SlideShare a Scribd company logo
FITHRI CHOIRUN NISA
PENDAHULUAN 
Pengolahan 
 Fisik : 
Termal & Nontermal 
Kristalisasi & Ekstraksi 
 Kimia 
 (Mikro)Biologis & Enzimatis
Pengolahan Fisik 
Pengolahan Termal: 
Membunuh mikrobia penyebab penyakit 
dan kebusukan 
Umur simpan panjang 
Penurunan mutu (nutrisi & organoleptik) 
Destruksi senyawa racun, antinutrisi, 
meningkatkan cita rasa, meningkatkan 
daya cerna protein dan pati
Pengolahan Termal 
Penyerapan panas 
 Uap / air panas: 
Pemasakan, Blansing, Pasteurisasi, 
Sterilisasi, Evaporasi, Ekstrusi 
 Udara panas: 
Pemanggangan, Penyangraian, 
Pengeringan
Pengolahan Termal 
Penyerapan panas 
• Minyak panas: 
Penggorengan 
• Energi radiasi 
Gelombang mikro, infra merah, 
ionisasi
Pengolahan Termal 
Pelepasan panas 
 Pendinginan 
 Pembekuan
Pengolahan Non Termal 
 High pressure (HP) 
 Pulsed electric field (PEF) 
 Ohmic heating (OH)
Pengolahan Kimia 
 Gula 
 Garam 
 Asam 
 Pengasapan 
 Bahan Tambahan Kimia
Pengolahan (Mikro)Biologis dan Enzimatis 
 (Mikro)Biologis 
- Kapang : SCO, SCP 
- Yeast : roti, etanol 
- Bakteri : nata, cuka, yogurt 
 Enzimatis 
- Amilase (,,gluko), Pullulanase 
- Protease 
- Lipase
MATERI 
 Pendinginan 
 Pembekuan 
 Kristalisasi 
 Ekstraksi 
 Pengolahan Kimiawi 
 Irradiasi
PENDINGINAN 
Prinsip 
 Penurunan suhu bahan pada kisaran 
antara -1 – 8C 
 Menurunkan kecepatan perubahan 
biokimia dan mikrobiologis 
memperpanjang umur simpan
Pengelompokan bahan pangan 
berdasar suhu penyimpanan 
 -1 – 1C : ikan segar, daging, sosis dan 
daging giling, daging dan ikan asap 
 0 - 5C : daging kaleng pasteurisasi, susu, 
krim, yoghurt 
 0 - 8C : daging dan ikan masak, mentega, 
margarin, keju, buah lunak
Teori 
 Penurunan suhu di bawah kebutuhan 
minimal pertumbuhan mikrobia 
memperpanjang waktu generasi : 
mencegah / menghambat reproduksi 
 Pendinginan mencegah pertumbuhan 
mikrobia termofilik (35 - 55C) dan mesofilik 
(10 - 40C)
 Pendinginan menurunkan kecepatan 
perubahan enzimatis dan menghambat 
respirasi 
 Kecepatan respirasi tdk konstan pada suhu 
penyimpanan buah klimakterik
 Respirasi aerobik jaringan hewan menurun 
cepat saat disembelih respirasi anaerobik 
Glikogen Asam laktat pH turun 
rigor mortis: 
jaringan otot kaku 
 Pendinginan selama respirasi anaerobik: 
tekstur dan warna yang diinginkan 
 Pendinginan sebelum rigor mortis cold 
shortening
Teknik Pendinginan 
Pendinginan terjadi karena perubahan fase 
refrigeran (padat ke gas atau cair ke gas) 
membutuhkan / menyerap panas 
 Pendinginan Mekanis 
sistem refrigerasi.htm 
 Pendinginan Kriogenik
 Pendinginan Mekanis 
- Air blast 
- Hydrocooling 
- PHE (plate heat exchanger) 
PHE.htm 
PHE animasi.htm 
 Pendinginan Kriogenik 
CO2 padat : 352 kJ/kg (-78C) 
Nitrogen cair : 358 kJ/kg (-178 C)
Perubahan Selama Pendinginan 
Perubahan Karakteristik Sensori 
Warna: apel pencoklatan enzimatis 
 Tekstur: buah potong kehilangan air 
puding sineresis 
 Aroma dan cita rasa: kol (apek) autolisis 
Bau asam BAL 
Bau amoniak Pseudomonas 
Bau apek kapang
Perubahan Kimiawi 
 Chilling injury pada buah tropis 
(3 – 10C di atas titik bekunya) 
pematangan tdk sempurna 
penurunan integritas struktural 
pembentukan aroma & cita rasa yang 
tidak diinginkan 
 Pembentukan oksimioglobin pada daging 
daging merah segar
Oxymyoglobin 
(Fe2+, mengikat oksigen) 
(merah cherry) 
+O2 Oksidasi 
- O2 Reduksi 
Deoxymyoglobin Oksidasi Metmyoglobin 
(Fe2+, tidak ada ikatan) (Fe3+, mengikat air) 
(merah keunguan) Reduksi (merah kecoklatan)
Normal Chilling injury
Perubahan Mikrobiologis 
 Bau & cita rasa 
Bau mudah menguap metabolisme 
(bersulfur & bernitrogen) protein 
Asam metabolisme karbohidrat 
 Tekstur: 
Berlendir pembentukan polisakarida 
Pelunakan jaringan
Aspek Keamanan 
Mikrobia patogen tidak dapat tumbuh 
pada suhu < 5C, termasuk 
Salmonella, 
Campylobacter, 
Clostridium perfringens, 
Staphylococcus aureus
Mikrobia patogen yang dapat tumbuh pada 
suhu rendah (-1 - 1 C): 
Listeria monocytogenes post process 
keju lunak, susu pasteurisasi 
Yersinia enterolitica 
coklat, tahu, susu pasteurisasi, 
sayuran, daging, unggas, ikan 
Aeromonas hydrophilla
Mikrobia patogen pembentuk spora 
dapat tumbuh pada suhu 3-5C : 
Clostridium botulinum 
Bacillus cereus
PEMBEKUAN 
Prinsip 
Penurunan suhu produk di bawah titik 
bekunya dan sejumlah air berubah 
bentuk menjadi kristal es 
pengawetan: 
suhu rendah 
Aw rendah
Teori 
Pengambilan panas bahan: 
 panas sensibel: penurunan suhu 
 panas respirasi 
 panas laten kristalisasi: air es 
kapasitas alat pembeku
A 
S 
B 
C 
D 
E 
F 
Waktu 
Suhu 
Hubungan waktu-suhu 
selama pembekuan 
f 
a
AS : Bahan didinginkan di bawah titik bekunya. 
Pd titik S air tetap cair (supercooling) 
SB : Suhu naik cepat ke titik beku, kristal es 
mulai terbentuk & panas laten dilepaskan 
BC : Panas dilepaskan dr bahan, panas laten 
dilepas & es terbentuk 
CD : Solut mengalami supersaturasi & 
terbentuk kristal. Panas laten dilepaskan & 
suhu naik ke suhu eutectic 
DE : Kristalisasi air & solut berlanjut 
EF : Suhu campuran es-air turun ke suhu 
freezer
Metode Pembekuan 
 Pembekuan mekanis 
 Pembekuan kriogenik
• Mechanical freezer 
evaporasi & kompresi refrigeran 
dalam siklus kontinu & dalam tempat 
tertutup (pipa) 
• Cryogenic freezer 
perubahan fase refrigeran tidak 
dapat balik & dalam tempat terbuka
• Mechanical Freezer 
- Cooled air freezer 
- Cooled liquid freezer 
- Cooled surface freezer 
• Cryogenic freezer
Cooled air freezer 
Chest freezer:
Chest freezer: 
 Pembekuan dalam udara stasioner 
pada suhu -20 - -30C 
 Digunakan untuk: 
- pembekuan daging 
- penyimpanan makanan beku 
- ruang pengeras utk es krim
Cooled air freezer 
Blast freezer:
Blast freezer: 
 Udara diresirkulasikan pada makanan 
antara -30 – -40C pada kecepatan 
1,5 – 6 m/dt 
 Ekonomis untuk pembekuan bahan yang 
berbeda bentuk & ukuran
Cooled air freezer 
Belt freezer
Belt freezer: 
spiral freezer.htm 
 Modifikasi blast freezer, bahan 
ditempatkan pada belt yang bergerak 
 Udara dingin atau semprotan nitrogen 
cair diarahkan ke bahan dengan arah 
berlawanan
 Cooled liquid freezer 
Immersion freezer: 
• Bahan dikemas & dilewatkan melalui 
wadah yang berisi larutan PG, garam, 
gliserol, atau kalsium klorida 
• Bahan pendingin tetap cair, tidak terjadi 
perubahan fase selama pembekuan
Cooled surface freezer 
Plate freezer
Plate freezer 
plate freezer.htm 
 Plate freezer terdiri dari beberapa plate 
 Refrigeran dipompakan pada -40C 
 Bahan (fillet ikan, beef burger) 
ditempatkan diantara plate
Cryogenic freezer 
immersion freezer.htm
Perubahan Selama Pembekuan 
 Perubahan pada pigmen, cita rasa, & 
komponen nutrisi 
 Destabilisasi emulsi 
 Pengendapan protein 
 Perubahan tekstur kecepatan 
pembekuan
Pembekuan 
Lambat 
Pembekuan 
Cepat 
Kecepatan Pembekuan
Aspek Mikrobiologis 
 Sel vegetatif khamir, kapang, & bakteri 
gram negatif (coliform & Salmonella) 
mudah rusak 
 Bakteri gram positif (Staphylococcus 
aureus & Enterococci) & spora kapang 
lebih tahan 
 Spora bakteri (Bacillus & Clostridium) 
tahan
KRISTALISASI 
Prinsip 
Pembentukan kristal: 
 Kondisi lewat jenuh (larutan) 
penambahan solut 
 Kondisi lewat dingin (cairan) 
pendinginan di bawah titik beku
Cairan / larutan jenuh 
Kristalisasi panas laten 
(energi sistem minimum) 
Tahap Kristalisasi: 
- Pencapaian kondisi lewat jenuh / 
lewat dingin 
- Nukleasi 
- Pertumbuhan kristal 
- Rekristalisasi
Nukleasi 
- Formula: 
• konsentrasi 
• jenis pemicu (promotor) / 
penghambat (inhibitor) 
- Kondisi pengolahan: 
• laju pindah panas 
• laju pindah massa
Nukleasi terhambat 
Sangat lewat jenuh 
Keadaan gelas (glass state): 
cairan kental mempunyai sifat 
seperti padatan
Pertumbuhan kristal 
Inti kristal + molekul pembentuk kristal 
pertumbuhan kristal 
kesetimbangan: 
• suhu 
• komposisi sistem
Rekristalisasi 
terjadi selama penyimpanan 
(suhu & RH berubah maupun tetap) 
Meminimumkan energi sistem 
Contoh: 
• Kristal es kasar pd produk pangan beku 
• Fat bloom (bercak putih akibat lemak 
mengkristal) pada produk coklat
Kristalisasi dalam Produk Pangan 
Unsur pembentuk struktur kristal 
Mutu, tekstur, daya simpan 
Komponen pembentuk kristal: 
• Air, gula, gula alkohol, lemak, pati 
• Pengemulsi, garam, asam organik, protein
Pengaruh Kristalisasi 
• Polimorfisme : pembentukan kristal dgn 
btk berbeda 
trigliserida dan laktosa 
• Kristalisasi pada es krim 
kristal es 
kristal laktosa 
• Kristalisasi pada roti 
kristal pati stalling
Polimorfi: 
Bahan pangan yg berada dalam lebih dari 
satu btk kristal 
t.l. berbeda-beda 
ex : mentega kakao 
Btk kristal: 
 t.l. 18C 
 (metastabil) t.l. 22C 
’ t.l. 28C 
 (stabil) t.l. 34,5C
Pengendalian Kristalisasi 
• Pengendalian jumlah, ukuran, distribusi, 
bentuk, dan polimorfisme 
formulasi dan kondisi pengolahan 
- kristal kecil dan banyak 
- kristal besar dan sedikit separasi
Pengendalian Kristalisasi 
• Pengendalian utk mencegah kristalisasi 
kristalisasi gula: hard candy, karamel, 
susu bubuk, whey bubuk 
kristalisasi kalsium laktat: keju 
• Pengendalian kristalisasi pd penyimpanan
Kristalisasi untuk Separasi 
- Kristalisasi garam dan gula 
pemekatan 
-Kristalisasi lemak (fraksinasi) 
pendinginan 
- Kristalisasi asam glutamat 
pengaturan pH 
- Kristalisasi asam lemak omega-3 
kristalisasi pelarut dgn pendinginan
Tahapan Kristalisasi 
• Pembentukan Inti Kristal 
 Tipe Kristal: 
- Tipe Homogen 
tanpa bantuan senyawa asing 
- Tipe Heterogen 
terdiri dari bbrp senyawa berbeda 
sebelum inti kristal homogen 
- Tipe Sekunder 
kontak antar kristal
• Pembentukan Inti Kristal 
 Parameter yang Mempengaruhi: 
- Kondisi lewat dingin larutan 
- Suhu 
- Viskositas 
- Kecepatan pendinginan 
- Kecepatan agitasi 
- Bahan tambahan dan pengotor
• Pertumbuhan Inti Kristal 
 Mekanisme: 
- Penggabungan bds pindah massa 
- Penggabungan permukaan 
- Penggabungan bds pindah panas
• Pertumbuhan Inti Kristal 
 Faktor yang mempengaruhi: 
- Kondisi lewat dingin 
- Viskositas 
- Laju agitasi 
- Sumber inti kristal 
- Densitas massa kristal 
- Perlakuan yg diberikan 
- Bahan tambahan dan kotoran
• Pemisahan 
 Metode: 
- Penyaringan 
- Sentrifugasi 
- Dekantasi
EKSTRAKSI 
Metode 
• Pengepresan 
• Ekstraksi Pelarut 
• Destilasi uap
Ekstraksi pelarut: 
suatu proses yang bertujuan 
untuk memindahkan suatu 
komponen solut dari 
jaringannya dengan 
mengunakan pelarut ( solven)
Destilasi : 
proses pemisahan komponen-komponen 
campuran dari dua 
atau lebih cairan 
dengan menggunakan panas 
sebagai tenaga pemisah atau 
“separating agent”
Ekstraksi Pelarut 
- Ekstraksi Padat-Cair 
 Maserasi 
 Perkolasi 
 Soxhletasi 
 Refluks 
- Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi Pelarut 
Prinsip: 
Like dissolves like : 
pelarut hanya melarutkan senyawa 
yang mempunyai polaritas sama
Maserasi 
: perendaman sampel dengan pelarut 
organik pada suhu kamar 
Keuntungan : 
peralatan sederhana 
Kerugian: 
• waktu yang diperlukan untuk 
mengekstraksi sampel cukup lama 
• pelarut yang digunakan lebih banyak 
• tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan 
yang mempunyai tekstur keras
Perkolasi 
: proses melewatkan pelarut organik 
pada sampel sehingga pelarut 
membawa senyawa organik 
bersama-sama pelarut
Perkolasi 
Keuntungan: 
tidak memerlukan langkah tambahan 
yaitu sampel padat telah terpisah dari 
ekstrak 
Kerugian: 
• kontak antara sampel padat tidak 
merata atau terbatas 
• pelarut dingin sehingga tidak 
melarutkan komponen secara efisien
Soxhletasi 
: menggunakan soxhlet dengan 
pemanasan dan pelarut dapat 
dihemat karena terjadinya 
sirkulasi pelarut yang selalu 
membasahi sampel
Soxhlet
Refluks 
: sampel dimasukkan ke dalam 
labu bulat bersama-sama dengan 
pelarut lalu dipanaskan, uap 
pelarut terkondensasi pada 
kondensor menjadi cairan yang 
akan turun kembali menuju labu, 
akan melarutkan kembali sampel 
yang berada pada labu
Refluks
Refluks 
Keuntungan: 
dapat digunakan untuk 
mengekstraksi sampel-sampel 
yang mempunyai tekstur kasar 
dan tahan pemanasan langsung 
Kerugian: 
membutuhkan volume total 
pelarut yang besar
Destilasi Uap 
• Sampel dan air ditempatkan dalam 
labu berbeda 
• Air dipanaskan dan menguap, uap air 
akan masuk ke dalam labu sampel 
sambil mengekstraksi minyak 
menguap yang terdapat dalam sampel 
• Uap air dan minyak menguap yang 
telah terekstraksi menuju kondensor 
dan akan terkondensasi
Destilasi Uap 
mengekstrak sampel yang 
mengandung minyak menguap atau 
komponen kimia yang mempunyai 
titik didih tinggi pada tekanan udara 
normal
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) : 
pemisahan komponen kimia di 
antara 2 fase pelarut yang tidak 
saling bercampur di mana sebagian 
komponen larut pada fase pertama 
dan sebagian larut pada fase kedua
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) : 
kedua fase yang mengandung zat 
terdispersi dikocok, lalu didiamkan 
sampai terjadi pemisahan sempurna 
dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan 
komponen kimia akan terpisah ke dalam 
kedua fase tersebut sesuai dengan 
tingkat kepolarannya dengan 
perbandingan konsentrasi yang tetap
Faktor yang Berpengaruh: 
- Ukuran bahan 
- Jenis pelarut 
- Rasio bahan : pelarut 
- Lama ekstraksi 
- Suhu ekstraksi
Aspek Keamanan 
Residu pelarut 
- Metanol 
- Aseton 
- Heksan
PENGOLAHAN KIMIAWI 
• Pengolahan dengan garam 
• Pengolahan dengan asam 
• Pengolahan dengan gula 
• Pengasapan 
• Penambahan bahan kimia
Pengolahan dengan Garam 
Tujuan: 
mendapatkan kondisi tertentu yang 
memungkinkan enzim atau 
mikroorganisme yang tahan garam 
(halotoleran) beraksi menghasilkan 
produk makanan dengan karakteristik 
tertentu
Kadar garam tinggi 
tekanan osmotik tinggi 
Aw rendah 
mikrobia tidak tahan garam mati
Contoh: 
- Pembuatan pickle sayuran 
proses pengawetan melalui fermentasi 
penurunan aktivitas enzim penyebab 
pembusukan dan perubahan oksidatif 
- Pembuatan kecap asin 
enzim-enzim endogen halotoleran 
menghidrolisis protein ikan menghasilkan 
cairan dengan kadar asam amino tinggi 
dan cita rasa menarik 
enzim: tripsin dan katepsin B
- Pembuatan daging kyuring 
garam kalium, na-nitrit, dan nitrat: 
- warna yg menarik 
nitrit nitrit oksida + heme 
nitrosomioglobin 
- menghambat pertumbuhan mikrobia 
nitrit + sulfhidril 
senyawa yg tdk dpt dimetabolisme 
nitrosamin (karsinogenik)
- Pembuatan keju 
garam fosfat 
(mono-, di-, tri-natrium fosfat) 
- tekstur yg seragam dan lembut 
garam berikatan dgn kalsium 
dari kompleks para kasein 
jembatan antar molekul protein
Pengolahan dengan Asam 
Fungsi asam: 
- Koagulasi protein 
Keju: asam sitrat dan HCl 
- Menurunkan pH (<4,5) 
Makanan kaleng: asam sitrat 
- Membatasi inversi sukrosa 
Permen: kalium asam tartarat
Fungsi: 
- Pengasam 
Minuman karbonasi: 
asam fosfat 
- Bahan pengembang 
Roti: kalium asam tartarat, 
natrium alumunium sulfat, 
glukono lakton, orto & 
pirofosfat 
+ natrium bikarbonat
Pengolahan dengan Gula 
Fungsi gula: 
- Pengawetan (menurunkan Aw) 
Jam, jeli, SKM, manisan buah 
- Gelasi 
Jeli dan manisan buah: 
+ pektin, asam, air
Pengasapan 
Tujuan: 
- Pengawetan 
alat pendingin 
- Meningkatkan cita rasa & warna 
fenol & karbonil: 
Perkembangan: 
Asap alami asap cair
Penambahan Bahan Kimia 
• Pengawet 
• Antioksidan 
• Anti kempal 
• Pengatur keasaman 
• Pemutih & pematang tepung 
• Pengemulsi, pemantap & pengental 
• Pengeras 
• Sekuestran
IRADIASI 
Radiasi pengion: 
Sinar  
Sinar X 
Elektron 
Membunuh mikrobia 
Menghambat perubahan biokimia
Teori 
Sinar  dan elektron: 
kemampuan mengionisasi 
(memecah ikatan kimia bahan) 
Produk bermuatan listrik (ion) / 
netral (radikal bebas) 
Reaksi
Pengaruh pada Mikrobia 
Ion 
•Mengubah struktur membran sel 
•Mempengaruhi aktivitas enzim metabolik 
•Mempengaruhi DNA / RNA dalam inti sel 
Membunuh mikrobia
Dosis Iradiasi 
Gy (Gray) = 100 rad 
= 1 Joule / kg 
kGy = 1000 Gy
Pengaruh pada Produk 
 Radioaktivitas 
Iradiasi tidak menghasilkan faktor 
toksik 
 Produk radiolitik 
Produk radiolitik = produk termolitik
 Nilai Gizi 
Iradiasi = cold process 
- Karbohidrat, protein, dan lemak 
perubahan kecil 
- Vitamin 
paling sensitif: 
B1 (tiamin), C (asam askorbat), 
A (retinol), E (-tokoferol)
Pengaruh pada Kemasan 
Bahan Pengemas Dosis maksimum 
(kGy) 
Efek radiasi di atas 
dosis maksimum 
Polistiren 
Polietilen 
PVC 
Kertas 
Polipropilen 
Gelas 
5000 
1000 
100 
100 
25 
10 
- 
- 
Pencoklatan, 
evolusi HCl 
Kehilangan kekuatan 
mekanik 
Mudah robek 
Pencoklatan

More Related Content

Similar to Bahan ajar

Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Ratnawati Sigamma
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
Mela Fitriani
 
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptKuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
SuwarSono8
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
adhisusilo2
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
SitiRahayuSalsabila1
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
Hafizmuchti
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
NathasaWeisdania
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
BocahAngon8
 
Penggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptxPenggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptx
asridwiyanti1
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
BuyungRizqiMaharani
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
shirayuki-su
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Syartiwidya Syariful
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
BLi' 'Abiee
 
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
raju902247
 
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdfPENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
AMALINA870766
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Muhammad Eko
 
Sterilisasi pangan
Sterilisasi panganSterilisasi pangan
Sterilisasi pangan
Ely John Karimela
 

Similar to Bahan ajar (20)

Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptKuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
 
Penggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptxPenggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptx
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
 
Pembekuan
PembekuanPembekuan
Pembekuan
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
 
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdfPENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
 
Sterilisasi pangan
Sterilisasi panganSterilisasi pangan
Sterilisasi pangan
 

Bahan ajar

  • 2. PENDAHULUAN Pengolahan  Fisik : Termal & Nontermal Kristalisasi & Ekstraksi  Kimia  (Mikro)Biologis & Enzimatis
  • 3. Pengolahan Fisik Pengolahan Termal: Membunuh mikrobia penyebab penyakit dan kebusukan Umur simpan panjang Penurunan mutu (nutrisi & organoleptik) Destruksi senyawa racun, antinutrisi, meningkatkan cita rasa, meningkatkan daya cerna protein dan pati
  • 4. Pengolahan Termal Penyerapan panas  Uap / air panas: Pemasakan, Blansing, Pasteurisasi, Sterilisasi, Evaporasi, Ekstrusi  Udara panas: Pemanggangan, Penyangraian, Pengeringan
  • 5. Pengolahan Termal Penyerapan panas • Minyak panas: Penggorengan • Energi radiasi Gelombang mikro, infra merah, ionisasi
  • 6. Pengolahan Termal Pelepasan panas  Pendinginan  Pembekuan
  • 7. Pengolahan Non Termal  High pressure (HP)  Pulsed electric field (PEF)  Ohmic heating (OH)
  • 8. Pengolahan Kimia  Gula  Garam  Asam  Pengasapan  Bahan Tambahan Kimia
  • 9. Pengolahan (Mikro)Biologis dan Enzimatis  (Mikro)Biologis - Kapang : SCO, SCP - Yeast : roti, etanol - Bakteri : nata, cuka, yogurt  Enzimatis - Amilase (,,gluko), Pullulanase - Protease - Lipase
  • 10. MATERI  Pendinginan  Pembekuan  Kristalisasi  Ekstraksi  Pengolahan Kimiawi  Irradiasi
  • 11. PENDINGINAN Prinsip  Penurunan suhu bahan pada kisaran antara -1 – 8C  Menurunkan kecepatan perubahan biokimia dan mikrobiologis memperpanjang umur simpan
  • 12. Pengelompokan bahan pangan berdasar suhu penyimpanan  -1 – 1C : ikan segar, daging, sosis dan daging giling, daging dan ikan asap  0 - 5C : daging kaleng pasteurisasi, susu, krim, yoghurt  0 - 8C : daging dan ikan masak, mentega, margarin, keju, buah lunak
  • 13. Teori  Penurunan suhu di bawah kebutuhan minimal pertumbuhan mikrobia memperpanjang waktu generasi : mencegah / menghambat reproduksi  Pendinginan mencegah pertumbuhan mikrobia termofilik (35 - 55C) dan mesofilik (10 - 40C)
  • 14.  Pendinginan menurunkan kecepatan perubahan enzimatis dan menghambat respirasi  Kecepatan respirasi tdk konstan pada suhu penyimpanan buah klimakterik
  • 15.  Respirasi aerobik jaringan hewan menurun cepat saat disembelih respirasi anaerobik Glikogen Asam laktat pH turun rigor mortis: jaringan otot kaku  Pendinginan selama respirasi anaerobik: tekstur dan warna yang diinginkan  Pendinginan sebelum rigor mortis cold shortening
  • 16. Teknik Pendinginan Pendinginan terjadi karena perubahan fase refrigeran (padat ke gas atau cair ke gas) membutuhkan / menyerap panas  Pendinginan Mekanis sistem refrigerasi.htm  Pendinginan Kriogenik
  • 17.  Pendinginan Mekanis - Air blast - Hydrocooling - PHE (plate heat exchanger) PHE.htm PHE animasi.htm  Pendinginan Kriogenik CO2 padat : 352 kJ/kg (-78C) Nitrogen cair : 358 kJ/kg (-178 C)
  • 18. Perubahan Selama Pendinginan Perubahan Karakteristik Sensori Warna: apel pencoklatan enzimatis  Tekstur: buah potong kehilangan air puding sineresis  Aroma dan cita rasa: kol (apek) autolisis Bau asam BAL Bau amoniak Pseudomonas Bau apek kapang
  • 19. Perubahan Kimiawi  Chilling injury pada buah tropis (3 – 10C di atas titik bekunya) pematangan tdk sempurna penurunan integritas struktural pembentukan aroma & cita rasa yang tidak diinginkan  Pembentukan oksimioglobin pada daging daging merah segar
  • 20. Oxymyoglobin (Fe2+, mengikat oksigen) (merah cherry) +O2 Oksidasi - O2 Reduksi Deoxymyoglobin Oksidasi Metmyoglobin (Fe2+, tidak ada ikatan) (Fe3+, mengikat air) (merah keunguan) Reduksi (merah kecoklatan)
  • 22. Perubahan Mikrobiologis  Bau & cita rasa Bau mudah menguap metabolisme (bersulfur & bernitrogen) protein Asam metabolisme karbohidrat  Tekstur: Berlendir pembentukan polisakarida Pelunakan jaringan
  • 23. Aspek Keamanan Mikrobia patogen tidak dapat tumbuh pada suhu < 5C, termasuk Salmonella, Campylobacter, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus
  • 24. Mikrobia patogen yang dapat tumbuh pada suhu rendah (-1 - 1 C): Listeria monocytogenes post process keju lunak, susu pasteurisasi Yersinia enterolitica coklat, tahu, susu pasteurisasi, sayuran, daging, unggas, ikan Aeromonas hydrophilla
  • 25. Mikrobia patogen pembentuk spora dapat tumbuh pada suhu 3-5C : Clostridium botulinum Bacillus cereus
  • 26. PEMBEKUAN Prinsip Penurunan suhu produk di bawah titik bekunya dan sejumlah air berubah bentuk menjadi kristal es pengawetan: suhu rendah Aw rendah
  • 27. Teori Pengambilan panas bahan:  panas sensibel: penurunan suhu  panas respirasi  panas laten kristalisasi: air es kapasitas alat pembeku
  • 28. A S B C D E F Waktu Suhu Hubungan waktu-suhu selama pembekuan f a
  • 29. AS : Bahan didinginkan di bawah titik bekunya. Pd titik S air tetap cair (supercooling) SB : Suhu naik cepat ke titik beku, kristal es mulai terbentuk & panas laten dilepaskan BC : Panas dilepaskan dr bahan, panas laten dilepas & es terbentuk CD : Solut mengalami supersaturasi & terbentuk kristal. Panas laten dilepaskan & suhu naik ke suhu eutectic DE : Kristalisasi air & solut berlanjut EF : Suhu campuran es-air turun ke suhu freezer
  • 30. Metode Pembekuan  Pembekuan mekanis  Pembekuan kriogenik
  • 31. • Mechanical freezer evaporasi & kompresi refrigeran dalam siklus kontinu & dalam tempat tertutup (pipa) • Cryogenic freezer perubahan fase refrigeran tidak dapat balik & dalam tempat terbuka
  • 32. • Mechanical Freezer - Cooled air freezer - Cooled liquid freezer - Cooled surface freezer • Cryogenic freezer
  • 33. Cooled air freezer Chest freezer:
  • 34. Chest freezer:  Pembekuan dalam udara stasioner pada suhu -20 - -30C  Digunakan untuk: - pembekuan daging - penyimpanan makanan beku - ruang pengeras utk es krim
  • 35. Cooled air freezer Blast freezer:
  • 36. Blast freezer:  Udara diresirkulasikan pada makanan antara -30 – -40C pada kecepatan 1,5 – 6 m/dt  Ekonomis untuk pembekuan bahan yang berbeda bentuk & ukuran
  • 37. Cooled air freezer Belt freezer
  • 38. Belt freezer: spiral freezer.htm  Modifikasi blast freezer, bahan ditempatkan pada belt yang bergerak  Udara dingin atau semprotan nitrogen cair diarahkan ke bahan dengan arah berlawanan
  • 39.  Cooled liquid freezer Immersion freezer: • Bahan dikemas & dilewatkan melalui wadah yang berisi larutan PG, garam, gliserol, atau kalsium klorida • Bahan pendingin tetap cair, tidak terjadi perubahan fase selama pembekuan
  • 40. Cooled surface freezer Plate freezer
  • 41. Plate freezer plate freezer.htm  Plate freezer terdiri dari beberapa plate  Refrigeran dipompakan pada -40C  Bahan (fillet ikan, beef burger) ditempatkan diantara plate
  • 43. Perubahan Selama Pembekuan  Perubahan pada pigmen, cita rasa, & komponen nutrisi  Destabilisasi emulsi  Pengendapan protein  Perubahan tekstur kecepatan pembekuan
  • 44. Pembekuan Lambat Pembekuan Cepat Kecepatan Pembekuan
  • 45. Aspek Mikrobiologis  Sel vegetatif khamir, kapang, & bakteri gram negatif (coliform & Salmonella) mudah rusak  Bakteri gram positif (Staphylococcus aureus & Enterococci) & spora kapang lebih tahan  Spora bakteri (Bacillus & Clostridium) tahan
  • 46. KRISTALISASI Prinsip Pembentukan kristal:  Kondisi lewat jenuh (larutan) penambahan solut  Kondisi lewat dingin (cairan) pendinginan di bawah titik beku
  • 47. Cairan / larutan jenuh Kristalisasi panas laten (energi sistem minimum) Tahap Kristalisasi: - Pencapaian kondisi lewat jenuh / lewat dingin - Nukleasi - Pertumbuhan kristal - Rekristalisasi
  • 48. Nukleasi - Formula: • konsentrasi • jenis pemicu (promotor) / penghambat (inhibitor) - Kondisi pengolahan: • laju pindah panas • laju pindah massa
  • 49. Nukleasi terhambat Sangat lewat jenuh Keadaan gelas (glass state): cairan kental mempunyai sifat seperti padatan
  • 50. Pertumbuhan kristal Inti kristal + molekul pembentuk kristal pertumbuhan kristal kesetimbangan: • suhu • komposisi sistem
  • 51. Rekristalisasi terjadi selama penyimpanan (suhu & RH berubah maupun tetap) Meminimumkan energi sistem Contoh: • Kristal es kasar pd produk pangan beku • Fat bloom (bercak putih akibat lemak mengkristal) pada produk coklat
  • 52. Kristalisasi dalam Produk Pangan Unsur pembentuk struktur kristal Mutu, tekstur, daya simpan Komponen pembentuk kristal: • Air, gula, gula alkohol, lemak, pati • Pengemulsi, garam, asam organik, protein
  • 53. Pengaruh Kristalisasi • Polimorfisme : pembentukan kristal dgn btk berbeda trigliserida dan laktosa • Kristalisasi pada es krim kristal es kristal laktosa • Kristalisasi pada roti kristal pati stalling
  • 54. Polimorfi: Bahan pangan yg berada dalam lebih dari satu btk kristal t.l. berbeda-beda ex : mentega kakao Btk kristal:  t.l. 18C  (metastabil) t.l. 22C ’ t.l. 28C  (stabil) t.l. 34,5C
  • 55. Pengendalian Kristalisasi • Pengendalian jumlah, ukuran, distribusi, bentuk, dan polimorfisme formulasi dan kondisi pengolahan - kristal kecil dan banyak - kristal besar dan sedikit separasi
  • 56. Pengendalian Kristalisasi • Pengendalian utk mencegah kristalisasi kristalisasi gula: hard candy, karamel, susu bubuk, whey bubuk kristalisasi kalsium laktat: keju • Pengendalian kristalisasi pd penyimpanan
  • 57. Kristalisasi untuk Separasi - Kristalisasi garam dan gula pemekatan -Kristalisasi lemak (fraksinasi) pendinginan - Kristalisasi asam glutamat pengaturan pH - Kristalisasi asam lemak omega-3 kristalisasi pelarut dgn pendinginan
  • 58. Tahapan Kristalisasi • Pembentukan Inti Kristal  Tipe Kristal: - Tipe Homogen tanpa bantuan senyawa asing - Tipe Heterogen terdiri dari bbrp senyawa berbeda sebelum inti kristal homogen - Tipe Sekunder kontak antar kristal
  • 59. • Pembentukan Inti Kristal  Parameter yang Mempengaruhi: - Kondisi lewat dingin larutan - Suhu - Viskositas - Kecepatan pendinginan - Kecepatan agitasi - Bahan tambahan dan pengotor
  • 60. • Pertumbuhan Inti Kristal  Mekanisme: - Penggabungan bds pindah massa - Penggabungan permukaan - Penggabungan bds pindah panas
  • 61. • Pertumbuhan Inti Kristal  Faktor yang mempengaruhi: - Kondisi lewat dingin - Viskositas - Laju agitasi - Sumber inti kristal - Densitas massa kristal - Perlakuan yg diberikan - Bahan tambahan dan kotoran
  • 62. • Pemisahan  Metode: - Penyaringan - Sentrifugasi - Dekantasi
  • 63. EKSTRAKSI Metode • Pengepresan • Ekstraksi Pelarut • Destilasi uap
  • 64. Ekstraksi pelarut: suatu proses yang bertujuan untuk memindahkan suatu komponen solut dari jaringannya dengan mengunakan pelarut ( solven)
  • 65. Destilasi : proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah atau “separating agent”
  • 66. Ekstraksi Pelarut - Ekstraksi Padat-Cair  Maserasi  Perkolasi  Soxhletasi  Refluks - Ekstraksi Cair-Cair
  • 67. Ekstraksi Pelarut Prinsip: Like dissolves like : pelarut hanya melarutkan senyawa yang mempunyai polaritas sama
  • 68.
  • 69. Maserasi : perendaman sampel dengan pelarut organik pada suhu kamar Keuntungan : peralatan sederhana Kerugian: • waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama • pelarut yang digunakan lebih banyak • tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
  • 70. Perkolasi : proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut membawa senyawa organik bersama-sama pelarut
  • 71. Perkolasi Keuntungan: tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat telah terpisah dari ekstrak Kerugian: • kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas • pelarut dingin sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien
  • 72. Soxhletasi : menggunakan soxhlet dengan pemanasan dan pelarut dapat dihemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel
  • 74. Refluks : sampel dimasukkan ke dalam labu bulat bersama-sama dengan pelarut lalu dipanaskan, uap pelarut terkondensasi pada kondensor menjadi cairan yang akan turun kembali menuju labu, akan melarutkan kembali sampel yang berada pada labu
  • 76. Refluks Keuntungan: dapat digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung Kerugian: membutuhkan volume total pelarut yang besar
  • 77. Destilasi Uap • Sampel dan air ditempatkan dalam labu berbeda • Air dipanaskan dan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam sampel • Uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi
  • 78. Destilasi Uap mengekstrak sampel yang mengandung minyak menguap atau komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal
  • 79. Ekstraksi cair-cair (corong pisah) : pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua
  • 80. Ekstraksi cair-cair (corong pisah) : kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap
  • 81.
  • 82. Faktor yang Berpengaruh: - Ukuran bahan - Jenis pelarut - Rasio bahan : pelarut - Lama ekstraksi - Suhu ekstraksi
  • 83. Aspek Keamanan Residu pelarut - Metanol - Aseton - Heksan
  • 84. PENGOLAHAN KIMIAWI • Pengolahan dengan garam • Pengolahan dengan asam • Pengolahan dengan gula • Pengasapan • Penambahan bahan kimia
  • 85. Pengolahan dengan Garam Tujuan: mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) beraksi menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu
  • 86. Kadar garam tinggi tekanan osmotik tinggi Aw rendah mikrobia tidak tahan garam mati
  • 87. Contoh: - Pembuatan pickle sayuran proses pengawetan melalui fermentasi penurunan aktivitas enzim penyebab pembusukan dan perubahan oksidatif - Pembuatan kecap asin enzim-enzim endogen halotoleran menghidrolisis protein ikan menghasilkan cairan dengan kadar asam amino tinggi dan cita rasa menarik enzim: tripsin dan katepsin B
  • 88. - Pembuatan daging kyuring garam kalium, na-nitrit, dan nitrat: - warna yg menarik nitrit nitrit oksida + heme nitrosomioglobin - menghambat pertumbuhan mikrobia nitrit + sulfhidril senyawa yg tdk dpt dimetabolisme nitrosamin (karsinogenik)
  • 89. - Pembuatan keju garam fosfat (mono-, di-, tri-natrium fosfat) - tekstur yg seragam dan lembut garam berikatan dgn kalsium dari kompleks para kasein jembatan antar molekul protein
  • 90. Pengolahan dengan Asam Fungsi asam: - Koagulasi protein Keju: asam sitrat dan HCl - Menurunkan pH (<4,5) Makanan kaleng: asam sitrat - Membatasi inversi sukrosa Permen: kalium asam tartarat
  • 91. Fungsi: - Pengasam Minuman karbonasi: asam fosfat - Bahan pengembang Roti: kalium asam tartarat, natrium alumunium sulfat, glukono lakton, orto & pirofosfat + natrium bikarbonat
  • 92. Pengolahan dengan Gula Fungsi gula: - Pengawetan (menurunkan Aw) Jam, jeli, SKM, manisan buah - Gelasi Jeli dan manisan buah: + pektin, asam, air
  • 93. Pengasapan Tujuan: - Pengawetan alat pendingin - Meningkatkan cita rasa & warna fenol & karbonil: Perkembangan: Asap alami asap cair
  • 94. Penambahan Bahan Kimia • Pengawet • Antioksidan • Anti kempal • Pengatur keasaman • Pemutih & pematang tepung • Pengemulsi, pemantap & pengental • Pengeras • Sekuestran
  • 95. IRADIASI Radiasi pengion: Sinar  Sinar X Elektron Membunuh mikrobia Menghambat perubahan biokimia
  • 96. Teori Sinar  dan elektron: kemampuan mengionisasi (memecah ikatan kimia bahan) Produk bermuatan listrik (ion) / netral (radikal bebas) Reaksi
  • 97. Pengaruh pada Mikrobia Ion •Mengubah struktur membran sel •Mempengaruhi aktivitas enzim metabolik •Mempengaruhi DNA / RNA dalam inti sel Membunuh mikrobia
  • 98. Dosis Iradiasi Gy (Gray) = 100 rad = 1 Joule / kg kGy = 1000 Gy
  • 99.
  • 100. Pengaruh pada Produk  Radioaktivitas Iradiasi tidak menghasilkan faktor toksik  Produk radiolitik Produk radiolitik = produk termolitik
  • 101.  Nilai Gizi Iradiasi = cold process - Karbohidrat, protein, dan lemak perubahan kecil - Vitamin paling sensitif: B1 (tiamin), C (asam askorbat), A (retinol), E (-tokoferol)
  • 102. Pengaruh pada Kemasan Bahan Pengemas Dosis maksimum (kGy) Efek radiasi di atas dosis maksimum Polistiren Polietilen PVC Kertas Polipropilen Gelas 5000 1000 100 100 25 10 - - Pencoklatan, evolusi HCl Kehilangan kekuatan mekanik Mudah robek Pencoklatan