Dokumen tersebut merangkum pengertian lima elemen penting dalam membaca kota menurut Lynch, yaitu paths, edges, districts, nodes, dan landmarks. Diberikan contoh penerapannya pada Kawasan Pacet Mini Park, meliputi jalur masuk dan keluar arena, gerbang batas kawasan, Pacet Mini Park sebagai district wisata, daerah aktifitas utama, serta patung iguana sebagai landmarknya.
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaRabiyatul Adawiyah
Perancangan kota adalah sebuah konsep design yang dapat menatur maupun mengubah fisik lingkungan kota agar menjadi lebih baik melalui sebuah proses perkembangan.
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaRabiyatul Adawiyah
Perancangan kota adalah sebuah konsep design yang dapat menatur maupun mengubah fisik lingkungan kota agar menjadi lebih baik melalui sebuah proses perkembangan.
Urban design merupakan cara untuk mengembangkan kerangka kebijakan dalam menyusun rancangan fisik, pada rancangan elemen utama wujud kota, yang didistribusikan dalam ruang dan dibangun pada waktu yang berbeda oleh orang yang berbeda (Shirvani; 1985). Disamping itu, urban design ini merupakan bagian dari proses perencanaan kota yang menyangkut aspek tiga dimensi dan non visual: kebisingan, aroma, rasa nyaman, bahaya, rasa aman; aspek sosial, ekonomi, kebijakan (Gosling dan Maitland; 1984). Menurut Trancik pendekatan, pendekatan figure/gound, linkage, and place merupakan landasan yang dapat digunakan untuk melakukan perancangan kota, baik secara historis maupun modern. Ketiga pendekatan tersebut secara bersamaan memiliki potensi sebagai salah satu strategi perancangan kota yang menekankan produk rancang kota secara terpadu. Ketidak pahaman terhadap tiga pendekatan ini (Zahnd; 1999) seringkali menyebabkan kegagalan dalam mendesain kawasan kota dengan baik, terutama terhadap hubungan-hubungan antara tiga pendekatan tersebut
Setelah menggambarkan kondisi faktual elemen-elemen urban design berupa solid-void-lingkage kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) pada tugas sebelumnya, maka pada tugas kali ini akan membahas mengenai rencana MERR International Shopping Belt (MISB) pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR). Menurut Kevin Lynch, rencana identitas yang digunakan pada suatu kawasan dibentuk oleh lima elemen yakni landmark, path, nodes, district. Wujud dari citra kota terbentuk dari keteraturan dan ketertiban rancangan ruang yang ada dalam kota tersebut.
Perencanaan dan perancangan tata ruang Kota Surabaya mengacu pada arahan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya, dimana seluruh ketentuan peruntukan lahan di Kota Surabaya diatur di dalam RTRW ini. Secara detail bangunan arahan pengembangan yang terdapat pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) ini diatur dalam RDTRK UP II Kertajaya. Dengan demikian, rencana perancangan MERR International Shopping Belt (MISB) pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) yang kami sajikan dalam makalah ini dilakukan berdasarkan arahan pengembangan yang terdapat dalam produk perencanaan tersebut.
Wilayah studi dalam penulisan makalah ini yaitu kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR), yang merupakan salah satu akses penting yang berada di Surabaya bagian timur. Pada Kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) terdapat karakteristik yang berasal dari potensi dan permasalahan yang ada. Dari karakteristik tersebut dibutuhkan suatu rencana yang mungkin dapat diimplementasikan dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan Solid-Void-Linkage dan Place.
BANGUNAN M.I.C.E INI MENGADOPSI KONSEP WILD & ICONIC. DIMANA WILD DITERJEMAHKAN DALAM BENTUK STRUKTUR FOLDED PADA AREA EXHIBITION HINGGA MEMBENTUK SEBUAH GUBAHAN MASSA SEGITIGA YANG REPETITIF DENGAN FASAD YANG DIDOMINAN OLEH KACA. PADA SISI ICONIC DITERJEMAHKAN KE DALAM GUBAHAN BENTUK DARI SEBUAH MAHKOTA YANG DILETAKAN PADA BAGIAN TENGAH BANGUNAN YANG BERFUNGSI JUGA SEBAGAI ATAP PLENARY HALL.
disampaikan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
Urban design merupakan cara untuk mengembangkan kerangka kebijakan dalam menyusun rancangan fisik, pada rancangan elemen utama wujud kota, yang didistribusikan dalam ruang dan dibangun pada waktu yang berbeda oleh orang yang berbeda (Shirvani; 1985). Disamping itu, urban design ini merupakan bagian dari proses perencanaan kota yang menyangkut aspek tiga dimensi dan non visual: kebisingan, aroma, rasa nyaman, bahaya, rasa aman; aspek sosial, ekonomi, kebijakan (Gosling dan Maitland; 1984). Menurut Trancik pendekatan, pendekatan figure/gound, linkage, and place merupakan landasan yang dapat digunakan untuk melakukan perancangan kota, baik secara historis maupun modern. Ketiga pendekatan tersebut secara bersamaan memiliki potensi sebagai salah satu strategi perancangan kota yang menekankan produk rancang kota secara terpadu. Ketidak pahaman terhadap tiga pendekatan ini (Zahnd; 1999) seringkali menyebabkan kegagalan dalam mendesain kawasan kota dengan baik, terutama terhadap hubungan-hubungan antara tiga pendekatan tersebut
Setelah menggambarkan kondisi faktual elemen-elemen urban design berupa solid-void-lingkage kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) pada tugas sebelumnya, maka pada tugas kali ini akan membahas mengenai rencana MERR International Shopping Belt (MISB) pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR). Menurut Kevin Lynch, rencana identitas yang digunakan pada suatu kawasan dibentuk oleh lima elemen yakni landmark, path, nodes, district. Wujud dari citra kota terbentuk dari keteraturan dan ketertiban rancangan ruang yang ada dalam kota tersebut.
Perencanaan dan perancangan tata ruang Kota Surabaya mengacu pada arahan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya, dimana seluruh ketentuan peruntukan lahan di Kota Surabaya diatur di dalam RTRW ini. Secara detail bangunan arahan pengembangan yang terdapat pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) ini diatur dalam RDTRK UP II Kertajaya. Dengan demikian, rencana perancangan MERR International Shopping Belt (MISB) pada kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) yang kami sajikan dalam makalah ini dilakukan berdasarkan arahan pengembangan yang terdapat dalam produk perencanaan tersebut.
Wilayah studi dalam penulisan makalah ini yaitu kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR), yang merupakan salah satu akses penting yang berada di Surabaya bagian timur. Pada Kawasan Koridor Jalan Dr. H. Ir. Soekarno (MERR) terdapat karakteristik yang berasal dari potensi dan permasalahan yang ada. Dari karakteristik tersebut dibutuhkan suatu rencana yang mungkin dapat diimplementasikan dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan Solid-Void-Linkage dan Place.
BANGUNAN M.I.C.E INI MENGADOPSI KONSEP WILD & ICONIC. DIMANA WILD DITERJEMAHKAN DALAM BENTUK STRUKTUR FOLDED PADA AREA EXHIBITION HINGGA MEMBENTUK SEBUAH GUBAHAN MASSA SEGITIGA YANG REPETITIF DENGAN FASAD YANG DIDOMINAN OLEH KACA. PADA SISI ICONIC DITERJEMAHKAN KE DALAM GUBAHAN BENTUK DARI SEBUAH MAHKOTA YANG DILETAKAN PADA BAGIAN TENGAH BANGUNAN YANG BERFUNGSI JUGA SEBAGAI ATAP PLENARY HALL.
disampaikan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
3. PATHS
Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau
berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada
saat mengamati kota dan disepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya
tersusun dan dihubungkan. Path merupakan elemen yang paling penting dalam image
kota yang menunjukkan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk
melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit,
lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik
kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain),
serta ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau belokan
yang jelas.
Sumber : Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
4. Paths di Kawasan Pacet Mini Park
Jalur masuk dan keluar arena permainan Jalur setelah pintu masuk
5. EDGES
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. Edge
memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge
merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk
yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district
dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas
tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas : membagi
atau menyatukan. Contoh : adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu
pelabuhan dan kawasan perdagangan.
Sumber : Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
7. DISTRICT
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas khusus
yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan
wujud yang khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau
awal kawasan tersebut. District memiliki ciri dan karakteristik kawasan yang
berbeda dengan kawasan disekitarnya. District juga mempunyai identitas yang
lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat
homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan perdagangan,
kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daera pusat kota
Sumber : Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
9. NODES
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau
aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain,
misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota
secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square, tempat
suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya. Node juga merupakan
suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam
tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya
memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilan
berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). Contoh: persimpangan jalan
Sumber : Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
10. Nodes di Kawasan Pacet Mini Park
Daerah ini merupakan
tempat aktifitas yang
pertama dan paling ramai
11. LANDMARK
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan
yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik
serta terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa landmark
hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat di daerah itu,
sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa di
lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota
karena membantu orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga
merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan. Contoh: patung Lion di
Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk.
Sumber : Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zand
12. Landmark di Kawasan Pacet Mini Park
Patung Iguana
merupakan landmark
dari Kawasan ini dan
merupakan icon dari
kawasan Pacet Mini Park