliau melakukan
seperti itu lagi pada raka'at kedua (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini tidak dijelaskan apa yang dibaca oleh Nabi Saw ketika berdiri pada raka’at pertama dan
kedua setelah ruku’ pada rakaat pertama serta berdiri ketiga dan keempat setelah ruku’ pada rakaat
yang kedua. Untuk mengetahui apa yang dibaca oleh beliau ketika berdiri, kita kembalikan pada contoh
sholat-sholat beliau, yaitu sebagai berikut:
a. Setiap qiyam/berdiri, Rasulullah Saw selalu membaca Al Fatihah, baik pada sholat fardu maupun
sunat.
b. Setelah membaca Al Fatihah, disunnahkan membaca surat, kecuali rakaat ketiga dan keempat
dalam sholat fardu
Menurut contoh Rasul di atas, setiap berdiri dalam sholat, selalu ada bacaan Al Fatihah. Dengan
demikian; tidak menyebut Al Fatihah dalam hadits di atas, bukan berarti tidak membaca Al Fatihah.
5. Bacaan Sholat Gerhana dengan Dijaharkan (keras)
عنها هللا يرض عائشة قالتو عليه هللا صَل ي ِالنبجهرعأربو نكعتير
ن
ف كعاتر عأرب فصَل ائتهربق الخسوف صالة
ن
ف سلم
سجدات
Dari ‘Aisyah ia berkata: “Nabi Saw mengeraskan bacaannya dalam sholat gerhana. Beliau sholat dua
raka’at dengan empat kali ruku’’ dan empat kali sujud.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam lafadl yang lain, ‘Aisyah berkata
وسلم عليه هللا صىل هللا رسول عهد عىل الشمس خسفتالقيام أطال و اءةربالق فجهر أرق ثم الناس ِفكّب ِفكّب المصَل
َ
فأت
“Telah terjadi gerhana pada zaman Rasulullah Saw kemudian Beliau mendatangi tempat sholat, lalu
bertakbir dan orang-orang pun bertakbir. Kemudian (dalam sholat) Beliu membaca dan beliau
mengeraskan bacaan itu dan lama berdiri.” HR. Ahmad
6. Tidak Ada Adzan dan Iqamat Pada Sholat Gerhana
:عائشة قالت
ُ
الصالة مناديا فبعث وسلم عليه هللا صَل هللا عهدرسول عَل الشمس خسفتعأرب فصَل فقام ,
ٌ
جامعة
سجدات عأرب و كعاتر
ن
ف كعاتر
Dari ‘Aisyah erkata: “Telah terjadi gerhana Matahari pada zaman Rasulullah Saw lalu Beliau mengutus
seorang penyeru (munaadi) mengumandangkan: “ASH-SHALAATU JAAMI’AH” kemudian Beliau sholat
empat kali ruku’’ pada dua rakaa’at dan empat kali sujud.” HR. Bukhari & Muslim
4. 4
7. Sholat Gerhana Berjama’ah
:وسلم عليه هللا صىل يالنب قالأيتموهمر فإذا ,واللحياته أحد لموت الينكسفان هللا ءايات من ءايتانالقمر و الشمس إنا
المسجد إىل فافزعوا كذلك
Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Keduanya tidak akan terjadi gerhana karena mati dan hidupnya seseorang. Apabila
kamu melihat kejadian itu, segeralah ke masjid.” HR. Ahmad
:عنها هللا يرض عائشة قالتعليه هللا صَل هللا رسول فخرج وسلم عليه هللا صَل هللا رسول حياة
ن
ف الشمسف خسفت
اءهرو الناس وصف ِفكّب فقام المسجد إىل وسلم
Dari ‘Aisyah ia berkata: “Telah terjadi gerhana Matahari pada masa hidup Rasulullah Saw lalu Beliau
pergi ke masjid, kemudian berdiri dan takbir. Dan orang-orang bershaf di belakang beliau.”
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan sholat gerhana itu:
1. Berdiri/qiyam yang panjang pada raka’at pertama dengan bacaan dan tata caranya sama dengan
sholat biasa, yaitu do’a iftitah, ta’awudz, al-Fatihah, kemudian baca surat,
2. Kemudian ruku’ pertama pada raka’at pertama dengan tata cara dan bacaannya sama dengan sholat
biasa,
3. Kemudian bangkit dari ruku’ (qiyam kedua) cara dan bacaannya sama dengan bangkitnya sholat
biasa, dilanjutkan membaca al-Fatihah dan surat (qiyam kedua pada raka’at pertama),
4. Kemudian ruku’’ kedua pada raka’at pertama, yang bacaannya sama dengan sholat biasa,
5. Bangkit dari ruku’ kedua, bacaannya sama dengan bangkit sholat biasa, dilanjutkan sujud yang tata
cara dan bacaannya sama dengan sholat biasa,
6. Qiyam ketiga, raka’at kedua sama cara dan bacaannya dengan qiyam kedua pada sholat biasa, yaitu
baca al-Fatihah dan surat,
7. Kemudian ruku’ ketiga pada raka’at kedua lalu bangkit dari ruku’ baca lagi al-Fatihah dan surat
(qiyam keempat),
8. Kemudian ruku’ keempat raka’at kedua, lalu bangkit. Bacaan dan tata caranya sama dengan sholat
biasa.
9. Kemudian sujud ketiga raka’at kedua, dilanjutkan duduk di antara dua sujud, lalu sujud keempat
pada raka’at kedua yang cara dan bacaannya sama dengan sholat biasa,
10. Duduk untuk at-Tahiyyat, cara dan bacaannya sama dengan sholat biasa,
11. Dilanjutkan khuthbah oleh Imam,
12. Bershadaqah,
13. Pada saat qiyam kedudukan tangan tetap bersidekap seperti sholat biasa.
أعلم وهللا،
يأخذ اهللما إىل بأيديناواملسلمني خريلإلسالم فيه
i
Risalah Sholat, Dewan Hisbah Persatuan Islam, Cet. Pertama Th. 2000 Hal. 277-284
Tulisan ini diterbitkan untuk mengingatkan satu sama lain, dalam rangka “IHYA AS-SUNNAH” serta melihat
surat edaran PP Persis tentang Gerhana Bulan Sebagian yang akan terjadi pada Selasa, 15 Dzulqo’dah 1438 H
Dapat dilihat di link www.hayatuna.net