Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang kebudayaan masyarakat Bali, termasuk sistem kepercayaan Hindu, sistem kasta, kesenian, kekerabatan, dan kehidupan sosial masyarakat Bali yang diorganisir melalui sistem banjar. Pulau Bali dikenal sebagai destinasi wisata populer karena kekayaan budayanya.
mendiskripsikan mengenai bagaimana cara penulisan karya tulis yang benar untuk diajukan sebagai tugas akhir bagi pemenuhan nilai latihan penulisan mapel bahasa indonesia referensi sangat berguna bagi siswa yang baru pertama kali menulis karya tulis ataupun laporan study wisata
Kabupaten Nias Selatan memiliki sejarah kemegahan masa lampau yang tak ternilai harganya. Hal ini bisa dibuktikan dari penemuan kebudayaan megalitik dari masa 3000 – 5000 tahun sebelum Masehi atau sekitar 2500 – 5000 tahun silam, di mana ditemukan peninggalan-peninggalan kebudayaan purbakala yang ditinggalkan oleh nenek moyang suku Nias.
Nias Selatan sangat kaya akan berbagai unsur budaya yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti unsur bahasa, hukum adat, kesenian, arsitektur rumah, olahraga, dan pesta-pesta adat, seperti masa panen, perkawinan, pengangkatan gelar dan lain sebagainya.
Di pulau ini telah ditemukan artefak dengan ciri tradisi paleolitik dengan tipologi yang sangat primitif. Tipologi ini mirip dengan yang dijumpai di Sumbawa, Timor, Pacitan, Flores, dan Sulawesi. Ciri budaya lain yang tua ditunjukkan oleh bukti kebudayaan megalitik, misalnya menhir. Kalau di beberapa situs ditemukan menhir yang sederhana, tetapi di Nias dan beberapa tempat lainnya (Minangkabau, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah) sudah dalam bentuk yang lebih maju, dalam arti telah dikerjakan atau dipahat. Bentuknya ada yang persegi empat, bulat disertai dengan pola bias, berbentuk pedang. Letak menhir itu juga ada aturannya, di Nias selalu menghadap ke halaman tempat upacara dilaksanakan. Kadang-kadang benda ini juga berfungsi menjadi batas daerah sakral dengan daerah di luarnya. Fungsi lain adalah berkaitan dengan pemujaan, tanda penguburan kepala adat, lambang kepala adat, mempunyai kekuatan gaib yang bisa menolak bala, tempat mengikat terdakwa yang akan dihukum, dan lain-lain. Fungsi semacam ini juga terdapat di beberapa daerah lain.
mendiskripsikan mengenai bagaimana cara penulisan karya tulis yang benar untuk diajukan sebagai tugas akhir bagi pemenuhan nilai latihan penulisan mapel bahasa indonesia referensi sangat berguna bagi siswa yang baru pertama kali menulis karya tulis ataupun laporan study wisata
Kabupaten Nias Selatan memiliki sejarah kemegahan masa lampau yang tak ternilai harganya. Hal ini bisa dibuktikan dari penemuan kebudayaan megalitik dari masa 3000 – 5000 tahun sebelum Masehi atau sekitar 2500 – 5000 tahun silam, di mana ditemukan peninggalan-peninggalan kebudayaan purbakala yang ditinggalkan oleh nenek moyang suku Nias.
Nias Selatan sangat kaya akan berbagai unsur budaya yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti unsur bahasa, hukum adat, kesenian, arsitektur rumah, olahraga, dan pesta-pesta adat, seperti masa panen, perkawinan, pengangkatan gelar dan lain sebagainya.
Di pulau ini telah ditemukan artefak dengan ciri tradisi paleolitik dengan tipologi yang sangat primitif. Tipologi ini mirip dengan yang dijumpai di Sumbawa, Timor, Pacitan, Flores, dan Sulawesi. Ciri budaya lain yang tua ditunjukkan oleh bukti kebudayaan megalitik, misalnya menhir. Kalau di beberapa situs ditemukan menhir yang sederhana, tetapi di Nias dan beberapa tempat lainnya (Minangkabau, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah) sudah dalam bentuk yang lebih maju, dalam arti telah dikerjakan atau dipahat. Bentuknya ada yang persegi empat, bulat disertai dengan pola bias, berbentuk pedang. Letak menhir itu juga ada aturannya, di Nias selalu menghadap ke halaman tempat upacara dilaksanakan. Kadang-kadang benda ini juga berfungsi menjadi batas daerah sakral dengan daerah di luarnya. Fungsi lain adalah berkaitan dengan pemujaan, tanda penguburan kepala adat, lambang kepala adat, mempunyai kekuatan gaib yang bisa menolak bala, tempat mengikat terdakwa yang akan dihukum, dan lain-lain. Fungsi semacam ini juga terdapat di beberapa daerah lain.
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"Niki Anane
Sebagai anak muda Indonesia, sudah selayaknya kita mengenal bangsa kita. Menjelajahi beragam suku di Indonesia adalah salah satu cara kita untuk turut serta dalam melestarikannya. Salah satunya di suku Mentawai ini teman :)
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Bab 1 pedahuluan
1. BAB 1 PEDAHULUAN
A.Latar Belakang
Idonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Snalah
satunya adalah pulau Bali, setiap tahun wisatawan asing maupun domestik mengunjungi Bali.
Mereka bukan hanya tertarik pada kenifahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada
kebudayaan masyarakat bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak
kebudayaan asing masuk ke bali. Berdasarkan hal tersebut, saya mencoba untuk
menggambarkan kebudayaan masyarakat bali dan obyek wisata yang ada di bali. Disamping itu
saya juga ingin mengetahui mengapa pulau bali sangat terkenal di dunia Internasional dan apa
yang membuat wisatawan tertarik pada pulau bali, padahal banyak pulau-pulau lain yang ada di
Indonesia.
B. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksut dan tujuan saya untuk menyusun karya tulis ini sebagai berikut :
1.Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan
2.Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali
3.Untuk mempraktekan teori yang di dapat dari perkuliahan
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan di laksanaan pada tanggal 18 Oktober 2014 yang terfokus pada objek wisata
Garuda Wisnu Kencana di pulau Bali.
2. BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI
1. Letak Geografis
Provinsi Bali terletak 8o03'40"LS dan 144025'53"BT - 115042'400"BT, dengan luas wilayah
5.636,66km2 atau 3582 km2/0.29%. Bali beriklim tropis dengan curah hujan sedang, sekita 120
mm perbulan. Musin hujan terjadi bulan Oktober-April dan musim kemarau terjadi bulan April-
Oktober.
Pulau Bali terletak disebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut :
* Sebelah Utara : Laut Bali
* Sebelah Timur : Provinsi Nusa Tenggara Barat
* Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
* Sebelah Barat : Provinsi Jawa Timur
2. Wilayah
Pulau Bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara, Indonesia. Pulau yang luas
5.636,66km2 atau 3582 km2 ini di belah 2 pegunungan yang membujur dari barat ke timur,
Sehingga daratan agak sempit di sebelah Utara dan daratan yang lebih luas di sebelah Selatan.
3. Pegunungan sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut mempunyai hal yang
penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau bali. Di wilayah pegunungan
terletak pura-pura(Pure) yang dianggap suci oleh orang bali, seperti Pura Pulaki, Pura
Batukaru, dan yang utama Pura Besakih di kaki gunung Agung yang merupakan gunung
tertinggi di Bali.
3. Pemerintah
Provinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten yaitu :
* Jembaran ibukota Jimbaran
* Tabanan ibukota Tabanan
* Badung ibukota Denpasar
* Gianyar ibukota Gianyar
* Klungkung ibukota Smrapura
* Bangli ibukota Bangli
* Karangasem ibukota Amtapura
* Buleleng ibukota Singaraja.
Ditambah satu kota Madya yaitu Denpasar, 171 Kecamatan Desa/51 Kecamatan, 658 Desa,
3568 Banjar dinas. Provinsi bali dipimpin oleh Gubernur, berikut Gubernur yang pernah
menjabat di Bali :
* Anak Agung Bagus Satudja 1950-1958
* I Gusti Bagus Okta 1958-1959
* Anak Agung Bagus Satudja 1959-1965
* I Gusti Putu Marta 1965-1967
* Soekarman 1967-1978
* Ida Bagus Marta 1978-1988
* I Bagus Okta 1988-1933
* I Bagus Okta 1933-1998
* Dewa Made Berahta 1998-2003
* Dewa Made Berahta 2003-2008
4. Penduduk
Julah penduduk Pulau Bali melebihi jumlah ideal penduduk. Bali yang memiliki luas wimlayah
5.632,8 kilometer persegi, daya dukung idealnya hanya 1,5 juta jiwa. Namun kenyataannya kini
berpenduduk 4,1 juta jiwa.
"Penduduk hampir tiga kali lipat dari daya dukung ideal itu, tidak termasuk sekitar empat juta
wisatawan dalam dan luar negeri yang berlibur ke Bali setiap tahunnya," Menurut Kepala
Bidang Sosial Budaya,
4. BAB III KEBUDAYAAN UMUM MASYARAKAT BALI
1. Sistem Kepercayaan
Mayoritas Masyarakat Bali
adalah beragama Hindu.
Dalam kehidupan
beragama, masyarakat bali
yang beragama Hindu
percaya adanya satu
Tuhan dalam bentik
Trimurtig esa yaitu
Brahmana(Yang
Menciptakan), Wisnu (yang
melindung dan
memelihara), dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada
berbagai Dewa yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa
Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai
adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa
(Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura
atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya
berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu
Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut
mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang
telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara
Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang
yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang
cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar
terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda),
kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai
delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam
perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin
oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut
diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat
pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan
di tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak Geni,
Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
5. Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :
*Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa
*Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh
*Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran
*Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat
2.Sistem Kasta
Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat
berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali
dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :
1.Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta
tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh
masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
2.Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai
pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-pejabat kerajaan yang diberi
wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria
dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang
ada di dalamnya.
3.Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan
tempat tinggal.
*Petani Kelas Atas
Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah atau ladang lebih
dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan menghidupi seluruh keluarga dan
saudaranya.
*Petani Kaya Sedang
Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau mempunyai sawah cukup
luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri, tetepi untuk mencukupi
kebutuhan saudaranya ditangguhkan. Petani karya atas ini memiliki sawah lebih dari 5 hektar
dan juga memiliki tanah pekarangan beserta halman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi
6. petani karya atas, penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara
mempekerjakan buruh tani atau dari kasta saudara.
*Petani Kaya Bawah
Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini mengolah sendiri
sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta keluarganya.
4.Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati.
Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah
tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di bali.
3. Sistem Kesenian
Sistem kesenian di bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat bali. Tari-tarian
Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legomg merupakan
tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola
Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa. Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi
Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Bengong yaitu tempat peristirahatan raja
beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.Pakaian adat bali pria adalah
ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian
belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen
Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja.
4. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia,demikian juga
dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai
warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan. Menurut ajaran adat lama yang banyak
dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan
antara warga se-klan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara
perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu
perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap
pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan
pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan
anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang
dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya. Pada umumnya pemuda di bali
dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis
atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali.
Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda
kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si
7. gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara
perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk
meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis. Setelah menikah, biasanya pasangan suami
istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami
istri baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana
pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.
5.Sosial Kehidupan Masyarakat
1.Banjar
Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada kesatuan wilayah.
Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara, upacara keagamaan yang
keramat. Di daerah pegunungan, sifat keanggotaan banjar hanya terbatas pada yang lahir di
wilayah banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar, sifat keanggotaanya tidak tertutup dan
terbatas pada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang dari wilayah lain atau lahir di
wilayah lain dan kebatulan menetap di Banjar bersangkutan di pisahkan untuk menjadi anggota
(karma Banjar) jika yang bersangkutan menghendaki. Pusat banjar adalah Bale Banjar, di mana
warga Banjar bertemu pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang
disebut kelai Banjar.
Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan dari Banjar
sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan beragama. Selain itu, ia juga harus
memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang kalian Banjar juga mengurus hal-hal
yang