ASUHAN
KEPERAWATAN
ULKUS PEPTIKUM
Ns. Mery, M.Kep
DEFINISI
ď‚› Ulkus peptikum merupakan ulkus kronik yang secara khas
dan timbul karna pajanan sekresi lambung yang asam.
ď‚› Ulkus peptikum adalah erosi mukosa gastro intestinal yang
disebabkan oleh terlalu banyaknya asam hidroklorida
dan pepsin. Meskipun ulkus dapat terjadi pada osofagus,
lokasi paling umum adalah duodenum dan lambung
(Wardell, 1990).
ETIOLOGI
ď‚› Ideopatik
ď‚› H. Pylori
ď‚› Peningkatan asam hidrochlorida dan pepsin
ď‚› stress atau marah
ď‚› penggunaan kronis obat antiinflamasi non
steroid(NSAID)
ď‚› Minum alkohol dan merokok berlebihan.
MANIFESTASI KLINIS
ď‚›Nyeri.
ď‚›Pirosis (Nyeri Uluhati)
ď‚›Muntah
ď‚›Konstipasi dan Perdarahan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ď‚›Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI
atas
ď‚›Endoskopi GI
ď‚›Feces
ď‚›Pemeriksaan sekretori lambung
ď‚›biopsy dan histology
KOMPLIKASI
ď‚›Hemoragi
ď‚›Perforasi
ď‚›Obstruksi pilorik
PATOFISIOLOGI
ď‚› Penyebab ulkus peptikum duodenum dan
gaster saat ini diperberat oleh H.pylori. Selain
H.pylori, dua mekanisme berbeda pada
terjadinya ulkus peptikum di lambung dan
duodenum telah diusulkan. Di lambung,
diperkirakan terjadi kerusakan perlindungan
lapisan epitel secara normal dan
menyebabkan ulkus gaster.
ď‚› Pada situasi normal, aliran asam hidroklorida
dari lumen lambung dicegah oleh adanya
hubungan yang sangat erat dan non
permeable antara sel-sel epitel dan lapisan
alkali mucus yang menyelimuti permukaan
epitel lambung.
PATOFISIOLOGI
ď‚› Pada pembentukan ulkus peptikum gaster, barrier
difusi ini dapat dirusak oleh adanya cedera kronis
oleh aspirin, NSAID, kortison, hormone
adrenokortikosteroid (ACTH), kafein, fenilbutazon
(butazolidin), alcohol dan agen kemoterapi.
ď‚› Zat-zat ini dapat merangsang produksi asam,
menyebabkam kerusakan mukosa local dan atau
menekan sekresi mucus. Zat-zat ini melepas lapisan
permukaan mucus dan menyebabkan degenerasi
membrane sel epitel, dan terjadi difusi massif asam
kembali ke epitel dinding lambung.
ď‚› Factor pertama terjadinya ulkus peptikum adalah
kelebihan sekresi asam. Aktifitas saraf vagus
meningkat pada individu dengan ulkus duodenum,
terutama selama status puasa dan pada malam hari.
PENATALAKSANAAN
MEDIKAL
Tujuan utamanya adalah mengistirahatkan
lambung. Ini dapat meliputi:
ď‚› Penetralan atau buffering asam hidroklorida
ď‚› Menghambat sekresi asam
ď‚› Penurunan aktivitas pepsin dan asam hidroklorida
ď‚› Membasmi H.Pylori dari saluran gastrointestinal
Obat yang diresepkan pada klien dengan ulkus
peptikum untuk 4 alasan utama:
ď‚›Untuk menghilangkan bakteri H.Pylori dari saluran
gastrointestinal (antibiotika)
ď‚›Untuk menurunkan sekresi (obat hiposekresi
antagonis reseptor H2, analog prostaglandin,
antikolonergik, inhibitor pompa proton, antasida).
ď‚›Untuk menetralisasi asam (antasida)
ď‚›Untuk melindungi barrier mukosa (sukralfat)
PENATALAKSANAAN BEDAH
Pembedahan untuk menurunkan keasaman
lambung adalah:
ď‚›Mengangkat saraf yang merangsang sel yang
mensekresi asam
ď‚›Mengangkat bagian lambung yang mensekresi
asam
ď‚›Tindakan tersebut meliputi:
ď‚› Vasotomi
ď‚› Vagotomi dengan piroloplasti
ď‚› Gastroenterostomi
ď‚› Antrektomi
ď‚› Gatrektomi sub total
ď‚› Gastrektomi total
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
ď‚› Penurunan Stres dan Istirahat. Pasien
memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi
situasi yang penuh stres atau melelahkan.
ď‚› Penghentian Merokok. Penelitian telah
menunjukkan bahwa merokok menurunkan
sekresi bikarbonat dari pancreas ke dalam
duodenum.
ď‚› Modifikasi Diet
ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS
PEPTIKUM SECARA TEORITIS
PENGKAJIAN
ď‚›Identitas klien
ď‚› Nama
ď‚› Usia
ď‚› Jenis kelamin
ď‚› Jenis pekerjaan
ď‚› Alamat
ď‚› Suku/bangsa
ď‚› agama
ď‚› Tingkat pendidikan, dll.
Riwayat kesehatan
ď‚› Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengkonsumsi rokok, kopi dan
alcohol dan klien juga merupakan seseorang yang emosional.
Riwayat kesehatan sekarang
ď‚› Klien mengatakan nyeri ulu hati, seperti tertusuk nyeri
biasanya hilang dengan makan, pasien mengalami
sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung,
yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai
sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong,
mual dan muntah, konstipasi, perdarahan pada
buang air besar, mengatakan badan terasa lemah
dan letih, klien juga mengatakan berat badan turun
( 20 % lebih di bawah BB ideal)
Riwayat kesehatan keluarga
ď‚› Kemungkinan anggota keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah, pucat
ď‚›Tanda vital : tacikardi, pernafasan cepat.
Wajah
ď‚›Klien tampak meringis, konjungtiva anemis
Mulut :
ď‚›Mukosa bibir kering, klien hanya menghabiskan 1/3 porsi
yang disediakan, otot menelan lemah
Dada
ď‚›Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan,
pernafasan cepat.
ď‚›Palpasi : nyeri tekan
ď‚›Perkusi : bunyi ketok sonor
ď‚›Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen
ď‚›Inspeksi : simetris kiri dan kanan, klien
memegang perut saat nyeri
ď‚›Palpasi : nyeri tekan abdomen
ď‚›Perkusi : bunyi ketok timpany
ď‚›Auskultasi : bising usus ++
Integumen
ď‚›warna kulit pucat, turgor kulit jelek
Ekstremitas
ď‚›Takikardi, kekuatan otot lemah, klien dibantu
keluarga dalam beraktifitas
Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
ď‚› Pemeriksaan dengan barium terhadap
saluran GI atas dapat menunjukkan
adanya ulkus
ď‚› Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan
inflamasi, ulkus dan lesi.
ď‚› Feces dapat diambil positif terhadap
darah samar.
ď‚› Adanya H. Pylory dapat ditentukan
dengan biopsy dan histology melalui
kultur
Data Fokus
Data Subjektif
ď‚›Klien mengatakan nyeri biasanya hilang dengan
makan
ď‚›Klien mengatakan nyeri uluhati, pasien mengalami
sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung,
yang naik ke mulut
ď‚›Klien mengatakan sendawa umum terjadi bila
lambung pasien kosong
ď‚›Klien mengatakan mual dan muntah
ď‚›Klien mengatakan konstipasi
ď‚›Klien mengatakan perdarahan pada buang air besar
ď‚›Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih
ď‚›Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di
bawah BB ideal)
SAMB….
Data Objektif
ď‚›Klien tampak lemah
ď‚›Klien tampak meringis
ď‚›Wajah klien pucat
ď‚›Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan
ď‚›Bising usus ++
ď‚›Turgor kulit jelek
ď‚›Kekuatan otot lemah
ď‚›Konjungtiva anemis
ď‚›Takikardi
ď‚›Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas
ď‚›Nyeri tekan pada thorak
ď‚›Pernafasan cepat
ď‚›Nyeri tekan abdomen
ď‚›Klien memegang perut saat nyeri
ď‚›Mukosa bibir kering
ď‚›Otot menelan lemah
ď‚›Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan
adanya ulkus
ď‚›Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi.
ď‚›Feces dapat diambil positif terhadap darah samar.
ď‚›Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur
ANALISA DATA
No Data-Data Etiologi Masalah
1 DS:
-Klien mengatakan nyeri biasanya hilang dengan
makan
-Klien mengatakan nyeri uluhati, pasien
mengalami sensasi luka bakar pada esophagus
dan lambung, yang naik ke mulut
DO:
-Klien tampak meringis
-Wajah klien pucat
-Nyeri tekan pada thorak
-Pernafasan cepat
-Nyeri tekan abdomen
-Klien memegang perut saat nyeri
Trauma jaringan dan
refleks spasme otot
sekunder terhadap
gangguan visceral usus
Nyeri
SAMB…..
No Data-Data Etiologi Masalah
2. DS:
-Klien mengatakan badan lemah dan letih
-Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di bawah
BB ideal)
DO:
-Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan
-Bising usus ++
-Turgor kulit jelek
-Mukosa bibir kering
-Otot menelan lemah
Intake yang tidak adekuat Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
SAMB…..
No Data-Data Etiologi Masalah
3. DS:
-Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih
-Klien mengatakan mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau
di punggung
DO:
-Kekuatan otot lemah
-Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas
-Kekuatan otot lemah
-Konjungtiva anemis
-Wajah klien pucat
Kelemahan otot Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ď‚› Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan refleks spasme otot
sekunder terhadap gangguan visceral
usus.
ď‚› ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
ď‚› Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan otot.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI Aktifitas
1. Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan reflex spasme otot
sekunder terhadap gangguan
visceral usus
Definisi: sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman
emosional yang muncul secara
actual atau potensial kerusakan
jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan ke serangan
mendadak atau pelan intensitasnya
dari ringan sampai berat yang dapat
diantisipasi dengan akhir yang
dapat diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 6 bulan
Batasan karakteristik:
-Dilaporkan secara verbal atau non
verbal
-Fakta dan observasi
-Tingkah laku berhati-hati
Kriteria hasil:
-Mengenali factor
penyebab
-Menggunakan metode
non analgetik untuk
mengurangi nyeri
-Mengenali gejala-gejala
nyeri
-Melaporkan nyeri yang
sudah terkontrol
Kriteria penilaian NOC:
•Tidak dilakukan sama
sekali
•Jarang dilakukan
•Kadang dilakukan
•Sering dilakukan
•Selalu dilakukan
1. Pain
manage
ment
• Analges
ic
adminis
tration
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
- Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Cek riwayat alergi
- Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
frekuensi
- Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan
analgesic ketika pemberian lebih dari satu, tentukan
pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
- Pilih rute IV, IM untuk pengobatan nyeri
- Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
No Diagnosa SLKI SIKI Aktifitas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat
Definisi: intake, nutrisi tidak cukup
untuk keperluan metabolisme tubuh
Batasan karakteristik:
-Dilaporkan adanya intake
makanan yang kurang
-Mudah merasa kenyang sesaat
setelah mengunyah makanan
-Keengganan untuk makan
-Nyeri abdominal dengan atau
tanpa patologi
- Nutritional status:
food and fluid
intake
Kriteria hasil:
- Adanya
peningkatan berat
badan sesuai
dengan tujuan
- Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
- Adanya keinginan
untuk makan
- Tidak adanya nyeri
abdominal
Kriteria penilaian NOC:
• Tidak dilakukan
sama sekali
• Jarang dilakukan
• Kadang dilakukan
• Sering dilakukan
• Selalu dilakukan
1. Nutrition
management
1. Nutrition
monitoring
- Kaji adanya alergi makanan
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
- BB pasien dalam batas normal
- monitor adanya penurunan berat badan
- monitor lingkungan selama makan
- monitor mual dan muntah
- monitor kalori dan intake nutrisi
No Diagnosa SLKI SIKI Aktifitas
3. Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan otot
Definisi: ketidakcukupan energy
secara fisiologis maupun psikologis
untuk meneruskan atau
menyelesaikan aktifitas diminta
atau aktifitas sehari-hari
Batasan karakteristik:
-Melaporkan secara verbal adanya
kelelahan atau kelemahan
-Respon abnormal dan tekanan
darah atau nadi terhadap aktifitas
- Energy
conservation
- Self care: ADL
Kriteria Hasil:
- Berpartisipasi
dalam aktifitas
fisik tanpa disertai
peningkatan
tekanan darah, nadi
dan pernafasan
- Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari
Kriteria penilaian NOC:
• Tidak dilakukan
sama sekali
• Jarang dilakukan
• Kadang dilakukan
• Sering dilakukan
• Selalu dilakukan
1. Energy
management
1. Activity
therapy
- Observasi adanya pembatasan klien dalam
beraktifitas
- Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
- Monitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
- Monitor akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebih
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas
yang mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologis
- Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktifitas seperti kursi roda
- Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic
dalam merencanakan program terapi yang
tepat
THANK’S A LOT

Askep pada pasien Ulkus Peptikum Part 2.ppt

  • 1.
  • 2.
    DEFINISI ď‚› Ulkus peptikummerupakan ulkus kronik yang secara khas dan timbul karna pajanan sekresi lambung yang asam. ď‚› Ulkus peptikum adalah erosi mukosa gastro intestinal yang disebabkan oleh terlalu banyaknya asam hidroklorida dan pepsin. Meskipun ulkus dapat terjadi pada osofagus, lokasi paling umum adalah duodenum dan lambung (Wardell, 1990).
  • 3.
    ETIOLOGI ď‚› Ideopatik ď‚› H.Pylori ď‚› Peningkatan asam hidrochlorida dan pepsin ď‚› stress atau marah ď‚› penggunaan kronis obat antiinflamasi non steroid(NSAID) ď‚› Minum alkohol dan merokok berlebihan.
  • 4.
    MANIFESTASI KLINIS ď‚›Nyeri. ď‚›Pirosis (NyeriUluhati) ď‚›Muntah ď‚›Konstipasi dan Perdarahan
  • 5.
    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ď‚›Pemeriksaan denganbarium terhadap saluran GI atas ď‚›Endoskopi GI ď‚›Feces ď‚›Pemeriksaan sekretori lambung ď‚›biopsy dan histology
  • 6.
  • 7.
    PATOFISIOLOGI ď‚› Penyebab ulkuspeptikum duodenum dan gaster saat ini diperberat oleh H.pylori. Selain H.pylori, dua mekanisme berbeda pada terjadinya ulkus peptikum di lambung dan duodenum telah diusulkan. Di lambung, diperkirakan terjadi kerusakan perlindungan lapisan epitel secara normal dan menyebabkan ulkus gaster. ď‚› Pada situasi normal, aliran asam hidroklorida dari lumen lambung dicegah oleh adanya hubungan yang sangat erat dan non permeable antara sel-sel epitel dan lapisan alkali mucus yang menyelimuti permukaan epitel lambung.
  • 8.
    PATOFISIOLOGI ď‚› Pada pembentukanulkus peptikum gaster, barrier difusi ini dapat dirusak oleh adanya cedera kronis oleh aspirin, NSAID, kortison, hormone adrenokortikosteroid (ACTH), kafein, fenilbutazon (butazolidin), alcohol dan agen kemoterapi. ď‚› Zat-zat ini dapat merangsang produksi asam, menyebabkam kerusakan mukosa local dan atau menekan sekresi mucus. Zat-zat ini melepas lapisan permukaan mucus dan menyebabkan degenerasi membrane sel epitel, dan terjadi difusi massif asam kembali ke epitel dinding lambung. ď‚› Factor pertama terjadinya ulkus peptikum adalah kelebihan sekresi asam. Aktifitas saraf vagus meningkat pada individu dengan ulkus duodenum, terutama selama status puasa dan pada malam hari.
  • 9.
    PENATALAKSANAAN MEDIKAL Tujuan utamanya adalahmengistirahatkan lambung. Ini dapat meliputi: ď‚› Penetralan atau buffering asam hidroklorida ď‚› Menghambat sekresi asam ď‚› Penurunan aktivitas pepsin dan asam hidroklorida ď‚› Membasmi H.Pylori dari saluran gastrointestinal Obat yang diresepkan pada klien dengan ulkus peptikum untuk 4 alasan utama: ď‚›Untuk menghilangkan bakteri H.Pylori dari saluran gastrointestinal (antibiotika) ď‚›Untuk menurunkan sekresi (obat hiposekresi antagonis reseptor H2, analog prostaglandin, antikolonergik, inhibitor pompa proton, antasida). ď‚›Untuk menetralisasi asam (antasida) ď‚›Untuk melindungi barrier mukosa (sukralfat)
  • 10.
    PENATALAKSANAAN BEDAH Pembedahan untukmenurunkan keasaman lambung adalah: ď‚›Mengangkat saraf yang merangsang sel yang mensekresi asam ď‚›Mengangkat bagian lambung yang mensekresi asam ď‚›Tindakan tersebut meliputi: ď‚› Vasotomi ď‚› Vagotomi dengan piroloplasti ď‚› Gastroenterostomi ď‚› Antrektomi ď‚› Gatrektomi sub total ď‚› Gastrektomi total
  • 11.
    PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN ď‚› Penurunan Stresdan Istirahat. Pasien memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi situasi yang penuh stres atau melelahkan. ď‚› Penghentian Merokok. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok menurunkan sekresi bikarbonat dari pancreas ke dalam duodenum. ď‚› Modifikasi Diet
  • 12.
    ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS PEPTIKUMSECARA TEORITIS PENGKAJIAN ď‚›Identitas klien ď‚› Nama ď‚› Usia ď‚› Jenis kelamin ď‚› Jenis pekerjaan ď‚› Alamat ď‚› Suku/bangsa ď‚› agama ď‚› Tingkat pendidikan, dll. Riwayat kesehatan ď‚› Riwayat kesehatan dahulu Klien mengatakan pernah mengkonsumsi rokok, kopi dan alcohol dan klien juga merupakan seseorang yang emosional.
  • 13.
    Riwayat kesehatan sekarang ď‚›Klien mengatakan nyeri ulu hati, seperti tertusuk nyeri biasanya hilang dengan makan, pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong, mual dan muntah, konstipasi, perdarahan pada buang air besar, mengatakan badan terasa lemah dan letih, klien juga mengatakan berat badan turun ( 20 % lebih di bawah BB ideal) Riwayat kesehatan keluarga ď‚› Kemungkinan anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
  • 14.
    Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum: lemah, pucat ď‚›Tanda vital : tacikardi, pernafasan cepat. Wajah ď‚›Klien tampak meringis, konjungtiva anemis Mulut : ď‚›Mukosa bibir kering, klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan, otot menelan lemah Dada ď‚›Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, pernafasan cepat. ď‚›Palpasi : nyeri tekan ď‚›Perkusi : bunyi ketok sonor ď‚›Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
  • 15.
    Abdomen ď‚›Inspeksi : simetriskiri dan kanan, klien memegang perut saat nyeri ď‚›Palpasi : nyeri tekan abdomen ď‚›Perkusi : bunyi ketok timpany ď‚›Auskultasi : bising usus ++ Integumen ď‚›warna kulit pucat, turgor kulit jelek Ekstremitas ď‚›Takikardi, kekuatan otot lemah, klien dibantu keluarga dalam beraktifitas
  • 16.
    Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang ď‚› Pemeriksaandengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus ď‚› Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. ď‚› Feces dapat diambil positif terhadap darah samar. ď‚› Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur
  • 17.
    Data Fokus Data Subjektif ď‚›Klienmengatakan nyeri biasanya hilang dengan makan ď‚›Klien mengatakan nyeri uluhati, pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut ď‚›Klien mengatakan sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong ď‚›Klien mengatakan mual dan muntah ď‚›Klien mengatakan konstipasi ď‚›Klien mengatakan perdarahan pada buang air besar ď‚›Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih ď‚›Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di bawah BB ideal)
  • 18.
    SAMB…. Data Objektif Klien tampaklemah Klien tampak meringis Wajah klien pucat Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan Bising usus ++ Turgor kulit jelek Kekuatan otot lemah Konjungtiva anemis Takikardi Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas Nyeri tekan pada thorak Pernafasan cepat Nyeri tekan abdomen Klien memegang perut saat nyeri Mukosa bibir kering Otot menelan lemah Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus Endoskopi GI mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Feces dapat diambil positif terhadap darah samar. Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur
  • 19.
    ANALISA DATA No Data-DataEtiologi Masalah 1 DS: -Klien mengatakan nyeri biasanya hilang dengan makan -Klien mengatakan nyeri uluhati, pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut DO: -Klien tampak meringis -Wajah klien pucat -Nyeri tekan pada thorak -Pernafasan cepat -Nyeri tekan abdomen -Klien memegang perut saat nyeri Trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus Nyeri
  • 20.
    SAMB….. No Data-Data EtiologiMasalah 2. DS: -Klien mengatakan badan lemah dan letih -Klien mengatakan berat badan turun (20% lebih di bawah BB ideal) DO: -Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi yang disediakan -Bising usus ++ -Turgor kulit jelek -Mukosa bibir kering -Otot menelan lemah Intake yang tidak adekuat Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  • 21.
    SAMB….. No Data-Data EtiologiMasalah 3. DS: -Klien mengatakan badan terasa lemah dan letih -Klien mengatakan mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung DO: -Kekuatan otot lemah -Klien dibantu keluarga dalam beraktifitas -Kekuatan otot lemah -Konjungtiva anemis -Wajah klien pucat Kelemahan otot Intoleransi aktivitas
  • 22.
    DIAGNOSA KEPERAWATAN ď‚› Nyeriberhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus. ď‚› ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ď‚› Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
  • 23.
  • 24.
    No Diagnosa SLKISIKI Aktifitas 1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan reflex spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus Definisi: sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan ke serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan Batasan karakteristik: -Dilaporkan secara verbal atau non verbal -Fakta dan observasi -Tingkah laku berhati-hati Kriteria hasil: -Mengenali factor penyebab -Menggunakan metode non analgetik untuk mengurangi nyeri -Mengenali gejala-gejala nyeri -Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol Kriteria penilaian NOC: •Tidak dilakukan sama sekali •Jarang dilakukan •Kadang dilakukan •Sering dilakukan •Selalu dilakukan 1. Pain manage ment • Analges ic adminis tration - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi - Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan - Ajarkan tentang teknik non farmakologi - Tingkatkan istirahat - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri - Cek riwayat alergi - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi - Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian lebih dari satu, tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri - Pilih rute IV, IM untuk pengobatan nyeri - Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
  • 25.
    No Diagnosa SLKISIKI Aktifitas 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat Definisi: intake, nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh Batasan karakteristik: -Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang -Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan -Keengganan untuk makan -Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi - Nutritional status: food and fluid intake Kriteria hasil: - Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi - Adanya keinginan untuk makan - Tidak adanya nyeri abdominal Kriteria penilaian NOC: • Tidak dilakukan sama sekali • Jarang dilakukan • Kadang dilakukan • Sering dilakukan • Selalu dilakukan 1. Nutrition management 1. Nutrition monitoring - Kaji adanya alergi makanan - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien - BB pasien dalam batas normal - monitor adanya penurunan berat badan - monitor lingkungan selama makan - monitor mual dan muntah - monitor kalori dan intake nutrisi
  • 26.
    No Diagnosa SLKISIKI Aktifitas 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot Definisi: ketidakcukupan energy secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas diminta atau aktifitas sehari-hari Batasan karakteristik: -Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan -Respon abnormal dan tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas - Energy conservation - Self care: ADL Kriteria Hasil: - Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan - Mampu melakukan aktifitas sehari-hari Kriteria penilaian NOC: • Tidak dilakukan sama sekali • Jarang dilakukan • Kadang dilakukan • Sering dilakukan • Selalu dilakukan 1. Energy management 1. Activity therapy - Observasi adanya pembatasan klien dalam beraktifitas - Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan - Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat - Monitor akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih - Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan - Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologis - Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi roda - Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi yang tepat
  • 27.