SlideShare a Scribd company logo
HEREDITAS
Tujuan Pembelajaran:
- Menemukan hipotesis Mendel tentang pewarisan
sifat.
- Menjelaskan Hukum Mendel I dan II.
- Menjelaskan penyimpangan semu Hukum
Mendel.
- Mendiskripsikan faktor-faktor penentu jenis
kelamin.
- Menjelaskan cara mempelajari pola pewarisan
sifat pada manusia.
- Mengidentifikasi cacat, penyakit, kelainan, dan
pola pewarisannya pada manusia.
- Mengkomunikasikan cara menghindari penyakit
menurun pada masyarakat.
A. Hukum Mendel
 Genetika = ilmu yang mempelajari
pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya.
 Percobaan pewarisan sifat dilakukan
pertama oleh Gregor Johann Mendel (1822-
1884) dengan menggunakan kacang kapri
(Pisum sativum) selama 12 tahun.
- Alasan Mendel memilih kacang kapri,
karena:
1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
(kontras),
2. Melakukan penyerbukan sendiri (autogami)
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang,
4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
keturunan cepat, hanya dalam beberapa
bulan sudah diketahui hasilnya,
5. Mempunyai keturunan yang banyak.
Gambar. Pemilihan kacang kapri dalam persilangan
- Genotip = sifat atau karakter yang
ditentukan oleh gen.
- Fenotip = paduan antara genotip dengan
lingkungannya.
- Genotip bersifat menurun dan diwariskan
kepada keturunannya.
- Sifat genotip biasanya ditampilkan dalam
bentuk simbol huruf, contoh genotip B
untuk tumbuhan berfenotip buah bulat.
1. Hukum Mendel I
 Dikenal sebagai Hukum Segregasi.
 Prinsip-prinsipnya:
a. Sifat yang muncul pada F1 disebut sifat
dominan (menang), sedangkan yang tidak
muncul disebut sifat yang resesif (kalah).
b. Banyaknya individu yang muncul pada F2
antara yang dominan dan resesif memiliki
perbandingan rata-rata 3 : 1.
Gambar. Persilangan Hukum Mendel I
- Setiap gamet akan mendapatkan gen yang
telah memisah secara acak (prinsip segregasi
bebas).
- Induk dengan dua sifat beda (dihibrida)
menganut prinsip kombinasi secara bebas,
misalnya BbPp (biji bulat, batang panjang),
akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP dan bp.
- Individu homozigot memiliki dua gamet yang
sama, misalnya BB.
- Individu heterozigot memiliki dua gamet yang
berbeda, misalnya Bb.
2. Hukum Mendel II
 Dikenal sebagai Hukum Asortasi/Hukum
berpasangan secara bebas.
 Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk
gen yang letaknya berjauhan.
 Hukum Mendel II tidak berlaku untuk
persilangan monohibrid.
 Banyaknya individu yang muncul pada F2
adalah 9 : 3 : 3 : 1.
3. Macam Gamet dan macam Fenotip
dari persilangan
a. Persilangan Resiprok
- Yaitu tidak mempersoalkan jenis kelamin.
b. Back Cross dan Test Cross
- Back Cross = mengawinkan F1 dengan salah satu
induknya.
- Test Cross = mengawinkan suatu individu hasil
persilangan dengan salah satu induknya yang
homozigot resesif.
Gambar. Test cros
B. Penyimpangan Semu Hukum
Mendel
- Yaitu munculnya perbandingan yang
tidak sesuai dengan Hukum Mendel.
1. Epistasis dan Hipostasis
- Epistasis = gen yang
menutupi/menghalangi.
- Hipostasis = gen yang
ditutupi/dihalangi.
- Hasil perbandingan F2nya = 12 : 3 : 1.
2. Kriptomeri
- Yaitu adanya faktor tersembunyi yang akan muncul
pada fenotip jika dua faktor dominan bertemu.
- Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4.
3. Polimeri
- Yaitu peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil
persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen
lain.
- Perbandingan fenotip F2 = 15 : 1.
C. Pautan gen, pindah silang dan gagal
berpisah
1. Pautan Gen (linkage)
 Gen-gen yang berpautan satu sama lain tidak
memisah pada saat meiosis.
 Pautan gen tergantung pada jumlah pasangan
kromosom dan panjang kromosom.
 Makin panjang kromosom maka makin banyak
gen yang berpautan.
2. Pindah silang (crossing over)
 Terjadi pada saat pembagian kromosom.
 Pindah silang terjadi pada gen-gen yang
berjauhan.
 Pindah silang dapat memisahkan pautan pada
sembarang ttik di sepanjang kromosom.
 Besarnya kemungkinan pindah silang
berbanding lurus dengan jarak kedua gen.
Gambar. Pindah silang
3. Gagal Berpisah
Pasangan kromosom pada meiosis I
maupun meiosis II dapat mengalami
gagal berpisah.
Setelah meiosis selesa akan dihasilkan sel
anak yang berbeda set kromosomnya.
Ada sel anak yang kelebihan kromosom,
ada yang tidak kebagian kromosom.
 Gen-gen dekat berpautan.
 Gen-gen jauh berpisahan.
 Gen-gen berpautan selalu hadir bersama di
dalam sel gamet.
 Pindah silang menimbulkan rekombinasi
kromatid pada kromosom homolog.
 Gagal berpisah terjadi apabila dua kromosom
saling berbelit sehingga sulit memisah pada
meiosis.
D. Penentuan Jenis Kelamin
1. Faktor Lingkungan
meliputi:
a. Lingkungan internal, misalnya kondisi
dalam sitoplasma.
b. Lingkungan eksternal, misalnya kondisi
suhu lingkungan yang menentukan jenis
kelamin penyu. Jika telur berada di tempat
panas, maka telur menetas menjadi betina.
2. Faktor Hormon
 Hormon berperan dalam penentuan jenis kelamin.
 Hormon estrogen menjadikan hewan betina.
3. Kromosom seks
 Kromosom seks menentukan jenis kelamin, misalnya
kromosom XX untuk jenis kelamin perempuan
sedangkan kromosom XY untuk jenis kelamin laki-
laki.
4. Ploidi
 Ploidi = jumlah set kromosom dalam genom.
 Misalnya pada Hymehoptera (lebah), jenis kelamin
ditentukan oleh ploidi pada telur.
Tipe Kromosom Kelamin
♀ ♂ Contoh
XX XY Drosophila, manusia, mamalia, tumbuhan
Angiospermae yang bersifat diesis.
XX XO Belalang, Orthoptera, Hemiptera
ZW ZZ Burung, Kupu-kupu, ngengat
X Y Lumut
Gambar. Jenis kelamin pada lalat
E. Gen terpaut pada kromosom seks (gen
pautan seks)
1. Hemofilia
- Yaitu penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat
membuka.
- Tabel. Genotip dan fenotip hemofilia pada pria dan
wanita
No Genotip Fenotip
1 XHXH Wanita normal
2 XHXh Wanita pembawa
3 XhXh Wanita hemofilia
4 XHY Pria normal
5 XhY Pria hemofilia
2. Buta warna
Terdapat oada kromosom X
nonhomolog dan bersifat resesif.
Banyak diderita oleh laki-laki.
F. Gen letal
 Adalah gen yang dapat
menimbulkan kematian.
 Dibedakan menjadi gen letal resesif
dan letal dominan.
1. Letal resesif
 Individu akan mati jika mempunyai gen
homozigot resesif.
 Contohnya tumbuhan albino.
2. Letal Dominan
 Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot
dominan.
 Contohnya tikus berambut kuning.
3. Letal pada manusia
 Contohnya:
- Sicklemia (sickle cell anemia) yaitu eritrosit yang
berbentuk bulan sabit.
- Talasemia yaitu eritrosit berbentuk lonjong,
ukurannya kecil dan jumlahnya banyak
dibandingkan orang normal.
G. Hereditas pada Manusia
1. Sifat fisik yang menurun
- Sifat fisik = sifat badan yang tampak, misalnya
bentuk hidung dan bibir.
Tabel. Contoh sifat fisik
Sifat dominan Sifat resesif
Rambut keriting
Bibir tebal
Mata sipit
Hidung lurus
Keriting putar dalam
Lubang hidung besar
Dapat menggulung lidah
Rambut lurus
Bibir tipis
Mata lebar
Hidung melengkung
Keriting putar luar
Lubang hidung kecil
Tidak dapat menggulung lidah
2. Penyakit menurun
a. Albino
- Tidak memiliki pigmen warna melanin karena
tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk
melanin.
- Seluruh bagian tubuh berwarna putih.
b. Buta warna
c. Gangguan mental
- Disebabkan kerusakan saraf karena kadar asam
fenil piruvat di dalam darah tinggi.
d. Anadontia
- Tidak memiliki gen penumbuh gigi.
e. Brakidaktil
- Cacat jari-jari memendek.
f. Sindaktili
- Jari-jari saling mendekat.
g. Polidaktili
- Jumlah jari lebih dari 5.
3. Cara menghindari penyakit
menurun pada masyarakat
 Melakukan medical genetics, yaitu
pemeriksaan kelainan genetik.
 Tahapannya:
a. Pemeriksaan silsialah keluarga
b. Tes laboratorium
c. Uji klinis.
4. Golongan Darah pada Manusia
a. Golongan darah ABO
 Menurut Karl Landsteiner (1900), golongan
darah manusia dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu A, B, AB dan O.
 Penggolongan berdasarkan ada tidaknya
antigen-antibodi di dalam arah.
 Gen-gen penentu golongan darah diberi simbol
I, singkatan dari isohemaglutinogen, sehingga
alel-alelnya disimbolkan IA, IB dan I0.
Tabel. Penggolongan darah
sistem ABO
Golongan
darah
Aglutinogen Aglutinin
A A β
B B α
AB AB -
O - α β
Golongan
darah
Homozigot Heterozigot
A IAIA IAI0
B IBIB IBI0
AB - IAIB
O I0I0 -
Tabel. Genotip Golongan
Darah
b. Golongan darah MN
 Dasar penggolongannya adalah adanya
antigen (suatu protein asing) di dalam sel
darah merah.
 Tabel. Golongan darah MN
Golongan darah Antigen dalam
eritrosit
M M (LM)
N N (LN)
MN MN (LMLN)
C. Golongan Darah Resus
 Pertama kali ditemukan di dalam eritrosit
monyet resus (Macac mulatta)
 Jika orang mempunyai antigen Rh di
permukaan eritrositnya digolongkan Rh+
(Rhesus positif).
 Orang Rh+ tidak dapat membentuk antibodi
yang melawan antigen Rh.
 Jika tidak memiliki antigen Rh di permukaan
eritrositnya digolongkan Rh- (Rhesus negatif).
 Orang Rh- dapat membentuk antibodi yang
melawan antigen Rh.
H. Mekanisme Perbaikan Mutu
Genetik
1. Seleksi
 Seleksi dilakukan untuk mencari
keturunan tanaman atau ternak yang
memiliki karakter unggul, misalnya dalam
hal produksi dan mutu.
 seleksi untuk mendapatkan sifat dasar
(genotip) yang baik dan cocok dengan
lingkungannya sehingga menguntungkan.
• Seleksi genotip yang dilakukan meliputi sifat-sifat:
a. Tahan terhadap perubahan iklim,
b. Tahan serangan hama dan penyakit,
c. Tubuh tumbuhan kokoh,
d. Masa berbunga dan berbuah pendek,
e. Waktu pematangan buah panjang agar diperoleh
buah yang besar,
f. Dipilih hewan yang pedaging yang gemuk,
g. Dipilih hewan petelur yang banyak telurnya,
h. Dipilih tumbuhan berbuah manis, enak, bergizi,
dan lebat.
 Seleksi dilakukan dengan beberapa tahap:
a. Memilih bibit unggul,
b. Mencari lingkungan yang paling sesuai dan
ekonomis,
c. Mengawinkan hewan atau tumbuhan yang
bersifat unggul,
d. Melakukan mutasi buatan,
e. Memilih hasil breeding yang paling ideal dan
sesuai dengan lingkungan tertentu,
f. Menyebarkan bibit unggul yang dihasilkan
ke masyarakat.
2. Penyilangan (Breeding)
 Merupakan upaya perbaikan mutu
genetik yang tak terpisahkan.
 Tujuannya:
a. sifat-sifat unggul menyatu,
b. Diperoleh individu homozigot agar
nantinya tidak mengadakan pemisahan
sifat lagi; individu homozigot akan
menghasilkan keturunan tetap (galur
murni).
3. Mutasi buatan
 Yaitu mutasi yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan sifat yang menguntungkan.
 Misalnya:
a. Menyimpan dalam waktu lama, contohnya biji
yang disimpan lama.
b. Mengubah suhu mendadakn, contohnya
menaikkan suhu mendadak pada tanaman
bunga,
c. Melakukan radiasi sinar X
d. Memberikan kolkisin yang dapat menghentikan
pembelahan sel pada metafase akhir.
S e k i a n
T e r i m a k a s i h
7-Nov-22

More Related Content

Similar to BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt

Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Hariyatunnisa Ahmad
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
ssuserbda8a2
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
massonie44
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
Rizki Putrii
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
kth97jjk
 
Pembahasan genetika
Pembahasan genetikaPembahasan genetika
Pembahasan genetika
Imas Siti M
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
WinengRohmah
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
1023LeoniRannuMangir
 
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptxPPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Bab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptxBab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptx
DYMASRACHMAWANJATI1
 
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptxMATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
Sul Fitrah Guro
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
XIISMANSADAIPS
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptxPPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
JoshuaGraciasSimbolo1
 

Similar to BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt (20)

Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1
 
Genetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.pptGenetika Dasar.ppt
Genetika Dasar.ppt
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Pembahasan genetika
Pembahasan genetikaPembahasan genetika
Pembahasan genetika
 
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdfGENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
GENETIKA DAN EVOLUSI.pdf
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptxPPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptxBab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptx
 
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptxMATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
MATERI POWER POINT PEWARISAN SIFAT KELAS 9 .pptx
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptxPPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
 

BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt

  • 2. Tujuan Pembelajaran: - Menemukan hipotesis Mendel tentang pewarisan sifat. - Menjelaskan Hukum Mendel I dan II. - Menjelaskan penyimpangan semu Hukum Mendel. - Mendiskripsikan faktor-faktor penentu jenis kelamin. - Menjelaskan cara mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia. - Mengidentifikasi cacat, penyakit, kelainan, dan pola pewarisannya pada manusia. - Mengkomunikasikan cara menghindari penyakit menurun pada masyarakat.
  • 3. A. Hukum Mendel  Genetika = ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya.  Percobaan pewarisan sifat dilakukan pertama oleh Gregor Johann Mendel (1822- 1884) dengan menggunakan kacang kapri (Pisum sativum) selama 12 tahun.
  • 4. - Alasan Mendel memilih kacang kapri, karena: 1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok (kontras), 2. Melakukan penyerbukan sendiri (autogami) 3. Mudah dilakukan penyerbukan silang, 4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat, hanya dalam beberapa bulan sudah diketahui hasilnya, 5. Mempunyai keturunan yang banyak.
  • 5. Gambar. Pemilihan kacang kapri dalam persilangan
  • 6. - Genotip = sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen. - Fenotip = paduan antara genotip dengan lingkungannya. - Genotip bersifat menurun dan diwariskan kepada keturunannya. - Sifat genotip biasanya ditampilkan dalam bentuk simbol huruf, contoh genotip B untuk tumbuhan berfenotip buah bulat.
  • 7. 1. Hukum Mendel I  Dikenal sebagai Hukum Segregasi.  Prinsip-prinsipnya: a. Sifat yang muncul pada F1 disebut sifat dominan (menang), sedangkan yang tidak muncul disebut sifat yang resesif (kalah). b. Banyaknya individu yang muncul pada F2 antara yang dominan dan resesif memiliki perbandingan rata-rata 3 : 1.
  • 9. - Setiap gamet akan mendapatkan gen yang telah memisah secara acak (prinsip segregasi bebas). - Induk dengan dua sifat beda (dihibrida) menganut prinsip kombinasi secara bebas, misalnya BbPp (biji bulat, batang panjang), akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP dan bp. - Individu homozigot memiliki dua gamet yang sama, misalnya BB. - Individu heterozigot memiliki dua gamet yang berbeda, misalnya Bb.
  • 10. 2. Hukum Mendel II  Dikenal sebagai Hukum Asortasi/Hukum berpasangan secara bebas.  Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan.  Hukum Mendel II tidak berlaku untuk persilangan monohibrid.  Banyaknya individu yang muncul pada F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1.
  • 11. 3. Macam Gamet dan macam Fenotip dari persilangan a. Persilangan Resiprok - Yaitu tidak mempersoalkan jenis kelamin. b. Back Cross dan Test Cross - Back Cross = mengawinkan F1 dengan salah satu induknya. - Test Cross = mengawinkan suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya yang homozigot resesif.
  • 13. B. Penyimpangan Semu Hukum Mendel - Yaitu munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan Hukum Mendel. 1. Epistasis dan Hipostasis - Epistasis = gen yang menutupi/menghalangi. - Hipostasis = gen yang ditutupi/dihalangi. - Hasil perbandingan F2nya = 12 : 3 : 1.
  • 14. 2. Kriptomeri - Yaitu adanya faktor tersembunyi yang akan muncul pada fenotip jika dua faktor dominan bertemu. - Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4. 3. Polimeri - Yaitu peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen lain. - Perbandingan fenotip F2 = 15 : 1.
  • 15. C. Pautan gen, pindah silang dan gagal berpisah 1. Pautan Gen (linkage)  Gen-gen yang berpautan satu sama lain tidak memisah pada saat meiosis.  Pautan gen tergantung pada jumlah pasangan kromosom dan panjang kromosom.  Makin panjang kromosom maka makin banyak gen yang berpautan.
  • 16. 2. Pindah silang (crossing over)  Terjadi pada saat pembagian kromosom.  Pindah silang terjadi pada gen-gen yang berjauhan.  Pindah silang dapat memisahkan pautan pada sembarang ttik di sepanjang kromosom.  Besarnya kemungkinan pindah silang berbanding lurus dengan jarak kedua gen.
  • 18. 3. Gagal Berpisah Pasangan kromosom pada meiosis I maupun meiosis II dapat mengalami gagal berpisah. Setelah meiosis selesa akan dihasilkan sel anak yang berbeda set kromosomnya. Ada sel anak yang kelebihan kromosom, ada yang tidak kebagian kromosom.
  • 19.  Gen-gen dekat berpautan.  Gen-gen jauh berpisahan.  Gen-gen berpautan selalu hadir bersama di dalam sel gamet.  Pindah silang menimbulkan rekombinasi kromatid pada kromosom homolog.  Gagal berpisah terjadi apabila dua kromosom saling berbelit sehingga sulit memisah pada meiosis.
  • 20. D. Penentuan Jenis Kelamin 1. Faktor Lingkungan meliputi: a. Lingkungan internal, misalnya kondisi dalam sitoplasma. b. Lingkungan eksternal, misalnya kondisi suhu lingkungan yang menentukan jenis kelamin penyu. Jika telur berada di tempat panas, maka telur menetas menjadi betina.
  • 21. 2. Faktor Hormon  Hormon berperan dalam penentuan jenis kelamin.  Hormon estrogen menjadikan hewan betina. 3. Kromosom seks  Kromosom seks menentukan jenis kelamin, misalnya kromosom XX untuk jenis kelamin perempuan sedangkan kromosom XY untuk jenis kelamin laki- laki.
  • 22. 4. Ploidi  Ploidi = jumlah set kromosom dalam genom.  Misalnya pada Hymehoptera (lebah), jenis kelamin ditentukan oleh ploidi pada telur. Tipe Kromosom Kelamin ♀ ♂ Contoh XX XY Drosophila, manusia, mamalia, tumbuhan Angiospermae yang bersifat diesis. XX XO Belalang, Orthoptera, Hemiptera ZW ZZ Burung, Kupu-kupu, ngengat X Y Lumut
  • 23. Gambar. Jenis kelamin pada lalat
  • 24. E. Gen terpaut pada kromosom seks (gen pautan seks) 1. Hemofilia - Yaitu penyakit yang menyebabkan darah tidak dapat membuka. - Tabel. Genotip dan fenotip hemofilia pada pria dan wanita No Genotip Fenotip 1 XHXH Wanita normal 2 XHXh Wanita pembawa 3 XhXh Wanita hemofilia 4 XHY Pria normal 5 XhY Pria hemofilia
  • 25. 2. Buta warna Terdapat oada kromosom X nonhomolog dan bersifat resesif. Banyak diderita oleh laki-laki.
  • 26. F. Gen letal  Adalah gen yang dapat menimbulkan kematian.  Dibedakan menjadi gen letal resesif dan letal dominan. 1. Letal resesif  Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot resesif.  Contohnya tumbuhan albino.
  • 27. 2. Letal Dominan  Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot dominan.  Contohnya tikus berambut kuning. 3. Letal pada manusia  Contohnya: - Sicklemia (sickle cell anemia) yaitu eritrosit yang berbentuk bulan sabit. - Talasemia yaitu eritrosit berbentuk lonjong, ukurannya kecil dan jumlahnya banyak dibandingkan orang normal.
  • 28. G. Hereditas pada Manusia 1. Sifat fisik yang menurun - Sifat fisik = sifat badan yang tampak, misalnya bentuk hidung dan bibir. Tabel. Contoh sifat fisik Sifat dominan Sifat resesif Rambut keriting Bibir tebal Mata sipit Hidung lurus Keriting putar dalam Lubang hidung besar Dapat menggulung lidah Rambut lurus Bibir tipis Mata lebar Hidung melengkung Keriting putar luar Lubang hidung kecil Tidak dapat menggulung lidah
  • 29. 2. Penyakit menurun a. Albino - Tidak memiliki pigmen warna melanin karena tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk melanin. - Seluruh bagian tubuh berwarna putih. b. Buta warna c. Gangguan mental - Disebabkan kerusakan saraf karena kadar asam fenil piruvat di dalam darah tinggi.
  • 30. d. Anadontia - Tidak memiliki gen penumbuh gigi. e. Brakidaktil - Cacat jari-jari memendek. f. Sindaktili - Jari-jari saling mendekat. g. Polidaktili - Jumlah jari lebih dari 5.
  • 31. 3. Cara menghindari penyakit menurun pada masyarakat  Melakukan medical genetics, yaitu pemeriksaan kelainan genetik.  Tahapannya: a. Pemeriksaan silsialah keluarga b. Tes laboratorium c. Uji klinis.
  • 32. 4. Golongan Darah pada Manusia a. Golongan darah ABO  Menurut Karl Landsteiner (1900), golongan darah manusia dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu A, B, AB dan O.  Penggolongan berdasarkan ada tidaknya antigen-antibodi di dalam arah.  Gen-gen penentu golongan darah diberi simbol I, singkatan dari isohemaglutinogen, sehingga alel-alelnya disimbolkan IA, IB dan I0.
  • 33. Tabel. Penggolongan darah sistem ABO Golongan darah Aglutinogen Aglutinin A A β B B α AB AB - O - α β Golongan darah Homozigot Heterozigot A IAIA IAI0 B IBIB IBI0 AB - IAIB O I0I0 - Tabel. Genotip Golongan Darah
  • 34. b. Golongan darah MN  Dasar penggolongannya adalah adanya antigen (suatu protein asing) di dalam sel darah merah.  Tabel. Golongan darah MN Golongan darah Antigen dalam eritrosit M M (LM) N N (LN) MN MN (LMLN)
  • 35. C. Golongan Darah Resus  Pertama kali ditemukan di dalam eritrosit monyet resus (Macac mulatta)  Jika orang mempunyai antigen Rh di permukaan eritrositnya digolongkan Rh+ (Rhesus positif).  Orang Rh+ tidak dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh.  Jika tidak memiliki antigen Rh di permukaan eritrositnya digolongkan Rh- (Rhesus negatif).  Orang Rh- dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh.
  • 36. H. Mekanisme Perbaikan Mutu Genetik 1. Seleksi  Seleksi dilakukan untuk mencari keturunan tanaman atau ternak yang memiliki karakter unggul, misalnya dalam hal produksi dan mutu.  seleksi untuk mendapatkan sifat dasar (genotip) yang baik dan cocok dengan lingkungannya sehingga menguntungkan.
  • 37. • Seleksi genotip yang dilakukan meliputi sifat-sifat: a. Tahan terhadap perubahan iklim, b. Tahan serangan hama dan penyakit, c. Tubuh tumbuhan kokoh, d. Masa berbunga dan berbuah pendek, e. Waktu pematangan buah panjang agar diperoleh buah yang besar, f. Dipilih hewan yang pedaging yang gemuk, g. Dipilih hewan petelur yang banyak telurnya, h. Dipilih tumbuhan berbuah manis, enak, bergizi, dan lebat.
  • 38.  Seleksi dilakukan dengan beberapa tahap: a. Memilih bibit unggul, b. Mencari lingkungan yang paling sesuai dan ekonomis, c. Mengawinkan hewan atau tumbuhan yang bersifat unggul, d. Melakukan mutasi buatan, e. Memilih hasil breeding yang paling ideal dan sesuai dengan lingkungan tertentu, f. Menyebarkan bibit unggul yang dihasilkan ke masyarakat.
  • 39. 2. Penyilangan (Breeding)  Merupakan upaya perbaikan mutu genetik yang tak terpisahkan.  Tujuannya: a. sifat-sifat unggul menyatu, b. Diperoleh individu homozigot agar nantinya tidak mengadakan pemisahan sifat lagi; individu homozigot akan menghasilkan keturunan tetap (galur murni).
  • 40. 3. Mutasi buatan  Yaitu mutasi yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sifat yang menguntungkan.  Misalnya: a. Menyimpan dalam waktu lama, contohnya biji yang disimpan lama. b. Mengubah suhu mendadakn, contohnya menaikkan suhu mendadak pada tanaman bunga, c. Melakukan radiasi sinar X d. Memberikan kolkisin yang dapat menghentikan pembelahan sel pada metafase akhir.
  • 41. S e k i a n T e r i m a k a s i h