Berisi:
1. Pengertian Metode Ilmiah
2. Karakteristik penelitian ilmiah
3. unsur utama metode ilmiah dan penjelasannya
4. angkah langkah operasional metode ilmiah dan penjelasannya
Pengembangan potensi diri menuju optimalisasi diri pribadi yang mantap dan sukses.
- pengertian & manfaat pengembangan potensi diri
- teknik-teknik pengembangan potensi diri
- pengembangan potensi diri
Mengenal Potensi diri adalah salah satu module/ materi yang diberikan kepada peserta PKM-Program Kader Mandiri.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai PKM-Program Kader Mandiri, silahkan lihat di http://www.baliblindstips.com/pkm.htm
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Berisi:
1. Pengertian Metode Ilmiah
2. Karakteristik penelitian ilmiah
3. unsur utama metode ilmiah dan penjelasannya
4. angkah langkah operasional metode ilmiah dan penjelasannya
Pengembangan potensi diri menuju optimalisasi diri pribadi yang mantap dan sukses.
- pengertian & manfaat pengembangan potensi diri
- teknik-teknik pengembangan potensi diri
- pengembangan potensi diri
Mengenal Potensi diri adalah salah satu module/ materi yang diberikan kepada peserta PKM-Program Kader Mandiri.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai PKM-Program Kader Mandiri, silahkan lihat di http://www.baliblindstips.com/pkm.htm
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisLSP3I
Kualitas pendidikan bersifat kompleks dan dinamis dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab profesional seorang dosen sebagai pendidik dan pengajar melalui penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik dan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pencapaian kualitas pendidikan, banyak hal yang terkait didalamnya: fasilitas dan sarana pendidikan, kurikulum dan pembelajaran, kualitas dan kemampuan dosen, kesiapan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2. Tantangan untuk belajar secara luas
Belajar merupakan jantungan
kemajuan individu, lembaga maupun
masyarakat individu-individu
tersebut mengembangkan semua
bakat dan potensinya secara optimal
melalui belajar. Belajar sepanjang
hayat, lebih luas dari belajar di
sekolah dan belajar setelah
sekolah (continuing education).
Belajar ini merupakan upaya untuk
menghadapi tantangan-tantangan
3. Menurut Unesco dalam laporan komisinya yang
berjudul learning: The Treasure Within
(1996), mengemukakan sejumlah tantangan yang
berupa keseimbangan tekanan (tension):
1. Keseimbangan antara tuntutan global dengan lokal
2. Keseimbangan antara universal dan individual.
3. Keseimbangan antara tradisional dan modern.
4. Keseimbangan antara kompetisi dengan kesamaan
kesempatan.
5. Keseimbangan penyelesaian jangka pendek dengan
jangka panjang.
6. Keseimbangan antara kemajuan pengetahuan
dengan keterbatasan kemampuan.
7. Keseimbangan antara tuntutan materi dengan
spiritual.
4. Fajar
1. Belajar Mengetahui (learning to know)
Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk
memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan
pengetahuan. Menurut Jacques Delors
(1996), menegaskan adanya dua manfaat
pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai alat
(mean) dan pengetahuan sebagai hasil (end).
5. 2. Belajar Berkarya (learning to do)
Belajar berkarya adalah belajar atau berlatih
menguasai keterampilan dan kompetensi
kerja. Sejalan dengan tuntutan
perkembangan industri dan perusahaan,
maka keterampilan dan kompetensi kerja
ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak
hanya pada tingkat keterampilan,
kompetensi teknik atau operasional, tetapi
sampai dengan kompetensi profesional.
6. Dalam kehidupan global, kita tidak
hanya berinteraksi dengan baraneka
kelompok
etnik, daerah, budaya, ras, agama, kep
akaran, dan profesi, tetapi juga hidup
bersama dan bekerja sama dengan
aneka kelompok tersebut.
7. 4. Belajar Berkembang utuh (learning to be)
Manusia yang seluruh aspek
kepribadiannya berkembang secara
optimal dan seimbang, baik aspek
intelektual, emosi, sosial,fisik, maupun
moral. Untuk mencapai sasaran demikian
dituntut individu-individu banyak belajar
mengembangkan seluruh aspek
kepribadiannya.
8. Masyarakat Belajar Desi
Pembentukan masyarakat belajar diawali oleh
pembentukan individu-individu yang menjadi
warganya. Pengubahan individu yang santai
menjadi individu gesit dan suka bekerja
keras, individu konsumtif menjadi
produktif, individu penerima menjadi individu
pemberi, individu yang mudah menyerah pada
keadaan menjadi individu yang gigih
mengubah keadaan, menuntut perubahan
mendasar pada pribadi individu-individu
tersebut.
9. Ronald Gross dalam Peak Learning (1991)
mengidentifikasi 6 mitos tentang belajar :
1. Bahwa belajar itu membosankan, merupakan
kegiatan yang tidak menyenangkan.
2. Belajar hanya berkenaan dengan materi dan
keterampilan yang diberikan di sekolah.
3. Pembelajaran harus pasif, menerima dan
mengikuti yang diberikan guru.
4. Dalam belajar, si pembelajar berada dibawah
perintah dan aturan guru.
5. Belajar harus sistematis, logis dan terencana.
6. Belajar harus mengikuti seluruh apa yang telah
ditentukan.
10. Menurut Ronald Gross, ada sejumlah
rasa takut yang menghinggapi pelajar:
1. Saya tidak mengerti tentang apa yang dipelajari.
2. Saya tidak berbakat dalam pelajaran ini.
3. Saya tidak tahu bagaimana mempelajarinya
secara efektif.
4. Saya tidak mengingat apa yang saya pelajari.
5. Saya malu karena tidak menguasai apa yang
dipelajari.
6. Terlalu banyak hal yang harus dipelajari.
11. Apakah E-learning itu? Rahmat
E pada e-learning bukan hanya singkatan dari
elektrinic, tetapi juga dari experience
(pengalaman), extended (perpanjangan), dan
expanded (perluasan). Kata electronic, bermakna
bahwa dalam e-learning penambahan unsur teknologi
pada proses belajar, sehingga proses belajarnya
melibatkan berbagai perangkat keras, perangkat lunak
dan proses elektronik.
12. Ciri utama dari e-learning:
1.E-learning adalah network yang memungkinkan
informasi (bahan belajar) selalu
dimutahirkan, disimpan, didistribusikan dan
dipertukarkan.
2.Informasi disampaikan langsung kepada
pengguna akhir melalui teknologi internet.
3.Difokuskan pada kegiatan belajar secara luas.
13. Keuntungan dari e-learning:
1. Biayanya murah
2. Mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir
3. Bahan bisa dipilih sesuai kebutuhan
4. Bahan mangikuti waktu
5. Orang dapat mengakses e-learning kapan saja dan
dimana saja
6. Jutaaan orang dari seluruh dunia dapat mengakses
e-learning bersama-sama
7. Bersifat universal
8. Dapat membangun masyarakat
9. Bisa dari sekala kecil sampai besar
14. E-learning memiliki beberapa kelemahan
1. Isinya tidak sesuai dengan kebutuhan
2. Bahan ajaran tidak selalu mutakhir
3. Suatu program pembelajaran tidak selalu sesuai
bagi semua orang
4. Adanya hambatan teknologi
5. Sering tidak terpakai setelah pemakaian pertama
6. Kurang adanya penguatan
7. Kurang adanya dukungan dari lingkungan
8. Kadang-kadang bertentangan dengan
perkembangan budaya
9. Cenderung membosankan
10.Belajar tanpa makna
15. E-learning memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan belajar di sekolah
1. Keleluasaan waktu.
2. Kebebasan tempat.
3. Pemilihan bahan yang
dipelajari, kekurangan guru.
4. Keterbatasan biaya.
16. Salah satu metode e-learning
mengajar dengan
mempergunakan komputer
Metode mengajar ini dikembangkan berdasarkan
karena adanya kehidupan modern di masa
depan, komputer merupakan suatu alat yang sangat
penting, karena banyaknya informasi baru yang
mengalir dari para pemakai IPTEK/Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, maka penggunaan
komputer merupakan satu-satunya cara untuk
menampung informasi dan memanfaatkan dengan
baik.
Dayanti
17. Komputer dapat diprogramkan untuk menggunakan
potensi mengajar dalam tiga cara ialah:
1. Tuition
Komputer menjadi tutor yang memimpin siswa agar
dapat menemukan kesulitan terhadap siswa kemudian
menjelaskan dan menggunakan latihan yang tepat
agar setiap langkah siswa telaj mengerti dengan baik.
2. Simulation
Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai
pada jawabannya, karena telah mencoba
interpretasinya prinsip-prinsip yang telah ditentukan.
3. Data – crunching
Siswa dapat meminta pada komputer untuk meneliti
figur-figur tertentu, atau pola-pola ratusan sensus
kembali atau menghasilkan grafik yang sulit/kompleks.
18. Belajar di sekolah memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan E-learning:
1. Proses pendidikan hanya bisa terjadi dalam
berinteraksi langsung, segi-segi efektif.
2. Pengembangan kemampuan-kemampuan dasar.
3. Pada usia pendidikan dasar untuk segi-segi nilai
membutuhkan contoh langsung.
4. E-learning menghadapi banyak kendala bahasa.
5. Program pembelajaran di sekolah merupakan bagian
dari program pendidikan yang cukup panjang, dan
membentuk satu keutuhan pembinaan.
6. Program pembelajaran di kelas dirancang dalam
sebuah kurikulm yang lengkap.