Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksi. Perencanaan melibatkan pengumpulan data awal, identifikasi masalah, dan penyusunan rencana tindakan. Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana namun tetap fleksibel. Observasi mendokumentasikan proses dan hasil tindakan. Analisis data melibatkan reduksi data, pembeberan, dan penarikan
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas upaya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran fisika melalui model belajar kooperatif think pair and share untuk meningkatkan pemahaman konsep. Penelitian ini dilaksanakan di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA melalui tiga siklus untuk mengamati peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Bab 3 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
Dokumen tersebut merangkum metodologi penelitian yang dilakukan di SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam dua siklus. Data diperoleh melalui tes, observasi, dan wawancara untuk mengukur prestasi dan aktivitas siswa. Data dianalisis secara kuantitatif dan hasilny
Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksi. Perencanaan melibatkan pengumpulan data awal, identifikasi masalah, dan penyusunan rencana tindakan. Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana namun tetap fleksibel. Observasi mendokumentasikan proses dan hasil tindakan. Analisis data melibatkan reduksi data, pembeberan, dan penarikan
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas upaya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran fisika melalui model belajar kooperatif think pair and share untuk meningkatkan pemahaman konsep. Penelitian ini dilaksanakan di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA melalui tiga siklus untuk mengamati peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Bab 3 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
Dokumen tersebut merangkum metodologi penelitian yang dilakukan di SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam dua siklus. Data diperoleh melalui tes, observasi, dan wawancara untuk mengukur prestasi dan aktivitas siswa. Data dianalisis secara kuantitatif dan hasilny
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dokumen tersebut membahas perkembangan penelitian tindakan kelas (PTK) secara umum dan khusus di Indonesia. Secara garis besar, PTK berawal dari penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada 1940-an dan mulai diterapkan di bidang pendidikan pada 1970-an. Di Indonesia, PTK mulai dikenal pada akhir 1980-an dan sejak 1990-an mulai dipromosikan untuk perbaikan mutu pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas untuk menguji model pembelajaran kooperatif bamboo dancing dan dampaknya terhadap interaksi sosial siswa.
2. Penelitian dilakukan di SMP Setia Budi selama Maret-April 2015 dan menggunakan observasi, wawancara, angket sebagai teknik pengumpulan datanya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang siswa SMP Negeri 2 Balerejo Madiun melalui model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw dalam tiga siklus.
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )makciak
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan cara mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, dan mengevaluasi hasilnya. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar, tujuan, manfaat, tahapan, dan contoh-contoh PTK.
1. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
2. Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian, seperti siswa, guru, materi pelajaran, sarana pembelajaran, hasil belajar, lingkungan, dan pengelolaan kelas.
3. Objek penelitian tindakan kelas harus aktif dan dapat diamati dampak tindakannya, seperti metode mengajar
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro. Dokumen menjelaskan bahwa motivasi belajar memengaruhi penguasaan materi matematika siswa. Motivasi belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dipengaruhi faktor luar seperti guru dan lingkungan sekolah.
Dokumen ini membahas tentang pengertian penelitian tindakan kelas, alasan pentingnya penelitian tindakan kelas bagi guru, dan hakikat penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas melalui refleksi terhadap praktik mengajarnya sendiri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan kata pengantar dari laporan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif outdoor PKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti mengucap syukur atas selesainya laporan dan berharap laporan ini bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran.
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa Kimia pada materi Redoks menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui Team Teaching dan Guru Tunggal. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Curup Kota pada kelas X dengan sampel dua kelas. Hasil belajar diukur dengan tes pra dan pasca menggunakan soal objektif 15 butir. Analisis data menggunakan uji homogenitas, normalitas, dan hipotesis.
1. Dokumen ini memberikan petunjuk penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) mulai dari penentuan judul, rumusan masalah, tujuan, metode, hingga sistematika penulisan laporan hasil penelitian.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan desain siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk dua kali siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V di sebuah sekolah dengan menggunakan instrumen tes, observasi, dan Rencana Pelaksana
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kabupaten Tebo dalam pembelajaran seni rupa membuat topeng. Penelitian ini menggunakan desain siklus yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP REAKSI REDUKSI OKSIDASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA REDOKS DI KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dokumen tersebut membahas perkembangan penelitian tindakan kelas (PTK) secara umum dan khusus di Indonesia. Secara garis besar, PTK berawal dari penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada 1940-an dan mulai diterapkan di bidang pendidikan pada 1970-an. Di Indonesia, PTK mulai dikenal pada akhir 1980-an dan sejak 1990-an mulai dipromosikan untuk perbaikan mutu pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas untuk menguji model pembelajaran kooperatif bamboo dancing dan dampaknya terhadap interaksi sosial siswa.
2. Penelitian dilakukan di SMP Setia Budi selama Maret-April 2015 dan menggunakan observasi, wawancara, angket sebagai teknik pengumpulan datanya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang siswa SMP Negeri 2 Balerejo Madiun melalui model pembelajaran kooperatif jenis jigsaw dalam tiga siklus.
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )makciak
Teks tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian terapan yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK dilakukan secara siklik melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah pembelajaran. Teks tersebut juga membedakan PTK dengan penelitian formal dan menjelaskan karakteristik serta jen
Dokumen tersebut membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan cara mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, dan mengevaluasi hasilnya. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar, tujuan, manfaat, tahapan, dan contoh-contoh PTK.
1. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
2. Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian, seperti siswa, guru, materi pelajaran, sarana pembelajaran, hasil belajar, lingkungan, dan pengelolaan kelas.
3. Objek penelitian tindakan kelas harus aktif dan dapat diamati dampak tindakannya, seperti metode mengajar
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro. Dokumen menjelaskan bahwa motivasi belajar memengaruhi penguasaan materi matematika siswa. Motivasi belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dipengaruhi faktor luar seperti guru dan lingkungan sekolah.
Dokumen ini membahas tentang pengertian penelitian tindakan kelas, alasan pentingnya penelitian tindakan kelas bagi guru, dan hakikat penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas melalui refleksi terhadap praktik mengajarnya sendiri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan kata pengantar dari laporan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif outdoor PKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti mengucap syukur atas selesainya laporan dan berharap laporan ini bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran.
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa Kimia pada materi Redoks menggunakan metode pembelajaran kooperatif melalui Team Teaching dan Guru Tunggal. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Curup Kota pada kelas X dengan sampel dua kelas. Hasil belajar diukur dengan tes pra dan pasca menggunakan soal objektif 15 butir. Analisis data menggunakan uji homogenitas, normalitas, dan hipotesis.
1. Dokumen ini memberikan petunjuk penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) mulai dari penentuan judul, rumusan masalah, tujuan, metode, hingga sistematika penulisan laporan hasil penelitian.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan desain siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk dua kali siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V di sebuah sekolah dengan menggunakan instrumen tes, observasi, dan Rencana Pelaksana
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 24 Kabupaten Tebo dalam pembelajaran seni rupa membuat topeng. Penelitian ini menggunakan desain siklus yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Heri Triyono
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Darul Ulum Bungurasih tentang organisasi tingkat pusat melalui metode pembelajaran kooperatif make a match. Penelitian dilakukan selama dua siklus dan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Bab ini menjelaskan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi pembagian wilayah laut Indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan pendekatan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes, kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari bab metodologi penelitian yang menjelaskan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Suruh dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diulang dalam beberapa siklus untuk perbaikan. Data diperoleh melal
Dokumen tersebut merupakan bagian dari bab metodologi penelitian yang menjelaskan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Suruh dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diulang dalam beberapa siklus untuk perbaikan. Data diperoleh melal
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam dua siklus. Hasil observasi dan refleksi digunakan untuk meningkatkan siklus berikutnya.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran sifat-cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas 2 siklus perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 yang terdiri atas observasi, wawancara, dan tes untuk mengumpulkan data.
Penerapan Model Pembelajaran Make-A Match dapat Meningkatkan hasil belajar si...Fajar Ash-Shiddiq
contoh Skripsi yang di buat oleh sorang teman di Prodi Pendidikan Matika UIN ar-raniry dengan Rancangan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...dina suci
Proposal penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem reproduksi manusia melalui model pembelajaran kelompok sindikat. Penelitian dilakukan di kelas IX MTs Sindangsari dengan subjek 40 siswa. Hasil belajar diukur berdasarkan tes kognitif sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model tersebut.
Laporan ini membahas pembuatan alat peraga berupa dadu untuk menunjang pembelajaran peluang di SMK Negeri 3 Pamekasan. Alat ini diharapkan dapat membantu siswa memahami materi peluang secara praktis melalui percobaan langsung dengan dadu serta secara teoritis. Pembuatan dadu melibatkan proses pemotongan dan pewarnaan papan.
Rencana kerja tahunan guru mencakup program-program kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesian seperti pelatihan, penyusunan modul dan alat peraga, serta pengawasan ujian.
Dokumen tersebut membahas pengembangan aplikasi mobile (Android) mulai dari pengenalan, versi, tools pengembang, desain antarmuka, penanganan event, elemen antarmuka, dan penggunaan thread.
This document is a price list from DEPRINTZ that provides pricing information for different sizes of printed boxes and modules. It lists the price per unit for single color, 3 color, and full color printing in Indonesian Rupiah for box sizes ranging from 20x68cm to 68x932cm. The price increases as the box size gets larger and depends on the number of colors used and whether it is single, 3 color or full color printing. It also provides contact information for DEPRINTZ.
This sketch uses an IR receiver module to receive signals from an IR remote control and decode the button presses. It blinks an LED connected to pin 13 of the Arduino to indicate the numeric button pressed. The sketch imports libraries for IR reception and decoding, declares constants for the receiver pin and repeat delay, initializes objects for receiving and decoding IR, and defines functions to translate codes to button values and blink the LED accordingly.
1. 29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Menurut T.Raka Joni (dalam
Ghoni, 2008: 8) penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan semata–mata untuk
meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan–tindakan yang dilakukannya
itu, serta untuk memperbaiki kondisi dimana praktik kegiatan pembelajaran
tersebut dilakukan. kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerja sama
dengan guru kelas X dan satu atau dua pengamat.
Sedangkan partisipatif artinya peneliti berpartisipasi dalam pembelajaran.
Tindakan yang direncanakan berupa implementasi pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Tujuan utama PTK demi perbaikan dan peningkatan layanan
profesionalisme guru dalam menangani proses pembelajaran dapat dicapai
dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan.
B. Rencana Dan Prosedur Penelitian
Untuk mencapai hasil maksimal, maka perlu adanya perencanaan yang
matang. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti telah merancang program
kegiatan sebagai berikut:
2. 30
1. Setting Penelitian
Kegiatan dilakukan di SMKN 3 Pamekasanpada semester II tahun
pelajaran 2017-2018 di kelas X. Kegiatan difokuskan pada kelas X RPL 3
dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa
melaluipembelajaran kooperatif tipe make a matchpada pokok bahasan
logika siswa kelas X ,SMKN 3 Pamekasan akan dilakukan dengan beberapa
siklus sampai penelitian ini berhasil.
Penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral dari Kemmis
dan Taggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin MC
Taggart yang dikutip dari Arikunto (2010: 16) yang terdiri dari siklus-siklus
dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam
suatu spiral yang terkait, seperti pada gambar berikut :
Gambar 1. Skema penelitian
3. 31
a. Siklus I
1) Rencana Tindakan
(a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan pembelajaran
kooperatif tipe make a match yang digunakan. RPP berguna
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas.
(b) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dengan
bimbingan dosen.
(c) Menyusun pedoman lembar angket untuk siswa. Lembar angket
itu mempermudah peneliti untuk mengetahui bagaimana respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
(d) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang disusun oleh peneliti
dengan bimbingan dosen dan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti sebagai guru pengajar yang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang sudah
disiapkan. guru pengajar dan satu orang teman sejawat menjadi
observer dan mencatat segala kegiatan dalam proses belajar
mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil pengamatan.
Seperti halnya yang telah direncanakan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Model
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe
4. 32
make a match. Adapun langkah-langkah pembelajaran seperti
berikut.
a. Guru menyampaikan materi.
Guru menyampaikan materi logika tentang ingkaran (negasi),
konjungsi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut.
b. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu kelompok A
dan B. Kedua kelompok diminta untuk behadap-hadapan.
c. Guru membagi kartu pertanyaan dan jawaban.
Guru membagi kartu pertanyaan dan kartu soal kepada siswa
yang kelompok A dan kartu jawaban kepada siswa yang
kelompok B.
d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencar
atau mencocokkan jawaban.
Guru menyampaikan kepada siswa kelompok A bahwa mereka
harus mencari atau mencocokkan kartu soal yang dipegang
dengan kartu jawaban siswa kelompok B. Guru juga perlu
menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan
kepada mereka.
e. Guru meminta kepada kelompok yang sudah mendapatkan
jawaban untuk melaporkan kepada dirinya.
Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari
pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan
5. 33
pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan
diri kepadanya.
f. Guru memberitahu jika waktu sudah habis.
Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu
sudah habis.
g. Guru memanggil beberapa pasangan untuk presentasi.
Guru memanggil bebrapa pasangan yang sudah menemukan
jawabannya untukmempresentasikan kedepan kelas dan siswa
yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
h. Guru meminta siswa untuk bertukar soal/jawaban.
Guru meminta siswa bertukar setelah satu babak kemudian kartu
dikocok lagi. Siswa kelompok A memegang kartu jawaban dan
siswa kelompok B memegang kartu soal.
i. Guru meminta kepada kelompok yang sudah mendapatkan
jawaban untuk melaporkan kepada dirinya.
Guru meminta semua anggota kelompokB untuk mencari
pasangannya di kelompok A. Jika mereka sudah menemukan
pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan
diri kepadanya.
j. Guru memberitahu jika waktu sudah habis.
Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu
sudah habis
k. Guru memanggil beberapa pasangan untuk presentasi.
6. 34
Guru memanggil beberapa pasangan yang sudah menemukan
jawabannya untukmempresentasikan kedepan kelas dan siswa
yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
l. Guru memberikan pengharagaan.
Guru memberikan pengharagaan berupa poin pada siswa yang
menemukan jawaban dari kartu soal yang diperoleh.
3) Pengamatan (observing)
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Dalam hal ini ditekankan kepada siswa seberapa paham
materi yang diterima oleh siswa dan seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang dilakukan serta seberapa jauh tindakan yang sedang
berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Setelah
itu memberikan angket kepada siswa.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan
dibantu oleh satu orang teman sejawat sebagai observer yang
bertugas mengamati berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
4) Refleksi (reflecting)
Refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus I adalah untuk
melihat keseluruhan proses pembelajaran.
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian
dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara
peneliti dan guru matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut
7. 35
bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan
yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi,
masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap
masalah-masalah yang mungkin timbul.
Hasil refleksi ini digunakan sebagai masukan dan menyusun
rancangan tindakan berikutnya dan hasil dari refleksi setiap tindakan
juga digunakan untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil dari
setiap siklus. Jika hasil penelitian kelas belum mencapai target
ketuntasan belajar yaitu mencapai nilai minimal untuk 75 perorangan
dan 85% klasikal maka perlu dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu
siklus II. Namun, jika hasil penelitian kelas sudah mencapat target
ketuntasan, maka siklus II tidak perlu dilaksanakan.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari siklus I, terutama jika
terjadi kekurangan dalam perencanaan dan tindakanpada siklus I.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan yang relevan,akurat dan dapat digunakan dengan tepat sesuai tujuan
penelitian, sehingga kualitas hasil penelitian dapat dicapai. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : observasi, angket dan tes.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan atau penginderaan langsung terhadap
suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku(Sukidin,2005:218).
8. 36
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Dalampenelitian ini observasi digunakan untuk mengetahui
aktivitas belajar siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,2010:194).
Angket dalam penelitian ini berisikan sejumlah pertanyaan tertulis
yang mengungkapkan pengetahuan, sikap dan pendapat siswa tentang
pembelajran kooperatif tipe make a matchpada pembelajaran matematika.
Lembar angket diberikan setelah pemberian pos tes. Jenis angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
(Arikunto,2010:195)
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010:266). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat performan
individu pada suatu waktu setelah belajar.
Tes dibedakan atas dua bentuk, yaitu tes subjektif dan tes objektif.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes subjektif (uraian). Tes
9. 37
tersebut menggunakan tes buatan guru yang disusun berdasarkan
materipelajaran dan bentuk tes yang digunakan yaitu tes subjektif (uraian).
4. Lembar Validasi Terhadap Perangkat Pembelajaran
Setelah semua perangkat pembelajaran selesai ditulis, selanjutnya
dilakukan validasi (penilaian)oleh para ahli yang berkompeten untuk
menilai perangkat pembelajaran dan memberi masukan atau saran, guna
penyempurnaan. Validator yang dipilih adalah 1 orang guruseniordi SMK
Negeri 3 Pamekasan, dan 1 orang guru matematika kelas X MM SMKN 3
Pamekasan dengan pertimbangan telah mengetahui kondisi siswanya.
Validasi ini secara umum mencakup kebenaran substansi, kesesuaian
dengan tingkat berpikir siswa. Data yang dikumpulkan dari lembar validasi
perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator terdiri dari:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Tes, Lembar Kerja Siswa
(LKS).
D. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data dengan kelayakan pembelajaran kooperatif tipe
make a matchdalam pengajaran matematika, digunakan analisis data dengan
menghitung:
1. Observasi
Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran koopertaif tipe make a match. satu orang
pengamat dengan kriteria penilaian:
A = Dengan bobot 4
B = Dengan bobot 3
10. 38
C = dengan bobot 2
D = Dengan bobot 1
Untuk mengetahui nilai aktivitas kelompok secara keseluruhan
digunakan rumus:
a
n
NA
Keterangan
NA = Nilai akhir
n = Nilai setiap aspek yang diamati
a = Aspek yang diamati
dengan katagori penentuan nilai akhir sebagai berikut:
0,00 – 1,49 = kurang
1,50 – 2,49 = cukup
2,50 – 3, 49 = baik
3,50 – 4,00 = sangat baik
2. Angket
Dalam mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make
amatch, peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase
yang dihitung dengan rumus:
Persentase respon siswa =
𝐴
𝐵
× 100% (Trianto, 2009:243)
A = Proporsi siswa yang memilih iya
B = Jumlah siswa (responden)
11. 39
Respon siswa dikatakan positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa
≥ 60%. Sedangkan respon siswa dianggap negative jika prosentase rata-rata
jawaban siswa <60%
3. Tes
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ketuntasan
belajar siswa. Dimana ketuntasan belajar dalam penelitian ini ada dua yaitu
a. Ketuntasan Belajar Individu (KBI)
Dalam hal ini seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah
mencapai nilai ≥ 75 (75 adalah KKM SMKN3 Pamekasan untuk bidang
studi matematika), dan untuk menghitung ketuntasan belajar secara
individu (KBI) peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
KBI =
𝑇
𝑇𝑡
×100 % (Trianto, 2009: 241)
T = Jumlah skor yang diperoleh
𝑇𝑡 = Jumlah skor maksimal
b. Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK)
Ketuntasan belajar klasikal bisa tercapai jika prosentase
ketuntasan belajar klasikal mencapai ≥ 85 % dengan rumus sebagai
berikut :
KBK =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
× 100%(Trianto, 2009: 241)
12. 40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Supaya dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan maka peneliti menggunakan model siklus. Adapun pelaksanaan
dari siklus-siklus tersebut adalah sebagai berikut:
A. SIKLUS I
1. Perencanaan
Pada siklus ini peneliti merencanakan bahwa dalam pembahasan pokok bahasan
Logika matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a
match yang digunakandalammelaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan Menyusun pedoman lembar
angket untuk siswa. Lembar angket itu mempermudah peneliti untuk mengetahui
bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang disusun oleh peneliti
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus ini dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 15
Februari 2018 dengan uraian sebagai berikut:
Setelah tanda pelajaran dimulai peneliti masuk dan memberikan salam.
Peneliti membuka pelajaran dengan pembukaan bahwa pada kesempatan ini
akan dibahas tentang perkalian, peneliti memberikan pernyataan-pertanyaan
tentang statistika dengan tujuan mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang perkalian.
Selain itu diharapkan dapat membangkitkan kreatifitas siswa dalam
mengungkapkan pendapat dan apa yang siswa ketahui tentang perkalian.
Kemudian siswa disuruh menyebutkan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-
hari penggunaan perkalian.
13. 41
Dari contoh penggunaan statistika dalamkehidupan sehari-hari tersebut,
diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep pembelajaran dengan suatu
konteks benda nyata yang ada di lingkungan sekitarnya.
Sehingga pendekatan ini lebih mudah dipahami oleh siswa dan konsep
pembelajaran yang sebenarnya dapat tercapai dengan semaksimal mungkin.
Kemudian peneliti memberikan kesmepatan kepada siswa untuk bertanya. Jika
ada pertanyaan peneliti mengulang kembali bagian yang ditanyakan siswa
sehingga siswa jelas dan memahaminya. Dan apabila siswa telah paham maka
peneliti memberikan soal-soal untuk dikerjakan.
Peneliti mengamati dan berkeliling untuk memberi bimbingan kepada
siswa yang masih mengalami kesulitan. Selanjutnya peneliti menunjuk siswa
untuk mengerjakan ke muka hasil pekerjaan yang telah dikerjakan.
Sebelum kegiatan pembelajaran pertama berakhir, peneliti memberikan soal-
soal latihan (evaluasi 1) yang harus dikerjakan siswa dan selanjutnya
dikumpulkan.
Dari hasil latihan ini dijadikan sebagai sumber data pertama. Pada
kegiatan ini soal yang peneliti berikan berjumlah 3 butir soal dengan alokasi
waktu 30 menit. Apabila waktu masih memungkinkan siswa diberikan tugas
rumah yang diambilkan dari buku paket.
c. Hasil Pengamatan
Dari pemberian soal pada evaluasi pertama didapatkan data nilai sebagai berikut:
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Logika Matematika
Sub Pokok Bahasan : Negasi
Kelas/Sekolah : kelas X MM.3 Di SMK Negeri 3 Pamekasan
14. 42
HASIL NILAI EVALUASI SIKLUS I
No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
1 AFRINA PURMIRTA SARI 7 Tuntas
2 AGUS BUDIANTO 8 Tuntas
3 ANDEAS KURNIA T. 5 Tidak Tuntas
4 ANDRI W. 4 Tidak Tuntas
5 ANGGUN T. DAMAYANTI 7 Tuntas
6 ARIF FAHRUZIN 6 Tidak Tuntas
7 ARISPURWANTO 7 Tuntas
8 ARYA DWIANTO W. 4 Tidak Tuntas
9 AYU FERDIAN W. 8 Tuntas
10 BAYU SETIAWAN 8 Tuntas
11 BRIGAS ENGGL K. 7 Tuntas
12 BUDI MULYONO 6 Tidak Tuntas
13 CANDRA WAHYU 7 Tuntas
14 DHONY AGUNG A. 7 Tuntas
15 DIDIK MEI N. 7 Tuntas
16 FARIDA EVARLINA 4 Tidak Tuntas
17 HEPTADANA P. 5 Tidak Tuntas
18 IKA YUSFIKI 7 Tuntas
19 ITA NURJANAH 9 Tuntas
20 LENI SUSANTI 7 Tuntas
21 MINTASARI 7 Tuntas
15. 43
22 MOH. FAISAL 6 Tidak Tuntas
23 MOHAMAD AMIN 7 Tuntas
24 OKY YOGA K. 8 Tuntas
25 PUTRA KUSUMA BANGSA 7 Tuntas
26 RIKA DESI 7 Tuntas
27 RINA ANGGRAENI 7 Tuntas
28 TEGAR ISTRADA 5 Tidak Tuntas
29 TOTOK BIJAKSANA 5 Tidak Tuntas
30 TRI YUNINGTYAS 8 Tuntas
31 WULANINGRUM 9 Tuntas
32 YENI SETYO RAHAYU 5 Tidak Tuntas
33 ARGA SETIAWAN 4 Tidak Tuntas
34 MUJIATI 7 Tuntas
Jumlah 231 6,7
Hasil Analisa
Banyaknya siswa seluruhnya = 34 siswa
Banyaknya siswa yang tuntas belajar = 22 siswa
Prosentase banyaknya siswa yang tuntas = 65%
a. Klasikal: Ya/Tidak
Kesimpulan:
Perlu perbaikan secara individual siswa-siswa yang bernama:
1. Andreas Kurnia T.
16. 44
2. Andri W
3. Arif Fahruzin
4. Arya Dwianto W
5. Budi Mulyono
6. Farida Evarlina
7. Heptadana P.
8. Moh. Faisal
9. Tegar Istrada
10. Totok Bijaksana
11. Yeni Setyo Rahayu
12. Arga Setiawan
Dari analisa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
pembelajaran yang dilakukan belum berhasil sebab prosentase siswa yang tuntas
belajar baru mencapai 65% dari siswa kelas V. Suatu kelas dikatakan berhasil jika
mencapai ketuntasan belajar paling sedikit 85% dari jumlah siswa dalam kelas
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berhasil dan
perlu ditinjau kembali untuk tahap pembelajaran berikutnya.
Refleksi
Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan belum berhasil. Apakah
penyebabnya? Sedangkan Rencana Pengajaran telah disusun sesuai dengan
kerangka pembelajaran yang sesungguhnya yaitu menggunakan pendekatan
17. 45
pembelajaran kontekstual. Peneliti berusaha mencari penyebabnya dengan
memperhatikan kejadian-kejadian di kelas, antara lain:
a. Suasana kelas agak terganggu, dimana sebagian siswa kurang
memperhatikan materi pembelajaran yang diberikan oleh peneliti.. Masalah
inilah yang mengganggu dan menghambat jalannya pembelajaran untuk berhasil.
b. Pada pertemuan ini siswa kurang memperhatikan hal-hal penting yang harus
dipahami dan dimengerti, sehingga mengakibatkan penurunan prestasi belajar
siswa baik dalam pengerjaan soal latihan maupun pengerjaan soal evaluasi.
B. SIKLUS II
1. Perencanaan
Pada siklus ke dua peneliti lebih meningkatkan kegiatan pembelajaran dari apa
yang telah dilakukan pada siklus I yaitu peneliti ingin membawa siswa X MM3 Di
SMK Negeri 3 Pamekasan pada suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Dari pembelajaran ini peneliti mengharapkan suasana kerjasama yang baik dalam
memecahkan sautu masalah siswa dan tanggung jawab setiap siswa terhadap diri
sendiri serta kelompoknya.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 22 maret
2018 yang membahas tentang membuktikan Logika Matematika menggunakan
18. 46
pembelajaran kooperatif tipe make a match yang digunakandalammelaksanakan
kegiatan pembelajaran di kelas. Kemudian Siswa diharapkan juga dapat
mengerjakan latihan soal dan mengerjakan soal 3. Pengamatan
Dari pelaksanaan evaluasi 2 didapatkan data nilai sebagai berikut:
19. 47
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Logika Matematika
Sub Pokok Bahasan : Negasi
Kelas/Sekolah : kelas X MM.3 Di SMK Negeri 3 Pamekasan
HASIL NILAI EVALUASI SIKLUS II
No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
1 AFRINA PURMIRTA SARI 8 Tuntas
2 AGUS BUDIANTO 9 Tuntas
3 ANDEAS KURNIA T. 7 Tuntas
4 ANDRI W. 7 Tuntas
5 ANGGUN T. DAMAYANTI 8 Tuntas
6 ARIF FAHRUZIN 6 Tidak Tuntas
7 ARIS PURWANTO 8 Tuntas
8 ARYA DWIANTO W. 7 Tuntas
9 AYU FERDIAN W. 8 Tuntas
10 BAYU SETIAWAN 8 Tuntas
11 BRIGAS ENGGL K. 8 Tuntas
12 BUDI MULYONO 7 Tuntas
13 CANDRA WAHYU 8 Tuntas
14 DHONY AGUNG A. 8 Tuntas
15 DIDIK MEI N. 7 Tuntas
16 FARIDA EVARLINA 6 Tidak Tuntas
17 HEPTADANA P. 7 Tuntas
18 IKA YUSFIKI 8 Tuntas
19 ITA NURJANAH 9 Tuntas
20 LENI SUSANTI 8 Tuntas
21 MINTASARI 8 Tuntas
22 MOH. FAISAL 7 Tuntas
23 MOHAMAD AMIN 8 Tuntas
24 OKY YOGA K. 8 Tuntas
20. 48
25 PUTRA KUSUMA BANGSA 7 Tuntas
26 RIKA DESI 7 Tuntas
27 RINA ANGGRAENI 7 Tuntas
28 TEGAR ISTRADA 7 Tuntas
29 TOTOK BIJAKSANA 7 Tuntas
30 TRI YUNINGTYAS 8 Tuntas
31 WULANINGRUM 9 Tuntas
32 YENI SETYO RAHAYU 7 Tuntas
33 ARGA SETIAWAN 7 Tuntas
34 MUJIATI 7 Tuntas
Jumlah 264 7,8
Hasil Analisa
Ketuntasan Belajar
a. Perorangan
Banyaknya siswa seluruhnya = 34 siswa
Banyaknya siswa yang tuntas belajar = 32 siswa
Prosentase banyaknya siswa yang tuntas = 95%
b. Klasikal: Ya/Tidak
Prosentase banyaknya siswa yang tuntas = 94%
b. Klasikal: Ya/Tidak
Kesimpulan:
Perlu perbaikan secara individual siswa yang bernama:
1. Totok Bijaksana
2. Arga Setiawan
Dari analisa di atas sudah jelas bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
peneliti berhasil dengan tuntas sebab prosentase siswa yang tuntas adalah 94%
dari jumlah siswa secara keseluruhan. Dalam hal ini menunjukkan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil.
4. Refleksi
Dari hasil analisa evaluasi 3 diketahui bahwa kegiatan pembelajaran yang
21. 49
dilaksanakan berhasil. Tetapi masih ada dua orang siswa yang belum tuntas.
Tentunya akan menjadi tugas dan tantangan tersendiri bagi peneliti untuk
mengoptimalkan pembelajaran secara tuntas. Sebab menurut pandangan
peneliti siswa yang belum tuntas tersebut mempunyai potensi yang sama untuk
menuntaskan pembelajaran.
22. 50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti cermati selama dalam kegiatan penelitian dari hal proses
sampai pada hasil maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: .
Pembelajaran Logika Matematika dengan melaluipembelajaran
kooperatif tipe make a matchpembelajaran lebih efektif. Hal ini terbukti dengan
adanya perubahan yang signifikan terhadap ketuntasan belajar siswa. Terlihat
pada nilai ulangan siswa yang dilakukan setelah siklus II mencapai nilai rata-rata
8,5 dengan ketuntasan belajar 94%.
B. Saran-saran
Setelah mengetahui hasil dan kesimpulan selama penelitian berlangsung Di
SMK Negeri 3 Pamekasan, peneliti memberikan saran antara lain:
1. Seorang guru hendaknya trampil dan dapat menguasai berbagai metode
pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Seorang guru harus selalu aktif melibatkan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3. Seorang guru harus dapat memilih metode dan kreatif dalam mencoba ide
baru agar proses pembelajaran berhasil dengan baik dan tidak membosankan.
4. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah
materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya supaya dalam
pembelajaran siswa mempunyai gambaran materi.
5. Perlunya kolaborasi dengan guru yang lain di dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.
6. Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
yang dituangkan dalam Program Kerja Sekolah.