MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Bagaimana Acara Pemakaman Saksi Jahowa
1. Bagaimana Acara Pemakaman Saksi Jahowa?
Kami tidak pakai adat manusia. Sebab, adat yang kami junjung yakni ibadat sejati kepada
Allah Yehuwa (Debata Jahowa). Tentu kami sedih saat melihat ada yang meninggal dan
ditinggal mati oleh orang yang mereka kasihi. Tapi kami hadir di acara tersebut dengan tujuan
utama guna menghibur orang yang ditinggal mati, bukan membebani mereka.
Kami menggunakan Alkitab sebagai pedoman hidup kami. Kami menghibur orang-orang
pun dengan berita Alkitab bahwa orang yang telah mati punya harapan kebangkitan.
Kebangkitan merupakan ajaran Yesus. Yesus pernah membangkitkan sahabatnya Lazarus.
Setelah kematiannya, Yesus juga dibangkitkan. Bapak Jahowa yang bangkitkan Yesus dari
kematian. Nah, bedanya adalah Yesus bangkit untuk hidup di surga. Kalau Lazarus bangkit
untuk hidup di bumi. Nah, ajaran kebangkitan itu ajaran Jahowa dan Jesus. Yesus berkata bahwa
”semua orang yang di dalam kuburan” akan dibangkitkan. (Yohanes 5:28).
Oya, yang paling mencolok lagi adalah kami tidak mengeluarkan biaya besar untuk sewa
ini itu untuk acara pemakaman. Acaranya juga sangat sederhana, jauh dari suara bising hingar-
bingar. Tidak ada pengkhotbah yang dibayar. Tidak ada bagi daging, beras, tumpak, atau
sejenisnya. Itu karena kami menerapkan prinsip Alkitab.
Di acara pemakaman Om Aritonang (Op. Doli Laura), yang membawakan khotbah
adalah saudara kami yang Tionghoa. Orang-orang pada kaget lihat dia mengingat selama ini
Saksi Jahowa itu identiknya orang Batak. Padahal Saksi Jahowa ada di 241 negara loh. Gak
hanya di Indonesia. JW.ORG