Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
2. GAMBARAN
UMUM
• Batu uretra adalah kondisi di mana didapatkan batu di dalam
uretra.
• Umumnya berasal dari batu kandung kemih yang turun ke uretra.
• Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis
urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau
divertikel uretra.
• Di negara Barat, insidensi < 2% dari keseluruhan kasus batu
saluran kemih
• Di negara-negara berkembang, insidensinya lebih tinggi karena
tingginya insidensi batu buli-buli.
• Komposisi batu uretra tidak berbeda dengan batu kandung
kemih.
3. GAMBARAN
UMUM
• Pada wanita sangat jarang rendahnya angka kejadian batu
buli-buli dan pendeknya uretra sehingga memungkinkan batu
untuk lewat secara spontan.
• Pasien anak biasanya memiliki etiologi khusus, misalnya
hipospadia, ekstrofia vesica, atau riwayat rekonstruksi leher buli-
buli, dan valvula uretra posterior.
4. GAMBARAN
UMUM
• Menurut asal terjadinya batu native atau batu migrant.
• Batu native terjadi secara de novo akibat abnormalitas yang
menyebabkan stasis urin dan infeksi, misalnya striktur uretra,
divertikel uretra, benda asing, infeksi schistosomiasis dan
penggunaan kulit yang berambut untuk uretroplasti.
• Batu uretra komponen struvit, kalsium fosfat, atau kalsium
karbonat.
• Batu pada uretra wanita adanya divertikel uretra atau
vesikokel.
• Pria batu migrant, yang berasal dari buli-buli atau traktus
urinarius bagian atas sehingga
komposisinya kalsium oksalat dan fosfat (sesuai penyebabnya).
5. GAMBARAN
UMUM
• Ukuran < 10 mm seharusnya dapat lewat secara spontan
• Batu dapat berhenti pada beberapa area, yaitu: uretra pars
prostatika, bulbus, uretra proksimal penis, fossa navicularis, dan
ostium uretra eksternum.
• Pada penelitian sejumlah 361 kasus,
• Englisch (1904) 41,3% batu uretra terdapat pada uretra
posterior
• Amin (1973) dari 86 kasus batu uretra, 63% kasus terdapat pada
uretra anterior.
• Pada kedua penelitian tersebut didapatkan bahwa sekitar 10% batu
terdapat pada fossa navicularis.
6.
7. PEMERIKSAAN KLINIS
• Keluhan : tidak bergejala, disuria, aliran mengecil atau retensi urin. Biasanya dijumpai adanya
hematuria terminalis.
• Gejala ini dapat diikuti retensi urin parsial ataupun total.
• Batu uretra native tidak menyebabkan gejala akut perkembangannya yang lambat.
Timbulnya benjolan yang semakin lama semakin besar dengan konsistensi yang keras pada
bagian ventral penis.
Wanita benjolan dirasakan di dinding anterior vagina, disertai adanya discharge uretra,
dyspareunia, gejala iritatif, dan hematuria.
8. PEMERIKSAAN KLINIS
• Batu migrant gejala akut mulai dari frekuensi, disuria, pancaran kencing
kecil atau terputus, buang air kecil tidak lampias hingga retensi urin.
• Biasanya didapatkan nyeri yang hebat.
Terhenti pada uretra posterior, nyeri akan dijalarkan ke perineum atau
rektum.
Pada uretra anterior, nyeri biasanya terasa pada lokasi impaksi.
9. PEMERIKSAAN
KLINIS
• Anamnesis yang teliti dan palpasi eksterna biasanya dapat
mendeteksi adanya batu pada uretra anterior, sedangkan pada
pada batu uretra posterior dapat teraba pada pemeriksaan colok
dubur.
10. PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
ATAU KHUSUS
• Urinalisis eritrosituria, leukosituria, bakteriuria (nitrit) pH urin
dan kultur urin.
• Kultur urin pertumbuhan kuman pemecah urea. Mungkin
pula dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
• Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum, dan
kreatinin. Kadar elektrolit dan faktor lain yang diduga sebagai
penyebab timbulnya batu saluran kemih (kalsium, oksalat, fosfat,
urat di dalam darah maupun urin).
11. PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
ATAU KHUSUS
• Batu opak dapat terlihat pada foto pelvis atau pemeriksaan foto
polos abdomen.
• IVP tetap perlu kecurigaan adanya batu di saluran kencing
atas.
• Uretrografi retrograde sebelum dilakukan pemeriksaan
endoskopik mendapatkan lokasi anatomis yang pasti dan
adanya kelainan yang mungkin menjadi faktor penyebab batu.
12.
13.
14. PENATALAKSANAAN
• Tergantung pada ukuran, lokasi dan penyebab batu.
Bila lokasi batu pada:
• Uretra posterior push-back dengan jelly sebanyak 20 cc agar
batu masuk ke kandung kemih, dan diteruskan dengan
kateterisasi. Kemudian, terapi dilakukan seperti pada batu
kandung kemih.
• Uretra anterior lubrikasi anterior, atau push back, lalu diterapi
seperti batu kandung kemih, atau dapat pula dilakukan
uretrotomi terbuka
• Fossa navicularis/meatus eksterna uretrotomi
terbuka/meatotomi.
15. PENATALAKSANAAN
• Tujuan dari terapi menghilangkan obstruksi dan benda asing
tanpa merusak uretra dan jaringan periuretral.
• Koreksi terhadap kelainan anatomi yang mendasari seperti
striktur uretra dan divetikel uretra harus dilakukan untuk
mencegah rekurensi.