Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.pptHyanOB
Kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan beserta keturunannya
Kelompok yang terdiri dari dua individu atau lebih yang tinggal dalam satu rumah tangga yang dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi.
Sistem sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang hidup bersama dalam konteks saling mengasihi, tanggung jawab bersama, dalam kurun waktu tertentu.
Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga.
Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.
Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
mengembangkan komunikasi secara terbuka
meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
Terapi Keluarga pada Keperawatan Keluarga.pptHyanOB
Kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan beserta keturunannya
Kelompok yang terdiri dari dua individu atau lebih yang tinggal dalam satu rumah tangga yang dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi.
Sistem sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang hidup bersama dalam konteks saling mengasihi, tanggung jawab bersama, dalam kurun waktu tertentu.
Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga.
Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.
Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
mengembangkan komunikasi secara terbuka
meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
keperawatan anak merupakan salah satu asuhan keperawan yang wajib di kuasi oleh perawat. ini adalah powerpoint tentang keperawatan anak. disusun untuk memnuhi asuhan keperawatan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia penting di pelajari untuk tingkat smp dengan demikian dapat mengetahui proses terciptanya manusia mulai dengan terbentuknya sel sampai ke tingkat dewasa,,,,,
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
keperawatan anak merupakan salah satu asuhan keperawan yang wajib di kuasi oleh perawat. ini adalah powerpoint tentang keperawatan anak. disusun untuk memnuhi asuhan keperawatan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia penting di pelajari untuk tingkat smp dengan demikian dapat mengetahui proses terciptanya manusia mulai dengan terbentuknya sel sampai ke tingkat dewasa,,,,,
Similar to Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptx (20)
3. TIK: Mahasiswa Mampu Memahami
01
02
03
Memahami konsep dasar keluarga.
Memahami konsep keluarga
dalam periode child-bearing.
Memahami asuhan keperawatan
keluarga dengan tahap
perkembangan childbearing.
a.
b. c.
6. Tahap child bearing
Merupakan tahap perkembangan keluarga yang sedang
mengasuh anak) dimulai dengan kelahiran anak pertama
sehingga bayi berusia 30 bulan
7. Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing
DUVALL
• Persiapan menjadi orang tua dan merawat
bayi
• Membagi peran dan tanggung jawab
• Menata ruang untuk anak atau
mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
• Mempersiapkan biaya atau dana Child
Bearing
• Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
• Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai
balita
• Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
• Beradaptasi pada pola hubunga seksual
• Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan.
8. Tugas perkembangan keluarga
01
04
03
02
Membentuk klg muda sebagai sebuah unit yg mantap (mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga).
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek dan nenek.
Carter dan Mc. Goldrik
9. Kedatangan bayi dalam rumah tangga
menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap
anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan.
Penyesuaian diri terhadap perkawinan biasanya
tidak sesulit penyesuaian terhadap menjadi
orangtua
Banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah dan
memiliki karier, naiknya angka perceraian dan
masalah perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi
dan aborsi yang sudah lazim, dan semakin
meningkatnya biaya perawatan memiliki anak
merupakan faktor-faktor yang menyulitkan tahap
siklus awal kehidupan
MEMBENTUK KLG MUDA SEBAGAI SEBUAH UNIT YG MANTAP
10. Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar
untuk
menerima pertumbuhan dan perkembangan anakkhusus
orangtua yang baru memiliki anak pertama membutuhkan
bimbingan dan dukungan. Orangtua perlu memahami
tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan
kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan
latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami
konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat
yang tepat untuk mengajar mereka”. Pada saat yang
sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami
tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.
Masalah-masalah yang paling lazim dilaporkan
adalah :
Suami merasa diabaikan (ini paling sering
disebutkan oleh suami)Terjadi peningkatan
perselisihan dan argumen antara suami dan
istri.Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu
lelah sepanjang waktu” (merupakan sebuah
kometar khas).Kehidupan seksual dan sosial
terganggu dan menurun.
11. Rekonsiliasi
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dgn kebutuhan anggota
keluarga.Kebiasaan dimana kebanyakan ayah
secara tradisional tidak diikutsertakan dalam
proses perinatal secara pasti memperlambat
pria melakukan perubahan peran yang penting
ini dan oleh karena itu menghalangi
keterlibatan emosional mereka
Fungsi-fungsi pasangan suami istri harus
dibedakan untuk
memenuhi tuntutan-tututan baru perawatan dan
penyembuhan Sementara pemenuhan
tanggungjawab bervariasi menurut posisi sosial
budaya suami istri, sebuah pola yang umum
adalah untuk orang tua agar menerima peran-
peran tradisonal atau pembagian tanggungjawab
(La Rossa danLa Rossa, 1981).
12. 3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskanPola-pola komunikasi perkawinan yang baru
berkembang dengan lahirnya anak, dimana pasangan
berhubungan satu sama lain baik sebagai suami istri
maupun sebagai orangtuaBeberapa orangtua merasa
kewalahan dengan bertambahnya tanggungjawab,
khususnya mereka yang suami maupun istri sama-sama
bekerja secara penuh.
Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang
memuaskan termasuk masalah dan perasaan pribadi,
perkawinan dan orangtua adalah sangat penting
Pasangan harus terus memenuhi setiap kebutuhan-
kebutuhan psikologis dan seksual dan juga berbagi dan
berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggungjawab
sebagai orangtua
13. • Meskipun pentingnya memiliki jaringan sosial atau
sistem pendukung sosial untuk mencapai kepuasan
dan perasaan positif tentang kehidupan keluarga,
keluarga muda perlu mengetahui kapan mereka butuh
bantuan dan dari siapa mereka harus menerima
bantuan tersebut dan juga kapan mereka harus
menggantungkan diri pada sumber-sumber dan
kekuatan mereka sendiri (Duvall, 1977).
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar
dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek
dan nenekTahap siklus kehidupan ini memerlukan
penyesuaian hub. dlm klg besar & dg teman-temanKetika
anggota keluarga lain mencoba mendukung dan
membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul.
Misalnya, meskipun kakek nenek dapat menjadi sumber
pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun
kemungkinan konflik tetap ada karena perbedaan nilai-
nilai dan harapan-harapan yang ada antar generasi
14. • Masalah-masalah kesehatan lain selama periode
dari kehidupan klg ini adalah inaksesibilitas dan
ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak
utk ibu yang bekerja, hubungan anak-orangtua,
masalah-masalah mengasuh anak termasuk
penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan
masalah transisi peran
• Masalah-Masalah KesehatanMasalah-masalah
utama klg dalam tahap ini adalah pendidikan
maternitas yang terpusat pada klg, perawatan bayi
yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-
masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi,
konseling perkembangan anak, keluarga berencana,
interaksi klg dan bidang-bidang peningkatan
kesehatan umum (gaya hidup).
15. Kemungkinan diagnosaGangguan Nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuhDisfungsi seksualGangguan tumbuh
kembangMenyusui tidak efektifResiko cideraPerubahan
penampilan peranGangguan komunikasi verbal
16. Konsep Keperawatan Keuarga
kebijakan dengan dikeluarkannya
Kepmenkes 908/Menkes/SK/VII/2010
tentang pedoman penyelenggaraan
pembinaan pelayanan keperawatan
keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga
dilaksanakan dengan pendekatan proses
keperawatan. Proses keperawatan
terdiri atas lima langkah, yaitu
pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, penyusunan perencanaan
tindakan keperawatan, pelaksanaan
tindakan keperawatan, dan melakukan
evaluasi.
data pengkajian keperawatan keluarga yang
terdiri atas data pengenalan keluarga, riwayat
dan tahap perkembangan keluarga, data
lingkungan, struktur keluarga (struktur
peran, nilai, komunikasi, dan kekuatan), fungsi
keluarga (fungsi afektif, sosialisasi, pelayanan
kesehatan, ekonomi, dan reproduksi), serta
koping keluarga.
17. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
KOMPONEN PENGKAJIAN KELUARGA
Friedman, dkk (2003), berpendapat bahwa komponen
pengkajian keluarga terdiri atas kategori pertanyaan, yaitu data
pengenalan keluarga, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, data lingkungan, struktur keluarga (struktur peran,
nilai, komunikasi, kekuatan), fungsi keluarga (fungsi afektif,
sosialisasi, pelayanan kesehatan, ekonomi, reproduksi), dan
koping keluarga. Uraian masing-masing kategori pertanyaan
dapat Anda pelajari di bawah ini.
18. KATEGORI DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA.
1. Diagnosis keperawatan aktual
Diagnosis keperawatan ini menggambarkan respon manusia terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang benar nyata pada
individu, keluarga, dan komunitas (Nanda,2011).
Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah
keperawatan sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari
masalah keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat
berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.
Bp. X memiliki anak yang mengalami diare sejak semalam
yaitu An. F berumur 2 tahun. Berak cair sudah 5 kali dan
muntah 2 kali, badan lemah. Diagnosis keperawatan yang
dapat dirumuskan pada keluarga Bp. X ini adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. F keluarga
Bp. X.
CONTOH KASUS
19. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Kategori diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika
kondisi klien dan keluarga sudah baik dan mengarah pada
kemajuan. Meskipun masih ditemukan data yang maladaptif,
tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk
memperbaiki kondisinya, maka diagnosis keperawatan promosi
kesehatan ini sudah bisa diangkat. Setiap label diagnosis
promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiagaan
meningkatkan”…… (Nanda, 2010).
Tipe diagnosis keperawatan keluarga promosi
kesehatan yang dapat dirumuskan dari
kasus di atas adalah kesiagaan meningkatkan:
a. nutrisi;
b. komunikasi;
c. pembuatan keputusan;
d. pengetahuan;
e. religiusitas.
20. 3. Diagnosis keperawatan risiko
Diagnosis keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan
risiko, yaitu
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupan yang
mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, dan
komunitas. Hal ini didukung
oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi pada peningkatan
kerentanan. Setiap label dari
diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (Nanda, 2011).
Risiko kekurangan volume cairan,
Risiko terjadinya infeksi, Risiko
intoleran aktivitas, Risiko
ketidakmampuan menjadi orang tua,
Risiko distres spiritual.
21. Diagnosis keperawatan sejahtera
Diagnosis keperawatan keluarga yang terakhir adalah diagnosis
keperawatan
sejahtera. Diagnosis ini menggambarkan respon manusia
terhadap level kesejahteraan
individu, keluarga, dan komunitas, yang telah memiliki kesiapan
meningkatkan status
kesehatan mereka.
Sama halnya dengan diagnosis promosi kesehatan, maka
diagnosis sejahtera diawali
dengan frase: “Kesiagaan Meningkatkan”…..(Nanda,
2011).
Kesiagaan meningkatkan pengetahuan,
Kesiagaan meningkatkan koping, Kesiagaan
meningkatkan
koping keluarga, Kesiapan meningkatkan
koping komunitas
22. PERENCANAAN
Perawat dan keluarga secara bersama-sama akan mampu
mengidentifikasi sumber
yang dimiliki oleh keluarga yang dapat dimanfaatkan dalam
menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
perencanaan keperawatan
keluarga adalah berikut ini.
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data
secara menyeluruh tentang
masalah atau situasi keluarga.
2. Rencana keperawatan harus realistik.
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan
falsafah instansi kesehatan.
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
23. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan
menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga
adalah kriteria, bobot, danpembenaran.
Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga adalah berikut ini.
1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat
katagori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah, diagnosis keperawatan
potensial skor
1, diagnosis keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual dengan
skor 3.
2. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan
melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang
tersedia,
dan dukungan masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya
terdiri
atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat dengan
skor nol.
24. 3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini
dapat ditentukan dengan
melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan
yang sedang dilakukan.
Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi dengan skor 3, cukup
dengan skor 2, dan rendah
dengan skor 1.
4. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini
dapat ditentukan
berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.
Penilaian dari kriteria ini terdiri
atas, segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1,
dan tidak dirasakan dengan
skor nol 0.
25. Rencana tindakan untuk membantu keluarga dalam rangka
menstimulasi kesadaran
dan penerimaan
Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat
menentukan keputusan yang
tepat
Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dalam
memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan
lingkungan yang
menunjang kesehatan
Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
26. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
adalah dengan
menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam
melaksanakan tindakan perlu melibatkan
seluruh anggota keluarga dan selama tindakan, perawat perlu
memantau respon verbal dan
nonverbal pihak keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai
berikut.
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara:
a. memberikan informasi;
b. memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara:
a. mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan;
b. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga;
c. mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, dengan
cara:
a. mendemonstrasikan cara perawatan;
b. menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah;
c. mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi
sehat, yaitu dengan cara:
a. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga;
b. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dengan cara:
a. mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga;
b. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
27. Mengukur pencapaian tujuan klien.
1. Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah
diajarkan teknik-teknik
perawatan tertentu. Metode evaluasi yang dilakukan, misalnya
dengan melakukan
wawancara pada klien dan keluarga. Contoh, setelah dilakukan
pendidikan kesehatan
tentang pencegahan TB Paru, klien dan keluarga ditanya
kembali tentang bagaimana
cara pencegahan TB Paru.
2. Afektif (status emosional)
Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit diukur.
Metode yang dapat
dilakukan adalah observasi respon verbal dan nonverbal dari
klien dan keluarga, serta
mendapatkan masukan dari anggota keluarga lain.
3. Psikomotor (tindakan yang dilakukan)
Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam
melakukan suatu tindakan atau
terjadinya perubahan perilaku pada klien dan
keluarga. Contoh, setelah perawat
mengajarkan batuk efektif, klien diminta kembali
untuk mempraktikkan batuk efektif
sesuai dengan yang telah dicontohkan.