SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUA
1.1 Latar Belakang
ujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setnggi-tingginya
dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang
bermutu, adil, dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia yang sejahtera, yaitu
terciptanya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui system
kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Kesehatan sebagai investasi
akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM
(Sumber Daya Manusia) pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki
daya saing global (Kemenkes., 2022).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menguatkan mutu sumber
daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap
kemanusiaan dan etika yang dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan
dan kemitraan yang tinggi (Kemenkes., 2022).
2
Program pemerintahan lainnya melalui pusat penyuluhan kesehatan
masyarakat (PPKM) Departeman Kesehatan RI yang memberikan strategi-
stategi untuk pencegahan ISPA tentang apa yang harus diketahui oleh
masyarakat mencegah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
diantaranya adalah pentingnya pemberian makanan yang bergizi, karena bayi
dan anak balita yang mempunyai gizi baik jarang menderita penyakit yang
serius, oleh karena itu tubuhnya dapat menangkal infeksi. Balita yang
mendapatkan ASI, makanan yang mengandung vitamin A buah-buahan yang
berwarna kuning serta sayuran juga dapat mencegah infeksi (DepKes RI,
2017 ).
Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit (ISPA) Infeksi
Saluran Pernafasan Akut di antaranya adalah imunisasi gratis pada balita di
puskesmas sejak tahun 1977, program imunisasi yang meliputi BCG (anti
tuberculosis), tetanus, polio, campak, difteri (anti infeksi saluran pernafasan),
pertusis (anti batuk rejan) dan hepatitis B, serta didukung dengan pemberian
gizi yang cukup seperti ASI, makanan bervitamin, buah-buahan
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak
terutama balita. Episode ISPA (bukan pneumonia) sebagai batuk pilek pada
anak di Indonesia diperkirakan sebesar 3-6 kali pertahun. Ini berarti seorang
anak menderita serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Sebagai kelompok penyakit ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di sarana kesehatan sebanyak 40-60% kunjungan berobat
ke puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan
rawat inap dirumah sakit (Depkes RI, 2017).
3
Dari data di atas diketahui bahwa pada saat ini angka penderita ISPA
masih tinggi, terutama pada anak balita. hal ini penyakit (ISPA) bukan
pneumonia yang dikenal masyarakat sebagai penyakit batuk-pilek yang
sehari-hari dikenal masyarakat sebagai penyakit batuk-pilek yang sering kali
dianggap suatu penyakit sering terjadi dan tidak memerlukan pengobatan.
Oleh karena itu, sangat penting artinya bagi masyarakat terutama ibu dan
anak balita untuk mengetahui cara perawatan ISPA (bukan – pneumonia yang
baik). Sehingga tidak terlarut menjadi pneumonia dan kapan seorang anak
memerlukan pertolongan sehingga dapat disimpulkan bahwa kematian akibat
penyakit ISPA dapat dikurangi dengan penerapan strategi penatalaksanaaan
ISPA (bukan –pneumonia) yang sederhana yang cukup dikerjakan dirumah
oleh ibu, karena penataklasanaan ISPA (bukan pneumonia) yang baik dapat
mencegah infeksi berkembang menjadi serius (Depkes RI, 2017).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah
kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian balita yang cukup
tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan
mengalami 3 episode ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari kunjungan di
Puskesmas Binuangeun adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada balita berumur 4 tahun. ISPA
dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus,
sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim
4
dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada
anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan
keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-
anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban
immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan
cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan merupakan hasil ingin tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Menurut laporan Profil Kesehatan Provinsi Banten tahun 2019 jumlah
penderita ISPA kasus yang sangat tinggi pada kelompok balita dengan jumlah
240.412. Sedangkan daerah Kabupaten Kabupaten/Kota dengan kasus ISPA
tertinggi pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 59.880 Kasus
Puskesmas Binuangeun merupakan salah satu Puskesmas di
Kabupaten Lebak. Cakupan wilayah kerja Puskesmas Binuangeun terdiri dari
6 Desa yaitu: Desa Bejod, Desa Cisarap, Desa Muara, Desa Sukatani, Desa
Wanasalam dan Desa Cipedang. Data yang paling banyak yang menderita
ISPA (Bukan pnemonia) pada laporan tahun 2022 yaitu Desa Bejod dengan
jumlah balita 360 orang, dan 215 (59,7%) balita yang menderita ISPA (
bukan pneumonia).
Dari hasil Wawancara dengan 10 orang ibu di Desa Bejod, Tujuh ibu
mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan ISPA(bukan pneumonia) di
rumah. Dan dari hasil wawancar tiga orang ibu mengatakan tahu tentang cara
5
perawatan ISPA(bukan pneumonia). Melihat hal tersebut peneliti tertarik
untuk mengetahui tentang” Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu
tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa
Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Tahun 2022.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui
bagaimana“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang
Perawatan ISPA (Bukan Pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022.
1.3 Tujuan Penelitian
3.1.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang
perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022.
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan
ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun
2022
2. Diketahui gambaran sikap ibu tentang perawatan ISPA (bukan
pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan
Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022.
3. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang
perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa
6
Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Tahun 2022.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas
Melalui penelitian ini diharapkan suatu masukan bagi Puskesmas
Binuangeun dalam pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan yang
optimal pada balita yang terkena penyakit ISPA.
1.4.2 Manfaat Bagi Keperawatan anak untuk Keluarga dan Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan keluarga dan masyarakat
mengetahui materi tentang perawatan anak, khususnya penyembuhannya
pada penyakit ISPA (bukan pneumonia) sehingga mampu melakukan
perawatan secara maksimal di rumah.
1.4.3 Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman dalam meneliti tentang perawatan ISPA.
1.5 Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan
antara lain adalah :
No Penulis
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan
Penelitan
1 Lidwin
a
dewiya
nti
(2017)
Hubungan
antara tingkat
pengetahuan
dengan sikap
ibu yang
memiliki anak
balita pada
penanganan
ispa di pustu
rana kulan
Penelitian Ini
Menggunakan
Metode
survosive
sampling
Bedasarkan analisis
menunjukan ada
hubungan dengan
nilai (p = 0,005 dan r
= -0,315) dengan arah
negatif dan kolerasi
sedang.
Perbedaan
Penelitian
Terletak
Pada
Desain
penelitian,
Tempat,
Waktu dan
Responden
7
2 Nurul
(2016)
Hubungan
tingkat
pengetahuan
ibu terhadap
penyakit ispa di
puskesmas
parugu
Penelitian Ini
Menggunakan
Metode Cross
Sectional
Bedasarkan analisis
menunjukan ada
hubungan dengan
nilai (p = 0,005 dan r
= -0,221)
Perbedaan
Penelitian
Terletak
Pada
Desain
penelitian,
Tempat,
Waktu dan
Responden
3 Susanti
(2018)
Hubungan
pengetahuan
dan sikap ibu
dengan
penanggualang
an ispa pada
balita di desa
tarogong
Penelitian
desain
proportional
random
sampling
Bedasarkan analisis
menunjukan ada
hubungan dengan
nilai (p = 0,014
Perbedaan
Penelitian
Terletak
Pada
Desain
penelitian
4 Pawiliy
ah
(2019)
Hubungan
pengetahuan
dan sikap ibu
dengan
penanganan
ispa di rumah
pada balita di
puskesmas
tumbuan
Penelitian ini
menggunakan
metode survey
analitik
dengan
rancangan
penelitian
cross sectional
Bedasarkan analisis
menunjukan ada
hubungan dengan
nilai (p = 0,007
Perbedaan
Penelitian
Terletak
Pada
Desain
penelitian,
Tempat
dan Waktu
5 Nurania
h
(2017)
Hubungan
tingkat
pengetahuan
ibu tentang
ISPA dengan
sikap ibu
tentang
pencegahan
ispa pada balita
di puskesmas
Pandaan
Penelitian
Studi Analitik
Observasioal
dengan
pendekatan
study
korelasional
Bedasarkan analisis
menunjukan ada
hubungan dengan
nilai (p = 0,028
Perbedaan
Penelitian
Terletak
Pada
Desain
penelitian,
Tempat
dan Waktu

More Related Content

Similar to BAB I.docx

Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
Michael Sihombing
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
ElytaSuartika
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
nrukmana rukmana
 
PPT PKM.pptx
PPT PKM.pptxPPT PKM.pptx
PPT PKM.pptx
mardiahnurul1
 
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docxLAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
MuhammadAjisParis
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Operator Warnet Vast Raha
 
Transparan hartati
Transparan hartatiTransparan hartati
Transparan hartati
Laurencus Butsi Siagian
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
AyuAndira59
 
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdfPermasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
susisusanti305451
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
 
301-761-1-PB.pdf
301-761-1-PB.pdf301-761-1-PB.pdf
301-761-1-PB.pdf
norfahusada1234
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
MirantiUtamiPutri1
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
STISIPWIDURI
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
AkunAlissa
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
EkaOrizaShafita
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
devi Narti
 
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdflaporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
herybudi1
 

Similar to BAB I.docx (20)

Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
PPT PKM.pptx
PPT PKM.pptxPPT PKM.pptx
PPT PKM.pptx
 
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docxLAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
LAPORAN ESTASE BAYI (Amaliani S.Keb).docx
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
 
Transparan hartati
Transparan hartatiTransparan hartati
Transparan hartati
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdfPermasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
301-761-1-PB.pdf
301-761-1-PB.pdf301-761-1-PB.pdf
301-761-1-PB.pdf
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
466-Case Report-2663-1-10-20230117.pdf
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
 
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdflaporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
 

Recently uploaded

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 

Recently uploaded (20)

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 

BAB I.docx

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUA 1.1 Latar Belakang ujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setnggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu, adil, dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia yang sejahtera, yaitu terciptanya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui system kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM (Sumber Daya Manusia) pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global (Kemenkes., 2022). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menguatkan mutu sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap kemanusiaan dan etika yang dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang tinggi (Kemenkes., 2022).
  • 2. 2 Program pemerintahan lainnya melalui pusat penyuluhan kesehatan masyarakat (PPKM) Departeman Kesehatan RI yang memberikan strategi- stategi untuk pencegahan ISPA tentang apa yang harus diketahui oleh masyarakat mencegah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) diantaranya adalah pentingnya pemberian makanan yang bergizi, karena bayi dan anak balita yang mempunyai gizi baik jarang menderita penyakit yang serius, oleh karena itu tubuhnya dapat menangkal infeksi. Balita yang mendapatkan ASI, makanan yang mengandung vitamin A buah-buahan yang berwarna kuning serta sayuran juga dapat mencegah infeksi (DepKes RI, 2017 ). Upaya pemerintah dalam menanggulangi penyakit (ISPA) Infeksi Saluran Pernafasan Akut di antaranya adalah imunisasi gratis pada balita di puskesmas sejak tahun 1977, program imunisasi yang meliputi BCG (anti tuberculosis), tetanus, polio, campak, difteri (anti infeksi saluran pernafasan), pertusis (anti batuk rejan) dan hepatitis B, serta didukung dengan pemberian gizi yang cukup seperti ASI, makanan bervitamin, buah-buahan Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak terutama balita. Episode ISPA (bukan pneumonia) sebagai batuk pilek pada anak di Indonesia diperkirakan sebesar 3-6 kali pertahun. Ini berarti seorang anak menderita serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Sebagai kelompok penyakit ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan sebanyak 40-60% kunjungan berobat ke puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap dirumah sakit (Depkes RI, 2017).
  • 3. 3 Dari data di atas diketahui bahwa pada saat ini angka penderita ISPA masih tinggi, terutama pada anak balita. hal ini penyakit (ISPA) bukan pneumonia yang dikenal masyarakat sebagai penyakit batuk-pilek yang sehari-hari dikenal masyarakat sebagai penyakit batuk-pilek yang sering kali dianggap suatu penyakit sering terjadi dan tidak memerlukan pengobatan. Oleh karena itu, sangat penting artinya bagi masyarakat terutama ibu dan anak balita untuk mengetahui cara perawatan ISPA (bukan – pneumonia yang baik). Sehingga tidak terlarut menjadi pneumonia dan kapan seorang anak memerlukan pertolongan sehingga dapat disimpulkan bahwa kematian akibat penyakit ISPA dapat dikurangi dengan penerapan strategi penatalaksanaaan ISPA (bukan –pneumonia) yang sederhana yang cukup dikerjakan dirumah oleh ibu, karena penataklasanaan ISPA (bukan pneumonia) yang baik dapat mencegah infeksi berkembang menjadi serius (Depkes RI, 2017). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3 episode ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari kunjungan di Puskesmas Binuangeun adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada balita berumur 4 tahun. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim
  • 4. 4 dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak- anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik. Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan merupakan hasil ingin tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut laporan Profil Kesehatan Provinsi Banten tahun 2019 jumlah penderita ISPA kasus yang sangat tinggi pada kelompok balita dengan jumlah 240.412. Sedangkan daerah Kabupaten Kabupaten/Kota dengan kasus ISPA tertinggi pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 59.880 Kasus Puskesmas Binuangeun merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Lebak. Cakupan wilayah kerja Puskesmas Binuangeun terdiri dari 6 Desa yaitu: Desa Bejod, Desa Cisarap, Desa Muara, Desa Sukatani, Desa Wanasalam dan Desa Cipedang. Data yang paling banyak yang menderita ISPA (Bukan pnemonia) pada laporan tahun 2022 yaitu Desa Bejod dengan jumlah balita 360 orang, dan 215 (59,7%) balita yang menderita ISPA ( bukan pneumonia). Dari hasil Wawancara dengan 10 orang ibu di Desa Bejod, Tujuh ibu mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan ISPA(bukan pneumonia) di rumah. Dan dari hasil wawancar tiga orang ibu mengatakan tahu tentang cara
  • 5. 5 perawatan ISPA(bukan pneumonia). Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui tentang” Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Tahun 2022. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui bagaimana“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Perawatan ISPA (Bukan Pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022. 1.3 Tujuan Penelitian 3.1.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022. 3.1.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022 2. Diketahui gambaran sikap ibu tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022. 3. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu tentang perawatan ISPA (bukan pneumonia) di rumah pada balita di Desa
  • 6. 6 Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2022. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas Melalui penelitian ini diharapkan suatu masukan bagi Puskesmas Binuangeun dalam pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan yang optimal pada balita yang terkena penyakit ISPA. 1.4.2 Manfaat Bagi Keperawatan anak untuk Keluarga dan Masyarakat Dengan adanya penelitian ini diharapkan keluarga dan masyarakat mengetahui materi tentang perawatan anak, khususnya penyembuhannya pada penyakit ISPA (bukan pneumonia) sehingga mampu melakukan perawatan secara maksimal di rumah. 1.4.3 Bagi Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam meneliti tentang perawatan ISPA. 1.5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain adalah : No Penulis Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitan 1 Lidwin a dewiya nti (2017) Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu yang memiliki anak balita pada penanganan ispa di pustu rana kulan Penelitian Ini Menggunakan Metode survosive sampling Bedasarkan analisis menunjukan ada hubungan dengan nilai (p = 0,005 dan r = -0,315) dengan arah negatif dan kolerasi sedang. Perbedaan Penelitian Terletak Pada Desain penelitian, Tempat, Waktu dan Responden
  • 7. 7 2 Nurul (2016) Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap penyakit ispa di puskesmas parugu Penelitian Ini Menggunakan Metode Cross Sectional Bedasarkan analisis menunjukan ada hubungan dengan nilai (p = 0,005 dan r = -0,221) Perbedaan Penelitian Terletak Pada Desain penelitian, Tempat, Waktu dan Responden 3 Susanti (2018) Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan penanggualang an ispa pada balita di desa tarogong Penelitian desain proportional random sampling Bedasarkan analisis menunjukan ada hubungan dengan nilai (p = 0,014 Perbedaan Penelitian Terletak Pada Desain penelitian 4 Pawiliy ah (2019) Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan penanganan ispa di rumah pada balita di puskesmas tumbuan Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian cross sectional Bedasarkan analisis menunjukan ada hubungan dengan nilai (p = 0,007 Perbedaan Penelitian Terletak Pada Desain penelitian, Tempat dan Waktu 5 Nurania h (2017) Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dengan sikap ibu tentang pencegahan ispa pada balita di puskesmas Pandaan Penelitian Studi Analitik Observasioal dengan pendekatan study korelasional Bedasarkan analisis menunjukan ada hubungan dengan nilai (p = 0,028 Perbedaan Penelitian Terletak Pada Desain penelitian, Tempat dan Waktu