Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang model distribusi logam berat di settling pond pada tambang nikel laterit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecepatan pengendapan berbagai ukuran butir sedimen, menentukan waktu proses pembuangan air dan sedimen, serta memodelkan distribusi logam berat secara vertikal dan horizontal di dalam settling pond. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Konawe Utara, Sulawes
Sebagian besar batugamping dibuat menjadi batu pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti : landasan jalan dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling ekonomis dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagau bahan utama pembutan semen Portland. beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang sangat kuat dan padat dengan sejumlah ruang atau pori. Sifat ini yang membuat batu gamping dapat berdiri kokoh walaupun mengalami proses abrasi. Batu kapur (CaCO3) merupakan salah satu mineral industri yang banyak dibutuhkan dan digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan secara langsung batu kapur yaitu pada industri semen dan gula, keramik, bahan imbuh pada proses smelter dan bahan bangunan. Sedangkan penggunaan secara tidak langsung masih perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang dapat berupa light calcium carbonatataupun kapur tohor/bakar (CaO). Light calcium carbonat dan kapur tohor/bakar sama banyaknya dibutuhkan untuk kebutuhan industri cat, pasta gigi, pemutih kertas, kosmetika, netralisasi tanah, bahan bangunan dan lain-lain (Supriyatna et.al., 2013)
Sebagian besar batugamping dibuat menjadi batu pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti : landasan jalan dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling ekonomis dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagau bahan utama pembutan semen Portland. beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang sangat kuat dan padat dengan sejumlah ruang atau pori. Sifat ini yang membuat batu gamping dapat berdiri kokoh walaupun mengalami proses abrasi. Batu kapur (CaCO3) merupakan salah satu mineral industri yang banyak dibutuhkan dan digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan secara langsung batu kapur yaitu pada industri semen dan gula, keramik, bahan imbuh pada proses smelter dan bahan bangunan. Sedangkan penggunaan secara tidak langsung masih perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang dapat berupa light calcium carbonatataupun kapur tohor/bakar (CaO). Light calcium carbonat dan kapur tohor/bakar sama banyaknya dibutuhkan untuk kebutuhan industri cat, pasta gigi, pemutih kertas, kosmetika, netralisasi tanah, bahan bangunan dan lain-lain (Supriyatna et.al., 2013)
ini adalah bahan ajar dosen teknik pertambangan UNPAR Kalimantan Tengah
bahan ajar yg bagus buat to mahasiswa pertambangan di seluruh indonesia.
silahkan mendownload to bahan ajar anda sekalian.
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Tugas Matakuliah Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Oleh : Luhur Moekti Prayogo (19/449597/PTK/12856) dan Yanuar Adji Nugroho
Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
1. PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Model Distribusi Pencemara
Logam Berat Material di Settling Pond pada
Penambangan Nikel Laterit
Oleh :
Muhammad. Chaerul
P 03 008 12 404
Promotor : Prof.Dr.Ir.H.Muh.Saleh Pallu, M.Eng
Co-Promotor : Prof.Dr.Ir. Mary Selintung, M.Sc
Co-Promotor : Dr.Ir.Johanes Patanduk, MS
2. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.1. LATAR BELAKANG1.1. LATAR BELAKANG
Proses Penambangan
Nikel
Proses Penambangan
Nikel Settling PondSettling Pond
Undang-Undang
Pencemaran Material
Sedimen
Undang-Undang
Pencemaran Material
Sedimen
Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran
Lingkungan
Model Distribusi Pencemaran Logam
Berat (Fe, NI, Cr3+, Cr6+, Co, Cd)
Model Distribusi Pencemaran Logam
Berat (Fe, NI, Cr3+, Cr6+, Co, Cd)
3. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.2. RUMUSAN MASALAH1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kecepatan pengendapan dari setiap ukuran butir material
sedimen yang ada di settling pond?
1. Bagaimana kecepatan pengendapan dari setiap ukuran butir material
sedimen yang ada di settling pond?
2. Berapa lama Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuangan air dan
sedimen yang melayang dan proses pemindahan endapan sedimen keluar
settling pond?
2. Berapa lama Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuangan air dan
sedimen yang melayang dan proses pemindahan endapan sedimen keluar
settling pond?
3. Apa jenis batuan ultrabasa yang membawa logam berat dari hasil
penambangan
3. Apa jenis batuan ultrabasa yang membawa logam berat dari hasil
penambangan
4. Bagaimana model tingkat distribusi baik secara vertikal maupaun horizontal
pencemaran logam berat yang ada di dalam setiap settling pond.
4. Bagaimana model tingkat distribusi baik secara vertikal maupaun horizontal
pencemaran logam berat yang ada di dalam setiap settling pond.
4. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.3. TUJUAN PENELITIAN1.3. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis kecepatan pengendapan dan keberadaan logam berat dari setiap
ukuran butir material sedimen yang ada di settling pond.
1. Menganalisis kecepatan pengendapan dan keberadaan logam berat dari setiap
ukuran butir material sedimen yang ada di settling pond.
2. Menentukan Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuangan air dan sedimen
yang melayang dan proses pemindahan endapan sedimen keluar settling pond.
2. Menentukan Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuangan air dan sedimen
yang melayang dan proses pemindahan endapan sedimen keluar settling pond.
3. Menentukan jenis batuan ultrabasa yang membawa logam berat dari hasil
penambangan
3. Menentukan jenis batuan ultrabasa yang membawa logam berat dari hasil
penambangan
4. Memodelkan berapa besar tingkat distribusi secara vertikal dan horizontal
pencemaran logam berat yang ada di dalam settling pond.
4. Memodelkan berapa besar tingkat distribusi secara vertikal dan horizontal
pencemaran logam berat yang ada di dalam settling pond.
5. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.4. MANFAAT PENELITIAN1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Aspek Akademis
A. Mendapatkan gambaran keberadaan logam berat dalam endapan laterit pada lahan pasca
tambang nikel.
B. Sumber informasi baru mengenai status geokimia ditinjau dari keberadaan logam-logam berat
dalam endapan nikel laterit, sehingga menjadi pembuka aspirasi baru yang kuat untuk
melakukan standarisasi geokimia lingkungan lahan pasca tambang nikel.
C. Bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam merumuskan model pengelolaan lahan pasca tambang nikel.
1. Aspek Akademis
A. Mendapatkan gambaran keberadaan logam berat dalam endapan laterit pada lahan pasca
tambang nikel.
B. Sumber informasi baru mengenai status geokimia ditinjau dari keberadaan logam-logam berat
dalam endapan nikel laterit, sehingga menjadi pembuka aspirasi baru yang kuat untuk
melakukan standarisasi geokimia lingkungan lahan pasca tambang nikel.
C. Bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam merumuskan model pengelolaan lahan pasca tambang nikel.
2. Aspek Praktis
A.Diharapkan melalui penelitian material yang ada di settling pond dan distribusi pencemaran
logam berat material yang ada di dalamnya akan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
perencanaan dan pembuatan settling pond di suatu proses penambangan.
B.Dengan berhasilnya penanganan kawasan pertambangan yang baik, maka akan menumbuhkan
citra positif bagi pelaksanaan pemerintahan di Daerah penelitian.
2. Aspek Praktis
A.Diharapkan melalui penelitian material yang ada di settling pond dan distribusi pencemaran
logam berat material yang ada di dalamnya akan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
perencanaan dan pembuatan settling pond di suatu proses penambangan.
B.Dengan berhasilnya penanganan kawasan pertambangan yang baik, maka akan menumbuhkan
citra positif bagi pelaksanaan pemerintahan di Daerah penelitian.
6. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.5. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang Lingkup
Wilayah Studi :
Penelitian ini
dilakukan di
Kecamatan
Motui
Kabupaten
Konawe Utara
Propinsi
Sulawesi
Tenggara.
Pengamatan di
lapangan
dilakukan pada
meliputi
pemetaan lahan
pasca tambang.
Ruang Lingkup
Wilayah Studi :
Penelitian ini
dilakukan di
Kecamatan
Motui
Kabupaten
Konawe Utara
Propinsi
Sulawesi
Tenggara.
Pengamatan di
lapangan
dilakukan pada
meliputi
pemetaan lahan
pasca tambang.
Ruang Lingkup Substansi:
Pencemaran
Logam Berat
Tambang Nikel
Undang-undang dan peraturan tentang
pengelolaan lingkungan
Hidrolika saluran
Settling pond
Ruang Lingkup Substansi:
Pencemaran
Logam Berat
Tambang Nikel
Undang-undang dan peraturan tentang
pengelolaan lingkungan
Hidrolika saluran
Settling pond
Ruang Lingkup Pembahasan:
Menghitung kecepatan pengendapan material yang ada di dalam settling
pond.
Menentukan waktu proses pembuangan air dan sedimen melayang yang ada
di dalam settling pond
Mengidentifikasi jenis batuan ultrabasa apa yang membawa logam berat ke
dalam settling pond.
Menghitung distribusi pencemaran logam berat baik secara vertikal dan
horizontal yang ada di dalam settling pond.
Ruang Lingkup Pembahasan:
Menghitung kecepatan pengendapan material yang ada di dalam settling
pond.
Menentukan waktu proses pembuangan air dan sedimen melayang yang ada
di dalam settling pond
Mengidentifikasi jenis batuan ultrabasa apa yang membawa logam berat ke
dalam settling pond.
Menghitung distribusi pencemaran logam berat baik secara vertikal dan
horizontal yang ada di dalam settling pond.
7. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.6. PENELITI TERDAHULU1.6. PENELITI TERDAHULU
8. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
1.7. Novelty/Keterbaruan Penelitian1.7. Novelty/Keterbaruan Penelitian
1) Penelitian dilakukan untuk mengamati tingkat
pencemaran ukuran material sedimen berdasarkan
ukuran butirnya.
2) Menentukan waktu material melayang dan air untuk di
buang keluar dari settling pond
3) Menggunakan metode dendogram dalam penentuan
material toksik yang paling dominan
4) Membuat suatu model matematis tentang laju
pengendapan material (air dan sedimen) yang
mengandung logam berat
1) Penelitian dilakukan untuk mengamati tingkat
pencemaran ukuran material sedimen berdasarkan
ukuran butirnya.
2) Menentukan waktu material melayang dan air untuk di
buang keluar dari settling pond
3) Menggunakan metode dendogram dalam penentuan
material toksik yang paling dominan
4) Membuat suatu model matematis tentang laju
pengendapan material (air dan sedimen) yang
mengandung logam berat
9. BAB II TINJAUAN PUSTAKABAB II TINJAUAN PUSTAKA
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Endapan Nikel LateritEndapan Nikel Laterit
Proses PenambanganProses Penambangan
Settling PondSettling Pond
SedimentasiSedimentasi
PencemaranPencemaran
Logam BeratLogam Berat
10. BAB II TINJAUAN PUSTAKABAB II TINJAUAN PUSTAKA
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Undang-Undang dan Peraturan Pencemaran Lingkungan :
1)UU No. 32/2009
2)Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000
3)Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993
4)Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1990
5)Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1994
6)Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982
7)PP Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2010
8)Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006
11. BAB II TINJAUAN PUSTAKABAB II TINJAUAN PUSTAKA
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Kerangka Konsep PenelitianKerangka Konsep Penelitian
12. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
3.1. Rancangan penelitian
Jenis Penelitian : metode observasional yang dilaksanakan di lokasi
penambangan nikel laterit khususnya di daerah settling pond dengan
tujuan untuk mengetahui proses, waktu dan jenis material yang
terendapkan
Pendekatan Penelitian : Pendekatan positivistik cross sectional
kuantitaif dan kualitatif yaitu melakukan penelitian mencoba menganalisa
fakta-fakta dan data-data empiris untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi/menyebabkan terjadinya sesuatu hal.
13. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Gambar Penampang Melintang pada Lokasi
Pengambilan Sampel
Variabel Penelitian :
Variabel Bebas : Jenis
mineral yang terkandung di
dalam batuan yang ditambang
dan material yang masuk ke
dalam settling pond.
Variabel Terikat : Kadar
logam berat (Ni, Co, Fe, Cr dan
Mn) pada material sedimen, air,
TSS dan SSC yang ada di
dalam Settling pond dan waktu
pengendapan material yang ada
di dalamnya.
Variabel
Perancu/pengganggu : Jenis
tanah, topografi, curah hujan
14. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
3.2 Metode Analisis Data
Analisis Laboratorium
Analisis Mineralogi : Analisis mineralogi dilakukan untuk penamaan batuan
ultrabasa dan proses laterisasi yang menghasilkan logam laterit.
Analisis Logam Berat pada Sampel Air : Besarnya konsentrasi logam berat
dianalisis dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrometer (AAS), tipe flame.
Prosedur ini dilakukan dengan sistem duplo.
Analisis Logam Berat pada Sampel Sedimen : Prosedur analisis logam berat
untuk sampel sedimen dilakukan dengan metode ekstraksi asam (EPA Method
200.2, 1994).
15. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Analisis Statistik
Penetapan Nilai Kontribusi Konsentrasi Logam Berat dalam Tanah air dan material
suspended pasca penambangan : untuk menentukan besarnya kontribusi suatu peubah (X)
terhadap peubah yang lain (Y) dapat ditentukan berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2
) dari
suatu regresi parsial Y = a + bX dan regresi multiple Y = ao+a1X1 a2X2+ .. +akXk (Sudjana, 1983;
dan Tiro 2005).
Penetapan Faktor Akumulasi Logam berat dalam Air, Sedimen dan material buangan
(Waste) : Faktor akumulasi didefinisikan sebagai perbandingan konsentrasi logam dalam
sedimen suspended dengan konsentrasi logam dalam air. Dengan demikian Faktor akumulasi
dapat ditentukan dengan persamaan :
FA = C Biota / C Air (Hutagalung dan Razak, 1982)
Dimana : FA = Faktor Akumulasi
C = Konsentrasi logam
16. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Analisis Statistik
Menghitung hubungan antara kecepatan pengandapan, kedalaman air dan waktu
tinggal ditunjukkan dengan rumus :
dimana : vt = kecepatan pengandapan,
D = kedalaman kolam,
T = waktu tinggal.
Dendogram : Dendogram adalah diagram percabangan yang menggambarkan
hubungan persamaan dalam satu kesatuan (Michael Drout dan Leah Smith).
17. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
18. BAB III METODE PENELITIANBAB III METODE PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
Diagram Alir Metode PenelitianDiagram Alir Metode Penelitian
19. PETA CITRA DAERAH LOKASI PENELITIANPETA CITRA DAERAH LOKASI PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)
20. PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIANPETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN
Muh. Chaerul (P08 003 12 404)