Dokumen tersebut membahas tentang stasiun perebusan buah (sterilizer) di pabrik kelapa sawit, mencakup tujuan, prinsip kerja, jenis, peralatan, aspek yang mempengaruhi perebusan seperti kontrol steam valve, cycle time, daeration, dan kapasitas rebusan."
Dokumen ini membahas tentang modul Falling Film Evaporator yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Praktikum dilakukan oleh kelompok VI untuk mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator, memilih temperatur dan tekanan optimum, menghitung koefisien perpindahan panas, dan menerapkan koefisien penggunaan uap sebagai sumber panas. Dokumen ini juga membahas teori dasar Falling Film Evaporator beserta langkah-langkah
Centrifuge adalah alat yang memutar sampel pada kecepatan tinggi untuk memisahkan partikel berat dari cairan. Prinsipnya memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan dari putaran motor. Fungsinya untuk memisahkan partikel padat dalam cairan seperti memisahkan serum darah. Perawatannya meliputi membersihkan, kalibrasi kecepatan dan waktu, serta memeriksa komponen seperti motor.
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen sentrifugasi. Ia menjelaskan definisi, prinsip kerja, fungsi, cara kerja, kelemahan dan kelebihan berbagai jenis rotor sentrifugasi, kalibrasi, pemeliharaan, aplikasi, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan perbedaan densitasnya dalam suatu campuran cairan.
Dokumen ini membahas tentang modul Falling Film Evaporator yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Praktikum dilakukan oleh kelompok VI untuk mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator, memilih temperatur dan tekanan optimum, menghitung koefisien perpindahan panas, dan menerapkan koefisien penggunaan uap sebagai sumber panas. Dokumen ini juga membahas teori dasar Falling Film Evaporator beserta langkah-langkah
Centrifuge adalah alat yang memutar sampel pada kecepatan tinggi untuk memisahkan partikel berat dari cairan. Prinsipnya memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan dari putaran motor. Fungsinya untuk memisahkan partikel padat dalam cairan seperti memisahkan serum darah. Perawatannya meliputi membersihkan, kalibrasi kecepatan dan waktu, serta memeriksa komponen seperti motor.
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen sentrifugasi. Ia menjelaskan definisi, prinsip kerja, fungsi, cara kerja, kelemahan dan kelebihan berbagai jenis rotor sentrifugasi, kalibrasi, pemeliharaan, aplikasi, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan perbedaan densitasnya dalam suatu campuran cairan.
Laporan praktikum mengenai pengukuran efisiensi pemanas air tenaga surya tipe plat dengan variasi sudut datang sinar matahari. Praktikum dilakukan untuk memahami faktor yang mempengaruhi efisiensi pemanas air surya dan pengaruh sudut datang sinar terhadap efisiensi. Hasilnya menunjukkan efisiensi dipengaruhi intensitas cahaya, sudut datang, dan laju aliran massa air. Semakin besar sudut datang, efisiensi se
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Hendra Dinata
Abstract
Mesin pendingin merupakan salah satu elemen untuk kenyamanan dalam menunjang kegiatan di dalam gedung (terutama di gedung rektorat politeknik sekayu). Pemilihan unit Pengkondisian udara disesuaikan dengan ukuran ruangan, semakin besar ruangan yang harus didinginkan maka semakin besar pula kapasistas sistem pengkondisian udara yang digunakan. Pada gedung rektorat politeknik sekayu jenis sistem refrigerasi dan yang digunakan adalah unit chiller dengan sistem all-water system.
Dari perhitungan beban pendingin maka didapat kapasitas pendinginan di gedung rektorat politeknik sekayu sebesar 137.4 kW atau 39 TR, Temperatur ruangan yang di kondisikan 24℃ berdasarkan rekomendasi ASHRAE Handbook of Fundamentals (Heat Transfer) antara 75°F atau sekitar 23°C pada kelembaban 50% sampai 78°F atau sekitar 26°C pada kelembaban 70%. Sedangkan temperatur udara luar 35℃ berdasarkan temperatur puncak di indonesia. Dengan jenis refrigeran yang digunakan refrigran campuran ( mixtures) Zeotropic yaitu R-10A dengan komposisi R 32 (50%) dan R 125 (50%). Temperatur pada set point evaporator chiller 7℃ sehingga di rencanakan temperatur refrigrant secondary yang memasuki FCU atau AHU 15℃. Pada analisa siklus refrigerasi kompresi uap plotting P-h diagram menggunakan software coolpack dan untuk pemilihan unit chiller berdasarkan airwell wesper catalog chiller 2014
Keywords: COP, Recirculating, Refrigerasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan dasar mekanik AC, termasuk teori dasar AC, komponen utama AC beserta fungsi dan operasinya, alat-alat yang digunakan untuk perawatan AC, dan prosedur pengisian refrigeran ke dalam sistem AC.
SCBA (SELF CONTAIN BREATHING APPARATUS) & DONNING FIRE SUIT GEAR.pptxglfertlawe
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan SCBA (Self Contain Breathing Apparatus) dan Fire Suit Gear. Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat menggunakan peralatan tersebut dengan benar dan menghitung kebutuhan udara. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SCBA, prosedur inspeksi, cara menggunakan dan melepas SCBA serta Fire Suit Gear.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang proses akhir dalam teknologi bioproses yaitu product polishing yang mencakup kristalisasi untuk memperoleh produk yang sangat murni dan pengeringan, serta pengolahan limbah hasil proses tersebut melalui sterilisasi dan pembakaran.
1. Ringkasan dokumen ini membahas rancangan pabrik bioetanol dari molase dengan kapasitas 88.000 ton per tahun. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, proses produksi, spesifikasi peralatan, analisis ekonomi, dan kesimpulan bahwa pabrik ini layak dibangun.
Sistem loop tertutup adalah sistem kendali yang menyesuaikan keluarannya dengan masukan acuan untuk mempertahankan keluaran tetap sama meskipun terjadi gangguan. Sistem kontrol terbuka tidak menggunakan umpan balik antara keluaran dan masukan sehingga kurang akurat dan rentan gangguan. Contoh sistem loop tertutup adalah AC yang menyesuaikan suhu ruangan, sementara pemanggang roti merupakan contoh sistem kontrol terbuka
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai peralatan produksi pada fasilitas pembangkit listrik tenaga geotermal, seperti orifice flow meter untuk mengukur aliran fluida, cone separator untuk memisahkan uap dan air, silencer untuk mengurangi kebisingan, serta turbin dan kondensor sebagai komponen utama dalam mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Laporan praktikum mengenai pengukuran efisiensi pemanas air tenaga surya tipe plat dengan variasi sudut datang sinar matahari. Praktikum dilakukan untuk memahami faktor yang mempengaruhi efisiensi pemanas air surya dan pengaruh sudut datang sinar terhadap efisiensi. Hasilnya menunjukkan efisiensi dipengaruhi intensitas cahaya, sudut datang, dan laju aliran massa air. Semakin besar sudut datang, efisiensi se
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Hendra Dinata
Abstract
Mesin pendingin merupakan salah satu elemen untuk kenyamanan dalam menunjang kegiatan di dalam gedung (terutama di gedung rektorat politeknik sekayu). Pemilihan unit Pengkondisian udara disesuaikan dengan ukuran ruangan, semakin besar ruangan yang harus didinginkan maka semakin besar pula kapasistas sistem pengkondisian udara yang digunakan. Pada gedung rektorat politeknik sekayu jenis sistem refrigerasi dan yang digunakan adalah unit chiller dengan sistem all-water system.
Dari perhitungan beban pendingin maka didapat kapasitas pendinginan di gedung rektorat politeknik sekayu sebesar 137.4 kW atau 39 TR, Temperatur ruangan yang di kondisikan 24℃ berdasarkan rekomendasi ASHRAE Handbook of Fundamentals (Heat Transfer) antara 75°F atau sekitar 23°C pada kelembaban 50% sampai 78°F atau sekitar 26°C pada kelembaban 70%. Sedangkan temperatur udara luar 35℃ berdasarkan temperatur puncak di indonesia. Dengan jenis refrigeran yang digunakan refrigran campuran ( mixtures) Zeotropic yaitu R-10A dengan komposisi R 32 (50%) dan R 125 (50%). Temperatur pada set point evaporator chiller 7℃ sehingga di rencanakan temperatur refrigrant secondary yang memasuki FCU atau AHU 15℃. Pada analisa siklus refrigerasi kompresi uap plotting P-h diagram menggunakan software coolpack dan untuk pemilihan unit chiller berdasarkan airwell wesper catalog chiller 2014
Keywords: COP, Recirculating, Refrigerasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan dasar mekanik AC, termasuk teori dasar AC, komponen utama AC beserta fungsi dan operasinya, alat-alat yang digunakan untuk perawatan AC, dan prosedur pengisian refrigeran ke dalam sistem AC.
SCBA (SELF CONTAIN BREATHING APPARATUS) & DONNING FIRE SUIT GEAR.pptxglfertlawe
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pelatihan penggunaan SCBA (Self Contain Breathing Apparatus) dan Fire Suit Gear. Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat menggunakan peralatan tersebut dengan benar dan menghitung kebutuhan udara. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SCBA, prosedur inspeksi, cara menggunakan dan melepas SCBA serta Fire Suit Gear.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang proses akhir dalam teknologi bioproses yaitu product polishing yang mencakup kristalisasi untuk memperoleh produk yang sangat murni dan pengeringan, serta pengolahan limbah hasil proses tersebut melalui sterilisasi dan pembakaran.
1. Ringkasan dokumen ini membahas rancangan pabrik bioetanol dari molase dengan kapasitas 88.000 ton per tahun. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, proses produksi, spesifikasi peralatan, analisis ekonomi, dan kesimpulan bahwa pabrik ini layak dibangun.
Sistem loop tertutup adalah sistem kendali yang menyesuaikan keluarannya dengan masukan acuan untuk mempertahankan keluaran tetap sama meskipun terjadi gangguan. Sistem kontrol terbuka tidak menggunakan umpan balik antara keluaran dan masukan sehingga kurang akurat dan rentan gangguan. Contoh sistem loop tertutup adalah AC yang menyesuaikan suhu ruangan, sementara pemanggang roti merupakan contoh sistem kontrol terbuka
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai peralatan produksi pada fasilitas pembangkit listrik tenaga geotermal, seperti orifice flow meter untuk mengukur aliran fluida, cone separator untuk memisahkan uap dan air, silencer untuk mengurangi kebisingan, serta turbin dan kondensor sebagai komponen utama dalam mengubah energi panas menjadi energi listrik.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
Name Position Signature Date
Prepared by Ahmadi
Engineering Facilitator
Assistant
23 Maret 2022
Gede Rediansa
Engineering Facilitator
Assistant
Reviewed by Bredly Panjaitan Mill Manager KNDM
Approved by Ade Agung Laksono
Dy Human Capital
Departement Head
(Developments)
Yandi Sulistio
Engineering Service &
Support Group Department
Head
Document Title Stasiun Perebusan Buah (Sterilizer)
Document Number BDPE-02
Revision Number 1
3. Pendahuluan
Sterilizer)
A
Tujuan:
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase
penyebab kenaikan FFA
2. Mempermudah pemipilan
3. Menurunkan kadar air
4. Pemecahan emulsi
5. Melepaskan serat dan biji
6. Membantu pelepasan inti dari
cangkang
Prinsip Kerja Sterilizer:
1. Perpindahan panas :
Convection (steam
kepermukaan buah) dan
Conduction (dari permukaan
buah ke dalam buah hingga
ke kernel
2. Hidrolis: Melepaskan
brondolan dari tandannya
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
5. B.1
Vertical Sterilizer
Tipe Sterilizer
o In vertical position
o Two (2) doors :
• Top door - filling of FFB
• Side bottom - discharge
sterilized FFB.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
6. B.1
Kelebihan :
Lokasi lebih simple, karena tabung vesel berbentuk Vertical
Pengunaan Steam Lebih kecil
Tenaga kerja yang di gunakan lebih sedikit
Pengoprasian lebih Mudah
Pengisian TBS lebih stabil karena minimum Breakdown
Peralatan kerja lebih sedikit ( Lori, capstand, dan tranfer carrier tidak ada)
Maintence Unit lebih Mudah
Kekurangan :
Kapasitas lebih kecil, karena ruangan yang cukup tinggi
Pengisian TBS menggunakan Conveyor sehingga potensi pelukaan TBS lebih besar
Teknik pengoperasian lebih sulit, terutama saat membuka dan menutup pintu
Maintenance lebih sulit karena unit mesin lebih banyak, serta mekanik harus memanjat di dalam
sterilizer
Oil losses di kondensate dan janjang kosong cukup tinggi
Vertical Sterilizer
Tipe Sterilizer
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
7. B.1
FFB Conveyor
Top Door
Side bottom door
Steam inlet pipe
Vertical Sterilizer
Tipe Sterilizer
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
11. Horizontal Sterilizer
Tipe Sterilizer
B.2
Kelebihan :
Kapasitas Lebih besar
Pengoprasian lebih mudah dan praktis
Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding,
sehingga tidak cepat menimbulkan korosi
Pengisian Uap, pengeluaran uap dan air kondensate lebih
mudah dilakukan
Oil Losses di Condensate dan janjang kosong lebih kecil
Kekurangan :
Pengunaan Steam lebih besar
Maintenace membutuhkan waktu yang lama
Membutuhkan area kerja lebih luas
Kebutuhan steam lebih besar
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
15. Continuous Sterilizer
Tipe Sterilizer
B.3
Kelebihan :
Kapasitas rebusan lebih besar dan stabil
Pengoperasian lebih mudah dan praktis
Area rebusan lebih bersih
Control rebusan menggunakan suhu
Tenaga kerja lebih sedikit
Kekurangan :
• Pengunaan steam lebih besar
• Perebusan menggunakan tekanan rendah
• Proses maintenance lebih lama saat terjadi kerusakan
• Losses cenderung lebih tinggi
• FFA lebih tinggi karena potensi pelukaan buah besar di spliter
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
20. Peralatan Sterilizer
Sterilizer
C
TABUNG STERILIZER, Yang Terdiri Dari :
- Dua Buah Pintu
- Insulasi Dengan Rock Wool/Calcium Silicate
- Centilever/Jembatan
- Main Steam Valve
- Exhaust Valve
- Condensate Valve
- Safety Valve
- Pressure Gauge
PNEUMATICACTUATORS
PIPAUDARADARI KOMPRESOR
CHARD RECORDERS
PROGRAMMERS
SAFETY SWITCHES PADAPINTU STERILIZER
BLOW OFF SILENCER DI CONDENSAT PIT
STERILIZER BAY, CAPSTAN, BOLLARD, TRANSFE
CARRIAGE, LORI STORAGE YARD
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
21. Safety Sterilizer
Sterilizer
D
1. Safety relieft Valve : membuang steam berlebih
2. Globe Check Valve : Menjaga steam tidak kembali kepipa
3. Hand Valve : Membuang sisa steam yang ada di tabung rebusan
4. Lock Ring door : Pengunci agar pintu tidak berputar saat perebusan
5. Interlock Door : Untuk memastikan tahapan pengeluaran buah sesuai
SOP dan memastikan tekanan di rebusan sudah “0”
6. Pressure gauge : untuk pengukuran tekanan dalam Vesel
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
23. Aspek Yang Mempengaruhi Perebusan
Sterilizer
F
1. Kontrol dari Steam Valve
2. Cycle Time
3. Daeration
4. Kapasitas Rebusan
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
24. Kontrol dari Steam Valve
F.1
M a n u a l Cont rol
B u k a d a n t u t u p s e m u a valve di at u r d a n
d i l a k u k a n s e p e n u h nya oleh Op erator
Au t o m a t i c
B u k a d a n t u t u p s e m u a valve di at ur d a n
d i g e ra k k a n secara a u to m a t i s oleh P ro g ra m Logic
C ont rol ( P L C )
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
25. Cycle Time/Step Perebusan
F.2
Waktu Pemasukan T B S (Charging in Time)
Pelepasan U d a ra (Daeration)
Waktu Penaikan Tekanan (Pressure Building
Up)
Waktu Penahanan Tekanan (Holding Time)
Waktu Penurunan Tekanan (Condensate)
Waktu Pembuangan U a p (Exhaust)
Waktu Pengeluaran T B S M a s a k (Discharging
Time)
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
26. Cycle Time/Step Perebusan
F.2
NO COMPONENTS
SINGLE
PEAK
(MENIT)
DOUBLE
PEAK
(MENIT)
TRIPLE
PEAK
(MENIT)
1 Waktu Pemasukan TBS 5 -10 5 -10 5 -10
2 Waktu Penaikan Tekanan 10 - 15 10 - 15 10 - 15
3 Waktu Penurunan Tekanan (Cond.) 0 6 - 8 6 - 8
4 Waktu Penaikan Tekanan 0 10 - 15 10 - 15
5 Waktu Penurunan Tekanan (Cond.) 0 0 6 - 8
6 Waktu Penaikan Tekanan 0 0 10 - 15
7 Waktu Penahanan Tekanan 30 - 45 30 - 45 30 - 45
8 Waktu Penurunan dan Pembuangan (Cond.
& Exhaust)
5 - 8 6 - 8 6 - 8
9 Waktu Pengeluaran TBS Masak 5 - 10 5 - 10 5 - 10
Total Waktu Perebusan 66 - 88 82 - 111 98 - 134
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
27. Fungsi Sequency of Cycle
F.2
Kegunaan pengoperasian perebusan secara Secuence
(berangkai) dengan waktu yang teratur dan benar
adalah sbb :
Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada
proses perebusan
Menghindari penurunan tekanan yang fluktuatif
(bergejolak) pada cycle perebusan.
Pemakaian steam yang effisien sehingga membantu
operasi di boiler dan turbine serta stasiun lain dalam
processing di PKS.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
28. Tabel Grafik Interval
F.2
0
3
2
0
3
2
3
2
0
N o . 2
N o . 4
N o . 3
E
C
B
E
C D
2 0 2 d s t n y a
1
0
A
1
0
1
0
B
C
A B
X
2 6
2 3 0 m e n i t
W A K T U
9 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0
5 0 6 0 7 0 8 0
1 0 2 0 3 0 4 0
2 3 4
1 5 6
E
9 2
D B
C D
1 5 0 1 6 0 1 7 0
5 6
4 6
k g /c m 2
S t e r i l i z e r
3
2
N o . 1
1
0
6 6
2 6
A B C
5 2
X
5 2
X
E
E
E
C D
1 7 6 d s t n y a
B
D
1 3 0
A
7 2 8 2
E
B
2 0 8 d s t n y a
1 8 2
B
1 0 4
C D
1 2 4 1 3 4
7 8 9 8
C D
1 0 8 1 1 8
1 4 4
7 8
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
29. Valve Opening Sequence (Good Practice)
F.2
S T E P I N L E T C O N D E N S E E X H A U S T T I M E C U M T I M E P E A K
1 O O S 2
2 O S S 9 13 I
3 O O S 2
4 S O O 3 3
5 O O S 2
6 O S S 10 14 II
7 O O S 2
8 S O O 4 4
9 O O S 2
10 O S S 13
11 O O S 2 III
12 O S S 14 48
13 O O S 2
14 O S S 13
15 O O S 2
16 S O O 8 8
90
Komposisi Timer Good Practice yang pernah diterapkan
Peak I (13, 3) Peak II (14, 4) Peak III (48, 8)
Build Up Cond.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
30. Valve Opening Sequence (Good Practice)
F.2
MS
E
C
Waktu
13 3 14 4 48 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tekanan
1,5 barg
*
g
3,0 bar *
g
2,5 bar *
A
B
C
D
E
Note :
MS = Main Steam
E = Exhaust
C = Condensate
= Valve terbuka
* = SOP-Pengolahan/Review MCMD#5/2004 hal 17
TRIPLE PEAK Sterilisation Cycle
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
31. Daeration (Pembuangan Udara)
F.3
U d a r a a d a l a h penghan t ar p a n a s ya n g buruk, oleh
ka re n a itu h a r u s dibu an g dari d a l a m t a b u n g sterilizer
d a n celah-celah fruitlet pada T B S
A d a 2 metode p e m b u a n g a n u d a ra dari sterilizer :
Sweeping ( M e m b u a n g u d a ra dari t a b u n g sterilizer)
Diffusi (Bercampurnya u d a ra d a n steam) a k a n
m e n g e l u a rk a n u da ra dari celah-celah fruitlet
(brondolan)
A l a s a n u t a m a m e n g g u n a k a n sistem tripple peak ad a l a h
a d a nya peristiwa diffusi akibat aliran turbulensi s te a m
pad a setiap proses blow down, d a n secara teori h al ini
a k a n m e m b u a n g u d a ra 1/4 bagian p a d a t a b u ng
sterilizer setiap kali blow down (Kondensate)
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
32. Kapasitas Rebusan
F.4
Hal – hal yang mempengaruhi
kapasitas rebusan ada 2 faktor
yaitu :
Pengisian TBS Ke Lori (C)
Waktu Perebusan :
Steam Time
Buka/Tutup pintu Sterilizer
Squnce time 30 maksimum
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
33. Intruksi Kerja Operasional Sterilizer
G
A. Pemeriksaan rutin dan perlakukan sebelum operasi pengolahan
1. Kandungan air dalam pipa kompressor harus dikuras setiap hari, periksa
kondisi water trap.
2. Periksa kebocoran pada pipa udara, actuator.
3. Pastikan type kertas grafik yang digunakan sesuai dengan name plate pada
recorder terpasang.
4. Kertas grafik yang baru, harus sudah terpasang & pastikan tinta penanya
penuh.
5. Pastikan pipa by pass kondensate dengan ukuran yang tepat untuk
mengeluarkan kondensate, tidak tersumbat. Lakukan pembersihan by pass
bila ada indikasi tersumbat.
6. Program harus beroperasi secara full otomatis apabila memungkinkan.
Apabila tidak, maka “Semi Automatic” harus dipergunakan.
.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
34. Intruksi Kerja Operasional Sterilizer
G.1
7. “CUT OFF” pada safety switch pintu rebusan harus dalam
kondisi yang baik & dapat berfungsi dengan benar.
8. Pembersihan bagian dalam rebusan (terutama sekitar strainer)
dan Exhaust harus dilakukan minimal seminggu sekali.
9. Pastikan safety devices dalam kondisi yang baik.
Alat Kerja : Lori Buah, Gancu, Kunci pintu rebusan
Pengolahan pabrik berjalan lancar sehingga dicapai throughput sesuai dengan target
management
Kontrol kehilangan produksi :
• % USB < 2,50 %
• EB Stalks <4,00% O/DM
• Final Effluent <17,00% O/DM)*
• Fruit in EB <0,60% terhadap sampel
*) Final Effluent termasuk kondensat dari Rebusan.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
35. Intruksi Kerja Operasional Sterilizer
G.2
B. Operasi Rebusan
1. Membuka pintu rebusan :
• Tekanan pada gauge-nya sebesar 0 (nol).
• Pastikan di dalam rebusan tidak ada lagi steam
(periksa hand steam valve)
• Arus listrik ke program “OFF”.
2. Menutup pintu rebusan :
• Tekan kunci pengikat (tuas pengunci) ke bawah,
maka ring pengunci pintu akan berputar dan akan
terhenti bila ring pengunci sudah sejajar
(berhimpit) dengan ring pintu.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
36. Intruksi Kerja Operasional Sterilizer
G.3
• Pada waktu yang bersamaan, safety device turun ke bawah menahan ring
pengunci supaya tidak bergerak.
• Gerakkan tuas pengunci ke samping dinding rebusan, melintang di bawah
“Thrust Plate” sehingga safety device dalam keadaan bebas.
• Tutup safety bleeding valve sehingga ring pengunci tidak dapat digerakkan
lagi.
• Periksa kembali apakah posisi pintu telah terkunci dengan baik.
3. Setelah kedua pintu tertutup dengan rapat, tempatkan program ke mode
“Automatic” atau “Semi Automatic”.
4.Operasional perebusan pada peak 1 dan 2, saat pembuangan uap
(exhaust, pada step ke-4 dan ke-8) dengan memastikan tekanan sampai
mencapai 0 (nol) pressure gauge.
5. Saat buka pintu rebusan, periksa jumlah kondensate keluar, sebagai
indikasi pembuangan kondensate tidak sempurna.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
37. Intruksi Kerja Operasional Sterilizer
G.4
C. Stop Operasional
Pastikan semua buah dalam rebusan sudah masak (sampai
akhir waktu perebusan).
Pastikan kondensate dan exhaust valve terbuka.
Pastikan supply power telah diputuskan (matikan) ke sistem,
pada akhir / stop proses
Catatan :
Selama pelaksanaan proses pembukaan dan penutupan
pintu rebusan, operator harus melaksanakan pengutipan
berondolan dan janjangan yang jatuh ke lantai, sehingga
kebersihan areal stasiun terjaga.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
38. Rangkuman
H
Parameter Control:
• Sistem Perebusan : 2 & 3 Peak
• Siklus perebusan : 90 – 120 min
• Sequence Time : 20 – 30 min
• Vertical Sterilizer
Pengisian TBS : max. 20 min
Pengeluaran TBS : max. 15 min
• Losses
- USB : < 2.0%
- Condensate : < 0.8%
• Pressure / Temperature
- HS & VS : > 2.8 bar
- CS : >140oC
Critical Point:
Tidak terjadi kebocoran steam pada Check
Valve, Valve inlet, Valve Outlet, Valve
Condensate, Packing Door & Body Sterilizer
Kondisi steam spreader tidak ada yang rusak.
Kondisi strainer condensate tidak tertutupi
berondolan.
Tidak terjadi penyumbatan pada jalur strainer,
by-pass condensate.
Tekanan Kompresor +/- 6 bar & tidak ada air
didalam Tabung Kompresor.
Pastikan tidak terdapat air didalam tube
recorder & pressure.
Kabel & koneksi Temperatur & Pressure
Transmiter dalam keadaan baik.
Kondisi power supply & relay solenoid valve,
serta kondisi tube Actuator valve dapat
beroperasi dengan baik.
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE