Laporan Praktik Kerja Lapangan Praktik
            Klinik Sanitasi


  Anggota Kelompok :

  1.Dian Kusumasari    NIM : P07133110051
  2.Khafid Anwar .C    NIM: P07133110067
  3.Rindy Astike .D    NIM: P07133110083
  4.Riza Nurita Arum   NIM: P07133110084
  5.Siska Septiana     NIM: P07133110090
A. Latar Belakang
    Klinik Sanitasi bukan sebagai kegiatan pokok
yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian
intergral dari kegiatan puskesmas yang
dilaksanakan secara lintas program dan lintas di
wilayah puskesmas. Kegiatan klinik sanitasi
dilaksanakan oleh petugas santarian di
puskesmas secara pasif dan aktif di dalam
maupun di luar puskesmas. Klinik sanitasi
diharapakan dapat memperkuat tugas dan fungsi
puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
pencegahan dan pemberantasan penyakit yang
berbasis lingkungan dan semua persoalan yang
ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan guna
meningkatakan derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya preventif, kuratif
dan promotif yang dilakukan secara terpadu
terarah dan tersusun secara terus menerus.
C. Ruang Lingkup
1. Materi
   Pemberian penyuluhan dan informasi mengenai
   penyakit diare kepada 10 pasien diare.
2. Sasaran
   Sasaran dalam praktik ini adalah 10 pasien diare yang
   pernah melakukan pemeriksaan di Puskesmas
   Danurejan II.
3. Lokasi
   Pelaksanaan praktik kerja lapangan di wilayah kerja
   Puskesmas Danurejan II Yogyakarta meliputi Kelurahan
   Bausasran dan Suryatmajan.
4. Waktu pelaksanaan
   Pada tanggal tanggal 8 Oktober sampai 13 Oktober
   2012.
D. Konseling
Kegiatan wawancara mendalam dan penyakit
yang bertujuan untuk mengenal masalah lebih
rinci kemudian diupayakan
pemecahannya, yang dilakukan oleh tenaga
sanitarian atau tenaga pelaksana klinik
sanitasi, sehubungan dengan konsultasi
penderita atau klien yang datang ke
Puskesmas.
E. DIARE
1. Pengertian
      Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-
   tanda adanya perubahan bentuk dan
   konsistensi dari tinja, yang melembek sampai
   mencair dan bertambahnya frekuensi buang
   air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam
   sehari.
2. Penyebab Diare
a. Infeksi Internal ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang
    merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi
    internal sebagai berikut:
b. Infeksi Bakteri : Vibrio
    E.Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas
    dan sebagainya.
c. Infeksi Virus : Enterovirus ( Virus
    echo, coxsackle, poliomyelitis), adeno virus, Rot a
    virus, astronovirus dan lain- lain.
d. Infeksi Parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides );
    protozoa ( entamoeba histolitica, giarda lamblia, balantidium coli);
    jamur ( candida aibicans )
e. Faktor Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap
    makanan
f. Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas jarang tetapui dapat
    terjadi pada anak yang lebih besar )
3. Cara Penularan Diare
a) Melalui tangan.
b) Melalui binatang pembawa kuman, seperti lalat
   atau kecoa yang membawa kuman dari kotoran
   atau muntahan penderita kemudian hinggap
   pada makanan yang dimakan orang lain.
c) Melalui air yang tercemar kotoran manusia.
d) Melalui tanah yang terdapat kotoran
   manusia, tanah merupakan tempat yang baik
   bagi kehidupan mikrobiologi sebelum berpindah
   pada manusia, kuman tersebut berpindah
   kepada manusia melalui debu yang hinggap
   pada makanan, tangan kotor, sayuran, serta
   buah-buahan yang hendak dikonsumsi.
4. Gejala DIARE
a) Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau
   lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
b) Muntah
c) Badan lesu atau lemah
d) Panas
e) Tidak nafsu makan
f) Darah dan lendir dalam kotoran
5. Akibat DIARE
a. Kehialangan air dan elektrolit
   Dehidrasi
   Acidosis Metabolik
   Defisiensi Kalium
b. Gangguan gizi
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
6. Pencegahan DIARE
a. Personal Hiegiene
b. Menggunakan jamban setiao kali buang air
   besar
c. Sanitasi makanan dan minuman
d. Menggunakan air bersih yang cukup
e. Menjaga kebersihan lingkungan dan
   sekitarnya
f. Berperilaku hidup bersih dan sehat
HASIL & PEMBAHASAN
1. Data Demografi
      Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT
   Puskesmas Danurejan II hampir setiap tahun
   mengalami kecenderungan kenaikan jumlah.
   Berdasarkan data profil Kelurahan tahun 2011
   jumlah jiwa tercatat 14.063 jiwa. Kepadatan
   penduduk adalah 186 / km2. Sex Ratio atau
   perbandingan antara perempuan dan laki-laki
   sebesar 0,985. Laki-laki 7086 jiwa, Perempuan
   6977 jiwa. Jumlah penduduk per Kalurahan
   ditunjukkan tabel berikut.
2. Langkah Kerja
a.   Teknik Pengumpulan Data
b.   Tahap pengumpulan data
c.   Pelaksanaan kuesioner pre
d.   Pelaksanaan lanjutan
e.   Melaksankan konseling serta penyuluhan
DATA UMUM ANGGOTA KELUARGA DIARE
No   N8.ama          Alamat             Umur    Anggota            Pendidikan   Pekerjaa
     Penderita                          (thn)   keluarga                        n
1.   Jelita Ajeng    Tegal              7       Bp Sumarmo,        -            -
                     Lempuyangan                Ibu Astuti
                     DN
                     3/29,Bausasran
2.   Rizky Hidayat   Jl. Krasak timur   11      Bp Jumaidi , Ibu   -            -
                     n0. 4 Kotabaru             Suharni
3.   Panji           Lempuyangan Rt 6           Bp Hermawnato      -            -
                     09 Rw 03
4.   Ibu Endang      Ronodigdayan Rt 50         Bp Santoso         SLTP         Ibu
                     29 Rw 07                                                   Rumah
                                                                                tangga
5.   Tica Soraya     Ledokmacanan       8       Bp Gatot, Ibu      SD           Pelajar
                     DN I/223 Rt 01             Surti
                     Rw 01
6.   Nida Nafisa     Lempuyangan Rt 3           Bp Muh Mansur, -                -
                     14 Rw 09                   Ibu Siti
7.   Ibu Tumisri     Gemblakan          56      BPp Antonius       SMP          Wiraswas
                     bawah Rt 19 Rw             Budi                            ta
3. Hasil Konseling
                Selisih tingkat pengetahuan responpen
                            (pre dengan post)
                                         Jelita Ajeng
                     Fathir                   8%
                      22%                                         Panji
                                                                  16%

                                                                           Ibu Endang
Rizky Hidayat                                                                  6%
    12%


            Fx.Suharjo                                                    Nida Nafisa
                8%                                                            9%
                                                        Tumisri
                          Ticha Soraya                    8%
                               9%
                                         Jesica pUtri
                                              2%
Rakapitulasi Rumusan masalah
          konseling
 Hasil Rekapitulasi Rumusan Maslah Konseling Diare
            Puslesmas Danurejan II 2012
                         Series 1
                    10

   6
                                4     4
           2
                                               1
Pembahasan
1.   Jelita Ajeng
         Setelah dilakukan konseling dapat diketahui Penderita ini mulai
     merasakan diare dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik
     sehat. Air sumur yang dikonsumsi telah tercemar E-coli yang
     dikarenakan jarak sumber air bersih dan septic tank kurang dari 10
     meter. Karena kawasan rumah penderita ini yang dekat satu sama
     lain, tidak ada lahan kosong lagi untuk pembuatan septic tang
     yang jaraknya dari sumber air yang digunakan lebih dari 10
     meter, maka saran tindak lanjut untuk pencegahan diare di rumah
     yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit terhadap
     sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang
     tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi
     bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati. Selain
     itu juga perlu dilakukan pemberantasan lalat di rumah dengan
     menggunakan lem lalat serta meniadakan tempat perindukan lalat
     sebaiknya tempat sampah yang ada dirumah bertutup, sehingga
     tidak mengundang datangnya lalat.
2. Rizky Hidayat
      Penderita diare ini berusia 11 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya
maka dilakukan pemberian kuisioner pre kepada ibu Pariyem untuk
mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan
dan diperoleh skore sebesar 21,7% dari skore maksimal yaitu 100%.
Kemudian kami sekelompok memberika penyampaian materi atau
memberikan penyuluahan tentang penyakit diare dan
pencegahannya. Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang
diperoleh hasil yaitu skore sebesar 56,42% . Memang skore post
yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal
tadi yang hanya selisih sebesar 34,72%. Setelah dilakukan konseling
kepada Ibu Pariyem dapat diketahui bahwa penderita ini mulai
merasakan diare yang beliau derita kemungkinan besar dikarenakan
keadaan lingkungan rumah ibu Pariyem yang tidak saniter.
3. Panji
     Penderita diare ini berusia 6 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya
maka dilakukan pemberian kuesioner pre untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore
sebesar 13,02 % Dari hasil tersebut dapat dikatakan tingkat
pengetahuan penderita pasien ini yang diwakili oleh Bapak
Hermawanto adalah rendah. Kemudian setelah penyampaian
materi diare dan pencegahannya dan diberikan kuesioner post
maka diperoleh hasil yaitu skore sebesar 56,48%. Setelah dilakukan
konseling dapat diketahui penderita ini mulai merasakan diare
dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Anak Panji ini
mengalami diare dikarenakan sering mengkonsumsi minuman sebut
saja POP ICE. Kemungkinan besar anak panji rentan atau alergi
terhadap minuman itu , dan bisa saja karena air es yang dipakai
bukanlah air matang sehingga masih ada bakteri pada air tercemar.
4. Ibu ENdang
     Ibu penderita diare ini berusia 50 tahun. Pada saat dilakukan
pertemuan konseling ibu endang antusias sekali dalam menerima
undangan dari kelompok kami. Sebelum pada inti pertemuan tentang
penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan
pemberian kuisioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan
sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 30,38%
dari skore maksimal yaitu 100%. Kemudian kami sekelompok
memberika penyampaian materi atau memberikan penyuluahn
tentang penyakit diare dan pencegahannya. Stelah itu, kami
memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar
47,74% . Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar
peningkatannya dari skore awal tadi. Walaupun Bu Endang sering
mengeluhkan diare karena penyebab dari beliau masuk angin dan
makan makanan yang pedas tapi kini beliaupun mengetahui
penyebab lain dari diare yang sering beliau keluhkan yaitu salah
satunya karena air yang beliau konsumsi tercemar..
5. Tica Soraya
     Penderita diare ini berusia 8 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan
pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre dan
diperoleh skore sebesar 17,36% . Setelah itu, kami memberikan
kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 43,3% .
Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar
peningkatannya dari skore awal tadi yang hanya selisih sebesar
26,04 %. Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Surti dapat
diketahui penderita (Tica Soraya) ini mulai merasakan diare yang
beliau derita kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air
yang tidak laik sehat,maka saran tindak lanjut untuk pencegahan
diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit
terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur
gali yang tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem
klorinasi bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati.
Dan juga tetap menyarankan untuk selalu menutup makanan
dengan tudung saji agar tidak dihinggapi lalat penyebab penyakit
terutama penyakit diare.
6. Nida Nafisa
     Penderita diare ini berusia 3 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan
pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre
untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 17,36% Kemudian
setelah penyampaian materi diare dan pencegahannya dan
Setelah dilakukan konseling dapat diketahui penderita ini
mulai merasakan diare dikarenakan mengkonsumsi air yang
tidak laik sehat. Air sumur yang dikonsumsi telah tercemar
E-coli yang dikarenakan maka saran tindak lanjut untuk
pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan
clor tablet, kaporit terhadap sumber air bersih yang
digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar bisa
dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri
E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati.
7. Tumisri
     Ibu Tumisri adalah salah satu penderita diare yang kami
deroleh dari data di Puskesmas Danurejan II. Beliau berusia
56 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang
penyampaian materi diare dan pencegahannya maka
pemberian kuisioner pre dan diperoleh skore sebesar 26,08%.
Kemudian kami memberikan penyampaian materi diare dan
pencegahannya yang dilakjutkan kami juga memberikan
kuesioner post untuk menperoleh hasil dari penyuluhan yang
telah kami berikan dan hasilnya sebesar 47,74%. Setelah
dilakukan konseling dapat diketahui penderita ini mulai
merasakan diare dikarenakan dari makanan ,maka kami
menyarankan untuk selalu menutup makanan dengan tudung
saji agar tidak dihinggapi lalat penyebab penyakit terutama
penyakit diare.
8. Jesica Putri
      Penderita diare ini berusia 2 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan
pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre
dan diperoleh skore sebesar 21,74%. Kemudian kami
sekelompok memberika penyampaian materi .Setelah
itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil
yaitu skore sebesar 27,44% . Setelah dilakukan konseling
kepada Ibu Sumarni dapat diketahui penderita (Jesica Putri)
kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air yang
tidak laik sehat. Dan kemungkinan botol susu yang dipakai
belum direbus dengan air matang sebelum pemakaian
kembali guna mematikan bakteri yang masih berada dalam
botol baik bakteri yang berasal dari air cemaran atau dari
sisa susu. Sehingga kami memberikan saran kepada ibu
Sumarni untuk selalu merebus botol susu yang akan dipakai
terlebih dahulu.
9. Fx Suharjo
       Penderita diare ini berusia 59 tahun.Sebelum pada inti pertemuan tentang
penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian
kuisioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan
penyuluhan peroleh skore sebesar 17,36% .Setelah itu, kami memberikan
kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 39,06% . Memang skore
post yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi yang
hanya selisih sebesar 21,7 %. Setelah dilakukan konseling kepada Bpk Suharjo dapat
diketahui bahwa penderita ini mulai merasakan diare yang beliau derita
kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Air sumur
yang dikonsumsi telah tercemar E-coli yang dikarenakan jarak sumber air bersih
dan septic tank kurang dari 10 meter. Selain itu karena letak sumber air yang
berdekatan dengan sungai code lah yang kemungkinan terbesar sumber air bersih
nya telah tercemar. Dan karena kawasan rumah penderita ini yang dekat satu sama
lain, tidak ada lahan kosong lagi untuk pembuatan septic tang yang jaraknya dari
sumber air yang digunakan lebih dari 10 meter, maka saran tindak lanjut untuk
pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit
terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar
bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri E. Coli yang ada di
dalam air sumur menjadi mati. Dan juga tetap menyarankan dalam mencuci
peralatan makan dengan menggunakan sabun + desinfektan.
10. Fathir
    Penderita diare ini berusia 7 tahun. Sebelum pada inti
pertemuan tentang penyampaian materi diare dan
pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre
kepada ibu Rizky untuk mengetahui tingkat pengetahuan
sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar
17,36% dari skore maksimal yaitu 100%. Kemudian kami
sekelompok memberika penyampaian materi atau
memberikan penyuluahan tentang penyakit diare dan
pencegahannya. Setelah itu, kami memberikan kuesioner
post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 78,12% .
Memang skore post yang diporeh terlalu besar
peningkatannya dari skore awal tadi dengan selisih sebesar
60,76%. Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Rizky dapat
diketahui bahwa penderita ini mulai merasakan diare
KESIMPULAN
– Banyak dari hasil kuesioner yang diberikan telah memberikan
  hasil yang signifikan setelah adanya penyuluhan dan konseling
  kepada penderita atau orang tuanya
– Dari selisih perhitingan kuesioner di dapatkan 60,76%
  merupakan selisih terbesar antara pengetahuan sebelum
  penyuluahan atas nama penderita Fathir
– Keluhan penderita diare seabgian banyak karena faktor
  sumber air bersih yang telah tercematr karena jarak sumber
  air bersih dengan septic tank atau air kotor (sungai) kurang
  dari 10 m.
– Kurangnya kesadaran para penderita tentang Perilaku Hidup
  Bersih dan Sehat (PHBS)
SARAN
• Karena banyak sumber air bersih yang tercemar
  maka tindakannya adalah dengan chlorinasi pada
  sumber air bersih (sumur).
• Memberikan penyuluhan kembali pada kader
  yang berada di wilayah cakupan Puskesmas
  Danurejan II
• Memberikan info terkait penyakit Diare dengan
  media Poster/ Leaflet.
• Menyarankan untuk selalu Berperilaku Hidup
  Bersih dan Sehat

Assallammu’allaikum wr

  • 2.
    Laporan Praktik KerjaLapangan Praktik Klinik Sanitasi Anggota Kelompok : 1.Dian Kusumasari NIM : P07133110051 2.Khafid Anwar .C NIM: P07133110067 3.Rindy Astike .D NIM: P07133110083 4.Riza Nurita Arum NIM: P07133110084 5.Siska Septiana NIM: P07133110090
  • 3.
    A. Latar Belakang Klinik Sanitasi bukan sebagai kegiatan pokok yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan puskesmas yang dilaksanakan secara lintas program dan lintas di wilayah puskesmas. Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan oleh petugas santarian di puskesmas secara pasif dan aktif di dalam maupun di luar puskesmas. Klinik sanitasi diharapakan dapat memperkuat tugas dan fungsi puskesmas dalam melaksanakan pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang berbasis lingkungan dan semua persoalan yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan guna meningkatakan derajat kesehatan masyarakat.
  • 4.
    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakatmelalui upaya preventif, kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu terarah dan tersusun secara terus menerus.
  • 5.
    C. Ruang Lingkup 1.Materi Pemberian penyuluhan dan informasi mengenai penyakit diare kepada 10 pasien diare. 2. Sasaran Sasaran dalam praktik ini adalah 10 pasien diare yang pernah melakukan pemeriksaan di Puskesmas Danurejan II. 3. Lokasi Pelaksanaan praktik kerja lapangan di wilayah kerja Puskesmas Danurejan II Yogyakarta meliputi Kelurahan Bausasran dan Suryatmajan. 4. Waktu pelaksanaan Pada tanggal tanggal 8 Oktober sampai 13 Oktober 2012.
  • 6.
    D. Konseling Kegiatan wawancaramendalam dan penyakit yang bertujuan untuk mengenal masalah lebih rinci kemudian diupayakan pemecahannya, yang dilakukan oleh tenaga sanitarian atau tenaga pelaksana klinik sanitasi, sehubungan dengan konsultasi penderita atau klien yang datang ke Puskesmas.
  • 7.
    E. DIARE 1. Pengertian Diare adalah suatu penyakit dengan tanda- tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
  • 8.
    2. Penyebab Diare a.Infeksi Internal ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi internal sebagai berikut: b. Infeksi Bakteri : Vibrio E.Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas dan sebagainya. c. Infeksi Virus : Enterovirus ( Virus echo, coxsackle, poliomyelitis), adeno virus, Rot a virus, astronovirus dan lain- lain. d. Infeksi Parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides ); protozoa ( entamoeba histolitica, giarda lamblia, balantidium coli); jamur ( candida aibicans ) e. Faktor Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan f. Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas jarang tetapui dapat terjadi pada anak yang lebih besar )
  • 9.
    3. Cara PenularanDiare a) Melalui tangan. b) Melalui binatang pembawa kuman, seperti lalat atau kecoa yang membawa kuman dari kotoran atau muntahan penderita kemudian hinggap pada makanan yang dimakan orang lain. c) Melalui air yang tercemar kotoran manusia. d) Melalui tanah yang terdapat kotoran manusia, tanah merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikrobiologi sebelum berpindah pada manusia, kuman tersebut berpindah kepada manusia melalui debu yang hinggap pada makanan, tangan kotor, sayuran, serta buah-buahan yang hendak dikonsumsi.
  • 10.
    4. Gejala DIARE a)Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: b) Muntah c) Badan lesu atau lemah d) Panas e) Tidak nafsu makan f) Darah dan lendir dalam kotoran
  • 11.
    5. Akibat DIARE a.Kehialangan air dan elektrolit  Dehidrasi  Acidosis Metabolik  Defisiensi Kalium b. Gangguan gizi c. Hipoglikemia d. Gangguan sirkulasi darah
  • 12.
    6. Pencegahan DIARE a.Personal Hiegiene b. Menggunakan jamban setiao kali buang air besar c. Sanitasi makanan dan minuman d. Menggunakan air bersih yang cukup e. Menjaga kebersihan lingkungan dan sekitarnya f. Berperilaku hidup bersih dan sehat
  • 13.
    HASIL & PEMBAHASAN 1.Data Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Danurejan II hampir setiap tahun mengalami kecenderungan kenaikan jumlah. Berdasarkan data profil Kelurahan tahun 2011 jumlah jiwa tercatat 14.063 jiwa. Kepadatan penduduk adalah 186 / km2. Sex Ratio atau perbandingan antara perempuan dan laki-laki sebesar 0,985. Laki-laki 7086 jiwa, Perempuan 6977 jiwa. Jumlah penduduk per Kalurahan ditunjukkan tabel berikut.
  • 14.
    2. Langkah Kerja a. Teknik Pengumpulan Data b. Tahap pengumpulan data c. Pelaksanaan kuesioner pre d. Pelaksanaan lanjutan e. Melaksankan konseling serta penyuluhan
  • 15.
    DATA UMUM ANGGOTAKELUARGA DIARE No N8.ama Alamat Umur Anggota Pendidikan Pekerjaa Penderita (thn) keluarga n 1. Jelita Ajeng Tegal 7 Bp Sumarmo, - - Lempuyangan Ibu Astuti DN 3/29,Bausasran 2. Rizky Hidayat Jl. Krasak timur 11 Bp Jumaidi , Ibu - - n0. 4 Kotabaru Suharni 3. Panji Lempuyangan Rt 6 Bp Hermawnato - - 09 Rw 03 4. Ibu Endang Ronodigdayan Rt 50 Bp Santoso SLTP Ibu 29 Rw 07 Rumah tangga 5. Tica Soraya Ledokmacanan 8 Bp Gatot, Ibu SD Pelajar DN I/223 Rt 01 Surti Rw 01 6. Nida Nafisa Lempuyangan Rt 3 Bp Muh Mansur, - - 14 Rw 09 Ibu Siti 7. Ibu Tumisri Gemblakan 56 BPp Antonius SMP Wiraswas bawah Rt 19 Rw Budi ta
  • 16.
    3. Hasil Konseling Selisih tingkat pengetahuan responpen (pre dengan post) Jelita Ajeng Fathir 8% 22% Panji 16% Ibu Endang Rizky Hidayat 6% 12% Fx.Suharjo Nida Nafisa 8% 9% Tumisri Ticha Soraya 8% 9% Jesica pUtri 2%
  • 17.
    Rakapitulasi Rumusan masalah konseling Hasil Rekapitulasi Rumusan Maslah Konseling Diare Puslesmas Danurejan II 2012 Series 1 10 6 4 4 2 1
  • 18.
    Pembahasan 1. Jelita Ajeng Setelah dilakukan konseling dapat diketahui Penderita ini mulai merasakan diare dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Air sumur yang dikonsumsi telah tercemar E-coli yang dikarenakan jarak sumber air bersih dan septic tank kurang dari 10 meter. Karena kawasan rumah penderita ini yang dekat satu sama lain, tidak ada lahan kosong lagi untuk pembuatan septic tang yang jaraknya dari sumber air yang digunakan lebih dari 10 meter, maka saran tindak lanjut untuk pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati. Selain itu juga perlu dilakukan pemberantasan lalat di rumah dengan menggunakan lem lalat serta meniadakan tempat perindukan lalat sebaiknya tempat sampah yang ada dirumah bertutup, sehingga tidak mengundang datangnya lalat.
  • 19.
    2. Rizky Hidayat Penderita diare ini berusia 11 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre kepada ibu Pariyem untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 21,7% dari skore maksimal yaitu 100%. Kemudian kami sekelompok memberika penyampaian materi atau memberikan penyuluahan tentang penyakit diare dan pencegahannya. Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 56,42% . Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi yang hanya selisih sebesar 34,72%. Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Pariyem dapat diketahui bahwa penderita ini mulai merasakan diare yang beliau derita kemungkinan besar dikarenakan keadaan lingkungan rumah ibu Pariyem yang tidak saniter.
  • 20.
    3. Panji Penderita diare ini berusia 6 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuesioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 13,02 % Dari hasil tersebut dapat dikatakan tingkat pengetahuan penderita pasien ini yang diwakili oleh Bapak Hermawanto adalah rendah. Kemudian setelah penyampaian materi diare dan pencegahannya dan diberikan kuesioner post maka diperoleh hasil yaitu skore sebesar 56,48%. Setelah dilakukan konseling dapat diketahui penderita ini mulai merasakan diare dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Anak Panji ini mengalami diare dikarenakan sering mengkonsumsi minuman sebut saja POP ICE. Kemungkinan besar anak panji rentan atau alergi terhadap minuman itu , dan bisa saja karena air es yang dipakai bukanlah air matang sehingga masih ada bakteri pada air tercemar.
  • 21.
    4. Ibu ENdang Ibu penderita diare ini berusia 50 tahun. Pada saat dilakukan pertemuan konseling ibu endang antusias sekali dalam menerima undangan dari kelompok kami. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 30,38% dari skore maksimal yaitu 100%. Kemudian kami sekelompok memberika penyampaian materi atau memberikan penyuluahn tentang penyakit diare dan pencegahannya. Stelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 47,74% . Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi. Walaupun Bu Endang sering mengeluhkan diare karena penyebab dari beliau masuk angin dan makan makanan yang pedas tapi kini beliaupun mengetahui penyebab lain dari diare yang sering beliau keluhkan yaitu salah satunya karena air yang beliau konsumsi tercemar..
  • 22.
    5. Tica Soraya Penderita diare ini berusia 8 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre dan diperoleh skore sebesar 17,36% . Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 43,3% . Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi yang hanya selisih sebesar 26,04 %. Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Surti dapat diketahui penderita (Tica Soraya) ini mulai merasakan diare yang beliau derita kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat,maka saran tindak lanjut untuk pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati. Dan juga tetap menyarankan untuk selalu menutup makanan dengan tudung saji agar tidak dihinggapi lalat penyebab penyakit terutama penyakit diare.
  • 23.
    6. Nida Nafisa Penderita diare ini berusia 3 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 17,36% Kemudian setelah penyampaian materi diare dan pencegahannya dan Setelah dilakukan konseling dapat diketahui penderita ini mulai merasakan diare dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Air sumur yang dikonsumsi telah tercemar E-coli yang dikarenakan maka saran tindak lanjut untuk pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati.
  • 24.
    7. Tumisri Ibu Tumisri adalah salah satu penderita diare yang kami deroleh dari data di Puskesmas Danurejan II. Beliau berusia 56 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka pemberian kuisioner pre dan diperoleh skore sebesar 26,08%. Kemudian kami memberikan penyampaian materi diare dan pencegahannya yang dilakjutkan kami juga memberikan kuesioner post untuk menperoleh hasil dari penyuluhan yang telah kami berikan dan hasilnya sebesar 47,74%. Setelah dilakukan konseling dapat diketahui penderita ini mulai merasakan diare dikarenakan dari makanan ,maka kami menyarankan untuk selalu menutup makanan dengan tudung saji agar tidak dihinggapi lalat penyebab penyakit terutama penyakit diare.
  • 25.
    8. Jesica Putri Penderita diare ini berusia 2 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre dan diperoleh skore sebesar 21,74%. Kemudian kami sekelompok memberika penyampaian materi .Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 27,44% . Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Sumarni dapat diketahui penderita (Jesica Putri) kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Dan kemungkinan botol susu yang dipakai belum direbus dengan air matang sebelum pemakaian kembali guna mematikan bakteri yang masih berada dalam botol baik bakteri yang berasal dari air cemaran atau dari sisa susu. Sehingga kami memberikan saran kepada ibu Sumarni untuk selalu merebus botol susu yang akan dipakai terlebih dahulu.
  • 26.
    9. Fx Suharjo Penderita diare ini berusia 59 tahun.Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan peroleh skore sebesar 17,36% .Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 39,06% . Memang skore post yang diporeh tidak terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi yang hanya selisih sebesar 21,7 %. Setelah dilakukan konseling kepada Bpk Suharjo dapat diketahui bahwa penderita ini mulai merasakan diare yang beliau derita kemungkinan besar dikarenakan mengkonsumsi air yang tidak laik sehat. Air sumur yang dikonsumsi telah tercemar E-coli yang dikarenakan jarak sumber air bersih dan septic tank kurang dari 10 meter. Selain itu karena letak sumber air yang berdekatan dengan sungai code lah yang kemungkinan terbesar sumber air bersih nya telah tercemar. Dan karena kawasan rumah penderita ini yang dekat satu sama lain, tidak ada lahan kosong lagi untuk pembuatan septic tang yang jaraknya dari sumber air yang digunakan lebih dari 10 meter, maka saran tindak lanjut untuk pencegahan diare di rumah yaitu dengan clorinasi dengan clor tablet, kaporit terhadap sumber air bersih yang digunakan. Sehingga air sumur gali yang tercemar bisa dikonsumsi kembali, karena dengan sistem klorinasi bakteri E. Coli yang ada di dalam air sumur menjadi mati. Dan juga tetap menyarankan dalam mencuci peralatan makan dengan menggunakan sabun + desinfektan.
  • 27.
    10. Fathir Penderita diare ini berusia 7 tahun. Sebelum pada inti pertemuan tentang penyampaian materi diare dan pencegahannya maka dilakukan pemberian kuisioner pre kepada ibu Rizky untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan diperoleh skore sebesar 17,36% dari skore maksimal yaitu 100%. Kemudian kami sekelompok memberika penyampaian materi atau memberikan penyuluahan tentang penyakit diare dan pencegahannya. Setelah itu, kami memberikan kuesioner post yang diperoleh hasil yaitu skore sebesar 78,12% . Memang skore post yang diporeh terlalu besar peningkatannya dari skore awal tadi dengan selisih sebesar 60,76%. Setelah dilakukan konseling kepada Ibu Rizky dapat diketahui bahwa penderita ini mulai merasakan diare
  • 28.
    KESIMPULAN – Banyak darihasil kuesioner yang diberikan telah memberikan hasil yang signifikan setelah adanya penyuluhan dan konseling kepada penderita atau orang tuanya – Dari selisih perhitingan kuesioner di dapatkan 60,76% merupakan selisih terbesar antara pengetahuan sebelum penyuluahan atas nama penderita Fathir – Keluhan penderita diare seabgian banyak karena faktor sumber air bersih yang telah tercematr karena jarak sumber air bersih dengan septic tank atau air kotor (sungai) kurang dari 10 m. – Kurangnya kesadaran para penderita tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
  • 29.
    SARAN • Karena banyaksumber air bersih yang tercemar maka tindakannya adalah dengan chlorinasi pada sumber air bersih (sumur). • Memberikan penyuluhan kembali pada kader yang berada di wilayah cakupan Puskesmas Danurejan II • Memberikan info terkait penyakit Diare dengan media Poster/ Leaflet. • Menyarankan untuk selalu Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat