SlideShare a Scribd company logo
4 
BAB II 
TEORI ALIRAN DAYA 
2.1 Dasar Aliran Daya 
Sistem tenaga listrik (Electric Power System) terdiri dari tiga komponen 
utama, yaitu : sistem pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi tenaga listrik, 
dan sistem distribusi tenaga listrik . Komponen dasar yang membentuk suatu 
sistem tenaga listrik adalah generator, transformator, saluran transmisi dan beban. 
Untuk keperluan analisis sistem tenaga, diperlukan suatu diagram yang dapat 
mewakili setiap komponen sistem tenaga listrik tersebut. Diagram yang sering 
digunakan adalah diagram satu garis dan diagram impedansi atau diagram 
reaktansi. Gambar 2.1 merupakan diagram satu garis sistem tenaga listrik yang 
sederhana. 
2.2 Studi Aliran Daya 
Studi aliran daya pada perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik 
menjadi perhatian oleh banyak peneliti dengan berbagai macam metode dan 
penyelesaian yang digunakan. Studi aliran daya sudah banyak dilakukan oleh 
banyak peneliti dibidang teknik elektro dalam analisis aliran daya baik pada sistem 
transmisi maupun sistem distribusi.
Desain dan Analisis sistem tenaga umumnya dilakukan dengan 
menggunakan analisis aliran daya. Analisis ini dilakukan pada perencanaan 
sistem, sistem operasi, kontrol dan ekonomi penjadwalan pembangkit. Aliran daya 
berguna dalam menentukan besarnya tegangan dan sudut fase, beban daya aktif 
dan reaktif yang mengalir melalui saluran transmisi, dan daya aktif dan reaktif 
yang disuntikkan pada bus. Metode gauss-Seidel digunakan untuk analis is 
numerik. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengembangkan sebuah program 
MATLAB untuk menghitung tegangan, aktif dan daya reaktif pada setiap bus 
untuk sistem 14 bus IEEE. Pada sistem 5 bus IEEE pertama dihitung dengan 
menggunakan perhitungan tangan dan dibandingkan dengan hasil Program 
MATLAB dan kemudian dibandingkan dengan sistem bus 14 IEEE. Jenis analis is 
ini berguna untuk memecahkan masalah aliran daya dalam sistem tenaga yang 
berbeda yang akan berguna untuk menghitung jumlah yang tidak diketahui. 
5 
(Srikanth, dkk, tahun 2013) 
Penggunaan aliran daya untuk meminimalkan kerugian dalam suatu sistem 
tenaga listrik. Analisis aliran beban dengan program Matlab telah dikembangkan 
menggunakan algoritma Newton Raphson berdasarkan pada matriks Y-bus untuk 
menentukan besarnya tegangan bus sistem. Rugi-rugi dihitung dengan 
menggunakan rumus koefisien B-loss dan diverifikasi dengan I2R rumus atau 
metode persamaan diferensial. Kontrol tegangan menggunakan kapasitor bank 
atau tap transformator harus dilakukan untuk meningkatkan besarnya tegangan 
untuk meminimalkan rugi-rugi daya. Sebuah jaringan dengan sistem 5-bus 
digunakan sebagai studi kasus. Pemodelan kapasitor bank dan tap changer
dilakukan dan diimplementasikan dalam program. Beberapa studi kasus dengan 
nilai yang berbeda dari kapasitansi dan pengaturan tap transformator dilakukan 
6 
untuk menentukan rugi-rugi daya minimum. (D. Lukman, dkk, tahun 2000) 
2.3 Analisis Aliran Daya 
Analisis aliran daya (load flow) digunakan untuk menentukan tegangan, 
arus, daya aktif atau daya reaktif di berbagai macam titik/bus pada jaringan listrik 
dalam kondisi operasi normal (Stevenson, tahun 1994). Selain dipergunaka n 
untuk perencanaan pengembangan sistem listrik pada masa mendatang, juga dapat 
digunakan untuk mengevaluasi kondisi sistem kelistrikan yang sudah ada (Gupta, 
tahun 1998). 
Tujuan Analisis aliran daya adalah untuk mengetahui besar vektor 
tegangan pada tiap bus dan besar aliran daya pada tiap cabang suatu jaringan untuk 
suatu kondisi beban tertentu dalam kondisi normal. Hasil perhitungan dapat 
digunakan untuk menelaah berbagai persoalan yang berhubungan dengan jaringan 
tersebut, yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dengan operasi jaringan 
(Saadat, tahun 1999) yaitu: 
a. Pengaturan tegangan (voltage regulation), perbaikan faktor daya (power factor) 
jaringan, kapasitas kawat penghantar, termasuk rugi-rugi daya. 
b. Perluasan atau pengembangan jaringan, yaitu menentukan lokasi yang tepat 
untuk penambahan bus beban baru dan unit pembangkitan atau gardu induk 
baru.
c. Perencanaan jaringan, yaitu kondisi jaringan yang diinginkan pada masa 
mendatang untuk melayani pertumbuhan beban karena kenaikan terhadap 
7 
kebutuhan tenaga listrik. 
Amirulah, dkk, (2008) telah melakukan penelitian menggunakan Jaringan 
Saraf Tiruan Counterpropagation termodifikasi untuk studi aliran daya pada 
kondisi kontengensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode ini lebih efektif 
dalam menentukan magnetudo dan sudut tegangan pada bus , dengan erorr 
pelatihan sudah memenuhi syarat yakni di bawah SEE sebesar 5% 
Menurut Saadat (1999), dalam analisis aliran daya terdapat empat buah 
besaran pada masing-masing bus jaringan yang ditinjau dan memegang peranan 
yaitu: 
a. Daya aktif P (active power). 
b. Daya reaktif Q (reactive power). 
c. Harga skalar tegangan |V| (magnitude). 
d. Sudut fase tegangan θ (angle). 
Dua di antara empat besaran yang terdapat pada tiap bus tersebut sudah 
diketahui, sedangkan dua besaran lainnya merupakan yang akan dihitung melalui 
proses iterasi. (Kundur, 1993). Selanjutnya menurut Saadat (1999) dalam 
menyelesaikan analisis aliran daya, bus-bus dibagi dalam 3 (tiga) klasifikasi yaitu 
: 
1. Bus berayun (swing bus), yang sering disebut floating bus, slack bus 
atau bus refrensi, dipilih di antara bus generator atau penyedia daya 
yang mempunyai kapasitas tertinggi di antara yang terpasang dalam 
jaringan yang ditinjau. Bus ini juga berfungsi untuk menyupla i
kekurangan daya real P dan daya reaktif Q termasuk rugi-rugi daya 
8 
pada saluran transmisi. 
2. Bus kontrol atau bus generator, yaitu bus yang mempunyai nilai 
tegangan dan daya reaktif tertentu. Tegangan pada bus ini dapat 
dikendalikan dengan mengatur daya reaktif yang disuplai atau diserap 
bus. Daya aktif dapat diatur untuk menjaga tegangan tertentu. 
3. Bus beban, yaitu bus yang mempunyai nilai daya aktif dan daya reaktif 
tertentu yang diperoleh berdasarkan pengukuran pada saat tertentu. 
Nilai tegangan pada bus beban harus dicari melalui proses iterasi 
sampai tercapai nilai tertentu yang konvergen dengan toleransi 
ketelitian yang diinginkan. 
Dengan mempertimbangkan jenis bus dari jaringan sistem tenaga seperti 
pada gambar 1, saluran transmisi dapat digambarkan dengan model phi ekivalen 
dengan impedansi telah diubah menjadi admitansi per unit pada base MVA. 
Vi yi1 V1 
yi2 V2 
Ii 
yin Vn 
yi0 
Gambar 2.1 Model bus sistem tenaga listrik 
Sumber : (buku Cekdin,Cekmas, Sistem Tenaga Listrik, 2006)
9 
Aplikasi Hukum Kirchoff tentang arus diberikan dalam: 
퐼푖 = 푦푖0+푦푖1(푉푖 − 푉1) + 푦푖2(푉푖−푉2)+ … + 푦푖푛(푉푖−푉푛) 
퐼푖 = (푦푖0+푦푖1+ ⋯ + 푦푖푛)푉푖 − 푦푖1푉1−푦푖2푉2)− … − 푦푖푛푉푛 
푛푗=0 − Σ 푦푖푗 
퐼푖 = Σ 푦푖푗 
푛푗=1 푉푗 푗 ≠ 푖 (2.1) 
Daya aktif pada bus i adalah: 
∗ (2.2) 
푃푖+ 푗푄 푖 = 푉푖 퐼푖 
Atau 
퐼푖 = 
푃푖− 푗푄푖 
∗ (2.3) 
푉푖 
Subtitusikan persamaan (2.3) ke persamaan (2.1) menghasilkan: 
푃푖− 푗푄푖 
∗ = Σ 푦푖푗 
푉푖 
푛푗=0 − Σ 푦푖푗 
푛푗=1 푉푗 푗 ≠ 푖 (2.4) 
Berdasarkan hubungan yang diberikan dalam persamaan (2.4), 
perhitungan aliran daya harus diselesaikan dengan teknik iterasi. Proses iterasi ini 
akan berhenti jika nilai konvergen (ε) sudah tercapai. Salah satu metode yang 
dipakai dalam menyelesaikan perhitungan aliran daya adalah metode Newton- 
Raphson. Metode ini menggunakan uraian deret taylor untuk mendapatkan 
turunan persamaan matematika sebagai dasar perhitungan iterasi yang melibatka n 
penggunaan matrik jacobian. 
2.4. Rugi-rugi Daya pada Saluran 
Setelah penentuan dari bus, tegangan langkah berikutnya adalah 
perhitungan aliran daya dan rugi-rugi daya pada saluran. Misalkan saluran 
dihubungkan dengan dua bus i dan j, seperti gambar dibawah 2.2. Arus saluran Iij 
dihitung pada bus i yang ditandai positif. 
i ke j diberikan oleh:
퐼푖푗 = 퐼푙 + 퐼푖0 = 푦푖푗(푉푖 − 푉푗) + 푦푖0 푉푖 (2.5) 
Begitu juga aliran arus 퐼푗푖 yang diukur pada bus j dan ditandai positif dalam arah 
10 
j ke i yang ditunjukkan oleh: 
퐼푗푖 = 퐼푙 + 퐼푗0 = 푦푖푗(푉푗 − 푉푖 ) + 푦푗0 푉푗 (2.6) 
푉푖 푉푗 
퐼푖푗 퐼푙 푦푖푗 퐼푗푖 
퐼푖0 퐼푗0 
푦푖0 푦푗0 
Gambar 2.2 Model saluran transmisi untuk perhitungan aliran daya 
dan rugi-rugi daya pada saluran 
Sumber : (buku Cekdin,Cekmas, Sistem Tenaga Listrik, 2006) 
Daya kompleks 푆푖푗 dari bus i sampai j dan 푆푗푖 dari bus j sampai i adalah: 
∗ = 푉푖 (푉푖 
푆푖푗 = 푉푖 퐼푖푗 
∗ − 푉푗 
∗)푦푖푗 
∗ + 푉푖 푉푖 
∗푦푖0 
∗ (2.7) 
∗ = 푉푗(푉푗 
푆푗푖 = 푉푗 퐼푗푖 
∗ − 푉푖 
∗)푦푖푗 
∗ + 푉푗 푉푗 
∗푦푗0 
∗ (2.8) 
Rugi-rugi daya pada saluran i dan j merupakan penjumlahan aljabar dari aliran 
daya persamaan (2.7) dan (2.8), yaitu: 
푆퐿 푖푗 = 푆푖푗 + 푆푗푖 (2.9) 
2.5. Metode Newton-Rhapson 
Teknik yang paling umum digunakan dalam menyelesaikan persamaan 
aljabar non linear secara iterasi adalah Metode Gauss-Seidel, Metode Newton- 
Rhapson, dan Metode Quasi-Newton.
Metode Newton-Rhapson memiliki kecepatan konvergen kuadratik, oleh 
karena itu metode Newton-Rhapson merupakan metode matematis yang lebih 
unggul dibandingkan dengan metode Gauss-Seidel. Untuk sistem tenaga listrik 
yang besar, metode Newton-Rhapson sangat efisien dan praktis dalam 
menyelesaikan analsis aliran daya. Jumlah iterasi yang diperlukan untuk 
memperoleh penyelesaiantidak bergantung pada ukuran sistem, tetapi diperlukan 
11 
banyak fungsi evaluasi pada setiap iterasi. 
Untuk sistem tenaga yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, arus yang masuk 
ke bus diberikan oleh persamaan (2.1). Persamaan ini dapat ditulis ulang dalam 
bentuk matriks admitans bus sebagai berikut: 
푛 
퐼푖 = Σ 푌푖푗 
푗=1 
푉푗 (2.10) 
Pada persamaan (2.10), j termasuk bus i. Dalam bentuk polar ditulis sebagai 
berikut: 
푛 
퐼푖 = Σ |푌푖푗||푉푗| 
푗=1 
∠훳푖푗훿푗 (2.11) 
Daya kompleks pada bus i adalah: 
푃푖− 푗푄푖 = 푉푖 
∗퐼푖 (2.12) 
Substitusi persamaan (2.11) kedalam persamaan (2.12) 
푛 
푃푖− 푗푄푖 = |푉푖 |∠− 훿푖 Σ |푌푖푗||푉푗| 
푗=1 
∠훳푖푗 훿푗 (2.13) 
Dengan memisahkan bagian riil dan imajiner diperoleh: 
푛 
푃푖 = Σ |푉푖 ||푉푗||푌푖푗|cos( 
푗=1 
훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.14) 
푛 
푄푖 = − Σ |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| 푠푖푛 
푗=1 
(훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.15)
Persamaan (2.14) dan persamaan (2.15) merupakan satu set persamaan 
aljabar nonlinear variabel bebas, besarnya tegangan per unit, dan sudut fase dalam 
radian. Terdapat dua persamaan untuk setiap bus beban, yang diberikan pada 
persamaan (2.14) dan (2.15), dan satu persamaan untuk setiap bus control 
12 
tegangan, yang diberikan pada persamaan (2.14). 
Linearisasi persamaan (2.14) dan (2.15) menggunakan deret taylor dengan 
mengabaikan semua orde tinggi akan didapatkan satu set persamaan sebagai 
berikut : 
Δ 푃2 
[ 
(푘) 
⋮ 
(푘) 
Δ 푃푛 
(푘) 
⋮ 
Δ푄 2 
(푘)] 
Δ 푄푛 
= 
[ 
(푘) 
휕 푃2 
휕 훿2 
… 
(푘) 
휕 푃2 
휕 훿푛 
⋮ ⋱ ⋮ 
휕 푃푛( 
푘) 
휕 훿2 
… 
(푘) 
휕 푃2 
휕 훿푛 
휕 푃2 
| 
| 
(푘) 
휕|푉2| 
… 
(푘) 
휕 푃2 
휕|푉푛| 
⋮ ⋱ ⋮ 
휕 푃푛(푘) 
휕|푉2| 
… 
휕 푃푛(푘) 
휕|푉푛| 
(푘) 
휕 푄2 
휕 훿2 
… 
(푘) 
휕 푄2 
휕 훿푛 
⋮ ⋱ ⋮ 
휕 푄푛( 
푘) 
휕 훿2 
… 
(푘) 
휕 푄2 
휕 훿푛 
휕 푄2 
| 
| 
(푘) 
휕|푉2| 
… 
(푘) 
휕 푄2 
휕|푉푛| 
⋮ ⋱ ⋮ 
휕 푄푛( 
푘) 
휕|푉2| 
… 
휕 푄푛( 
푘) 
휕|푉푛| ] 
[ 
(푘) 
⋮ 
Δ 훿2 
(푘) 
Δ 훿푛 
(푘)| 
⋮ 
Δ|푉 2 
(푘)|] 
Δ|푉 푛 
(2.16) 
Pada persamaan diatas, bus 1 diasumsikan sebagai slack bus. Matriks 
Jacobian memberikan hubungan linierisasi antara perubahan kecil dan sudut 
(푘) dan besarnya tegangan Δ |푉 푖 
tegangan Δ 훿푖 
(푘)| dengan perubahan kecil dalam 
daya nyata dan reakrif Δ 푃푖 
(푘) dan Δ 푄푖 
(푘). Elemen matrik jacobian adalah turunan 
(푘) dan Δ |푉 푖 
parsial dari persamaan (2.14) dan (2.15), dan dievaluasi pada Δ 훿푖 
(푘) | . 
Dalam bentuk yang singkat, dapat ditulis sebagai : 
[ 
Δ 푃 
Δ 푄 
] = [ 
퐽1 퐽2 
퐽3 퐽4 
] [ 
Δ 훿 
Δ |푉| 
] (2.17) 
Pada bus control tegangan, besaran tegangan diketahui. Karena itu, jika 
terdapat m bus dari sistem adalah bus control tegangan, maka akan ada m
persamaan menyangkut (Δ푃) dan (Δ푄) dan kolom yang bersesuaian dari matriks 
Jacobian dieliminasi. Dengan demikian, ada n-1 kekangan daya nyata dan n-1 m 
kekangan daya reaktif, dan matriks Jacobian akan mempunyai orde(2n-2-m) X 
(2n-2-n). J1 adalah matrix dengan orde (n-1) X (n-1), J2 adalah matriks dengan 
orde (n-1) X (n-1-m), J3 adalah matriks dengan orde (n-1-m) X (n-1), dan J4 adalah 
13 
matriks dengan orde (n-1-m) X (n-1-m). 
Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J1 dihitung dengan 
persamaan berikut: 
휕 푃푖 
휕 훿푖 
= Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.18) 
휕 푃푖 
휕 훿푖 
= − |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.19) 
Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J2 dihitung 
dengan persamaan berikut: 
휕 푃푖 
휕|푉푖 | 
= 2 + |푉푖||푌푖푖|cos훳푖푗 +Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.20) 
휕 푃푖 
휕|푉푗 | 
= −|푉푖 ||푉푗| cos ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.21) 
Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J3 dihitung dengan 
persamaan berikut: 
휕 푄푖 
휕 훿푖 
= Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos ( 훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.22) 
휕 푄푖 
휕 훿푖 
= − |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.23)
Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J4 dihitung dengan 
(푘) adalah selisih antara nilai dijadwalkan dan nilai 
(0) = 0.0. Untuk bus control tegangan, dimana 
14 
persamaan berikut: 
휕 푄푖 
휕|푉푖 | 
= −2 + |푉푖 ||푌푖푖 |sin 훳푖푗 +Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.24) 
휕 푄푖 
휕|푉푗 | 
= −|푉푖 ||푉푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.25) 
Notasi Δ 푃푖 
(푘) 
dan Δ 푄푖 
yang dihitung, dan dikenal sebagai selisih daya, yang dihitung dengan persamaan: 
Δ 푃푖 
(푘) 
= 푃푖 
푗푑푤푙 − 푃푖 
(푘) 
(2.26) 
(푘) 
Δ 푄푖 
푗푑푤푙 − 푄푃푖 
= 푄푖 
(푘) 
(2.27) 
Nilai estimasi yang baru untuk tegangan bus diberikan dalam persamaan 
berikut: 
(푘+1) 
훿푖 
(푘) − Δ훿푖 
= 훿푖 
(푘) 
(2.28) 
|푉푖 
(푘+1) 
| = | 푉푖 
(푘)| − Δ | 푉푖 
(푘) 
| (2.29) 
2.6 Prosedur penyelesaian aliran daya dengan metode Newton-Rhapson 
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas dapat dibuat langkah-langka h 
penyelesaian aliran daya menggunakan metode Newton-Rhapson sebagai berikut: 
1. Untuk bus beban, dimana 푃푖 
푗푑푤푙 
푗푑푤푙 
dan 푄푖 
harus ditentukan, besarnya 
tegangan dan sudut fasa ditetapkan sama dengan nilai pada slack bus atau 
1.0 dan 0.0 |푉푖 
(0) 
| = 1.0 dan 훿푖
15 
|푉푖 | dan 푃푖 
푗푑푤푙 harus ditentukan, sudut fase ditetapkan sama dengan sudut 
(0) = 0.0 
bus slack atau 0. 훿푖 
2. Untuk bus beban, 푃푖 
(푘) dan 푄푖 
(푘) dihitung dari persamaan (2.14) dan (2.15), 
dan untuk Δ 푃푖 
(푘) 
(푘) 
dan Δ 푄푖 
dihitung dari (2.26 dan 2.27). 
3. Untuk bus control tegangan 푃푖 
(푘) dan Δ 푃푖 
(푘) 
berturut-turut dihitung dengan 
persamaan (2.14) dan (2.26) 
4. Elemen-elemen dari matriks Jacobian (J1, J2, J3, dan J4) dihitung dengan 
persamaan (2.18) sampai dengan (2.25) 
5. Persamaan linear simultan (2.17) diselesaikan secara langsung dengan 
faktorisasi segitiga optimal dan eliminasi Gauss 
6. Besaran tegangan dan sudut fasa yang baru dihitung menggunaka n 
persamaan (2.28) dan (2.29). 
7. Proses ini dilanjutkan sampai nilai Δ 푃푖 
(푘) 
(푘) 
dan Δ 푄푖 
kurang dari akurasi 
tertentu. |Δ 푃푖 
(푘) 
| ≤ 휖 (2.30) 
|Δ 푃푖 
(푘) 
| ≤ 휖 (2.31)

More Related Content

Similar to Bab ii

BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
binjaigtg
 
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
Hartoyo Mp
 
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy gintingModul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Muhammad Kennedy Ginting
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
Novia Putri
 
Kelompok ll Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok ll  Instalasi Tegangan Tinggi.pptxKelompok ll  Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok ll Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
MuhammadRiovanza
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
Novia Putri
 
Isi makalah TTL
Isi makalah TTLIsi makalah TTL
Isi makalah TTL
OBOR 2
 
01 ikip penerapan static var compensator
01 ikip penerapan static var compensator01 ikip penerapan static var compensator
01 ikip penerapan static var compensator
Yan Boedi
 
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docxSistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
bambang968405
 
Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)OktavianusHeru
 
MGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang ArenggaMGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang Arenggadanang arengga
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsDavid Suban Koten
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsDavid Suban Koten
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
Rizki Annisa
 
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptxL1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
DoniWahyudi13
 
tranformator
tranformatortranformator
tranformator
Wesnu Prajati
 
Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3
Dimas Kalbuadi
 

Similar to Bab ii (20)

BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy gintingModul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
Modul pembelajaran rangkaian listrik by muhammad kennedy ginting
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Kelompok ll Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok ll  Instalasi Tegangan Tinggi.pptxKelompok ll  Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
Kelompok ll Instalasi Tegangan Tinggi.pptx
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Isi makalah TTL
Isi makalah TTLIsi makalah TTL
Isi makalah TTL
 
01 ikip penerapan static var compensator
01 ikip penerapan static var compensator01 ikip penerapan static var compensator
01 ikip penerapan static var compensator
 
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docxSistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.docx
 
Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)
 
MGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang ArenggaMGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang Arengga
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptxL1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
L1__PENGANTAR.pptx;filename= UTF-8''L1_ PENGANTAR.pptx
 
tranformator
tranformatortranformator
tranformator
 
Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3Ringkasan artikel sistem embedded 3
Ringkasan artikel sistem embedded 3
 

More from Te Utiz

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarTe Utiz
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaTe Utiz
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isiTe Utiz
 

More from Te Utiz (8)

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 

Recently uploaded (11)

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 

Bab ii

  • 1. 4 BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 Dasar Aliran Daya Sistem tenaga listrik (Electric Power System) terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : sistem pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi tenaga listrik, dan sistem distribusi tenaga listrik . Komponen dasar yang membentuk suatu sistem tenaga listrik adalah generator, transformator, saluran transmisi dan beban. Untuk keperluan analisis sistem tenaga, diperlukan suatu diagram yang dapat mewakili setiap komponen sistem tenaga listrik tersebut. Diagram yang sering digunakan adalah diagram satu garis dan diagram impedansi atau diagram reaktansi. Gambar 2.1 merupakan diagram satu garis sistem tenaga listrik yang sederhana. 2.2 Studi Aliran Daya Studi aliran daya pada perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik menjadi perhatian oleh banyak peneliti dengan berbagai macam metode dan penyelesaian yang digunakan. Studi aliran daya sudah banyak dilakukan oleh banyak peneliti dibidang teknik elektro dalam analisis aliran daya baik pada sistem transmisi maupun sistem distribusi.
  • 2. Desain dan Analisis sistem tenaga umumnya dilakukan dengan menggunakan analisis aliran daya. Analisis ini dilakukan pada perencanaan sistem, sistem operasi, kontrol dan ekonomi penjadwalan pembangkit. Aliran daya berguna dalam menentukan besarnya tegangan dan sudut fase, beban daya aktif dan reaktif yang mengalir melalui saluran transmisi, dan daya aktif dan reaktif yang disuntikkan pada bus. Metode gauss-Seidel digunakan untuk analis is numerik. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengembangkan sebuah program MATLAB untuk menghitung tegangan, aktif dan daya reaktif pada setiap bus untuk sistem 14 bus IEEE. Pada sistem 5 bus IEEE pertama dihitung dengan menggunakan perhitungan tangan dan dibandingkan dengan hasil Program MATLAB dan kemudian dibandingkan dengan sistem bus 14 IEEE. Jenis analis is ini berguna untuk memecahkan masalah aliran daya dalam sistem tenaga yang berbeda yang akan berguna untuk menghitung jumlah yang tidak diketahui. 5 (Srikanth, dkk, tahun 2013) Penggunaan aliran daya untuk meminimalkan kerugian dalam suatu sistem tenaga listrik. Analisis aliran beban dengan program Matlab telah dikembangkan menggunakan algoritma Newton Raphson berdasarkan pada matriks Y-bus untuk menentukan besarnya tegangan bus sistem. Rugi-rugi dihitung dengan menggunakan rumus koefisien B-loss dan diverifikasi dengan I2R rumus atau metode persamaan diferensial. Kontrol tegangan menggunakan kapasitor bank atau tap transformator harus dilakukan untuk meningkatkan besarnya tegangan untuk meminimalkan rugi-rugi daya. Sebuah jaringan dengan sistem 5-bus digunakan sebagai studi kasus. Pemodelan kapasitor bank dan tap changer
  • 3. dilakukan dan diimplementasikan dalam program. Beberapa studi kasus dengan nilai yang berbeda dari kapasitansi dan pengaturan tap transformator dilakukan 6 untuk menentukan rugi-rugi daya minimum. (D. Lukman, dkk, tahun 2000) 2.3 Analisis Aliran Daya Analisis aliran daya (load flow) digunakan untuk menentukan tegangan, arus, daya aktif atau daya reaktif di berbagai macam titik/bus pada jaringan listrik dalam kondisi operasi normal (Stevenson, tahun 1994). Selain dipergunaka n untuk perencanaan pengembangan sistem listrik pada masa mendatang, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi sistem kelistrikan yang sudah ada (Gupta, tahun 1998). Tujuan Analisis aliran daya adalah untuk mengetahui besar vektor tegangan pada tiap bus dan besar aliran daya pada tiap cabang suatu jaringan untuk suatu kondisi beban tertentu dalam kondisi normal. Hasil perhitungan dapat digunakan untuk menelaah berbagai persoalan yang berhubungan dengan jaringan tersebut, yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dengan operasi jaringan (Saadat, tahun 1999) yaitu: a. Pengaturan tegangan (voltage regulation), perbaikan faktor daya (power factor) jaringan, kapasitas kawat penghantar, termasuk rugi-rugi daya. b. Perluasan atau pengembangan jaringan, yaitu menentukan lokasi yang tepat untuk penambahan bus beban baru dan unit pembangkitan atau gardu induk baru.
  • 4. c. Perencanaan jaringan, yaitu kondisi jaringan yang diinginkan pada masa mendatang untuk melayani pertumbuhan beban karena kenaikan terhadap 7 kebutuhan tenaga listrik. Amirulah, dkk, (2008) telah melakukan penelitian menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Counterpropagation termodifikasi untuk studi aliran daya pada kondisi kontengensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode ini lebih efektif dalam menentukan magnetudo dan sudut tegangan pada bus , dengan erorr pelatihan sudah memenuhi syarat yakni di bawah SEE sebesar 5% Menurut Saadat (1999), dalam analisis aliran daya terdapat empat buah besaran pada masing-masing bus jaringan yang ditinjau dan memegang peranan yaitu: a. Daya aktif P (active power). b. Daya reaktif Q (reactive power). c. Harga skalar tegangan |V| (magnitude). d. Sudut fase tegangan θ (angle). Dua di antara empat besaran yang terdapat pada tiap bus tersebut sudah diketahui, sedangkan dua besaran lainnya merupakan yang akan dihitung melalui proses iterasi. (Kundur, 1993). Selanjutnya menurut Saadat (1999) dalam menyelesaikan analisis aliran daya, bus-bus dibagi dalam 3 (tiga) klasifikasi yaitu : 1. Bus berayun (swing bus), yang sering disebut floating bus, slack bus atau bus refrensi, dipilih di antara bus generator atau penyedia daya yang mempunyai kapasitas tertinggi di antara yang terpasang dalam jaringan yang ditinjau. Bus ini juga berfungsi untuk menyupla i
  • 5. kekurangan daya real P dan daya reaktif Q termasuk rugi-rugi daya 8 pada saluran transmisi. 2. Bus kontrol atau bus generator, yaitu bus yang mempunyai nilai tegangan dan daya reaktif tertentu. Tegangan pada bus ini dapat dikendalikan dengan mengatur daya reaktif yang disuplai atau diserap bus. Daya aktif dapat diatur untuk menjaga tegangan tertentu. 3. Bus beban, yaitu bus yang mempunyai nilai daya aktif dan daya reaktif tertentu yang diperoleh berdasarkan pengukuran pada saat tertentu. Nilai tegangan pada bus beban harus dicari melalui proses iterasi sampai tercapai nilai tertentu yang konvergen dengan toleransi ketelitian yang diinginkan. Dengan mempertimbangkan jenis bus dari jaringan sistem tenaga seperti pada gambar 1, saluran transmisi dapat digambarkan dengan model phi ekivalen dengan impedansi telah diubah menjadi admitansi per unit pada base MVA. Vi yi1 V1 yi2 V2 Ii yin Vn yi0 Gambar 2.1 Model bus sistem tenaga listrik Sumber : (buku Cekdin,Cekmas, Sistem Tenaga Listrik, 2006)
  • 6. 9 Aplikasi Hukum Kirchoff tentang arus diberikan dalam: 퐼푖 = 푦푖0+푦푖1(푉푖 − 푉1) + 푦푖2(푉푖−푉2)+ … + 푦푖푛(푉푖−푉푛) 퐼푖 = (푦푖0+푦푖1+ ⋯ + 푦푖푛)푉푖 − 푦푖1푉1−푦푖2푉2)− … − 푦푖푛푉푛 푛푗=0 − Σ 푦푖푗 퐼푖 = Σ 푦푖푗 푛푗=1 푉푗 푗 ≠ 푖 (2.1) Daya aktif pada bus i adalah: ∗ (2.2) 푃푖+ 푗푄 푖 = 푉푖 퐼푖 Atau 퐼푖 = 푃푖− 푗푄푖 ∗ (2.3) 푉푖 Subtitusikan persamaan (2.3) ke persamaan (2.1) menghasilkan: 푃푖− 푗푄푖 ∗ = Σ 푦푖푗 푉푖 푛푗=0 − Σ 푦푖푗 푛푗=1 푉푗 푗 ≠ 푖 (2.4) Berdasarkan hubungan yang diberikan dalam persamaan (2.4), perhitungan aliran daya harus diselesaikan dengan teknik iterasi. Proses iterasi ini akan berhenti jika nilai konvergen (ε) sudah tercapai. Salah satu metode yang dipakai dalam menyelesaikan perhitungan aliran daya adalah metode Newton- Raphson. Metode ini menggunakan uraian deret taylor untuk mendapatkan turunan persamaan matematika sebagai dasar perhitungan iterasi yang melibatka n penggunaan matrik jacobian. 2.4. Rugi-rugi Daya pada Saluran Setelah penentuan dari bus, tegangan langkah berikutnya adalah perhitungan aliran daya dan rugi-rugi daya pada saluran. Misalkan saluran dihubungkan dengan dua bus i dan j, seperti gambar dibawah 2.2. Arus saluran Iij dihitung pada bus i yang ditandai positif. i ke j diberikan oleh:
  • 7. 퐼푖푗 = 퐼푙 + 퐼푖0 = 푦푖푗(푉푖 − 푉푗) + 푦푖0 푉푖 (2.5) Begitu juga aliran arus 퐼푗푖 yang diukur pada bus j dan ditandai positif dalam arah 10 j ke i yang ditunjukkan oleh: 퐼푗푖 = 퐼푙 + 퐼푗0 = 푦푖푗(푉푗 − 푉푖 ) + 푦푗0 푉푗 (2.6) 푉푖 푉푗 퐼푖푗 퐼푙 푦푖푗 퐼푗푖 퐼푖0 퐼푗0 푦푖0 푦푗0 Gambar 2.2 Model saluran transmisi untuk perhitungan aliran daya dan rugi-rugi daya pada saluran Sumber : (buku Cekdin,Cekmas, Sistem Tenaga Listrik, 2006) Daya kompleks 푆푖푗 dari bus i sampai j dan 푆푗푖 dari bus j sampai i adalah: ∗ = 푉푖 (푉푖 푆푖푗 = 푉푖 퐼푖푗 ∗ − 푉푗 ∗)푦푖푗 ∗ + 푉푖 푉푖 ∗푦푖0 ∗ (2.7) ∗ = 푉푗(푉푗 푆푗푖 = 푉푗 퐼푗푖 ∗ − 푉푖 ∗)푦푖푗 ∗ + 푉푗 푉푗 ∗푦푗0 ∗ (2.8) Rugi-rugi daya pada saluran i dan j merupakan penjumlahan aljabar dari aliran daya persamaan (2.7) dan (2.8), yaitu: 푆퐿 푖푗 = 푆푖푗 + 푆푗푖 (2.9) 2.5. Metode Newton-Rhapson Teknik yang paling umum digunakan dalam menyelesaikan persamaan aljabar non linear secara iterasi adalah Metode Gauss-Seidel, Metode Newton- Rhapson, dan Metode Quasi-Newton.
  • 8. Metode Newton-Rhapson memiliki kecepatan konvergen kuadratik, oleh karena itu metode Newton-Rhapson merupakan metode matematis yang lebih unggul dibandingkan dengan metode Gauss-Seidel. Untuk sistem tenaga listrik yang besar, metode Newton-Rhapson sangat efisien dan praktis dalam menyelesaikan analsis aliran daya. Jumlah iterasi yang diperlukan untuk memperoleh penyelesaiantidak bergantung pada ukuran sistem, tetapi diperlukan 11 banyak fungsi evaluasi pada setiap iterasi. Untuk sistem tenaga yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, arus yang masuk ke bus diberikan oleh persamaan (2.1). Persamaan ini dapat ditulis ulang dalam bentuk matriks admitans bus sebagai berikut: 푛 퐼푖 = Σ 푌푖푗 푗=1 푉푗 (2.10) Pada persamaan (2.10), j termasuk bus i. Dalam bentuk polar ditulis sebagai berikut: 푛 퐼푖 = Σ |푌푖푗||푉푗| 푗=1 ∠훳푖푗훿푗 (2.11) Daya kompleks pada bus i adalah: 푃푖− 푗푄푖 = 푉푖 ∗퐼푖 (2.12) Substitusi persamaan (2.11) kedalam persamaan (2.12) 푛 푃푖− 푗푄푖 = |푉푖 |∠− 훿푖 Σ |푌푖푗||푉푗| 푗=1 ∠훳푖푗 훿푗 (2.13) Dengan memisahkan bagian riil dan imajiner diperoleh: 푛 푃푖 = Σ |푉푖 ||푉푗||푌푖푗|cos( 푗=1 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.14) 푛 푄푖 = − Σ |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| 푠푖푛 푗=1 (훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.15)
  • 9. Persamaan (2.14) dan persamaan (2.15) merupakan satu set persamaan aljabar nonlinear variabel bebas, besarnya tegangan per unit, dan sudut fase dalam radian. Terdapat dua persamaan untuk setiap bus beban, yang diberikan pada persamaan (2.14) dan (2.15), dan satu persamaan untuk setiap bus control 12 tegangan, yang diberikan pada persamaan (2.14). Linearisasi persamaan (2.14) dan (2.15) menggunakan deret taylor dengan mengabaikan semua orde tinggi akan didapatkan satu set persamaan sebagai berikut : Δ 푃2 [ (푘) ⋮ (푘) Δ 푃푛 (푘) ⋮ Δ푄 2 (푘)] Δ 푄푛 = [ (푘) 휕 푃2 휕 훿2 … (푘) 휕 푃2 휕 훿푛 ⋮ ⋱ ⋮ 휕 푃푛( 푘) 휕 훿2 … (푘) 휕 푃2 휕 훿푛 휕 푃2 | | (푘) 휕|푉2| … (푘) 휕 푃2 휕|푉푛| ⋮ ⋱ ⋮ 휕 푃푛(푘) 휕|푉2| … 휕 푃푛(푘) 휕|푉푛| (푘) 휕 푄2 휕 훿2 … (푘) 휕 푄2 휕 훿푛 ⋮ ⋱ ⋮ 휕 푄푛( 푘) 휕 훿2 … (푘) 휕 푄2 휕 훿푛 휕 푄2 | | (푘) 휕|푉2| … (푘) 휕 푄2 휕|푉푛| ⋮ ⋱ ⋮ 휕 푄푛( 푘) 휕|푉2| … 휕 푄푛( 푘) 휕|푉푛| ] [ (푘) ⋮ Δ 훿2 (푘) Δ 훿푛 (푘)| ⋮ Δ|푉 2 (푘)|] Δ|푉 푛 (2.16) Pada persamaan diatas, bus 1 diasumsikan sebagai slack bus. Matriks Jacobian memberikan hubungan linierisasi antara perubahan kecil dan sudut (푘) dan besarnya tegangan Δ |푉 푖 tegangan Δ 훿푖 (푘)| dengan perubahan kecil dalam daya nyata dan reakrif Δ 푃푖 (푘) dan Δ 푄푖 (푘). Elemen matrik jacobian adalah turunan (푘) dan Δ |푉 푖 parsial dari persamaan (2.14) dan (2.15), dan dievaluasi pada Δ 훿푖 (푘) | . Dalam bentuk yang singkat, dapat ditulis sebagai : [ Δ 푃 Δ 푄 ] = [ 퐽1 퐽2 퐽3 퐽4 ] [ Δ 훿 Δ |푉| ] (2.17) Pada bus control tegangan, besaran tegangan diketahui. Karena itu, jika terdapat m bus dari sistem adalah bus control tegangan, maka akan ada m
  • 10. persamaan menyangkut (Δ푃) dan (Δ푄) dan kolom yang bersesuaian dari matriks Jacobian dieliminasi. Dengan demikian, ada n-1 kekangan daya nyata dan n-1 m kekangan daya reaktif, dan matriks Jacobian akan mempunyai orde(2n-2-m) X (2n-2-n). J1 adalah matrix dengan orde (n-1) X (n-1), J2 adalah matriks dengan orde (n-1) X (n-1-m), J3 adalah matriks dengan orde (n-1-m) X (n-1), dan J4 adalah 13 matriks dengan orde (n-1-m) X (n-1-m). Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J1 dihitung dengan persamaan berikut: 휕 푃푖 휕 훿푖 = Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) (2.18) 휕 푃푖 휕 훿푖 = − |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.19) Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J2 dihitung dengan persamaan berikut: 휕 푃푖 휕|푉푖 | = 2 + |푉푖||푌푖푖|cos훳푖푗 +Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.20) 휕 푃푖 휕|푉푗 | = −|푉푖 ||푉푗| cos ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.21) Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J3 dihitung dengan persamaan berikut: 휕 푄푖 휕 훿푖 = Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos ( 훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.22) 휕 푄푖 휕 훿푖 = − |푉푖 ||푉푗||푌푖푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.23)
  • 11. Elemen diagonal dan elemen bukan diagonal dari J4 dihitung dengan (푘) adalah selisih antara nilai dijadwalkan dan nilai (0) = 0.0. Untuk bus control tegangan, dimana 14 persamaan berikut: 휕 푄푖 휕|푉푖 | = −2 + |푉푖 ||푌푖푖 |sin 훳푖푗 +Σ푗≠1|푉푖||푉푗||푌푖푗|cos (훳푖푗 − 훿푖+ 훿푗 ) (2.24) 휕 푄푖 휕|푉푗 | = −|푉푖 ||푉푗| sin ( 훳푖푗 − 훿푖 + 훿푗 ) 푗 ≠ 푖 (2.25) Notasi Δ 푃푖 (푘) dan Δ 푄푖 yang dihitung, dan dikenal sebagai selisih daya, yang dihitung dengan persamaan: Δ 푃푖 (푘) = 푃푖 푗푑푤푙 − 푃푖 (푘) (2.26) (푘) Δ 푄푖 푗푑푤푙 − 푄푃푖 = 푄푖 (푘) (2.27) Nilai estimasi yang baru untuk tegangan bus diberikan dalam persamaan berikut: (푘+1) 훿푖 (푘) − Δ훿푖 = 훿푖 (푘) (2.28) |푉푖 (푘+1) | = | 푉푖 (푘)| − Δ | 푉푖 (푘) | (2.29) 2.6 Prosedur penyelesaian aliran daya dengan metode Newton-Rhapson Berdasarkan persamaan-persamaan di atas dapat dibuat langkah-langka h penyelesaian aliran daya menggunakan metode Newton-Rhapson sebagai berikut: 1. Untuk bus beban, dimana 푃푖 푗푑푤푙 푗푑푤푙 dan 푄푖 harus ditentukan, besarnya tegangan dan sudut fasa ditetapkan sama dengan nilai pada slack bus atau 1.0 dan 0.0 |푉푖 (0) | = 1.0 dan 훿푖
  • 12. 15 |푉푖 | dan 푃푖 푗푑푤푙 harus ditentukan, sudut fase ditetapkan sama dengan sudut (0) = 0.0 bus slack atau 0. 훿푖 2. Untuk bus beban, 푃푖 (푘) dan 푄푖 (푘) dihitung dari persamaan (2.14) dan (2.15), dan untuk Δ 푃푖 (푘) (푘) dan Δ 푄푖 dihitung dari (2.26 dan 2.27). 3. Untuk bus control tegangan 푃푖 (푘) dan Δ 푃푖 (푘) berturut-turut dihitung dengan persamaan (2.14) dan (2.26) 4. Elemen-elemen dari matriks Jacobian (J1, J2, J3, dan J4) dihitung dengan persamaan (2.18) sampai dengan (2.25) 5. Persamaan linear simultan (2.17) diselesaikan secara langsung dengan faktorisasi segitiga optimal dan eliminasi Gauss 6. Besaran tegangan dan sudut fasa yang baru dihitung menggunaka n persamaan (2.28) dan (2.29). 7. Proses ini dilanjutkan sampai nilai Δ 푃푖 (푘) (푘) dan Δ 푄푖 kurang dari akurasi tertentu. |Δ 푃푖 (푘) | ≤ 휖 (2.30) |Δ 푃푖 (푘) | ≤ 휖 (2.31)