SlideShare a Scribd company logo
Karakteristik dari Perencanaan Strategis
   Manajer yang paling kompeten menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memikirkan
   mengenai masa depan. Hasilnya mungkin berupa pemahaman informal mengenai arah masa
   depan yang akan diambil oleh entitas tersebut, atau mungkin juga berupa pernyataan formal yang
   berisi rencana spesifik mengenai bagaimana untuk sampai kea rah sana. Pernyataan formal dari
   rencana semacam itu disebut di sini sebagai rencana strategis, serta proses pembuatan dan revisi
   dari pernyataan ini disebut dengan perencanaan strategis (di tempat lain disebut dengan
   perencanaan dan pemrograman jangka panjang). Perencanaan strategis adalah proses
   memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah
   sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.
1. Hubungan dengan formulasi strategi
   Ditarik perbedaan antara dua proses manajemen, yaitu formulasi strategi dan perencanaan
   strategis. Karena “strategi” atau “strategis” digunakan dalam kedua istilah, maka ada
   kemungkinan timbul kebingungan. Perbedaannya adalah bahwa formulasi strategis merupakan
   proses untuk memutuskan strategi baru, sementara perencanaan strategis merupakan proses
   untuk memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Dalam proses formulasi
   strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan strategi-strategi utama
   untuk mencapai cita-cita tersebut. Proses perencanaan strategis kemudian mengambil cita-cita
   dan strategi yang telah ditentukan tersebut dan mengembangkan program-program yang akan
   melaksanakan strategi dan mencapai cita-cita tersebut secara efisien dan efektif.
2. Evolusi dari Perencanaan strategis
   Lima puluh tahun yang lalu, proses perencanaan strategis di hampir semua organisasi adalah
   tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang, hal tersebut tidak
   dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Beberapa perusahaan memulai sistem perencanaan
   strategis formal di akhir tahun 1950-an, akan tetapi hampir semua usaha-usaha awal tersebut
   merupakan kegagalan, karena merupakan adaptasi minor dari sistem pembuatan anggaran yang
   ada. Data yang diperlukan jauh lebih terinci dari seharusnya; para staf dan bukannya manajemen
   lini yang melakukan hampir semua pekerjaan tersebut; dan para partisipan menghabiskan banyak
   waktu untuk mengisi formulir dan bukannya untuk memikirkan secara mendalam mengenai
   alternatif-alternatif dan memilih terbaik di antaranya. Dengan berjalannya waktu, manajemen
   mengambil pelajaran dari pengalaman mereka.
   Saat ini banyak organisasi menghargai keunggulan dari pembuatan rencana untuk tiga atau lima
   tahun ke depan. Praktik menyatakan rencana tersebut dalam dokumen atau model formal adalah
   luas, tetapi bukan berarti diterima secara universal. Jumlah rincian umumnya jauh lebih sedikit
   dibandingkan dengan rencana strategis pada tahun 1950-an.
   Contoh. Emerson Electric, perusahaan elektrikal dan elektronik senilai $ 16 miliar, mengikuti
   strategi kepemimpinan biaya (cost leadership strategy) dan melaporkan peningkatan yang terus-
   menerus dalam laba selama 43 tahun tanpa pernah terputus. Perusahaan menyatakan bahwa
   kesuksesannya yang luar biasa tersebut terletak pada proses perencanaannya. CEO perusahaan
   menghabiskan hampir 60 % waktunya untuk merencanakan pertemuan. Para kepala dari ke-65
   divisi menyajikan rencana-rencana mereka kepada CEO tersebut. Pertemuan perencanaan
   berkisar        pada pertanyaan-pertanyaan tajam        mengenai         asumsi-asumsi      dan
   menggali pertanyaan atas opsi-opsi untuk mengurangi biaya. Dokumen perencanaan fokus pada
   empat ukuran kunci:arus kas bebas, tingkat pengembalian atas modal, persentase penjualan yang
   dihasilkan dari produk baru, dan margin laba.
3. Manfaat dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategis
Proses perencanaan strategis formal dapat memberikan kepada organisasi : (1) kerangka kerja
   untuk mengembangkan anggaran tahunan, (2) alat pengembangan manajemen, (3) mekanisme
   untuk memaksa manajemen agar memikirkan jangka panjang, dan (4) alat untuk menyejajarkan
   manajer dengan strategi jangka panjang perusahaan.
   Kerangka Kerja untuk Pengembangan Anggaran
   Suatu anggaran operasi memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun mendatang. Oleh
   karena itu, adalah penting bahwa manajemen membuatkomitmen sumber daya semacam itu
   dengan ide yang jelas mengenai ke mana arah organisasi untuk beberapa tahun ke depan. Suatu
   rencana strategis menyediakan kerangka kerja yang lebih luas tersebut. Dengan demikian,
   manfaat penting dari pembuatan suatu rencana strategis adalah bahwa rencana tersebut
   menfasilitasi formulasi dari anggaran yang efektif.
   Alat Pengembangan Manajemen
   Perencanaan strategis formal adalah alat pendidikan dan pelatihan manajemen yang unggul
   dalam memperlengkapi para manajer dengan suatu pemikiran mengenai strategi dan
   implementasinya. Tidak berlebihan jika dikatakan bhwa dalam perencanaan strategis
   formal, prose situ sendiri adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan output dari proses
   tersebut, yang merupakan dokumen rencana.
   Mekanisme untuk Memaksa manajemen memikirkan jangka panjang
   Manajer cenderung untuk lebih khawatir mengenai masalah-masalah taktis dan pengelolaan
   urusan-urusan bisnis rutin saat ini dibandingkan mengenai penciptaan masa depan. Proses
   perencanaan strategis formal memaksa manajer untuk menyediakan waktu guna memikirkan
   masalah-masalah jangka panjang yang penting.
   Alat untuk Menyejajarkan Manajer dengan Strategi korporat
   Debat, diskusi, dan negosiasi yang terjadi selama proses perencanaan mengklarifikasi strategi
   korporat, menyatukan dan menyejajarkan manajer dengan strategi semacam itu, dan
   mengungkapkan implikasi dari strategi korporat bagi manajer individual. Seperti yang akan
   ditunjukkan, keputusan program dibuat pada satu waktu, dan rencana strategis menyatukannya.
   Pembuatan       rencana      strategis   mungkin     mengungkapkan        bahwa      keputusan-
   keputusan individual tidak menciptakan suatu keseluruhan yang memuaskan. Contoh. Pada
   tahun 1996, Texaco produsen minyak dan gas yang besar dan rumit, memiliki anggaran
   pengeluaran modal dan eksplorasi sebesar $ 3,6 miliar. Beberapa dari proyeknya tahun 1996
   meliputi “pengembangan proyek-proyek lepas pantai di Laut utara, Nigeria, Angola,
   Australia, dan Asia Tenggara. Perusahaan berusaha untuk terus meningkatkan produksi
   dizona netral antara lain Arab Saudi dan Kuwait. “Dengan tingkat risiko yang terkait dengan
   proyek-proyek yang berbeda dan jumlah sumber daya yang tersedia, perencanaan strategis
   merupakan suatu kebutuhan bagi Texaco dalam memilih di antara proyek-proyek. Dengan
   adanya serangan teroris pada tanggal 11 September 2001 di Amerika Serikat, perencanaan
   strategis untuk perusahaan-perusahaan Amerika mengambil dimensi tambahan, yaitu
   perencanaan bencana. Keputusan strategis yang dipengaruhi oleh perencanaan bencana meliputi
   disperse geografis dari staf dan sumber daya, rencana kontinjensi untuk kehilangan dari seluruh
   fungsi bisnis, dan tingkat pendanaan untuk dana pemulihan akibat bencana dari korporat.
B. Menganalisis Program-program baru yang diusulkan
   Ide-ide untuk program baru dapat berasal dari mana pun dalam organisasi: dari CEO, dari staf
   perencanaan kantor pusat, atau dari berbagai bagian organisasi yang beroperasi. Misalnya, dalam
   3M Corporation, ide untuk notes “Post-It― berasal dari bawah organisasi, bukan
   merupakan inisiatif dari CEO. Organisasi riset dan pengembangan diharapkan menghasilkan ide-
ide untuk produk atau proses baru, organisasi pemasaran diharapkan menghasilkan inovasi
     pemasaran, dan organisasi teknik produksi diharapkan menghasilkan peralatan dan metode
     produksi yang lebih baik.Usulan-usulan untuk program pada intinya bersifat reaktif atau proaktif,
     yaitu muncul sebagai reaksi terhadap ancaman yang dirasakan, seperti kabar burung mengenai
     pengenalan produk baru oleh pesaing, atau sebagai inisiatif untuk mengkapitalisasi suatu
     kesempatan.
     Analisis Investasi Modal
     Hampir semua usulan memerlukan modal baru yang signifikan. Teknik-teknik untuk
     menganalisis usulan investasi modal berusaha untuk menemukan (a) nilai sekarang bersih dari
     proyek tersebut, yaitu, kelebihan nilai sekarang dari estimasi arus kas masuk terhadap jumlah
     investai yang diperlukan, atau (b) tingkat pengembalian internal yang implisit dalam hubungan
     antara kas yang masuk dan keluar. Intinya adalah bahwa teknik-teknik ini digunakan hanya pada
     sekitar separuh situasi di mana secara konseptual, teknik-teknik ini dapat diterapkan. Paling tidak
     ada empat alasan untuk tidak menggunakan teknik nilai sekarang dalam menganalisis semua
     usulan.
1.    Usulan tersebut mungkin jelas menarik sehingga perhitungan dari nilai sekarang bersihnya tidak
     diperlukan. Mesin yang baru dikembangkan dan yang mengurangi biaya secara substansial
     sehingga akan memberikan pengembangan dalam satu tahun adalah salah-satu contohnya.
2.     Estimasi yang terlibat dalam usulan begitu tidak pasti sehingga membuat perhitungan nilai
     sekarang bersih dipercaya tidak sesuai dengan usahanya.
3.    Alasan untuk usulan tersebut adalah selain peningkatan dalam profitabilitas. Pendekatan nilai
     sekarang mengasumsikan bahwa “fungsi tujuan― adalah meningkatkan laba, tetapi banyak
     usulan investasi yang memperoleh persetujuan berdasarkan alasan bahwa usulan tersebut
     meningkatkan semangat karyawan, citra perusahaan, atau keselamatan kerja.
4.    Tidak ada alternative yang layak untuk diadopsi. Hukum lingkungan mungkin mengharuskan
     investasi dalam suatu program baru.
     Di sini dijelaskan secara singkat beberapa pertimbangan yang berguna dalam
     mengimplementasikan sistem evaluasi pengeluaran modal.
     Aturan-aturan. Perusahaan umumnya mempublikasikan aturan dan prosedur untuk persetujuan
     usulan pengeluaran modal dengan berbagai besaran. Usulan pengeluaran yang kecil dapat
     disetujui di tingkat manajer pabrik, bergantung pada total jumlah yang telah ditentukan dalam
     satu tahun, dan usulan yang lebih besar akan diteruskan ke manajer unit bisnis, lalu ke CEO, dan,
     dalam kasus usulan yang sangat penting, ke dewan direksi.
     Menghindari Manipulasi. Para pengusul yang mengetahui bahwa proyek mereka dengan nilai
     sekarang bersih yang negative kemungkinan besar tidak akan disetujui, bisa saja “nekat―
     bahwa proyek tersebut harus diambil. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin membuat usulan
     tersebut menjadi menarik dengan cara menyesuaikan estimasi awal, sehingga proyek tersebut
     memenuhi kriteria numerik-mungkin dengan membuat estimasi yang optimistis atas pendapatan
     penjualan atau dengan mengurangi penyisihan untuk kontijensi dalam beberapa elemen biaya.
     Salah-satu tugas yang paling sulit dari analisis proyek adalah untuk mendeteksi manipulasi
     semacam itu.
     Model. Selain model pembuatan anggaran modal yang mendasar, ada teknik-teknik spesialisasi,
     seperti analisis risiko, analisis sensitivitas, simulasi, perencanaan scenario, teori permainan,
     model penetapan harga opsi, analisis klaim kontinjen, dan analisis diagram pohon untuk
     pengambilan keputusan.
C.    Menganalisis Program-program yang sedang berjalan
Selain mengembangkan program-program baru, banyak perusahaan memiliki cara yang
   sistematis untuk menganalisis program-program yang sedang berjalan. Beberapa teknik analitis
   dapat membantu dalam proses ini. Bagian ini menggambarkan analisis rantai nilai dan
   pertimbangan biaya berdasarkan aktivitas.
1. Analisis Rantai Nilai
   Rantai nilai untuk perusahaan mana pun adalah sekelompok aktivitas yang menciptakan nilai dan
   saling berhubungan yang menjadi bagiannya, dari memperoleh bahan baku dasar untuk pemasok
   komponen sampai membuat produk akhir dan mengantarkannya ke pelanggan akhir. Dari
   perspektif perencanaan strategis, konsep rantai nilai menyoroti tiga bidang yang potensial
   berguna:
1. Hubungan dengan pemasok
2. Hubungan dengan pelanggan
3. Hubungan proses di dalam rantai nilai dari perusahaan tersebut.
Hubungan dengan Pemasok
   Hubungan dengan pelanggan sebaiknya dikelola sedemikian rupa sehingga baik perusahaan
   maupun pemasoknya sama-sama memperoleh manfaat. Mengambil keuntungan dari kesempatan
   semacam itu dapat secara dramatis mengurangi biaya, meningkatkan nilai, atau keduanya.
   Contoh. Ketika pengantaran coklat dalam jumlah besar dimulai dalam bentuk cair dengan mobil
   tangki dan bukannya dalam bentuk batangan yang dicetak seberat 10 pon, suatu perusahaan
   coklat menghilangkan biaya untuk mencetak dan mengepak batangan-batangan coklat, sementara
   produsen coklat menghemat biaya untuk membongkar dan melelehkan.
   Hubungan dengan Pelanggan
   Hubungan dengan pelanggan juga dapat menjadi sama pentingnya seperti hubungan dengan
   pemasok. Ada banyak contoh mengenai hubungan yang saling menguntungkan antara
   perusahaan dengan pelanggannya.
   Contoh. Beberapa produsen wadah telah membangun fasilitas produksi dekat dengan pabrik bir
   dan mengantarkan wadah melalui konveyor secara langsung ke lini perakitan pelanggan. Hal ini
   menghasilkan pengurangan biaya yang cukup signifikan, baik bagi produsen container maupun
   bagi pelanggan mereka melalui percepatan transportasi dari wadah kosong, yang dilakukan
   dalam jumlah besar dan berat.
   Hubungan Proses dengan Rantai Nilai dari Perusahaan.
   Analisis rantai nilai secara eksplisit mengakui fakta bahwa aktivitas nilai individual dalam
   perusahaan tidaklah independen tetapi saling bergantung. Contoh. Di McDonald’s,
   penentuan waktu dari kampanye promosi secara signifikan mempengaruhi utilisasi kapasitas
   produksi (aktivitas nilai yang lain). Aktivitas yang berhubungan ini harus dikoordinasikan untuk
   merealisasikan dampak penuh dari promosi.
   Suatu perusahaan mungkin ingin menganalisis hubungan proses di dalam rantai nilai, mencari
   cara untuk meningkatkan efisiensinya. Tujuan keseluruhan dari analisis ini adalah untuk
   memindahkan bahan baku pertama dari pemasok, melalui produksi, dan ke pelanggan dengan
   biaya rendah, waktu terpendek, dan kualitas yang dapat diterima.
   Efisiensi dari bagian desain rantai nilai dapat ditingkatkan dengan mengurangi jumlah komponen
   terpisah dan meningkatkan kemudahan untuk memproduksinya.
   Contoh. Produsen VCR jepang mampu mengurangi harga dari $ 1.300 pada tahun 1977 menjadi
   $ 295 pada tahun 1984 dengan cara menekankan pada dampak dari langkah awal dalam rantai
   (desain produk) terhadap langkah selanjutnya (produksi) dengan cara mengurangi secara drastic
   jumlah komponen dalam VCR.
2. Perhitungan biaya Berdasarkan Aktivitas
   Meningkatnya komputerisasi dan otorisasi di pabrik-pabrik telah mengarah pada perubahan-
   perubahan penting dalam sistem untuk mengumpulkan dan menggunakan informasi biaya. Enam
   puluh tahun yang lalu, hampir semua perusahaan mengalokasikan biaya overhead ke produk
   melalui tarif overhead tingkat pabrik yang didasarkan pada jam atau dolar tenaga kerja langsung.
   Sekarang, semakin banyak perusahaan mengumpulkan biaya yang terkait dengan bahan baku
   (misalnya transportasi dan penyimpanan) secara terpisah dari biaya produksi lainnya; dan
   mengumpulkan biaya produksi untuk departemen individual, mesin individual, atau “sel―
   individual, yang terdiri dari sekelompok mesin yang melakukan serangkaian operasi terkait atas
   suatu produk. Dalam pusat-pusat biaya ini, biaya tenaga kerja langsung mungkin digabungkan
   dengan biaya-biaya lain, sehingga menjadi biaya konversi-yaitu, biaya tenaga kerja dan biaya
   overhead untuk mengoversi bahan baku dan komponen menjadi barang jadi. Selain biaya
   koversi, sistem yang lebih baru ini juga membebankan biaya R&D, biaya umum dan
   administratif, serta biaya pemasaran ke produk. Sistem yang lebih baru ini juga menggunakan
   dasar alokasi yang lebih dari satu. Dalam sistem yang lebih baru ini, kata aktivitas seringkali
   digunakan dibandingkan dengan kata pusat biaya, dan pemicu biaya lebih sering digunakan
   dibandingkan dengan kata dasar alokasi; dan sistem biaya ini disebut dengan sistem perhitungan
   biaya berdasarkan aktivitas (activity-based cost-ABC).
D. Proses Perencanaan Strategis
   Dalam suatu perusahaan yang beroperasi sesuai dengan tahun kalender, proses perencanaan
   strategis dimulai pada musim semi dan diselesaikan pada musim gugur, tepat sebelum
   pembuatan anggaran tahunan. Proses tersebut melibatkan langkah-langkah berikut ini :
1. Meninjau dan memperbaharui rencana strategis dari tahun lalu
2. Memutuskan asumsi dan pedoman
3. Iterasi pertama dari rencana strategis baru
4. Analisis
5. Iterasi kedua dari rencana strategis baru
6. Meninjau dan Menyetujui
1. Meninjau dan memperbaharui rencana strategis dari tahun lalu
   Selama satu tahun, keputusan yang mengubah rencana strategis dibuat; manajemen membuat
   keputusan kapan pun ada kebutuhan akan hal itu, dan bukan sebagai respons terhadap terhadap
   jadwal yang telah ditentukan. Secara konseptual, implikasi dari setiap keputusan untuk lima
   tahun ke depan sebaiknya dimasukkan dalam rencana strategis segera setelah keputusan tersebut
   dibuat. Jika tidak, rencana formal tersebut tidak lagi mencerminkan jalan yang direncanakan
   akan diikuti oleh perusahaan. Khususnya, rencana tersebut tidak mencerminkan dasar yang
   berlaku untuk menguji usulan strategi dan program yang merupakan salah-satu nilai utama
   rencana itu.
2. Memutuskan asumsi dan pedoman
   Rencana strategis yang telah diperbaharui memasukkan asumsi-asumsi luas seperti pertumbuhan
   dalam Produk Domestik Bruto (PDB), pergerakan musiman, tarif upah, tenaga kerja, harga-harga
   dari bahan baku penting, tingkat bunga, harga jual, kondisi pasar seperti tindakan pesaing, dan
   dampak dari undang-undang pemerintah di setiap Negara di mana perusahaan beroperasi.
   Asumsi-asumsi ini diperiksa kembali dan jika diperlukan diubah untuk memasukkan informasi
   paling akhir.
3. Iterasi Pertama dari Rencana Strategis
http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/perencanaan-strategis.html
   Menggunakan asumsi, tujuan dan pedoman tersebut, unit bisnis dan unit operasi lainnya
   membuat rangcangan pertama dari rencana strategis, yang mungkin memasukkan rencana
   operasi yang berbeda dari yang dimasukkan dalam rencana sekarang, seperti perubahan dalam
   taktik pemasaran; dengan didukung alasan. Staf unit bisnis melakukan banyak pekerjaan analitis,
   tetapi manajer unit bisnis membuat keputusan akhir. Bergantung pada hubungan pribadi,
   karyawan unit bisnis dapat mencari saran dari staf kantor pusat dalam pengembangan rencana-
   rencana ini. Anggota dari staf kantor pusat sering kali mengunjungi unit bisnis selama proses ini
   dengan tujuan untuk mengklarifikasi pedoman, asumsi, dan instruksi, serta secara umum, untuk
   membantu dalam proses perencanaan
4. Analisis
   Ketika kantor pusat menerima rencana unit bisnis, kantor pusat mengagregasikannya menjadi
   satu rencana strategis korporat secara keseluruhan, Staf perencanaan dan pemasaran, produksi
   dan eksektif fungsional lainnya di kantor pusat menganalisis rencana ini secara mendalam. Unit
   bisnis X merencanakan taktik pemasaran baru; apakah mungkin bagi bahwa penjualan yang
   dihasilkan akan sebesar seperti yang diindikasikan pada rencana tersebut?
5. Iterasi Kedua dari Rencana Strategis
   Analisis dari penyerahan pertama mungkin memerlukan revisi rencana dari beberapa unit bisnis
   saja, tetapi dapat juga mengarah pada perubahan dalam asumsi dan pedoman yang
   mempengaruhi semua unit bisnis. Misalnya, agregasi dari semua rencana mungkin
   mengindikasikan bahwa penurunan kas akibat peningkatan persediaan dan pengeluaran modal
   lebih besar daripada yang dapat ditoleransi perusahaan dengan aman; jika demikian, mungkin
   ada kebutuhan untuk menunda pengeluaran di seluruh organisasi. Keputusan ini mengarah pada
   revisi dari rencana.
6. Tinjauan dan Persetujuan Akhir
   Suatu pertemuan dengan pejabat-pejabat senior korporat umumnya mendiskusikan rencana yang
   direvisi secara panjang lebar. Rencana tersebut juga mungkin dipresentasikan pada suatu
   pertemuan dengan dewan direksi. CEO memberikan persetujuan akhir,. Persetujuan tersebut
   sebaiknya dilakukan sebelum awal dari proses pembuatan anggaran, karena rencana strategis
   merupakan input yang penting bagi prose situ.
   Referensi :
 Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.―Management Control System, penerbit Salemba
   Empat,2005.―
 Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business School
   Press, 1989.
 Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School
   Press, 1996.

    keyword: contoh perencanaan strategis, contoh rencana strategis perusahaan, perencanaan strategi
    unit bisnis, contoh perencanaan strategis perusahaan, contoh perencanaan jangka pendek, contoh
    perencanaan jangka panjang, contoh perencanaan strategik, manfaat perencanaan strategis, contoh
    keputusan strategis, PERENCANAAN STRATEGIS, contoh rencana jangka panjang, contoh rencana
    strategis, rencana-rencana perencanaan dan strategi harga, contoh perencanaan strategi, formulasi
    strategi, perencanaan jangka pendek, pengertian rencana strategis, perencanaan jangka panjang,
    rencana jangka panjang perusahaan, perencanaan strategis dan proses pemasaran, perencanaan
    strategi dan proses pemasaran, manfaat perencanaan strategik, hubungan anggaran dengan
    perencanaan strategi, strategi unit bisnis, perencanaan strategik, hubungan anggaran dengan
perencanaan strategis, formulasi strategi unit bisnis, mengembangkan rencana manajemen dan
produksi, pengertian perencanaan strategis, PENGERTIAN RENCANA STRATEGI

More Related Content

What's hot

Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
dzakiaziz
 
Chapter#9 Budget preparation
Chapter#9 Budget preparationChapter#9 Budget preparation
Chapter#9 Budget preparation
Rahmat Febrianto
 
Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5
Sably Az
 
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
Alfrianty Sauran
 
Evaluasi Strategi
Evaluasi StrategiEvaluasi Strategi
Evaluasi Strategi
Marthin Rajagukguk
 
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi ManajemenPerencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Apple Yuu
 
Sm, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
Sm, nadiatur rakhma,  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...Sm, nadiatur rakhma,  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
Sm, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
Nadiatur Rakhma
 
Budgeting pertemuan 1
Budgeting pertemuan 1Budgeting pertemuan 1
Budgeting pertemuan 1
budieto
 
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
Muh Agus Priyetno
 
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   Long term-objective and Generic S...SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   Long term-objective and Generic S...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
parluhutan silitonga
 
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMENPERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
Falanni Firyal Fawwaz
 
susilawati 11150205
susilawati 11150205susilawati 11150205
susilawati 11150205
susi susilawati
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Alfrianty Sauran
 
Apo5
Apo5Apo5
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_managementA. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
meridewiyanti
 
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
Theofilus Pirri
 
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanPresentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanHealth
 
Tugas makalah uas
Tugas makalah uasTugas makalah uas
Tugas makalah uas
Rizal Fadli Hidayat
 

What's hot (20)

Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
Fungsi perencanaan dalam manajemen (pert 9)
 
Chapter#9 Budget preparation
Chapter#9 Budget preparationChapter#9 Budget preparation
Chapter#9 Budget preparation
 
Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5
 
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
LONG TERM OBJECTIVE AND GRAND STRATEGY
 
Evaluasi Strategi
Evaluasi StrategiEvaluasi Strategi
Evaluasi Strategi
 
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi ManajemenPerencanaan dalam Fungsi Manajemen
Perencanaan dalam Fungsi Manajemen
 
Mene 1
Mene 1Mene 1
Mene 1
 
perencanaan manajemen
perencanaan manajemenperencanaan manajemen
perencanaan manajemen
 
Sm, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
Sm, nadiatur rakhma,  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...Sm, nadiatur rakhma,  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
Sm, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, long term objectiv...
 
Budgeting pertemuan 1
Budgeting pertemuan 1Budgeting pertemuan 1
Budgeting pertemuan 1
 
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
Strategic management, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, long term objectiv...
 
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   Long term-objective and Generic S...SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   Long term-objective and Generic S...
SM , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA Long term-objective and Generic S...
 
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMENPERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN - PENGANTAR MANAJEMEN
 
susilawati 11150205
susilawati 11150205susilawati 11150205
susilawati 11150205
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
 
Apo5
Apo5Apo5
Apo5
 
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_managementA. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
A. manajemen strategic_-_chapter_1_14_-_concept_of_strategic_management
 
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
Sm,theofilus pirri, hapzi ali,long term objective and grand strategy , univer...
 
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahanPresentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
Presentation manjemen farmasi tentang anggran perusahan
 
Tugas makalah uas
Tugas makalah uasTugas makalah uas
Tugas makalah uas
 

Viewers also liked

Ancillary research (posters) sessions 11
Ancillary research (posters) sessions 11Ancillary research (posters) sessions 11
Ancillary research (posters) sessions 11
Rubenm2
 
Alat peraga ergon
Alat peraga ergonAlat peraga ergon
Alat peraga ergon
Moh Mursyid
 
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
Nuno Rosa
 
Accessories
AccessoriesAccessories
Cj Events Experience
Cj Events ExperienceCj Events Experience
Cj Events Experience
Cindyann64
 
Loomade evolutsioon
Loomade evolutsioonLoomade evolutsioon
Loomade evolutsioonKink Kaari
 
SEA 2011
SEA 2011SEA 2011
Ancillary double page – production log session 14
Ancillary double page – production log session 14Ancillary double page – production log session 14
Ancillary double page – production log session 14
Rubenm2
 
Introductory verbs exercise
Introductory verbs exerciseIntroductory verbs exercise
Introductory verbs exercise
Kink Kaari
 
M14l36
M14l36M14l36
M14l36
Harsha Gm
 

Viewers also liked (16)

Ancillary research (posters) sessions 11
Ancillary research (posters) sessions 11Ancillary research (posters) sessions 11
Ancillary research (posters) sessions 11
 
My accessories
My accessoriesMy accessories
My accessories
 
Alat peraga ergon
Alat peraga ergonAlat peraga ergon
Alat peraga ergon
 
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
Barriers to the diffusion of the VSM (Nuno Rosa, 2016)
 
Accessories
AccessoriesAccessories
Accessories
 
20120320saito3
20120320saito320120320saito3
20120320saito3
 
Cj Events Experience
Cj Events ExperienceCj Events Experience
Cj Events Experience
 
Loomade evolutsioon
Loomade evolutsioonLoomade evolutsioon
Loomade evolutsioon
 
20120320-ohashi1
20120320-ohashi120120320-ohashi1
20120320-ohashi1
 
20120320saito2
20120320saito220120320saito2
20120320saito2
 
SEA 2011
SEA 2011SEA 2011
SEA 2011
 
Boligrafos y charms
Boligrafos y charmsBoligrafos y charms
Boligrafos y charms
 
20120320-ohashi2
20120320-ohashi220120320-ohashi2
20120320-ohashi2
 
Ancillary double page – production log session 14
Ancillary double page – production log session 14Ancillary double page – production log session 14
Ancillary double page – production log session 14
 
Introductory verbs exercise
Introductory verbs exerciseIntroductory verbs exercise
Introductory verbs exercise
 
M14l36
M14l36M14l36
M14l36
 

Similar to Bahan pelope 2

Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Wina Winarsih
 
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEKMANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
DEDE IRYAWAN
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
aghaku
 
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
SukrasnoSukrasno
 
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
AtsariSujud1
 
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbkTm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
giatamaistian1
 
Ringkasan materi uas Dwi Puji Susanti
Ringkasan materi uas Dwi Puji SusantiRingkasan materi uas Dwi Puji Susanti
Ringkasan materi uas Dwi Puji Susanti
dwipuji95
 
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
lindawinata
 
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
A'aron Dicky Taruna Putra
 
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).pptMateri 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
FurqonMuhammad4
 
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
humannisa
 
Perencanaan Laba
Perencanaan LabaPerencanaan Laba
Perencanaan Laba
Widia Ratnasari Samosir
 
PROSES PERENCANAAN.pptx
PROSES PERENCANAAN.pptxPROSES PERENCANAAN.pptx
PROSES PERENCANAAN.pptx
mitrafotocopy4
 
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
nelda pratiwi
 
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
Rame Priyanto
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Implementasi Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Implementasi Stra...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Implementasi Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Implementasi Stra...
Ipung Sutoyo
 
Pengantar bisnis dan manajemen
Pengantar bisnis dan manajemenPengantar bisnis dan manajemen
Pengantar bisnis dan manajemen
Nry Rani
 
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
nursovianasari
 

Similar to Bahan pelope 2 (20)

Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
Sm,winarsih,hapzi ali,strategic implementation from short term strategy, func...
 
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEKMANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
MANAJEMEN LINGKUP (SCOPE) PROYEK
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
 
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
1, sm, sukrasno, hapzi ali, strategic management, overview of strategic manag...
 
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
2 .3. ANGGARAN INDUK (MASTER BUDGET)(1).pptx
 
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbkTm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
Tm4 kelompok 10 analisis siklus manajemen proses bisnis pada pt adhi karya tbk
 
MAKALAH UAS
MAKALAH UASMAKALAH UAS
MAKALAH UAS
 
Ringkasan materi uas Dwi Puji Susanti
Ringkasan materi uas Dwi Puji SusantiRingkasan materi uas Dwi Puji Susanti
Ringkasan materi uas Dwi Puji Susanti
 
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Tools for strategy implementations; s...
 
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tip...
 
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).pptMateri 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
Materi 01 Perencanaan Bisnis - Perencanaan Strategi (2).ppt
 
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
Sm9, humannisa rubina lestari. 55117010003. prof hapzi ali, longterm objectiv...
 
Perencanaan Laba
Perencanaan LabaPerencanaan Laba
Perencanaan Laba
 
PROSES PERENCANAAN.pptx
PROSES PERENCANAAN.pptxPROSES PERENCANAAN.pptx
PROSES PERENCANAAN.pptx
 
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
8, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Dasar Manajemen dan Fu...
 
Penyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategisPenyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategis
 
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
SM, Rame Priyanto, Hapzi Ali, Strategic Management Process, Universitas Mercu...
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Implementasi Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Implementasi Stra...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Implementasi Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Implementasi Stra...
 
Pengantar bisnis dan manajemen
Pengantar bisnis dan manajemenPengantar bisnis dan manajemen
Pengantar bisnis dan manajemen
 
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...
 

Bahan pelope 2

  • 1. Karakteristik dari Perencanaan Strategis Manajer yang paling kompeten menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memikirkan mengenai masa depan. Hasilnya mungkin berupa pemahaman informal mengenai arah masa depan yang akan diambil oleh entitas tersebut, atau mungkin juga berupa pernyataan formal yang berisi rencana spesifik mengenai bagaimana untuk sampai kea rah sana. Pernyataan formal dari rencana semacam itu disebut di sini sebagai rencana strategis, serta proses pembuatan dan revisi dari pernyataan ini disebut dengan perencanaan strategis (di tempat lain disebut dengan perencanaan dan pemrograman jangka panjang). Perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan. 1. Hubungan dengan formulasi strategi Ditarik perbedaan antara dua proses manajemen, yaitu formulasi strategi dan perencanaan strategis. Karena “strategi” atau “strategis” digunakan dalam kedua istilah, maka ada kemungkinan timbul kebingungan. Perbedaannya adalah bahwa formulasi strategis merupakan proses untuk memutuskan strategi baru, sementara perencanaan strategis merupakan proses untuk memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Dalam proses formulasi strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita tersebut. Proses perencanaan strategis kemudian mengambil cita-cita dan strategi yang telah ditentukan tersebut dan mengembangkan program-program yang akan melaksanakan strategi dan mencapai cita-cita tersebut secara efisien dan efektif. 2. Evolusi dari Perencanaan strategis Lima puluh tahun yang lalu, proses perencanaan strategis di hampir semua organisasi adalah tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang, hal tersebut tidak dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Beberapa perusahaan memulai sistem perencanaan strategis formal di akhir tahun 1950-an, akan tetapi hampir semua usaha-usaha awal tersebut merupakan kegagalan, karena merupakan adaptasi minor dari sistem pembuatan anggaran yang ada. Data yang diperlukan jauh lebih terinci dari seharusnya; para staf dan bukannya manajemen lini yang melakukan hampir semua pekerjaan tersebut; dan para partisipan menghabiskan banyak waktu untuk mengisi formulir dan bukannya untuk memikirkan secara mendalam mengenai alternatif-alternatif dan memilih terbaik di antaranya. Dengan berjalannya waktu, manajemen mengambil pelajaran dari pengalaman mereka. Saat ini banyak organisasi menghargai keunggulan dari pembuatan rencana untuk tiga atau lima tahun ke depan. Praktik menyatakan rencana tersebut dalam dokumen atau model formal adalah luas, tetapi bukan berarti diterima secara universal. Jumlah rincian umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rencana strategis pada tahun 1950-an. Contoh. Emerson Electric, perusahaan elektrikal dan elektronik senilai $ 16 miliar, mengikuti strategi kepemimpinan biaya (cost leadership strategy) dan melaporkan peningkatan yang terus- menerus dalam laba selama 43 tahun tanpa pernah terputus. Perusahaan menyatakan bahwa kesuksesannya yang luar biasa tersebut terletak pada proses perencanaannya. CEO perusahaan menghabiskan hampir 60 % waktunya untuk merencanakan pertemuan. Para kepala dari ke-65 divisi menyajikan rencana-rencana mereka kepada CEO tersebut. Pertemuan perencanaan berkisar pada pertanyaan-pertanyaan tajam mengenai asumsi-asumsi dan menggali pertanyaan atas opsi-opsi untuk mengurangi biaya. Dokumen perencanaan fokus pada empat ukuran kunci:arus kas bebas, tingkat pengembalian atas modal, persentase penjualan yang dihasilkan dari produk baru, dan margin laba. 3. Manfaat dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategis
  • 2. Proses perencanaan strategis formal dapat memberikan kepada organisasi : (1) kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan, (2) alat pengembangan manajemen, (3) mekanisme untuk memaksa manajemen agar memikirkan jangka panjang, dan (4) alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi jangka panjang perusahaan. Kerangka Kerja untuk Pengembangan Anggaran Suatu anggaran operasi memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun mendatang. Oleh karena itu, adalah penting bahwa manajemen membuatkomitmen sumber daya semacam itu dengan ide yang jelas mengenai ke mana arah organisasi untuk beberapa tahun ke depan. Suatu rencana strategis menyediakan kerangka kerja yang lebih luas tersebut. Dengan demikian, manfaat penting dari pembuatan suatu rencana strategis adalah bahwa rencana tersebut menfasilitasi formulasi dari anggaran yang efektif. Alat Pengembangan Manajemen Perencanaan strategis formal adalah alat pendidikan dan pelatihan manajemen yang unggul dalam memperlengkapi para manajer dengan suatu pemikiran mengenai strategi dan implementasinya. Tidak berlebihan jika dikatakan bhwa dalam perencanaan strategis formal, prose situ sendiri adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan output dari proses tersebut, yang merupakan dokumen rencana. Mekanisme untuk Memaksa manajemen memikirkan jangka panjang Manajer cenderung untuk lebih khawatir mengenai masalah-masalah taktis dan pengelolaan urusan-urusan bisnis rutin saat ini dibandingkan mengenai penciptaan masa depan. Proses perencanaan strategis formal memaksa manajer untuk menyediakan waktu guna memikirkan masalah-masalah jangka panjang yang penting. Alat untuk Menyejajarkan Manajer dengan Strategi korporat Debat, diskusi, dan negosiasi yang terjadi selama proses perencanaan mengklarifikasi strategi korporat, menyatukan dan menyejajarkan manajer dengan strategi semacam itu, dan mengungkapkan implikasi dari strategi korporat bagi manajer individual. Seperti yang akan ditunjukkan, keputusan program dibuat pada satu waktu, dan rencana strategis menyatukannya. Pembuatan rencana strategis mungkin mengungkapkan bahwa keputusan- keputusan individual tidak menciptakan suatu keseluruhan yang memuaskan. Contoh. Pada tahun 1996, Texaco produsen minyak dan gas yang besar dan rumit, memiliki anggaran pengeluaran modal dan eksplorasi sebesar $ 3,6 miliar. Beberapa dari proyeknya tahun 1996 meliputi “pengembangan proyek-proyek lepas pantai di Laut utara, Nigeria, Angola, Australia, dan Asia Tenggara. Perusahaan berusaha untuk terus meningkatkan produksi dizona netral antara lain Arab Saudi dan Kuwait. “Dengan tingkat risiko yang terkait dengan proyek-proyek yang berbeda dan jumlah sumber daya yang tersedia, perencanaan strategis merupakan suatu kebutuhan bagi Texaco dalam memilih di antara proyek-proyek. Dengan adanya serangan teroris pada tanggal 11 September 2001 di Amerika Serikat, perencanaan strategis untuk perusahaan-perusahaan Amerika mengambil dimensi tambahan, yaitu perencanaan bencana. Keputusan strategis yang dipengaruhi oleh perencanaan bencana meliputi disperse geografis dari staf dan sumber daya, rencana kontinjensi untuk kehilangan dari seluruh fungsi bisnis, dan tingkat pendanaan untuk dana pemulihan akibat bencana dari korporat. B. Menganalisis Program-program baru yang diusulkan Ide-ide untuk program baru dapat berasal dari mana pun dalam organisasi: dari CEO, dari staf perencanaan kantor pusat, atau dari berbagai bagian organisasi yang beroperasi. Misalnya, dalam 3M Corporation, ide untuk notes “Post-It― berasal dari bawah organisasi, bukan merupakan inisiatif dari CEO. Organisasi riset dan pengembangan diharapkan menghasilkan ide-
  • 3. ide untuk produk atau proses baru, organisasi pemasaran diharapkan menghasilkan inovasi pemasaran, dan organisasi teknik produksi diharapkan menghasilkan peralatan dan metode produksi yang lebih baik.Usulan-usulan untuk program pada intinya bersifat reaktif atau proaktif, yaitu muncul sebagai reaksi terhadap ancaman yang dirasakan, seperti kabar burung mengenai pengenalan produk baru oleh pesaing, atau sebagai inisiatif untuk mengkapitalisasi suatu kesempatan. Analisis Investasi Modal Hampir semua usulan memerlukan modal baru yang signifikan. Teknik-teknik untuk menganalisis usulan investasi modal berusaha untuk menemukan (a) nilai sekarang bersih dari proyek tersebut, yaitu, kelebihan nilai sekarang dari estimasi arus kas masuk terhadap jumlah investai yang diperlukan, atau (b) tingkat pengembalian internal yang implisit dalam hubungan antara kas yang masuk dan keluar. Intinya adalah bahwa teknik-teknik ini digunakan hanya pada sekitar separuh situasi di mana secara konseptual, teknik-teknik ini dapat diterapkan. Paling tidak ada empat alasan untuk tidak menggunakan teknik nilai sekarang dalam menganalisis semua usulan. 1. Usulan tersebut mungkin jelas menarik sehingga perhitungan dari nilai sekarang bersihnya tidak diperlukan. Mesin yang baru dikembangkan dan yang mengurangi biaya secara substansial sehingga akan memberikan pengembangan dalam satu tahun adalah salah-satu contohnya. 2. Estimasi yang terlibat dalam usulan begitu tidak pasti sehingga membuat perhitungan nilai sekarang bersih dipercaya tidak sesuai dengan usahanya. 3. Alasan untuk usulan tersebut adalah selain peningkatan dalam profitabilitas. Pendekatan nilai sekarang mengasumsikan bahwa “fungsi tujuan― adalah meningkatkan laba, tetapi banyak usulan investasi yang memperoleh persetujuan berdasarkan alasan bahwa usulan tersebut meningkatkan semangat karyawan, citra perusahaan, atau keselamatan kerja. 4. Tidak ada alternative yang layak untuk diadopsi. Hukum lingkungan mungkin mengharuskan investasi dalam suatu program baru. Di sini dijelaskan secara singkat beberapa pertimbangan yang berguna dalam mengimplementasikan sistem evaluasi pengeluaran modal. Aturan-aturan. Perusahaan umumnya mempublikasikan aturan dan prosedur untuk persetujuan usulan pengeluaran modal dengan berbagai besaran. Usulan pengeluaran yang kecil dapat disetujui di tingkat manajer pabrik, bergantung pada total jumlah yang telah ditentukan dalam satu tahun, dan usulan yang lebih besar akan diteruskan ke manajer unit bisnis, lalu ke CEO, dan, dalam kasus usulan yang sangat penting, ke dewan direksi. Menghindari Manipulasi. Para pengusul yang mengetahui bahwa proyek mereka dengan nilai sekarang bersih yang negative kemungkinan besar tidak akan disetujui, bisa saja “nekat― bahwa proyek tersebut harus diambil. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin membuat usulan tersebut menjadi menarik dengan cara menyesuaikan estimasi awal, sehingga proyek tersebut memenuhi kriteria numerik-mungkin dengan membuat estimasi yang optimistis atas pendapatan penjualan atau dengan mengurangi penyisihan untuk kontijensi dalam beberapa elemen biaya. Salah-satu tugas yang paling sulit dari analisis proyek adalah untuk mendeteksi manipulasi semacam itu. Model. Selain model pembuatan anggaran modal yang mendasar, ada teknik-teknik spesialisasi, seperti analisis risiko, analisis sensitivitas, simulasi, perencanaan scenario, teori permainan, model penetapan harga opsi, analisis klaim kontinjen, dan analisis diagram pohon untuk pengambilan keputusan. C. Menganalisis Program-program yang sedang berjalan
  • 4. Selain mengembangkan program-program baru, banyak perusahaan memiliki cara yang sistematis untuk menganalisis program-program yang sedang berjalan. Beberapa teknik analitis dapat membantu dalam proses ini. Bagian ini menggambarkan analisis rantai nilai dan pertimbangan biaya berdasarkan aktivitas. 1. Analisis Rantai Nilai Rantai nilai untuk perusahaan mana pun adalah sekelompok aktivitas yang menciptakan nilai dan saling berhubungan yang menjadi bagiannya, dari memperoleh bahan baku dasar untuk pemasok komponen sampai membuat produk akhir dan mengantarkannya ke pelanggan akhir. Dari perspektif perencanaan strategis, konsep rantai nilai menyoroti tiga bidang yang potensial berguna: 1. Hubungan dengan pemasok 2. Hubungan dengan pelanggan 3. Hubungan proses di dalam rantai nilai dari perusahaan tersebut. Hubungan dengan Pemasok Hubungan dengan pelanggan sebaiknya dikelola sedemikian rupa sehingga baik perusahaan maupun pemasoknya sama-sama memperoleh manfaat. Mengambil keuntungan dari kesempatan semacam itu dapat secara dramatis mengurangi biaya, meningkatkan nilai, atau keduanya. Contoh. Ketika pengantaran coklat dalam jumlah besar dimulai dalam bentuk cair dengan mobil tangki dan bukannya dalam bentuk batangan yang dicetak seberat 10 pon, suatu perusahaan coklat menghilangkan biaya untuk mencetak dan mengepak batangan-batangan coklat, sementara produsen coklat menghemat biaya untuk membongkar dan melelehkan. Hubungan dengan Pelanggan Hubungan dengan pelanggan juga dapat menjadi sama pentingnya seperti hubungan dengan pemasok. Ada banyak contoh mengenai hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pelanggannya. Contoh. Beberapa produsen wadah telah membangun fasilitas produksi dekat dengan pabrik bir dan mengantarkan wadah melalui konveyor secara langsung ke lini perakitan pelanggan. Hal ini menghasilkan pengurangan biaya yang cukup signifikan, baik bagi produsen container maupun bagi pelanggan mereka melalui percepatan transportasi dari wadah kosong, yang dilakukan dalam jumlah besar dan berat. Hubungan Proses dengan Rantai Nilai dari Perusahaan. Analisis rantai nilai secara eksplisit mengakui fakta bahwa aktivitas nilai individual dalam perusahaan tidaklah independen tetapi saling bergantung. Contoh. Di McDonald’s, penentuan waktu dari kampanye promosi secara signifikan mempengaruhi utilisasi kapasitas produksi (aktivitas nilai yang lain). Aktivitas yang berhubungan ini harus dikoordinasikan untuk merealisasikan dampak penuh dari promosi. Suatu perusahaan mungkin ingin menganalisis hubungan proses di dalam rantai nilai, mencari cara untuk meningkatkan efisiensinya. Tujuan keseluruhan dari analisis ini adalah untuk memindahkan bahan baku pertama dari pemasok, melalui produksi, dan ke pelanggan dengan biaya rendah, waktu terpendek, dan kualitas yang dapat diterima. Efisiensi dari bagian desain rantai nilai dapat ditingkatkan dengan mengurangi jumlah komponen terpisah dan meningkatkan kemudahan untuk memproduksinya. Contoh. Produsen VCR jepang mampu mengurangi harga dari $ 1.300 pada tahun 1977 menjadi $ 295 pada tahun 1984 dengan cara menekankan pada dampak dari langkah awal dalam rantai (desain produk) terhadap langkah selanjutnya (produksi) dengan cara mengurangi secara drastic jumlah komponen dalam VCR.
  • 5. 2. Perhitungan biaya Berdasarkan Aktivitas Meningkatnya komputerisasi dan otorisasi di pabrik-pabrik telah mengarah pada perubahan- perubahan penting dalam sistem untuk mengumpulkan dan menggunakan informasi biaya. Enam puluh tahun yang lalu, hampir semua perusahaan mengalokasikan biaya overhead ke produk melalui tarif overhead tingkat pabrik yang didasarkan pada jam atau dolar tenaga kerja langsung. Sekarang, semakin banyak perusahaan mengumpulkan biaya yang terkait dengan bahan baku (misalnya transportasi dan penyimpanan) secara terpisah dari biaya produksi lainnya; dan mengumpulkan biaya produksi untuk departemen individual, mesin individual, atau “sel― individual, yang terdiri dari sekelompok mesin yang melakukan serangkaian operasi terkait atas suatu produk. Dalam pusat-pusat biaya ini, biaya tenaga kerja langsung mungkin digabungkan dengan biaya-biaya lain, sehingga menjadi biaya konversi-yaitu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead untuk mengoversi bahan baku dan komponen menjadi barang jadi. Selain biaya koversi, sistem yang lebih baru ini juga membebankan biaya R&D, biaya umum dan administratif, serta biaya pemasaran ke produk. Sistem yang lebih baru ini juga menggunakan dasar alokasi yang lebih dari satu. Dalam sistem yang lebih baru ini, kata aktivitas seringkali digunakan dibandingkan dengan kata pusat biaya, dan pemicu biaya lebih sering digunakan dibandingkan dengan kata dasar alokasi; dan sistem biaya ini disebut dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based cost-ABC). D. Proses Perencanaan Strategis Dalam suatu perusahaan yang beroperasi sesuai dengan tahun kalender, proses perencanaan strategis dimulai pada musim semi dan diselesaikan pada musim gugur, tepat sebelum pembuatan anggaran tahunan. Proses tersebut melibatkan langkah-langkah berikut ini : 1. Meninjau dan memperbaharui rencana strategis dari tahun lalu 2. Memutuskan asumsi dan pedoman 3. Iterasi pertama dari rencana strategis baru 4. Analisis 5. Iterasi kedua dari rencana strategis baru 6. Meninjau dan Menyetujui 1. Meninjau dan memperbaharui rencana strategis dari tahun lalu Selama satu tahun, keputusan yang mengubah rencana strategis dibuat; manajemen membuat keputusan kapan pun ada kebutuhan akan hal itu, dan bukan sebagai respons terhadap terhadap jadwal yang telah ditentukan. Secara konseptual, implikasi dari setiap keputusan untuk lima tahun ke depan sebaiknya dimasukkan dalam rencana strategis segera setelah keputusan tersebut dibuat. Jika tidak, rencana formal tersebut tidak lagi mencerminkan jalan yang direncanakan akan diikuti oleh perusahaan. Khususnya, rencana tersebut tidak mencerminkan dasar yang berlaku untuk menguji usulan strategi dan program yang merupakan salah-satu nilai utama rencana itu. 2. Memutuskan asumsi dan pedoman Rencana strategis yang telah diperbaharui memasukkan asumsi-asumsi luas seperti pertumbuhan dalam Produk Domestik Bruto (PDB), pergerakan musiman, tarif upah, tenaga kerja, harga-harga dari bahan baku penting, tingkat bunga, harga jual, kondisi pasar seperti tindakan pesaing, dan dampak dari undang-undang pemerintah di setiap Negara di mana perusahaan beroperasi. Asumsi-asumsi ini diperiksa kembali dan jika diperlukan diubah untuk memasukkan informasi paling akhir. 3. Iterasi Pertama dari Rencana Strategis
  • 6. http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/perencanaan-strategis.html Menggunakan asumsi, tujuan dan pedoman tersebut, unit bisnis dan unit operasi lainnya membuat rangcangan pertama dari rencana strategis, yang mungkin memasukkan rencana operasi yang berbeda dari yang dimasukkan dalam rencana sekarang, seperti perubahan dalam taktik pemasaran; dengan didukung alasan. Staf unit bisnis melakukan banyak pekerjaan analitis, tetapi manajer unit bisnis membuat keputusan akhir. Bergantung pada hubungan pribadi, karyawan unit bisnis dapat mencari saran dari staf kantor pusat dalam pengembangan rencana- rencana ini. Anggota dari staf kantor pusat sering kali mengunjungi unit bisnis selama proses ini dengan tujuan untuk mengklarifikasi pedoman, asumsi, dan instruksi, serta secara umum, untuk membantu dalam proses perencanaan 4. Analisis Ketika kantor pusat menerima rencana unit bisnis, kantor pusat mengagregasikannya menjadi satu rencana strategis korporat secara keseluruhan, Staf perencanaan dan pemasaran, produksi dan eksektif fungsional lainnya di kantor pusat menganalisis rencana ini secara mendalam. Unit bisnis X merencanakan taktik pemasaran baru; apakah mungkin bagi bahwa penjualan yang dihasilkan akan sebesar seperti yang diindikasikan pada rencana tersebut? 5. Iterasi Kedua dari Rencana Strategis Analisis dari penyerahan pertama mungkin memerlukan revisi rencana dari beberapa unit bisnis saja, tetapi dapat juga mengarah pada perubahan dalam asumsi dan pedoman yang mempengaruhi semua unit bisnis. Misalnya, agregasi dari semua rencana mungkin mengindikasikan bahwa penurunan kas akibat peningkatan persediaan dan pengeluaran modal lebih besar daripada yang dapat ditoleransi perusahaan dengan aman; jika demikian, mungkin ada kebutuhan untuk menunda pengeluaran di seluruh organisasi. Keputusan ini mengarah pada revisi dari rencana. 6. Tinjauan dan Persetujuan Akhir Suatu pertemuan dengan pejabat-pejabat senior korporat umumnya mendiskusikan rencana yang direvisi secara panjang lebar. Rencana tersebut juga mungkin dipresentasikan pada suatu pertemuan dengan dewan direksi. CEO memberikan persetujuan akhir,. Persetujuan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum awal dari proses pembuatan anggaran, karena rencana strategis merupakan input yang penting bagi prose situ. Referensi :  Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.―Management Control System, penerbit Salemba Empat,2005.―  Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business School Press, 1989.  Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School Press, 1996. keyword: contoh perencanaan strategis, contoh rencana strategis perusahaan, perencanaan strategi unit bisnis, contoh perencanaan strategis perusahaan, contoh perencanaan jangka pendek, contoh perencanaan jangka panjang, contoh perencanaan strategik, manfaat perencanaan strategis, contoh keputusan strategis, PERENCANAAN STRATEGIS, contoh rencana jangka panjang, contoh rencana strategis, rencana-rencana perencanaan dan strategi harga, contoh perencanaan strategi, formulasi strategi, perencanaan jangka pendek, pengertian rencana strategis, perencanaan jangka panjang, rencana jangka panjang perusahaan, perencanaan strategis dan proses pemasaran, perencanaan strategi dan proses pemasaran, manfaat perencanaan strategik, hubungan anggaran dengan perencanaan strategi, strategi unit bisnis, perencanaan strategik, hubungan anggaran dengan
  • 7. perencanaan strategis, formulasi strategi unit bisnis, mengembangkan rencana manajemen dan produksi, pengertian perencanaan strategis, PENGERTIAN RENCANA STRATEGI