Ayat 11 menjelaskan pembagian warisan untuk anak-anak, ibu, dan bapak. Anak perempuan memperoleh 1/2 bagian jika seorang, dan 2/3 bagian jika dua orang atau lebih. Anak laki-laki memperoleh sisa warisan. Ibu memperoleh 1/6 bagian, kecuali dalam kondisi tertentu. Ayat 12 mengatur pembagian warisan antara suami dan istri, serta saudara seibu dalam kondisi tertentu
Buku ini membahas tentang hukum waris Islam yang menjelaskan tentang definisi faraid, dasar hukum wajibnya pembagian waris, serta urutan dan kelompok ahli waris utama yang berhak atas harta warisan seseorang yang meninggal dunia.
Belajar Memahami Pembagian Harta Warisan.
Jangan sampai kerukunan dan keutuhan keluarga berantakan hanya gara-gara soal warisan. Semua Ahli Waris adalah saudara kita, jika ada hal yg kurang berkenan, selesaikan dgn baik (QS. 49 : 10)
Surat Al-Nisa ayat 7-12 menjelaskan aturan pembagian warisan dalam Islam. Anak laki-laki mendapat bagian yang sama dengan dua anak perempuan, dan jika anak perempuan lebih dari dua maka mereka mendapat 2/3 dari harta. Ibu dan ayah mendapat 1/6, sedangkan istri dan suami mendapat 1/2 atau 1/4 tergantung ada atau tidaknya anak. Ayat 176 memberikan contoh kalau yang
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan menurut ayat-ayat Al-Quran surah An-Nisa ayat 7-14. Ringkasannya adalah bahwa Al-Quran menjelaskan hak waris laki-laki dan perempuan, mengingatkan memberikan bagian kepada yatim piatu dan orang miskin, serta mengatur pembagian warisan untuk anak, suami/isteri, orang tua, dan saudara.
Dokumen tersebut membahas tentang skema ahli waris menurut hukum Islam. Terdapat penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan hukum waris berdasarkan Al-Quran, termasuk pembagian warisan untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. Juga dijelaskan siapa saja yang berhak menerima warisan bila hadir semua jenis ahli waris.
Dokumen tersebut membahas tentang skema ahli waris menurut hukum Islam. Terdapat penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan hukum waris seperti pembagian warisan untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. Juga contoh pembagian warisan apabila terdapat berbagai kombinasi ahli waris. Dokumen ini bertujuan untuk memahami hukum Islam tentang pembagian warisan.
Buku ini membahas tentang hukum waris Islam yang menjelaskan tentang definisi faraid, dasar hukum wajibnya pembagian waris, serta urutan dan kelompok ahli waris utama yang berhak atas harta warisan seseorang yang meninggal dunia.
Belajar Memahami Pembagian Harta Warisan.
Jangan sampai kerukunan dan keutuhan keluarga berantakan hanya gara-gara soal warisan. Semua Ahli Waris adalah saudara kita, jika ada hal yg kurang berkenan, selesaikan dgn baik (QS. 49 : 10)
Surat Al-Nisa ayat 7-12 menjelaskan aturan pembagian warisan dalam Islam. Anak laki-laki mendapat bagian yang sama dengan dua anak perempuan, dan jika anak perempuan lebih dari dua maka mereka mendapat 2/3 dari harta. Ibu dan ayah mendapat 1/6, sedangkan istri dan suami mendapat 1/2 atau 1/4 tergantung ada atau tidaknya anak. Ayat 176 memberikan contoh kalau yang
Dokumen tersebut membahas tentang hukum warisan menurut ayat-ayat Al-Quran surah An-Nisa ayat 7-14. Ringkasannya adalah bahwa Al-Quran menjelaskan hak waris laki-laki dan perempuan, mengingatkan memberikan bagian kepada yatim piatu dan orang miskin, serta mengatur pembagian warisan untuk anak, suami/isteri, orang tua, dan saudara.
Dokumen tersebut membahas tentang skema ahli waris menurut hukum Islam. Terdapat penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan hukum waris berdasarkan Al-Quran, termasuk pembagian warisan untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. Juga dijelaskan siapa saja yang berhak menerima warisan bila hadir semua jenis ahli waris.
Dokumen tersebut membahas tentang skema ahli waris menurut hukum Islam. Terdapat penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan hukum waris seperti pembagian warisan untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. Juga contoh pembagian warisan apabila terdapat berbagai kombinasi ahli waris. Dokumen ini bertujuan untuk memahami hukum Islam tentang pembagian warisan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang hukum-hukum Islam mengenai warisan, perkawinan, dan hubungan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Beberapa poin kuncinya adalah pembagian warisan yang adil, larangan melakukan zina, dan pedoman untuk memperlakukan istri dan anak yatim dengan baik.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang hukum pembagian warisan menurut Islam, termasuk bagian ahli waris laki-laki dan perempuan, serta pembagian warisan kepada keluarga terdekat seperti suami/isteri, orang tua, dan saudara apabila si peninggal tidak memiliki keturunan.
Dokumen tersebut membahas tentang PSAK No. 19 mengenai Aktiva Tak Berwujud. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud dan pengungkapannya. Aktiva tak berwujud antara lain berupa hak paten, hak cipta, merek dagang, dan goodwill. PSAK ini menjelaskan tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aktiva tak berwujud.
PSAK No. 14 mengatur akuntansi untuk persediaan dengan menetapkan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan meliputi biaya pembelian, konversi, dan lainnya sampai persediaan siap dijual atau dipakai. PSAK ini juga menjelaskan teknik pengukuran biaya dan rumus biaya yang dapat digunakan untuk menentukan biaya persed
Dokumen tersebut merupakan standar akuntansi keuangan Indonesia tentang akuntansi untuk investasi. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian investasi dan jenis-jenis investasi serta perlakuan akuntansinya, termasuk klasifikasi, pengukuran nilai tercatat, dan pengungkapan.
PSAK No. 5 menjelaskan tentang pelaporan informasi keuangan perusahaan menurut segmen industri dan geografis. Dokumen ini mendefinisikan segmen perusahaan, segmen industri, dan segmen geografis. PSAK ini mensyaratkan perusahaan publik untuk melaporkan informasi pendapatan, hasil, dan aset tiap segmen yang signifikan, serta rekonsiliasi antara total segmen dengan laporan keuangan konsolidasi.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang hukum-hukum Islam mengenai warisan, perkawinan, dan hubungan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Beberapa poin kuncinya adalah pembagian warisan yang adil, larangan melakukan zina, dan pedoman untuk memperlakukan istri dan anak yatim dengan baik.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang hukum pembagian warisan menurut Islam, termasuk bagian ahli waris laki-laki dan perempuan, serta pembagian warisan kepada keluarga terdekat seperti suami/isteri, orang tua, dan saudara apabila si peninggal tidak memiliki keturunan.
Dokumen tersebut membahas tentang PSAK No. 19 mengenai Aktiva Tak Berwujud. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud dan pengungkapannya. Aktiva tak berwujud antara lain berupa hak paten, hak cipta, merek dagang, dan goodwill. PSAK ini menjelaskan tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aktiva tak berwujud.
PSAK No. 14 mengatur akuntansi untuk persediaan dengan menetapkan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan meliputi biaya pembelian, konversi, dan lainnya sampai persediaan siap dijual atau dipakai. PSAK ini juga menjelaskan teknik pengukuran biaya dan rumus biaya yang dapat digunakan untuk menentukan biaya persed
Dokumen tersebut merupakan standar akuntansi keuangan Indonesia tentang akuntansi untuk investasi. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian investasi dan jenis-jenis investasi serta perlakuan akuntansinya, termasuk klasifikasi, pengukuran nilai tercatat, dan pengungkapan.
PSAK No. 5 menjelaskan tentang pelaporan informasi keuangan perusahaan menurut segmen industri dan geografis. Dokumen ini mendefinisikan segmen perusahaan, segmen industri, dan segmen geografis. PSAK ini mensyaratkan perusahaan publik untuk melaporkan informasi pendapatan, hasil, dan aset tiap segmen yang signifikan, serta rekonsiliasi antara total segmen dengan laporan keuangan konsolidasi.
PSAK No. 20 membahas perlakuan akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan. Biaya riset diakui sebagai beban, sedangkan biaya pengembangan dapat diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria tertentu seperti kelayakan teknis dan ketersediaan sumber daya. Biaya pengembangan yang diakui sebagai aset harus diamortisasi secara sistematis sesuai pola manfaat ekonomisnya.
PSAK No. 6 mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan dalam tahap pengembangan. Perusahaan dianggap dalam tahap pengembangan jika sedang mendirikan perusahaan baru atau telah memulai kegiatan utama tetapi belum menghasilkan pendapatan material. Laporan keuangan perusahaan dalam tahap pengembangan harus menyajikan posisi keuangan, arus kas, dan informasi lain sesuai standar akuntansi, serta meng
1. 1. Q.S. An-Nisa’ ayat 11:
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu bahagian seorang anak
lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari
dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka
ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta
yang ditinggalkan jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah
dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Kesimpulan atau intisari yang dapat diambil dari ayat ini adalah sebagai berikut:
Bagian anak perempuan:
1/2 jika seorang
2/3 jika dua orang atau lebih
'ushubah (sisa) jika bersama dengan anak laki-laki
Bagian anak laki-laki:
'ushubah (sisa)
Bagian ibu:
1/6 jika si mayit mempunyai anak atau dua orang saudara atau lebih
1/3 jika si mayit tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai dua orang saudara atau lebih
1/3 dari sisa (dalam masalah gharrawain yang ahli warisnya terdiri dari suami atau isteri, ibu, dan bapak)
Bagian bapak:
1/6 jika si mayit mempunyai anak laki-laki
'ushubah (sisa) jika si mayit tidak mempunyai anak laki-laki
2. Q.S. An-Nisa’ ayat 12:
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu jika mereka tidak
mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai
anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara
laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu
dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya
dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at
yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”
Kesimpulan atau intisari yang dapat diambil dari ayat ini adalah sebagai berikut:
Bagian suami:
1/2 jika si mayit tidak mempunyai anak
1/4 jika si mayit mempunyai anak
Bagian isteri:
1/4 jika si mayit tidak mempunyai anak
1/8 jika si mayit mempunyai anak
Bagian saudara laki-laki/perempuan seibu (kasus kalalah):
1/6 jika seorang
1/3 dibagi rata jika dua orang atau lebih
(Catatan: kalalah adalah seseorang yang wafat tanpa meninggalkan bapak dan anak)