Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan untuk kesembuhan pasien dan menciptakan hubungan harmonis antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi terapeutik memiliki ciri empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian. Proses komunikasi terdiri dari pengirim, pengkodean pesan, saluran, penerima, dan penafsiran pesan. Perawat menggunakan berbagai teknik seperti mendengarkan, mengajukan pertanyaan
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan untuk kesembuhan pasien dan menciptakan hubungan harmonis antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi terapeutik memiliki ciri empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian. Proses komunikasi terdiri dari pengirim, pengkodean pesan, saluran, penerima, dan penafsiran pesan. Perawat menggunakan berbagai teknik seperti mendengarkan, mengajukan pertanyaan
The document discusses a joint program between Carnegie Mellon University and 7 Bulgarian universities called SEMP (Software Engineering Management Program) to challenge IT education in Bulgaria. The program aims to modernize IT education through specialized management courses, increase industry competitiveness, and change teaching styles to be more student-centric. It will offer academic courses, professional courses, and establish qualification paths. An implementation approach is outlined that will offer courses to both regular students and executives through an incremental development process. Initial pilot courses received positive feedback from students. The program aims to help close skills gaps in Bulgaria and comply with various European standards and frameworks.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan model adaptasi Sister Callista Roy dalam merencanakan asuhan keperawatan pada kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal pada seorang pasien bernama An. B. Model ini bertujuan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan fisiologis dengan meningkatkan koping dan mengelola stimulus lingkungan. Beberapa intervensi keperawatan dirancang untuk menangani masalah nyeri akut dan nutrisi kurang
This document summarizes three cases of industry involvement in higher education in Bulgaria. [1] The first case discusses a new Masters program at Sofia University that focuses on technology entrepreneurship and management skills for software engineers, developed in collaboration with Intel Europe. [2] The second case examines an interdisciplinary program at New Bulgarian University that aims to provide telecommunications specialists with cross-disciplinary skills, developed alongside the ICT cluster. [3] The third case outlines compulsory industrial practice for engineering students at the Technical University of Sofia across various industries. The document concludes by discussing further challenges and opportunities for collaboration between academia and industry in Bulgaria.
The document discusses engaging young students in computer science through game development. It describes using game development to teach programming concepts to 3rd year university students, 1st year university students, and high school students. For 3rd year students, game development teaches large scale software development principles. For 1st year students, it focuses on basic programming logic. For high school students, game development teaches computational reasoning through visual and interactive experiences. The results showed high student engagement and improved computer science enrollment rates. The document concludes game development provides fun, real-world applications that make computer science concepts more appealing to students.
The document announces the Moldova ICT Summit 2012 to be held in Chisinau, organized by Google Developers Group Moldova. It will feature presentations and discussions. The document expresses gratitude for attention.
Dokumen tersebut membahas kesimpulan dari kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal pada pasien bernama An.B selama perawatan di rumah sakit. Dokumen ini juga memberikan saran untuk institusi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, pasien, dan mahasiswa terkait penerapan model asuhan keperawatan MAR (Model Adaptasi Roy).
Calista Roy adalah perawat asal Amerika yang mencetuskan teori adaptasi keperawatan. Roy lahir pada tahun 1939 di California dan mulai mengembangkan teorinya pada tahun 1964. Teori ini menggunakan pendekatan sistem untuk menjelaskan manusia sebagai sistem adaptif holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan proses adaptasi pasien.
Tinjauan pustaka mendiskusikan Model Adaptasi Roy yang melihat manusia sebagai sistem adaptasi holistik. Model ini menjelaskan empat mode adaptasi (fisiologis, konsep diri, peran, interdependensi) dan bagaimana stimulus lingkungan dapat memengaruhi kemampuan adaptasi seseorang. Teori ini bertujuan membantu pasien beradaptasi dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Tinjauan pustaka mendiskusikan Model Adaptasi Roy yang melihat manusia sebagai sistem adaptasi. Model ini menjelaskan empat mode adaptasi (fisiologis, konsep diri, peran, dan interdependensi) dan bagaimana stimulus lingkungan dapat memengaruhi kemampuan adaptasi seseorang. Teori ini bertujuan membantu manusia dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan kebutuhan selama sehat atau sakit.
Model konseptual keperawatan Betty Neuman menekankan pada konsep garis pertahanan normal, garis resistensi, dan garis pertahanan fleksibel yang melindungi individu dari pengaruh faktor stres. Model ini juga mempertimbangkan aspek fisiologis, psikologis, sosial budaya, spiritual, dan pengembangan seseorang dalam menilai dampak stres dan merencanakan intervensi.
The document discusses a joint program between Carnegie Mellon University and 7 Bulgarian universities called SEMP (Software Engineering Management Program) to challenge IT education in Bulgaria. The program aims to modernize IT education through specialized management courses, increase industry competitiveness, and change teaching styles to be more student-centric. It will offer academic courses, professional courses, and establish qualification paths. An implementation approach is outlined that will offer courses to both regular students and executives through an incremental development process. Initial pilot courses received positive feedback from students. The program aims to help close skills gaps in Bulgaria and comply with various European standards and frameworks.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan model adaptasi Sister Callista Roy dalam merencanakan asuhan keperawatan pada kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal pada seorang pasien bernama An. B. Model ini bertujuan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan fisiologis dengan meningkatkan koping dan mengelola stimulus lingkungan. Beberapa intervensi keperawatan dirancang untuk menangani masalah nyeri akut dan nutrisi kurang
This document summarizes three cases of industry involvement in higher education in Bulgaria. [1] The first case discusses a new Masters program at Sofia University that focuses on technology entrepreneurship and management skills for software engineers, developed in collaboration with Intel Europe. [2] The second case examines an interdisciplinary program at New Bulgarian University that aims to provide telecommunications specialists with cross-disciplinary skills, developed alongside the ICT cluster. [3] The third case outlines compulsory industrial practice for engineering students at the Technical University of Sofia across various industries. The document concludes by discussing further challenges and opportunities for collaboration between academia and industry in Bulgaria.
The document discusses engaging young students in computer science through game development. It describes using game development to teach programming concepts to 3rd year university students, 1st year university students, and high school students. For 3rd year students, game development teaches large scale software development principles. For 1st year students, it focuses on basic programming logic. For high school students, game development teaches computational reasoning through visual and interactive experiences. The results showed high student engagement and improved computer science enrollment rates. The document concludes game development provides fun, real-world applications that make computer science concepts more appealing to students.
The document announces the Moldova ICT Summit 2012 to be held in Chisinau, organized by Google Developers Group Moldova. It will feature presentations and discussions. The document expresses gratitude for attention.
Dokumen tersebut membahas kesimpulan dari kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal pada pasien bernama An.B selama perawatan di rumah sakit. Dokumen ini juga memberikan saran untuk institusi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, pasien, dan mahasiswa terkait penerapan model asuhan keperawatan MAR (Model Adaptasi Roy).
Calista Roy adalah perawat asal Amerika yang mencetuskan teori adaptasi keperawatan. Roy lahir pada tahun 1939 di California dan mulai mengembangkan teorinya pada tahun 1964. Teori ini menggunakan pendekatan sistem untuk menjelaskan manusia sebagai sistem adaptif holistik yang berinteraksi dengan lingkungan. Tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan proses adaptasi pasien.
Tinjauan pustaka mendiskusikan Model Adaptasi Roy yang melihat manusia sebagai sistem adaptasi holistik. Model ini menjelaskan empat mode adaptasi (fisiologis, konsep diri, peran, interdependensi) dan bagaimana stimulus lingkungan dapat memengaruhi kemampuan adaptasi seseorang. Teori ini bertujuan membantu pasien beradaptasi dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Tinjauan pustaka mendiskusikan Model Adaptasi Roy yang melihat manusia sebagai sistem adaptasi. Model ini menjelaskan empat mode adaptasi (fisiologis, konsep diri, peran, dan interdependensi) dan bagaimana stimulus lingkungan dapat memengaruhi kemampuan adaptasi seseorang. Teori ini bertujuan membantu manusia dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan kebutuhan selama sehat atau sakit.
Model konseptual keperawatan Betty Neuman menekankan pada konsep garis pertahanan normal, garis resistensi, dan garis pertahanan fleksibel yang melindungi individu dari pengaruh faktor stres. Model ini juga mempertimbangkan aspek fisiologis, psikologis, sosial budaya, spiritual, dan pengembangan seseorang dalam menilai dampak stres dan merencanakan intervensi.
Dokumen tersebut membahas analisis proses keperawatan menurut beberapa teori, yaitu:
1. Faye Glenn Abdellah yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2. Dorothea Orem yang juga terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
3. Virginia Henderson yang menekankan 14 kebutuhan dasar manusia dalam prosesnya.
Dokumen tersebut membahas tentang rehabilitasi dan terapi okupasi bagi pasien dengan gangguan jiwa, yang meliputi pengertian, tujuan, tim penanggung jawab, jenis-jenis kegiatan, dan proses pelaksanaannya."
This document provides references for several nursing and medical textbooks and publications. It lists 7 sources including nursing theorist texts by Alligood and Tomey (2006) and Roy (1991), medical surgical nursing and wound pain treatment articles by Bell & McCarthy (2010) and Black & Hawks (2010), nursing care textbooks by Doengoes, Moorhouse, & Murr (2010) and Pearson (2000), and surgical textbooks by Sjamsuhidayat and de Jong (2005) and Flood (2009).
This document lists references for several nursing and medical textbooks and journals. It includes references such as Alligood and Tomey's nursing theory book from 2006, an article from the British Journal of Nursing from 2010 on wound pain assessment, Black and Hawk's medical surgical nursing textbook from 2010, and Doengoes, Moorhouse, and Murr's nursing care plans book from 2010. It also references articles by Flood from 2009, Pearson et al. from 2000, Roy from 1991, and Sjamsuhidayat and de Jong from 2005.
1) The speaker feels stuck in their current situation and unable to move forward.
2) They want to leave behind worries and hardships.
3) The speaker asks to be comforted and supported by their loved one to overcome difficulties together.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help alleviate symptoms of mental illness and boost overall mental well-being.
1. 41
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tujuan Asuhan Keperawatan
Tujuan asuhan keperawatan pada model konseptual Sister Callista Roy
adalah membantu klien untuk beradaptasi terhadap perubahan fisiologis
konsep diri, fungsi peran & hubungan interdependensi selama sehat & sakit.
Tujuan asuhan keperawatan tercapai ketika stimulus fokal berada dalam
suatu area adaptasi yang adaptif. Ketika stimulus fokal berada pada area
tersebut, manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau berespons
adaptif. Hal tersebut membebaskan individu dari koping yang tidak efektif
dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi
tersebut pada akhirnya dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan
kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.
Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis juga ditujukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap perubahan fisologisnya yaitu membantu
secara keseluruhan (total care) maupun sebagian (partial care) dengan
mendorong klien untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan hubungan interpendensi. Jadi peningkatan
adaptasi dapat dilakukan dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan,interdependensi, pada kasus ini penulis
membantu meningkatkan adaptasi fungsi fisiologis klien.
B. Klien
MAR (Model Adaptasi Roy) memandang klien sebagai suatu sistem
adaptasi. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik
sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output dan proses
umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah
sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk
2. 42
mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Asuhan keperawatan pada An. B dengan Close Fraktur Femur Sinistra
1/3 Distal dengan menggunakan model adaptasi Roy dirasakan tepat. Roy
menekankan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap stimulus
yang didapatkan. Kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal pada An.B
merupakan kasus yang dapat menimbulkan banyak perubahan pada diri klien,
namun model adaptasi yang dikembangkan oleh Roy, merupakan salah satu
proses yang dapat digunakan oleh individu untuk berada pada kondisi
terkontrol. Sebagai sistem terbuka, An. B akan selalu mendapatkan stimulus
baik fokal, kontekstual maupun residual. Untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus tersebut, maka penulis berupaya meningkatkan koping yang dimiliki
An. B tersebut dengan berbagai intervensi untuk berupaya meningkatkan
regulator dan kognator. Pada akhirnya diharapkan An. B dapat beradaptasi
secara penuh (integrity), compensatory, maupun adaptasi pada tingkat
compromised.
C. Peran Perawat
Perawat dalam Model Adaptasi Roy berperan sebagai fasilitator untuk
meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi tantangan yang
berhubungan dengan sehat-sakit, meningkatkan penyesuaian diri pasien
menuju adaptasi dan dalam menghadapi stimulus (Roy, 1991).
Peran penulis terhadap An.B Kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3
Distal adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
memanipulasi stimulus yang datang dari lingkungan yang akhirnya
menimbulkan koping yang positif sebagai hasil dari adaptasi dan respon
negatif dideskripsikan sebagai respon yang maladaptif.
3. 43
D. Masalah Keperawatan
MAR memandang masalah keperawatan adalah ketika seseorang tidak
mampu beradaptasi dengan baik terhadap stimulus yang datang. Berdasarkan
pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II yang dilakukan pada An. B
dengan kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal ditemukan dua masalah
keperawatan yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan kerusakan integritas
kulit, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake peroral. Maka langkah penulis selanjutnya adalah dengan menetapkan
tujuan dan intervensi sesuai dengan kondisi klien.
E. Fokus Intervensi
Menurut Roy & Andrews (1999) dalam Alligood & Tomey (2006) tujuan
dari intervensi keperawatan adalah mempertahankan dan mempertinggi
perilaku adaptif serta merubah perilaku tidak efektif menjadi perilaku adaptif.
Intervensi direncanakan untuk mengelola stimulus. Sebagai stimulus,
intervensi berfokus bagaimana tujuan dapat dicapai. Fokus intervensi adalah
mengarah pada suatu stimulus yang mempengaruhi suatu perilaku. Pada
kasus An. B, penulis melakukan pengelolaan stimulus meliputi merubah,
meningkatkan, menurunkan, memindahkan, menghilangkan masalah
keperawatan klien seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Penulis
berusaha untuk merubah stimulus, memperkuat kemampuan mekanisme
koping An.B untuk berespon secara positif dan hasil yang penulis harapkan
adalah perilaku adaptif.
F. Cara Intervensi
Menurut MAR, langkah dalam menyusun intervensi keperawatan
meliputi penetapan atas empat hal yaitu 1) apa pendekatan alternatif yang
akan dilakukan; 2) apa konsekuensi yang akan terjadi; 3) apakah mungkin
tujuan tercapai oleh alternatif tersebut; dan 4) nilai alternatif itu diterima atau
tidak. Intervensi keperawatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan orang
lain (pasien, keluarga dan tim kesehatan).
4. 44
Pada kasus yang dialami An. B, penulis mencoba mengaplikasikan
langkah dalam melakukan intervensi dengan beberapa metode yang telah
disebutkan, namun antara intervensi dan implementasi terdapat kesenjangan,
tidak semua intervensi yang telah ditetapkan dapat dilakukan, penulis tidak
dapat mencapai hasil yang maksimal oleh karena ketersediaan waktu penulis
yang tidak memadai. Namun pada dasarnya jika langkah tersebut dilakukan
oleh perawat yang bekerja di rumah sakit, penulis meyakini perawat akan
mendapatkan hasil yang maksimal dari intervensi yang telah dilaksanakan
karena perawat ruangan dapat selalu berdampingan dengan klien dan
keluarga.
G. Konsekuensi Intervensi
Menurut MAR, jika pengkajian, diagnosa, intervensi dan implementasi
keperawatan dapat dilakukan secara benar dan komprehensif maka akan
berdampak pada meningkatnya kemampuan adaptasi klien dan begitu juga
sebaliknya.
An.B dengan kasus Close Fraktur Femur Sinistra 1/3 Distal dalam masa
perawatannya merupakan masa yang cenderung susah beradaptasi terhadap
perubahan fisiologisnya, jika intervensi tidak dilakukan secara benar dan
komprehensif maka akan berdampak pada penurunan kemampuan adaptasi
klien, karena pada masa ini selain timbulnya rasa nyeri akibat fraktur, klien
tidak mampu bergerak sebagaimana selayaknya. Oleh karena itu kondisi ini
memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan untuk mengarahkan kedalam
proses adaptasi sesuai dengan konsep sehat dan sakit yang dianjurkan.