The important thing of attention is not how long we can hold our concentration in something, but how can we understood and retain the understanding into our memory in specific way.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut memberikan tips dan strategi belajar yang berkesan untuk pelajar jarak jauh termasuk membuat nota ringkas, latihan berulang, peta minda, serta teknik membaca dan motivasi untuk terus belajar.
RPL layanan bimbingan dan konseling membahas tentang gaya belajar dengan cara menyenangkan. Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa mengetahui cara menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar, meningkatkan prestasi belajar, dan dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan layanan ini meliputi penjelasan tentang belajar dengan cara yang menyenangkan dan tips agar siswa dapat belajar secara e
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang fenomena negatif yang terjadi di dalam kelas seperti siswa yang tidak semangat belajar dan bosan, serta solusi yang dapat dilakukan guru untuk mengajar secara kreatif dengan menggunakan berbagai teknik seperti membuka pelajaran dengan appersepsi, menggunakan berbagai kegiatan inti, serta menutup pelajaran dengan kesimpulan; (
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut memberikan tips dan strategi belajar yang berkesan untuk pelajar jarak jauh termasuk membuat nota ringkas, latihan berulang, peta minda, serta teknik membaca dan motivasi untuk terus belajar.
RPL layanan bimbingan dan konseling membahas tentang gaya belajar dengan cara menyenangkan. Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa mengetahui cara menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar, meningkatkan prestasi belajar, dan dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan layanan ini meliputi penjelasan tentang belajar dengan cara yang menyenangkan dan tips agar siswa dapat belajar secara e
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) dokumen tersebut membahas tentang fenomena negatif yang terjadi di dalam kelas seperti siswa yang tidak semangat belajar dan bosan, serta solusi yang dapat dilakukan guru untuk mengajar secara kreatif dengan menggunakan berbagai teknik seperti membuka pelajaran dengan appersepsi, menggunakan berbagai kegiatan inti, serta menutup pelajaran dengan kesimpulan; (
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2.pdfWantiWanti15
Modul ini membahas refleksi mengenai pembelajaran di Modul 1.1 dan 1.2. Momennya adalah ketika membaca bahwa tugas guru adalah menuntun kodrat anak bukan menuntut, serta mengingat pengalaman positif dan negatif sebagai siswa. Kaitannya adalah Modul 1.1 membahas pendidikan sejati menurut KH Dahar Dewantara, sedangkan Modul 1.2 membahas cara kerja otak untuk menuntun kodrat anak. Pembel
Dokumen ini membahas tentang pengalaman seorang mahasiswa bernama Dini yang gugup saat harus mempresentasikan di depan kelas. Dini merasa gugup, takut dan keringat dingin saat gilirannya tiba sehingga dosen menyuruhnya duduk kembali. Dokumen ini memberikan tips agar bisa lebih percaya diri saat berbicara di depan umum seperti berlatih di depan cermin, mengikuti seminar, berkenalan dengan orang baru, mengelu
Dokumen tersebut merangkum cadangan penyelidikan tindakan mengenai penggunaan kaedah "Aktiviti Buat Sendiri" untuk meningkatkan kemahiran awal bacaan murid pra sekolah. Ia menyentuh mengenai masalah murid yang kurang daya ingatan dan lambat mempelajari abjad serta cadangan untuk menggunakan kaedah tersebut bagi meningkatkan pembelajaran murid secara interaktif.
Dokumen tersebut membahas kasus seorang siswa SD bernama N yang diduga menderita ADHD berdasarkan gejala yang ditunjukkan seperti sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan impulsif. Dokumen ini juga menjelaskan teori ADHD, hasil observasi kasus N, serta intervensi kelas yang dapat diberikan untuk menangani gejala ADHD.
Dokumen tersebut memberikan rekomendasi bagi guru untuk menjadi guru yang baik, di antaranya dengan tampil prima di depan kelas, bersikap bijaksana terhadap siswa dengan kemampuan berbeda, selalu ceria, mengendalikan emosi, berusaha menjawab setiap pertanyaan siswa, terus belajar, memiliki rasa malu dan takut yang tepat, menerima kondisi sebagaimana adanya, tidak sombong, serta berlaku adil.
Makalah ini membahas tentang penyebab prestasi belajar anak menurun, termasuk faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi anak serta langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua dan sekolah untuk menangani penurunan prestasi tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis ABK dan kebutuhan belajar mata pelajaran IPS untuk masing-masing jenis ABK tersebut.
2. Jenis-jenis ABK yang dibahas antara lain tunanetra, tuli, intelektual, lamban belajar, kesulitan belajar, disabilitas fisik dan motorik, autis, ADHD, dan cerdas istimewa.
3. Untuk setiap jenis ABK dijelaskan cara-cara khusus
Dokumen tersebut membahas tentang masalah pembelajaran khususnya disleksia. Ia menjelaskan gejala, penyebab, dampak, dan cara mendeteksi disleksia pada anak-anak. Dokumen ini juga memberikan saranan kepada guru, orang tua, dan lembaga sekolah dalam membantu siswa disleksia.
Makalah ini membahas tentang masalah-masalah belajar siswa di sekolah, dengan fokus pada faktor internal dan eksternal penyebab masalah tersebut. Faktor internal mencakup karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan hasil belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan sekolah."
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah lakucikgusuepkhas
Disleksia dapat menyebabkan masalah sosial dan emosi karena prestasi yang tidak konsisten, masalah sosial, dan komentar negatif dari orang lain. Gejala seperti kecewa, rendah diri, dan murung dapat muncul. Penting untuk memberikan dukungan emosional dan membantu anak menghadapi tantangan akademik.
1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2.pdfWantiWanti15
Modul ini membahas refleksi mengenai pembelajaran di Modul 1.1 dan 1.2. Momennya adalah ketika membaca bahwa tugas guru adalah menuntun kodrat anak bukan menuntut, serta mengingat pengalaman positif dan negatif sebagai siswa. Kaitannya adalah Modul 1.1 membahas pendidikan sejati menurut KH Dahar Dewantara, sedangkan Modul 1.2 membahas cara kerja otak untuk menuntun kodrat anak. Pembel
Dokumen ini membahas tentang pengalaman seorang mahasiswa bernama Dini yang gugup saat harus mempresentasikan di depan kelas. Dini merasa gugup, takut dan keringat dingin saat gilirannya tiba sehingga dosen menyuruhnya duduk kembali. Dokumen ini memberikan tips agar bisa lebih percaya diri saat berbicara di depan umum seperti berlatih di depan cermin, mengikuti seminar, berkenalan dengan orang baru, mengelu
Dokumen tersebut merangkum cadangan penyelidikan tindakan mengenai penggunaan kaedah "Aktiviti Buat Sendiri" untuk meningkatkan kemahiran awal bacaan murid pra sekolah. Ia menyentuh mengenai masalah murid yang kurang daya ingatan dan lambat mempelajari abjad serta cadangan untuk menggunakan kaedah tersebut bagi meningkatkan pembelajaran murid secara interaktif.
Dokumen tersebut membahas kasus seorang siswa SD bernama N yang diduga menderita ADHD berdasarkan gejala yang ditunjukkan seperti sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan impulsif. Dokumen ini juga menjelaskan teori ADHD, hasil observasi kasus N, serta intervensi kelas yang dapat diberikan untuk menangani gejala ADHD.
Dokumen tersebut memberikan rekomendasi bagi guru untuk menjadi guru yang baik, di antaranya dengan tampil prima di depan kelas, bersikap bijaksana terhadap siswa dengan kemampuan berbeda, selalu ceria, mengendalikan emosi, berusaha menjawab setiap pertanyaan siswa, terus belajar, memiliki rasa malu dan takut yang tepat, menerima kondisi sebagaimana adanya, tidak sombong, serta berlaku adil.
Makalah ini membahas tentang penyebab prestasi belajar anak menurun, termasuk faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi anak serta langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua dan sekolah untuk menangani penurunan prestasi tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis ABK dan kebutuhan belajar mata pelajaran IPS untuk masing-masing jenis ABK tersebut.
2. Jenis-jenis ABK yang dibahas antara lain tunanetra, tuli, intelektual, lamban belajar, kesulitan belajar, disabilitas fisik dan motorik, autis, ADHD, dan cerdas istimewa.
3. Untuk setiap jenis ABK dijelaskan cara-cara khusus
Dokumen tersebut membahas tentang masalah pembelajaran khususnya disleksia. Ia menjelaskan gejala, penyebab, dampak, dan cara mendeteksi disleksia pada anak-anak. Dokumen ini juga memberikan saranan kepada guru, orang tua, dan lembaga sekolah dalam membantu siswa disleksia.
Makalah ini membahas tentang masalah-masalah belajar siswa di sekolah, dengan fokus pada faktor internal dan eksternal penyebab masalah tersebut. Faktor internal mencakup karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan hasil belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan sekolah."
Disleksia dari aspek emosi dan tingkah lakucikgusuepkhas
Disleksia dapat menyebabkan masalah sosial dan emosi karena prestasi yang tidak konsisten, masalah sosial, dan komentar negatif dari orang lain. Gejala seperti kecewa, rendah diri, dan murung dapat muncul. Penting untuk memberikan dukungan emosional dan membantu anak menghadapi tantangan akademik.
1. MEMPERHATIKAN
By Mira P. Suroto
Kemampuan kita untuk “memperhatikan” merupakan
penentu tingkat keberhasilan kita baik saat tengah
belajar di kelas atau dalam kehidupan sehari-hari,. Tetapi ternyata, “memperhatikan” bukanlah
seperti yang dipahami banyak orang, yakni mempertahankan fokus pada suatu tugas yang
tengah dikerjakan selama selang waktu tertentu. Sejumlah ahli psikologi, Mirsky, Anthony,
Duncan, Ahearn & Kellam, (1991) saat menyumbangkan pemikiran mereka dalam buku WISC-IV
Advanced Clinical Interpretation menyatakan, memperhatikan bukanlah sesederhana yang
selama ini dipahami orang, namun banyak macamnya. Kekurangan dalam satu jenis
memperhatikan bisa mengakibatkan ketidakbisaan kita untuk melakukan kegiatan Berikut
macam-macam jenis “memperhatikan” :
1. Vigilance / sustained attention / perhatian yang dipertahankan.
Ini merupakan tipe memperhatikan yang dimengerti oleh banyak orang, yakni
mempertahankan fokus pada suatu tugas yang tengah dikerjakan selama selang waktu
tertentu. Contoh dari problem pada vigilance ini adalah pada saat pikiran kita melayang-
layang memikirkan hal lain pada saat bos tengah presentasi, atau anak-anak yang pikirannya
tidak fokus pada materi pelajaran yang tengah dijelaskan Guru, karena mereka kesulitan
mendengarkan atau melihat pada rentang waktu tertentu. Ketika perhatian mereka mudah
teralihkan ke hal lainnya, hal inilah yang disebut pecahnya perhatian (breakdown in
sustained attention)
2. Visual / Auditory Scanning
Merujuk pada kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam pencarian informasi penting
dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh dan berhati-hati. Kekurangan pada visual /
auditory scanning berarti seseorang tidak memiliki kesadaran penuh pada lingkungannya,
2. yang sering disebut sebagai sindrom “neglect / mengabaikan”. Ketika seseorang menerima
banyak informasi, dia harus bisa memilah yang mana yang penting dan tidak, sehingga bisa
menentukan tindakan yang harus diambil secara tepat.
Saya merupakan orang yang lemah pada visual scanning. Saya ingat, saya adalah mahasiswa
yang bingung harus membaca dan menghafalkan apa untuk ujian semester. Terlalu banyak
topik menarik yang saya baca, namun tidak berhubungan dengan materi ujian. Hasilnya,
pengetahuan saya dinilai luas oleh teman-teman saya, namun nilai ujian saya gatot alias
gagal total. Di pekerjaan saya yang terdahulu sebagai wartawan, juga demikian. Saya
bingung harus memperhatikan apa untuk bahan laporan, bila saya harus hadir di kejadian
yang mendadak dan ramai, misalnya kecelakaan.
Di tempat ramai saya sering nampak seperti seseorang yang acuh, sombong, atau tidak
sopan. Saya pernah dibentak seorang bapak yang tengah jongkok di depan toko. Saat itu
saya tengah keluar dari toko sambil repot menggandeng ibu saya yang renta. Namun dari
dalam, petugas penjaga toko memanggil karena ada yang tertinggal, dan saya menunggu si
penjaga toko mendatangi saya berdiri cukup dekat dengan bapak yang jongkok di depan
toko. Saya juga pernah dicap sombong karena tidak bersalaman, mendekat pun tidak,
dengan Guru anak saya yang sudah sopan santun mendatangi saya. Saya tersadar dan
menyesali ‘kesombongan’ saya sesudah beberapa hari kemudian.
3. Divide Attention / Perhatian yang bisa terbagi
Adalah kemampuan untuk memperhatikan berbagai informasi secara simultan. Bila saat
pelajaran di kelas, kemampuan ini berpengaruh pada kemampuan untuk mendengarkan
Guru dan secara bersamaan menulis catatan yang dilihat di papan tulis. Beberapa anak bisa
saja memperlihatkan kemampuan vigilance tapi kesulitan ketika harus melakukan divided
attention. Mereka mungkin mampu mendengarkan apa yang dijelaskan Guru atau
menuliskan apa yang ditulis Guru di papan tulis, tapi tidak bisa mengerjakan keduanya
dalam waktu yang bersamaan. Inilah yang dialami Gadang, anak pertama saya. Dia terpaksa
meminjam catatan teman, karena dia tidak bisa mencatat poin penting dari penjelasan yang
diberikan Guru, saat dia mendengarkan penjelasan Guru tersebut.
3. 4. Shifting Attention / Mengubah Perhatian.
Mengubah fokus perhatian secara tepat dari satu sumber informasi ke sumber informasi
lainnya, ketika informasi yang tadinya penting sudah tidak lagi penting, merupakan
kemampuan yang penting untuk prioritas penyelesaian tugas. Beberapa orang menjadi
hyperfocused / terlalu memperhatikan suatu tugas / pekerjaan, sehingga ampir tidak
mungkin bagi mereka untuk mengubah fokus mereka pada tugas atau obyek lain. Padahal
tugas lain juga butuh untuk dikerjakan karena waktu yang mendesak.
5. Registration / Fokus Perhatian yang Jelas
Registrasi adalah kapasitas untuk mengingat dan mengulang informasi. Kapasitas untuk
memberikan perhatian pada stimulus tertentu pada saat yang singkat tanpa gangguan.
Registrasi ini sangat diperlukan bila kita ingin meneruskan suatu informasi dari satu orang
ke orang lainnya. Gangguan perhatian yang parah bisa berdampak pada kapasitas untuk
mempertahankan perhatian, bahkan dalam waktu singkat sekalipun.
6. Fokus / execute.
Adalah kemampuan untuk memulai dan mengerjakan pencarian informasi penting. Ini
adalah kemampuan awal untuk penyelesaian masalah, dimana orang harus mencari
informasi penting untuk penyelesaiannya.
Sesudah kita mengenal bermacam-macam jenis memperhatikan tadi, mari kita bayangkan bila
seorang anak lemah dalam salah satu jenis memperhatikan ini. Kita namai si anak ini Yayan.
Pertama, ketika Guru memulai penjelasan, Yayan harus bisa untuk focus / execute yakni
menentukan apa yang penting dikerjakan lebih dulu, apakah membuka buku, atau menyiapkan
pensil dan seterusnya. Saat ini Yayan harus juga memiliki kemampuan divide attention dan
visual / auditory scanning. Karena sambil menyiapkan alat tulis atau buku yang diperintahkan
Guru harus dibuka halaman berapa, dia juga harus mendengarkan kata-kata Guru selanjutnya.
Namun karena Yayan lemah dalam divide attention dan visual / auditory scanning, maka yang
terjadi adalah dia tidak tahu halaman berapa yang tadi diperintahkan dibuka, atau ketinggalan
4. informasi yang terus menerus diucapkan sang Guru. Maka Yayan beberapa kali harus bertanya
ke temannya, Guru tadi ngomong apa, atau halaman berapa yang dibuka. Karena temannya
merasa terganggu, maka temannya marah, tidak mau lagi duduk sebangku dengannya, atau
melaporkan gangguan tersebut ke Guru. Dan Guru akan mencap anak yang selalu bertanya
berulang-ulang tersebut sebagai “tidak memperhatikan atau bermasalah dengan
pendengarannya”. Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan Yayan ?
Dan cerita berlanjut. Karena sering bermasalah dengan hal-hal seperti itu, akhirnya Yayan
tidak lagi ‘mengganggu’ temannya, sebuah harga yang harus dibayar supaya temannya ada
yang mau duduk sebangku dengannya. Hal ini makin membuatnya tidak paham pelajaran.
Penjelasan Guru juga bukan hanya tentang pelajaran saat itu, tapi juga PR yang harus
dikerjakan di rumah, halaman sekian sampai sekian, bab sekian, nomor sekian sampai sekian.
Guru merasa penjelasannya sudah diulang-ulang, sehingga yakin bahwa semua murid
memahami. Namun meskipun sudah diulang-ulang, teman-teman terdekat di bangku Yayan
mulai bercerita tentang soal lain, karena mereka sudah selesai mencatat halaman yang
dijadikan PR. Walaupun Yayan sudah berusaha memperhatikan Gurunya, dengan memberikan
vigilance /sustained attention, namun itu tidak cukup. Kelemahannya dalam auditory scanning
mengganggunya memahami pengumuman tentang PR karena cerita temannya juga menarik
untuk didengar.
Di akhir pelajaran, Yayan baru tahu, kalau Guru juga menuliskan PR itu di papan tulis. Tapi
Yayan baru tahu saat sudah masuk jam istirahat, sehingga teman-temannya langsung keluar
kelas dan suasana makin ramai. Itu makin mengacaukan perhatian Yayan, sehingga ia lupa tidak
mencatat PR nya.
Ketika ibu bertanya di rumah, apakah ada PR, Yayan bilang ada, tapi tidak tahu yang mana.
Karena Yayan masih SD, maka ibunyalah yang sibuk menelpon Guru atau orang tua lain, untuk
menanyakan PR. Sering sekali itu dilakukan Ibu, dengan perasaan malu, sehingga sering Ibu
mengucapkan “biasaaaa Yayan….. atau maaf yaaaa saya sudah kehabisan akal dengan anak
saya…..”. Yayan lebih malu dari perasaan malu ibunya, dan sungguh merasa sangat tidak
berdaya, kenapa dia seperti ini.
5. Karena Yayan, Guru dan Ibu tidak memahami apa yang terjadi pada Yayan, masalah Yayan
berlanjut ke jenjang perguruan yang lebih tinggi, dengan sering tidak mengumpulkan tugas
karena sering ketinggalan informasi. Ibu sudah tidak mau membantu dengan menelepon Guru
karena sudah tidak patut kalau anak SMP atau SMA masalah PR masih diurus ibunya. Walhasil,
beberapa kali Ibu dipanggil ke sekolah karena Yayan tidak mengumpulkan tugas. Bukan hanya
masalah tugas, Yayan yang sebenarnya ingin berkegiatan, menjadi panitia ini itu kegiatan
sekolah atau menjadi pengurus OSIS, tidak pernah terpilih karena teman-teman menilai Yayan
tidak perhatian sehingga kuatir mengacaukan kegiatan. Lama-lama, konsep diri yang terbentuk
di Yayan adalah “aku bodoh dan tidak menyenangkan”.
Hidup berlanjut hingga Yayan dewasa, kelemahannya dalam jenis tertentu dari
memperhatikan membuatnya ketinggalan berbagai informasi yang penting untuk penyelesaian
tugasnya. Anda bisa membayangkan bagaimana kondisi karir Yayan ?
Cerita ini akan berbeda alurnya bila Yayan, Ibu dan Guru memahami kelemahan Yayan.
Guru akan memberikan waktu lebih pada Yayan dan seluruh murid, dengan member instruksi
satu persatu :
“buka halaman 15……” (jeda waktu agak lama)
“ sudah ? coba lihat di halaman itu ada tertulis pertanyaan-pertanyaan” (jeda waktu)
“Sudah kalian lihat ? ….. pertanyaan itu nomor berapa sampai berapa ?” (jeda waktu sampai
terlihat Yayandan mungkin beberapa anak lain yang serupa dengan Yayan memahami
nomor pertanyaannya).
“…….. nomor 1 sampai 10 nanti sebagai PR. Nomor berapa ?” (pertanyaan beberapa kali
diulang agar Yayan tidak salah).
“Supaya kamu nanti tidak lupa mengerjakan, bagaimana caramu mengingat PR itu”
(sebagian anak akan mencatat di buku penghubung, sebagian langsung menandai PR di
buku pelajarannya. Bila Yayan terlihat bingung tidak menandai PR nya, maka Guru akan
memerintahkan secara langsung untuk mencatat di buku penghubung agar Ibu bisa
memeriksanya).
6. Bukan hanya pengumuman tentang PR, untuk penjelasan materi pelajaran pun, guru akan
memberikan tenggat waktu lebih banyak agar Yayan bisa mengikuti dan memahami. Tidak ada
lagi kemarahan teman, tidak ada lagi rasa malu Ibu dan Yayan, dan Yayan merasa “mampu”.
Semakin besar, Ibu akan memberikan pemahaman tentang kelemahan atensi itu, supaya
Yayan lebih siap menghadapi situasi dengan menerapkan berbagai strategi agar ia tidak
ketinggalan informasi. Ia bisa minta ijin gurunya untuk merekam penjelasan gurunya atau
memotret yang ditulis di papan, agar bisa dipelajarinya kembali. Untuk kegiatan sekolah, ia
akan bertanya ke beberapa orang untuk meyakinkan bahwa informasi yang diterimanya tidak
ada yang kurang. Bila suatu saat Yayan ketinggalan informasi, dia segera tahu bahwa mungkin
memang pada saat itu dia kesulitan memindai dan memilah informasi penting yang harus
diingatnya. Sehingga ia tidak “ngeyel” ke temannya, bahwa ia belum diberi tahu.
Betapa harga sebuah pemahaman mampu mengubah jalan hidup dan kedamaian
seseorang.