Yesus mengajarkan bahwa Allah harus dipanggil "Bapa Surgawi" dan menjelaskan sifat-Nya yang penuh kasih. Allah begitu mengasihi umat manusia sehingga memberikan Anak-Nya untuk keselamatan mereka. Bapa, Anak, dan Roh Kudus bekerja sama dalam rencana keselamatan untuk memuliakan satu sama lain.
Tuhan Yesus Kristus itu, adalah sang pencipta. Yesus tidak bisa dibaca, Dia harus masuk ke hati kamu, dan bertemu secara pribadi merasakan kehadiran Dia dalam kehidupan kamu #marikitabelajar #marikitabelajarterus
Mari kita pelajari surat-surat Yesus kepada ketujuh jemaat dalam konteks Pertentangan.
Yesus memperkenalkan diri-Nya dengan cara yang berbeda kepada setiap jemaat. Kita akan mempelajari kwalitas dari masing-masing jemaat, bagaimana mereka terlibat dalam Pertentangan dan apa saran serta janji-janji yang mereka terima.
Pekabaran bagi jemaat-jemaat itu juga merupakan pekabaran bagi kita dan gereja kita.
“Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.” (Wahyu 2:16)
Petrus memenangkan suatu peperangan pribadi di dalam Pertentangan Besar, sehingga ia dapat mengajar kita bagaimana menghadapi peperangan sehari-hari melawan kejahatan.
Dipilih untuk menjadi kudus. 1 Petrus 2:9-10.
Menghadapi berbagai permasalahan:
Orang-orang kudus diantara orang-orang tidak percaya. 1 Petrus 4:1-7.
Menghadapi para pengejek. 2 Petrus 3:3-7.
Hidup dalam kekudusan :
Bagaimana menghidupkan iman kita. 2 Petrus 1.
Menantikan kedatanganNya. 2 Petrus 3:8-14.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12
Pertentangan di Bumi dimulai karena dosa Adam. Adam yang kedua (Yesus) datang untuk menebus kita dari kesalahan Adam yang pertama. Dalam Roma 5, Paulus menjelaskan hasil dari pekerjaan Adam yang kedua:
Kita dibenarkan oleh iman (ay 1).
Kita bermegah dalam pengharapan (ay 2).
Kita tidak khawatir tentang kesengsaraan (ay 3-5).
Kristus telah mati bagi kita ketika kita masih sebagai orang berdosa yang lemah (ay 6-8).
Kita akan diselamatkan pada penghakiman akhir (ay 9-10).
Kita bersukacita dalam pendamaian (ay 11).
Setelah tiga setengah tahun dan empat puluh hari, para murid masih menunggu pemulihan politik Israel.
Mereka memiliki pemikiran sendiri tentang pekerjaan Mesias, sehingga mereka tidak dapat memahami sifat dari Injil yang sebenarnya (Mazmur 22:27; Yesaya 42: 1-4).
Daripada mengoreksi pemikiran mereka yang keliru, Yesus memberi mereka pekerjaan yang harus dilakukan: “Kamu akan menjadi saksi-Ku" (Kisah 1: 8).
“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup
yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi.”
(Kejadian 9:11)
Allah membuat beberapa perjanjian
dengan banyak orang, dengan bangsabangsa
dan dengan seluruh umat
manusia disepanjang sejarah Alkitab.
Perjanjian dalam Kejadian 9: 8-17 adalah
yang paling universal dari semuanya.
Perjanjian itu melibatkan Nuh, anakanaknya,
keturunannya dan “burungburung,
ternak dan semua binatang liar.”
Itu adalah perjanjian sepihak. Allah
menjanjikan sesuatu dan Dia tidak
mengharapkan sesuatu dari kita.
Selain itu, Dia menetapkan satu tanda –
pelangi – yang masih dapat dilihat di
mana saja di Bumi. Itu adalah peringatan
dari perjanjian-Nya.
Allah adalah sumber dari segala hikmat. Dia maha bijak, adil dan baik. Terpisah dari Kristus, orang-orang paling bijaksana yang pernah hidup sekalipun tidak dapat memahami-Nya. Mereka mungkin mengaku bijaksana; mereka mungkin merasa bangga dalam pencapaian mereka; namun ilmu pengetahuan belaka, selain dari kebenaran agung yang berpusat di dalam Kristus, adalah sia-sia. ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya: ... tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’
“Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?” (Yeremia 5:31)
Perzinahan, tidak jujur dan kemunafikan. Di atas segalanya, mereka “menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat” (Yeremia 23:14); mereka tidak mengutuk dosa.
Tidak seorang pun yang bertobat dari dosa-dosa mereka karena mereka. Kejahatan tersebar di seluruh negeri.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7)
“Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
(Yeremia 17:8)
Yeremia dipanggil sebagai nabi pada tahun ke-13 dari pemerintahan Yosia (627 SM), sehingga ia dapat mendukung reformasi agama yang dilakukan Yosia. Setelah kematian Yosia, Yeremia mencoba untuk membuat empat raja terakhir dari Yehuda meninggalkan kebiasaan jahat mereka. Namun demikian, usahanya sia-sia dan Yerusalem tidak dapat diselamatkan dari kehancuran.
Persatuan memiliki kekuatan yang besar, entah dilakukan oleh orang-orang berdosa ataupun umat Tuhan
Kalau saja Gereja Tuhan yang memanfaatkan kuasa dari persatuan itu, kita akan menjadi kekuatan terbesar di bumi!
“Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.” (Hakim-hakim 2:12)
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati,
maka kamu akan diselamatkan.
Mereka berada dalam satu dilema. Jika mereka memberitakan pekabaran itu, mereka mungkin akan menderita penganiayaan atau kematian (Lukas 3: 19-20). Jika mereka tidak memberitakan, maka Allah akan menghukum mereka.
Mereka memutuskan untuk melakukan pekerjaan yang Allah telah perintahkan kepada mereka meskipun ada konsekuensinya.
Mereka memberitakan pekabaran yang mereka terima dari Allah melalui mimpi, penglihatan dan wahyu. Berkat ketekunan mereka, kita dapat membaca pekabaran Tuhan pada saat ini.
Hukum Tuhan "Berkat Ganda" - by. Rony Stevanusgmahkjerusalem
Kita mulai mengerti, mengapa perintah Tuhan itu disebut 10 hukum?
Karena itu adalah BERKAT GANDA 5 + 5!
Tetapi sebelum Tuhan memberikan berkat kepada bangsa Israel, Tuhan menjatuhkan 10 malapetaka kepada orang Mesir.
Kepada orang Mesir, Tuhan beri double malapetaka
kepada orang Israel, Tuhan beri double berkat!
2. “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat
dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan
tangan-Mu.” (Yesaya 64:8)
Ada sebuah wahyu yang begitu
berharga tentang karakter Allah di
dalam Perjanjian Lama. Namun
demikian, Ia jarang dipanggil
sebagai “Bapa.”
Yesus menguraikan tentang
karakter Allah dan mengajarkan kita
untuk memanggil Allah sebagai
“Bapa surgawi” (Matius 6:14)
BAPA
Allah yang dekat dengan kita. Dia
mengasihi kita, memperhatikan kita
dan memelihara kita (Matius 7:9-11)
SURGAWI
Dia ada di Surga. Disana Dia
disembah oleh ribuan
malaikat-malaikat. Kita
harus menghormati-Nya,
memuliakan-Nya dan
memuji-Nya (Wahyu 5:13)
3. “Dia [Kristus] mengajarkan manusia
untuk memanggil Penguasa Tertinggi
dari alam semesta dengan nama baru
“Bapa kami.” Nama ini menandakan
hubungan yang sesungguhnya kepada
kita, dan ketika diucapkan dalam
ketulusan hati melalui bibir manusia,
itu adalah alunan musik di telinga
Allah. Kristus membawa kita ke
takhta Allah melalui cara yang baru
dan hidup, untuk menyerahkan Dia
bagi kita dalam kasih BapaNya.”
E.G.W. (The Review and Herald, September 11, 1894)
4. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3)
E.G.W. (The Review and Herald, Septembre 11, 1894)
Menurut Yeremia 9:23-24, apa yang
harus kita ketahui mengenai Allah?
Allah ingin kita tahu bahwa Dia melakukan
“kasih setia, keadilan dan kebenaran,” karena
Dia suka melakukannya (Yer 9:24)
Kita bisa mengetahui karakter Bapa yang
sebenarnya dengan mempelajari kehidupan
Anak-Nya. “Barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa.” (Yohanes 14:9)
5. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita
disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia
tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3:1)
Manakah bukti terbesar
dari kasih Bapa bagi kita?
“Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Yesus mengajarkan kepada kita
bagaimana Bapa kita begitu mengasihi
kita dengan membandingkan kasih-Nya
dengan seorang gembala yang peduli,
seorang wanita yang mencari dirham yang
hilang dan ayah yang menerima anaknya
yang hilang kembali ke rumah (Lukas 15)
Bapa memberikan Pemberian yang paling
dikasihiNya oleh karena kasih. Yaitu, hidup Anak-
Nya yang tunggal.
6. “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang
akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah
yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga
tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” (Matius 6:31-32)
Kasih Bapa terus menerus
dan tak berubah, tanpa
melihat keadaan. Bapa
Surgawi kita selalu siap
sedia untuk mengurus
keperluan kita dengan
segala cara yang ada.
Dia mengajak kita untuk tidak terlalu
berlebihan dalam bekerja keras mencari
keperluan kita, karena Dia bersedia
untuk memenuhi keperluan kita.
7. “Yesus menampilkan Bapa sebagai seseorang yang
kepada siapa kita boleh memberikan kepercayaan
kita dan menyampaikan segala keinginan kita.
Ketika kita dalam rasa takut akan Allah, dan
diliputi oleh pemikiran tentang kemuliaan dan
keagungan-Nya, Bapa mengarahkan kita kepada
Kristus sebagai wakil-Nya. Apa yang engkau lihat
dinyatakan dalam Yesus, tentang kelembutan,
belas kasihan, dan kasih, yang adalah refleksi dari
sifat Bapa. Salib Kalvari mengungkapkan kepada
manusia tentang kasih Allah. Kristus
menampilkan Penguasa alam semesta sebagai
Allah yang penuh kasih. Melalui mulut nabi Dia
berkata, “Aku mengasihi engkau dengan kasih
yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu.’”
E.G.W. (In Heavenly Places, January 12)
8. Roh Kudus
memuliakan
Anak
(Yoh 16:14)
Anak
memuliakan
Bapa
(Yoh 17:4)
Bapa
memuliakan
Anak
(Kisah 3:13)
“Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-
perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup” (Ibrani 9:14)
Yesus mengajarkan bahwa Allah
adalah satu dalam tiga Pribadi Ilahi:
Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Setiap orang memiliki bagian dalam
rencana keselamatan. Mereka
bekerja bersama-sama di saat-saat
penting dari kelahiran Yesus (Lukas
1:26-35), baptisan (Luk 3:21-22) dan
penyaliban (Ibrani 9:14)
Yesus menjelaskan bahwa ada
keserasian yang mutlak dan kerja
sama antara ketiga Pribadi Ilahi.
Jadi mereka semua memuliakan
satu sama lain.
9. “Bapa, Anak, dan Roh Kudus,
kekuatan tak terbatas dan
maha tahu, menerima mereka
yang benar-benar masuk ke
dalam hubungan perjanjian
dengan Allah. Mereka hadir
pada setiap baptisan, untuk
menerima setiap calon yang
telah meninggalkan dunia dan
telah menerima Kristus ke
dalam bait jiwa. Para calon ini
telah masuk ke dalam keluarga
Allah, dan nama mereka
tertulis dalam buku kehidupan
Anak Domba.”E.G.W. (SDA Bible Commentary, on Romans 6:4)